Anda di halaman 1dari 21

MODEL PROMOSI KESEHATAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan Pada
Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Sukabumi

Disusun Oleh:

PUTRI EXA LORENZA - 1932311034


MEGA SEPTIA NURBAYANTI - 1932311018
LALIS LATIFAH - 1932311017
HENDAR - 1932311035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. makalah ini

diajukan oleh penulis sebagai salah satu prasyarat dalam mata kuliah promosi

kesehatan. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis haturkan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Makalah ini pasti memiliki

banyak kekurangan sehingga penulis membutuhkan saran dan kritik yang

membangun.

Sukabumi, Maret 2020

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Promosi Kesehatan……………………………………………….. 5
B. Model Promosi Kesehatan………………………………...……… 7
C. Jenis Model dalam Kegiatan Promosi Kesehatan……………..…. 8
1. Model Keyakinan Kesehatan………………………………… 8
2. Transteoritical Model (TTM)………………………………… 10
3. Teori Sebab Akibat…………………………………………... 12
4. Model Transaksional Stres dan Koping……………………… 13
5. Theory of Reasoned Action (TRA)…………………………... 15
6. The Health Field Concept……………………………………. 17
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 19
B. Saran……………………………………………………………. 19
DAFTAR PUSTAKA 20

BAB I
PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang
Indonesia sedang memasuki periode transisi epidemiologi, dimana
penyakit-penyakit infeksi yang sejak dahulu banyak teerjadi di masyarakat
masih memiliki angka kejadian yang tinggi. Di sisi lain seiring dengan
perubahan gaya hidup terutama di perkotaan, angka kejadian pemyakit non-
infeksi (penyakit tidak menular/PTM) juga mulai menunjukkan peningkatan.
Survai Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan peningkatan
angka kejadian penyakit tidak menular tersebut jika dibandingkan dengan
SKRT tahun 1995. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang mat
komprehensif agar dapat menurunkan angka kejadian tersebut dan yang lebih
penting untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak terjadi di masyarakat
kita.
Pendekatan komprehensif tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan
pendekatan kuratif/pengobatan saja, seperti yang selama ini menjadi titik
berat praktik kedokteran di Indonesia. Perlu di upayakan peningkatan
kesadran dan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pola-pola
penyakit tersebut yang akhirnya berujung pada perubahan gaya hidup menjadi
gaya hidup sehat. Disinilah peranan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 1950 dan didasarkan
atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisi
terhadap berbagai factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada
program tersebut kemudaian dikembangkan sebagai model perilaku. Health
Belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial :
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
merubaah perilaku
3. Perilaku itu ssendiri

3
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pangalaman
berhubungan dengan saran dan petugas kesehatan.
Kesiapan individu di pengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi
tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk
memperkecil kerentanan, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku
akan memeberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karateristik
individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi
dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan peubahan perilaku, dan
pengalaman yang mencoba merubah perilaku yang serupa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model dan nilai dalam promosi kesehatan?
2. Bagaimana jenis model dalam kegiatan promosi kesehatan?

C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana pengertian model dan nilai
dalam promosi kesehatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana jenis model dalam kegiatan
promosi kesehatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
A. Promosi Kesehatan

Definisi Upaya promosi kesehatan merupakan salah satu strategi

atau langkah yang ditempuh untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

khususnya pengetahuan, sikap dan praktek untuk berperilaku sehat melalui

proses pembelajaran dari-olehuntuk dan bersama masyarakat. Selain itu

tujuan promosi kesehatan dimaksudkan supaya masyarakat dapat dapat

menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan

didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong

diri sendiri tersebut artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku

mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan,

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula

berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut

terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat (Natoadmodjo,

2007).

Definisi lain menurut Depkes RI (2008) menyatakan bahwa

promosi kesehatan adalah serangkaian proses pemberdayaan masyarakat

agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan. Proses

pemberdayaan dilakukan dari oleh masyarakat yang artinya proses

pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial

di masyarakat bahkan semua komponen masyarakat.

Sebagaimana diketahui bahwa disparitas masalah kesehatan masih menjadi

permasalahan dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia yang

5
diindikasikan dari masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit

menular dan tidak menular, kejadian luar biasa (KLB) akibat penyakit

menular, serta masih rendahnya perilaku sehat masyarakat. Upaya promosi

kesehatan yang dilakukan diharapkan dapat mereduksi masalah kesehatan

tersebut. Depkes RI (2008) menitiberatkan bahwa promosi kesehatan

bukan hanya sekedar proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan

peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga

disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku.

Secara teknis, promosi kesehatan dapat dijabarkan dalam berbagai

program dan kegiatan yang diformulasikan untuk mewujudkan perubahan

perilaku masyarakat juga mengupayakan perubahan secara sosial dan

lingkungan fisik yang mengarah pada peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Committee on Health Education and Promotion Terminology

yang dikutip oleh McKenzie (2007) mendefenisikan promosi kesehatan

sebagai kombinasi terencana apapun dari mekanisme pendidikan, politik,

lingkungan, peraturan, maupun mekanisme organisasi yang mendukung

tindakan dan kondisi kehidupan yang kondusif untuk kesehatan individu,

kelompok dan masyarakat. Pada Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

(Depkes RI, 2006) disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah upaya

untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,

oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya

sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,

6
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan.

B. Model Promosi Kesehatan

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik

bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah

aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk

menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Nilai adalah keyakinan

seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai

ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap

berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang

sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan,

alasan, dan montivasi dalam perbuatannya.

Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan

serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan.

Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-

kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM), ,Teori

Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of

Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.

C. Jenis Model Dalam Kegiatan Promosi Kesehatan

7
1. Model Keyakinan Kesehatan (Healty Belif Model)

Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM)

dikembangkan sejak 1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam

pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk

menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam

program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering

dipertimbangkan sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang

dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu,

model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi

prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap

pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak

menentu (Rosenstock, 1990).

Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian

terhadap isu keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Isu

tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam

memahami alasan individu melakukan atau tidak melakukan tindakan

kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih

luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari Model

Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan

respns terhadap gejala atau diagnosis penyakit.

Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang

digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan.

Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang

8
mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil

dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang

dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian.

Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian

terhadap isu keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Isu

tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam

memahami alasan individu melakukan atau tidak melakukan tindakan

kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih

luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari Model

Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan

respns terhadap gejala atau diagnosis penyakit.

Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang

digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan.

Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang

mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil

dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang

dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian.

Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi

oleh berbagai variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin,

latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis (kepribadaian, kelas,

sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual (pengetahuan dan

pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan

memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang

9
sudah memiliki pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda

dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman ini.

2. Transteoritical Model (TTM)

Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk

menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat

yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk

memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak

dalam pemeliharaan kesehatan.

a. Sejarah dan inti Konstruksi Model

James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM

berdasarkan analisis teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini

terdiri atas 4 fariabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses

perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini

disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka

publikasikan dalam peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5

konstruksi yaitu tahapan prubahan, proses-proses perubahan,

keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau

percobaan.

Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan

kemajuan melalui enam tahap :

1) Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan

dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan

betikutnya).

10
2) Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam

bulan mendatang

3) Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam

waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.

4) Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu

dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir.

5) Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan,

tahap yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai

sekitar lima tahun.

6) Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki

keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan

kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai

cara untuk mengatasi.

7) Proses perubahan

b. Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang

digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap:

1) Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara

prekontemplasi dan kotemplas.

2) Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.

3) Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat

ditekankan.

11
4) Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen

membantu hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus

ditekankan.

3. Teori Sebab Akibat

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil

yang saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis

hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada

sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia

pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu

mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap

akibat. Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan

ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum sebab akibat

(kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai

berikut. :

a. Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap

kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab.

b. Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah

dari sebab ; jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.

c. Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang

menganiscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras

dengan sebab dan akibat di alam.

Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan

menjadi lelas ketika memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi

12
sebab akibat dalam promosi kesehatan memberi penekanan pada

petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada

penyebabnya.

4. Model Transaksional Stres dan Koping

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu

karena tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena

penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang

memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan

tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi

(PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung,

berduka cita dan juga rasa takut.

Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal

atau eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan

membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk

mengembalikan keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Diawal

1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena transaksional

stimulus ke perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah

menstabilkan faktor yang dapat membantu individu memprtahankan

adaptasi psikososial selama perode menegangkan. Koping meliputi

perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stres

terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus dan Folkam, 1984 ;

Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi stres. Cara

pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diarahkan

13
pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan

memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon

berfokus pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional dari

peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-masalah

yang tidak terkendali.

Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka

kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres.

Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan

lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor

eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang

streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya

sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas

potensi ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian

seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif,

terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi

stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang

dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto, penilaian sumber daya

masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa

yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984).

Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan

kuesieksperimen terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan

citra visual untuk memperkuat teorinya yang mengembangkan

kesadaran dan kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah

14
satu teknik mengurangi stres dan ketegangan dalam mnanggapi situasi

sehari-hari. Teknik relaksasi menggunakan stimulus mental yang

konstan, sikap pasif, dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi

yang umum digunakan adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga.

Visual citra adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan suasan

hati seseorang dan meningkatkan keterampilan koping, misalnya

dengan memvisualisasikan pertahanan antibodi menghancurkan sel

tumor. Aplikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping Aplikasi

ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pengaruh stres pada orang tidak semua sama. Stres dapat

menyebabkan penyakit pengalaman negatif. Faktor penting dalam

mengatasi stres adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana

orang mencarinperawatan medis atau dukungan sosial pada orang

profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus koping,

emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat

digunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat

praktik-praktik gaya hidup (Glanz,dkk,2002).

5. Theory of Reasoned Action (TRA)

TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana

teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya

berkaitan dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan

berkembang dan banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor

yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan

15
antara keyakinan, sukaf, kehendak (intention) dan perilaku. Kehendak

merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya cara terbaik mengetahui

apa yang akan dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak orang

tersebut. Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian

(salience), yaitu memperhatikan sesuatu yang dianggap penting.

Kehendak ditentukan oleh sikaf dan norma subjektif. Komponen sikaf

merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari perilaku tersebut

(outcome of the behavor) dan pentingnya konsekuensi-konskuensi bagi

individu (evaluation regarding the outcome).

a. Aplikasi TRA

TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku

preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat

yang berainan, seperti pengaturan penggunaan subtansi ertentu

(merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan

makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku

merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat kontrasepsi,

latihan kebugaran, dan praktik olahraga. TRA juga digunakan

untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan dan kesehatan

kerja K3), seperti tindakan keselamatan dalam pertambangan

batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.

b. Kelemahan TRA

16
Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak da perilaku hanya

berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu menuju perilaku iru

dsendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau

memengaruhi kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam

Smet, 1994).

Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM

adalah bahwa pengaruh TRA berhubungan dengan norma

subjektif, menurut TRA seseorang dapat membuat pertimbangan

berdasatkan lasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti

keputusan seeorang untuk melakukan sesuatu tindakan tidak

dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan.

6. The Health Field Concept

La Framboise, kemudian diadaptasi oleh Blum mengemukakan

sebuah teori yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan di dalam suatu

masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor :

a. Genetic

b. Perilaku kesehatan

c. Pelayanan kedokteran/kesehatan

d. Lingkungan

Menurutnya dari keempat faktor diatas, faktor yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kesehatan suatu masyarakat adalah faktor

perilaku. Apabila perilaku masyarakat dapat diarahkan menjadi

perilaku yang sehat, tingkat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan,

17
demikian pula sebaliknya, apabila perilaku kesehatan di masyarakat

kurang baik, tingkat kesehatan masyarakat juga dapat menjadi buruk.

BAB II

18
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri
sendiri. Promosi kesehatan juga merupakan revitalisasi pendidikan
kesehatan padamasa lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan bukan
hanya proses penyadaran masyarakat dalam konsep promosi kesehatan
bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,
melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya
perubahan perilaku seseorang.
Promosi kesehatan ini memiliki beberapa tujuan berupa tujuan
program, tujuan pendidikan, tujuan perilaku. Serta sasarannya adalah
Sasaran primer (pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga)
sebagai komponen dari masyarakat), sasaran sekunder (mempengaruhi
sasaran primer), sasaran tersier (para pembuat kebijakan public). Jenis
promosi kesehatan meliputi pemberdayaan massyarakat, pemgembangan
kemitraan, upaya advokasi, pembinaan suasana, pemgembangan SDM,
pengembangan IPTEK, pengembangan media dan sarana, dan
pengembangan infrastruktur.
B. Saran
Tenaga kesehatan dan instansi pemerintah yang bergerak dalam
bidang kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan
promosi kesehatan, baik pada anak-anak ataupun masyarakat dewasa.
Promosi kesehatan yang diselenggarakan merupakan suatu bentuk
tindakan prevemtif dari suatu penyakit sehingga angka kejadian penyakit
dapat menurun dan kesadaran masyarakat akan pentingnya suatu promosi
kesehatan dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

19
Buku promosi kesehatan untuk kebidanan. 2009. Penerbit : trans infomedia,

Jakarta, Halaman 37-44

Dian, Ayubi. 2010. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan

dan Ilmu Perilaku FKM UI.

Evans, dkk. 2011. Health Promotion and Public Health for Nursing Students.

Exeter Great Britain. Learning Matters Ltd.

Maulana, Herry. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

20

Anda mungkin juga menyukai