Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE FABRIKASI KOMPOSIT

Tugas Mata Kuliah Komposit Material

Dosen Pengampu: Hanifuddin Nurdiansah, S.T., M.T.

Disusun oleh:

NAMA : YUNIAR PUSPITHASARI

NRP : 5011211005

KELAS :B

TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2023
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Fabrikasi Komponen Komposit

Ada banyak metode untuk fabrikasi komponen komposit. Beberapa metode telah
dilakukan misalnya cetakan injeksi, namun juga banyak metode yang dikembangkan
kembali untuk memenuhi design tertentu atau tantangan manufaktur. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi penggunaan sebuah metode fabrikasi komposit yaitu bahan,
design bagian dan penggunaan akhir atau aplikasi komposit. Proses fabrikasi komposit
umunya melibatkan beberapa bentuk cetakan untuk membentuk matriks (resin) ataupun
filler (reinforcement). Berikut ini beberapa metode fabrikasi komposit:

1. Open molding
Open molding merupakan cetakan satu sisi dengan biaya rendah dan biasanya menjadi
proses pembuatan fiberglass produk komposit. Penggunaan metode ini biasanya untuk
lambung kapal, decks, komponen RV, kabin dan spatbor truk, bak mandi, bilik
pancuran, dan komponen lainnya yang relative besar namun tidak rumit. Metode ini
melibatkan hand layup atau semi-autoated alternative, sprayup. Dalam metode ini yang
pertama kali diterapkan adalah sprayup dengan pelepasan cetakan. Lapisan gel
kemudian dihilangkan dan cetakan siap untuk memulai fabrikasi. Pada proses sprayup,
resin dikatalisis (viskositas dari 500 hingga 1000 cps) dan fiberglass disemprotkan ke
dalam cetakan menggunakan piston perajang, yang memotong serat kontinu menjadi
pendek. Kemudian serat pendeknya ditiupkan langsung ke dalam aliran resin yang
disemprotkan sehingga kedua bahan tersebut menyatu. Pada Langkah proses sprayup,
pekerja memadatkan laminasi dengan tangan menggunakan bantuan roller. Kemudian
kayu, busa atau bahan inti dapat ditambahkan dan lapisan sprayup kedua menanamkan
inti diantara kulit laminasi. Bagian tersebut kemudian diawetkan, didinginkan dan
dikeluarkan dari cetakan yang dapat digunakan kembali. Metode handup dan sprayup
seringkali digunakan bersamaan untuk mengurangi tenaga kerja.
2. Resin infusion process
Seiring berjalannya waktu permintaan terus meningkat akan laju produksi yang lebih
cepat sehingga menekan industry untuk mengganti metode handlayup dengan proses
fabrikasi alternatif dan mendorng perakit untuk mengotomatiskan proses tersebut
sedapat mungkin. Sehingga muncullah alternatif berupa cetakan transfer resin (RTM)
atau cetakan cair. Keuntungan dari RTM yaitu preform kering dan resin lebih murah
daripada bahan prepreg dan dapat disimpan di suhu ruangan, menghilangkan pekerjaan
pasca fabrikasi, menghasilkan bagian kompleks yang akurat secara dimensi dengan
detail permukaan yang baik, serta memberikan hasil akhir yang halus pada semua
permukaan terbuka.
Metode ini memungkinkan untuk menempatkan sisipan di dalam preform sebelum
cetakan ditutup. Setelah itu proses RTM akan mengakomodasi bahan inti dan
mengintegrasikan perlengkapan “molded in” dan perangkat keras lainnya ke dalam
struktur bagiannya. Terakhir, RTM akan memotong waktu siklus secara signifikan dan
dapat diadaptasi untuk digunakan sebagai satu tahap proses manufaktur yang otomatis
dan dapat diulang untuk efisiensi yang lebih besar. Metode ini dapat mengurangi waktu
siklus pada proses hand layup sebelumnya yang bisa memakan waktu berhari-hari
menjadi hanya beberapa jam atau beberapa menit.
Berbeda dengan RTM dimana resin dan katalis dicampur terlebih dahulu sebelum di
injeksikan di bawah tekanan ke dalam cetakan. Maka pada cetakan injeksi reaksi (RIM),
resin dan katalis diinjeksikan ke dalam cetakan menjadi dua aliran terpisah. Sehingga
pencampuran dan reaksi bahan kimia terjadi di cetakan. Pada metode fabrikasi komposit
ini dibuat program robot untuk menyemprotkan kombinasi fiberglass/binder ke dalam
ruang hampa yang dilengkapi layer atau cetakan preform. Penyemprotan ini diarahkan
untuk mengontrol orientasi serat. Volume serat hingga 86 persen dimungkinkan dan
kontrol otomatis memastikan rongga rendah dan reproduksi bentuk awal yang konsisten
tanpa perlu pemangkasan.
Selain RIM, juga terdapat VARTM (Vacuum-assisted resin transfer molding). VARTM
ini mengacu pada berbagai proses pada teknologi pencetakan baru yang tumbuh paling
cepat. Perbedaan VARTM dengan RTM adalah pada VARTM resin awalnya dibentuk
melalui penggunaan ruang hampa, bukannya dipompa ke dalam cetakan di bawah
tekanan. VARTM tidak memerlukan panas atau tekanan tinggi. Oleh karena itu,
VARTM beroperasi dengan beroperasi dengan biaya rendah sehingga memungkinkan
untuk menghasilkan bagian-bagian yang besar dan rumit dalam satu proses. Dalam
proses VARTM, penguatan serat ditempatkan dalam cetakan satu sisi dan penutup
(biasanya film kantong plastic) ditempatkan di atasnya untuk membentuk segel kedap
udara. Resin biasanya memasuki struktur melalui manifold. Aplikasi yang
menggunakan metode ini meliputi kelautan, transportasi darat, dan infrastruktur.
Metode ini telah digunakan oleh The Boeing Co. (Chicago, II.) dan NASA serta
Perusahaan kecil fabrikasi untuk menghasilkan kualitas dirgantara laminasi tanpa
autoklaf.
3. High-Volume Molding Methods
Compression molding (cetakan kompresi)
Cetakan kompresi adalah proses pencetakan thermoset volume tinggi yang mahal
namun cetakannya tahan lama. Metode ini sangat tepat untuk memproduksi komposit
lebih dari 10.000 bagian. Hal ini karena 200.000 bagian dapat dihasilkan dalam satu kali
cetakan baja menggunakan sheet molding compound (SMC), yaitu sebuah bahan
lembaran komposit dibuat dengan cara diapit potongan fiberglass di antara dua lapisan
resin tebal. Formulasi SMC yang lebih baru dan Tangguh dapat membantu mencegah
retakan mikro, sebuah fenomena yang sebelumnya menyebabkan cat “Meletus” selama
proses pengecatan (kawah permukaan disebabkan oleh outgassing, pelepasan gas yang
terperangkap di dalam microcracks selama pengeringan). Selain itu, SMC dapat diracik
untuk memenuhi kebutuhan dalam aplikasi spesifik seperti ketahanan terhadap sinar
UV, benturan dan kelambapan serta tuntutan kualitas permukaan. Dalam produsen
mobil, penggunaan bahan bahan yang diperkuat serat karbon SMC diharapkan dapat
memanfaatkan tingginya karbon rasio kekuatan dan kekakuan terhadap berat di
eksterior panel bodi dan bagian lainnya.
Injection Molding (Cetakan Injeksi)
Cetakan injeksi merupakan proses pencetakan komposit yang cepat, volume tinggi,
tekanan rendah, menggunakan proses tertutup, paling umum digunakan, diisi
termoplastik seperti nilon dengan serat pecahan kaca. Dalam 20 terakhir, sudah otomatis
cetakan injeksi BMC (Bulk Molding Compound) telah mengambil alih beberapa pasar
yang sebelumnya dikuasai oleh termoplastik dan logam produsen pengecoran.
Kecepatan injeksi dapat terjadi dalam satu hingga lima detik dan sebanyak 2000 bagian-
bagian kecil dapat diproduksi per jam di beberapa bagian cetakan dengan banyak
rongga. Bagian dengan penampang tebal dapat dikompresi, dibentuk atau ditransfer,
dicetak dengan BMC. Transfer pencetakan adalah proses cetakan tertutup dimana
muatan BMC yang diukur ditempatkan dalam pot dengan runners yang menyebabkan
rongga cetakan. Sebuah pendorong akan mendorong bahan masuk ke dalam rongga,
tempat produk mongering di bawah panas dan tekanan.
Filament Winding (Gulungan Filament)
Filament winding merupakan metode fabrikasi komposit berkelanjutan yang bisa sangat
otomatis dan dapat diulang dengan biaya bahan yang relative rendah. Aplikasi Tunggal
dengan volume tertinggi gulungan filamen adalah poros tongkat golf, pancing, pipa,
bejana tekan dan bagian silinder lainnya.
Pultrusion (Pultrusi)
Pultrusion, seperti RTM yang telah digunakan selama beberapa decade dengan serat
kaca dan resin polyester, tetapi dalah 10 tahun terakhir prosesnya juga telah diterapkan
untuk aplikasi kompsit tingkat lanjut. Metode ini relative sederhana, biaya rendah,
proses berkelanjutan, penguatan fiber. Penguatan fiber biasanya ditarik melalui resin
yang dipaaskan kemudian dibentuk menjadi bentuk terntu. Bahan kemudian bergerak
melalui cetakan yang dipanaskan. Setelah pendinginan, profil yang dihasilkan dipotong
sesuai panjang yang diinginkan. Pultrusion menghasilkan bagian akhir yang halus dan
tidak perlu pasca-pemrosesan. Pada metode ini, berbagai macam profil kontinu,
konsisten, padat dan berongga dapat dibentuk dengan proses yang disesuaikan secara
khusus dengan aplikais spesifik.
Tube rolling (Tabung Bergulir)
Tabung bergulir merupakan proses manufaktur komposit yang sudah lama ada yang
dapat menghasilkan tabung dan batang panjang terbatas. Hal ini berlaku terutama untuk
tabung diameter kecil atau meruncing dengan panjang 20 kaki/6,2 m. diameter tabung
hingga 6 inci/152 mm dapat digulung secara efisien. Pada metode ini, bahan yang
digunakan dipotong terlebih dahulu sesuai pola yang telah dirancang. Potongan pola-
pola tersebut diletakkan di atas permukaan datar dan mandrel digulingkan pada masing-
masing permukaan di bawah tekanan yang diberikan, yang dapat memadatkan dan
menghaluskan bahan. Saat menggulung mandrel yang meruncing misalnya untuk
pancing atau poros golf, hanya baris pertama serat memanjang jatuh pada sumbu 0o
sebenarnya. Untuk mempertahankan kekuatan lentur tabung maka serat harus terus
diorientasikan Kembali dengan memposisikan ulangan potongan pola secara berkala.
Automated Fiber Placement (AFP)/ Penempatan Serat Otomatis
AFP merupakan proses penempatan secara otomatis yang menemoatkan banyak bagian
prepreg yang ditarik ke mandrel dengan kecepaatan tinggi, yang dapat diartikulasikan
dan dikontrol secara numerik untuk mengeluarkan, menjepit, memotong dan memulai
Kembali sebagai 32 derek secara bersamaan. Potongan minimal panjang (panjang derek
terpendek yang dapat dipasang oleh mesin bawah) adalah penentu bentuk lapisan yang
penting. Penempatan kepala fiber dapat dipasang pada 5 sumbu gantry, dipasang ke
penggulung filamen atau dikirm sebagaii sistem custom turnkey. Pada mesin tersedia
stasiun mandrel ganda untuk meningkatkan produktivitas. Keuntungan metode ini
adalah kecepatan pengolahannya, pengurangan sisa bahan dan biaya tenaga kerja, suku
cadang konsolidasi dan peningkatan keseragaman bagian ke bagian. Seringkali metode
ini digunakan untuk memproduksi thermoset ukuran besar dengan bentuk rumit.
Automated Tape Laying (ATL)/Peletakan Pita Otomatis
ATL merupakan proses otomatis yang lebih cepat dimana prepreg tape bukan derek
Tunggal diletakkan terus menerus untuk membentuk bagian-bagian. Metode ini seirng
digunakan untuk bagian yang sangat kompleks dengan kontur atau sudut. ATL dan AFP
biasa digunakan secara luas untuk memproduksi suku cadang untuk F-35 Jet tempur
Lightning II pasukan tiltrotor V-22 Osprey transportasi dan berbagai pesawat lainnya.
Centrifugal Casting (Pengecoran Sentrifugal)
Centrifugal casting adalah alternatif filamen untuk kinerja tinggi dan tahan korosi.
Dalam pipa cor dengan ukurn 1 inci/25 mm hingga 14 inci/356 mm, anyaman fiberglass
0/90 derajat memebrikan kekuatan memanjang dan melingkar pada seluruh dinding pipa
dan memberikan kekuatan yang lebih besar pada ketebalan dinding yang sama
dibandingkan pipa fiberglass multiaksial. Dalam proses pengecoran, epoksi atau resin
vinil ester diinjeksikan ke dalam cetakan 150G yang berputar secara sentrifugal,
menembus tenunan kain yang melilit pada permukaan dalam cetakan. Gaya sentrifugal
mendorong resin melalui kain sehingga menciptakan hasil akhir yang halus pada
permukaan luar pipa, dan kelebihan resin dipompa ke dalam cetakan agar pelapis
interior tahan korosi dan abrasi.
(Nagavally, 2016)
2.2 Perbedaan Metode Fabrikasi Material Komposit
Terdapat perbedaan metode fabrikasi yang digunakan untuk produksi komposit, karena
kandungan pada komposit bermacam-macam. Komposit dapat terbuat dari campuran
antara logam, keramik dan polimer. Di bawah ini metoda fabrikasi yang digunakan
berdasarkan jenis matriks pada komposit.
2.2.1 Fabrikasi Komposit Matriks Logam
Pilihan pproses pembuatan komposit matriks logam bergantung pada
informalitas reinforcement, kualitas, dan logam matriks. Dengan mengubah metode
pembuatan dan variasi reinforcement maka dapat dihasilkan jenis komposit dengan
karakteristik berbeda.
a. Powder Metallurgy (Metalurgi Serbuk)
Teknik manufaktur secara luas diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu manufaktur cair
dan padat. Powder mettalurgy merupkan bagian dari manufaktur solid state (padat).
Fabrikasi metalurgi serbuk terdiri dari tiga Langkah persiapan utama. Awalnya bubuk
logam dan tulangan dicampur. Pada tahap kedua, bubuk dimasukkan ke dalam cetakan
untuk pengembangan konservatif struktur. Pada tahap terakhir, pembentukan ujung
struktur dilakukan dengan memberikan tekanan dan disinter pada suhu tepat. Kompaksi
ini dilakukan dalam beberapa waktu dan selanjutnya mengalami manufaktur opsional
dengan metode seperti ekstruksi atau penggulungan.
b. Diffusion Bonding (Ikatan Difusi)
Dalam ikatan difusi, berbagai lapisan foil logam diikat dalam serat memanjang dan
berturut turut diperas seluruhnya untuk mendapatkan komposit. Metode ini digunakan
untuk membuat lembaran logam yang berlapis-lapis, salah satunya aplikasi adalah bi-
metal. Dengan metode ini, dua lembar logam tipis berbeda digulung satu sama lain ke
dalam dan di squeezed selama beberapa waktu pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini
memberikan kesempatan partikel logam untuk berdifusi. Difusi antar partikel logam
terjadi dengan memperkirakan koefisien dispersi suatu partikel logam ke partikellain.
Akibatnya lembaran logam tersebut akan menjadi satu kesatuan yang sangat kuat.
c. Impregnation Process (Proses Impregnasi)
Pada proses impregnasi, kumpulan serat berbentuk silinder diletakkan di bawah logam
cair dengan temperature yang lebih rendah daripada suhu serat. Bagian tersebut tetap
berada dalam logam cair sampai logam cair mengisi semua kekosongan diantara serat-
serat tersebut dan biasanya hal ini terjadi dalam waktu yang singkat. Sehingga seratnya
tidak akan berubah bentuknya.
d. Electrochemical Forming (Pembentukan elektrokimia)
Pembuatan komposit matriks logam serat kontinu dilakukan dengan pembentukan
elektrokimia. Pada proses ini biasanya serat panjang dan konduktif elektrik digunakan
untuk pembuatan matriks logam gabungan. Prosesnya bergantung pada penyelarasan
serat panjang dalam bingkai non konduktif seperti bingkai plastic untuk menahan serat
panjang dan konduktif listrik. Frame serat panjang dilapisi dengan larutan senyawa
kimia untuk pelapisan listrik seperti pelapisan Ni, krom atau tembaga.
e. Stir Casting
Stir casting merupakan cara konvensional yang saat ini dipratekkan secara komersial
pada berbagai proses manufaktur untuk komposit matriks logam diskontinu. Kelebihan
metode ini adalah sederhana, fleksibilitas dan penerapan produksi dalam skala besar.
Selain itu, metode ini juga menarik karena pemrosesan logam secara tradisional dan
dengan meminimalkan biaya akhir produk. Cairan teknik metalurgi ini praktis untuk
diakses dalam produksi matriks logam dan memungkinkan juga dalam pembuatan
komponen serat. Ada beberapa variable yang perlu dipertimbangkan yaitu mekanis
pengaduk digunakan pencampuran, suhu leleh, ukuran partikel, volume dan kualitas
partikel.
Teknik vortex adalah salah satu teknik yang paling baik digunakan untuk membuat dan
mempertahankan paduan matriks dengan distribus yang lebih baik ke reinforcement.
Proses ini diaduk dengan kuat setelah matriksnya meleleh untuk membuat pusaran pada
permukaan lelehan dan kemudian material yang diperkuat diletakkan pada sisi pusaran.
Sampai bahan casting halus, pencampuran dilanjutkan selama beberapa waktu.

Gambar 1. Persiapan untuk pencampuran partikel Gr dan SiC di Al


Gambar 2. Representasi pengaturan eksperimental untuk pencampuran reinforcement

2.2.2 Metode Fabrikasi Komposit Matriks Polimer


a. Hand/Wet Lay Up
Metode hand/wet lay up ditunjukkan pada gambar di bawah. Proses ini berbiaya
rendah dan metodenya sangat sederhana. Pada dasarnya dalam proses ini
kandungan serat lebih tinggi dan serat yang digunakan lebih panjang dibandingkan
proses lainnya. Metode fabrikasi ini dilakukan secara manual dengan tangan
sehingga harus lebih berhati-hati dalam pengerjaannya. Sehingga kualitas produk
tergantung kompetensi pekerja. Pada proses ini, distribusi resin yang tidak
homogen dalam serat menyebabkan munculnya rongga. Metode ini biasanya
digunakan untuk memproduksi bilah turbin angin, perahu, dan lain-lain.

Gambar 3. Metode hand/wet lay up


b. Spray Lay Up
Serat dipotong dengan tangan dan diisi dengan weapon serta resin disemprotkan
pada cetakan. Di bawah kondisi atmosfer normal, produk dibiarkan. Metode
pembuatannya dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Metode spray lay up

Resin polyester yang dilapisi kaca cocok untuk metode ini. Metode pembuatan ini
tidak cocok untuk bagian structural yang lebih tinggi dan sulit untuk mengontrol
fraksi volume serat serta ketebalannya. Dalam metode ini terjadi emisi stirena
karena sifatnya yang terbuka. Namun, pada satu sisi hal ini memberikan permukaan
akhir yang bagus.

c. Filament Winding
Metode ini merupakan teknik otomatis yang banyak digunakan untuk produksi
komponen serat fleksibel dan digunakan untuk bagian tipe melingkar yang
berongga. Orientasi serat dikontrol oleh perangkat pengumpan serat dan laju rotasi
mandrel. Resin seperti polyester, vinil ester, epoksi dan fenolik serta serat apapun
dapat digunakan. Proses filament winding ini dapat dilihat pada gambar di bawah.
Dalam proses ini nips dan dies digunakan untuk pengendalian resin. Proses
filament winding ini cepat dan ekonomis.
Gambar 5. Metode filament winding

d. Pultrusion
Dalam metode ini, komposit sebagai serat dan fabrics diekstraksi dari rendaman
resin cair. Serat dibasahi resin dan ditarik oleh cetakan yang dipanaskan.
Kemudian material disesuaikan dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan.
Resin yang digunakan berupa epoksi, polyester, dan vinil ester. Teknik ini adalah
proses terbaik untuk produksi skala besar dan prosesnya cepat serta ekonomis.
Resin dikontrol secara akurat dan diperoleh finishing permukaan yang baik.

Gambar 6. Metode pultrusion

e. Braiding
Braiding merupakan metode fabrikasi yang terprogram. Jari-jari kaki terjalin
satu sama lain untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Mandrel telah
menyelesaikan bentuk produk yang didalamnya terdapat jalinan. Selanjutnya
jalinan ini dapat dilakukan pada mandrel yang mempunyai bentuk akhir produk.
Jari-jari kaki ini diresapi dengan resin. Kemudian benda tersebut dibiarkan pada
suhu kamar atau dalam autoklaf.
f. Vacuum bagging
Metode ini merupakan versi lanjutan dari prosedur wet lay up. Untuk
meningkatkan konsoolidasinya, tekanan diberikan untuk laminasi. Tekanan satu
atmosfer diterapkan pada laminasi dengan pompa vakum. Laminasi dengan
kandungaan serat tinggi dapat didapatkan dalam kantong vakum. Hal ini karena
kantong vakum dapat mengurangi jumlah zat yang mudah menguap.
g. Resin transfer molding (RTM)

Gambar 7. Metode resin transfer molding (RTM)

h. Centrifugal casting
Pada metode ini, serat dan resin diberikan pada cetakan silinder di bawah
tekanan. Cetakan diputar terus menerus. Karena gerakan sentrifugal, campuran
resin dan endapan serta berada di atas dinding cetakan sehingga campuran
memperoleh bentuk akhir komponen.

Gambar 8. Metode centrifugal casting

(shelare, 2019).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada banyak metode untuk fabrikasi komponen komposit. Beberapa metode telah
dilakukan misalnya cetakan injeksi, namun juga banyak metode yang dikembangkan
kembali untuk memenuhi design tertentu atau tantangan manufaktur. Proses fabrikasi
komposit umunya melibatkan beberapa bentuk cetakan untuk membentuk matriks
(resin) ataupun filler (reinforcement). Proses fabrikasi komposit secar luas terdiri dari 3
metode yaitu open molding, resin infusion process, dan high-volume molding methods.
Ketiga metode itu mengalami perkembangan untuk memenuhi design atau tantangan
manufaktur tertentu. Komponen penyusun komposit sangatlah beragam, sehingga
metode fabrikasi akan memiliki perbedaan. Berdasarkan matriksnya komposit
dibedakan menjadi komposit matriks logam, polimer, dan keramik. Namun matriks
yang banyak digunakan adalah logam dan polimer. Metode fabrikasi komposit matriks
logam dan polimer memiliki perbedaan. Metode fabrikasi komposit matriks logam
terdiri dari powder metallurgy, diffusion bonding, impregnation process,
electrochemical forming, stir casting. Metode fabrikasi komposit matriks polimer terdiri
dari hand/wet lay up, spray lay up, filament winding, pultrusion, braiding, vacuum
bagging, RTM, centrifugal casting.

3.2 Saran
Berdasarkan metode fabrikasi komposit yang telah dijelaskan dalam makalah ini,
pada tiap metode memiliki batasannya atau kekurangannya sehingga kemungkinan
pengembangan metode fabrikasi komposit masih dibutuhkan dan seharusnya terus
dilakukan. Hal ini diharapkan agar material komposit akan terus mengalami
perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Nagavally, Rahul Reddy. 2016. Composite Materials- History, Types, Fabrication


Technique, Advantage, and Applications. International Journal of Advances
inScience Engineering and Technology Vol.4 Issue 3, 87-92.
Shelare, Sagar. 2019. Different Method of Fabrication of Composite Material. Journal
of Emerging Technologies in Accounting Vol. 6 Issue 3, 530-538.

Anda mungkin juga menyukai