“PARTOGRAF”
DI
S
U
S
U
N
OLEH
Ardiansyah
&
Ari Asmara
( S1 Reguler III B )
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi
dan menatalaksana persalinan dan kewajiban untuk menggunakannya secara rutin pada setiap
persalinan. Partograf dapat digunakan untuk deteksi dini masalah dan penyulit untuk sesegera
mungkin menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Partograf
tidak digunakan selama fase laten persalinan, instrumen ini merupakan salah satu komponen
dari pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap. Pada prinsipnya,
setiap penolong persalinan diwajibkan untuk memantau dan mendokumentasikan secara
seksama kesehatan dan kenyamanan ibu dan janin dari awal hingga akhir persalinan.
Partograf merupakan alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi
dan menatalaksana persalinan Sebagian besar penyebab kematian dapat dicegah dengan
penanganan yang adekuat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan dalam menolong persalinan. Instrumen ini
merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan
secara lengkap.
Sebagian besar penyebab kematian dapat dicegah dengan penanganan yang adekuat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
petugas kesehatan dalam menolong persalinan, seperti penggunaan partograf dalam
persalinan yaitu alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan
menatalaksana persalinan. Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah dan
penyulit dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut
atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen ini merupakan salah satu komponen dari
pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap (Depkes RI, 2007).
Dengan penerapan partograf diharapkan bahwa angka kematian maternal dan perinatal
dapat diturunkan dengan bermakna sehingga mampu menunjang sistem kesehatan menuju
tingkat kesejahteraan masyarakat. Kenyataannya keterampilan petugas tenaga kesehatan
maupun penolng persalinan dalam penggunaan partograf masih kurang diterapkan. Oleh
karena itu bagi calon tenaga kesehatan terutama mahasiswa institusi pendidikan kesehatan
perlu dipersiapkan sedini mungkin untuk menguasai dan mengaplikasikan kemampuan
partograf tersebut sedini mungkin.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu
bagaimana pengetahuan dan aplikasi partograf. Kematian maternal dapat terjadi pada saat
pertama pertolongan persalinan. Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik yaitu
perdarahan, infeksi, dan gestosis. Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi juga
disebabkan oleh dua hal penting yang memerlukan perhatian khusus yaitu terjadinya partus
terlantar atau partus lama dan terlambatnya melakukan rujukan (Manuaba, 1998).
Bahaya / komplikasi persalinan sulit / abnormal
1. kematian ibu atau kematian bayi atau keduanya
2. ruptura uteri
3. infeksi / sepsis puerperal
4. perdarahan postpartum
5. fistel
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah :
Memahami langkah-langkah pengambilan keputusan klinik
Menjelaskan asuhan sayang ibu dan bayi
Menjelaskan prinsip dan praktik pencegahan infeksi
Menjelaskan manfaat dan cara pencatatan medik asuhan persalinan
Menjelaskan hal-hal penting dalam melakukan rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
Partograf
Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan
persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf akan
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik
baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat rumah, puskesmas, klinik bidan swasta,
rumah sakit, dll.
Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama
persalinan dan kelahiran Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa
kedokteran.
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan
asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang
dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
a. denyut jantung janin setiap 1/2 jam
b. frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam
c. nadi: setiap 1/2 jam
d. pembukaan serviks setiap 4 jam
e. penurunan: setiap 4 jam
f. tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
g. produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam
Aplikasi Partograf
Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.
Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Masing-
masing angka mempunyai lajur dan kotak tersendiri. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya
pembukaan serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur diatasnya, menunjukkan
penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan
janin. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit.
Pembukaan Serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini,
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda
penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari
setiap pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan
pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda "X" dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
Kontraksi Uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi per 10
menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30
menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan:
Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari
20 detik.
Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40
detik.
Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.