Anda di halaman 1dari 4

Selasa, 2 Februari 2021 – PHATOFISIOLOGI-

Dosen : Asrin, MN

PATOFISIOLOGI KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

CAIRAN TUBUH

 Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)
 Bayi: 75 % BB air
 Dewasa laki: 60% BB air
 Dewasa wanita: 50% BB air
 Orang tua: 50% BB air
 ICF = 40%, ECF = 20% (ISF =15%, IVF = 5%)
 Ion Na → kation utama ECF
 Ion K → kation utama ICF

KETIDAK SEIMBANGAN VOLUME CAIRAN TUBUH

 Defisit volume ECF adalah berkurangnya cairan isotonik plasma (serta hilangnya ion Na dan air yang
relatif seimbang) → disebut dehidrasi
 Penurunan 2% : dehidrasi ringan
 Penurunan 5% : dehidrasi sedang
 Penurunan 8% : dehidrasi berat

CAUSA DEHIDRASI

Ekstrarenal:
 Gastrointestinal: muntah, diare, ileostomi, fistula biliaris, perdarahan
 Kulit: diaforesis, luka bakar
 Ruang ketiga: obstruksi usus, peritonitis, ascites, pankreatitis, efusi pleura, hipoalbuminuria, fraktur
paha
Renal:
 Penyakit ginjal: nefritis, GGA, diuretik, DM, defisiensi aldosteron, penyakit Addison

GAMBARAN KLINIS DEHIDRASI

 Lesu, lemah dan lelah  Oligouria


 Anoreksia, haus, hipotensi  Takikardi, pusing, sinkop
 Mukosa mulut kering, lidah kering, turgor  Kesadaran menurun
menurun

PENATALAKSANAAN DEHIDRASI

Ketentuan Umum:
 Berikan maintenance cairan dan ganti cairan yang hilang
 Ganti kehilangan cairan yang masih berlangsung, volume per volume
 Pemberian cairan dibagi rata dalam 24 jam, kecuali keadaan khusus
 Kebutuhan volume 24 jam/m2
 Maintenance: 1500 ml/m2 BSA (Body Surface Area)
 Kekurangan volume cairan sedang + maintenance (penurunan BB mendadak <5%) 2400 ml/m2 BSA
 Kekurangan volume cairan yang berat + maintenance (penurunan BB mendadak >5%) 3000 ml/m2
BSA

KELEBIHAN VOLUME ECF

 Edema: penumpukan cairan interstisial yang berlebihan


 Edema disebabkan oleh 4 mekanisme:
 Peningkatan tekanan hidrostatis kapiler (gagal jantung kongestif)
 COP (colloid osmotic presure) yang menurun (hipoalbumin pd sirosis)
 Peningkatan permiabilitas kapiler pada peradangan
 Obstruksi aliran limfe (post mastektomi)

GAMBARAN KLINIS OVERLOAD CAIRAN ECF

 Destensi vena jugularis


 Peningkatan tekanan v sentral (>11 cm H2O)
 Peningkatan tekanan darah
 Denyut nadi penuh, kuat
 Melambatnya waktu pengosongan vena tangan (> 3-5 detik)
 Edeme perifer dan periorbita
 Asites, efusi pleura

PERUBAHAN LABORATORIUM

 Penurunan hematokrit
 Protein serum rendah
 Ion Na serum normal, ion Na urine rendah (<10 mEq/24jam) Penambahan 2% = kelebihan ringan
Penambahan 5% = kelebihan sedang Penambahan 8% = kelebihan berat

PENATALAKSANAAN

Tergantung penyebabnya → prinsip pembatasan asupan ion Na dan cairan Edema paru → perlu tindakan cepat,
untuk menghindari preload yang besar (beban yang masuk jantung) → dengan cara: Posisi fowler, Pemberian
diuretik kuat, Pemberian oksigen

KETIDAK SEIMBANGAN OSMOLALITAS

Ketidakseimbangan osmolalitas adalah ketidakseimbangan konsentrasi zat yang terlarut (mineral) dalam cairan
tubuh Karena ion Na merupakan partikel utama ECF → hipo/hiperosmolalitas → mencerminkan
hipo/hipernatremia Hiperglikemia → kejadian khusus pada kasus DM, akibat defisiensi hormon Insulin

HIPONATREMIA

Disebabkan air yang berlebihan atau ion Na yang berkurang (Na+ serum < 135 mEq/L) Menyebabkan
pembengkakan sel (karena perpindahan air dari ECF ke ICF) → mengancam jiwa → jika edem terjadi di sel
otak Terapi → membuang air yang berlebihan atau menganti ion Na

HIPERNATREMIA

Hipernatremia: kadar Na serum >145 mEq/L → menyebabkan hiperosmolalitas (ECF) → dehidrasi ICF
dan pengerutan sel
 Penyebab utamanya:
o Kehilangan air (mengandung Na)
o Penambahan ion Na dengan kekurangan air

PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA

 Menurunkan ion Na serum, sebelum mencapai kadar kritis (>160 mEq/L)


 Hipernatremia dengan normovolemia → D5 per oral atau IV
 Hipernatremia dengan hipervolemik → D5 dan diuretik
 Diabetes insipidus → desmopresin

HIPOKALEMIA

Hipokalemia → kadar ion K serum <3,5mEq/L ( K ion utama ICF) Hipokalemia berkaitan dengan alkalosis
(karena alkalosis menyebabkan ion K berpindah dari ECF ke ICF) Etiologi: asupan K ↓, kehilangan K lewat:
saluran cerna, ginjal, luka bakar

EFEK HIPOKALEMIA

Perlu diingat: diuretik, digitalis, hipokalemia merupakan kombinasi yang mematikan, karena diuretik →
hipokalemia → meningkatkan efek digitalis → disritmia jantung → mati

PENATALAKSANAAN HIPOKALEMIA

Prinsip: memulihkan ke normovolemia Hipokalemia → peningkatan asupan ion K per oral atau IV (tidak boleh
>20mEq/L), bolus KCl tidak boleh IV → dapat menyebabkan henti jantung

HIPERKALEMIA

 Hiperkalemia: peningkatan kadar ion K serum >5,5mEq/L


 Hiperkalemia → keadaan darurat medis yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari
disritmia dan henti jantung (cardiac arrest)

ETIOLOGI HIPERKALEMIA

 Pengambilan darah vena yang buruk → lisis sel darah → ion K keluar sel
 Ekskresi tidak memadai:
 GGA dan GGK
 Insufisiensi adrenal
 Hipoaldosteronisme
 Penyakit Addison
 Diuretik hemat kalium (spironolakton)
 Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF
 Asidosis metabolik (pada gagal ginjal)
 Kerusakan jaringan (luka bakar luas, cedera remuk berat, perdarahan internal)
 Asupan yang berlebihan:
 Pemberian cepat larutan infus IV yang mengandung ion K
 Pemberian cepat transfusi darah yang disimpan
 Makan pengganti garam pada pasien gagal ginjal

GAMBARAN KLINIS HIPERKALEMIA

Neuromaskuler:
 kelemahan otot → paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke badan dan lengan,
 Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan
Saluran cerna:
 Mual, diare, kolik usus
Ginjal:
 Oliguria → anuria

PENATALAKSANAAN HIPERKALEMIA

Pada ion K sangat tinggi (7-8mEq/L) atau ada perubahan EKG sangat mencolok → menunjukan adanya
ancaman henti jantung → ion K harus dirunkan dalam waktu 5 menit → 10 ml kalsium glukonat 10% IV secara
perlahan, dengan pemantauan EKG 500 ml glukose 10% dengan insulin dalam waktu 30 menit

REFERENSI

Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6

Anda mungkin juga menyukai