Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNOLOGI PENGECATAN

KELOMPOK 6

JAYAN TONI 17073052


ADITYA FAJRI PUTRA 17073098
WAHYU AFRIZAL 17073130

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


FAKULTAS TEKNIK UNP
2019
TEKNIK PENGECATAN

A. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan
udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap
korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup
oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan
biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
1. Pengecatan Sistem Manual

Komponen penting dari pengecatan sistem manual adalah Kompresor


udara sebagai alat penghasil udara bertekanan, transformer udara sebagai pengatur
tekanan udara yang akan digunakan untuk proses pengecatan dan juga berfungsi
untuk menyaring minyak dan air yang masuk ke selang yang akan mempengaruhi
kualitas pengecatan. Spray gun berfungsi sebagai pengkabut cat, mendorong dan
mengarahkan cat pada benda kerja, mengontrol bentuk dan pola pengecatan serta
beberapa fungsi lain,

Prinsip dasar dari pengecatan manual adalah:

A. Posisi tangan saat memegang spay gun; pada saat melakukan pengecatan,
posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh
benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung klo
orangnya kidal dibalik aja.
B. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang
baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk
menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata.
C. Jarak pengecatan; jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas
pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan
dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin
jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part tidak
maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk logam dan
15-20 cm untuk cat plastik.
D. Lebar pattern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat
penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern
yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin
sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal
atau horisontal.
E. Over lapping; merupakan teknik pengecatan pada pemukaan benda kerja
sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan
penyemprotan yang kedua.
Teknik ini pernah ane liat buat ngecat bottom case-nya shockabsorber
buatan Showa…sama dipake sama proses pengecatan aftermarket.

2. Pengecatan dengan sistemcelup(dipping)

Pengecatan sistem dipping merupakan proses pencelupan part ke dalam


tangki cat, kelebihan cat akan kembali ke dalam tangki cat saat diangkat.

Beberapa keuntungan untuk sistem dipping ini:

a. Peralatan sederhana
b. Tidak diperlukan keahlian khusus operator
c. Dapat diotomatisasikan
d. Cat yang terbuang sedikit

Kerugian untuk sistem dipping:


a. Tebal cat berbeda, dimana pada bagian bawah akan cenderung lebih tebal.
b. Terjadi pemisahan pigmen dan resin bila didiamkan dalam waktu lama.
c. Kemungkinan kontaminasi besar, sehingga part yang masuk harus dalam
keadaan bersih dan kering.
d. Bentuk part yang komplek sulit terlapisi semua.
Teknik ini ane pernah liat diproses pengecatan body mobil Suzuki,
kayanya ini yang paling banyak dipake di perusahaan manufaktur.

3. Elektrostatik Spaying
Merupakan sistem pengecatan dengan menggunakan media elektrostatis
untuk mengarahkan butiran cat ke seluruh luas permukaan benda kerja. Bila
dibandingkan dengan sistem spraying biasa untuk waktu dan volume cat yang
sama, pada elektrospraying akan didapat jumlah cat yang menempel ke benda
kerja lebih banyak

4. Pengecatan dengan sistem aliran (flow coater)


Dilakukan dengan melewatkan part yang akan dicat pada tirai aliran cat.
Pada umunya sistem pengecatan ini dipakai untuk pengecatan kaca / back mirror.
Pengaturan ketebalan cat dilakukan dengan mengatur viskositas dan kecepatan
aliran tirai cat.
Keterangan:
a. Filer
b. Coating Head
c. Infeed Conveyor
d. Catch Basin
e. Pump
f. Reservoar Tank
g. Outfeed Conveyor

5. Elektro Deposition Painting(EDP)


Pada umunya pengecatan dengan sistem ini dipakai untuk keperluan
pengecatan primer (lapisan yang terhubung langsung dengan permukaan metal
yang dilapisi). Pengecatan sistem ini mempunyai daya rekat dan daya tahan
terhadap produksi yang sangat tinggi dan sifat kerataan yang relatif merata.
B. Proses pengecatan

Proses cat adalah bagian dari proses kerja yang sangat penting dan vital,
karena cat adalah bagian pertama yang terlihat oleh mata. Dalam memperoleh
hasil pengecatan yang sempurna harus didukung oleh bahan cat yang berkualitas,
tenaga ahli, peralatan & fasilitas oven yang memenuhi syarat. Tanpa
memperhatikan tiga poin tersebut kerap terjadi kegagalan seperti : cat keriting,
warna belang (tidak sama), partikel silver tidak sama/rata, penyemprotan cat yang
tidak merata, kurangnya tingkat glossy dari pernish (clear coat) yang digunakan
dan lain sebagainya.

Bahan-bahan cat dan clear coat (pernish) yang dilengkapi anti UV, glossy
yg tinggi, keras, anti gores dan wet look, adalah rekomendasi utama kami. Baik
atau tidaknya kualitas bahan yang digunakan akan terlihat setelah 3 s/d 6 bulan,
umumnya terjadi perubahan pada cat yaitu menjadi kusam akibat terjemur
matahari ataupun kondisi clear coat (pernish) mudah tergores.

Saat ini anda dapat memilih dari sekian banyak merk-merk cat & pernish yang
beredar di pasaran. Ada 2 (dua) type cat & pernish yang perlu anda ketahui, yaitu :
Polyurethane
AcrylicLacquer

Saat ini, Jenis Polyurethane Paint/Clear adalah pilihan Cat/Pernish yang


paling populer. Cat/Pernish ini dapat bertahan sangat lama dan menghasilkan hasil
akhir yang high gloss (mengkilat), selain itu cat/pernish polyurethane tahan
terhadap bahan kimia (thinner) dan lebih tahan terhadap goresan/scratch body.
Cat/Pernish Polyurethane memiliki kandungan bahan berkualitas tinggi dan proses
pengeringannya tidak secepat cat/pernish acrylic, sehingga dapat menghasilkan
permukaan cat/pernish yang rata dan hasil yang high gloss. Cat/Pernish
Polyurethane lebih mudah diaplikasikan dan menggunakan thinner polyurethane
extra slow.
Jenis Acrylic Lacquer Paint/Clear kalau bisa dihindari, karena walaupun
lebih murah & proses repaint lebih cepat tetapi hasilnya tidak awet & cepat
kusam; hanya dapat bertahan ± 6 bulan ~ 1 tahun; sehingga jika ada penawaran
cat/pernish dengan harga murah, maka perlu cek material yang digunakannya.
Cat/Pernish Acrylic Lacquer menggunakan thinner yang cepat kering seperti
Thinner A atau ND. Cat jenis ini tidak tahan dengan bahan kimia/thinner dan
kurang tahan terhadap goresan/scratch body.

C. Cara mengecat

Cara mengecat mobil/motor yang baik yaitu:

1. ampelas terlebih dahulu bagian yang akan dicat dengan ampelas(krtas


gosok) ukuran 800 yang warerproof, kemudian dihaluskan dengan
ampelas ukuran/no. 1000.
2. setelah permukaan telah digosok dengan ampelas cuci bagian yang akan
dicat dengan air bersih, dikeringkan dengan kain, dan dipanaskan dibawah
terik matahari sampai benar2 kering.
3. cat permukaan yang dikehendaki dengan Epoxy setlah kelar jemur bagian
yang tercat tadi kemudian gosok lagi dengan ampelas dengan ampelas
ukuran 1200, dan jangan sampai habis cukup sampai rata permukaannya.
4. setelah diampelas cuci bagian tersebut dengan air bersih dan jemur hingga
kering dan dibersihkan dengan kain yang lembut seperti kain kaos.
5. kemudian masuk pada tahap pengecatan dengan menggunakan cat dasar
yang diinginkan bisa putih atau abu2, saya biasa menggunakaan merk
Avian atau steelgloss dan dicat ditempat yang terbuka agar terkena
matahari langsung dan hindari media debu, setelah dicat jemur bagian tsb
hingga benar2 kering, dan ampelas lagi untuk mendapatkan hasil yg
maksimal, namun dgn ampelas no.>1200 dan perlu diingat proses
pengampelasan cukup tipis2.
6. masuk dalam proses pewarnaan pilih warna sesuai yamg diinginkan dan
campuran untuk cat lebih diencerkan biasa sy memakai ukuran 1liter cat
banding 4liter Thiner Super A, dan dalam proses pengecatan cukup 1kali
menarik spoit cat jangan diulang2 agar kelihatan rata.kemudian jemur
hingga bener2 kering.
7. apabila dalam pengecatan untuk warna-warna bukan dop seperti warna
metalik hasil pengecatannya sedikit tidak rata atau seperti meluber bagian
yang tidak rata catnya diampelas lagi setelah kering dengan ampelas
ukuran 1000 rata lagi catnya kemudian di cat lagi.
8. setelah kering barulah kita memasuki proses pernis agar hasil bgus pilih
pernisnya dengan merk2 yang bagus seperti Avian S4000 Atau Blinken
dan hasilnya kendaraan kita seperti dikasih minyak mengkilap walau tak
dicuci.

D. Bahan Penyusun Cat

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak


dan bervariasi, tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids).
Dengan bagian padatan tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau
carrier. Solids atau padatan adalah bahan yang tertinggal di permukaan setelah
bagian liquids menguap.

Solids terdiri dari beberapa material, setiapnya didesain untuk


menghasilkan beberapa properti dari cat, namun yang utama adalah pigmen
(pewarna) dan binder (perekat). Untuk lebih mudah memahami bahan penyusun
cat, maka bahan penyusun cat ini diklasifikasi menjadi empat bagian besar yaitu
carrier/pembawa, pengikat/pembentuk lapisan film, pigmen, dan aditif

E. Jenis Cat
Jenis-jenis dan tipe cat adalah sangat banyak dan beragam, untuk
mengklasifikasikannya bisa dari bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya
sampai kegunaannya.

Jika cat diklasifikasikan dari pembawa/pelarutnya, cat dibagi menjadi dua


bagian besar, yaitu cat basis air (water-based) dan cat basis solvent (solvent-
based). Untuk pengklasifikasian dari jenis binder/film formernya misalnya jika cat
tersebut memakai resin epoksi maka cat tersebut digolongkan dinamakan cat
epoksi, jika memakai binder alkyd dinamakan cat alkyd, jika memakai binder
melamine dinamakan cat melamine, begitu seterusnya.

Dari peruntukannya cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat
genteng, cat kapal, cat kolam, cat primer, cat kayu, cat lantai/flooring, dan
sebagainya

F. Memahami Proses Pengecatan


Proses cat memerlukan ketelitian dan keterampilan yang mumpuni. Tidak
sembarang teknisi bisa melakukan proses ini. Diperlukan kesabaran dan teknik
yang mendalam untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Walaupun begitu, Ali
dari Multi Warna (MW), gerai cat kendaraan, punya panduan ringan mengenai
proses dasar pengecatan otomotif.

Pertama cat dikerok hingga habis. “Istilahnya catnya dimatiin,” jelas pria
ramah ini. Kalaupun hanya sebagian panel yang dicat, harus didempul secara
merata. Setelah itu diepoxy. Tunggu hingga satu hari hingga epoxy meresap.
Kemudian baru proses cat dasar. Proses ini sebaiknya dilakukan secara mendetail
hingga semua panel tertutup rata.

Setelah cat dasar setengah kering, waktu sangat relatif, baru dinaikkan
pernis. “Pada kondisi cat setengah kering, waktunya relatif tergantung jenis cat,
bisa dua hingga lima jam, pernis akan lebih menyerap ke dalam cat,” tambah Ali
lagi. Lebih baik lagi jika semua proses dilakukan di ruang yang memiliki pemanas
dan tertutup alias oven demi menghindari debu dan material asing yang mungkin
menempel jika cat masih basah.

G. Bahan Pengecatan Otomotif

Bahan untuk refinishing/pemolesan adalah sebagai berikut :

A. Wheatstone
Digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum
permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya
besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya,
yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk
yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel).

B. Amplas(sand paper)
Amplas (sand paper) berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan
cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang
tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis
menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas
digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia
dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya.

1. Klasifikasi Bentuk
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe
lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat
persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan
empat persegi
panjang.

2. Klasifikasi cara pemasangan


Berdasarkan klasifikasi cara pemasangannya amplas dibedakan tipe
adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.

3. Klasifikasi material
Berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material
belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada
empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari
material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan
ada yang terbuat dari oxidized aluminium.

Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing.
Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran
kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru
dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat
yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan
tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang
relatif keras.

Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada
material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode
lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini
memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan
mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini
terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe
lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan
terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko
amplas menjadi tersumbat.

4. Klasifikasi Grit (kekerasan)


Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Makin besar
nomor grit, makin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang
digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel
berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih
nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan
dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila
amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat
aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas
yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus,
seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh
amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh
sebabitu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus
secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh
amplas terdahulu.

5. Material sanding tipe lain


Di samping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material
dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif, partikel
abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka
material ini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki
konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh
amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat
digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.

C. Buffing compoud

adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya
tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing
compounds kasar dan halus. Tipe dan karakteristik dari buffing compounds:
Buffin
Partikel
Solvent
Additive
D. Buffers

adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan
bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi
menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk
menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer
kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus
digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil,
misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda
pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer
ataupun buffing compound).

E. Polisher

adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien,


polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe yang tersedia, yaitu tipe
elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal polisher lebih banyak digunakan.

Anda mungkin juga menyukai