Anda di halaman 1dari 26

SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN

P E R S A L I N A N F I S I O L O G I S PA D A N Y. R
D E N G A N P E R S A L I N A N K A L A S AT U D I
P U S K E S M A S PA K U A N B A R U

OLEH:
MORA MUTIA SIREGAR
JU B SEMESTER IV
PENGERTIAN PERSALINAN
Menurut buku JNPK-KR
Asuhan Perslinan Normal
2013:37 Persalinan adalah menurut buku obstetri
proses dimana bayi, menurut buku ilmu
fisiologis fakultas
plasenta dan selaput kebidanan prof. Dr dokter
kedokteran universitas
ketuban keluar dari uterus sarwono prawirohardjo
padjajaran bandung
ibu. Persalinan dianggap dalam buku ilmu
1983:221 mengatakan bahwa
normal jika prosesnya kebidanan 2005:180
pengertian persalinan adalah
terjadi pada usia kehamilan mengatakan bahwa
serangkaian kejadian yang
cukup bulan (setelah 37 pengertian persalinan
berakhir dengan pengeluaran
minggu) tanpa disertai adalah suatu proses
bayi yang cukup bulan atau
adanya penyulit. Persalinan pengeluaran hasil konsepsi
hampir cukup bulan, disusun
dimulai (inpartu) sejak yang dapat hidup dari
dengan pengeluaran placenta
uterus berkontraksi dan dalam uterus melalui
dan selaput janin dari tubuh
menyebabkan perubahan vagina ke dunia luar.
ibu.
pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta
secara lengkap.
LANJUTANNN.....

Persalinan biasanya ditandai dengan:


Maka dari semua pengertian
persalinan yang telah
diuraikan pada pengertian
diatas maka dapat
disimpulkan bahwa persalinan 1. Penipisan dan pembukaan serviks
normal atau partus adalah 2. Kontraksi uterus yang
keluarnya janin hasil konsepsi mengakibatkan perubahan
atau pembuahan yang cukup pada serviks (frekuensi
bulan dari dalam uterus minimal 2 kali dalam 10
menuju ke dunia luar dan menit).
disusul dengan pengeluaran 3. Cairan lendir bercampur darah
placenta dan selaput ketuban (show) melalui vagina.
dari jalan lahir.
SEBAB-SEBAB PERSALINAN DAN FAKTOR-FAKTOR
PERSALINAN

Ada beberapa penyebab Faktor-faktor persalinan


terjadinya persalinan yaitu:
1. Power
1. Penurunan kadar
2. Passage
progesteron
3. Passanger
2. Teori oxitocin
4. Psikis Ibu
3. Keregangan otot-otot
5. Penolong
4. Pengaruh janin
6.
5. Teori prostaglandin
FASE-FASE DALAM PERSALINAN
Didalam proses persalinan
terdapat beberapa fase antara
lain yaitu dimulai dari fase kala I
persalinan, kala II persalinan,
kala III persalinan dan kala IV
persalinan. Namun disini saya
akan lebih membahas tentang
fase kala I dalam persalinan.
kala I persalinan dimulai sejak 1. Fase laten
terjadinya kontraksi uterus yang 2. Fase aktif
teratur dan meningkat (frekuensi
dan kekuatannya) hingga serviks
membuka lengkap (10 cm). Pada
fase kala I dalam persalinan ini
terdapat 2 fase yang
menyebabkan proses
membukanya serviks sebagai
akibat dari His yaitu:
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
IBU BERSALIN
Pemeriksaan abdomen
digunakan untuk:
Menentukan tinggi
fundus uteri, Memantau
Anamnesis kontraksi uterus,
Tujuan anamnesis adalah Memantau denyut
mengumpulkan informasi tentang Pemeriksaan fisik jantung janin,
Menentukan presentasi,
riwayat kesehatan, kehamilan, dan Tujuan pemeriksaan fisik adalah Menentukan penurunan
persalinan. Informasi ini untuk menilai kondisi kesehatan ibu bagian terbawah janin
digunakan dalam proses membuat dan bayinya serta tingkat
keputusan klinik untuk kenyamanan fisik ibu
menentukan diagnosis dan bersalin.anjurkan mereka untuk
mengembangkan rencana asuhan bertanya dan menjawab pertanyaan
atau perawatan yang sesuai. yang diajukan sehingga mereka
Tanyakan pada ibu : memahami kepentingan Pemeriksaan Dalam
•Nama, umur dan alamat, Gravida pemeriksaan. Untuk menilai
dan para, Hari pertama haid pembukaan dan
penipisan serviks,
terakhir
penyusupan,
•Kapan bayi akan lahir (menurut penurunan bagian
tafsiran ibu), Riwayat alergi obat- terbawah janin dsb.
obatan tertentu, Riwayat
kehamilan yang sekarang, Riwayat
kehamilan sebelumnya, Riwayat
medis lainnya (masalah
MENCATAT DAN MENGKAJI HASIL
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
Ketika anamnesis dan pemeriksaan fisik telah lengkap:
Catat temuan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik secara teliti atau lengkap
Gunakan informasi yang ada untuk menentukan apakah ibu sudah inpartu,
tahapan dan fase persalinan. Jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm,
berarti ibu masih dalam fase laten kala satu persalinan dan perlu penilaian
ulang 4 jam kemudian.jiak pembukaan telah mencapai atau lebih dari 4 cm
maka ibu berada dalam fase aktif kala satu persalinan sehingga perlu dimulai
pemantauan kemajuan persalinan dengan mengggunakan partograf.
Tentukan ada-tidaknya masalah atau penyulit yang harus ditatalaksana secara
khusus.
PENGENALAN DINI TERHADAP MASALAH
PENYULIT.
PERSIAPAN ASUHAN PERSALINAN

Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi dimanapun persalinan dan
kelahiran bayi terjadi.

Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan pastikan


kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap
pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi

Persiapan rujukan

Memberi asuhan sayang ibu


PARTOGRAF

Mencatat hasil observasi dan kemajuan


persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam

Partograf adalah alat bantu


untuk memantau kemajuan
kala satu persalinan dan Mendeteksi apakah proses persalinan
informasi untuk membuat berjalan secara normal. Dengan demikian
keputusan kelinik. Tujuan juga dapat mendeteksi secara dini
utama dari pembuatan kemungkinan terjadinya partus lama.
partograf adalah :

Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan


kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses
persalinan, pemeriksaan laboratorium, membuat
keputusan klinik, dan asuhan atau tindakanyang
diberikandimana semua itu dicatat secara rincipada
status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru
Jika digunakan secara tepat dan
konsisten, partograf akan membantu
Partograf harus digunakan:
penolong persalinan untuk:
Untuk semua ibu dalam fase aktif kala
Mencatat kemajuan persalinan
satu persalinan dan merupakan elemen
Mencatat kondisi ibu dan janinnya
penting dari asuhan persalinan.
Mencatat asuhan yang diberikan selama
Selama persalinan dan kelahiran di
persalinan dan kelahiran
semua tempat (rumah, puskesmas, klinik
Menggunakan informasi yang tercatat
bidan swasta, rumah sakit dll)
untuk identifikasi dini penyulit
Secara rutin oleh penolong persalinan
persalinan
yang memberikan asuhan persalinan
Menggunakan informasi yang tersedia
kepada ibu dan proses kelahiran
untuk membuat keputusan klinik yang
bayinya.
sesuai dan tepat waktu.
STANDAR ASUHAN (MANAJEMEN
1.
KEBIDANAN)
Langkah I : Tahap pengumpulan data dasar
Anamnese, Pemeriksaan fisik, sesuai kebutuhan dan tanda-tanda vital,
Pemeriksaan khusus, Pemeriksaan Penunjang,
2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar
3. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
4. Langkah IV : menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik oleh Bidan
maupun Dokter, dan atau untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
5. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang komprehensip
6. Langkah ke VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan yang Efisien dam Aman
7. Langkah VII : Evaluasi
TINJAUAN KASUS

ANAMNESSA (DATA SUBJEKTIF)


BIODATA
Nama klien/Ibu : Ny. Rosdiana
Umur : 33 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
KELUHAN UTAMA :
Alamat :Rt. 35 kec. Jambi selatan
merasakan nyeri perut pada bagian
bawah hingga menjalar ke pinggang dan
Nama suam : Tn. Prananda AnggaPutra
mengeluarkan lendir bercampur darah.
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : sma :Sma
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Rt. 35 kec. Jambi selatan
 
 
Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

Riwayat kehamilan saat ini : G2 P1 A0 H1


Masalah yang pernah dialami :
Hamil muda :
Hamil tua :
Imunisasi :
Riwayat penyakit keluarga dan atau operasi yang lalu: (jenis penyakit/operasi,
Dimana dan kapan):
Makan/Minum/Eliminasi DATA OBYEKTIF
Kapan terakhir kali makan/minum : (PEMERIKSAAN FISIK) :
WIB Keadaan umum : Baik
Jenis makanan/minuman yang sering Tanda-tanda vital: TD: 120/80mmHg ,
dikonsumsi : N : 80 x/mnt , S : 36,70C, P : 20
Nasi, sayur, lauk-pauk, buah,air putih, x/mnt
susu Turgor : Baik
  Mata
Kapan terakhir BAB: wib Sklera:
Kapan terakhir BAK: : wib Konjungtiva:
Penglihatan:
Psikososial Muka:
Psikososial: Penerimaan klien terhadap Payudara: simetris
kehamilan ini : diharapkan Puting susu: menonjol
Social support dari: suami, orang tua, Areola mammae
mertua, keluarga lain
Pengeluaran ASI: kolostrum
Abdomen
Pengambilan keputusan : Bersama
Bekas operasi: tidak ada
PEMERIKSAAN KHUSUS TOUCHER/PERIKSA DALAM
PALPASI Porsio: Tipis
Tinggi fundus : 30 cm Pembukaan: 5cm
Bagian terdapat dalam Fundus : Ketuban: Utuh
Bokong
Presentase: Kepala
Presentasi : kepala
Penurunan: HII
Posisi : Puka
Pemeriksaan penunjang:
Penurunan: 2/5
dilakukan pada masa kehamilan
Pergerakan : Aktif
kontraksi : Baik
Diagnosa atau masalah
TBBJ: 2945 gram
G2 P1 A0 H1 40-41 minggu, inpartu
AUSKULTASI:
kala I fase aktif janin tunggal hidup intra
DJJ: 138x/ m
uterine
PERKUSI:
Repleks patella: kanan /kiri
Vulva: Bersih
Pengeluaran: Lendir campur darah
haemoroid: Tidak ada
CATATAN PELAKSANAAN
PEMBAHSAN
1. Pengkajian
Pada kasus ini pengkajian dilakukan pada 26 Februari 2019 diperoleh data subyektif yaitu ibu
mengatakan merasa nyeri perut bagian bawah menjalar kepinggang dan mengeluarkan lendir
bercampur darah. Sedangkan pada data obyektif dilakukan dilakukan pemeriksaan, antara lain:
keadaan umum baik, Vital Sign: TD: 120/80 mmHg, N: 80/Menit, Rr: 20/menit, S: 36.7˚C, dan
melakukan pemeriksaan pervaginam.Pada pengkajian kasus ini ditemukan kesenjangan antara teori
dan praktik yaitu pada pemeriksaan fisik. Pada teori dilakukan pemeriksaan secara Head To Toe
sedangkan pada praktik tidak. Pada praktik hanya melakukan pemeriksaan TTV. Adapun pada
pengkajian ini ada beberapa hal yang tidak dilakukan di puskesmas pakuan baru yaitu:
a. Riwayat kesehatan termasuk faktor heriditer dan kecelakaan,
b. Riwayat menstruasi
c. Riwayat obstetri dan ginekologi termasuk nifas dan laktasi
d. Pengeahuan klien
e. Riwayat alergi obat-obatan
f. Riwayat kehamilan yang sekarang
g. Riwayat kehamilan sebelunya.
Sedangkan menurut buku APN dan buku varney beberapa data tersebut memang harus ditanyakan kepada
ibu guna untuk proses membuat keputusan klinik untuk mengembangkan diagnosis dan rencana
asuhan perawatan.
LANJUTAN...
2. Interpretasi Data Dasar
Tahap persalinan mulai dari kala I,II, dan III adapun diagnosa pada kala I yaitu Ibu Inpartu Kala
I fase aktif, sedangkan menurut teori diagnosa secara lengkap yaitu G 2P1A0, usia kehamilan aterm,
janin tunggal hidup, intrauteri, presentasi kepala dengan persalinan normal. Hal ini sesuai dengan
daftar nomenklatur kebidanan. Pada kala I,II dan III terdapat masalah yang muncul yaitu mules-
mules serta keluar lendir bercampur darah, sesuai dengan teori (Varney,2007:672-674) Bloody show
atau plak lendir disekresi serviks sebagi hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan.
Menganjurkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas dari hidung, dan mengeluarkan dari
mulut, memberikan penjelasan tentang tanda-tanda persalinan bahwa mules-mules merupakan
keadaan yang normal, dan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan memberikaan ibu minum. Maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Identifikasi Diagnosa Potensial
Pada kasus Ny. R dengan persalinan spontan muncul diagnosa antisipasi adanya Masalah potensial yang
mungkinn terjadi pada kala I persalinan adalah kemajuan persalinan yang tidak sesuai partograf,
ketuban pecah dini dan kala I memanjang. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan praktik.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Pada kasus Ny. R dengan persalinan spontan tidak adanya tindakan segera yang dilakukan dan Pada
langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
Menyusun Rencana Asuhan
Pada kasus Ny. R umur 33 tahun G2P1A0 dengan persalinan spontan. Rencana tindakannya yaitu
Informed consent, Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAB
dan BAK, Siapkan ruangan, alat – alat dan obat – oabatan yang diperlukan untuk pertolongan
persalinan, Lakukan pemantauan TTV pada ibu dan DJJ, Obserfasi kemajuan persalinan dan
pemantauan kondisi janin dengan partograf, Lakukan pendokumentasian pada patograf.
Sedangkan menurut buku manajemen varney rencana asuhan kala I yaitu :
1) Mengevaluasi kesejahteraan ibu, termasuk diantaranya :
a. Mengukur Tekanan Darah, Suhu, Nadi, Pernafasan setiap 2-4 jam apabila ketuban masih utuh, setiap 1-2
jam apabila ketuban sudah pecah.
b. Mengevaluasi kandung kemih minimal setiap 2 jam
c. Apabila diperlukan melakukan pemeriksaan urine terhadap protein, keton
d. Mengevaluasi hidrasi
e. Mengevaluasi kondisi umum : kelelahan dan kehabisan tenaga, perilaku dan respon terhadap persalinan,
rasa sakit dan kemampuan koping.
2) Mengevaluasi kesejahteraan janin, termasuk diantaranya
a. Letak janin, presentasi, gerak dan posisi
b. Adaptasi janin terhadap panggul, apakah ada CPD ?
c. Mengukur DJJ dan bagaiman polanya, dapat di evaluasi setiap 30 pada fase aktif, dan perlu dilakukan
pengukuran DJJ pada saat : ketuban pecah, sesudang dilakukan enema (klisma). Apabila tiba-tiba ada
perubahan kontraksi selama proses persalinan, sesudah pemberian obat dan apabila ada indikasi
terjadi komplikasi medik & obstetri
3) Mengevaluasi kemajuan persalinan, termasuk melakukan observasi : penipisan, pembukaan,
turunannya bagian terendah, pola kontraksi (frekuensi, durasi, dan intensitas), perubahan
perilaku ibu, tanda dan gejala dari masa transisi dan mulainya kala II, serta posisi dari
punctum maximum
4) Melaksanakan perawatan fisik ibu : menjaga kebersihan dan kenyamanan, perawatan mulut
5) Memberikan dukungan pada ibu dan keluarga
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan: Berilah
dukungan dan yakinkan dirinya, Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan
persalinan, Dengarkan keluhannya dan cobalah lebih sensitif terhadap perasaannya
b. Jika ibu tampak kesakitan, dukungan / asuhan yang dapat diberikan yaitu: Lakukan
perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, Sarankan ibu untuk berjalan, Ajaklah
orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok punggung
atau membasuh muka diantara kontraksi, Ajarkan kepadanya tehnik bernafas, ibu diminta
untuk menarik nafass panjang, menahan nafasnya sebentar kemudia lepaskan dengan cara
meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi
c. Penolong tetap menjaga hak prevasi ibu dalam persalinan
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
6) Melakukan skrening untuk mengantisipasi komplikasi pada ibu dan janin
7) Melakukan apakah ibu memerlukan 13 manejemen dasar, yaitu :
a. Apakah ibu perlu diklisma
b. Apakah ibu perlu dicukur, kalau ya variasi cukurannya bagaimana?
c. Apakah ibu perlu dipasang iv ( penflon/optiva)
d. Apakah ibu perlu diberi posisi tertentu atau pembatasan gerak, apabila ya sampai dimana betasannya
e. Apakah ibu perlu diberi makan, atau minum melalui oral, apabila ya, makanan atau minuman apa saja
yang diperbolehkan
f. Apakah ibu perlu diberi obat, apabila ya : obat apa ? berapa banyak ? dan kapan pemberiannya ?
6. Pelaksanaan langsung asuhan yang efisien dan aman
Pada langkah ini dilakukan tindakan sesuai dengan perencanaan yaitu dalam praktik melakukan informed
consent, menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB
dan BAK, menyiapkan ruangan, alat – alat dan obat – oabatan yang diperlukan untuk pertolongan
persalinan, melakukan pemantauan TTV pada ibu dan DJJ, mengobserfasi kemajuan persalinan dan
pemantauan kondisi janin dengan partograf, melakukan pendokumentasian pada patograf. Pada
langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Yaitu tidak dilakukannya mengevaluasi
kesejahteraan ibu yaitu mengevaluasi kandung kemih setiap 2 jam, mengevaluasi hidrasi,
melaksanakan perawatan fisik ibu: menjaga kebersihan dan kenyamanan, perawatan mulut, tidak
memberikan dukungan pada ibu yaitu tidak mendengarkan keluhan ibu, tidak dilakukan mengatur
posisi si ibu sesuai dengan keinginannya, tidak mengikutsertakan suami pada saat proses persalinan,
tidak diajarkan teknik bernafas pada saat ada his. Sedangkan menurut buku asuhan kebidanan varney
asuhan ini sudah terdapat di asuhan kala I persalinan yang lebih mementingkan dan mengutamakan
ibu agar proses persalinan ini bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan.
Tidak dilakukan asuhan sayang ibu yaitu “Memberi dukungan mental emosional kepada pasien”.
Sedangkan menurut buku APN tahun 2013 memberi dukungan mental emosional terdapat pada
asuhan sayang ibu nomor 6 yaitu “Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tenteramkan perasaaan
ibu beserta anggota-anggota keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayinya” yang sangat
berguna agar ibu tidak mengalami stress dan merasa terlindungi.
Tidak diberikan asuhan sayang ibu pada kala I yaitu mengatur posisi ibu. Sedangkan menurut buku APN
tahun 2013 yaitu pada asuhan sayang ibu di kala I Dimana ibu dianjurkan untuk mencoba berbagai
macam posisi yang nyaman selama persalinan yaitu mulai dari berjalan, berdiri, duduk, jongkok,
berbaring miring atau merangkak. Karena pada posisi tegak seperti berjalan berdiri atau jongkok
dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali dapat memperpendek waktu persalinan.
Pada partograf di halaman depan tidak dilakukan pengisian segera pada setiap pemeriksaan. Di PKM
pakuan baru tidak diterapkan tindakan ini dan menurut buku APN tahun 2013 bahwa halaman depan
pada lembar partograf itu harus segera diisi setiap pemeriksaan namun di PKM pakuan baru halaman
depan pada partograf ini diisi setelah semua tindakan slesai dilakukan.

7. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan asuhan, langkah selanjutnya melakukan evaluasi untuk melihat keefektifan
dari asuhan pada Ny. R dengan persalinan spontan diperoleh hasil ibu dan suami menandatangani
form inform consent, keadaan umum baik, vital sign normal.
KESIMPULAN
Setelah peneliti mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek melalui studi kasus tentang
ibu bersalin fisiologi pada Ny. R di Puskesmas Pakuan Baru, maka bab ini peneliti menarik
kesimpulan dan saran.
Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny. R persalinan normal di Puskesmas Pakuan Baru.
2. Telah dilaksanakan intrepertasi data pada Ny. R persalinan normal di Puskesmas Pakuan Baru.
3. Telah dilaksanakan perumusan masalah dan diagnosa potensial pada Ny. R persalinan normal di
Puskesmas Pakuan Baru Telah dilakukan pelaksanaan tindakan segera pada Ny. R persalinan normal
di Puskesmas Pakuan Baru.
4. Telah dilakukan perencanaan tindakan dalam asuhan kebidanan pada Ny. R persalinan normal di
Puskesmas Pakuan Baru.
5. Telah dilakukan pelaksanaan tindakan dalam asuhan kebidanan pada Ny. R persalinan normal di
Puskesmas Pakuan Baru
6. Telah dievaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Ny. R persalinan normal di Puskesmas Pakuan
Baru.
7. Telah dilakukan penelusuran mendalam terhadap literatur untuk mencari dan mendiskusikan kesenjangan
antara teori dan fakta kasus dilapangan.
 
SARAN
1. Untuk Akademik Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Dapat dijadikan referensi tambahan secara alternatif pemecahan masalah untuk
membandingkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah dan kenyataan dilapangan.
2. Untuk Institusi Puskesmas Pakuan Baru
Dapat memberikan pelayanan yang maksimal dengan cara meningkatkan mutu pelayanan
dengan manajemen kebidanan secara tepat dan profesional sehingga pasien merasa puas
dan nyaman dengan hasil pelayanan yang diberikan.
3. Untuk Penulis Lain
Diharapkan dapat memberikan informasi pada peneliti lain untuk melakukan penelitian
yang berhubungan dengan ibu bersalin fisiologi denan variabel yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai