Anda di halaman 1dari 16

Model Transteoritik

Anggota
Afie Anari
01 113063C1120035
Ratih Tri Kesuma
Dewi
Emanuel Anugerah Teo Ribu 05 113063C1120055
Hipir
02 113063C1120040
Rizqi Nur Abidah
06 113063C1120060
Ivonty Sonia Dhika
03 113063C1120045
Yosua Ryco
Susanto
Nelson 07 113063C1120066
04 113063C1120050
Pengertian Transteoritik
Model transteoritik (Model Bertahap), mencoba menerangkan serta mengukur perilaku
kesehatan dengan tidak tergantung pada perangkap teoritik tertentu. Proschascka pada tahun
1979, mula-mula bermaksud menjelaskan proses indentifikasi yang melibatkan 4 tahap
independent yaitu prekontemplasi, kontemplasi, aksi dan pemeliharaan. Model transteoritik
sejalan dengan teori-teori rasional atau teori teori pembuatan keputusan dan teori ekonomi
yang lain, terutama dalam mendasaarkan diri pada proses kognitif untuk menjelaskan
perubahan perilaku.

Model ini merupakan suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu
untuk bertindak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi, model ini juga dikenal
sebagai TTM atau dapat dikatakan model dominan perubahan perilaku kesehatan. Berdasarkan
analisis teori yang berada dari psikoterapi, model aslinya terdiri dari 4 variabel, selanjutnya
model ini disempurnakan oleh prochaska dan kawan-kawan terdiri atas 5 konstruksi yaitu
tahapan perubahan, proses-proses perubahan, keseimbangan keputusan, kebersihan diri, dan
godaan/pencobaan.
Proses Teori
Transteoritik
● Precontemplation (Tidak siap)
Mengacu pada tahap bila seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali,
orang itu belum bermaksud untuk mengubah suatu perilaku.

● Contemplation (Siap)
Seseorang benar-benar memikirkan sesuatu perilaku, namun masih belum siap
melakukannya.

● Ready (Persiapan)
Seseorang mengambil langkah kecil yang mereka percaya dapat membantu mengubah
perilaku mereka.

● Action (Aksi)
Seseorang pada tahap ini telah mengubah perilaku mereka dan harus bekerja keras untuk
terus bergerak maju. 

● Perawatan atau pemeliharaan


Seseorang pada tahap ini belajar untuk mencari dukungan dan berbicara dengan orang
yang agar mereka terhindar dari situasi yang mempengaruhi mereka untuk kembali
keperilaku semula.
Teori ini sebelumnya telah diterapkan
pada berbagai masalah perilaku seperti:
1. Berhenti merokok
2. Olahraga
3. Diet rendah lemak
4. Penyalahgunaan alkohol
5. Mengontrol berat badan
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN 
MODEL
TRANSTEORITIK
KELEBIHAN
Pola dari Transtheoritical Model, termasuk pola yang umum yaitu bertahap dengan beberapa
tahapan perilaku. Transteoritik Model juga tidak dibatasi oleh usia, sehingga Transteoritik Model
fleksibel untuk digunakan siapapun dalam menerapkan suatu metode untuk mengubah perilaku.
Transteoretik Model berhasil mengintegrasikan beberapa teori terdahulunya tentang modifikasi
perilaku dengan lebih lengkap dan kompleks.

Otomatis, teori ini dapat digunakan oleh berbagai kalangan dandapat digunakan untuk
perubahan perilaku apapun. Transteoretik Model melakukan perubahan perilaku secara
bertahap sehingga individu yang berkaitan tidak langsung berubah secara drastis. Hal
ini berdampak lebih baik agar perilaku sebelumnya ketika re-lapsing dapat diminimalkan.
KEKURANGAN

Dalam beberapa tahapan disebutkan bahwa ada estimasi waktu perubahan perilaku yaitu
kurang lebih 6 bulan. Namun jangka waktu tersebut tidak bisa dikatakan valid karena masih
terdapat penelitian yang menyatakan bahwa untuk melewati suatu tahap
membutuhkan waktu selama 2 tahun. Selain itu, Transteoritik Model  juga tidak
menjelaskan apakah model ini terpengaruh oleh aspek lain atau tidak. Dalam Transteoritik
Model tidak dijelaskan adanya pengaruh dari aspek lain seperti kondisi ekonomi,
kondisisosial, maupun budaya.
CONTOH
PENGAPLIKASIAN
DALAM KEHIDUPAN
Ryan adalah seorang siswa SMA dengan kesadaran rendah mengenai kesehatannya,
ia merupakan perokok aktif yang berusaha untuk merubah perilakunya. Dalam proses
perubahan perilaku merokok menurut transtheoretical model, terdapat tahap-tahap yang
harus dilalui Ryan dalam perubahan perilaku.
Pertama, precontemplation dimana Ryan merasa bahwa dirinya tidak memilki
permasalahan terhadap perilaku yang ia tunjukan, Ryan tidak memiliki motivasi untuk
mengubah perilaku. Ia tidak ingin berhenti merokok karena ia merasa baik-baik saja dan
tidak terdapat masalah pada dirinya. Pemikiran Ryan tersebut mengakibatkan ia tidak
ingin berhenti merokok.
Kedua, contemplation yang merupakan tahap dimana Ryan mulai menunjukkan
kesadaran yang muncul dari dalam dirinya akan perilaku tersebut. Tetapi hal tersebut
hanya sebatas kesadaran sehingga Ryan belum dapat berkomitmen merubah perilakunya.

Ketiga, preparation merupakankondisi dimana Ryan mulai membangun niat untuk


merubah perilakunya, ia membuat rencana minggu depan dirinya akan melepaskan
rokok, dan membuat strategi perlahan dengan cara mengurangi konsumsi rokok sampai
akhirnya sama sekali tidak mengonsumsi.
Action, pada tahap ini Ryan berusaha secara perlahan menggantikan rokok
dengan permen. Ketika keinginannya untuk mengonsumsi rokok muncul, Ryan
akan membeli permen dan memakannya untuk mengalihkan rasa inginnya
mengonsumsi rokok. Maintenance Ryan berusaha untuk tetap menjaga perilaku
memakan permen ketika merasa ingin mengonsumsi rokok.
Tahap terahkir adalah termination, dimana Ryan melupakan perilaku
merokoknya, ia sudah tidak lagi memiliki keinginan untuk mengonsumsi rokok,
sekalipun ia berteman atau sedang berada dalam situasi yang memungkinkan
Ryan untuk kembali merokok.
Kesimpulan
1. Transteoretik Model adalah suatu model yang sesuai untuk perekrutan dari suatu keseluruhan
populasi. Intervensi yang tradisional sering berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu
perubahan perilaku segera dan yang permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi dan sebagai
hasilnya, itu hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil bagian. Di kontras,
Transteoretik Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana individu siap untuk berubah.
Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan berada di langkah-langkah
yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus dikembangkan untuk semua orang. 

2. Transteoretik Model dapat memudahkan suatu analisa dari mekanisme mediational itu. Intervensi
nampaknya akan diferensial efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas, model
dapat memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan modifikasi dari intervensi
itu.

3. Transteoretik Model dapat mendukung suatu penilaian yang lebih sesuai tentang hasil. Intervensi
harus dievaluasi dalam hal dari dampak mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi
yang didasarkan pada Transteoretik Model mempunyai potensi untuk mempunyai kedua-duanya
adalah suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif perekrutan yang tinggi, dengan begitu
secara dramatis meningkatkan potensi yang berdampak pada di keseluruhan populasi dari individu
dengan resiko kesehatan dan tingkah laku.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai