Anda di halaman 1dari 40

MODEL KONSEPTUAL

DALAM KEPERAWATAN JIWA


Ns. Retty Octi syafrini, M.Kep, sp.Kep.J
Model Konseptual keperawatan

 Suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan


yang melibatkan perawat

 Petunjuk bagi perawat untuk mendapatkan informasi agar


perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat
dan tahu apa yang harus perawat lakukan
Tujuan Model Konseptual Keperawatan
 Menjaga konsistensi pemberian asuhan keperawatan

 Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan


keperawatan oleh tim keperawatan

 Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan

 Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan

 Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan


bagi setiap anggota tim keperawatan
Model Konseptual Dalam Keperawatan
Jiwa
 Psikoanalisa (Freud, Erikson)  Medis (Meyer, Kroeplin)
 Interpersonal (Sullivan,  Komunikasi
Peplau)  Perilaku
 Sosial (Caplan, Szasz)
 Stress Adaptasi
 Eksistensi (Ellis, Rogers)  Model Keperawatan
 Terapi suportif (Wermon,
Rockland)
Model Psikoanalisa

 Penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan dengan


perkembangan pada masa anak

 Gangguan jiwa dikarenakan ego tidak berfungsi dalam mengontrol id,


sehingga mendorong terjadinya penyimpangan perilaku dan konflik
intrapsikis terutama pada masa anak

 Proses terapi menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa


mimpi transferen, bertujuan untuk memperbaiki trauma masa lalu
Model Interpersonal
 Teori ini meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan
interpersonal

 Kelainan jiwa seseorang disebabkan karena adanya ancaman yang


dapat menimbulkan kecemasan (ansietas) yang timbul akibat konflik
saat berhubungan dengan oramg lain

 Proses terapi terbagi atas dua komponen yaitu


 Berupaya membangun rasa aman pada klien
 Menjalin hubungan yang saling percaya

 Prinsip edukasi mengoreksi pengalaman interpersonal dan menjalin


hubungan yang sehat
Model Sosial
 Berfokus Pada lingkungan fisik dan situasi social yang dapat
menimbulkan stress dan mencetuskan gangguan jiwa

 Setiap individu bertanggung jawab terhadap perilakunya,


mampu mengontrol dan menyesuaikan perilaku sesuai dengan
nilai atau budaya yang diharapkan masyarakat

 Konsep pencegahan primer, sekunder dan tertier sangat penting


untuk mencegah timbulnya gangguan jiwa

 Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam modifikasi


lingkungan dan adanya support system. Proses terapi dilakukan
dengan menggali support system yang dimiliki klien
Model Eksistensi
 Gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi apabila individu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya

 Prinsip terapi adalah mengupayakan individu agar memiliki


pengalaman berinteraksi dengan orang yang menjadi panutan
atau sukses dengan memahami riwayat hidup orang tsb,
memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi diri, bergaul
dengan kelompok sosial dan kemanusiaan, serta mendorong
untuk menerima dirinya sendiri dan menerima kritik atau
feedback tentang perilakunya dari orang lain

 Terapi dilakukan melalui kegiatan Terapi aktivitas kelompok


Model Terapi Suportif
 Penyebab gangguan jiwa adalah faktor biopsikososial dan
respos maladaptive saat ini

 Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan


jiwa

 Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam


beradaptasi pada masalah masalah yang muncul saat ini dan
tidak ada kaitannya dengan masa lalu

 Prinsip proses terapi pada model supportif adalah menguatkan


respon koping adaptif
Model Medis
 Penyebab gangguan jiwa adalah multifactor yang kompleks yaitu
aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor social

 Model medical meyakini bahwa penyimpangan perilaku


merupakan manifestasi gangguan sistem syaraf pusat (SSP)

 Peran perawat dalam model medical ini adalah melakukan


kolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam
pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi,
menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan
terapi yang digunakan
Model Komunikasi
 Model perilaku mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku
terjadi jika pesan yang disampaikan tidak jelas.
Penyimpangan komunikasi menyangkut verbal dan non
verbal, posisi tubuh, kecepatan dan volume suara atau
bicara

 Proses terapi dalam model ini meliputi :


 Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
 Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
 Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif
 Melakukan analisa proses interaksi
Model Stres Adaptasi Roy
 keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan
adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap
yang muncul semakin positif

 Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan


lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin
meningkat

 Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep


diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan
Model Keperawatan
 Pendekatan model keperawatan adalah model konsep yang
digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan, secara
holistik, bio,psiko,sosial dan spiritual

 Fokus penangganan pada model keperawatan adalah


penyimpangan perilaku, asuhan keperawatan berfokus
pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang
actual dan potensial
PROMOSI & PREVENSI

 Promosi Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jiwa positif melalui


peningkatan kesejahteraan psikososial, kompetensi dan ketahanan dengan
menciptakan kondisi lingkungan hidup yang mendukung

 Prevensi gangguan jiwa memiliki tujuan mencegah terjadinya gangguan jiwa pada
individu yang telah memiliki factor risiko, menurunkan gejala dan pada akhirnya
gangguan jiwa
Promosi Kesehatan Jiwa

 Tujuan promosi kesehatan jiwa adalah meningkatkan kemampuan individu untuk :


 Mencapai tugas perkembangan yang sesuai
 Memperoleh rasa harga diri, penguasaan diri, kesejahteraan, dan
meningkatkan hubungan social
 Menguatkan kemampuan seseorang untuk menghadapi kondisi yang sulit
Prevensi Gangguan Jiwa

 Tujuan dari perevensi gangguan jiwa adalah untuk menurunkan :


 Insidens, prevalensi, dan kekambuhan gangguan jiwa
 Waktu yang dihabiskan dalam menghadapi gejala-gejala
 Faktor-factor risiko berkembangnya gangguan jiwa
 Dampak gangguan jiwa pada klien, keluarga dan masyarakat
Model Prevensi

Model Kesehatan Masyarakat

Model Medis

Model Keperawatan
Model Prevensi Kesehatan Masyarakat

 ‘Klien” lebih merupakan komunitas daripada individu

 Berfokus pada besarnya kesehatan atau gangguan jiwa di komunitas secara


keseluruhan, termasuk factor-factor yang mempromosi atau menghambat
kesehatan jiwa

 Penekanan pada model kesehatan masyarakat adalah penurunan risiko gangguan


jiwa untuk keseluruhan populasi melalui penyediaan pelayanan untuk kelompok-
kelompok risiko
Pengkajian Kebutuhan Komunitas

 Pelayanan dikembangkan dan diberikan berdasarkan pengkajian kebutuhan


komunitas yang peka budaya
 4 teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasi kebutuhan pelayanan :
1. Indikator social
2. Informan kunci
3. Forum komunitas
4. Studi epidemiologi
Tindakan Dalam Model Prevensi
Kesehatan Masyarakat
 Prevensi Primer
 Menurunkan angka kejadian gangguan jiwa melalui pengurangan kecepatan
pengembangan kasus gangguan yang baru

 Prevensi sekunder
 Pengurangan prevalensi gangguan jiwa dengan menurunkan jumlah kasus yang
ada melalui deteksi dini

 Prevensi tersier
 Mengurangi beratnya gangguan jiwa dan disabilitas yang terkait melalui aktivitas
rehabilitasi
Model Prevensi Medis

 Berfokus pada riset biologis dan otak untuk menemukan penyebab spesifik dari
gangguan jiwa

 Prevensi primer berfokus pada prevensi penyakit yang dialami individu klien
Model Prevensi Keperawatan

 Menekankan pada kepentingan dari promosi kesehatan jiwa dan prevensi


gangguan jiwa

 Berfokus pada factor risiko, kerentanan, dan respon manusia

 Klien dapat berupa individu, keluarga, ataupun komunitas

 Didasarkan pada aplikasi proses keperawatan yang meliputi aspek pengkajian,


perencanaan, implementasi, dan evaluasi
Pengkajian

 Mengidentifikasi factor risiko dan protektif serta stressor yang dapat


mengakibatkan respon maladaptif
 Faktor-factor risiko merupakan karakteristik predisposisi  jika muncul dapat
membuat orang menjadi gangguan jiwa
 Faktor protektif merupakan sumber dan mekanisme koping yang dapat
meningkatkan respons seseorang terhadap stress, yang menghasilkan perilaku
adaptif

 Pengkajian dalam tindakan prevensi meliputi identifikasi individu dan


kelompok yang rentan berkembang menjadi gangguan jiwa atau yang
memperlihatkan respon koping maladaptive terhadap stressor atau factor
risiko yang spesifik
Perencanaan
 Tujuan keperawatan secara umum adalah meningkatkan mekanisme koping
yang konstruktif dan memaksimalkan respons koping yang adaptif

 Mengidentifikasi cara untuk membangun ketahanan, meningkatkan koping,


dan meminimalkan konsekuensi negative dari stressor

 Strategi prevensi melalui :


 Pendidikan kesehatan
 Perubahan lingkungan
 Dukungan social
 Reduksi stigma
 Pendidikan Kesehatan
 Penguatan individu atau kelompok melalui membangun kompetensi atau
ketahanan
 Perubahan Lingkungan
 Modifikasi segera lingkungan individu dan kelompok atau modifikasi sistim
social yang lebih luas, termasuk perubahan situasi ekonomi, kerja, rumah
tangga, atau keluarga
 Dukungan Sosial
 Reduksi Stigma
 Stigma public  Pendidikan dan kontak langsung
 Stigma diri  pengembangan identitas kelompok, mengubah dasar stigma
yang terlihat
 Stigma menghindari label  edukasi masyarakat dan berusaha mengenal
seseorang yang sedang dalam terapi
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA
Standar I
Pengkajian

Standar II
o Konseling
Diagnosis
o Terapi Lingkungan
Standar III
o Aktivitas asuhan Mandiri
Identifikasi
Hasil o Intervensi Psikobiologis
o Penyuluh Kesehatan
Standar IV
Perencanaan o Manajemen Kasus
o Pemeliharaan dan Peningkatan
Standar V
Implementasi Kesehatan
o Psikoterapi
Standar VI
Evaluasi
o Preskripsi Agen farmakologis
o Konsultasi
MODEL STRESS ADAPTASI DALAM
KEPERAWATAN JIWA
FAKTOR PREDISPOSISI
 Faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stress yang mempengaruhi tipe
dan sumber dari individu untuk menghadapi stress baik yang biologis,
psikososial, dan sosiokultural

 Biologis : latar belakang genetic, status nutrisi, kepekaan biologis, kesehatan


umum, dan terpapar racun

 Psikologis : kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal, pengalaman


masa lalu, konsep diri, motivasi, pertahanan, psikologis, dan control

 Sosiokultural : usia, gender, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, posisi social,


latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman social, dan tingkatan
sosial
FAKTOR PRESIPITASI
 Stimulus yang mengancam individu

 Dapat bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural

 Dimensi yang juga mempengaruhi terjadinya stress, yaitu berapa lama


terpapar dan berapa frekuensi terjadinya stress

 Faktor presipitasi yang sering terjadi :


 Kejadian yang menekan (stressful)
 Ketegangan hidup
 Kejadian yang menekan (stressful)
 Aktivitas social
 Lingkungan social
 Keinginan sosial
 Ketegangan hidup
 Ketegangan keluarga terus menerus
 Ketidakpuasan kerja
 Kesendirian
PENILAIAN TERHADAP STRESSOR
 Meliputi penentuan arti dan pemahaman terhadap pengaruh situasi
yang penuh dengan stress bagi individu

 Meliputi respons :
 Kognitif
 Afektif
 Fisiologis
 Perilaku
 sosial

 Penilaian dihubungkan dengan evaluasi terhadap pentingnya suatu


kejadian yang berhubungan dengan kondisi sehat
Kognitif • Mencatat kejadian yang menekan, memilih pola koping yang digunakan,
serta emosional, fisiologis, perilaku dan reaksi social seseorang

Afektif
• Membangun perasaan
• Umumnya merupakan reaksi kecemasan yang diekspresikan dalam
bentuk emosi

Fisiologis • Merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin yang meliputi hormone,


prolactin, hormone adrenokortikotropik, vasopressin, oksitosin, insulin,
epineprin, norepineprin, dan neurotransmitter lain di otak

Perilaku • Hasil dari respons emosional dan fisiologis

Sosial • Didasarkan pada 3 aktivitas : mencari arti, atribut social, dan


perbandingan sosial
SUMBER KOPING

Aset Ekonomi

Kemam
puan &
Motivasi
Ketera
mpilan

Dukungan Sosial
MEKANISME KOPING
 Suatu usaha langsung dalam manajemen stress
 Dapat bersifat konstruktif dan destruktif
 Ada 3 kategori mekanisme koping
 Mekanisme koping problem focus
 Terdiri atas tugas dan usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri
 Mekanisme koping cognitively focus
 Mekanisme ini berupa seseorang dapat mengontrol masalah dan menetralisasinya
 Mekanisme koping emotion focus
 Pasien menyesuaikan diri terhadap distress emosional secara tidak berlebihan

 Selain itu 2 kategori mekanisme koping


 Task oriented reaction
 Ego oriented reaction
Task oriented reaction
 Berfikir serta mencoba berhati-hati dalam
menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflik, dan
memberikan kepuasan

Ego oriented reaction


 Digunakan untuk melindungi diri
 Dilakukan pada tingkat sadar
Mekanisme Keterangan
Koping
Fantasi Keinginan yang tidak terkabul dipuaskan dalam imajinasi, mengkhayal
seolah-olah menjadi seperti yang diinginkan

Penyangkalan Melindungi diri terhadap kenyataan yang tak menyenangkan dengan


(denial) menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan dengan cara
melarikan diri seperti menjadi ‘sakit’ atau kesibukan lain
Contoh : tutup mata karena takut terhadap sesuatu yang mengerikan

Rasionalisasi Berusaha membuktikan bahwa perbuatannya (yang sebenarnya tidak


baik) rasional adanya, sehingga dapat disetujui dan diterima oleh diri
sendiri dan masyarakat
Contoh : tidak mau bermain bulutangkis karena “kurang enak badan”,
padahal sebenarnya takut kalah
Mekanisme Keterangan
Koping
Identifikasi Menambah harga diri dengan menyamakan dirinya dengan seorang atau
suatu hal yang dikaguminya
Contoh : Anak bersolek seperti ibunya

Introyeksi Menyatukan nilai dan norma luar dengan struktur egonya sehingga
individu tidak bergantung pada belas kasihan tentang hal-hal yang
dirasakan sebagai ancaman
Contoh : memasukkan aspek kepercayaan kedalam pendiriannya dalam
menghadapi keadaan yang mengancam

Represi Secara tidak sadar menekan pikiran yang berbahaya dan menyedihkan
dari alam sadar ke alam tidak sadar, semacam penyingkiran
Contoh : melihat temannya meninggal, perilaku seolah-olah lupa
kejadian tersebut
Mekanisme Keterangan
Koping
Supresi Individu secara sadar menolak pikirannya keluar dari alam sadarnya dan
memikirkan hal yang lain

Regresi Mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah, dengan respon yang kurang
matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang
Contoh : anak yang punya adik lagi. Perilaku kakaknya menjadi sering mengompol
untuk menarik perhatian

Proyeksi Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri atau melemparkan


kepada orang lain keinginannya yang tidak baik
Contoh : anak tidak lulus karena guru sentimen

Penyusunan reaksi Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan
Contoh : fanatic dalam mengutuk perjudian agar dapat menindas kecenderungan
diri kearah itu
Mekanisme Keterangan
Koping
Sublimasi Nafsu yang tidak terpenuhi (terutama seksual) disalurkan kepada
kegiatan lain yang dapat diterima oleh masayarakat
Contoh : individu yang belum menikah, berusaha mementingkan karir
untuk mendapat kepuasan

Kompensasi Menutupi kelemahan dengan menampilkan sifat yang baik atau frustasi
terhadap satu bidang, bias juga mencari kepuasan secara berlebihan
dalam bidang lain
Contoh : anak yang tidak pintar, dia berusaha menjadi jagoan

Pemindahan Emosi atau fantasi terhadap seseorang atau benda dicurahkan kepada
(displacement) seseorang / benda lain yang biasanya lebih kurang berbahaya dari
semula
Contoh : anak dimarahi ibu, anak gentian memukul adiknya
Mekanisme Keterangan
Koping
Pelepasan atau Meniadakan atau membatalkan suatu pikiran
penebusan Contoh : suami tidak setia memberi bermacam hadiah pada istri
(undoing)
Penyekatan Mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri menjadi pasif untuk melindungi
emosional diri sendiri dari kesakitan atau kekecewaan
Contoh : tidak menaruh harapan terlalu tinggi

Isolasi Suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi dalam suatu
(Intelektualisasi, keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi)
disosiasi) Contoh : rasa sedih karena kematian orang dekat, maka mengatakan “sudah
nasibnya’ atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”

Simpatisme Berusaha mendapatkan simpati dengan cara menceritakan berbagai


kesukarannya

Memberontak Mengurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh berbagai keinginan yang


(acting out) terlarang dengan membiarkan ekspresinya dan melakukannya

Anda mungkin juga menyukai