Anda di halaman 1dari 2

Selasa, 9 Februari 2021 – PHATOFISIOLOGI

Dosen : Asrin, MN

KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN TUBUH

Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh

Tubuh manusia pada kelahiran mengandung sekitar 75% berat cairan. Di usia satu bulan, nilai ini menurun
menjadi 65% dan pada saat dewasa berat cairan dalam tubuh manusia bagi pria adalah 60% dan wanita pula
sekitar 50%. Selain itu, faktor kandungan lemak juga mengkontribusi kepada kandungan cairan dalam tubuh.
Semakin tinggi jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, seperti pada wanita, semakin ssemakin kurang
kandungan cairan yang ada. Nilai normal ambilan cairan dewasa adalah sekitar 2500 ml, termasuk 300 ml hasil
metabolism tenaga susbtrat. Rata-rata kehilangan cairan adalah sebanyak 2500 ml dimana ia terbahagi
kepada 1500 ml hasil urin, 400 ml terevaporasi lewat respiratori, 400 ml lewat evaporasi kulit, 100 ml lewat
peluh dan 100ml melalui tinja. Kehilangan cairan lewat evaporasi adalah penting kerna ia memainkan peranan
sebagai thermoragulasi, dimana ia mengkontrol sekitar 20-25% kehilangan cairan tubuh. Perubahan pada
kesimbanngan cairan dan volume sel bisa menyebabkan impak yang serius seperti kehilangan fungsi pada sel,
terutama ada otak.

Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau kekurangan cairan yang
mengakibatkan perubahan volume.

1. Overhidrasi Air
Seperti subtrat lain, berubah menjadi toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu
tertentu. Intoksikasi air sering terjadi bila cairan di konsumsi tubuh dalam kadar tinggi tanpa mengambil
sumber elektrolit yang menyeimbangi kemasukan cairan tersebut.
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh
menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat rendah.

Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal (gagal ginjal akut), masukan air
yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada tindakan reseksi prostat transuretra, dan
korban tenggelam.

Gejala overhidrasi meliputi, sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugular, edema paru akut dan gagal
jantung. Dari pemeriksaan lab dijumpai hiponatremi dalam plasma. Terapi terdiri dari pemberian diuretik(bila
fungsi ginjal baik), ultrafiltrasi atau dialisis (fungsi ginjal menurun), dan flebotomi pada kondisi yang darurat.

2. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang kurang atau keluaran
yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air hilang bersama garam,
contoh: GE akut, overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih
banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular
berpindah ke ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular), hipertonik (Secara
garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium
tinggi, air di kompartemen ekstravaskular berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga penurunan
volume intravaskular minimal).
Derajat Dehidrasi

1. Ringan,kehilangan cairan 2-4% dari BB dengan gejala : rasa haus, mukosa


kulit kering, mata cowong
2. Sedang,kehilangan cairan 4-8% dari BB dengan gejala sama dgn derajat
ringan, disertai delirium, oligo uri, suhu tubuh meningkat
3. Berat, kehilangan cairan 8-14% dari BB sama dengan derajat sedang,
disertai koma, hipernatremi, viskositas plasma meningkat. Pada pemeriksaan
laboratorium menunjukkan hipernatremia dan peningkatan hematokrit. Terapi
dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah
dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada derajat dan jenis
dehidrasi dan elektrolit yang hilang.

Pilihan cairan untuk koreksi dehidrasi adalah cairan jenis kristaloid RL


atau NaCl.

Anda mungkin juga menyukai