Prevensi gangguan jiwa memiliki tujuan mencegah terjadinya gangguan jiwa pada
individu yang telah memiliki factor risiko, menurunkan gejala dan pada akhirnya
gangguan jiwa
Promosi Kesehatan Jiwa
Model Medis
Model Keperawatan
Model Prevensi Kesehatan Masyarakat
Prevensi sekunder
Pengurangan prevalensi gangguan jiwa dengan menurunkan jumlah kasus yang
ada melalui deteksi dini
Prevensi tersier
Mengurangi beratnya gangguan jiwa dan disabilitas yang terkait melalui aktivitas
rehabilitasi
Model Prevensi Medis
Berfokus pada riset biologis dan otak untuk menemukan penyebab spesifik dari
gangguan jiwa
Prevensi primer berfokus pada prevensi penyakit yang dialami individu klien
Model Prevensi Keperawatan
Standar II
o Konseling
Diagnosis
o Terapi Lingkungan
Standar III
o Aktivitas asuhan Mandiri
Identifikasi
Hasil o Intervensi Psikobiologis
o Penyuluh Kesehatan
Standar IV
Perencanaan o Manajemen Kasus
o Pemeliharaan dan Peningkatan
Standar V
Implementasi Kesehatan
o Psikoterapi
Standar VI
Evaluasi
o Preskripsi Agen farmakologis
o Konsultasi
MODEL STRESS ADAPTASI DALAM
KEPERAWATAN JIWA
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stress yang mempengaruhi tipe
dan sumber dari individu untuk menghadapi stress baik yang biologis,
psikososial, dan sosiokultural
Meliputi respons :
Kognitif
Afektif
Fisiologis
Perilaku
sosial
Afektif
• Membangun perasaan
• Umumnya merupakan reaksi kecemasan yang diekspresikan dalam
bentuk emosi
Aset Ekonomi
Kemam
puan &
Motivasi
Ketera
mpilan
Dukungan Sosial
MEKANISME KOPING
Suatu usaha langsung dalam manajemen stress
Dapat bersifat konstruktif dan destruktif
Ada 3 kategori mekanisme koping
Mekanisme koping problem focus
Terdiri atas tugas dan usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri
Mekanisme koping cognitively focus
Mekanisme ini berupa seseorang dapat mengontrol masalah dan menetralisasinya
Mekanisme koping emotion focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distress emosional secara tidak berlebihan
Introyeksi Menyatukan nilai dan norma luar dengan struktur egonya sehingga
individu tidak bergantung pada belas kasihan tentang hal-hal yang
dirasakan sebagai ancaman
Contoh : memasukkan aspek kepercayaan kedalam pendiriannya dalam
menghadapi keadaan yang mengancam
Represi Secara tidak sadar menekan pikiran yang berbahaya dan menyedihkan
dari alam sadar ke alam tidak sadar, semacam penyingkiran
Contoh : melihat temannya meninggal, perilaku seolah-olah lupa
kejadian tersebut
Mekanisme Keterangan
Koping
Supresi Individu secara sadar menolak pikirannya keluar dari alam sadarnya dan
memikirkan hal yang lain
Regresi Mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah, dengan respon yang kurang
matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang
Contoh : anak yang punya adik lagi. Perilaku kakaknya menjadi sering mengompol
untuk menarik perhatian
Penyusunan reaksi Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan
Contoh : fanatic dalam mengutuk perjudian agar dapat menindas kecenderungan
diri kearah itu
Mekanisme Keterangan
Koping
Sublimasi Nafsu yang tidak terpenuhi (terutama seksual) disalurkan kepada
kegiatan lain yang dapat diterima oleh masayarakat
Contoh : individu yang belum menikah, berusaha mementingkan karir
untuk mendapat kepuasan
Kompensasi Menutupi kelemahan dengan menampilkan sifat yang baik atau frustasi
terhadap satu bidang, bias juga mencari kepuasan secara berlebihan
dalam bidang lain
Contoh : anak yang tidak pintar, dia berusaha menjadi jagoan
Pemindahan Emosi atau fantasi terhadap seseorang atau benda dicurahkan kepada
(displacement) seseorang / benda lain yang biasanya lebih kurang berbahaya dari
semula
Contoh : anak dimarahi ibu, anak gentian memukul adiknya
Mekanisme Keterangan
Koping
Pelepasan atau Meniadakan atau membatalkan suatu pikiran
penebusan Contoh : suami tidak setia memberi bermacam hadiah pada istri
(undoing)
Penyekatan Mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri menjadi pasif untuk melindungi
emosional diri sendiri dari kesakitan atau kekecewaan
Contoh : tidak menaruh harapan terlalu tinggi
Isolasi Suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi dalam suatu
(Intelektualisasi, keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi)
disosiasi) Contoh : rasa sedih karena kematian orang dekat, maka mengatakan “sudah
nasibnya’ atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”