Anda di halaman 1dari 49

SKENARIO IV

PERAWATAN PENCEGAHAN

Seorang ibu mengantarkan putrinya yang berusia 8 tahun ke RSGM Unej


Jember untuk memeriksakan agar dapat mengunyah makanan dengan nyaman dan
menginginkan agar gigi anaknya tidak mudah berlubang. Dokter melakukan
pemeriksaan dengan hasil :
-

Pemeriksaan EO tidak ada kelainan apa-apa

Pemeriksaan IO terdapat tanggal prematur gigi 75 dan 84, benih gigi


permanen 35 dan 44 terlihat lengkap dan masih tertutup tulang alveolar.

Pada gigi 55, 54 terdapat karies superfisial, gigi yang lain bebas karies,
gigi anterior rahang atas dan bawah erupsi sempurna dan lengkap, tidak
ada maloklusi. Keempat gigi molar erupsi sempurna dengan pit dan fisure
yang dalam.

Pemeriksaan rontgen panoramik benih gigi permanen terlihat lengkap.

Dokter menyarankan untuk melakukan tindakan pencegahan pada gigi yang bebas
karies, pit dan fisure yang dalam, serta pada gigi yang tanggal prematur.

STEP 1
(Unfamiliar term)
1. Perawatan pencegahan :
Perawatan pencegahan adalah cara yang digunakan untuk memelihara
kesehatan gigi dan mulut serta mempertahankan fungsi normalnya. Gigi
normal dilakukan perawatan pencegahan untuk mencegah karies. Tetapi
jika gigi sudah mengalami karies supaya karies tidak lebih parah.

STEP 2
(Problem Definition)
1. Bagaimana pencegahan dan perawatan pada gigi karies dan bebas karies?
2. Bagaimana cara mencegah dan merawat gigi tanggal prematur dan
bagaimana dampak gigi tanggal prematur?
3. Mengapa pit dan fissure yang dalam harus dilakukan perawatan?
Bagaimana perawatannya? Bagaimana dampak apabila tidak dilakukan
perawatan?
4. Mengapa dilakukan rontgen panoramik?
5. Apakah perawatan pencegahan harus dilakukan oleh dokter gigi?
6. Apakah perawatan pencegahan hanya dilakukan pada anak-anak atau pada
dewasa juga?

STEP 3
(Brain Storming)
1. Bagaimana pencegahan dan perawatan pada gigi karies dan bebas karies?
Pencegahan dan perawatan gigi bebas karies meliputi :
Fluoridasi
Jika kadar fluor berkurang maka kita harus mencari pasta gigi yang
mempunyai kandungan fluor yang cukup.
2

Rajin menyikat gigi


Memakan makanan yang tidak menimbulkan karies
Menggunakan fissure silen untuk mencegah karies pada pit dan

fissure
Orang tua sebaiknya mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi

anak
Orang tua harus memperhatikan oral hygiene anak
Selain itu pencegahan yang bisa dilakukan oleh dokter gigi yaitu
melakukan DHE seperti mengajarkan cara kontrol plak dan cara

menyikat gigi yang benar.


Perawatan gigi yang sudah karies dengan penumpatan
2. Bagaimana cara mencegah dan merawat gigi tanggal prematur dan
bagaimana dampak gigi tanggal prematur?
Tanggal prematur bisa disebabkan oleh karies dan trauma. Jadi
untuk mencegah tanggal prematur maka harus mencegah karies juga.
Mencegah karies bisa dilakukan dengan cara mengurangi makan makanan
yang manis dan lengket. Perawatan untuk gigi tanggal prematur bisa
menggunakan space maintener untuk mencegah gigi ekstrusi dan sebagai
estetika. Dampak apabila tidak dilakukan perawatan terhadap gigi tanggal
prematur akan terjadi maloklusi.
3. Mengapa pit dan fissure yang dalam harus dilakukan perawatan?
Bagaimana perawatannya? Bagaimana dampak apabila tidak dilakukan
perawatan?
Karena pit dan fissure yang dalam bisa menjadi tepat akumulasi
sisa makanan. Perawatan dengan menggunakan fissure silen. Dampak
apabila tidak dilakukan perawatan bisa menyebabkan karies.
4. Mengapa dilakukan rontgen panoramik?
Karena yang diperiksa adalah benih gigi permanen.
5. Apakah perawatan pencegahan harus dilakukan oleh dokter gigi?
Tidak harus. Selain dilakukan oleh dokter gigi, perawatan bisa
dilakukan oleh orang tua.
6. Apakah perawatan pencegahan hanya dilakukan pada anak-anak atau pada
dewasa juga?

Perawatan pencegahan harus dilakukan pada orang dewasa juga


karena jika tidak dilakukan pencegahan juga bisa menimbulkan karies.

STEP 4
(Mapping)
Pertumbuhan
Gigi

Gigi Sulung

Karies

Bebas Karies

Tanggal
Prematur

Penambalan

Pemeriksaan R.O

Fissure Sealant

Topikal Aplikasi

Ada Benih

Tidak Ada Benih

Normal
Space
4

Kurang Space

Space maintener

Space regainer

STEP 5
(Learning Objectives)
1. Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Menjelaskan Cara Perawatan
Pencegahan Gigi Bebas Karies Beserta Indikasi dan Kontraindikasi
2. Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Menjelaskan Cara Perawatan
pencegahan Gigi Tanggal Premature Beserta Indikasi dan Kontraindikasi
STEP 7
(Generalitation Learning Objective)
LO 1. Cara perawatan pencegahan gigi bebas karies (fissure sealant, topical
aplikasi) termasuk indikasi, kontraindikasi dan cara penggunaannya.
Macam macam tindakan preventive dentistry secara spesifik adalah
a. DHE (dental health education), merupakan suaatu tindakan preventive
dokter gigi memberikan suatu cara untuk melakukan sesuatu. Seperti,
mempraktekan cara menggosok gigi yang benar.
b. Pemberian fluor, mempercepat remineralisasi. Fluor yang diletakkan pada
email akan berikatan dengan email dan akan membentuk fuorapatit yang
akan menggantikan ion hidroksil. Sehingga email lebih tahan asam, dan
fluor yang telah berikatan dengan calcium dalam email akan bertahan lebih
lama setelah pengulasan farnis.
Cara pemberian fluor bermacam macam, antara lain secara sistemik
(minuman berfluoridasi, obat obatan, dll), topical fluor yang langsung
dioleskan pada email.
c. Pit dan fissure sealant, merupakan bahan yang berfungsi untuk melindung
pit dan fissure yang dalam untuk menghindari terjadinya karies secara dini.
5

Perawatan pencegahan terhadap pit dan fissure bebas karies


a. Topikal Apilkasi Fluor
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan
langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan
kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau
berkumur (Lubis, 2001).

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF 2, APF
yang memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish
fluor. NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF
merupakan salah satu yg sering digunakan karena dapat disimpan untuk
waktu yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai
gigi

serta

tidak

mengiritasi

gingiva.

Senyawa

ini

dianjurkan

penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk


0,2 gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002).
Bahan Bahan Topikal Aplikasi

Sodium Fluorida (NaF)


Bahan ini tersedia dalam bentuk cairan dan bubuk. Digunakan

dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0.2 gram dengan
air distilasi 10 ml. Bahan ini memilki banyak keuntungan yaitu rasa yang
dapat diterima, tidak mengiritasi gingiva, tidak menyebabkan perubahan
warna gigi, dan secara kimia stabil.

Stannous Fluorida (SnF2)


Bahan ini tersedia dalam bentuk kapsul. Digunakan dengan

konsentrasi 8%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0.8 gram dengan air
distilasi 10 ml. Bahan ini memilki banyak kerugian yaitu memiliki pH
yang asam 2.4-2.8 sehingga rasanya tidak dapat diterima, larutan secara
kimia tidak stabil, dapat mengiritasi gingiva, dan dapat menimbulkan
pigmentasi.
Sekarang SnF2 jarang digunakan karena menimbulkan banyak
kesukaran, misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan
kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan
sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF2 juga akan segera
dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru (Kidd
dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%.
Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan
air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.

Acidulated Phosphat Fluorida (APF)


Bahan ini tersedia dalam bentuk gel. APF dalam bentuk gel sering

mempunyai tambahan rasa seperti rasa jeruk dan anggur. APF tidak
menyebabkan perubahan warna gigi dan tidak mengiritasi gingiva.
APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil,
tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan
pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk
larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak
di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering mempunyai
tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).

Varnis Fluor
Varnis fluor mengandung 5% sodium fluoride atau 22.600 ppm.

Cara penggunaan varnis fluor yaitu mengoleskan pada enamel

agar

fluoride tetap berkontak dengan gigi dalam waktu yang lama. Adapun
merek dari varnis fluor yang biasa digunakan adalah
1.

Duraphat (Colgate Oral Pharmaceuticals)


Duraphat adalah cairan alkohol dari natural varnish yang

berisi 50mg NaF/ml. Duraphat berkhasiat dalam pelepasan fluoride


yang dapat berlangsung selama 6 bulan.
2.

Fluor Protektor (Ivoclar North America-Vivadent)


8

Fluor protektor merupakan fluoride silen varnis. Fluor


protektor tidak bewarna, bekerja dengan cepat, dan dapat
memberikan perawatan yang lebih selektif pada beberapa
permukaan gigi yang bermasalah. Bekerja dengan menyebarkan
fluoride hingga lapisan enamel yang terdalam.
Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi
mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk
mencegah atau menghambat perkembangan karies. Pemberian varnish
fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang
mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat
(colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50
mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan
pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun
belum dapat menelan ludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish
dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel (Angela, 2005).

Dampak fluor pada otak dan hati


Efek Terhadap IQ
Berdasarkan kepada penemuan reset yang terkini,didapati bahawa
fluor(F) menyebabkan disfungsi neuronal dan cedera pada sinap dengan
9

mekanisme yang melibatkan produksi radikal bebas dan peroksidasi lipid.


Dalam penelitian yang berkaitan, Wang et al (2005) telah membuktikan
bahawa kerusakan DNA pada otak tikus dewasa karena didedahkan kepada
kadar fluor yang tinggi dan kadar iodin yang rendah. Penelitian terbaru
telah mendedahkan bahawa kadar F yang tinggi didalam air minum akan
menyebabkan depresi abilitas pembelajaran memori( learning-memory)
pada tikus Winstar. Terdapat banyak penelitian yang dilakukan untuk
melihat efek kadar fluor yang tinggi didalam air minum terhadap
intelligent quotient (IQ). Penelitian oleh Lu et al (2000) di China dan
Trivedi et al (2007) di India yang mengkaji mengenai efek kadar fluor
yang tinggi didalam air minum terhadap IQ anak-anak telah menunjukkan
hasil yang signifikan yaitu anak-anak yang minum air yang kadar fluornya
tinggi mempunyai IQ yang lebih rendah berbanding anak-anak yang
minum air dengan kandungan fluor yang rendah.
Biomekanisme cara kerja dari fluor yang bia menurunkan IQ masih
tidak jelas namun terdapat bukti yang menyatakan bahawa ini mungkin
melibatkan

alterasi

lipid

membran

dan

menurunnya

aktivitas

kholinesterase di otak. Fluor juga diketahui mempunyai adverse effect


terhadap aktivitas kholinesterase yang terlibat dalam hidrolisis ester
choline.

Efek

toksik

ini

bisa

menyebabkan

perubahan

utilisasi

acethylcholine,seterusnya memberi efek terhadap transmisi impuls saraf


pada jaringan otak. Dari semua penelitian ini,hasil penelitian banyak
mengarahkan bahawa kadar fluor yang tinggi pada air minum bisa
menyebabkan gangguan pada otak sehingga dapat menurunkan IQ pada
seseorang.
Efek terhadap hepar
The American Dental Association (ADA) mengatakan bahwa
masyarakat yang tinggal di daerah dengan suplai air nonfluoridasi (<0,3
mg F/l) dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen fluorida. Anak berusia
0-2 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,25 mg F/hari, sedangkan

10

anak berusia 2-3 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,5 mgF/hari dan
1,0 mg F/hari untuk anak berusia 3-13 tahun.
Dosis toxic fluorida untuk dewasa adalah 32-64 mg/kgBB dan 5
mg/kgBB untuk anak-anak. Fluorida pada konsentrasi tinggi mengiritasi
sangat kuat danmemberikan beberapa efek seperti mual, muntah, nyeri
perut, diare, lemah, letih, koma, konvulsi, cardiac arrest dan kematian.
Kematian akibat toksisitas akut biasanya dihubungkan dengan keracunan
enzim dan kegagalan sistem transpor.
Fluorida dapat menyebabkan perubahan pada struktur hepar,
termasuk perubahan degeneratif dan inflamasi. Penelitian Shashi dan
Thapar (2001) membuktikan adanya peningkatan nekrosis hepatoseluler,
perubahan degenerasi, hiperplasia hepatic, vakuolisasi pada hepatosit dan
nekrosis centrilobular pada hewan yang diberikan fluorida.
Berdasarkan penelitian terhadap 210 anak-anak yang tinggal di
daerah yang kadar fluorida dalam airnya 0,61-5,69 ppm, pada anak-anak
yang mengkonsumsi lebih dari 2 ppm fluorida setiap harinya ditemukan
adanya peningkatan enzim lactic dehidrogenase (LDH) dalam darah
mereka (indikator kerusakan hepar) dan peningkatan level NAG dan y-GT
pada urin mereka (penanda kerusakan ginjal), namun tidak didapatkan
adanya perbedaan yang signifikan pada total protein (TP), albumin (ALB),
aspartat transaminase (AST), dan alanin transaminase (ALT) pada serum,
sehingga dapat disimpulkan pemberian fluoride lebih dari 2 ppm dapat
menyebabkan kerusakan pada fungsi hepar dan ginjal pada anak-anak.
Langkah langkah aplikasi fluor secara topical:

Semua bidang gigi diulas dengan disclosing

Semua bidang gigi (bukal, lingual, palatinal) dibersihkan dan


dipulas dengan rubber cup dan pumis

Setelah dibersihkan, gigi dikeringkan dan diblokir kelenjar saliva

11

Lalu diulasi dengan bahan fluor, ditunggu sampai 15 menit atau

tergantung aturan pabrik.


Pengulasan dilakukan per kuadran

b. Fissure Sealent
1. Klasifikasi pit dan fissure
Secara umum, bentuk pit dan fissure dibagi menjadi beberapa bentuk,
yaitu:

Bentuk V, yaitu dangkal lebar


Bentuk I, yaitu dalam sempit
U: terbuka cukup lebar
K: dari atas sempit, tapi melebar kedalam

Yang lebih rentan terhadap karies V dan I

Dari Nango: Tipe V: resisten karies rendah, V dan U: resisten


karies dan self cleansing, U: celah sempit dengan dasar luas ke DEJ lebih
rentan karies , K: rentan terhadap karies.
Pit dan fissure yang dalam dapat dibedakan dengan karies. Cara
membedakan pit dan fissure yang dalam dengan karies adalah:
Pit dan fissure yang dalam
a. Tidak

ada

kerusakan

Karies
jaringan,
a. Adanya kerusakan jaringan, sehingga

sehingga apabila disondasi ujung nyangkut apabila disondasi


b. Terdapat perubahan warna, sehingga
sonde tidak nyangkut
b. Tidak terdapat perubahan warna menandakan adanya karies.
pada pit dan fissure
2.

Indikasi Penggunaan Fissure Sealant berdasar Bahan Fissure


Sealant

12

Pit dan fissure sealant diaplikasikan pada pit dan fissure yang
dalam. Karena pada pit dan fissure yang dalam merupakan tempat
tumbuhnya plak yang tersembunyi. Daerah ini merupakan daerah yang
rentan terhadap karies dan paling sedikit dipengaruhi oleh fluor. Penutupan
pit dan fissure dengan menggunakan pit dan fissure sealant memang
dirancang untuk mencegah timbulnya karies. Bahan ini terutama dipakai
pada bagian oklusal, sehingga daerah tersembunyi yang memungkinkan
timbulnya karies dapat dihilangkan. Secara umum, bahan sealant yang
sering digunakan ada 2 macam yaitu GIC/SIK dan Resin.
Indikasi menurut penggunaan bahan sealant:
Bahan sealant

Indikasi dan kontraindikasi

GIC/SIK

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.

Resin

pada gigi sulung,


kekuatan kunyah relative tidak besar,
insidensi karies tinggi,
erupsi blm sempurna,
pasien tidak kooperatif
pada gigi permanen
gigi yang beban kunyah besar,
gigi sudah erupsi sempurna,
area bebas kontaminasi dan mudah

dikontrol,
e. pasien kooperatif

3. Prosedur Fissure Sealant


a. Berbahan Resin
o Brushing Permukaan Gigi
Menurut T.R. Pitt Ford (1993) permukaaan oklusal harus
dibersihkan dari plak dengan menggunakan pumice kemudian
dietsa. Pembersihan menggunakan sedikit pumice dan air dengan
sikat berkecepatan rendah untuk membersihkan fissure dan
permukaan gigi sekitarnya (Anlaw dan Rock, 1992). Syarat pumice
adalah memiliki kemampuan abrasif ringan, tidak mengandung
minyak, tidak mengandung flour, memiliki kemampuan poles yang

13

bagus, tidak ada pencampur bahan perasa, mampu membersihkan


dan menghilangkan debris, plak dan stain (Kervanto, 2009).
Pumice dicuci bersih dengan semprotan air (air non-mineral atau
air suling tanpa kontaminan), lalu sonde yang tajam diseretkan
sepanjang fissure. Cara ini akan menghilangkan plak pada daerah
yang lebih dalam yang tidak dapat dibersihkan dengan penyikatan.
Kemudian gigi dicuci lagi dan dikeringkan dengan menggunakan
udara bersih tanpa kelembapan (Kidd dan Bechal, 1991). pinset
atau sikat halus. Larutan didiamkan pada gigi selama 60 detik
sebelum pembilasan permukaan dengan sejumlah air selama 15
detik. Pembilasan penting dilakukan karena sisa-sisa asam fosfat
dapat mempengaruhi ikatan fissure sealant terhadap email. Apabila
gigi yang telah dietsa tersebut terkontaminasi saliva, maka
prosedur etsa harus diulang (Craig, 1997).
Menurut Baum dkk (1997) asam yang menyerang email
meninggalkan permukaan mikroskopis yang tidak teratur. Jadi,
bahan

etsa

membentuk

microporosity

pada

email,

yang

memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan


mikroskopis tersebut. Resin tag kemudian menghasilkan suatu
perbaikan ikatan resin pada gigi.
Menurut Kennedy (1992), akibat etsa pada email ada dua.
Pertama, etsa menghilangkan debris, plak serta lapisan email tipis
di permukaan superfisial, termasuk kristal-kristal kecil yang secara
kimia terikat dalam email. Kedua, etsa akan menyebabkan email
menjadi lebih porus. Dalam email permukaan akan terbentuk kisikisi berbentuk sarang lebah yang celah-celahnya terbentuk dalam
bidang dan sudut yang berbeda. Demineralisasi prisma emailnya
berbeda karena serangan asamnya terutama mengenai inti prisma
email sehingga terbentuk celah. Akan tetapi, ini tergantung kepada
arah atau angulasi prisma email terhadap permukaan. Rata-rata,
etsa email menimbulkan celah berkedalaman 25 mikron pada gigi
permanen.

14

Reaksi gigi sulung terhadap etsa berbeda. Setelah dietsa


dengan asam fosfat 50% selama 60 detik, celah yang terbentuk
lebih kecil dan lebih halus sehingga efek retensi yang
dihasilkannyapun akan berkurang. Diduga bahwa lapisan email luar
yang tak berperisma mencegah penetrasi resin ke permukaan email
yang telah dietsa (Kennedy, 1992).
Sedangkan menurut Kidd dan Bechal (1991), pada bahan
ionomer kaca, pengetsaan email tidak diperlukan tetapi debris
organik harus dibersihkan dengan menggunakan bahan kondisioner
khusus yang terdapat di kemasannya (asam poliakrilat). Asam
poliakrilat ini menjamin bersihnya permukaan sehingga ikatan
tidak terganggu.
o Pencucian
Air yang digunakan untuk melakukan pencucian memiliki
syarat tertentu, yaitu: air tersebut harus bersih, tidak mengandung
mineral, dan tidak mengandung bahan kontaminan (Kervanto,
2009).
Menurut Kidd dan Bechal (1991), sesudah 60 detik, asam
dicuci bersih. Pertama menggunakan semprotan air dari semprit
tripel agar sebagian besar asam terbuang. Setelah itu diberikan
semprotan air sebanyak 20ml dan udara secara kuat selama 15-20
detik. Jika menggunakan asam fosfat dalam bentuk gel, lama
pencucian dan volume air harus ditambah, paling sedikit 30 detik
untuk lebih memastikan bahwa gel dan produk hasil reaksi asam
sudah bersih.
Pencucian

yang

tidak

memadai

atau

kontaminasi

permukaan etsa oleh saliva akan mengganggu ikatan resin dengan


email (Andlaw dan Rock, 1992).
Proses pencucian yang paling baik menggunakan air suling.
Air suling tidak mengandung bahan mineral dan bahan kontaminan

15

lainnya, sehingga tidak menggangu masuknya resin ke dalam


celah-celah email gigi setelah dietsa.
o Pengeringan
Email yang telah dietsa dikeringkan dengan menggunakan
aliran air compressor yang bebas dari kontaminasi minyak
(Finn,1973; McDonald dan Avery, 1994; Koch, 1991).
Menurut Kidd dan Bechal (1991), fase ini sangat penting
karena setiap kelembapan pada permukaan yang sudah teretsa akan
menghalangi penetrasi resin ke email. Lama pengeringan yang
dianjurkan minimal 15 detik. Syarat udara yang digunakan adalah,
udara harus kering, udara tidak membawa air (tidak lembab), udara
tidak mengadung minyak, dan udara sebaiknya tersimpan dalam
syringe udara dan dihembuskan langsung ke permukaan gigi
(Kervanto, 2009).
Pada tahap ini daerah yang telah dietsa harus terlihat jelas
dan buram. Pengeringan bisa menggunakan air compressor yang
tergabung dalam dental unit atau dengan menggunakan oksigen
murni yang terpisah dengan dental unit. Apabila pengeringan
menggunakan air compressor, dianjurkan untuk selalu mengecek
apakah saluran udara dari air compressor tidak tercemar oleh air
dan minyak (Kidd dan Bechal, 1991). Hal ini bisa dilihat dengan
menyemprotkan padapermukaan kaca yang bersih (Sularso, 2000).
Adanya kelembapan atau minyak yang berasal dari saluran angin
akan menggagalkan penggunaan fissure sealant ini (Hicks, dkk.,
2000).
Proses pengeringan paling baik menggunakan oksigen
murni atau hembusan udara dari chip blower yang dilakukan diatas
lampu spiritus. Kedua cara ini menghasilkan udara yang bersifat
kering, tidak lembab dan tidak mengandung minyak sehingga tidak
akan menghalangi penetrasi resin ke permukaan email.

16

o Isolasi
Isolasi gigi idealnya dengan rubber dam, dapat juga dengan
gulungan kapas atau kapas penyerap. Gunakan saliva ejector
sewaktu merawat gigi bawah. Keringkan permukaan gigi dengan
tiupan udara. Pertahankan posisi ejector, kapas dan kasa sampai
perawatan selesai (Andlaw dan Rock, 1992).
Isolasi dari gigi mungkin ideal digunakan rubber dam,
tetapi pada gigi yang masih baru tumbuh, cengkeram mungkin
berbahaya bagi gingival dan menyebabkan rasa sakit bagi anakanak. Penggunaan cotton roll atau absorben balok dan kombinasi
saliva ejector mungkin bisa dilakukan. Cara ini sangat penting
untuk mengontrol dari pergerakan lidah dan pipi, yang dapat
menggeser cotton roll dan saliva ejector (Koch, 1991).
Dalam kaitannya dengan keberhasilan atau kegagalan
upaya fissure sealant, isolasi mungkin merupakan tahap yang
paling kritis. Jika pori yang dibuat oleh etsa tertutupi saliva maka
ikatan yang terbentuk akan menjadi lemah. Isolator karet
merupakan cara isolasi yang dapat diandalkan dan disukai daripada
pemakaian gulungan kapas dan penyedot ludah. Cara yang terakhir
ini sukar dilakukan dengan baik, karena gigi yang dietsa harus
dicuci dengan bersih. Biasanya kapas isolator tidak dapat dihindari
sehingga harus diganti. Pada saat penggantian ini, sangat mudah
sekali permukaan gigi yang teretsa itu terbasahi oleh saliva dan
kontaminasi ini akan merusak ikatan antara fissure sealant dengan
email (Kidd dan Bechal, 1991).
Menurut Octarina (2003), tidak ada perbedaan yang
bermakna antara pemakainan rubber dam dengan gulungan kapas
terhadap retensi fissure sealant, yakni dengan rubber dam retensi
penuh fissure sealant antara 97 % setelah 6 bulan sampai 96 %
setelah 24 bulan. Sedangkan dengan gulungan kapas retensi sealant
rata-rata 99 % untuk 6 bulan sampai 88 % untuk 24 bulan.

17

o Etsa Asam
Berikan asam fosfat 30-50% dengan gulungan kapas kecil
atau spon, atau kuas kecil. Perluas daerah etsa melewati fissure
sampai ujung cups atau sampai radius 3-4mm sekitar pit. Jaga
email tetap basah oleh asam selama 1 menit (Andlaw dan Rock,
1992).
Bahan etsa yang dipakai umumnya terdiri dari larutan asam
fosfat 37% dalam air. Beberapa etsa merupakan gel asam fosfat.
Sebelum dietsa, permukaan email dibersihkan dengan pumice.
Asam fosfat diaplikasikan pada bagian tengah fissure dari
permukaan oklusal dengan kapas pellet kecil yang dipegang dengan
o Aplikasi Fissure Sealant Berbasis Resin
Koch

(1991)

menyatakan

diaplikasikan

dengan

instrumen

bahwa
kuas,

fissure

atau

sealant

aplikator

lain

berdasarkan fissure sealant dan pengalaman operator. Semua area


dengan fissure harus ditutup, dan tepi harus di bounding rapat pada
email yang telah dietsa untuk mencegah kebocoran tepi.
Pada fissure sealant polimerisasi secara kimia penambahan
katalis dan basis secara cepat akan memulai polimerisasi bahan
(McDonald, 1994). Menurut Craig (1997) karena jumlah bahan
yang sedikit, harus diperhatikan bahwa bahan harus dicampur
semua dan menggunakan gerakan yang pelan untuk mengurangi
penyatuan udara. Penyatuan udara selama pencampuran dan
pemasangan secara klinik akan menimbulkan ruang kosong yang
dapat berubah warna dan menjadi retensi plak. Fissure sealant
harus diaplikasikan cepat setelah pencampuran selama waktu
optimum dengan viskositas rendah untuk memastikan penetrasi.
Berdasarkan

viskositasnya

dan

setting

time,

ini

baiknya

diaplikasikan menggunakan kuas kecil atau syringe. Manipulasi


yang terlambat saat reaksi setting dapat mengganggu polimerisasi
dan mempengaruhi bond strength.
18

Pada fissure sealant polimerisasi cahaya, waktu kerja lebih


lama daripada polimerisasi secara kimia.

Fissure sealant

diaplikasikan pada gigi yang telah dipersiapkan dan dioleskan


dengan kuas ke dalam fissure. Jika polomerisasi pada permukaan
yang lebar, tempatkan cahaya langsung pada tiap area pada
permukaan oklusal sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Bahan ini
lebih sedikit terjadi gelembung udara (McDonald, 1994).
Menurut Kidd dan Bechal (1991), jika memakai resin sinar,
sinar harus diletakkan langsung diatas bahan penutup, tetapi tidak
boleh menyentuh. Sumber sinar berjarak 1-2mm dari permukaan
(Craig, 1997). Selanjutnya Kidd dan Bechal (1991) menyatakan
penyinaran dengan sinar biasa memerlukan waktu selama 60detik.
Penting sekali untuk menyinari selama waktu yang ditentukan,
karena pengerasan yang tidak lengkap akan menyebabkan
kegagalan. Pada gigi molar, penyinaran dilakukan pada oklusal sisi
distal dan mesial masing-masing 60 detik. Hal tersebut sesuai
pendapat Andlaw dan Rock (1992) yang menyatakan bahwa tiap
sumber sinar akan mempolimerisasi resin dalam waktu 60 detik.
Sebagian besar resin swapolimer (auto polimerisasi)
mengeras dalam 1-3 menit. Lapisan luar tiap bahan tidak akan
mengadakan polimerisasi karena efek inhibisi oksigen di atmosfir.
Dengan demikian, sesudah polimerisasi fissure sealant berbasis
resin ini akan selalu tampak dilapisi minyak (Kidd dan Bechal,
1991).
Perbandingan bubuk terhadap asamnya pada semen
ionomer kaca merupakan faktor penting untuk memporoleh
campuran ionomer kaca dengan sifat-sifat fisik yang diinginkan.
Untuk mengatasi berbagai variabel yang mungkin timbul ketika
mengaduk ionomer kaca pada kaca pengaduk, sejumlah produsen
telah membuat bubuk yang berisi bubuk kaca dan asam poliakrilat
kering dalam proporsi yang optimal. Dengan demikian operator
hanya mencampurkan air untuk memulai pencampuran tersebut.

19

Para produsen juga telah membuat ionomer kaca dalam bentuk


kapsul

untuk

mengatasi

kesalahan

dalam

penuangan

dan

pencampuran secara optimal (Ford, 1993).


o Pengecekan Oklusi
Menurut Andlaw dan Rock (1992) pemeriksaan lebih lanjut
dilakukan dengan melewatkan sonde diatas permukaan resin untuk
memeriksa apakah fissure sudah tertutup semua. Jika ada bagian
yang belum tertutup fissure sealant, tambahkan resin segera dan
biarkan berpolimerisasi.
Pengecekan

oklusi

dengan

kertas

artikulasi

dan

penyesuaian oklusi dilakukan jika diperlukan. Selain itu dilakukan


pembuangan bahan fissure sealant yang berlebihan yang mungkin
meluber ke marginal ridge atau pada daerah servikal. Pembuangan
dilakukan dengan menggunakan round end kecil low speed
(McDonald, 1994). Sedangkan menurut Kidd dan Bechal (1991)
menyatakan bagian yang meninggi itu dihilangkan dengan
menggunakan bur intan kecil yang dipasang pada hand piece
konvesional. 14
o Pemeriksaan Ulang (Finishing)
Mc Donald (1994) menyatakan bahwa sangat penting untuk
mengenali bahwa gigi yang ditutup harus diobservasi secara klinik
pada kunjungan periodik untuk menentukan keefektifan dari fissure
sealant. Jika fissure sealant sebagian atau seluruhnya hilang, terjadi
perubahan warna atau fissure sealant lama yang rusak harus
dibuang dan gigi harus dievaluasi, sehingga fissure sealant baru
dapat diaplikasikan sesuai dengan metode sebelumnya.
Menurut Andlaw dan Rock (1992) menyatakan setiap 6
bulan sekali gigi diisolasi dengan gulungan kapas, dikeringkan dan
fissure sealant diperiksa sacara visual. Setiap perubahan warna
pada resin, tepi-tepi atau email dibawahnya harus dicurigai sebagai
20

adanya bagian yang bocor. Craig (1997) menyatakan bahwa


perawatan ulang terbesar rata-rata terjadi 6 bulan (18 %), tetapi
setiap waktu pemanggilan ulang paling sedikit dua gigi (kira-kira 4
%) membutuhkan aplikasi ulang.
o Kekuatan Tekan
Persyaratan utama untuk setiap bahan restorasi adalah
mempunyai kekuatan yang cukup untuk melawan fraktur bahkan
daerah yang kecil sekalipun, terutama pada bagian tepi,
mempercepat terjadinya korosi, karies sekunder, dan kegagalan
klinis lebih lanjut (Juwono, Ed, 2004).
Compressive dan tensile strength adalah stress maksimum
yang dapat diterima oleh suatu bahan dalam bentuk compressive
atau tegang tanpa terjadi fraktur (Combe, 1992). Stress adalah gaya
internal perluas suatu bahan, gaya ini sama besarnya tetapi
berlawanan arah dengan gaya yang diberi perluas permukaan
(Combe, 1992).
Menurut Philips (1992) strenght adalah stress maksimum
yang dibutuhkan untuk mematahkan suatu bahan. Strenght
dikatakan tensile strenght, compressive strenght atau shear strenght
tergantung dari tipe stress yang dominan.
Tahapan Aplikasi Fissure Sealent Berbasis Resin
(Gambar 7-12) (Dr. Crist Bryant dalam Donna Lesser, RDH, BS.
2001)

21

Gambar 7. Pit dan fisura pada gigi.

Gambar 8. Gigi molar yang telah dilakukan fissure


sealant dengan fissure sealant berbasis resin.

Gambar 9. Bahan fissure sealant berbasis resin


(light cure).

Gambar

10.

Aplikasi

sinar

tampak

untuk

membantu proses polimerisasi fissure sealant


berbasis resin
Gambar 11. Gigi-gigi yang telah dilakukan fissure
sealant berbasis resin berwarna pink sebelum
polimerisasi.

Gambar 12. Gigi-gigi yang telah dilakukan fissure


sealant

berbasis

resin

sewarna

gigi

polimerisasi.

b.Berbahan GIC
o Pembersihan pit dan fisura
Pembersihan pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure
sealant menggunakan brush dan pumis.
Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi:
22

setelah

Memiliki kemampuan abrasif ringan

Tanpa ada pencampur bahan perasa

Tidak mengandung minyak

Tidak mengandung Fluor

Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan


stain

Memiliki kemampuan poles yang bagus

o Pembilasan dengan air


Syarat air:

Air bersih

Air tidak mengandung mineral

Air tidak mengandung bahan kontaminan

o Isolasi gigi
Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam
o Keringkan permukaan gigi
Dikeringkan selama 20-30 detik dengan udara.
Syarat udara :

Udara harus kering

Udara tidak membawa air (tidak lembab)

Udara tidak mengandung minyak

Udara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan


dihembuskan langsung ke permukaan gigi.

o Aplikasi bahan dentin kondisioner


Dilakukan selama 10-20 detik (tergantung instruksi pabrik). Hal
ini akan menghilangkan plak dan pelikel dan mempersiapkan
semen beradaptasi dengan baik dengan permukaan gigi dan
memberikan perlekatan yang bagus.
o Pembilasan dengan air selama 60 detik
o Pengeringan dengan udara

23

Dilakukan setelah aplikasi dentin kondisioner permukaan pit


dan fisura dilakukan pembilasan. Keringkan dengan udara
selama 20-30 detik
o Aplikasikan bahan SIK pada pit dan fisura
Segera aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure sealant
dilakukan.
o Evaluasi permukaan oklusal
Cek oklusi dengan articulating paper
Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot
grinding) (Departemen Kesehatan North Sidney, 2008).

Tahapan Aplikasi Fissure Sealent Berbasis Semen Ionomer


Kaca (Gambar 1-6) (Dr J. Lucas dalam www. gcasia.info, 2008)
Gambar 1. Gigi molar yang baru erupsi
setelah

dilakukan

penyikatan

guna

menghilangkan plak dan debris.

Gambar 2. Pencampuran bahan fissure


sealant hingga merata.

Gambar 3. Pemberian kondisioner setelah


gigi dibersihkan dan dikeringkan.

Gambar 4. Aplikasi bahan pada pit dan


fisura.

24

Gambar 5. Aplikasi bahan varnish segera


setelah aplikasi bahan selesai.

Gambar 6. gigi molar yang telah dilakukan


fissure sealant.

LO 2 : Cara Perawatan dan Pencegahan Gigi Tanggal Prematur meliputi


Indikasi, Kontraindikasi, Klasifikasi dan Design)
1. SPACE MAINTAINER
Definisi
Space

maintainer

adalah

suatu

alat

yang

dipakai

untuk

mempertahankan ruangan yang terjadi karena tanggalnya gigi sulung


sebelum waktunya terutama pada periode geligi campuran yang berguna
untuk mencegah terjadinya pergeseran dari gigi yang dapat menyebabkan
oklusi.
Syarat- syarat space maintainer
Ada berbagai syarat yang harus terpenuhi dalam pembuatan
maupun pemasangan space maintainer. Alat space maintainer yang dibuat
harus sederhana dan nyaman dipakai sehingga tidak mengganggu jaringan
sekitar dan tidak membuat rongga mulut terasa sesak. Plat yang tebal dan
besar akan menyita ruang gerak lidah sehingga fungsi bicara maupun
mastikasi terganggu.
Semakin sederhana alat space maintainer maka makin disukai oleh
penggunanya. Hal ini disebabkan karena jaringan disekitar alat menjadi
mudah melakukan penyesuaian, selain itu juga sangat mudah dilakukan
tindakan pemeliharaan. Dalam pembuatan space maintainer, retensi harus
benar- benar baik agar alat tidak terlepas saat dipakai. Alat yang kecil ada
kemungkinan bisa tertelan dan dapat membahayakan pasien. Oleh karena

25

itu, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam pembuatan space
maintainer diantaranya yaitu:

Alat space maintainer harus mampu mempertahankan proksimal


dimensi yang diperlukan, berarti alat ini harus mampu menahan
desakan pada bagian distal maupun mesial agar ukuran ruang dapat

dipertahankan.
Alat ini tidak boleh mengganggu erupsi gigi antagonisnya sehingga

tidak boleh mengalami prematur kontak dengan gigi antagonis.


Tidak boleh mengganggu erupsi gigi permanen misalnya pada
pembuatan distal shoe, plat yang tertanam tidak boleh berada tepat

diatas mahkota gigi yang akan erupsi agar erupsinya tidak terhalang.
Tidak memberi tekanan abnormal pada gigi penyangga sehingga
jaringan

periodonsium tetap sehat begitu juga dengan keadaan

tulang alveolarnya.
Tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi

pergerakan sendi temporomandibular joint.


Tidak boleh ada komponen alat yang tajam yang bisa mengakibatkan

iritasi jaringan lunak disekitar alat.


Didesain sederhana, ekonomis, dan mudah dibersihkan.
Dapat dilakukan penyesuaian atau sedikit perbaikan bila diperlukan.

Fungsi

Mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat


pencabutan dini

Mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini

Memperbaiki fungsi pengunyahan akibat pencabutan dini

Memperbaiki fungsi estetis dan bicara setelah pencabutan dini

Syarat Space Maintainer

Dapat menjaga ruang dimensi proksimal

Tidak mengganggu erupsi gigi antagonisnya

Tidak mengganggu erupsi gigi permanen

Tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan dan fungsi


pergerakan mandibula

Dapat mencegah ekstrusi gigi lawan

26

Tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga

Tidak mengganggu jaringan lunak

Desain yang sederhana, ekonomis dan mudah dibersihkan

Klasifikasi Space Maintainer


Klasifikasi space maintainer lepasan pada anak-anak pada periode
gigi sulung dan gigi campuran berdasarkan daerah yang tidak
bergigi/Klasifikasi Brauer, yaitu:
o Kelas 1 : Unilateral maxillary posterior
Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada
satu sisi dari lengkung maksila.

Gambar Unilateral Maxillary Posterior


o Kelas 2 :

Unilateral mandibular posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang


pada satu sisi lengkung mandibula.

Gambar Unilateral mandibular posterior


o Kelas 3:

Bilateral maxillary posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang


pada kedua sisi lengkung maksila

27

Gambar Bilateral maxillary posterior


o Kelas 4:

Bilateral mandibular posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang


pada kedua sisi lengkung mandibula.
o Kelas 5:

Bilateral maxillary anterior posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang


pada kedua sisi lengkung maksila dan gigi anterior yang
melewati garis median.
o Kelas 6:

Bilateral mandibular anterior posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang


pada kedua sisi lengkung mandibula dan gigi anterior yang
melewati garis median.
o Kelas 7:

Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior

sulung

Gambar Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior sulung


o Kelas 8:

Semua gigi sulung hilang

Jenis Space Maintainer


Penggolongan space maintainer dibagi menjadi 2 yaitu:
Removable space maintainer (lepasan) dan Fixed space maintainer (cekat)
1. Removable space maintainer (lepasan)
Space maintainer lepasan digunakan apabila dalam satu kuadran
gigi yang hilang lebih dari satu. Alat ini sering menjadi satu- satunya
pilihan apabila tidak ada gigi penyangga yang sesuai dengan alat cekat.
28

Alat ini terbuat dari plat akrilik dan pada beberapa desain dapat
ditambahkan gigi artificial untuk mengembalikan fungsi estetik maupun
pengunyahan.
Space maintainer lepasan dapat digunakan pada rahang atas
maupun rahang bawah, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi
molar dua desidui sebelum erupsi gigi molar satu permanen. Space
maintainer jenis ini memiliki konstruksi yang sederhana, pergerakan
fungsional yang baik, dan biaya pembuatan yang relatif murah, selain itu
alat ini juga sangat mudah untuk dibersihkan.

Indikasi Space Maintainer Lepasan:

Dimana gigi sandaran tidak dapat mendukung space maintainer


yang cekat

Pada pemeriksaan foto roentgen dimana erupsi tetap masih lama

Kehilangan gigi sulung dimana benih gigi penggantinya tidak ada

Kehilangan gigi sulung anterior sebagai adanya benturan

Bila ruangan menunjukkan tanda-tanda penyempitan


Kontraindikasi Space Maintainer Lepasan:

Bila gigi tetap sudah hampir erupsi

Bila ruangan tidak menyempit meskipun ada kehilangan gigi


sulung sebelumnya
Pertumbuhan yang abnormal dari gigi
29

Bila pemakaian space maintainer diduga akan menghambat


pertumbuhan rahang
Bila ruangan yang ditinggalkan jelas berlebihan

dibandingkan

dengan ukuran mesio distal gigi penggantinya


Anak yang menderita kelainan mental
Keuntungan dan Kerugian Space Maintainer Lepasan
Keuntungan
1.

Mudah dibersihkan, baik gigi maupun alatnya

2.

Dapat mempertahankan atau memelihara tinggi


gigitan

3.

Dapat digunakan secara bersama-sama dengan


preventive ortodonti

4.

Waktu penggunaan yang sebentar dapat memberikan


kesempatan aliran darah yang baik

5.

Tampak lebih estetik

6.

Tidak mengganggu fungsi pengunyahan dan fungsi


bicara

7.

Merangsang erupsi gigi tetap dibawahnya

8.

Kontrol terhadap karies lebih mudah

9.

Mudah dibuat dan waktu bekerja lebih singkat

Kerugian
1.

Mudah patah atau hilang

2.

Memungkinkan tidak dipakainya alat

3.

Dapat menghambat pertumbuhan ke lateral dan


anterior dari rahang apabila penutupan cangkolan
tidak tepat

4.

Dapat merangsang jaringan lunak.

Desain Space Maintainer Lepasan


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan space
maintainer lepasan, yaitu:
30

1. Untuk

rahang

atas,

landasan

akriliknya

harus

menutupi

seluruhbagian palatum sampai daerah getar.


2. Bila ada perluasan kearah labial, maka perluasan tersebut relative
harus pendek dan warnanya harus sesuai dengan jaringan
sekitarnya
3. Jika memakai cangkolan pada kaninus, maka penempatan
cangkolan harus disesuaikan dengan umur anak.
4. Untuk rahang bawah, pada pemakaian untuk jangka waktu yang
panjang sebaiknya dibuat lingual bar dari logam. Letak lingual bar
ini pada landasan rahang bawah harus 2 mm lebih ke lingual dari
jaringan lunak. Hal ini perlu untuk memberi tempat bagi erupsi
gigi penggantinya.
5. Cangkolan Jenis cangkolan yang umum dipakai yaitu cangkolan
adam, circumferential clasp, dan balls clasp.
Cangkolan adam mempunyai beberapa keuntungan:

Dapat digunakan pada gigi sulung dan gigi tetap

Dapat digunakan untuk molar pertama tetap yang


belum erupsi seluruhnya.

Circumferential clasp adalah cangkolan yang mengelilingi


kontur terbesar dari gigi
Balls clasp adalah cangkolan yang terletak diantara gigi

Gambar Space Maintainer Lepasan


Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan pada pembuatan
space maintainer lepasan adalah berdasarkan umur, maka
prinsipnya antara lain ada perbedaan dengan geligi tiruan dewasa,
yaitu penempatan dan letak cangkolan pada space maintainer
31

lepasan padaanak-anak tidak boleh mengganggu pust pertumbuhan


dan perkembangan rahang, perluasan landasan tidak boleh sampai
forniks.
1. Gigi tiruan sebagian akrilik
Alat ini dapat digunakan pada rahang atas maupun
rahang bawah dimana telah kehilangan gigi bilateral lebih
dari satu. Space maintainer jenis gigitiruan sebagian akrilik
sering digunakan karena desainnya tidak rumit serta lebih
ekonomis. Pembersihan gigitiruan sebagian akrilik dengan
tepat

sangat

penting

dilakukan

untuk

mengurangi

kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru serta


akumulasi plak yang bisa menyebabkan gingivitis.
Berbagai tipe alat space maintainer lepasan tidak
boleh dianjurkan untuk pasien anak yang mempunyai
masalah karies dan kebersihan mulut yang buruk. Masalah
yang sering timbul dari pemakaian ini adalah malasnya
anak memakai alat sehingga fungsi space maintainer tidak
tercapai secara optimal.

Gambar 2.8. Space maintainer lepasan dengan gigitiruan


sebagian
2. Gigi tiruan penuh
Alat ini sering digunakan pada anak yang
mengalami infeksi rongga mulut yang hebat sehingga harus
mencabut semua giginya. Konstruksi gigitiruan penuh akan
menyebabkan penampilan yang bertambah baik dan efektif

32

serta dapat menuntun molar satu permanen ke posisi erupsi


yang tepat.
Pembuatan gigitiruan penuh diharapkan dapat
menggantikan fungsi dari gigi desidui yang hilang.
Gigitiruan harus memiliki retensi dan stabilisasi yang baik.
Retensi yang dimaksud yaitu ketahanan gigitiruan terhadap
daya lepas saat gigitiruan diam sedangkan stabilisasi
berkaitan dengan daya lepas saat alat berfungsi.

Gambar 2.9. Space maintainer lepasan dengan gigitiruan


penuh
2. Fixed space maintainer (cekat)
Alat space maintainer cekat memiliki banyak kelebihan dalam
hasil perawatan dibandingkan dengan space maintainer lepasan namun
dalam proses pembuatannya sangat rumit dan menggunakan banyak
komponen alat. Banyak pasien pengguna space maintainer yang
mengeluhkan seringnya makanan tersangkut serta kesulitan dalam
membersihkan area disekitar alat, hal ini mengakibatkan banyaknya
terjadi kelainan baik pada gigi penyangga seperti karies, pada jaringan
periodonsium seperti gingivitis maupun periodontitis, dan pada
jaringan lunak di sekitar alat seperti stomatitis kontak.
Space maintainer tipe cekat merupakan space maintainer yang
didesain untuk mempertahankan ruang dan terpasang secara cekat di
dalam mulut. Space maintainer tipe ini tidak dapat diubah posisinya
dan juga tidak dapat dilepas apabila ingin dibersihkan. Beberapa tipe
yang umum dijumpai pada jenis space maintainer ini yaitu space
maintainer band and loop, space maitainer crown and loop, distal

33

shoe, lingual arch, dan space maintainer palatal arch/ nance


appliance.
Indikasi space maintainer cekat:
Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya
belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan
analisa

ruang

menyatakan

masih

terdapat

ruang

yang

memungkinkan untuk gigi permanennya.


Jika ada kebiasaan buruk bagi anak, misalnya menempatkan lidah
di tempat yang kosong atau menghisap bibir maka pemasangan
space maintainer ini dapat diinstruksikan sambil member efek
menghilangkan kebiasaan buruk.
Adanya tanda-tanda penyempitan ruang
Kebersihan mulut baik
Kontra indikasi space maintainer cekat:
Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap
yang akan erupsi.
Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen.
Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi.
Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan
tindakan pencabutan dan perawatan orthodonti.
Gigi permanen penggantinya tidak ada.
Syarat space maintainer cekat:
Dapat menjaga ruang dimensi proksimal.
Tidak mengganggu erupsi gigi permanen.
Tidak mengganggu erupsi gigi antagonisnya.
Tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi
pergerakan mandibula.
Dapat mencegah ekstrusi gigi lawan.
Tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga.
34

Tidak mengganggu jaringan lunak.


Disain sederhana, ekonomis dan mudah dibersihkan.
Space maintainer cekat, jika didesain dengan baik akan tidak
begitu merusak jaringan rongga mulut dibandingakn dengan space
maintainer lepasan. Oleh karena itu, alat ini digunakan untuk waktu
yang lebih panjang. Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat,
yang biasa digunakan di klinik adalah:
Band and Loop space maintainer
Band and Loop dirancang untuk mempertahankan
ruang dari tanggalnya satu gigi dalam satu kuadran. Alat ini
digunakan pada kasus tanggalnya gigi m1 sulung dan m2
sulung secara dini untuk mencegah migrasi ke mesial yang
berhubungan dengan erupsi gigi M1 permanen. Selain itu,
alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus
sulung secara dini untuk mencegah pergerakan gigi I2
permanen.
Band and Loop lebih disukai karena proses
pembuatannya lebih mudah, waktu kerja singkat, tidak
perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk pemasangan
band karena tidak ada preparasi yang dilakukan pada gigi,
pengaplikasiannya mudah dan lebih ekonomis.

Gambar Band and Loop space maintainer


Crown and Loop space maintainer
Jenis space maintainer crown and loop biasa
digunakan pada kasus gigi abutment bagian posterior
35

mengalami karies yang luas dan memerlukan restorasi


mahkota, juga kasus dimana gigi abutment pernah
mendapatkan perawatan endodontik dan mahkota gigi perlu
dilindungi secara menyeluruh.
Untuk membuat suatu space maintainer jenis crown
and loop dapat digunakan metode direk maupun indirek.
Dengan metode direk alat dipasang secara langsung dalam
mulut pasien tanpa menggunakan cetakan model gips,
sebelum pemasangan alat terlebih dahulu dilakukan
preparasi pada gigi. Dalam metode indirek pembuatan
space maintainer harus dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan cetakan gips dari rahang yang akan

digunakan, setelah alat tersebut jadi baru kemudian


ditempatkan dalam mulut pasien.

Gambar 2.4. Space maintainer crown and loop


Jenis crown and loop ini biasa digunakan pada kasus:
-

Gigi abutment bagian posterior mengalami karies luas dan


memerlukan restorasi mahkota.

Gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang


mana dalam kasus mahkota perlu dilindungi secara
menyeluruh.

36

Keuntungan crown and loop adalah konstruksinya


tampak lebih ringan, ekonomis, memperbaiki fungsi
kunyah dan tidak menghalangi over erupsi gigi antagonis.
Distal Shoe space maintainer
Alat ini digunakan dimana m2 sulung hilang
sebelum erpsi gigi M1 permanen. Fungsinya adalah untuk
menuntun erupsi M1 permanen ke posisinya yang normal
dalam lengkung rahang.
Kontra indikasi penggunaan alat ini adlah pasien
dengan oral hygiene jelek, pada keadaan dimana hilangnya
beberapa gigi sehingga abutment akan kurang mendukung
alloy yang disemen, dan kurangnya kerjasama pasien dan
orang tua.
Pada keadaan saat distal shoe merupakan kontra
indikasi, perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan
menggunakan alat removable atau cekat yang tidak
memasuki jaringan, tetapi member tekanan pada ridge
mesial molar permanen yang belum erupsi.

Gambar Distal Shoe space maintainer


Distal shoe adalah pilihan space maintainer dimana
molar dua desidui hilang sebelum erupsi molar satu
permanen. Fungsi dari distal shoe adalah menuntun erupsi
dari molar satu permanen ke posisinya yang normal dalam
lengkung rahang. Distal shoe bersifat sementara dan harus
diganti dengan space maintainer tipe lepasan mengikuti
erupsi gigi molar permanen. Alat ini dibuat dengan metode
indirek pada sebagian besar kasus.

37

Komponen alat distal shoe adalah guide plane


metal, yaitu sejenis plat yang berfungsi menuntun molar
permanen agar erupsi pada posisinya. Agar efektif guide
plane harus meluas ke dalam processus alveolar sehingga
berkontak dengan molar satu permanen kurang lebih 1 mm
di bawah marginal ridge mesial.

Gambar Distal shoe space maintainer


(Sumber: Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary
orthodontics 5 ed. Canada : Elsever ; 2013)
Lingual Arch
Lingual arch merupakan space maintainer pilihan
setelah kehilangan gigi multipel pada lengkung rahang
bawah terutama jika insisivus permanen rahang bawah
terlihat crowded. Alat ini digunakan sebagai space
maintainer bilateral cekat pada rahang bawah dan bersifat
pasif karena tidak dapat diatur begitu perangkat ini disemen
pada gigi molar.
Lingual arch terbuat dari kawat yang memanjang
disekitar daerah lingual dari rahang, kawat itu terhubung
dengan kedua sisi pada gigi molar, alat ini didesain

38

sedemikian rupa agar kedua gigi molar tidak dapat bergeser


ke arah mesial dan menutupi daerah tempat erupsi gigi
premolar permanen.
Gambar 2.6. Lingual arch space maintainer
(Sumber: Mitchell L. An introduction to orthodontic 2nd ed.
UK : Oxford university press ; 2001)
Space maintainer lingual arch dibagi 2:

Lingual arch pasif


Merupakan

space

maintainer

pilihan

setalah

kehilangan banyak gigi pada lengkung RA/RB, terutama


jika insisif permanen RB terlihat crowded. Alat ini
digunakan sebagai space maintainer bilateral cekat pada
RB dan bersifat pasif karena tidak dapat diatur begitu
disemen pada m2 sulung. Keuntungan alat ini yaitu karies
gigi rendah, ekonomis, dan adaptasi dengan pasien lebih
baik.

Gambar Lingual arch

Alat Nance RA
Alat Nance digunakan ketika 1 atau lebih molar

susu tanggal secara dini pada RA.alat ini didesain seperti


pada lingual arch soldering kecuali pada bagian anterior
kawat tidak menyentuh permukaan lingual pada gigi depan
atas, kawat lingual dapat mengikuti bentuk palatum dan
berukuran 0,025 inchi. Pada penggunaan space maintainer
jenis lingual arch ini pasien harus diperiksa secara periodic
untuk memastikan bahwa kawat lingual tidak mengganggu
39

erupsi dari gigi C dan P serta tidak menggangu jaringan


palatum.

Gambar Alat Nance RA


Palatal arch (nance aplliance)
Alat ini digunakan ketika satu atau lebih molar
tanggal secara dini pada rahang atas. Alat ini didesain
seperti pada lingual arch kecuali pada beberapa desain di
bagian anteriornya tidak menyentuh permukaan lingual
pada gigi anterior atas melainkan menyebrang pada bagian
palatal dan kawat tersebut langsung menghubungkan molar
band di kedua regio, tipe ini biasa dinamakan transpalatal
arch. Pada beberapa desain, kawat lingual dapat mengikuti
bentuk palatum dengan diameter kawat berukuran 0,025
inchi. Kawat ini pada bagian anterior dibatasi oleh akrilik
sedangkan pada bagian posterior terhubung pada masingmasing band.
Pada pemakaian space maintainer jenis ini, pasien
harus diperiksa secara periodik untuk memastikan bahwa
kawat lingual tidak mengganggu erupsi dari gigi kaninus
dan premolar serta tidak mengganggu area disekitar
palatum.

40

Gambar 2.7. Palatal arch space maintainer


(Sumber: Mitchell L. An introduction to orthodontic
2nd ed. UK : Oxford press; 2001)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan space
maintainer lepasan adalah:

Space maintainer lepasan harus mudah diperbaiki untuk


memberi kesempatan erupsi gigi tetapnya. Bila gigi tetap
mulai muncul ke permukaan jaringan lunak, maka
permukaan anatomi dari space maintainer harus dikerok
agar erupsi gigi tetap tidak terhalang.

Jika tinggi tulang alveolar padalengkung rahang atas


bertambah, maka landasan space maintainer lepasan pada
daerah palatum akan kehilangan kontak dengan jaringan
lunak di bagian palatum. Hal ini dapat mengiritasi jaringan
lunak, sehinggan terlihat berwarna merah dan bila iritasinya
hebat dapat menyebabkan pendarahan. Jika hal ini
ditemukan, maka merupakan indikasi untuk relining atau
rebasing atau dibuatkan space maintainer yang baru.

Kemudian dilakukan penerangan-penerangan kepada pasien


dan orang tua mengenai cara pemasangan, pelepasan dan
pemeliharaan alat. Bila terdapat keluhan, orang tua harus
segera membawa anaknya ke dokter gigi.sebaiknya pasien
dikontrol setiap 1minggu, 2minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan, atau 1 tahun (perhatikan waktu erupsi gigi
penggantinya). Space maintainer tidak digunakan lagi
apabila gigi tetap sudah hamper erupsi atau tidak ada tulang
yang menutupi mahkota dari gigi tetap yang akan erupsi dan
pertumbuhan benih gigi tetap menunjukkan sepertiga
akarnya sudah terkalsifikasi (dapat dilihat dari foto
roentgen). Kerjasama yang baik antara pasien, orang tua

41

dan dokter gigi sangat membantu untuk berhasilnya suatu


perawatan.
Aesthetic Space Maintainer
Seiring berkembangnya zaman dan tuntutan keadaan, space
maintainer bukan digunakan hanya untuk mempertahankan space saja,
melainkan untuk estetika. Menurut Berg, 2001 gigi anterior sulung pada
anak-anak rawan tanggal karena trauma dan akan mempengaruhi estetis
dan pola pengunyahan anak, apabila dibiarkan maka akan mengakibatkan
maloklusi sehingga diperlukan adanya space maintainer yang disesuaikan
dengan kondisi pasien.
1. Aesthetic space maintainer lepasan

Gambar Space maintainer untuk indikasi oligodonsia pada gigi


anterior sulung (Goenka, 2014)
2.
2. Aesthetic Space Maintainer Cekat

42

Gambar aesthetic space maintainer cekat pada gigi 51 dengan


indikasi avulsi karena trauma (Goenka, 2014).
2.SPACE REGAINER
Definisi
Space regainer yaitu alat cekat atau lepasan yang dapat
menggerakkan perpindahan gigi permanen ke posisi yang tepat pada
lengkung gigi.
Gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya biasanya akan
menyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan,
sehingga benih gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk
erupsi dan cenderung untuk erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya.
Normalnya gigi sulung tanggal akibat desakan gigi tetap yang ada di
bawahnya. Gigi sulung dapat tanggal sebelum waktunya akibat berlubang
yang mengharuskannya untuk dicabut, trauma, danlainsebagainya.
Indikasi

Pada keadaan dimana satu atau lebih premature loss gigi sulung

Kekurangan ruangan untuk erupsi gigi tetap

Terdapat benih gigi

Tidak ada kelainan pada benih gigi

Gigi tetap erupsinya masih lama

Pertumbuhan rahang sempurna

Pasien kooperatif

Kontra Indikasi

Gigi tetap hampir erupsi

Ruangan untuk erupsi gigi tetap cukup

Pertumbuhan abnormal dari benih gigi

43

Bila tidak ada tulang yang menutupi mahkota dari gigi tetap yang
akan erupsi

Tidak menghambat pertumbuhan rahang dengan pemakaian SR

Pasien tidak kooperatif

Syarat-Syarat

Harus dapat mencegah ekstrusi gigi antagonis

Harus dapat membantu fungsi pengunyahan

Tidak boleh member estetik pada hilangnya gigi anterior

Tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan

Mudah dibersihkan (poles yang bagus)

Tipe Space Regainer


Ada dua tipe space regainer fixed space regainer dan removable
space regainer . fixed space regainer adalah suatu aat yang tidak bisa
dibuka oleh pasien dan dapat memindahkan gigi permanen yang bergeser
kedalam posisinya dalam lengkung gigi. Sedangkan removable space
regainer adalah alat yang dapat dipasang dan dilepas oleh pasiennya
sendiri.
Space regainer terdiri dari :
1.

Labial bows : sering suatu labial bows yang


sederhana hanya menekuk suatu kawat. Ini
membantu

mempertahankan

alat

dalam

mulut, dan mencegah gigi di rahang atas


untuk bergerak ke depan. Labial bow harus
diletakkan jauh dari gingival karena hanya
digunakan untuk retensi, tetapi jangan
sampai menekan pada papilla interdental.
Biasanya,

ini

didesain

dalam

oklusal

embrasure antar insisiv lateral dan kaninus,


2.

atau distal dari gigi kaninus.


Acrylic : secara sederhana, dasar dari
removable space regainer dibuat dari akrilik.
Biasanya akrilik yang lembut digunakan

44

supaya todak menghalangi gigi permanen


yang sedang erupsi.
Claps (cangkolan) : claps sederhana sebagai

3.

claps interproximal atau wrap around claps


dapat digunakan. Selain itu adams clapss,
ball

clasps

atau

C-clasps

dapat

juga

digunakan sebagai retensi.


Komponen aktif : komponen-komponen

4.

aktif seperti per: coil springs, helical coil


springs, knee springs. Skrup digunakan
dalam removable space regainer , yang
paling sering digunakan adalah tipe yang
mempunyai dua bagian atau dengan benang
di tengah silinder yang diputar dengan kunci
yang memisahkan kedua bagian dengan
jarak yang sudah dihitung sebelumnya
biasanya sekitar 2 mm untuk masing-masing
seperempat putaran.
Tipe Space Regainer:
1.

Space Regainer Cekat


Terdapat tiga tipe space regainer cekat, yaitu:

Active loop space regainer


Tipe space regainer ini menggunakan pegas
finger yang aktif dengan penyesuaian sederhana
pada loop.

45

Gambar Active loop space regainer

Jack screw space regainer


Jack screw space regainer menggunakan
gaya pada gigi yang berdekatan dengan aktivasi
pada bagian koil terbuka dengan tekanan keatas.

Gambar Jack

screw space

regainer
Unilateral space regainer
Efektif untuk membuka ruangan yang terjadi pada
premature loss gigi permanen atau gigi sulung, dengan
mempertahankan lengkung rahang. Ruangan didapatkan
dengan tekanan ke labial dan lingual dari pegas koil terbuka
NiTi yang berlawanan dengan tabung molar.

Gambar Unilateral space regainer


2.

Space

regainer

lepasan
Ruangan didapat dari tekanan ke bukal atau labial
dari sekrup ekspansi.

46

Gambar Space regainer lepasan

DAFTAR PUSTAKA

1. Andlaw, R.J. dan W.P. Rock. 1992. Perawatan Gigi Anak. Edisi 2. Alih bahasa:
Agus Wijaya. Jakarta: Widya Medika.
2. Angela A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Maj.
Ked. Gigi (Dent. J.). 38 (3):130-34.
3. Anusavice, Kenneth J. 1994. Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
4. Baum, L. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Alih bahasa: Rasinta Tarigan.
Edisi 3. Jakarta: EGC.
5. Beek, Geoffrey C. 1989. Morfologi Gigi. Edisi 3. Alih bahasa: Lilian Yuwono.
Jakarta: EGC.
6. Berg, H. Joel. 2001. Compendium Nov. 2001 Vol.22, No. 11. P 911-916
7. Budiarjo & Sarworini, B. 1997. Frekuensi Karies Gigi Molar Satu Tetap Pada
Anak Usia 6-11 Tahun (Kajian Pada Pengunjung Poliklinik Gigi Ilmu Kedokteran
Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Tahun 1983 dan
1994). Jurnal Kedokteran Gigi FKG UI. Vol 4. Edisi Khusus KKPIKG XI.
Jakarta: FKG UI

47

8. Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Alih bahasa: Slamet Tarigan dari Note
of Dental Material. Jakarta: EGC.
9. Craig, R.G. 1997. Restorative Dental Material. Edisi 10. St. Louis Missouri: C.V.
Mosby Company.
10. Ford, T.R. Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Alih bahasa: Narlan Sumawinata. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
11. Finn, S.B. 1973. Clinical Pedodontics. Ed. 4. Philadelphia. London: W.B.
Sounders Company
12. Ganesh, Mahadevan M.D.S, et al. 2007. Comparative Evaluation of The Marginal
Sealing Ability of Fuji VII and Concise as Pit and Fissure Sealants. The Journal
Contemporary

Dental

Practice.

http://www.thejcdp.com/issue033/ganesh/ganesh.pdf [18 November 2010].


13. Goenka, Puneet., et, al., Simple Fixed Functional Space Maintainer. International
Journal of Clinical Pediatric Dentistry, September-December 2014,;7(3):225-228.
14. Hicks, dkk., 2000. Surface Topography and Enamel-Resin Interface of Pit and
Fissure Sealants Following Visible Light and Argonn Laser Polimerization: An in
Vitro Study. Dalam Journal of Dentistry For 36.
15. Lestari, S. 1996. Pengaruh Penggunaan Fissure Sealant Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus Mutans. Majalah Kedokteran Gigi FKG Usakti. Jakarta: FKG
Usakti.
16. Luthfi, M. 2004. Efektivitas Pemberian IgG1 Streptococcus Mutans 1 67 kDa
Sebelum Aplikasi Light Curing Fissure Sealant terhadap Jumlah Streptococcus
Mutans pada Permukaan Oklusal Gigi. Majalah Kedokteran Gigi FKG Unair. Vol
6. No 2. Surabaya: FKG Unair.
17. McDonald, R.E. dan Daud R.A. 1994. Dentistry for The Child and Adolescent.
Ed. 6. St. Louis Missouri: C.V. Mosby Company
18. Nunn, dkk., 2000. British Society of Paediatric Dentistry: A Policy Document on
Fissure Sealants in Paediatric Dentistry. International Journal of Paediatric
Dentistry. http://www.bspd.co.uk/publication-19.pdf [21 November 2010]
19. Octarina, E. 2003. Masalah dan Konsep Terbaru Pit dan Fisur Silen. Dalam
Dentika Dental Journal. Vol. 2. No. 2. Medan: Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Anak
Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan
48

20. Paarmann, Carline. 1991. Application of Pit and Fissure Sealants.


21. Rahardjo Pambudi. 2009. Orthodonti Dasar. Surabaya: Airlangga University
Press.

49

Anda mungkin juga menyukai