TEKNOLOGI PENGECATAN
KELOMPOK 6
A. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan
udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap
korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup
oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan
biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
1. Pengecatan Sistem Manual
A. Posisi tangan saat memegang spay gun; pada saat melakukan pengecatan,
posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh
benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung klo
orangnya kidal dibalik aja.
B. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang
baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk
menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata.
C. Jarak pengecatan; jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas
pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan
dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin
jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part tidak
maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk logam dan
15-20 cm untuk cat plastik.
D. Lebar pattern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat
penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern
yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin
sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal
atau horisontal.
E. Over lapping; merupakan teknik pengecatan pada pemukaan benda kerja
sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan
penyemprotan yang kedua.
Teknik ini pernah ane liat buat ngecat bottom case-nya shockabsorber
buatan Showa…sama dipake sama proses pengecatan aftermarket.
a. Peralatan sederhana
b. Tidak diperlukan keahlian khusus operator
c. Dapat diotomatisasikan
d. Cat yang terbuang sedikit
3. Elektrostatik Spaying
Merupakan sistem pengecatan dengan menggunakan media elektrostatis
untuk mengarahkan butiran cat ke seluruh luas permukaan benda kerja. Bila
dibandingkan dengan sistem spraying biasa untuk waktu dan volume cat yang
sama, pada elektrospraying akan didapat jumlah cat yang menempel ke benda
kerja lebih banyak
Proses cat adalah bagian dari proses kerja yang sangat penting dan vital,
karena cat adalah bagian pertama yang terlihat oleh mata. Dalam memperoleh
hasil pengecatan yang sempurna harus didukung oleh bahan cat yang berkualitas,
tenaga ahli, peralatan & fasilitas oven yang memenuhi syarat. Tanpa
memperhatikan tiga poin tersebut kerap terjadi kegagalan seperti : cat keriting,
warna belang (tidak sama), partikel silver tidak sama/rata, penyemprotan cat yang
tidak merata, kurangnya tingkat glossy dari pernish (clear coat) yang digunakan
dan lain sebagainya.
Bahan-bahan cat dan clear coat (pernish) yang dilengkapi anti UV, glossy
yg tinggi, keras, anti gores dan wet look, adalah rekomendasi utama kami. Baik
atau tidaknya kualitas bahan yang digunakan akan terlihat setelah 3 s/d 6 bulan,
umumnya terjadi perubahan pada cat yaitu menjadi kusam akibat terjemur
matahari ataupun kondisi clear coat (pernish) mudah tergores.
Saat ini anda dapat memilih dari sekian banyak merk-merk cat & pernish yang
beredar di pasaran. Ada 2 (dua) type cat & pernish yang perlu anda ketahui, yaitu :
Polyurethane
AcrylicLacquer
C. Cara mengecat
E. Jenis Cat
Jenis-jenis dan tipe cat adalah sangat banyak dan beragam, untuk
mengklasifikasikannya bisa dari bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya
sampai kegunaannya.
Dari peruntukannya cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat
genteng, cat kapal, cat kolam, cat primer, cat kayu, cat lantai/flooring, dan
sebagainya
Pertama cat dikerok hingga habis. “Istilahnya catnya dimatiin,” jelas pria
ramah ini. Kalaupun hanya sebagian panel yang dicat, harus didempul secara
merata. Setelah itu diepoxy. Tunggu hingga satu hari hingga epoxy meresap.
Kemudian baru proses cat dasar. Proses ini sebaiknya dilakukan secara mendetail
hingga semua panel tertutup rata.
Setelah cat dasar setengah kering, waktu sangat relatif, baru dinaikkan
pernis. “Pada kondisi cat setengah kering, waktunya relatif tergantung jenis cat,
bisa dua hingga lima jam, pernis akan lebih menyerap ke dalam cat,” tambah Ali
lagi. Lebih baik lagi jika semua proses dilakukan di ruang yang memiliki pemanas
dan tertutup alias oven demi menghindari debu dan material asing yang mungkin
menempel jika cat masih basah.
A. Wheatstone
Digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum
permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya
besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya,
yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk
yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel).
B. Amplas(sand paper)
Amplas (sand paper) berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan
cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang
tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis
menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas
digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia
dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya.
1. Klasifikasi Bentuk
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe
lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat
persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan
empat persegi
panjang.
3. Klasifikasi material
Berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material
belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada
empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari
material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan
ada yang terbuat dari oxidized aluminium.
Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing.
Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran
kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru
dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat
yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan
tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang
relatif keras.
Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada
material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode
lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini
memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan
mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini
terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe
lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan
terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko
amplas menjadi tersumbat.
C. Buffing compoud
adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya
tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing
compounds kasar dan halus. Tipe dan karakteristik dari buffing compounds:
Buffin
Partikel
Solvent
Additive
D. Buffers
adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan
bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi
menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk
menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer
kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus
digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil,
misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda
pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer
ataupun buffing compound).
E. Polisher