BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan dapat melahirkan bayi yang sempurna. Namun tidak jarang proses
oleh karena pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan janinnya atau pun
keinginan pribadi pasien itu sendiri. Persalinan dengan operasi di dalam dunia
medis disebut persalinan dengan operasi Caesar atau Sectio Caesaria (SC),
yaitu bayi dikeluarkan lewat pembedahan perut. Pada awalnya, operasi Caesar
hari menjadi Sang Kaisar Roma yang terkenal, yaitu Julius Caesar. Namun
dalam sejarah kedokteran, operasi Sectio Caesaria baru disebut sebagai cara
untuk melahirkan bayi setelah tahun Masehi (tepatnya 1794), yaitu ketika
penelitian dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini dilaporkan meningkat
rumah sakit Amerika Serikat, angka ini hanya berkisar sebesar 5 %. Namun
sebesar 25% - 30% pada tahun 1989. Pada tahun 1990 1996, angka ini
15%. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1995, mengusulkan
bahwa angka persalinan dengan Sectio Caesaria secara nasional tidak melebihi
Dr. Gulardi dan dr. A. Basalamah terhadap 64 rumah sakit di Jakarta pada
tahun 1993 tercatat 17.665 kelahiran. Dari angka kelahiran tersebut, sebanyak
akibat plasenta previa yaitu sebanyak 11,9% - 21% dan karena janin sungsang
berkisar 4,3% - 8,7%. Sementara data lain dari RSUPN Cipto Mangunkusumo
tersebut, 13,7% disebabkan oleh gawat janin dan 2,4% karena ukuran janin
terlalu besar dan sisanya sekitar 13,9% operasi Caesar dilakukan tanpa
(Djalalluddin, 2004 : 1)
secara keseluruhan adalah sebanyak 1.019 orang ibu dengan perician sebagai
persalinan dengan Vacuum Extraksi (VE) sebanyak 142 orang ibu (13,9%) dan
baik dari faktor ibu maupun faktor janin. Faktor ibu diantaranya disebabkan
(9,74%) dan kelainan kontraksi rahim (8,77%). Sementara dari faktor janin,
sebagian besar disebabkan karena kelainan letak janin baik letak sungsang
janin (fetal distress). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa persalinan dengan
4
masih tinggi.
20%, sedangkan untuk rumah sakit swasta sebanyak 15%. Sementara itu
dokter yang melakukan operasi Caesar tanpa indikasi yang kuat (Kasdu,
2005 : 6).
tetap saja operasi ini mempunyai risiko. Angka kematian pasca salinnya
lebih tinggi dari angka kematian ibu secara umum. Risiko kematian
(1995) seperti yang dikutip oleh Dini Kasdu (2005 : 26) mengatakan bahwa
Persalinan dengan operasi memiliki kemungkinan risiko lima kali lebih besar
banyak dari operasi Caesar adalah akibat tindakan anestesi, jumlah darah
5
memerlukannya yaitu apabila janin atau ibu dalam keadaan gawat darurat dan
hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi. Hal
ini karena bentuk operasi apapun selalu mengandung risiko sehingga harus
ada indikasi yang jelas. Tindakan operasi diputuskan oleh penolong persalinan
RSUD Banjarbaru.
B. Perumusan Masalah
oleh karena pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan janinnya. Hal ini
risiko lima kali lebih besar terjadi komplikasi dibandingkan persalinan normal.
2007 masih cukup tinggi yaitu sebanyak 308 orang ibu (30,2%) dari total
Tahun 2007 ? .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
persalinan SC.
persalinan SC.
SC.
persalinan SC.
persalinan SC.
persalinan SC.
persalinan SC.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi
pada wanita.
8
E. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
bulan atau hampir cukup bulan disusul oleh placenta dan selaput janin dari
suatu proses pengeluaran janin dan uri yang dapat hidup ke dunia luar, dari
2. Jenis Persalinan
a. Menurut tindakan
sejak awal sampai akhir dengan tenaga dan kekuatan ibu sendiri
3. Indikasi Persalinan
a. Indikasi yang datang dari pihak ibu : Ibu menderita penyakit jantung
atau paru-paru, ibu dengan pre eklampsi dan eklampsi, adanya oedema
b. Indikasi yang datang dari pihak anak. Indikasi ini biasa juga disebut
indikasi waktu. Walaupun keadaan ibu dan janin masih baik tetapi bila
kita menunggu lebih lama, pasti akan memburuk. Keadaan ini dapat
terjadi pada : panggul sempit, conyugata vera kurang dari 10 cm, partus
lama, bila pada primigravida kala II berlangsung 2 jam dan pada multi
4. Tanda-Tanda Persalinan
2). Intervalnya makin lama makin pendek dan intensitasnya makin kuat.
a. Pengaruh faktor usia ibu terutama pada ibu dengan primi gravida,baik
primi gravida yang muda maupun primi gravida yang tua, sebab pada
antara 12 - 15 tahun, kelainan yang sering terjadi pada usia ini adalah
2). Sedang pada primi gravida tua yaitu pada usia 35 tahun,
1). Kelainan his :inertia uteri (kelemahan his). Keadaan ini dapat
persalinan, yaitu :
1). Tahanan dari cervix, cervix yang kaku akan memberikan tahanan
bila terdapat kelainan letak, misalnya letak lintang, letak sungsang, letak
dahi dan lain-lain. Bila terjadi kelainan letak maka persalinan dengan
Pengaruh ini terutama sekali pada ibu dengan primi gravida. Bila
persalinan untuk melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih,
2005 : 8).
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas
sayatan pada dinding depan perut / vagina atau suatu histerotomia untuk
mengiris dinding perut dan dinding rahim (Bagian obsetri & Ginekologi,
untuk keselamatan ibu dan janin ketika harus berlangsung, tidak terjadi
dan bayi dalam keadaan darurat sehingga harus segera dilahirkan, tetapi jalan
a. Faktor janin
arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi
distress)
4) Faktor placenta
b) Plasenta previa
alami.
18
serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah
yang banyak, yang bisa keluar melalui vagina, tetapi bisa juga
sebagian atau seluruh tali pusat. Pada keadaan ini, tali pusat
lebih (Mochtar Rustam, 1998 : 265). Adanya janin lebih dari satu di
Keadaan ini akan mempengaruhi letak janin. Oleh karena itu, pada
b. Faktor ibu
atau ibunya, ibu menderita eklampsia atau ketuban pecah dini, dan
kehamilan ganda, obesitas, dan umur ibu yang lebih dari 35 tahun
2) Tulang panggul
bayi susah keluar melalui jalan lahir. Panggul sempit ini lebih
seperti janin tidak maju, tidak bisa lewat panggul, atau letak lintang.
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit
bernapas. Gangguan jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom
Caesar.
lama 2 x 24 jam. Apabila bayi tidak lahir juga lewat waktu itu,
bukan keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini
karena risiko operasi Caesar lebih besar daripada persalinan alami. Indikasi
terjadi 1,03% rupture uteri (rahim robek). Risiko ini bisa menimpa ibu
maupun bayinya.
risiko paling banyak dari operasi Caesar adalah akibat tindakan anestesi,
paru, dan pemulihan bentuk serta letak rahim menjadi tidak sempurna.
tubuh selama beberapa hari dalam mass nifas, sedangkan komplikasi berat,
25
sebelumnya.
dan persediaan darah yang cukup, saat ini operasi Caesar jauh lebih aman
maupun bayi. Risiko ini sifatnya individual, yaitu tidak terjadi pada semua
orang.
26
a. Alergi
alami. Jenis obat-obatan ini beragam, mulai dari antibiotik, obat untuk
b. Perdarahan
bekuan darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul.
uteria ikut terbuka atau karena atonia uteri. Kehilangan darah yang
yang tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim atau
kandung kencing. Selain itu, dapat juga berdampak pada organ lain
khusus.
memiliki parut dalam rahim. Oleh karena itu, pada tiap kehamilan
e. Demam
infeksi.
susu yang keluar pertama kali) tidak bisa dinikmati bayi dan bayi tidak
Kelebihan :
4) Perdarahan kurang
Kekurangan :
perdarahan banyak.
Kelebihan :
Kekurangan :
teoritis mengenai Sectio Caesaria menurut Dini Kasdu (2005: 12 - 25) yaitu
sebagai berikut :
FAKTOR IBU
Pre Eklampsia
Ketuban Pecah Dini
dan kelainan lainnya
Kelainan Kontraksi
Distosia
Riwayat SC
CPD
PERSALINAN DENGAN
FAKTOR JANIN SECTIO CAESARIA
Kelainan Letak
Kelainan Plasenta
Kelainan Tali Pusat
Gawat Janin
Bayi Besar
Kehamilan Kembar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
tahun 2007.
B. Populasi Penelitian
penelitian ini secara Sampling Jenuh yaitu suatu teknik penetapan sampel
1. Lokasi Penelitian
Banjarbaru.
2. Waktu Penelitian
1. Variabel Penelitian
10 Kelainan Tali Keadaan pada tali pusat janin Catatan Nominal 1. Ada
Pusat yang mengganggu jalannya Medik 2. Tidak Ada
proses persalinan seperti Responden
prolapsus tali pusat dan lilitan
tali pusat (Saifudin. Abdul
Bari, dkk, 2002 : 24).
E. Instrumen Penelitian
medik (status pasien) ibu dengan persalinan Sectio Caesaria serta buku
1. Pengumpulan Data
sekunder yaitu yang diperoleh dari hasil dokumentasi catatan medik ibu
2007
catatan medik ibu dan buku register (kohort) persalinan dengan Sectio
3. Analisis Data
dalam bentuk tabel dan diuraikan dalam prosentase dan narasi untuk
penelitian ini.
36
BAB IV
A. Hasil penelitian
8.256 m2 . Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit tipe C sesuai dengan
penuh tingkat dasar (5 pokja) sesuai surat Dirjen Yan Medik Depkes RI.
Keuangan
inap sebanyak 109 tempat tidur (TT) yang terbagi atas 6 ruang perawatan
rawat inap yaitu ruang perawatan Camar (25 TT), ruang perawatan
Kasuari (25 TT), ruang Merak (24 TT), ruang Merpati (17 TT), ruang
Murai (15 TT) dan ruang perawatan ICU (3 TT) dengan indikator efisiensi
mutu pelayanan kesehatan rawat inap seperti terlihat pada tabel 4.1
75,5% (standar ideal 60% 80%). Rata-rata lama pasien dirawat (LOS)
selama tahun 2006 dan 2007 adalah selama 4 hari, pencapaian ini
tidak ditempati (TOI) adalah selama 2 hari pada tahun 2006 dan selama 1
kematian untuk tiap 1000 penderita keluar (GDR) selama tahun 2007
angka kematian penderita kurang dari 48 jam untuk tiap 1000 penderita
keluar (NDR) selama tahun 2007 adalah sebesar 10,20/seribu, angka ini
ideal 25/seribu).
Banjarbaru didukung oleh sumber tenaga yang berjumlah total 307 orang ,
18 % serta S2 sebesar 3 %.
21 tempat tidur terdiri dari ruang VIP sebanyak 2 tempat tidur, Kelas I
dengan BOR (Bed Occupancy Rate) atau rata-rata pemakaian tempat tidur
sebanyak 308 orang ibu (30,2%) dari 1.019 orang ibu melahirkan dan
40
paling sedikit adalah ibu dengan riwayat SC sebelumnya dan ibu dengan
21 kasus persalinan (6,82%). Lebih jelasnya seperti pada tabel 4.2 dibawah
ini :
kelainan letak janin baik letak sungsang maupun letak lintang sebanyak
B. Pembahasan
akan dianalisa secara deskriptif sesuai dengan konsep teori yang telah dibahas
sebanyak sebanyak 308 orang ibu (30,2%) dari 1.019 persalinan keseluruhan.
berasal dari faktor ibu yaitu sebanyak 182 kasus (59,09%), sedangkan indikasi
dari faktor janin sebanyak 115 kasus (37,34%) dan yang paling sedikit adalah
persalinan dengan Sectio Caesaria yang dilakukan tanpa indikasi medis yaitu
a. Pre-Eklampsia Berat
04% ).
pada ibu hamil terdiri dari hipertensi, proteinuria, dan edema yang
kehamilan ganda, obesitas, dan umur ibu yang lebih dari 35 tahun
jantung janin < 100 /menit atau > 180/menit, serviks belum matang,
(9,74%).
Apabila air ketuban habis sama sekali, padahal bayi masih belum
masuknya bakteri lewat vagina, infeksi akan terjadi pada ibu hamil
ibu dan janinnya. Semakin lama bayi berada dalam rahim maka akan
Apabila bayi tidak lahir juga lewat waktu itu, barulah dokter
terdorong dan tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar. Untuk
sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang dibanding his
kemudian terjadi inertia uteri, ibu lemah dan partus telah berlangsung
d. Distosia
pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernapas.
Gangguan jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor.
e. Oligohidromion
(7,79%).
suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang
pecah dini. Apabila air ketuban sedikit atau habis sama sekali, padahal
f. Riwayat SC sebelumnya
pada corpus uteri sepanjang 10 cm. Namun, operasi kedua bisa terjadi
23).
melalui jalan lahir. Panggul yang sempit kadang baru diketahui pada
saat kontraksi sudah terjadi dan kepala bayi berada dalam jalan lahir,
tidak mengalami kemajuan. Masalah serupa, yaitu letak atau sumbu bayi
dengan sumbu panggul tidak searah, miring, atau melintang sehingga bayi
tidak mungkin lahir lewat jalan lahir biasa (Kasdu, 2005 : 22).
atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang. Risiko
besar dibandingkan lahir dengan letak kepala yang normal. Oleh karena
lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi yang satu dan
bayi terhenti dan macet dengan presentasi tubuh janin di dalam jalan
b. Kelainan Plasenta
seluruh jalan lahir (Saifudin. Abdul Bari, dkk, 2002 : 20). Keadaan ini
akan mengakibatkan kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan
korpus uteri (badan rahim). Hal ini dapat membahayakan ibu. Keadaan
menyebabkan serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan
letak lintang.
yang bisa keluar melalui vagina, tetapi bisa juga tersembunyi di dalam
rahim. Apabila plasenta sudah lepas, sementara janin masih lama lahir maka
dalam uterus (Depkes. RI, 1999). Kondisi ini bisa menyebabkan janin
yang abnormal. Gangguan pada bayi juga dapat diketahui dari adanya
terdiri dari lilitan tali pusat sebanyak 9 kasus (2,92%) dan prolapsus
seluruh tali pusat. Pada keadaan ini, tali pusat berada di depan atau di
samping bagian terbawah janin atau tali pusat sudah berada di jalan
lahir sebelum bayi (Saifudin. Abdul Bari, dkk, 2002 : 24). Keadaan
akan dilakukan apabila tali pusat sudah turun lebih dahulu sebelum
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada bayi, misalnya sesak napas
Lilitan tali pusat adalah suatu keadaan dimana janin terlilit oleh
tali pusat (Depkes. RI, 1999 : 16). Lilitan tali pusat ke tubuh janin
melintang. Jadi, posisi kepala janin tidak dapat masuk kejalan lahir.
adanya lilitan tali pusat di tubuh janin sejak usia muda kehamilan.
Apabila usia janin sudah sampai pada batas bisa dilahirkan (34 - 36
e. Bayi Besar
4.000 gram atau lebih (giant baby), yang menyebabkan bayi sulit
f. Gamelly
risiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi.
Adanya janin lebih dari satu di dalam rahim, menyebabkan mereka harus
saling berbagi tempat. Keadaan ini akan mempengaruhi letak janin. Oleh
tetap saja operasi ini mempunyai risiko. Angka kematian pasca salinnya
lebih tinggi dari angka kematian ibu secara umum. Risiko kematian
(1995) seperti yang dikutip oleh Dini Kasdu (2005 : 26) mengatakan bahwa
Persalinan dengan operasi memiliki kemungkinan risiko lima kali lebih besar
banyak dari operasi Caesar adalah akibat tindakan anestesi, jumlah darah
20%, sedangkan untuk rumah sakit swasta sebanyak 15%. Sementara itu PB.
56
persalinan dengan Sectio Caesaria tidak saja didapatkan dinegara maju, tetapi
persalinan dengan Caesar dengan cara bekerja sesuai dengan standar medis
serta disesuaikan dengan sarana yang ada dan kemampuan individual rata-rata
serta menjauhkan dokter dari ketakutan pada tuntutan pasien terhadap dokter.
57
BAB V
A. Kesimpulan
10. Indikasi kejadian gawat janin pada ibu dengan persalinan SC di RSUD
11. Indikasi adanya bayi yang terlalu besar pada ibu dengan persalinan SC di
12. Indikasi adanya bayi kembar pada ibu dengan persalinan SC di RSUD
182 kasus (59,09%), sedangkan dari faktor janin sebanyak 115 kasus
yaitu sebanyak 34 kasus persalinan (11, 04%), sedangkan dari faktor janin
B. Saran
c. Perlu ditegakkan diagnosis yang tepat dengan syarat dan batasan yang
d. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada kasus rujukan maupun kasus
memakai partograf.
yang lebih lama dan desain penelitian yang berbeda terutama yang bersifat
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin. Abdul Bari, dkk. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi 1, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
FK. Unpad, (1997), Ginekologi dan Obstetri. Obstetri Operatif. Penerbit FK.
Unpad, Bandung.
Hidayat, Aziz Alimul., (2003); Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah,
Salemba Medika, Jakarta
Kasdu, Dini (2005), Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Penerbit Puspa
Sehat, Jakarta
Martius Gerhard, (1997), Bedah Kebidanan. Edisi 12. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Mochtar Rustam, (1998), Sinopsis Obstetri Operatif dabn Obstetri Sosial. Edisi 2,
EGC, Jakarta
Saifudin. Abdul Bari, dkk. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi 1, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
Smith Trisha Duffet, (1996), Persalinan dengan Bedah Caesar. Penerbit Arcan,
Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa (1994), Ilmu Bedah Kebidanan, Binarupa Aksara, Jakarta
Wirakusumah, Firman(2000), Persalinan Caesar : Suatu Telaah Global,
htpp: // www. mkionline.net, diakses tanggal 10 Januari 2007
62
Nomor Responden :
Petunjuk : Berilah tanda Check List () pada kolom yang telah disediakan
Hasil Dokumentasi
No INDIKASI /PENYEBAB SC Tidak
Ada
Ada
1 Penyakit penyerta kehamilan
2 CPD
3 Riwayat SC sebelumnya
4 Distosia
5 Kelainan Kontraksi Rahim
6 Ketuban Pecah dini
Petunjuk : Berilah tanda Check List () pada kolom yang telah disediakan
Hasil Dokumentasi
No INDIKASI /PENYEBAB SC Tidak
Ada
Ada
1 Bayi terlalu besar
2 Letak Sungsang
3 Letak Lintang
4 Gawat Janin
5 Plasenta Previa
6 Solutio Plasenta
7 Prolapsus Tali Pusat
8 Terlilit Tali Pusat
9 Bayi Kembar