Anda di halaman 1dari 35

PENGECATAN DAN FINISHING

OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGI INDRI KOKOINA SIHOMBING 200308030
CHRISTIAN SIAOCI PRIANA 200308033
CINDY SIBURIAN 200308034
DIAZ ANANDA PUTRA NASUTION 200308035
FRANSIUS LIMBONG 200308062
MICHAEL PREN SEMBIRING 200308064

MATA KULIAH PERBENGKELAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Proses pengecatan banyak hal yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil
pengecatan yang baik, mulai dari persiapan permukaan bodi, kualitas cat, tiner, pengadukan,
jarak penyemprotan, gerakan penyemprotan, tekanan udara yang digunakan, hingga proses
pengeringan cat. Salah satu faktor pendukungnya yaitu harus memiliki sarana dan fasilitas
yang memadai serta ketelitian dan ketekunan pada saat proses pengerjaan.
Pengecatan di era sekarang banyak yang masih mengandalkan sinar matahari untuk
proses pengeringan dan juga saat pengerjaan pengecatan masih ditempat terbuka sehingga
debu atau kotoran dapat menempel dan hasil pengecatan menjadi kasar dan kurang maksimal.
Proses pengeringan cat juga mengandalkan sinar matahari sehingga proses pengeringan
mengandalkan situasi kondisi cuaca alam dan tidak dapat di target kapan cat akan kering
karena suhu tidak menetap.
Pengecatan merupakan salah satu cara pencegahan korosi. Untuk meningkatkan hasil
pengecatan yang baik, perlu dipilih jenis cat berdasarkan penggunaan atau bahan kimia
pengikatnya. Meskipun demikian, hasil pengecatan yang baik tergantung pada kondisi
permukaan, dimana cat itu akan diaplikasikan, dengan kondisi permukaan yang baik maka cat
akan melapisi logam dengan baik pula sehingga akan mampu menghambat laju korosi yang
terjadi. Suatu permukaan logam yang baik adalah yang bersih dari semua jenis pengotor
seperti debu, karat dan pengotor lainnya, serta memiliki kekasaran permukaan yang merata.
Pengecatan merupakan bagian dari proses penyelesaian (finishing) yang banyak
digunakan pada manufaktur produk berbahan logam sebagai upaya pencegahan korosi,
keausan, dan/atau pemenuhan aspek terkait penampilan produk. Curing oven atau oven cat
digunakan untuk menghindari hasil pengecatan yang kurang halus (berbintik) dan tidak
mengkilap, serta permukaan cat yang menjadi kotor, buram dan kasar karena proses
pengeringan yang lambat. Adapun dalam pengantisipasian berubahnya warna produk akibat
proses pembakaran, oven dengan pemanas elektrik menjadi solusi tersendiri karena tidak
meninggalkan zat sisa pada lingkungan.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui defnisi, alat dan bahan dari
pengecatan dan finishing.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengecatan dan Finishing


Cat adalah cairan yang kental, cat terdiri dari komponen resin, pigment, solvent, dan
additive yang apabila dicampurkan bersama akan membentuk suatu lapisan yang merata.
Pigment (zat pewarna) adalah partikel kecil yang tidak bercampur dengan air, oli atau solvent.
Sehingga pigment ini membutuhkan zat perekat (resin) sebagai campuran agar dapat melekat
pada obyek yang akan dicat. Solvent (thinner) berfungsi untuk mengencerkan campuran
antara kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat.
Pengecatan (painting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam bentuk cair pada suatu
obyek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian dikeringkan, untuk membentuk lapisan
yang keras atau lapisan cat. Fungsi dari pengecatan ada dua yaitu fungsi proteksi dan fungsi
estetika. Pertama fungsi proteksi adalah memberikan perlindungan dari karat, korosi serta
pengeroposan sehingga life time suatu material bisa tahan lebih lama. Kedua, fungsi estetika
adalah berfungsi memberikan keindahan pada suatu obyek yang telah dicat sehingga terlihat
lebih indah dan menarik.
Finishing adalah usaha untuk menyelesaikan produk dengan melapisi produk dengan
bahan cat (resin) melalui tahapan-tahapan tertentu sampai memenuhi kualitas (mutu) standar
tertentu. Finishing produk adalah suatu langkah atau pekerjaan setelah proses pelepasan
produk cetak maupun produk moulding, merapikan dan memotong sisasisa dari proses cetak
yang keluar dari batasan yang telah ditentukan, serta setting, dempul, pengamplasan dan
pengecatan produk.
Urutan finishing produk sebagai berikut :
1. Cutting produk
Cutting produk adalah suatu langkah merapikan dan memotong sisasisa dari proses cetak
produk maupun moulding.
2. Setting produk
Setting produk adalah suatu tahapan proses untuk memasang/ menempel komponen yang
terkait dengan produk tersebut.
3. Dempul produk
Dempul produk adalah suatu pekerjaan yang yang bertujuan untuk menutupi/meratakan
bagian yang bidangnyaa tidak halus/kurang rata akibat proses cetak, proses cutting pada
garis pecahan moulding, biasanya dempul yang digunakan adalah dempul plastik dan
dempul mengunakan geal coat dari fiberglass.
4. Pengamplasan produk
Pengamplasan produk adalah suatu tahapan meghilangkan sisa-sisa lapisan meror atau
MAA dan PVA yang masih melekat pada hasil produk dan meratakan/ menghaluskan
produk dari akibat proses dempul.
5. Pengecatan
Pengecatan adalah proses aplikasi warna dalam bentuk cair pada sebuah objek, untuk
membuat lapisan tipis yang kemudian dikeringkan.
2.2 Tujuan Pengecatan dan Finishing
2.2.1 Tujuan dari finishing produk antara lain :
1. Untuk merapikan produk
2. Menyempurnakan produk
3. Menghilangkan sisa-sisa dempul maupun gealcoat
4. Kualitas produk
5. Menambah nilai jual
2.2.2 Tujuan dari pengecatan produk antara lain :
1. Menutupi produk dari proses dempul
2. Mendeteksi dan menghilangkan pori-pori/ lobang-lobang kecil pada produk
3. Melindungi suatu objek terhadap kerusakan dari elemen luar
4. Mempengaruhi daya tarik dari suatu produk
5. Menambah nilai jual
2.3 Komponen Cat
• Resin
Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental yang dapat membentuk
lapisan yang padat dan transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi pada
suatu obyek dan mengering. Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada
kemampuan cat seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca.
Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya tekstur, kilap (gloss), daya rekat
suatu cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya waktu pengeringan.
Resin yang digunakan pada cat, secara garis besar terbagi menjadi tipe-tipe sebagai berikut,
Klasifikasi menurut material :
a. Resin Netral, diekstrak terutama dari tumbuh-tumbuhan, digunakan untuk membuat
vernish dan lacquer.
b. Resin Sintetik, resin buatan manusia, karena tersedia dalam jumlah banyak, maka cat
modern sebagian besar dibuat dari resin sintetik.
Klasifikasi menurut tipe lapisan (film) :
a. Thermoplastik Resin, pengerasan thermoplastic resin adalah melalui penguapan solvent,
tanpa melibatkan reaksi kimia. Apabila dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
akhirnya mencair.
b. Thermoplastic resin sangat fleksibel dan sangat mudah larut dalam solvent.
Thermosetting Resin, thermosetting resin bila dipanaskan akan mengeras melalui
reaksi kimia. Apabila telah mengeras tidak akan melunak lagi oleh pemanasan kembali.
• Pigment
Pigment adalah zat pewarna yang tidak bercampur dengan air, oli, atau solvent.
Pigment tidak dapat melekat pada obyek lain, akan tetapi pigment dapat melekat pada obyek
lain apabila telah tercampur dengan resin dan komponen lain dalam bentuk cat.
Pigment sendiri secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu :
1. Pigment organik
Yaitu Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon).
Pigment organic umumya memiliki kelebihan dalam hal kecerahan dan tinting strength
2. Pigment an organic
Yaitu pigment yang terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garam logam, baik secara
alami ( dari bahan tambang atau galian) maupun yang sengaja dibuat berasal dari hasil reaksi
kimia tertentu.
Pigmen an organic memiliki kelebihan dalam hal daya tahan terhadap solvent, bahan kimia,
daya tutup, kemudahan dalam terdispersi, serta stabilitas yang lebih tinggi terhadap panas,
cahaya dan cuaca
Pada kategori yang kedua ini nantinya dikenal ada 2 juga :
1. True pigment, yang memang sebagai pigment saja.
2. Extender atau filler, selain sebagai pigment juga sebagai extender atau filler.
Pigment yang berfungsi sebagai colorant dan sebagai Extender atau filler biasanya
ditambahkan ke dalam formulasi cat untuk tujuan ekonomis, yaitu untuk menurunkan biaya
material ( nantinya berimbas kepada harga jual, lebih murah ).
Namun demikian, dalam beberapa tertentu, Extender juga dapat digunakan untuk
memberbaiki sifat-sifat cat. Extender pada umumnya memiliki refractive index yang kecil
(atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment.
Pigment dibagi menjadi beberapa tipe yaitu.
1. Pigment warna, untuk menambah warna pada cat dan meningkatkan daya sembunyi
(hiding power) cat.
2. Pigment terang, menambah wana-warni metalik pada coat.
3. Pigment extender, menambah kekuatan dan body pada coat, meningkatkan viskositas
dan mencegah sedimentasi.
4. Pigment pencegah karat, digunakan pada cat dasar untuk mencegah karat.
5. Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada coat. Pigment ini dicampur
dengan cat apabila dikehendaki kurang kilap.
• Zat pengencer (Solvent/Thinner)
Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan memungkinkan
pencampuran pigment dan resin dalam proses pembuatan cat. Solvent dan thinner adalah
sama-sama zat pengencer atau pelarut, bedanya dengan thinner adalah solvent digunakan
ketika dalam pembuatan cat sedangkan thinner digunakan untuk menentukan tingkat
kekentalan cat sebelum cat tersebut diaplikasikan.
Komponen pembentuk solvent meliputi :
a) Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin lacquer.
b) Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang baik, hasilnya sama
dengan pelarut yang berkualitas baik.
c) Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu yang mengakibatkan
cairan tersebut masuk ke dalam larutan. Solvent murni melarutkan bahan residu dan
binder.
• Additives
Terdiri dari bermacam-macam bahan kimia yang masing-masing mempunyai sifat
dan fungsi yang berbeda-beda, ditambahkan sesuai dengan keperluannya untuk melengkapi
sifat-sifat ketahanan cat”. Beberapa fungsi aditives yang ditambahkan pada cat adalah
menambah daya lentur/daya alir, membantu penyebaran pigment, mencegah terjadinya buih
pada saat penyemprotan, mencegah timbulnya kantong udara menimbulkan kesan tekstur,
meningkatkan kilap, dll.
2.4 Peralatan Pengecatan dan Finishing
1. Peralatan pengecatan antara lain:
Pengecatan memerlukan peralatan pendukung untuk membantu dalam
menyelesaikannya.
a. Blok Tangan
Blok tangan atau hand block adalah alat bantu untuk mengamplas di mana amplas
ditempelkan dan digunakan untuk pengamplasan manual agar permukaan pengamplasan rata.
Terdapat dalam berbagai ukuran, bentuk, material, dan dapat dipilih sesuai dengan area dan
bentuknya.

Gambar 1. Blok Tangan


b. Kompresor
Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain
kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai
tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara lingkungan. Kompresor
berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang digunakan untuk penyemprotan cat.
Sebelum kompresor digunakan, kompresor harus dikuras terlebih dahulu untuk
menghilangkan air yang terdapat pada tangki kompresor. Tekanan kerja udara untuk
pengecatan adalah 5 – 6 kg/cm2. Kompresor yang digunakan minimal dengan daya 1 HP
karena ketentuan tekanan kerja udara dalam pengecatan 5 – 6 kg/cm2 sehingga membutuhkan
tekanan dalam tabung yang lebih tinggi dari 6 kg/cm2, hal ini bertujuan agar pada waktu
penyemprotan cat berlangsung tekanan udara tetap stabil karena jika setelan spray gun sudah
tepat dan dengan tekanan kerja udara 5 – 6 kg/cm2 ketika penyemprotan cat sedang
berlangsung mendadak tekanan udara berkurang dari 5 kg/cm2, maka hasil atomisasi kurang
baik mengakibatkan cat yang disemprotkan berlebih dan akan mengalir ke bawah (meleleh).
Jadi ketika tekanan udara berkurang mendekati 6 kg/cm2, kompresor secara otomatis bekerja
kembali untuk mengisi udara bertekanan dalam tabung sehingga tekanan kerja dapat stabil
5 – 6 kg/cm.
Prinsip kerja kompresor
Prinsip kerja kompresor dan pompa adalah sama, kedua mesin tersebut
menggunakan energi luar kemudian diubah menjadi energi fluida. Pada pompa, di nosel
keluarnya energi kecepatan diubah menjadi energi tekanan, begitu juga kompresor pada katup
keluar udara mampat mempunyai energi tekanan yang besar.
Gambar 2. Kompresor
C . Selang Udara
Selang udara berfungsi untuk menyalurkan udara bertekanan dari unit penyalur ke
unit pengguna seperti Air Sander, Air Polish, spray gun dan sejenisnya, selang udara terbuat
dari campuran plastic dan karet yang dilapisi anyaman nilon supaya lentur namun tetap kuat
terhadap tekanan sehingga memudahkan bergerak selama proses pengecatan dan pekerjaan
sejenisnya.

Gambar 3. Selang Udara


D . Water sadimenter
Water sedimenter adalah alat yang berfungsi untuk mengendapkan uap air karena
udara di dalam ruang cat tidak boleh terkandung air. Water sedimenter ini merupakan alat
pendukung yang harus ada pada ruang cat atau oven.
E . Regulator
Regulator adalah alat yang berfungsi untuk mengatur tekanan kerja udara pada
kompresor. Regulator biasanya dilengkapi dengan penunjuk tekanan kerja.
F . Ruang pengecatan
Ruang Cat (Spray Booths) merupakan ruangan berventilasi khusus dan aman yang
disediakan untuk melakukan proses pengecatan, ruangan ini dilengkapi dengan kipas exhaut
yang berfungsi untuk menghisap debu, uap air dan kotoran di udara dalam ruangan supaya
tidak ikut menempel bersama dengan cat.
G . Spray Gun
Spray gun adalah alat untuk menyemprotkan cat yang mempergunakan udara
bertekanan untuk mengatomisasi cat untuk disemprotkan pada suatu permukaan. Sacara garis
besar terdapat tiga jenis spray gun yaitu tipe umpan berat (gravity-feed), tipe umpan hisap
(suctionfeed), dan tipe tekanan (compression). Spray gun yang paling sering digunakan dalam
dunia perbengkelan cat adalah spray gun tipe umpan berat (gravity-feed) dan tipe umpan hisap
(suction-feed) karena lebih sesuai dengan obyek kerja yang tidak terlalu luas seperti mobil,
mini bus dll, sedangkan untuk spray gun tipe tekanan (compression) biasanya digunakan pada
pabrik otomotif pembuat mobil yang mengggunakannya secara terus menerus.

Gambar 4. Spray Gun


Prinsip Kerja Spray Gun
Prinsip pengecatan semprot dengan menggunakan spray gun sama halnya seperti
pada atomisasi semprotan obat nyamuk. Apabila udara bertekanan dikeluarkan dari lubang
udara pada air cap, maka tekanan negatif akan timbul pada ujung fluida, yang selanjutnya
menghisap cat pada cup. Kemudian cat yang dihisap ini disemprotkan sebagai cat yang
diatomisasi (dikabutkan).
2. Peralatan finishing yang diperlukan antara lain:
a. Gerinda tangan
Gerinda tangan adalah mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja yang
bertujuan untuk mengasah,merapikan,meratakan hasil benda kerja tersebut.
Gambar 5 Gerinda Tangan
b. Bor tangan
Bor tangan adalah suatu jenis mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan bentuknya mirip dengan pistol.

Gambar 6. Bor Tangan


c. Blok Tangan
Blok tangan atau hand block adalah alat bantu untuk mengamplas di mana amplas
ditempelkan dan digunakan untuk pengamplasan manual agar permukaan pengamplasan rata.

Gambar 7. Blok Tangan


d. Spatula (Kape)
Spatula digunakan untuk mencampur dempul atau aplikasi pada permukaan benda
kerja (Gunadi, 2008). Kape biasanya terbuat dari plastik, kayu dan karet. Kape yang telah
digunakan baik untuk mencampur maupun untuk mengoleskan dempul harus segera
dibersihkan karena sisa-sisa dempul yang tertinggal bila tidak dibersihkan maka dempul akan
mengeras dan kape tidak dapat digunakan lagi.

Gambar 8. Kape
e. Kuas
Kuas adalah alat berfungsi untuk pengolesan / meratakan gealcoat ke produk
maupun ke moulding dan meratakan ke sumua bidang yangcacat-cacat produk. karena dengan
kuas bidang yang sulit pun bisa terjangkau dengan mudah.

Gambar 9. Kuas

2.5 Jenis-jenis Cat


a. Cat Primer
Cat primer digunakan langsung pada metal terbuka dan berfungsi untuk mencegah
karat dan memberikan daya lekat untuk lapisan berikutnya. Pada umumnya cat ini digunakan
dengan sangat tipis dan tidak perlu pengamplasan. Namun untuk proses pengecatan kembali
telah jarang digunakan, karena komponen baru telah diberi primer surfacer sebagai
penggantinya. Ada beberapa jenis cat primer, yaitu :
1. Primer pembersih (wash primer)
Primer pembersih terutama terdiri dari resin viny 1 butyraldan zinc chromate
(pigmen pencegah karat). Primer pembersih tersedia dalam dua tipe, yaitu tipe komponen
tunggal dan tipe komponen ganda memberikan pencegahan karan dan daya lekat yang lebih
baik. Primer pembersih harus digunakan dengan hati-hati karena daya lekat yang
dirnacangnya akan hilang bila digunakan terlampau tebal.
2. Lacquer Primer
Lacquer primer terutama terdiri dari nitrosellulose dan resin alkyd. Cat jenis ini dapat
mongering dengan sangat cepat dan lapisan berikutnya dapat segera diberikan. Akan tetapi
kurang memiliki daya cegah karat dibandingkan cat primer tipe lainnya.
3. Primer Urethane
Primer urethane memiliki daya cegah karat daya lekat yang baik, namun memerlukan
udara panas (sekitar 600C) untuk pengeringan, sebab pengeringan dibawah temperatur
normal(≤ 200C) akan berjalan sangat lambat.
4. Primer Epoxy
Primer epoxy memiliki daya cegah karat dan daya lekat yang baik, namu
memerlukan udara panas ( sekitar 600C) untuk pengeringan. Karena pengeringan dibawah
temperature normal (≤ 200C) akan berjalan sangat lambat. Dalam perakitan mobil, cat water-
based epoxy resin diendapkan secara electric (E=Electric Diping) pada metal terbuka dari
body, dan dikeringkan pada temperature lebih dari 1500C. Cat primer yang digunakan pada
bidang selain metal terbuka, misalnya aluminium, disebut primer pengikat (bonding primer),
karena satu-satunya tujuan bukanlah pencegahan karat, melainkan untuk menjamin kelekatan
yang baik diantara material dan lapisan berikutnya.
b. Dempul (Putty)
Dempul adalah cat seperti pasta, dan digunakan untuk menambal bagian yang
penyok/bergelombang yang tidak dapat ditambal dengan lapisan kedua tupe lainnya, ada tiga
tipe dempul, yaitu dempul metal, dempul polyester dan dempul lacquer, yang penggunaannya
sesuai dengan kedalaman penyoknya. Dempul biasanya digunakan dengan cepat
menggunakan pisau dempul (putty knife) untuk mengisi bagian yang penyok, dan kemudian
dihaluskan dengan amplas.
1. Dempul Metal
Dempul Metal adalah cat komponen ganda yang terdiri dari resin polyester tidak
jenuh, dan akan mengeras bila dicampur dengan peroxide organic (pengeras). Dempul ini
biasanya digunakan untuk meretakan permukaan yang bergelombang dari metal terbuka pada
plat kerja, dan bersifat fleksibel serta dapat digunakan hingga sangat tebal(hingga sekitar 30
mm), namun memiliki lubang pori yang sangat banyak dan sangat keras diamplas.
2. Dempul polyester
Dempul polyester adalah cat komponen ganda, yang terdiri dari resin polyester tidak
jenuh., dari modifikasi oli. Dempul ini akan menjadi keras bila dicampur dengan organic
peroxides (pengeras). Dempul ini terutama digunakan untuk memperbaiki lubang pori dan
penyok kecil yang tertinggal setelah penggunaan dempul metal. Dempul polyester dapat
menjadi halus dan fleksibel sehingga primer surfacer dapat langsung digunakan. Namun
dempul ini tidak dapat digunakan untuk lapisan yang tebal (< 3 mm),. Idealnya dempul ini
jangan digunakan langsung pada metal yang terbuka, karena hanya memiliki daya lekat yang
kecil terhadap permukaan metal.
3. Dempul Lacquer
Dempul ini adalah tipe komponen tunggal yang terdiri dari resin nitrocellulose atau
acrylic. Digunakan terutama untuk mengisi lubang bekas amplasan, lubang pori atau lubang
yang tertinggal setelah penggunaan primer surfacer. Namun pada saat ini ada jenis dempul
yang penggunaannya disemprotkan seperti cat cair, sehingga dapat dipakai lebih mudah dan
praktis. Akan tetapi dempul semprot ini hanya mampu menutup lubang-lubang kecil,
misalnya goresan bekas pengamplasan, lubang kecil dari dempul metal dan lain sebagainya.
c. Cat Primer – Surfacer
Primer Surfacer adalah material lapisan kedua yang digunakan sebelum lapisan
akhir. Memiliki fungsi ganda yaitu sebagai primer dan sebagai surfacer, yang digunakan
sangat luas sebagai material lapisan dasar pada pengecatan kembali. Primer Surfacer
digunakan agak tebal untuk menutup lubang-lubang dan mencegah penyerapan lapisan akhir
dan masih membentuk lapisan yang tebalnya cukup (30-60 mikron). Selanjutnya lapisan
tersebut dihaluskan dengan amplas halus, untuk menyiapkan permukaan pada proses
berikutnya.
Macam-macam cat primer-surfacer :
1. Laquer Primer-surfacer
Cat ini terutama terdiri dari resin nitrocellose dan alkyd atau acrylic, dan sangat
banyak digunakan karena cepatnya pengeringan dan kemudahan penggunaannya. Akan tetapi
dalam hal ketahanan karat dan penerapan serta daya lekatnya tidak sebaik primer-surfacer tipe
reaksi lainnya.
2. Urethane primer-surfacer
Cat ini adalah tipe reaksi komponen ganda, terutama terdiri dari resin nitrocellulose
dan acrylic atau alkyd. Cat ini akan menjadi keras bila bercampur dengan isocyanante
(pengeras). Selain itu cat ini memiliki ketahanan pencegahan karat, kehalusan dan daya lekat
serta ketahanan penyerapan membutuhkan udara panas (± 600C) untuk pengeringan yang
cepat. Beberapa tipe primer-surficer tersedia secara komersial, dan beberapa diantaranya
dapat mongering lebih cepat, namun ketahanan kemampuannya tidak sebaik yang lainnya.
Oleh sebab itu pilihlah sesuai dengan kebutuhan kerja.
3. Thermosetting Amino Alkyd Primer-Surfacer
Thermosetting amino alkyd primer-surfacer adalah primer surfacer yang dirancang untuk
pengecatan kembali menggunakan cat bakar atau Oven. Memerlukan temperature Oven 90-
1200C selama 20 sampai 30 menit dan memberikan kemampuan lapisan yang sama dengan
cat yang digunakan dipabrik perakitan.
d. Surfacer
Surfacer adalah cat lapisan kedua yang digunakan diatas lapisan primer, dempul atau
lapisan dasar, yang memiliki beberapa sifat : a). Penghalusan, b). Pencegahan penyerapan, c).
Pelekatan. Beberapa tipe surfacer tersedia secara komersial dan termasuk dalam keluarga
laquer, cat urethane atau cat bakar/oven. Namun pada saat ini surfacer ini telah banyak
digantikan dengan primer surfacer, sehingga jarang digunakan untuk pengecatan kembali.
e. Perapat (sealer)
Beberapa tipe digunakan secara selektif, untuk pencegahan bermacam-macam cacat
yang mungkin terjadi pada lapisan lama, atau untuk memperbaiki sifat-sifatnya. Fungsi
perapat (sealer) ini adalah :
1. Pencegahan gelembung udara.
2. Pencegahan penyusutan
3. Pencegahan penyerapan
4. Perbaikan pelekatan
Akan tetapi penggunaan perapat kini telah semakin jarang, karena jenis kerusakan
timbulnya gelembung udara, penyusutan dan penyerapan dapat dicegah dengan primer
surfacer urethane. Perapat digulakan pada area yang agak tersembunyi dari pintu, misalnya
engsel yang tidak dapat dicapai dengan mudah pada saat pengamplasan. Akan tetapi, bila
pilihannya kurang hati-hati maka perapat dapat berpengaruh terhadap daya lekat lapisan akhir.
Oleh sebabitu, sangat penting untuk melakukan tes daya lekat sebelum pengunaan, dan
gunakanlah perapat sedikit mungkin sesuai dengan kebutuhan. Perapat kadang-kadang
digunakan setelah primer- surfacer, bila lapisan akhirnya (putih super, merah super, pearl
mica dan lain-lain) hanya memeliki daya lekat-lekat yang rendah. Perapat yang digunakan
untuk memperbaiki daya lekat disebut perapat warna atau dasar warna.
f. Cat Warna (Cat Lapisan Akhir)
Cat lapisan akhir digunakan untuk memberikan warna, kilapan dan kehalusan serta
kualitas kosmetik pada kendaraan. Pada saat yang sama cat lapisan akhir harus dapat
melindungi kualitas dalam waktu yang lama terhadap faktor-faktor luar (sinar matahari, hujan,
kotoran, burung dan lain-lain). Cat lapisan akhir atau cat warna ini dapat dibagi dalam
beberapa group sebagai berikut. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka disini
akan dijelaskan secara lebih terperinci tentang cat warna atau cat lapisan akhir.
1. Tipe Pengeringan Udara (Lacquer)
Tipe ini pada umumnya dikenal dengan cat lacquer, dan dibagi ke dalam NC Acrylic
lacquer dan CAB Acrylic lacquer, sesuai dengan jenis resin yang digunakan. Lapisan akhir
tipe pengering udara (lacquer) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a). Pengeringan cepat
b). Memerlukan Poles bila telah kering
c). Kurang tahan terhadap cuaca atau bahan kimia dibandingkan dengan cat lapisan akhir
yang digunakan pabrik.
2. Tipe komponen Ganda ( Tipe Urethane)
Cat lapisan akhir tipe ini disebut tipe urethane, karena proses pengeringannya
melalui reaksi urethane, yang membentuk struktur seperti jaring (net ). Sellain tiu juga dikenal
dengan nama produk tipe komponen ganda, yaitu bahan utama dan pengeras yang kemas
secara terpisah dan dicampur pada saat penggunaan. Selanjutnya lapisan akhir komponen
ganda, dibagi menjadi tiga group yaitu:
a). Acrylic Urethane Standar
Jenis cat ini biasanya hanya dikenal dengan sebutan Urethane atau Acrylik
Urethane. Cat lapisan akhir ini adalah tipe komponen ganda, yang material utamanya terdiri
dari resin acrylin. Dan cat ini akan menjadi keras bila dicampur dengan pengeras isocyanate.
Cat ini mempunyai ketahanan lapisan, tetapi mengeringnya sangat lambat (> 12 jam pada
20oc), sehingga sulit penggunaannya dibandingkan dengan material tipe lacquer, pengeringan
hanya dapat dipercepat satu jam dengan cat mobil baru, dan tidak memerlukan poles yang
berlebihan untuk menjadi mengkilap setelah kering. Oleh sebab itu, Acrylin Urethane standar
biasanya digunakan pada pengecatan seluruh bodi atau bidang yang relative luas.
b). AcrylicUrethane Lacquer
Cat ini dirancang untuk memperbaiki kemampuan lapisan dari Acrylin Laquer
pengertian udara tanpa terpengaruh terhadap sifat pengeringan cepat. Terutama terdiri dari
resin nitrocellulose dan Acrylic, yang menjadi keras bila dicampur dengan pengeras
isocyanate. Cat ini cepat mengering seperti halnya Acrylic lacquer, karena ketika
solvent/thiner menguap, komponen nitrocellulose menambah kekerasan asli dari lapisan.
Pada saat itu, ketika resin Acrylic bereaksi dengan isocyanate dan membentuk struktur
jaringan (net) , dia memberikan kemampuan yang lebih baik dibanding acrylic lacquer. Tetapi
cat ini harus digunakan dengan dengan sangat berhati-hati , karena beberapa bagian dapat
larut oleh solvent dan beberapa bagian lainnya tidak dapat larut. Kecenderungan ini dapat
mengakibatkan cacat pada perbaikan yang kedua atau di tempat dimana dilakukan tumpang
tindih dua warna (two tone colour). Selanjutnya, peningkatan kekeran sangat jelas pada
lapisan, sehingga dapat menyebabkan orang yang melakukan pengecatan berfikir bahwa cat
telah kering dengan sempurna, dan melepas pelindung. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
kerusakan, karena sebenarnya cat masih basah. Acrylic Urethane Lacquer sering digunakan
di bengkel bodi tanpa fasilitas canggih, namun kemudian lama kelamaan digantikan oleh
Acrylic Urethane pengeringan cepat.
c). Acrylic Urethane pengeringan cepat
Material ini sering disebut urethane pengeringan cepat atau quick drying acrylic
urethane. Cat ini dirancang untuk mempersingkat waktu pengeringan tanpa berpengaruh pada
kemampuan lapisan dari acrylic urethane standar. Bahan cat ini terutama dari resin acrylic,
dan menjadi keras bila dicampur dengan pengeras isocyanate acrylic urethane pengeringan
cepat biasa digunakan pada pengecatan kembali, karena sifat pengeringan cepat dan daya
tahan kemampuan lapisannya.
3. Cat tipe bakar (Baked tipe)
Cat ini adalah jenis komponen tunggal, yaitu akan menjadi keras bila dipanaskan(±
1400C). cat tipe bakar yang biasa dipergunakan dipabrik perakitan, juga dipergunakan untuk
pengecatan kembali. Jenis cat tipe bakar ini ada dua, yaitu :
a. Thermostting Amino Alkyd
Cat ini juga disebut cat bakar melamin, yaitu cat tipe solid yang terutama terdiri dari
melamine dan resin alkyd.
b. Thermosetting Acrylic
Adalah cat metallic yang terutama terdiri dari melamine dan resin acrylic.
2.6 Metode Pengecatan
Metode pengecatan telah mengalami berbagai perkembangan . Perkembangan tersebut
telah menambah kasanah pengecatan sehingga memperbanyak pilihan pihak pengguna yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Pemilihan metode pengecatan harus dilakukan
berdasarkan pertimbanganpertimbangan teknis, ekonomis, dan ketersediaan sarana ataupun
prasarana yang ada. Metode pengecatan yang akan dibahas pada sub bab ini ada empat
macam, yaitu :
1. Metode Air Spray
Metode air spray merupakan metode yang banyak digunakan, karena disamping murah
juga menghasilkan kualitas lapisan cat yang cukup bagus. Pengecatan dengan metode ini
dilakukan dengan cara mengabutkan bahan cat dan bahan pelarut dengan tekanan udara.
Pengecatan dengan metode air spray mempunyai beberapa keuntungan yaitu biaya murah,
kualitas cukup bagus, dan peralatan yang digunakan cukup sederhana. Namun demikian
masih ada beberapa kelemahan yaitu untuk pengecatan pada posisi sudut tidak dapat
dilakukan secara sempurna karena adanya turbulensi yang berlebihan karena adanya tekanan
udara. Kelemahan yang kedua adalah adanya partikelpartikel cat padat (debu) sebagai akibat
proses pengkabutan dengan udara, ini mengakibatkan tektur cat kurang halus. Kelemahan
berikutnya adalah masih tercampurnya cat dengan air sebagai akibat udara yang bertekanan,
sehingga dapat menimbulkan bublling yang bisa mengakibatkan pecahnya cat pada bagian
yang terdapat udara yang terjebak di bawah lapisan cat. Metode air spray tergolong metode
yang sangat konvensional. Peralatan yang digunakan sangat sederhana dan cukup murah.
Peralatan yang digunakan dalam metode Air spray ada empat macam, yaitu:
a. Suction Cup Gun
Peralatan suction cup gun terdiri dari sebuah spray gun dan tangki cat, serta kompresor
beserta perlengkapannya. Ciri utama dari peralatan ini adalah suplai cat dilakukan dengan cara
pengisapan dari dalam tangki yang ada di bawah spray gun.
b. Flow Cup Gun
Ciri utama dari flow cup gun adalah pengaliran cat dilakukan memanfaatkan gaya
grafitasi, letak tangki di atas spray gun. Cara kerjanya sebagai berikut, cat yang mengalir dari
tangki sebagai akibat gaya grafitasi dilewatkan nosel dan dihembus oleh udara yang
bertekanan sehingga terjadi pengkabutan. Lihat gambar 2.
c. Air Gun and Pressure Tank
Pengecatan benda kerja dalam jumlah banyak diperlukan peralatan yang dapat
menyuplai cat dengan kapasitas besar. Alternatif yang tepat untuk keperluan itu adalah
penggunaan Air gun and pressure tank. Peralatan ini dapat menyuplai cat dalam kapasitas
yang besar, karena cat diletakkan dalam tangki berkapasitas besar, kemudian tangki tersebut
diberi tekanan sehingga cat dapat mengalir ke spray gun yang selanjutnya dikabutkan dengan
semprotan udara bertekanan.
d. Air Gun and Paint Pump
Peralatan air gun and paint pump sama dengan air gun and presure tank juga dapat digunakan
pengecatan dengan kapasitas yang besar, perbedaannya adalah suplai cat digunakan pompa
cat. Cat dihisap oleh pompa dan dialirkan ke spray gun untuk dikabutkan. Lihat gambar 4.
2. Metode Air Less
Metode Air less dilakukan dengan cara mengkabutkan cat dengan memberikan
tekanan dan cat yang bertekanan dialirkan melalui lubang nosel yang cukup kecil.
Keuntungan pengecatan yang dilakukan dengan metode tersebut adalah cat dapat melindungi
barang secara sempurna dan proses pengecatan berjalan sangat efisien. Hal ini dikarenakan
tidak adanya turbulensi udara dan viskositas cat dapat diatur sekental mungkin. Sehingga
sudut-sudut benda kerja dapat dicat secara sempurna dan pengecatan dapat dilakukan sekali
jalan. Kelebihan lainnya adalah sebaran cat lebar, lapisan cat tebal, viskositas cat tinggi, dan
kecepatan semprotan tinggi.
Metode air less masih mempunyai kelemahan yaitu tekstur cat cukup kasar sebagai
akibat kurang halusnya pengkabutan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan pemilihan nosel
yang berukuran kecil. Kelemahan lain yang dapat terjadi adalah adanya daerah kosong pada
jalur cat sebagai akibat kentalnya cairan cat yang dapat mengakibatkan proses runing
(bergerak) cairan cat karena pengulangan cat pada daerah tersebut. Pengecatan dengan metode
ini sangat cocok untuk pengecatan kayu karena dapat menutup pori-pori kayu dengan cepat.
3. Metode Air Coat
Metode air coat hampir sama dengan air less, namun cat bertekanan yang mengalir
melalui nosel dikabutkan dengan sedikit udara sehingga butiran kehalusanm butiran cat sangat
sempurna. Pengecatan dengan metode ini menghasilkan kualitas paling prima diantara
metode-metode pengecatan yang ada. Kelemahan-kelemahan pada setiap metode pengecatan
dapat diatasi dengan metode air coat, sehingga kualitas cat sangat prima dan beaya
pengoperasian cukup murah. Sebaran cat lebih baik jika dibandingkan dengan sebaran cat
dengan metode Air less.
4. Metode Elektrostatik
Pada dasarnya metode pengecatan elektrostatik menggunakan cat kering atau padat
yang berupa serbuk. Serbuk tersebut diberi muatan listrik statik bermuatan positif sehingga
dapat menempel pada benda kerja yang bermuatan negatif. Proses penempelan berjalan sangat
sempurna karena begitu disemprotkan melalui nosel langsung menempel pada seluruh
permukaan benda kerja. Namun metode ini masih memerlukan pekerjaan lanjutan yaitu
pengofenan.
Metode elektro statik terdiri dari tiga macam, yaitu; elektrostatik air spray;
elektrostatik air less; dan elektrostatik air coat. Ketiga metode tersebut cat yang digunakan
sama yang berbeda hanyalah teknik penyemprotannya. Penyemprotan pada metode
elektrostatik air spray menggunakan peralatan air spray. Untuk elektrostatik air less alat
semprot yang digunakan adalah sama dengan cat air less. Demikian juga dengan el;ektrostatik
air coat alat yang digunakan adalah sama dengan cat air coat.
2.7 Teknik Pengecatan
1. Teknik Pengecatan dengan Penyemprotan
Teknik pengecetan dengan peyemprotan yang digunakan dewasa ini ada beberapa
macam,yaitu ;1)peyemprotan cat dengan udara,2) penyemprotan cat tanpa udara, dan 3)
pengecetan electrostatic. Ketiga ,metode pengecetan diatas didasarkan pada prinsip
umum,yaitu cat di atomisasikan dan melekat pada permukaan benda kerja demgan tenaga
injeksi,untuk membentuk lapisan pada benda kerja tersebut.
Dengan teknik penyemprotan ini memilik keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
1. Karena cat disemprotkan dengan otomisasi,maka penggunaanya efisien dan terjamin
kecantikannya.
2. Cat dapat dipergunakan pada permukaan yang luas,tanpa memandang bentuk atau material
benda kerja.
3. Terjadi pengabutan cat selama otomisasi,seginga kehilangan cat relative besar.
4. Kekentalan (viskositas) cat perlu dijaga selama otomisasi, sehinga memerlukasn banyak
thiner yang tidak membantu terhadap pembentukan lapisan itu sendiri.
Berikut pembahasan tentang teknik-teknik pengecatan :
a. Penyemprotan Cat Dengan Udara.
Penyemprotan cat dengan udara di dasarkan pada prinsip yang sama dengan
atomisasi.Bila udara bertekanan di alirkan dari nosel udar di dalam tabungan udara ,maka
pada ujung nosel cat kakan timbul nosel negative sehinga cat akan terhisap.Cat yang terhisap
di kabutkan menjadi pratikel kecil oleh udara bertekanan,dan selanjutnya melekatpada
permukaan objek ayng di cat.Oleh karena Cat di semprotkan dalam bentuk kabut,maka
terjadilah kerugian (kehilangan) cat. Inilah kekurangan yang utama dan teknik peyemprotan
Cat dengan udara.
Namun demikian metode peyemprotan dengan udara dapat di gunakan dengan nutuk
semua jenis Cat dengan peralatan yang relative sederhana dan terjamin keindahan
hasilnya.Dengan mengatur tekanan udara dan lebaran semprotan dari alat penyemprot ( spery
gun ),metode ini dapat di gunakan untuk menyemprotkan Cat dengan bentuk yang rumit. Oleh
sebab itu penyenprotan Cat dengan udara adalah metode yang paling tepaat untuk pengecatan
kembali mobil yang memiliki permukaan yang bermacam-macam dan memerlukan hasil yang
baik. Dimana alat peyemprot (spary gun) di pakai yang jenis yang hisap atau tekanan.
b. Penyemprot Cat Tanpa Udara.
Bila sebuah selang dialiri air,kemudian ujung selang tersebut di tekan dengan
tangan,maka air akan terhambur kesemua arah dengan kondisi seperti kabut.Pada
peyemprotan Cat tanpa udara,Cat diinjeksikan dari nosel dengan tekanan dan kecepatan tinggi
untuk memecahnya menjadi partikel-partikel kecil.
Tidak seperti teknik penyemprotan Cat dengan udara,maka hanya sejumlah kecil saja
udar yang tercampur dengan Cat pada metode peyemprotan tanpa udara. Oleh sebab itu,hanya
sedikit saja kehilangan Cat yang terjadi sehingga efisiensi peletakan Cat menjadi tinggi.
Teknk ini dapat di gunakan dengan Cat yang tigkat viskositasnya tinggi. Namun kelemahanya
lebar semprotanya tidak dapat diatur dan hasilnya tidak sebaik dari teknik penyemprotan
dengan udara. Oleh sebab itu, metode hanya di gunakan untuk pengecatan bagian bawah
mobil dan bukan pada panel luar yang memerlukan koalitas pengecatan yang baik.
c. Pengecatan Elektrostatik.
Pengecetan elektrostatik didasarkan pada prinsip bahwa muatan listrik posetif dan
negative akan saling tarik menarik satu anma lain,dan muatan listrik yang semana akan tolak
menolak. Pada prinsip ini cat diberimuatan megatif didalam generator bertegangan tiggi dan
bodi yang akan di cat diberimuatan positif sebagai masa.Oleh karena partikel cat dan peralatan
pengecatan di berimuatan negative,maka mewka saling tolak menolak sehinggs
teratomisasi.Partikel yang bermuatan negative ini di tarik oleh bodi yang bermuatan positif
dan mmelekat padanya.
Pengecatan elektrostatik memiliki keuntungan dan kerugian sebagai berikut :
a. Cat ditarik oleh gaya tarikkelistrikan sehingga kehilangan cat menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan metode penyemprotan.
b. Oleh karena atomisasi gat dibuat oleh gaya tolak menolak kelistrikan,maka teknik ini
menjamin hasil yang baik.cat metalik yang digunakan dengan teknik ini,dapat memberikan
hasil metalik yang tidak dapat dihasilkan dengan cara penyemprotan biasa.
c. Efisiensi pelapisan sangat tinggi,dan kecepatan kerjanya lebih terjamin.
d. Cat tidak melekat dibagian lubuk dengan baik,karena potensi listrik terlantar rendah
dibagian tersebut. Oleh sebab itu dibagian ini perlu koerksi pengecatan.
e. Matode ini tidak dapat digunakan pada material non konduktor ( kaca,plastic,kayu,dll.)
kecuali bial mereka diberi tindakan konduktif.
Mesin pengecatan elektrostatik otomatis digunakan pada pabrik perakitan kendaraan
baru untuk penggunaan surfacer (lapisan kedua) dan lapisan akhir.Mesin pengecatan
elektrostatik tangan dirancang untuk pengecatan total pada pengecatan ulang. Akan tetapi alat
ini jarang digunakan karena permintaan pengecatan total hanya sedikit,dan memerlukan
waktu persiapan yang lama untuk pengunaan dan pembersihan setelah pengunaan.
2. Teknik Pengecatan Dan Pencelupan.
Teknik pengecatan dan pnecelupan adalah suatu cara pengecatan dimana benada
kerja di celupkan kedalam bak cat.Hal ini dapat dilakukan baik dengan celupan biasa
(dipping) maupun dengan pengendapan elektro (electro deposition).
a. Teknik Pencelupan Biasa (Dapping)
Teknik ini dilakukan dengan cara mencelupkan benda kerja ke dalam bak cat
seluruhnya. Dengan teknik celupan ini memberikan beberapa keuntungan,yaitu dapat
mengecat bentuk benda yang rumit dengan berbagai ukuran,dari yang ekstra besar hingga
yang kecil,dengan sedikit kerugian (kehilangan) cat.Akan tetapi ketebalancat barmacam-
macam diantara lapisan yangt atas dan bagian yang bawah dari benda kerja,serta terjadinya
kantong didalam bagian yang tersembunyi.
b. Pengecatan Dengan Endapan Elektro (Electrodeposition)
Metode pengecatan ini dikenal dengan pengecatan “ ED “ yang mana gaya elektrik
digunakan pada bak yang berisi benda kerj dan cat. Lapisan dibentuk melalui pelekatan cat
pada benda kerja dengan proses yang disebut elektro kristalisasi. Selanjutnya,keuntungan dari
metode ini adalah metode endapan elektro (electro deposition) menjamin ketebalan lapisan
yang merata dan relative terbebas dari cat-cat bintik cat dan lelahan. Hal ini dikarenakan
ketebalan lapisan dapat dikontrol secara teliti dengan arus listrik,serta dapat menjamin lapisan
yang tersembunyi. Metode ini sangat cocok digunakan untuk proses automatic,namun
memerlukan efestasi yang besar untuk peralatan.
Proses pengecatan elctri deposition :
1).Didalam larutan resim dan pertikel pigmen diberi muatan listrik
2).Bila benda kerja direndam didalam bak dan arus searah dialirkan diantara benda kerja dan
bak,maka partikel mulai bergerak kearah benda yang cat (gerakan ini disebut
electrophoresis)
3).Resim dan partikel pigmen mencapai benda kerja dan kehilangan muatan listrik ,serta
membuat lapisan (Proses ini disebutElectroccrystallization).
4).Cat dikeringkan secara alamiah dan membuat lapisan yang bersambung dan proses ini
disebut peresapan elektrik (electrical infiltrazation).
Pengecatan electro deposition mempunyai dua tipe,yaitu “ anionic ED “ dan “
cationic ED “, hal ini tergantung dari poliritas listrinya.Pada anionic ED,bodi kendaraan
bermuatan listrik posetif,sedangkan pada cationic ED,bodi kendaraan bermuatan listri
negative.
2.8 Proses Pengecatan
1. Persiapan Permukaan
Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan baik akan menghasilkan kualitas
pengecatan yang maksimal, karena pada umumnya kagagalan pengecatan dipengaruhi oleh
persiapan permukaan yang buruk. Indikator dari permukaan yang baik dinilai dari kehalusan
permukaan, kebersihan permukaan dari karat, lemak dan kotoran lainnya. Persiapan
permukaan dapat dilakukan dengan kimiawi misalnya dengan pengasaman (pickling) yaitu
dengan pengolesan bodi kendaraan dengan zat asam, tetapi pengasaman ini sebatas untuk
menghentikan serangan korosi pada logam. Setelah pengasaman komponen dicuci dan
dikeringkan dengan cermat guna menghilangkan semua bahan kimia aktif dari celah-celah
dan lubang-lubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat erat pada logam. Cara lain
adalah dengan dibersihkan dengan amplas dan dikombinasikan dengan semprotan air untuk
membasuh semua debu, menghilangkan produk korosi, dan kotoran yang dapat larut dalam
air.
2. Cat Primer
Pemberian cat dasar sebagai dasar bagi cat berikutnya agar dapat melekat dengan
kuat dan mempunyai daya tahan lebih lama daripada tanpa cat dasar. Penggunaan jenis cat
dasar dipengaruhi oleh jenis cat akhir dan proses pengeringan yang akan dipergunakan dalam
teknik pengecatan tersebut.
3. Pendempulan
Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok dalam,
membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus. Terdapat beberapa tipe dempul,
tergantung kedalaman penyok yang harus diisi dan material yang akan digunakan. Dempul
terdapat tiga jenis yaitu (1) polyester putty (dempul plastik), pada umumnya mengandung
extender pigment dan dapat membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya,
tetapi menghasilkan tekstur kasar, (2) epoxy putty, digunakan untuk memperbaiki resin part,
tetapi dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan lebih buruk dari
polyster, (3) lacquer putty digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (paint hole) atau
penyok kecil setelah surfacer.
Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan dibersihkan dari debu, gemuk
minyak, air dan kotoran lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 % hardener (untuk
dempul tipe dua komponen). Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata (maksimal 5
mm), dan kemudian dikeringkan pada udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10
menit. Setelah dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan permukaan yang rata
dan halus.
4. Pengamplasan
Setelah dempul dioleskan dan dikeringkan, bagian-bagian yang menonjol dapat
diamplas secara manual dengan blok tangan atau secara mekanis dengan sander.
4. Posedur Masking
Prosedur masking dapat diklasifikasikan menurut area lapisan (coat) dan tipe dari
metode pengecatan. Masking merupakan teknik balutan terhadap media kerja agar terhindar
dari efek pengecatan. Teknik masking terdiri dari a. Masking untuk Aplikasi Surfacer, b.
Masking untuk Block Repainting dan c. Masking untuk Shading atau Spot Repainting.
Selanjutnya bagauimana teknik masking pada kendaraandapat dilihatr pada materi sebelunya
yairu proseur masking.
5. Pengoperasian Spraygun
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks
tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spraygun. Biasanya spraygun
ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah
dan jari manis. Untuk lebih memahami teknik penggunaan spary gun dapat dipelajari kembali
materi pertemuan sebelumnya.
6. Pengecatan Akhir
Cat akhir merupakan cat yang memberikan perlindungan permukaan sekaligus untuk
menciptakan keindahan dalam penampilan corak/ performance kendaraan. Oleh karena itu
pengecatan akhir harus hati-hati, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal dan melapisi
Proses Pengecatan permukaan sesuai dengan umur yang dikehendaki jika dilakukan pada
kondisi udara yang tepat.
a. Pengecatan untuk warna solid
1). Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah diencerkan dengan selang waktu
antara lapisan 2-5 menit.
2). Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar
infra merah pada suhu ± 40 ° C selama 15 menit.
3). Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam.
b. Pengecatan untuk warna Metalic
1). Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah diencerkan dengan selang waktu
antara lapisan 3-5 menit.
2). Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar
infra merah pada suhu ± 55°C selama 15 menit.
3). Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap penarik debu.
4). Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah dicampur hardener dengan selang
waktu antara lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1 jam.
5). Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam.
2.9 Kesalahan Pengecatan
1. Daya Lekat Yang Kurang Baik / Mengelupas
Daya lekat yang kurang baik atau mengelupas adalah terjadinya hasil pengecatan
yang kurang baik, sehingga daya lekat cat menjadi tidak baik, bahkan sampai terjadinya
pengelupasan cat.
Sebab-sebab daya lekat yang kurang baik :
• Adanya Benda-benda asing pada permukaan sebelum pengecatan seperti: wax, gemuk,
selikong, minyak, air, karat, sisa-sisa solder dan sabun. Benda-benda asing ini mungkin
berasal wax, polis, coumpound, detergents, compresor, tangan, gasolin, pembersih lain
dan udara.
• Kesalahan pemakain thiner.
• Primer surfacer dicatkan pada primer yang belum cukup kering.
Pencegahan daya Lekat yang Kurang Baik:
• Sebelum memulai pekerjaan metal, bersihkan betul-betul permukaan dengan thiner
pembersih.
• Netralkan sisa-sisa solder dengan anonia atau larutan soda api kemudian bersihkan
dengan larutan asam cuka terakhir cuci dengan air bersih.
• Keringkan permukaan dengan lap bersih dan angin dari kompresor.
• Ikutilah petunjuk pabrik tentang pemakain cat tersebut, misalnya pemakain macam
thiner dan pemakaian banyaknya thiner.
2. Bleeding
Bleeding adalah terjadinya pigmen dari cat warna asli larut dalam thiner dari cat
warna yang baru dan melunturinya. Biasanya bleeding ini terjadi pada warna merah dan
maroon.
Pencegahan Bleeding :
• Sebelum pengecatan kembali warna merah atau maroon dengan warna muda (putih),
coba dulu pada permukaan kecil dari lapisan cat yang lama. Umumnya bleeding akan
timbul beberapa menit kemudian, bila cat yang lama memang berasal dari /bersifat
bleeding.
• Bersihkan alat-alat dengan sempurna setelah menggunakan warna yang bleeding.
Perbaikan Bleeding:
• Cara yang paling baik untuk memperbaiki tempat-tempat yang bleeding ialah dengan
menghilangkan catnya lalu pengecatan ulang.
• bleeding yang ringan kadan-kadang dapat diperbaiki dengan menggunakan sealer
khusus yang mengabsorbsi pigmen
• Orang boleh saja memakai warna gelap, merah atau maroon yang tidak kelihatan
bleeding.
3. Blistering
Blistering adalah terperangkapnya embun, minyak, debu atau kotoran lainya diantara
metal dan lapisan dasar atau diantara lapisan dasar dengan lapisan warna.\
Sebab-sebab Blistering :
• perubahan suhu yang terlalucepat antara permukaan yang akan dicat dengan cat, thiner
yang jelek dan garam-garaman yang terdapat dalam air pada waktu pengamplasan.
• Udara dari kompresor yang tidak bersih, mengandung air, minyak dan lain-lain.
• pengamplasan dengan menggunakan gasoline sering mengakibatkan adanya blister
pada cat akhir.
• Thiner yang terlalu cepat menguap dan berkualitas jelek serta tekanan udara yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan blister pada cat.
• Kurang cukupnya waktu kering dan terlalu tebal cat dasar dapat membuat thiner
terperangkap yang selanjutnya terlepas, adalah penyebab blister pda cat warna.
Pencegahan Blistering:
• Periksa kompresor setiap saat. Satu cara untuk memeriksanya ialah dengan meniupkan
angin kompresor pada kaca yang bersih atau kertas putih, periksa minyak dan air yang
tersembur.
• Sesudah pengamplasan basa, semprotkan angin yang bersih dan kering dari kompresor
ke semua celah dan semua retak-retak.
• Waku yang cukup setelah pengamplasan basah dan tiup sampai kering permukaan
undercoat. Pada yang kelembabannya tinggi dibutuhkan beberapa jam.
• Gunakan thiner yang baik untuk menghindarkan pengembunan dari udara permukaan.
• Atur tekanan udara yang cukup antara tinggi untuk mendapatkan atomisasi yang baik.
• semprotkan cat dasar tipis-tipis, lapisan basah diikuti pada waktu istirahat yang cukup
antara lapisan untuk menghindari terperangkapnya thiner.
Perbaikan Blistering:
• Bila kerusakannya (blisters) parah, cat harus dihilangkan sampai ke cat dasar atau metal
tergantung dari dalamnya blisters.
• Kerusakan (blisters) yang ringan, dapat diamplas dan dicat kembali.
4. Blushing
Blushing adalah wana kepucat-pucatan dan buram yang sering timbul pada cat
acrylic dan NC selama atau langsung sesudah penyemprotan cat.
Sebab-sebab Blushing:
• Terlalu cepatnya penguapan thiner atau terjadi pengembunan pada lapisan yang masih
basah.
• Tekanan Kompresor yang tinggi dan cuaca yang lembab (hujan) akan dapat
menimbulkan blushing.
Pencegahan Blushing :
• Hindari penyemprotan cat acrylic dan NC pada hari hujan yang kelembabannya tinggi.
• Gunakan thiner yang berkualitas baik
• Gunakan retarder pada hari yang lembab
• Turunkan tekanan angin mengurangi pengaruh pendinginan.
o Perbaikan blushing:
• Untuk hal-hal yang parah, bersihkan daerah yang blushing dengan thiner cat warna dan
penyemprotan ulang dengan dengan memakai thiner yang berkualitas bai.
• Untuk blushing ringan, penyemprotan satu lapis thiner berkualitas baik atau retarder
akan melarutkan kembali lapisan blushing dan akan menimbulkan hasil yang baik
5. Brittleness
Brittleness adalah terjadinya kerapuhan pada cat yang menyebabkan daya lekat (poor
adhesion) cat menjadi rendah dan cat mudah mengelupas. Hal ini biasanya disebabkan oleh
kualitas cat yang bermutu tinggi.
6. Retak-Retak Pada cat
Sebab-Sebab Retak Pada Cat:
• Permukaan tidak betul- betul bersih
• Pengamplasan tidak sempurna dan amplas terlalu kasar
• Menggunakan gasoline pada waktu pengmplasan
• Minyak atau air dalam saluran angin
• Cat dasar disemprotkan terlalu tebal, khususnya pada lapisan pertama
• Meniupkan udara pada lapisan yang masih basah untuk mengurangi waktu pengeringan
• Kurangnya waktu pengeringan diantara lapisan
Pencegahan Retak pada cat:
• Gunakan thiner pembersih untuk membersihkan permukaan sebelum dan sesudah
pengamplasan
• Gunakan amplas yang sesuai dengan pekerjaan
• Usahakan udara kompresor bersih dari air dan minyak
• Semprotkan cat dasar jangan tebal, khususnya pada lapisan pertama
• Hindari meniupkan angin pada lapisan dasar yang basah
• Suhu kamar yang cocok untuk metal dan bahan 25-350c.
• Biarkan setiap lapisan kering dengan sempurna sebelum menyemprotkan lapisan
berikutnya
• Jangan memakai gasoline untuk pengamplasan
Perbaikan Retak pada Cat:
Amplas pada daerah-daerah yang retak sampai habis, atau cuci bersih dengan thiner
yang bermutu dan lalu pengecatan ulang.
7. Cat Meleleh
Sebab-sebab cat meleleh:
• Penyemprotan cat pada permukaan yang ada wax, minyak, gemuk, sillikon atau di atas
lapisan Cat yang brittle melarut kedalam cat basah.
• Memakai thhiner yang terlalu lambat menguap.
• Menyemprotkan cat terlalu banyak dan encer.
• Pengaturan alat dan teknik penyemprotan kurang baik.
• Tekanan angin yang terlalu rendah.
Pencegahan Cat Meleleh:
• Bersihkan permukaan dengan sempurna ddengan memakai thiner yang baik dan
hilangkan semua lapisan brittle yang dapat larut kedalam cat yang baru.
• Hindari penggunaan thiner yang terlalu lambat kering.
• Jangan menyemprotkan cat terlalu tebal
• Bersihkan dan aturlah alat semprot untuk mendapatkan kembang semprot yang sama
dan merata. Tingkatkan kemampuan dan teknik penyemprotan.
• Merk cat dan thiner yang berbeda sering membutuhkan teknik yang berbeda juga. Coba
dulu pada plat percobaan untuk mendapatkan teknik penyecatan yang baik.
• Aturlah tekanan angin dan alat semprot untk mengimbangi suhu udara dan keadaan
cuaca.
• Aturlah penerangan sebaik mungkin agar proses pengecatan berlangsung lebih baik.
Perbaikan cat meleleh:
• Bila gejala meleleh (sangging) masih basah, lapisn berikutnya dapat diulaskan namun
perlu berhati-hati.
• Kalau lapisan cat yang meleleh itu sudah kering maka terpaksa digunakan amplas halus
dan lalu dipolis, atau penyemprotan ulang bila perlu.
8. Permukaan Cat Yang Tidak Mengkilat
Sebab-sebab Permukaan Cat Yang Tidak Mengkilap
• Permukaan yang dicat mengandung gemuk, minyak, sabun, lilin atau air.
• Pengecatan diatas cat dasasr yang belum kering.
• Thinernya bermutu rendah atau terlalu capat menguap.
• Pengeringan dalam ruangan tertutup,dimana peredaran udara tidak cukup dan adanya
udara yang tidak cukup dan adanya udara yang kurang bersih.
• Udara terlalu lembab atau dingin.
• Mengkompon/mem-polis terlalu cepat setelah pengecatan.
• Menggunakan kompon yang terlalu kasar.
• Lapisan warna terlalu tipis.
• Pengecatan diatas lapisan yang mengapur.
Pencegahan Permukaan Cat Yang Tidak Mengkilap:
• Gunakan pelarut/pembersih permukaan yang sebelum mengecat
• Biarkan cat dasar mengering betul sebelum dilapisi lagi dengan cat akhir
• Gunakan thiner yang berkualitas baik dan sesuai.
• Jangan gunakan pengencer acrylic atau aquer untuk mengencerkan cat enamel yang
berwarna.
• Lapisan cat basah memerlukana peredaran udara yang bersih dan segar sewaktu
mengering.
• Sbelum dipakai,cat harus diaduk dengan merata.
• Jangan gunakan kompon/polis sebelum cat kering betul.
• Gunakan kompon yang tidak terlalu kasar.
• Jangan mencuci mobil dengan ddetergen atau zat kimia yang terlalu keras.
• Lapisan cat akhir jangan terlalu tebal atau tipis.
Perbaikan Cat Yang Tidak Mengkilap:
• Setelah lapisan betul-betul kering kilap dan polis dengan hati-hati
• Jika cara diatas tidak berhasil. Lakukan pengecatan kembali.
9. Daya Tutup Cat Kurang Baik
Sebab-sebab Daya Tutup Cat Kurang Baik:
• Cat tidak diadk dengan merata.
• Menggunakan thiner yang lambat menguap, sehingga mencegah pembentukan lapisan
cat dengan ketebalan cukup.
• Lapisan cat terlalu tipis.
• Memakai cat dasar yang berwarna salah.
• Terlalu banyak mempolis diatas cat.
Pencegahan Terhadap Daya Cat Yang Kurang Baik:
• Aduk cat dengan merata.
• Gunakan thiner yang dianjurkan pabrik.
• Mencat dengan ketebalan normal.
• Gunakan cata dasar yang tepat.
• Hindarkan polis dan kompon yang berlebihan.
10. Cat Mengkerut
Sebab-sebab Cat Mengkerut:
• Lapisan cat yang di atas mengering lebih dulu,sedang dibaawahnya masih basah.
• Lapisan cat yang terlalu tebal cenderung untuk mengkerut, pada kondisi tertentu.
• Cat yang lambat kering juga dapat menyebabkan kerut.
• Pegertian didalam oven dengan suhu yang tidak pas.
• Cuaca yang terlalu panas dan kelembaban yang tinggi.
Pencegahan Cat Mengkerut:
• Hindarkan cat meleleh dan lambat kering.
• Jangan mencat terlalu tebal, sebab mudah mengkerut.
• Jangan mencat pada cuaca dengan kelembaban yang tinggi.
• Jangan mencat dibawah terik matahari atau memakai mobil sebelum cat betul-betul
kering.
Perbaikan Cat Mengkerut:
• Satu-satunya jalan adalah menghapus cat yang berkerut dan mencat kembali dengan
baik.
• Cara lain yang digunakan beberapa tukan cat adalah dengan memanaskan cat di dalam
oven sampai kering betul, kemudian diberikan lapisan primer surfacer. Setelah benar-
benar kering diamplas halus dengan air, kemudian setelah kering dicat kembali.
Hasil Pengecatan Kulit Jeruk (Orange-Peel)
Sebab-sebab Hasil Pengecetan Hasil Kulit Jeruk:
• Tambahkan sedikit lebih banyak thiner.
• Pakai tekanan udara yang terendah supaya penyebaran cat sempurna dan bagus.
• Bersihkan dan atur alat semprot baik.
• Mencat dengan teknik yang baik,dan atur alat semprot pada jarak 6-10 inci dari
permukaan, dan arahkan selalu tegak lurus dengan kecepatan tetap pada permukaan.
• Mencat dengan ketebalan yang tepat.
Perbaikan Hasil Pengecatan kulit jeruk:
• Setelah cat benar-benar kering, gosok permukaan cat kulit jeruk dengan yang halus dan
polis.
• Jika keadan sangat jelek, amplas basa dengan amplas halus dan setelah kering dicat
kembali.
12. Tujuh Sarana Pengecatan Sukses
Dari berbagai kesalahan-kesalahan dalam pengecatan yang telah dibahas
sebelumnya, maka untuk menghindari terjadinya kesalahan secar umum dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
• Bersihkan permukaan.
Cucilah dengan thiener pencuci untuk menghilangkan wax, silicon,minyak, gemuk, dan
pakailah asam phospat untuk daya lekat pada metal.
• Perbaiki/tingkatkan teknik pengamplasan.
Gunakanlah kertas amplas yang halus no.360 minimal atau lebih yang lebbih halus lagi
selalu disarangkan.teknik pengamplasan juga penting, agar permukaan hasil
pengamplasan halus.
• Mutu thiner yang baik dan priksalah jumlah thiner.
Jangan berpikir dengan mengurangi pemakaian thiner nari dari spesifikasinya akan
menguntungkan, karena hal itu akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar
terhadap hasil pengecatan. Mutu pengecatan yang tinggi harus berjalan dengan thiner
yang bermutu tinggi pula.
• Aduklah cat betul-betul merata
Ancuran dari pabrik-pabrik dari cat apapun,jenis cat (NC,Sintetik,primer dan lain-lain)
selalu mengancurkan untuk mengaduk cat dengan sempurna.
• Tekanan rendah pada atomisasi
Tekanan udara yang terlalu kuat sering menimbulkan hal-hal serius sebagai berikut
yaitu:debu semprot, daya lekat dan kilap yang kurang baik, tidak rata dan buram yang
semuanya mengakibatkan kegagalan pengecatan bila pengenceran cat sempurna maka
atomisasi yang baik pada tekanan ringan 3 atm, adalah angka tekanan yang baik.
• Teknik Pengecatan dengan semprot
Peganglah alat semprot tegak lurus dari prmukaan yang akan di cat dan atur jarak kira-
kira 15-25 cm dari permukaan. Kembang cat yang di semprotkan selebar sekitar 12-16
cm.
• Ventilasi Yang Baik
Udara yang segar pada suhu sekitar 18-350c khusus unuk cat yang kering udara,
misalnya Nitrocellulose dan sitentik yang biasanya membutuhkan 24 jam untuk kering
sempurna. Jangan mengeringkancat dalam ruangan tertutup.
2.10 Pengecatan Logam
Bahan:
1. Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat)
Cat dasar dan cat antara harus memenuhi syarat antara lain : 1) sewaktu kaleng
(tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak boleh : mengulit, mengandung banyak
endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya dalam
waktu maksimum 10 menit harus dapat mudah diaduk dengan pengaduk menjadi campuran
serba sama, bila perlu dapat ditambahkan pengencer sebanyak 10% ; 2) cat sewaktu diterima
harus mudah diulaskan dan mengalir rata pada permukaan yang licin dan tegak. Lapisan cat
kering harus rata, kusam atau kilat telur, tidak kisut dan tidak turun. Persyaratan dan cara uji
lengkap lihat SNI. 0087-1987-A “Mutu Cara Uji Cat Dasar Meni Besi untuk Besi dan Baja”.
2. Cat Tutup (Top Coat)
Tipe cat tutup memakai pengecer organik (alkyd, vinyl, epoxy, minyak, phenolic,
rubberbash, polyurethan, dan acrylic). Persyaratan cat tutup dapat, sebagai berikut ; 1) gel
tidak boleh ada; 2) endapan keras kering tidak boleh ada; 3) waktu pengeringan (kering
permukaan). Maksimum (6jam) Keterangan : - Gel merupakan bagian dari cat yang terbentuk
setelah proses pembuatan dan tidak dapat bercampur walaupun dengan pengadukan. -
Endapan keras kering merupakan endapan yang terbentuk setela proses pembuatan. Endapan
ini bila dipotong-potong akan hancur manjadi remah.
Peralatan Alat-alat yang digunakan untuk pengecetan :
1) Kwas atau alat smprot angin.
2) Sikat kawat dan lap Pengaduk ternuat dari kayu atau besi.
3) kertas ampelas besi.
4) kaleng kosong yang sudah dibersihkan.
5) persiapkan semua alat-alat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.
Pelaksanaan Pengecetan
1. Persiapan Permukaan
Pengecetan Besi dan Baja Baru (belum pernah dicat)
1) bersihkan semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan “white spririt” atau solvent lain yang cocok, kemudian dilap dengan kain bersih.
2) hilangkan semua karat dan kerok dengan cara mengeruk atau menggosok dengan sikat
kawat bila perle dengan sand blasting.
3) setelah itu berilah cat dasar dan harus dijaga jangan sampai terkotori lapis debu, kotoran,
minyak, lemak, dan sebagainya sebelum diberi cat antara dan cat tutup.
4) bagian-bagian logam dimana cat dasarnya sudah cacat harus disikat dengan sikat kawat
atau dikerok untuk menghilangkan kawat. Kemudian barilah cat dasar seperti tersebut diatas.
-Pengecetan Besi dan Baja yang Sudah Pernah Dicat.
1) bersihkan permukaan dari debu, kotoran, minyak, lemak, dan sebagainya.
2) hilangkan bagian-bagian cat yang telah berkurang daya lekatnya atau yang telah rusak
dengan cara mengerok dengan sikat kawat.
3) bila perlu keroklah seluruh permukaan sampai bersih dari semua karat dan kerok dengan
“sand blasting”.
4) setelah itu berilah cat dasar dan cat antara sebelum diberi cat tutup.
-Pengecetan Seng dan Besi/Baja Galvanis.
1) permukaan-permukaan yang digalvanis, jika masih baru tidak memberi pegangan yang
baik untuk berbagai macam cat.
2) keadaan menjadi lebih baik bila dibiarkan beberapa bulan lamanya, tetapi bila diharuskan
mengecet segera, permukaannya perlu dikasarkan dahulu dengan bahan kimia atau diberi cat
dasar khusus.
3) bersihkan permukaan yang akan dicat dari debu/kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya.
4) jika sudah pernah dicat, hilangkan cat lama yang tidak/kurang daya lekatnya atau sudah
rusak dengan cara mengerok atau dengan sikat kawat.
5) dalam melakukan hal diatas jangan sampai merusak lapisan seng.
6) bagian-bagian yang telah bersih dari cat lama segera diberi cat dasar khusus.
KESIMPULAN

1. Cat adalah cairan yang kental, cat terdiri dari komponen resin, pigment, solvent, dan
additive yang apabila dicampurkan bersama akan membentuk suatu lapisan yang merata.
Pengecatan (painting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam bentuk cair pada suatu obyek,
untuk membuat lapisan tipis yang kemudian dikeringkan, untuk membentuk lapisan yang
keras atau lapisan cat.
2. Finishing adalah usaha untuk menyelesaikan produk dengan melapisi produk dengan
bahan cat (resin) melalui tahapan-tahapan tertentu sampai memenuhi kualitas (mutu)
standar tertentu.
3. Peralatan pengecatan antara lain blok tangan, kompresor, selang udara, water sadimenter,
regulator, spray gun dan ruang pengecatan.
4. Peralatan finishing antara lain gerinda tangan, bor tangan, blok tangan, spatula dan kuas.
DAFTAR PUSTAKA

Danaglos. 1987. Diktat Lembaran Teknis Pengecatan. Jakarta. Halaman : 21-26.


Gunadi. Et.al, 2008. Teknik bodi otomotif, Jilid III. direktorat jenderal pendidikan dasar dan
menengah departemen pendidikan nasional.
Muhammad, MM., Agung, P., Hosta, A. 2015. Pen garuh Komposisi Pelarut dan Ketebalan
Cat Epoksi Terhadap Daya Lekat dan Tingkat Pelepuhan (Blistering) pada
Lingkungan NaCl yang Diaplikasikan pada Baja Karbon. Prosid ing Seminar
Nasional Material dan Metalurgi: 144-149.
Said, SR. 2011. Pengaruh Jenis Cat dan Jenis Wahan terhadap Daya Lekat, Kekerasan dan
Elastisi tas Cat. JPTK. 20 (1): 118-140.
Toyota 1990. Dasar-Dasar Prosedur Pengecatan. PT. Toyota Astra Motor. Jakarta. Halaman
: (1-1)-(1-18).

Anda mungkin juga menyukai