PERSALINAN
(ASUHAN KALA I)
Kelompok 5
Arista Putri Pratama (P17124019049)
Chaniifah Aprilia Sumarso (P17124019052)
Gloria Rosi Lewi (P17124019056)
Rohimah (P17124019076)
Pemantauan Kemajuan
Persalinan Kala I
(Penggunaan Patograf)
Menurut (WHO, 1994) patograf
merupakan suatu sistem yang tepat untuk
memantau keadaan ibu dan janin dari yang
dikandung selama dalam persalinan waktu
Pengertian
ke waktu. Partograf WHO dengan jelas
dapat membedakan persalinan normal dan
Partograf
abnormal dan mengidentitifikasi wanita
yang membutuhkan intervensi.
mencatat hasil observasi dan mendeteksi apakah proses persalinan
kemajuan persalinan dengan berjalan secara normal sehingga
menilai pembukaan serviks dapat mendeteksi secara dini setiap
dengan pemeriksaan dalam kemungkinan terjadinya partus lama
Tujuan Penggunaan
Partograf
memantau kemajuan persalinan dan
mencatat kemajuan
membantu petugas kesehatan dalam
persalinan, kondisi ibu dan
mengambil keputusan klinik dan jika
janin, mencatat asuhan
digunakan dengan tepat maka partograf
yang diberikan selama
akan membantu penolong persalinan
persalinan dan kelahiran
Cara Pengisian
Kontraindikas Penggunaan Partograf APN
i Partograf Partograf Menurut WHO (2000) dan
Indikasi Penggunaan partograf
Depkes (2004) cara pengisian
partograf modifikasi WHO
Partograf Tidak boleh
digunakan untuk
secara rutin dapat
memastikan bahwa ibu
atau dikenal Partograf APN,
meliputi :
1. Identitas Pasien
Untuk semua ibu dalam fase memantau persalinan dan bayinya mendapatkan 2. Kesehatan dan
aktif Kala I persalinan yang tidak mungkin asuhan persalinan yang Kenyamanan Janin
sebagai elemen penting berlangsung secara aman, adekuat dan tepat 3. Kemajuan Persalinan
asuhan persalinan. 4. Pencatatan Jam dan
normal seperti : waktu serta membantu
Waktu
plasenta previa, mencegah terjadinya 5. Kontraksi Uterus
panggul sempit, letak penyulit yang dapat 6. Obat-Obatan dan
mengancam keselamatan Cairan yang Diberikan
lintang dsb 7. Kesehatan dan
jiwa mereka.
Kenyamanan Ibu
Cara Pengisian Partograf APN
Hasil Pemeriksaan DJJ setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin
Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka disebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ.
DJJ dicatat dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.
Skala intensitas
nyeri deskritif
25
Skala identitas
nyeri numerik
Skala analog
visual
05
Skala nyeri
menurut bourbanis
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
1-3 : Nyeri Ringan, secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri Sedang, Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri Berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang dan distraksi.
10 : Nyeri Sangat Berat, Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.
Pengaturan posisi adalah salah satu teknik relaksasi karena
dapat mengurangi titik tekanan dan ketegangan otot-otot
dasar panggul.
Posisi
1. Posisi Jongkok Persalinan
Jenis Posisi Persalinan Menurut Chapman & Verrals (2003) :
Persalinan
kanan. Salah satu kaki diangkat, sedang kaki lainnya dalam
keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan jika kepala bayi
belum tepat.
Keunggulan posisi ini, peredaran darah balik ibu bisa
mengalir lancar.
Kekurangannya penurunan kepala sulit dimonitor, dipegang
ataupun diarahkan. Petugas akan kesulitan melakukan
episiotomi.
5. Modifikasi posisi dorsal / modifikasi
Fowler/posisi semi duduk
Diakui atau tidak posisi ini banyak digunakan di rumah Posisi
Persalinan
sakit dan paling umum dilakukan. Manuver Mc. Robert
adalah apabila ibu pada posisi semi berbaring (semi –
recumbent) dan abduksi pada paha, menarik lututnya
ke dada sehingga menaikkan koksiknya dari tempat
tidur dan meluruskan tulang punggung. Posisi ini cukup
membuat ibu nyaman.
Kelebihannya :sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh
janin untuk bisa keluar menjadi lebih pendek. Suplai
oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal.
Kekurangan : posisi persalinan ini biasa memunculkan
keluhan punggung pegal, apalagi jika persalinan
berlangsung lama (Chapman, 2006).
Adapun posisi lainnya yaitu :
Merangkak Berdiri
Berlutut Miring
THANKS