Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

DI SUSUN OLEH

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :

1. Siti Nurhafifa P10119010


2. Dwi Ayu Lestari P10119016
3. Niluh Widhy Asih P10119022
4. Nur Khairul Fatassya P10119028
5. Andi Farikha Saraswati P10119034
6. Nur Aulia Salsabillah P10119040
7. Maisarah P10119046

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Drg. Hermiyanti, M.kes pada mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB 2 PEMBAHASAN 6
A. Definisi Identifikasi Masalah 6
B. Tujuan Identifikasi Masalah 7
C. Manfaat Identifikasi Masalah 7
D. Langkah-Langkah Dalam Identifikasi Masalah 8
E. Metode Dalam Identifikasi Masalah Kesehatan 9
BAB 3 PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor kualitas hidup yang
mencerminkan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Peningkatan
bidang kesehatan sangat penting untuk diperhatikan karena bidang ini sangat
erat kaitannya dengan pembangunan, khususnya pembangunan yang
menyangkut sumber daya manusia. Tanpa adanya kondisi yang sehat maka
kualitas sumber daya manusia yang tinggi sulit untuk tercapai. Usaha-usaha
meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia lebih banyak dikerahkan pada
pelayanan kesehatan yang merupakan penanganan orang sakit, atau lebih tepat
disebut sebagai pengobatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang dilaksanakan melalui
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu
dan lembaga pelayanan kesehatan lainnya (Depkes RI, 1997).
Kesehatan masyarakat adalah hal penting untuk diketahui. Menurut
UU no. 23 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi, tentunya dalam pencapaian kesehatan di suatu
wilayah masih ada masalah-masalah di wilayah tersebut yang harus
ditanggulangi. Masalah kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam
suatu wilayah yang berorietasi kepada peningkatan pemeliharaan dan
perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya
penyembuhan penduduk yang sakit.(Sunanti z. Soejoeti, 2007).
Dalam melakukan penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan
identifikasi dan prioritas masalah untuk menjawab masalah kesehatan atau
penyakit apa yang perlu diutamakan atau diprioritaskan dalam program
kesehatan dan apabila telah didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit
yang diprioritaskan untuk ditanggulangi maka langkah yang harus dilakukan
adalah mengetahui jenis atau bentuk intervensi program yang dilakukan dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Para akademisi kesehatan dan petugas
kesehatan disemua tempat bekerja perlu memahami cara-cara penentuan

4
prioritas masalah kesehatan dan penentuan prioritas jenis program kesehatan
yang akan dilakukan. (Di, Wilayah, Manusia, & Oleh, 2013).
Identifikasi masalah kesehatan perlu dilakukan untuk dapat mencegah
sebelum masalah kesehatan menjadi lebih serius yaitu pada titik rawan
masalah kesehatan, serta penanggulan masalah kesehatan yang mulai
teridentifikasi kearah rawan agar dapat di antisipasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana defenisi identifikasi masalah?
2. Bagaimana tujuan identifikasi masalah?
3. Bagaimana manfaat identifikasi masalah?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam mengidentifikasi masalah?
5. Bagaimana metode dalam identifikasi masalah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi identifikasi masalah.
2. Untuk mengetahui tujuan identifikasi masalah.
3. Untuk mengetahui manfaat identifikasi masalah.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengidentifikasi masalah.
5. Untuk mengetahui metode dalam identifikasi masalah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Identifikasi Masalah
Masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dan
kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau
rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut
dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif. Identifikasi
dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari proses perencanaan
harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk
masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul
merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan
aktif didalamnya.
Identifikasi mengandung 2 hal yaitu; tanda kenal diri; bukti diri dan
penentu atau penetapan identitas. Identifikasi disini adalah `proses pemberian
tanda-tanda pada golongan barang atau sesuatu. Tindakan ini perlu dilakukan
karena pada dasarnya tugas identifikasi untuk mengelompokkan komponen
yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam
penggunaannya. Metode pemberian tanda pengenal pada komponen atau
barang dapat menggunakan:
a. Berdasarkan sumbernya;
b. Berdasarkan fungsinya;
c. Berdasarkan jenisnya;
d. Berdasarkan waktunya, dll.
Yang dimaksudkan dengan masalah dalam perencanaan kesehatan tidak
terbatas masalah gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor
yang mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan
dan pelayanan kesehatan). Identifikasi masalah merupakan suatu cara kita
melihat, menduga, memperkirakan, menguraikan dan memperjelas apa yang
menjadi masalah.
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai
cara antara lain :
a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada,

6
b. Survelains epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit,
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan
perencanaan kesehatan dan
d. Hasil kunjungan lapangan supervise.

Dalam menemukan masalah kesehatan diperlukan ukuran-ukuran.


Ukuran-ukuran yang paling lazim dipakai adalah angka kematian (mortalitas)
dan angka kesakitan (morbiditas). Masalah kesehatan harus diukur karena
terbatasnya sumber daya yang tersedia sehingga sumber daya yang ada betul-
betul dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang penting dan
memang bias diatasi.

B. Tujuan Identifikasi Masalah


Tujuan dari melakukan identifikasi masalah adalah untuk mengetahui
berbagai masalah yang terjadi di masyarakat, bagaimana masalah tersebut bisa
terjadi dan dampak dari masalah yang terjadi serta untuk mengetahui
kebutuhan program yang diinginkan masyarakat. Selain itu, untuk mengetahui
berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk pendukung pelaksanaan
program dapat dimanfaatkan untuk pendukung pelaksanaan program dan
mempermudah dalam menyusun rencana program yang akan dilaksanakan.

C. Manfaat Identifikasi Masalah


Menurut Suhadi (2015), berapa manfaat yang diperoleh tenaga
perencana dalam hal identifikasi masalah, adalah:
1. Membantu memahami masalah yang terjadi
Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan
populasi, melalui telaah data dan informasi maka perencana akan
memahami masalah yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dengan adanya identifikasi masalah, perencana akan menelusuri kondisi
derajat kesehatan, faktor yang mempengaruhi dan akan terurai
permasalahan-permasalahan yang terjadi. Misalnya, tentang kejadian
penyakit DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567 jiwa, yang
terkena DBD 200 orang

7
2. Memetakan masalah secara jelas dan spesifik
Pada tahap identifikasi masalah setelah permasalahan ditemukan
maka akan memudahkan perencana mengelompokkan masalah tersebut
secara jelas dan spesifik menurut keinginan perencana, apakah menurut
penyebab, waktu, besarnya masalah dan lain-lain.
3. Membantu mengenali penyebab masalah
Pada tahap identifikasi masalah perencana akan mengurai seluruh
determinan kejadian masalah kesehata. Determinan kesehata dapat
ditemukan hanya satu faktor atau banyak faktor, tergantung pada
kemampuan analisis dalam menentukan determinan tersebut. Misalnya,
tingginya kejadian penyakit diare yang disebabkan oleh faktor ekonomi,
kemiskinan, perilaku dan sebagaimya.
4. Menemukan proses kejadian masalah atau penyakit
Pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan dengan data
primer dan sekunder di unit pelayanan kesehatanatau instansi pemerintah,
akan menilai seluruh proses kejadian penyakit.
5. Membantu memahami dampak kesehatan yang terjadi
Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan
pada populasi, melaluitelaah data dan informasi maka akan memahami
dampak yang terjadi baik secara kualitatif dan kuantitatif. Miasalnya, dari
kejadian penyakit diare akan berdampak pada kesakitan, kematian,
produktifitas dan kerugian ekonomi.
6. Menemukan upaya kesehatan yang telah dilakukan
Pada tahan identifikasi masalah, perencana akan menilai selirih
upaya kesehatan yang telah dilakukan sebelumnya.
7. Menemukan hasil upaya kesehatan yang telah dilakukan
Pada tahap identifikasi masalah, selain menilai upaya kesehatan
yang telah dilakukan sebelumnya, juga akan menilai hasil dari upaya
tersebut.
8. Menemukan hambatan dan penanganan masalah.
9. Membantu estimasi masalah di masa yang akan dating
D. Langkah-Langkah dalam Identifikasi Masalah

8
Langkah dalam melakukan identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran
Dengan penetapan tujuan akan dapat menjadi pedoman atau arah dan
batasan teradap objek dari perencanaan.
2. Metode identifikasi
Metode identifikasi akan memberikan pedoman tentang cara apa
yang harus menentukan metode yang akan digunakan dalam penentuan
metode yang akan digunakan, karena metode akan mempengaruhi hasil.
Contoh metode dalam identifikasi: observasi, survey, sensus dll
3. Menyusun instrument
Penyusunan instrumen merupakan tahapan yang paling penting
dalam melakukan identifikasi masalah kesehatan. Instrumen adalah alat
untuk mengumpulkan data dan informasi. Instrumen yang digunakan akan
sangat mempengaruhi keakuratan data yang diperoleh.
4. Melakukan pengumpulan data
Pengumpulan data adalah proses mendapatkan data dan informasi
yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode yang telah
ditetapkan dan instrument yang telah disusun sebelumnya.
5. Melakukan pengolahan dan penyajian data
Informasi yang telah terkumpulkan, selanjutnya diolah dan disajikan
menjadi data yang jelas. Pengolahan data dapat dilakukan secara manual
ataupun menggunakan komputerisasi, sedangkan untuk penyajian data dapat
disajikan dalam bentuk narasi,table, dan diagram.
E. Metode dalam Identifikasi Masalah
Beberapa metode yang digunakan dalam identifikasi masalah kesehatan :
1. Metode BLUM
Dalam metode Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing
faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
a. Analisis Derajat ( Masalah ) Kesehatan
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indicator-
indikator yang merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena

9
kesehatan yang terjadi di masyarakat. Indikator yang biasa digunakan
untuk mengukur derajat kesehatan secara umum adalah angka kematian
bayi (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).
1. Angka Kematian/Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator status kesehatan dan
sekaligus juga indikator kependudukan.
a. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
b. Angka Kematian Ibu (Martenal Mortality Rate/MMR)
c. Angka Kematian menurut Penyebab Tertentu (Age Specific Death
Rate/ASDR)
2. Angka Kesakitan/Morbiditas
Angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit
tertentu. Ada 2 macam cara yang digunakan untuk mengukur angka
yaitu Angka Insidens (Incidence Rate) dan Angka Pravalens
(Pravalens Rate)
a. Angka Insidens
Angka Insidens dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah
kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu
tertentu.
b. Angka Pravalensi
Adalah jumlah orang yang menderita penyakit tertentu
dalam satu kelompok Penduduk tertentu dalam suatu waktu tertentu
pula. Ada 2 metode penghitungan yaitu :
a) Poin Pravalens : penghitungan jumlah orang yang menderita
penyakit tertentu dalam waktu singkat.
b) Period Pravalens : Jumlah kasus penyakit selama 1 periode
tertentu.
b. Analisis Lingkungan Kesehatan
Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan
kesehatan yaitu lingkungan fisik, biologis, dan lingkungan social.
1. Lingkungan Fisik

10
Komponen lingkungan fisik diantaranya mencakup suhu,
udara, kelembaban, penyinaran matahari, kebisingan, dan lain-lain.
2. Lingkungan Biologi
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah
sanitasi, kuman penyakit, vector, binatang ternak, dll. Indikator yang
dapat digunakan untuk mengalisis libgkungan biologis : akses terhadap
air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah serta keberadaan
vector penyakit.
3. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Informasi mengenai keadaan social ekonomi masyarakat juga
sangat bermanfaat dalam menganalisis factor lingkungan yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan. Data ekonomi yang bisa
digunakan : Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perkapita,
produk Dosmetik Refional Bruto (PDRB) per kapita, Upah Minimal
Regional (UMR), dll.
c. Analisis Perilaku Kesehatan
Analisis perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan konsep sehat-sakit,
penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, lingkungan serta
kepercayaan-kepercayaan kesehatan yang ada dimasyarakat. Respon
dapat bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun aktif
(tindakan nyata atau praktek). Sedangkan stimulus :
1. Perilaku terhadap sakit
Bagaimana manusia berespons terhadap rasa sakit yang ada
pada dirinya baik secara pasif maupun aktif. Perilaku ini dapat
disesuaikan dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit :
a) Perilaku berhubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan, Misal : PHBS, gizi seimbang, olahraga dll.
b) Perilaku pencegahan penyakit. Misal : Imunisasi, tidur memakai
kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, dll.

11
c) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan. Misal : Usaha
mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan modern maupun ke
fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe dll.)
2. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan
Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan,
cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatan.
3. Perilaku terhadap makanan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek
terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya,
pengelolaan makanan dll. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan.
Lingkup perilaku ini mencakup :
a) Perilaku sehubungan dengan air bersih
b) Perilaku berhubungan dengan pembuangan limbah
c) Perilaku berhubungan dengan rumah yang sehat.
d) Perilaku berhubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk.
d. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas
keliling, bidan desa, dokter praktek, POLINDES, posyandu. Sumber data
dan informasi dapat diambil dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP), Sistem Pencatatan Rumah Sakit (SP2RS),
SUSENAS, SKRT, dan lain-lain.
Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan system, yakni dengan memperhatikan
komponen input proses-output. Akan tetapi proses dalam program dan
pelayanan kesehatan sanat komplek dan berbeda-beda antar program
maka analisis lebih ditekankan pada aspek input dan output serta peran
serta masyarakat.
1. Analisis input
Input adalah sub elemen – sub elemen yang diperlukan sebagai
masukan untuk berfungsinya system. Input meliputi tenaga, dana,
fasilitas dan sarana kesehatan, kebijakan, teknologi yang
diterapkan.Langkah dalam analisis input : merinci secara jelas input

12
yang ada baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Misalkan, data
sumber dana tenaga kesehatan di puskesmas X tahun Y, Rasio nakes
dengan jumlah penduduk yang harus dilayani, Rasio bidan dengan
jumlah ibu hamil, dan lain-lain.
2. Analisis Output Upaya kesehatan
Dari berbagai program pelaksanaan program dapat dilakukan
analisis tentang hasil yang dicapai oleh program upaya kesehatan.
Dalam analisis ini dibedakan “Pencapaian program” dan “Output
program”. Pencapaian program lebih bersifat statis artinya hanya
menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu (missal :
pencapaian imunisasi campak yang dinyatakan dalam 0%). Output
program lebih bersifat dinamis artinya, menggambarkan berapa banyak
hasil yang diproduksi per satuan waktu (per bulan) misalnya :Jumlah
pasien pada bulan x. Dengan mengetahui output pada diketahui
pola/trend selama setahun. Trend ini pada dasarnya menggambarkan
kapasitas upaya kesehatan dan berguna untuk penepatan sasaran pada
masa yang akan datang.
3. Analisis peran serta Masyarakat
Peran serta masyarakat seringkali menjadi factor penting dalam
keberhasilan program kesehatan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam
analisis peran serta masyarakat yaitu belum adanya ukuran standar
peran serta masyarakat dalam program kesehatan. Sehingga
indikatornya tidak dapat dibandingkan dengan pengukuran pada
daerah lain atau waktu yang lain. Contoh dari analisis partisipasi
masyarakat dalam meningkatkan kegiatan posyandu, rasio kader aktif
dengann jumlah balita di desa X.
e. Analisis Faktor Hereditas dan kependudukan
Analisis factor hereditas/keturunan yang berpengaruh terhadap
derjat kesehatan biasanya sulit didapat untuk itu dapat menggunakan
analisis demografi. Analisis hereditas/keturunan dapat dilakukan dengan
melihat penyakit-penyakit yang terjadi dipengaruhi oleh factor keturunan,
misal : Penyakit Diabetes Melitus. Untuk melakukan analisis

13
kependudukan data dan informasi yang diperlukan : Jumlah, komposisi
serta struktur penduduk, partumbuhan penduduk, persebaran penduduk,
informasi spesifik lainnya : jumlah bayi dan balita, ibu hamil, fertilitas,
tingkat Pendidikan, mata pencaharian. Data dapat diperoleh secara tidak
langsung (sekunder) di kantor BPS dan data primer dengan wawancara
menggunakan kuisioner.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dan
kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau
rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut
dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif. Identifikasi
masalah kesehatan merupakan bagian dari proses perencanaan harus
dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk
masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul
merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan
aktif didalamnya.

Tujuan dari melakukan identifikasi masalah adalah untuk mengetahui


berbagai masalah yang terjadi di masyarakat, bagaimana masalah tersebut bisa
terjadi dan dampak dari masalah yang terjadi serta untuk mengetahui
kebutuhan program yang diinginkan masyarakat. Menurut Suhadi (2015),
manfaat yang diperoleh tenaga perencana dalam hal identifikasi masalah
dengan melakukan pengumpulan data, Melakukan pengolahan dan penyajian
data. Kita juga menggunakan beberapa metode yang digunakan dalam
identifikasi masalah kesehatan adalah dengan metode BLUM

B. Saran
Pada saat penulisan makalah, tentunya ada banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan
dari banyak sumber penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab
itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Y. (2007). Penerapan,Permasalahan dan Metode Terkait. Jurnal Sistem
dan Informatika, Vol. 3 Februari 2007, 47-60.
Azwar, Azrul, DR. MPH. (1988). Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
Administrasi Kesehatan ; Jakarta Bina Rupa Aksara.
Blum, L. Hendrik, (1981) Planning for Health, (2d ed), New York
D, K., Wilayah, S., Human, D., & Oleh, D. (2013). JEMS INTERVENSI
KEGIATAN DALAM PELAYANAN. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol.7(2),
94–100.
Hamzah, Asiah, (1990). Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Masyarakat, FKM
UNHAS,
Lisnawati. (2016). Perencenaan dan Evaluasi Kesehatan.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). PrinsipPrinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyaraka
t. Cet. ke-2. Jakarta : Rineka Cipta.
Ristiwati dkk, (2015). Identifikasi Permasalahan Kesehatan di Desa Simbang
Wetan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. 5(1), 71-77.
Sunanti z. Soejoeti. (2007). Konsep Sehat , Sakit dan Penyakit Dalam Konteks
Sosial Budaya. (2).
Supriyanto, Stefanus danNyoman Anita. (2007). PerencanaandanEvaluasi.
Surabaya: Airlangga University Press

16

Anda mungkin juga menyukai