0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan4 halaman
Artikel ini membahas tentang perkembangan teknologi pengecatan. Pengecatan digunakan untuk memberi warna dan pelindung pada berbagai benda. Terdapat beberapa jenis cat seperti nitroselulosa, polyurethane, powder coating, dan rubber paint yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Artikel ini juga membedakan cat berdasarkan sifat, bahan dasar, dan jenis pelarutnya.
Deskripsi Asli:
perkembangan teknologi pengecatan
semoga bermanfaat
Artikel ini membahas tentang perkembangan teknologi pengecatan. Pengecatan digunakan untuk memberi warna dan pelindung pada berbagai benda. Terdapat beberapa jenis cat seperti nitroselulosa, polyurethane, powder coating, dan rubber paint yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Artikel ini juga membedakan cat berdasarkan sifat, bahan dasar, dan jenis pelarutnya.
Artikel ini membahas tentang perkembangan teknologi pengecatan. Pengecatan digunakan untuk memberi warna dan pelindung pada berbagai benda. Terdapat beberapa jenis cat seperti nitroselulosa, polyurethane, powder coating, dan rubber paint yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Artikel ini juga membedakan cat berdasarkan sifat, bahan dasar, dan jenis pelarutnya.
Pengecatan merupakan kegiatan jenis pelapisan suatu objek, benda kerja, barang atau produk menggunakan bahan kimiawi dengan perlakuan tertentu yang berwarna-warni. Sehingga permukaan benda kerja akan memiliki tampilan sesuai warna yang diinginkan. Proses pengecatan pada umumnya digunakan sebagai pekerjaan akhir (finishing process) untuk produk- produk dari material berbahan logam, plastik, kayu, tembok, dan lain-lain. A. Proses pengecatan Dalam proses pengecatan harus dilihat dan cermati material yang akan dicat. Jika material dasar dari besi/logam (painting pre-degreasing), pengecatan pada plastik ABS atau Acrylonitrile Butadiene Styrene (painting plastic), pengecatan pada aluminium dan pengecatan pada bahan yang lain. Pada prinsipnya aliran proses pengecatan material pada plastic maupun logam adalah sama. Namun ada sedikit perbedaan perlakuan terhadap bahan yang akan dicat. Misalnya pada pengecatan aluminium dibutuhkan proses pretreatment sehingga diperlukan beberapa alat tambahan yang khusus dalam pretreatment dimaksud. Meskipun bisa juga dilakukan secara konvensional dengan syarat harus dilakukan menggunakan cat dasar yang disebut etching primer, lalu bisa dicat lanjutan menggunakan Cat NC (Nitrocellulosa) biasa disebut Duco atau Cat PU (Polyurethane) biasa disebut cat oven atau “cat bakar”. Agar hasil akhir mengkilap, maka topcoat dilapisi dengan vernish/clear gloss atau clear doff untuk hasil non gloss. B. Penggolongan cat berdasarkan bahan 1. Lacquer, merupakan salah satu jenis cat dengan kelebihan yang harganya paling murah. Kelemahan jenis cat ini adalah sangat cepat pudar. Biasanya cat ini digunakan untuk besi dan kayu. 2. Nitro Cellulose (NC), biasanya digunakan untuk kendaraan niaga dan truk. keunggulan cat Nitro Cellulose adalah cepat kering. Karakter dari NC ini ialah sangat cepat kering bila mengulaskannya/ menyemprotkannya dengan baik akan mengkilap dan mempunyai daya tahan yang baik juga. Cat NC akan kering hanya dengan menguapnya pengencer (thinner). Hasil akhir dari pengecatan dengan cat NC ini akan sangat tergantung dari jenis thiner yang digunakan. Cat NC akan rusak apabila menggunakan jenis pengencer dengan turpentine atau alcohol. 3. Poly Urethane (PU), harga cat ini terbilang mahal, orang awam menyebutnya dengan cat oven atau “cat bakar”. Cat ini setelah diaplikasikan tidak cepat kering, oleh sebab itu pengeringan biasanya dilakukan dengan oven. Kualitas cat PU sangat “kinclong” dan keras, sehingga tahan terhadap goresan. Cat ini juga bisa disebut sintetik karena memakai zat perekat dari sintetik (chemically produced). Kepadatan cat sintetik ini sangat tinggi, cukup dua lapis saja akan memberikan kilap yang tinggi, daya tahan serta daya mengisi cukup baik. Meskipun cat sintetik mempunyai kebaikan-kebaikan tetapi juga mempunyai kekurangan seperti cat sintetik mengering di udara yang bebas debu selama 30-60 menit (debu tidak boleh ada pada permukaan cat yang masih basah) dan biasanya membutuhkan satu sampai dua hari untuk kering sempurna. 4. Powder Coating, tidak mempergunakan bahan cair dan pengencer yang biasa dilakukan pada cat konvensional. Powder coating sepenuhnya adalah proses finishing kering yang terdiri dari partikel-partikel yang dihaluskan, seperti resin, pigmen dan bahan baku lainnya yang diberikan muatan elektrostatis. Kemudian disemprotkan ke objek yang akan dilapisi atau di cat. Objek benda yang akan diproses dengan powder coating ini terlebih dahulu dibersihkan dari segala bentuk kotoran termasuk minyak dan debu dengan tujuan untuk mengurangi kegagalan dalam proses coating (pelapisan). Proses coating dimaksud adalah dengan teknik dry coating, dimana ada 2 (dua) teknik pengecatan kering : a) Pencelupan; Benda yang akan di lapisi dicelupkan kedalam bak yang berisi powder coating yang telah diberi muatan elektrostatik. b) Penyemprotan; Powder coating yang telah diberi muatan elektrostatik tersebut di semprotkan kepada objek yang akan dilapisi. Setelah benda melalui salah satu proses tersebut diatas kemudian benda yang telah terlapisi powder coating dimasukkan kedalam oven, tujuannya untuk melelehkan dan menyatukan partikel serbuk/bubuk sehingga membentuk lapisan- lapisan yang halus yang melapisi objek atau benda kerja. Terdapat 2 (dua) jenis powder coating yang tersedia untuk melapisi permukaan suatu benda kerja : a) Thermo Plastic; Material bubuk ini akan mengalami pencairan pada benda kerja yang mendapat perlakuan panas. b) Thermosetting; Merupakan bahan yang kuat dan tidak akan mencair kembali walaupun benda kerja mendapat perlakuan panas. Selama proses pengovenan reaksi kimia silang akan terjadi karena dipicu oleh temperatur oven dan oleh karena reaksi kimia itulah yang memberikan banyak sifat unggul pada pelapisan atau pengecetan dengan menggunakan pengecatan metode kering (powder coating). Agar cat yang tadinya berupa powder atau serbuk bisa merekat dengan sempurna maka harus melalui oven dengan suhu 160- 220 C°. Pengecatan atau pelapisan dengan menggunakan metode pengecatan kering ini sering di gunakan/diaplikasikan pada benda yang terbuat dari aluminium atau besi. 5. Rubber Paint, pada akhir-akhir ini mulai marak cat berbahan dasar synthetic rubber atau karet sintetis. Cat ini dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis material seperti plastik, besi, kayu, dll. Rubber Paint dapat dengan mudah di semprotkan ke bagian yang diinginkan karena berbentuk botol kaleng semprot (aerosol) sehingga bisa di tutup kembali jika sudah tidak dipakai dan bisa dilakukan sendiri. Cat ini kuat dan tahan akan berbagai kondisi cuaca ekstrim. Rubber Paint dapat dikelupas kembali jika tidak lagi diinginkan, tanpa merusak cat asli/clear coat sepeda atau juga mobil. Karakteristik Rubber Paint : a) Lapisan cat yang sudah dispray/aplikasikan akan berubah menjadi lapisan karet elastis setelah mengering (seperti stiker berbahan karet elastis), b) Lapisan yang sudah mengering tidak akan merusak cat dasar materi yang di spray karena tidak mengandung lem/adhesive layaknya stiker. Produk ini sangat mudah diaplikasikan dan dapat dengan mudah dikelupas (peel off). Keunggulan dari Rubber Paint : a) Memiliki daya rekat yang kuat dan tidak mudah terkelupas meskipun terkena cuaca ekstrim b) Dapat melindungi cat bawaan mobil dari karat, jamur, dan sejenisnya c) Mudah dalam pengaplikasian sendiri atau DIY (Do It Yourself), tanpa harus mengerok/amplas cat dasar material terlebih dahulu bisa langsung "timpa" dengan Rubber Paint. Untuk mendapatkan hasil terbaik, disarankan untuk menyemprotkan setidaknya 3-5 coating layer/lapisan untuk ketahan dan hasil terbaik, serta memudahkan pada saat dikelupas. C. Penggolongan cat berdasarkan sifat Berdasarkan sifatnya, cat dapat dibedakan menjadi : 1. Cat Lacquer : Yaitu jenis cat yang mempunyai sifat cepat mengering, cat ini akan kering bersamaan dengan menguapnya thiner. Cat Lacquer ini biasanya digunakan untuk pengecatan system udara. Hasil cat lacquer masih diperlukan pengomponan. 2. Cat Enamel : Yaitu cat yang mempunyai sifat lambat kering, oleh karena itu jenis cat ini biasanya digunakan untuk pengecatan sistem Oven. Hasil cat enamel tidak membutuhkan pengomponan. 3. Cat Metallic : Pada dasarnya sebenarnya sama dengan cat lacquer, hanya saja cat metallic mendapatkan tambahan pewarna yang didapat dari tepung alluminium yang biasanya mempunyai klasifikasi ukuran yang berbeda yaitu : halus, agak kasar dan kasar. D. Penggolongan cat berdasarkan jenis pelarut 1. Cat Minyak, menggunakan bahan pelarut minyak rantai panjang, jenis cat ini biasa disebut dengan istilah “Oil Based Paint” 2. Cat Thinner, menggunakan thinner sebagai bahan pelarut utamannya, jenis cat ini biasa disebut dengan istilah “Solvent Based Paint” 3. Cat Air, menggunakan air sebagai bahan pelarut utamannya, jenis cat ini biasa disebut dengan istilah “Water Based Paint”. Dalam proses pembentukan lapisan film cat, bahan pelarut ini akan menguap seluruhnya dan tidak tinggal dalam lapisan film cat kering.