Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATA KULIAH PERENCANAAN PROGRAM PROMOSI

KESEHATAN

“EPIDEMIOLOGICAL DIAGNOSIS (PRECEDE FASE 2) DALAM


PROMOSI KESEHATAN”

Disusun oleh kelompok 5:

1. Achmad Fachrurozzy (P3.73.24.3.20.001)


2. Nabil Rahmansyah (P3.73.24.3.20.026)
3. Sasqia Putriana Herman (P3.73.24.3.20.039)

Dosen Pengampu:
Dr. Wahyudin Rajab, S.Kp, M. Epid.

TINGKAT II / SEMESTER 4
PRODI D-IV PROMOSI KESEHATAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini dengan judul “EPIDEMIOLOGICAL
DIAGNOSIS (PRECEDE FASE 2) DALAM PROMOSI KESEHATAN”.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana dan target yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Wahyudin Rajab, S.Kp, M. Epid. Selaku dosen pengajar mata kuliah
Perencanaan Program Promosi Kesehatan yang telah memberikan pengarahan kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
2. Orang tua kami tercinta yang telah membantu, mendoakan, memotivasi, dan menanti
keberhasilan kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penyusun berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan.

Bekasi, 24 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB IPENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Epidemiological Diagnosis (Precede Fase 2)..........................................................................3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan................................................................................3
2.3 Populasi/kelompok yang Terkena Masalah Kesehatan..........................................................4
2.4 Pemecahan/penanggulangan Masalah..................................................................................4
2.5 Prioritas Masalah Kesehatan...............................................................................................5
2.6 Indikator Pengukuran Diagnosis Epidemiologi.....................................................................6
BAB IIIPENUTUP....................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 7
3.2 Saran.................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan merupakan sebuah proses. Perencanaan dapat dilihat dari berbagai sudut.
Namun banyak yang tidak menyadari bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi dalam
kehidupan setiap manusia. Setiap orang adalah perencana bagi dirinya sendiri. Setiap orang
membuat rencana setiap hari, setiap jam dan bahkan setiap saat. Perencanaan perlu dipelajari bila
seseorang harus membuat rencana tidak untuk dirinya sendiri. Ia harus membuat rencana untuk
keluarganya, untuk kelompoknya, organisasinya, pegawai/kantornya, atau bahkan
masyarakatnya bila ia menjadi pemimpin suatu kelompok masyarakat tertentu.
Dalam program promosi kesehatan sangat diperlukan sebuah perencanaan. Perencanaan
promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penentuan prioritas masalah
dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Dalam membuat perencanaan promosi
kesehatan, perencanaan harus terdiri dari masyarakat, profesional kesehatan dan promotor
kesehatan. Kelompok ini harus bekerja bersama-sama dalam proses perencanaan promosi
kesehatan sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya dan berkesinambungan.
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu
dimana perencanaan dilaksanakan. Kesalahan-kesalahan sewaktu membuat perencanaan akan
terlihat selama proses implementasi, demikian juga halnya dengan kekuatan dan kelemahan yang
muncul selama periode implementasi merupakan refleksi dari proses perencanaan.
Salah satu model perencanaan program promosi kesehatan yang digunakan adalah model
precede proceed. Model yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980,
merupakan model yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi promosi
kesehatan, yang dikenal dengan model PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling
Causes in Educational Diagnosis and Evaluation). PRECEDE digunakan pada fase diagnosis
masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program, sedangkan PROCEED digunakan
untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan epidemiological diagnosis pada fase 2 precede?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan?
3. Apa saja populasi/kelompok yang terkena masalah kesehatan?
4. Bagaimana pemecahan/penanggulangan masalah?
5. Apa saja prioritas masalah kesehatan?
6. Bagaimana indikator pengukuran diagnosis epidemiologi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan?
2. Dapat mengetahui populasi/kelompok yang terkena masalah kesehatan?
3. Dapat mengetahui cara pemecahan/penanggulangan masalah?
4. Dapat mengetahui prioritas masalah kesehatan?
5. Dapat mengetahui indikator pengukuran diagnosis epidemiologi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Epidemiological Diagnosis (Precede Fase 2)


Precede merupakan kerangka untuk membantu perencanaan mengenal masalah. Model
Precede (Predisposing, Reinforcing and Enabling Courses in Educational Diagnosis and
Evaluation). Precede digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan
program. Precede terdiri dari 5 Fase, yaitu:
1. Fase 1 : Social diagnosis
2. Fase 2 : Epidemiological diagnosis

3. Fase 3 : Behavioral and environmental diagnosis


4. Fase 4 : Educational and organizational diagnosis
5. Fase 5 : Administrative and policy diagnosis

Fungsi dari model ini (Epidemiological diagnosis) yaitu pada fase ini dicari faktor kesehatan
yang mempengaruhi kualitas. Faktor ini harus digambarkan secara rinci berdasarkan data yang
ada, baik yang berasal dari data lokal, regional, maupun nasional. Dalam meningkatkan kondisi
kesehatan dan model yang paling cocok diterapkan dalam Perencanaan dan Evaluasi Program
Promosi, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program. Pada fase ini dicari
faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang ataupun masyarakat. Pada fase ini
harus diidentifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan, bagaimana
pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut dan bagaimana cara untuk menanggulangi
masalah kesehatan tersebut. Informasi ini sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas masalah,
yang biasanya didasarkan atas pertimbangan besarnya masalah dan akibat yang ditimbulkannya
serta kemungkinan untuk diubah.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


Setelah ditentukan indikator dari hal-hal yang yang mempengaruhi kualitas kesehatan
hidup seseorang ataupun masyarakat dengan menggunakan Epidemiological Diagnosis. Pada hal
ini faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan akan diukur yang mempengaruhi

3
(menghambat/mendukung) variabel tersebut. Berdasarkan determinan perilaku yang
mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat yaitu:
1. Faktor Predisposisi (predisposing factors), meliputi pengetahuan, sikap, persepsi,
kepercayaan dan nilai yang diyakini seseorang,
2. Faktor Pendukung (enabling factors), yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi
perilaku seseorang.
Dan indikator yang mempengaruhi kesehatan yaitu ;
- Pola konsumsi makanan (consumption pattern)
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization)
- Upaya pencegahan (prevention action)
- Kepatuhan (compliance)
- Upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (selfcare)

2.3 Populasi/kelompok yang Terkena Masalah Kesehatan


Pada fase ini harus diidentifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah
kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, suku dll), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah
kesehatan tersebut. Contoh terdapat masalah kesehatan gizi buruk dan campak di suku
pedalaman papua pada bulan januari 2018 terdapat 260 anak yang menderita campak dan 10
anak penderita gizi buruk, di identifikasi yang terdampak masalah kesehatan ini anak-anak umur
4-7 tahun, kemudian jenis kelamin yang terdampak yaitu laki-laki dan perempuan, lokasi
kejadian menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh petugas kesehatan di karena kan lokasi
yang sulit untuk diakses. Suku yang terdampak masalah penyakit ini yaitu suku asmat pedalaman
yang rata-rata tinggal di 7 distrik kabupaten asmat yaitu: Swator, Aswi, Fayit, Pulau Tiga, Kolf
Braza, Jetsy dan Siret.

2.4 Pemecahan/penanggulangan Masalah


Bagaimana cara untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut (imunisasi,
perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku). Informasi ini sangat
diperlukan untuk menetapkan prioritas masalah. Contoh terdapat masalah kesehatan gizi buruk
dan campak di suku pedalaman papua pada bulan januari 2018 terdapat 260 anak yang menderita
campak dan 10 anak penderita gizi buruk, Cara pemecahan/penanggulangan masalah yaitu
dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah setempat agar para petugas kesehatan mudah

4
dapat akses ke tempat kejadian, kemudian apabila masalah akses lokasi sudah bisa diatasi, tim
akan bergerak dengan mulai melakukan program vaksin campak dan memberikan makanan
tambahan kepada anak-anak yang terdampak campak dan gizi buruk di tujuh distrik di kabupaten
asmat, kemudian tim berupaya mengantisipasi agar kejadian tidak terulang kembali dengan
melakukan imunisasi terhadap balita di seluruh distrik dan kampung di kabupaten asmat.

2.5 Prioritas Masalah Kesehatan


Prioritas masalah kesehatan harus tergambar pada tujuan program dengan ciri who will
benefit how much of what outcome by when. Untuk sampai pada kesimpulan masalah apa yang
dihadapi atau yang prioritas, diperlukan konsensus, yang dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara. Diantaranya dengan :
a) Bertanya ahli (konsultan/atasan), yang biasanya memang sudah dapat melihat satu
masalah secara luas dan detail didukung oleh pengetahuan dan pengalamannya.
b) Bermusyawarah, sehingga statu keputusan bersama dapat dibuat bersama. Disini
kehadiran seorang tokoh berwibawa dabn dihormati akan mempermudah kegiatan.
c) Membuat konsensus dengan menyepakati hasil pemilihan dengan menggunakan tehnik
tertentu yang diangap objektif.

Ada beberapa tehnik yang mudah digunakan bergantung jumlah orang yang terlibat
perencanaan. Pada perencanaan yang melibatkan banyak orang sering digunakan metode Delphi.
Metode Delphi dilakukan dengan mengusulkan pilihan dengan memasukkannya kedalam amplop
tertutup, lalu dihitung, mana yang terbanyak pemilihnya, itulah masalah yang menjadi prioritas
berdasarkan consensus.

Prinsipnya adalah proses pembuatan keputusan dengan membuat kriteria dan memberi nilai
(skor) kepada kriteria tersebut. Misalnya dalam menentukan masalah prioritas ditentukan
kriteria.
a) Severity (bahaya/beratnya) masalah yang dihadapi, diberi skor 1, 2, 3 untuk menunjukkan
tingkat bahayanya, baik penularan yang cepat atau kematian yang diakibatkan). Skor 1
untuk yang teringan dan 3 yang terberat.

5
b) Magnitude (bobot) masalah yang dihadapi dalam arti populasi yang terkena atau terancan
masalah tersebut, dioberi skor 1, 2, 3 juga dimana 1 teringan (mengenai sedikit
penduduk, dan 3 terberat atau mengenai banyak penduduk).
Selanjutnya masalah yang teridentifikasi dihitung jumlah skornya. Sebagai penentuan, bisa
disepakati masalah yang terbesar atau tertinggi jumlah skornya.

2.6 Indikator Pengukuran Diagnosis Epidemiologi

a) Vital Indicators
 Disability
Epidemiologi disability adalah bidang ilmiah yang dicirikan oleh penyelidikan
sistematis terhadap pola, distribusi, determinan, dan hasil dari kondisi disabilitas
pada populasi tertentu. Epidemiologi disabilitas dapat meningkatkan status
kesehatan di antara penyandang disabilitas dengan menghitung prevalensi
disabilitas pada populasi tertentu, mengenali faktor-faktor yang menurunkan
kualitas hidup di antara mereka yang disabilitas, dan merancang intervensi untuk
mengatasi faktor-faktor ini.
 Discomfort

 Fertility

 Fitness

 Morbidity
 Mortality
 Physiological risk factors
b) Dimensions
 Distribution
 Duration
 Functional level
 Incidence

6
 Intensity
 Longevity
 Prevalence

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada fase ini dicari faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang
ataupun masyarakat. Pada fase ini harus diidentifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena
masalah kesehatan, bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut dan
bagaimana cara untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut. Setelah ditentukan indikator
dari hal-hal yang yang mempengaruhi kualitas kesehatan hidup seseorang ataupun masyarakat
dengan menggunakan Epidemiological Diagnosis. Pada hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan akan diukur yang mempengaruhi (menghambat/mendukung) variabel tersebut. Pada
fase ini harus diidentifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur,
jenis kelamin, lokasi, suku dll), dan Bagaimana cara untuk menanggulangi masalah kesehatan
tersebut (imunisasi, perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku).
Prioritas masalah kesehatan harus tergambar pada tujuan program dengan ciri who will benefit
how much of what outcome by when. Indikator Pengukuran Diagnosis Epidemiologi antara lain
yaitu Vital Indicators dan Dimensions.

3.2 Saran
Harapannya setelah dibuatnya makalah analisis tentang model precede epidemiological
fase ini penulis dan pembaca dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dengan
perencanaan yang matang terutama dan mampu menguasai fase epidemiological tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

adoc.pub. Merancang Program Promosi Kesehatan Berbasis Teori Precede Proceed Model.
Diakses pada 7 Februari 2022 dari https://adoc.pub/proceed-model.html.
edoc.tips. (2016, 19 Maret). MODEL PRECEDE PROCEED. Diakses pada 3 Februari 2022 dari
https://edoc.tips/download/model-precede_pdf.
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN. Diakses pada 3 Februari 2022 dari
http://adhkediri.ac.id/media/file/1923230476PERENCANAAN_PROMOSI_KESEHATA
N.pdf.
Putu, D. (2016). Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan. Bali: FIKM
Udayana.
R. R. (2019). TEORI PRECEDE-PROCEED. Diakses pada 3 Februari 2022 dari
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2194/3/BAB%20II.pdf.
Rural Health Information Hub. PRECEDE-PROCEED PROGRAM MODEL. Diakses pada 3
februari 2022 dari https://www.ruralhealthinfo.org/toolkits/health-promotion/2/program-
models/precede-proceed.
Teori PRECEDE-PROCEED. Diakses pada 3 februari 2022 dari
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2194/3/BAB%20II.pdf.

Anda mungkin juga menyukai