Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 4 (1) (2022) hlm.

1-6
Diterbitkan oleh: IOCSCIENCE

Jurnal Kebidanan dan


Keperawatan
Beranda jurnal: www.iocscience.org/ejournal/index.php/JMN

Tingkat Kecemasan Dan Kebersamaan Suami Dalam Menghadapi


Operasi Caesar Dan Proses Persalinan Istri Secara Normal Di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Natama Klik Tinggi

Ika Febriani Pandiangan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. Mansur No. 9, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota
Medan, 20222

ARTIKELINFO ABSTRAK
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri
Riwayat artikel: dari 3 bagian yaitu data demografi, data tingkat
kecemasan suami menghadapi persalinan dan data cara
Diterima 9 Nov 2021
suami menghadapi persalinan istri. Hasil penelitian
Revisi 20 Des 2021
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecemasan suami
Diterima 22 Jan 2022
menghadapi istri bersalin dengan operasi caesar adalah
40,33 sedangkan suami yang menghadapi istri
Kata Kunci: melahirkan secara normal adalah 35,66 dan rata-rata
coping rate suami yang menghadapi persalinan istri
Tingkat Kecemasan dengan operasi caesar adalah 12,46. sedangkan rata-rata
Mendampingi koping suami bersalin normal istri adalah 13,53. Hasil
Suami analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan tingkat kecemasan suami dalam
menghadapi persalinan istri dengan operasi caesar dan
normal dan tidak ada perbedaan koping suami dalam
menghadapi persalinan istri dengan operasi caesar dan
normal. .

Sesuai Penulis:
Ika Febriani Pandiangan,
Fakultas Keperawatan,
Universitas Sumatera Utara,
Abstrak - Kecemasan adalah respon emosional terhadap
penilaian yang menggambarkan keadaan bingung,
khawatir akan sesuatu yang akan terjadi tanpa sebab
yang jelas. Ketika kecemasan terjadi, individu akan
mengadopsi teknik-teknik tertentu sebagai koping
terhadap peristiwa yang dialaminya. Desain penelitian ini
adalah desain komparatif yang bertujuan untuk
menganalisis tingkat kecemasan dan koping suami
dalam menghadapi proses persalinan istrinya dengan Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC .
operasi caesar dan normal. Penelitian ini dilakukan oleh
RSIA Natama Tebing Tinggi dari bulan Maret sampai Mei
2014, dengan jumlah sampel yang diteliti adalah 30 orang
dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Jl. Dr. Mansur N0.9, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota Medan, 20222.
Email: ikapandiangan@gmail.com

1. Pendahuluan

Persalinan adalah akhir dari kehamilan dan titik awal kehidupan di luar kandungan bagi bayi yang baru
lahir. Ada dua jenis persalinan, yaitu persalinan normal dan seksio sesarea. Menghadapi persalinan pada
umumnya, seorang istri, keluarga bahkan suami akan mengalami kecemasan. Kecemasan yang muncul
pasti akan

homepage Jurnal: www. iocscience.org/ejournal/index.php/JMN


2
menyebabkan e-ISSN 2656-0739

munculnya mekanisme koping pada setiap keluarga atau suami yang menghadapi kelahiran istrinya.
Persalinan normal atau partus spontan adalah proses keluarnya janin, plasenta dan selaput ketuban
dari rahim melalui jalan lahir. Sedangkan persalinan dengan operasi caesar sendiri merupakan prosedur
pembedahan yang bertujuan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim.
Saat ini operasi caesar lebih disukai oleh ibu yang akan melahirkan karena saat ini operasi caesar mulai
aman dari sebelumnya, karena antibiotik, transfusi darah, teknik pembedahan yang lebih sempurna, dan
anestesi yang lebih baik (Prawirohardjo, 2006).
Operasi Caesar Hal ini umumnya dilakukan karena adanya indikasi, baik medis maupun non-indikasi.
Faktor janin dan faktor ibu merupakan indikasi medis untuk operasi caesar. Indikasi non medis dilakukan
karena permintaan dari pasien sendiri atau direncanakan. Walaupun operasi caesar lebih disukai, namun
ada hal yang harus diperhatikan bahwa operasi caesar dilakukan baik untuk kepentingan ibu atau untuk
kepentingan bayi itu sendiri, oleh karena itu operasi caesar tidak dilakukan dan lebih disarankan untuk
melakukan persalinan normal kecuali dalam keadaan terpaksa yang dapat membahayakan keadaan ibu.
atau janin jika tidak segera dilahirkan (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan adalah akhir dari kehamilan dan titik awal kehidupan di luar kandungan bagi bayi yang
baru lahir. Ada dua jenis persalinan, yaitu persalinan normal dan seksio sesarea. Menghadapi persalinan
pada umumnya, seorang istri, keluarga bahkan suami akan mengalami kecemasan. Kecemasan yang
muncul pasti akan menyebabkan munculnya mekanisme koping pada setiap keluarga atau suami yang
menghadapi kelahiran istrinya.
Persalinan normal atau partus spontan adalah proses keluarnya janin, plasenta dan selaput ketuban
dari rahim melalui jalan lahir. Sedangkan persalinan dengan operasi caesar sendiri merupakan prosedur
pembedahan yang bertujuan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim.
Saat ini operasi caesar lebih disukai oleh ibu yang akan melahirkan karena saat ini operasi caesar mulai
aman dari sebelumnya, karena antibiotik, transfusi darah, teknik pembedahan yang lebih sempurna, dan
anestesi yang lebih baik (Prawirohardjo, 2006).
Operasi Caesar Hal ini umumnya dilakukan karena adanya indikasi, baik medis maupun non-indikasi.
Faktor janin dan faktor ibu merupakan indikasi medis untuk operasi caesar. Indikasi non medis dilakukan
karena permintaan dari pasien sendiri atau direncanakan. Walaupun operasi caesar lebih disukai, namun
ada hal yang harus diperhatikan bahwa operasi caesar dilakukan baik untuk kepentingan ibu atau untuk
kepentingan bayi itu sendiri, oleh karena itu operasi caesar tidak dilakukan dan lebih disarankan untuk
melakukan persalinan normal kecuali dalam keadaan terpaksa yang dapat membahayakan keadaan ibu.
atau janin jika tidak segera dilahirkan (Prawirohardjo, 2006).
Proses persalinan yang dihadapi seorang istri akan menimbulkan kecemasan bagi keluarga dan
suami. Siti Nurjanah, (2013) dalam penelitiannya terhadap 43 suami yang menghadapi proses melahirkan
istrinya secara normal, menemukan bahwa suami lebih dominan mengalami kecemasan dan kecemasan
ringan. Lain halnya dengan Desriva (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Tingkat Kecemasan Suami
dalam Menghadapi Persalinan Istri Melalui Operasi Caesar di RS Sembiring menemukan bahwa suami
yang menghadapi persalinan istri mengalami kecemasan tetapi yang dominan mengalami kecemasan
sedang. Umumnya suami dalam menghadapi persalinan istrinya disebabkan oleh banyak faktor seperti:
kurangnya pengetahuan atau informasi tentang persalinan, kecemasan jika terjadi kegagalan proses
persalinan baik secara normal maupun dengan operasi caesar.

2. Metode

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif komparatif. Desain komparatif
adalah desain penelitian yang ingin membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini
membandingkan perbedaan variabel yang akan diukur. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk melihat
apakah ada perbedaan tingkat kecemasan dan koping suami dalam menghadapi persalinan istri dengan
operasi caesar dan normal.

JMN, Vol.4, No. 1 Januari 2022: hlm 1-6


3
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan e-ISSN 2656-0739 Setelah

semua data terkumpul, dilakukan analisis data melalui beberapa tahap, diantaranya tahap pertama
editing yaitu memeriksa nama dan kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa
semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua pengkodean adalah pemberian kode atau angka
tertentu pada kuesioner untuk memudahkan tabulasi, ketiga tahap pengolahan adalah memasukkan
data dari kuisioner ke dalam program komputer, tahap keempat adalah pembersihan, yaitu memeriksa
kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui apakah ada kesalahan atau tidak.
Data yang telah diolah, data demografi disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Tingkat
kecemasan dan koping suami terhadap proses melahirkan istrinya dengan operasi caesar dan biasanya
disajikan dalam bentuk distribusi dan persentase. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan tingkat
kecemasan dan koping suami menghadapi persalinan istri secara seksio sesarea dan normal
menggunakan analisis bivariat yaitu uji beda rerata independen (independent t-test). Uji t independen
digunakan karena data berdistribusi normal.

3. Analisis Dan Hasil

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden yang menghadapi persalinan
dengan operasi caesar berada pada usia 26-35 tahun, (n = 7 atau 46,7%), sebagian besar responden
adalah orang Jawa (n = 8 atau 53,3%). ). Mayoritas agama responden adalah Islam (n= 12 atau 80,0%).
Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden adalah responden dengan pendidikan
sedang (n = atau 46,7%) dan semua responden memiliki pekerjaan (n = 15 atau 100,0%) dengan
pendapatan tertinggi berada di atas upah minimum (n = 9 atau 60,0%). Responden terbanyak adalah
multigravidarum (n=10 atau 66,7%)
Sedangkan responden yang menghadapi persalinan istri dengan proses normal sebagian besar
berada pada rentang usia yang sama dengan seksio sesarea 26-35 tahun (n= 8,53,3%), mayoritas
beragama Islam (n = 10 atau 66,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan, responden berpendidikan sedang
(n= 8 atau 80%), semua responden bekerja dan umumnya berpenghasilan di atas upah minimum (n= 8
atau 53,3%) dan memiliki lebih dari 1 anak (n= 12 atau 80,0 %).

3.1 Karakteristik Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Persalinan Istri

Hasil penelitian tingkat kecemasan suami dalam menghadapi proses melahirkan istri dengan operasi
caesar dan normal di RSIA Natama Cliff High digambarkan pada tabel frekuensi dan distribusi persentase
terdapat pada tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1
Distribusi frekuensi tingkat kecemasan suami menemani proses persalinan istri sc dan normal di RSIA Natama
Kategori Persalinan Sc Persalinan Normal
F%F%
Kecemasan suami
Ringan 0 0 1 6.7
Saat ini 11 73,3 14 93,3
Panik Berat 4 0 26,7 0 00 00
Jumlah 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 1 mengenai tingkat kecemasan suami menghadapi proses melahirkan istrinya
dengan operasi caesar dan normal, dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi dan persentase tingkat
kecemasan suami yang menghadapi proses melahirkan istri secara normal berada pada tingkat
kecemasan sedang (n = 14 atau 93,3%). Demikian pula sebaran frekuensi dan persentase tingkat
kecemasan suami menghadapi persalinan istrinya dengan seksio sesarea berada pada tingkat kecemasan
sedang (n = 11 atau 73,3%). Tidak ada responden dengan tingkat kecemasan panik pada suami yang
menghadapi proses melahirkan istrinya baik sc maupun normal.

Ika Febriani Pandiangan, Tingkat Kecemasan Dan Penahanan Suami Dalam Operasi Caesar
Mematikan Dan Proses Persalinan Istri Normal Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Natama High Click
4
3.2 e-ISSN 2656-0739

Karakteristik Koping Suami Menghadapi Proses Persalinan Istri

Hasil penelitian koping suami dalam menghadapi proses persalinan istri dengan operasi caesar dan
normal di RSIA Natama Cliff High digambarkan pada tabel distribusi frekuensi dan persentase terdapat
pada tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Koping Suami dalam Menghadapi Proses Persalinan pada SC dan Istri Normal
Kategori Persalinan Sc Persalinan Normal
F%F%
Koping

Adaptif 0 0 0 0
Maladaptif 15 100 15 100
Jumlah 15 100 15 100

Berdasarkan tabel 2 di atas mengenai distribusi frekuensi dan persentase koping suami dalam
menghadapi proses melahirkan istrinya dengan operasi caesar dan normal, dapat diketahui bahwa 30
suami yang menghadapi proses melahirkan istri mereka semua memiliki koping adaptif.

3.3 Perbandingan Kecemasan Suami Menghadapi Persalinan Istri

Tabel di bawah ini akan menggambarkan perbedaan tingkat kecemasan suami yang menghadapi
persalinan istri dengan operasi caesar dan normal. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan tingkat kecemasan suami menghadapi persalinan normal dan operasi caesar.

Tabel 3
Perbedaan Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Persalinan Istri Melalui Operasi Caesar dan Normal
Khawatir
Rata-rata SD T df p
SC Suami Suami 40.33 6.01 2.533 28 0.017
Suami Normal 35.66 3.82

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata koping suami dalam berhubungan dengan
persalinan normal istrinya adalah 35,66 dengan standar deviasi (SD) sebesar 3,82. Sedangkan kecemasan
suami menghadapi persalinan istri dengan operasi caesar adalah 40,33 dan standar deviasi 6,01.
Pengujian analisis data dilakukan dengan menggunakan independent t test karena data berdistribusi
normal. Nilai t hitung sebesar 2.533
dengan nilai p sebesar 0.17 . Pada hasil uji t independent terlihat bahwa t hitung sebesar 2,533 pada df 28
dengan taraf signifikansi 95%, sedangkan nilai t tabel pada df 28 dengan signifikansi 95% adalah 2,048
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam hal ini juga terlihat bahwa nilai p =
0,017 < 0,05 yang berarti Ha diterima.

3.4 Perbandingan Koping Suami Menghadapi Proses Persalinan Istri


Tabel di bawah ini akan menjelaskan perbedaan mekanisme koping responden yang menghadapi
persalinan istri baik secara normal maupun seksio sesarea. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan mekanisme koping suami menghadapi proses persalinan istri normal dan seksio
sesarea.

Tabel 4
Distribusi Coping Ratio Suami terhadap Persalinan Istri Caesar dan

Coping Mean Normal SD t df p


SC Suami Suami 12.42.09 1.86 28 0.72

JMN, Vol.4, No. 1 Januari 2022: hlm 1-6


5
Jurnal Kebidanan dan Nursing e-ISSN 2656-0739 Suami Normal 13.531.06

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata koping suami dalam menghadapi persalinan
normal istrinya adalah 13,53, dengan standar deviasi (SD) sebesar 1,06. Sedangkan suami yang
menghadapi persalinan istrinya dengan operasi caesar adalah 12,4 dan standar deviasi adalah 2,09. Nilai t
hitung sebesar 1,86 dengan nilai p 0,72 menunjukkan bahwa Ho diterima. Pada hasil uji iindependent
t-test dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 1,86 pada df 28 dengan taraf signifikansi 95%, sedangkan
nilai t tabel pada df 28 dengan signifikansi 95% adalah 2,048 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Dalam hal ini nilai p = 0,72 > 0,05 yang berarti Ho diterima.

4. Kesimpulan

Tingkat kecemasan suami menghadapi persalinan istrinya melalui operasi caesar memiliki kecemasan
paling sedang (n=11 atau 73,3%) dan kecemasan berat sebanyak 4 orang (26,7%). Tingkat kecemasan
suami menghadapi persalinan normal istri sebagian besar kecemasan sedang (n= 14 atau 93,3) dan
kecemasan ringan (n=1 atau 6,7%). Suami yang menghadapi persalinan istrinya dengan operasi caesar
semuanya mengalami koping adaptif (n= 15 atau 100%).
Suami istri yang menghadapi persalinan normal semuanya memiliki koping adaptif (n= 15 atau 100%)
Ada perbedaan tingkat kecemasan suami yang menghadapi persalinan sesar dan istri yang melahirkan
normal, suami yang menghadapi persalinan istri secara sc lebih cemas dibandingkan suami yang
menghadapi persalinan normal pada istrinya. Sedangkan mekanisme koping suami yang menghadapi
persalinan istri secara seksio sesarea dan normal tidak ada perbedaan.

Referensi

Arikunto, S. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: Bhinneka Cipta. Bobok, sama sekali. (2005). Keperawatan
Maternitas. Jakarta: EGC.

Desriva N. 2011. Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Sectio Caesarea Pada Istri Di Rumah Sakit Umum Daerah
Sembiring Medan Tahun 2011. Karya Tulis Ilmiah. Sumatera: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Edmonds, D. (2009). Obstetri dan Ginekologi (edisi ke-7). Inggris: Penerbitan Blackwell.

Ermawati dkk (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.

Hidayat, AA (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Surabaya: Salemba Medika.

Istiqomah & Setiyawati. (2013). Perbedaan Mekanisme Koping pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Pria dan Wanita yang
Menjalani Hemodialisa di RS Kraton Pekalongan. Diambil 24Juni.

Jannatun, N. (2010). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di
Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan. Diambil 5 November 2013.

Julian. (2002). Peran Suami Dalam Proses Persalinan Istri di Klinik Nirmala Medan. Diambil tanggal 1 November 2013
dari http://repository.usu.ac.id/handle123456789/27234.
Magawan, A, Owen, P, Drife, J. (2006). Obstetri dan Ginekologi Klinis (Edisi ke-2). Inggris: Saunders Elseiver.

Mariyam, Kurniawan A. (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Tentang
Rawat Inap Anak Balita Di BRSD RAA Soewonso Pati. Jurnal Keperawatan Fikkes.

Mok, E & Tam, B. (2011) Stresor dan metode koping di antara pasien hemodialisis kronis di Hong Kong, jurnal
keperawatan kritis, 0962-1067. Diperoleh 24 Juni dari www.ebscohost.com.

Ika Febriani Pandiangan, Tingkat Kecemasan Dan Penahanan Suami Dalam Mematikan Operasi
Caesar Dan Proses Persalinan Istri Normal Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Natama High Click
6
Murkoff e-ISSN 2656-0739

, Eisenberg & Hatawhay. (2006). Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulanan. Jakarta: Arcan. Nasir,

A, Muhith, A. (2011). Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Nawangwulan T. 2011. Perbedaan Tingkat Kecemasan Suami dari Istri Primigravida dan Suami dari Istri Multigravida
Pada Persalinan Di RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Karangan. Surakarta: Fakultas Kedokteran UMS.

Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rheinka Cipta. Nurjanah, S. (2013). Tingkat
Kecemasan Suami Menghadapi Persalinan Istri di ASY-SYIFA RSU Sambi Boyolali. Tesis. Stiker Aisyiyah Surakarta.
Prawirohardjo. (2006). Kebidanan. Jakarta: Sarwono Prawirohardjo Yayasan Bina Pustaka d/a Departemen Obstetri
dan Ginekologi FKUI.

Pritchard, J. A, MacDonald, PC, & Gant, NF (1991). Kebidanan William. Penerjemah: Prof dr. R Hariadi dkk. Surabaya,
Penerbit: Airlangga University Press.

Purwanti H. (2003). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Suami Pasien Bersalin Pada
Persalinan Normal Kala I dan II Di Ruang Bersalin RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Karangan. Yogyakarta:
Fakultas Kedokteran UGM.

Rasmun. (2004). Stres, Mengatasi dan Adaptasi. Jakarta: Sagung Seto.

Simanjuntak I & Daulay W. Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi
Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Provinsi Sumatera Utara Medan. Jurnal
Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara.

Stuart, GW Sundeen, SJ (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Stuart, GW (2006). Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R and D. Bandung : Alfabeta.

Tursilowati, ST, Sulystiorini, E. (2007). Pengaruh Partisipasi Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi
Persalinan Di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Tahun 2007.

Videbeck, SL (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Wahyuni, A, S. (2011). Statistik Medis.

Yunani. F. (2013). Perbedaan Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Persalinan Dengan Risiko Tinggi Primigravida dan
Multigravida Pada Trimester Ketiga Di RS Dr. Moewardi 2013. Diakses tanggal 24 Juni 2014
darihttp://dglib.uns.ac.id/user.php?mn=detail&d_id=30158.
JMN, Vol.4, No. 1 Januari 2022: hlm 1-6

Anda mungkin juga menyukai