Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pengertian kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan orang untuk hidup secara sosial dan ekonomis. pembangunan kesehatan harus di tujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya mempunyai peranan yang cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan/ataupun masyarakat. Dalam hal itu pelayanan kesehatan merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat dalam rangka meningkatkan, memelihara, dan memulihkan kesehatan masyarakat, yang meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam arti sempit, upaya itu dilakukan oleh lembaga-lembaga yang memberikan pengobatan kepada seseorang yang sakit, dalam hal ini contohnya rumah sakit. Menurut H.L. Blum dalam Hidayat, S.N. (2021) Kesehatan masyarakat sebenarnya bukan hasil pekerjaan medis semata, tetapi merupakan hasil interaksi faktor-faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Sehingga penanganan masalah kesehatan pun mesti dilakukan dengan cara yang komprehensif dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas. Untuk itu diperlukan keterampilan, pengetahuan, dan penguasaan teori-teori. Bekal keterampilan tersebut dicapai melalui Pengalaman Belajar Lapangan (PBL). Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan proses belajar untuk mendapatkan kemampuan professional kesehatan masyarakat yang merupakan kemampuan spesifik seseorang tenaga profesi bidang kesehatan masyarakat, yaitu: 1) menerapkan diagnosis kesehatan komunitas yang intinya mengenali, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat, 2) Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif, 3) bertindak sebagai manajer madya yang dapat berfungsi sebagai pelaksana, peengelola, pendidik dan peneliti, 4) melakukan pendekatan pada masyarakat, dan 5) Bekerja dalam tim multidisipliner. Pengalaman Belajar Lapangan ini merupakan bagian yang penting dalam kurikulum SKM demi memperoleh kemampuan profesional yang mempunyai bobot tertentu. Dalam pelaksanaannya, PBL ini mempunyai tahapan, yakni PBL I yang tujuannya adalah melakukan pendataan serta menentukan prioritas masalah dengan mempertimbangkan data primer serta data sekunder yang berhasil diperoleh, kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu PBL II yang tujuannya untuk melakukan berdasar prioritas masalah pada PBL I, kemudian dilanjutkan lagi pada tahap PBL III sebagai tahap akhir yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi dari pelaksanaan intervensi pada PBL II sebelumnya. Pada kegiatan PBL III dilakukan evaluasi terkait intervensi yang telah dilakukan pada saat PBL II berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan di PBL I berdasarkan data sekunder maupun primer. Kegiatan PBL III dilaksanakan di Desa Barangmamase yang merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Adapun program yang akan dievaluasi yaitu penyuluhan penyakit diabetes, penyuluhan penyakit hipertensi, penyulhan pengelolaan sampah dan PHBS, serta penyuluhan vaksinasi COVID-19. 1.2 Tujuan Kegiatan a. Tujuan Umum Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tujuan umum dari PBL III ini adalah untuk memberi pengalaman kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang di suatu daerah hingga sampai pada proses evaluasi dan rekonstruksi program. Solusi tersebut diputuskan dengan mempertimbangkan segala teori yang didapatkan di bangku perkuliahan agar program dapat berkesinambungan. b. Tujuan Khusus Berdasarkan tujuan umum di atas, Adapun tujuan khusus dari PBL III ini adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa mampu menyusun dan melaksanakan evaluasi program kerja; b. Mahasiswa mampu menggambarkan output yang ingin diperoleh dari kegiatan intervensi yang dilakukan pada PBL sebelumnya serta melakukan rekonstruksi; c. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal dan satuan yang telah dibuat; d. Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi untuk kesinambungan program. 1.3 Manfaat Kegiatan Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas, manfaat dari PBL III ini adalah sebagai berikut : Adapun manfaat yang diperoleh dari PBL III ini, adalah sebagai berikut : a. Manfaat Instansi Manfaat yang didapatkan bagi instansi adalah mampu mengembangkan Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang ada di Universitas Hasanuddin, sehingga lebih dikenal oleh khalayak umum. b. Manfaat Praktisi Dapat membantu pemerintah desa dalam melaksanakan program- program yang ada di Desa Barangmamase, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, serta mempermudah instansi kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan. c. Manfaat Ilmiah Dapat menambah pengalaman dengan cara berinteraksi kepada masyarakat dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan kepada masyarakat, dengan menganalisis suatu masalah kesehatan. Sehingga, dapat memberikan solusi terbaik dan dapat mengubah perilaku masyarakat untuk mengurangi masalah kesehatan. DAPUS
- Indrawati, L., & Tjandrarini, D. H. (2018). Peran Indikator Pelayanan Kesehatan
Untuk Meningkatkan Nilai Sub indeks kesehatan Reproduksi Dalam Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(2), 95-102. - Hidayat, S.N. (2021). Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat Menurut HL Blum. - Jaswin, E., Basri, H., & Fahlevi, H. (2018). Impelementasi Penganggaran Berbasis Kinerja Dalam Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Kebupaten Bener Meriah. Jurnal Persfektif Ekonomi Darussalam, 4(2). 284-299
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu