PSIKOLOGI KESEHATAN
Disusun oleh:
1. Rena Yunita Rosiferyanti (P1337420723005)
2. Fiki Surya Agata (P1337420723015)
3. Virginia Nur Kusuma Putri (P1337420723017)
4. Ervian Hendra Fahreza (P1337420723026)
5. Sheila Maya Salsabila (P1337420723046)
6. Assyifa Alya Syazwina (P1337420723048)
7. Nindya Wurensa Fijriyani (P1337420723056)
DOROTHY E. JOHNSON 1
PRODI KEPERAWATAN MAGELANG
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa pengertian dari psikologi kesehatan.
2. Mengetahui apa saja perilaku-perilaku yang beresiko pada psikologi kesehatan.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dari hospitalisasi.
4. Mengetahui Psikologi nyeri
5. Mengetahui apa yang dimaksud dari keterampilan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Hospitalisasi
Mengenai hospitality yang ada di keperawatan adalah bagaimana penanganan perawat
atau pemberi asuhan keperawatan bisa dan mampu membuat kondisi yang nyaman
serta memenuhi hal yang sesuai kebutuhan pasiennya sehingga meningkatkan proses
pemulihan pasien tersebut. Hospitalisasi adalah sikap keramah-tamahan dalam artian
merujuk pada hubungan antara guest tamu dan host/tuan, rumah/penyedia jasa dan
juga merujuk pada aktivitas/kegiatan keramahtamahan yaitu : penerimaan tamu, dan
pelayanan untuk para tamu dengan kebebasan dan kenyamanan (Yudik B).
Seperti pada teori komunikasi dan perilaku yang menyebutkan bahwa ada tiga hal
penting yang harus ditunjukkan oleh petugas kesehatan mulai dari dokter, perawat,
dan berbagai profesi kesehatan lainnya ketikaberkomunikasi dengan pasien, yaitu
perhatian (attention), empati (empathy) dankepedulian (care).
Profesi keperawatan mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan
yang berkualitas bagi pasien. Hal ini dapat diraih jika perawat dan petugas kesehatan
secara meluruh daoat memahami prinsip-prinsip hospitality dalam memberikan
pelayanan.
2.5 Psikologi Nyeri
2.6 Ketrampilan Konseling
Konseling merupakan suatu bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang
terlatih dan berpengalaman, terhadap individu yang membutuhkannya, agar individu
tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal, mampu mengatasi
masalah dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Menurut Rickey L. George dan TS Criastian konseling erupakan usaha yang
dilakukan untuk membantu seseorang dalam masalah psikologis untuk mencapai
kemudahan dalam perubahan, perbaikan dan pemeliharaan perilaku. Konseling juga
ditujukan sebagai usaha agar seseorang mampu menyelesaikan masalahnya sehingga
mampu mengambil keputusan dan menjalin hubungan interpersonal serta mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Perawat sebagai konselor mempunyai tujuan membantu klien dalam memilih
keputusan yang akan diambil terhadap penyakit yang dideritanya. Untuk
mempermudah didalam mengambil keputusan klien wajib mempertanyakan langkah –
langkah yang akan diambil terhadap dirinya.
Secara sistematis, urutan proses konseling dapat diikuti dalam fase-fase konseling
berikut ini :
1. Menjalin hubungan konseling yang baik pada awal konseling.
2. Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya
dan melakukan transferensi.
3. Tuliskan terhadap masa lalu yang terjadi pada klien, terutama pada masa
kanak-kanaknya.
4. Pengembangan resistensi untuk pemahaman diri.
5. Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor. Transferensi
adalah apabila klien menceritakan kembali pengalaman dan konflik masa lalu
sehubungan dengan cinta , seksualitas, kebencian, kecemasan. Biasanya klien
bisa membenci atau mencintai konselor.
6. Melanjutkan hal-hal yang resistensi.
7. Menutup wawancara konseling.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA