Anda di halaman 1dari 28

Kita mulai ???

Mungkin dihari kemarin ia disengaja semesta untuk datang,


mendekat, lalu bertemu kembali. Diawali dari senyuman
sampai bertahan sendirian. Tapi setelah kepergiannya yang
kesekian kali, sosoknya memudar, lenyap dari pandangan,
tak tersisa. Namun cerita ini terus diketahui banyak orang,
Perkenalan…
padahal tokoh utama sudah lama menghilang. Kalau begitu
mari tetap berpetualang, terjebak dalam rimbunnya cerita Halaman pertama jarang menarik minat, tapi tiap
yang penuh derai, nyaringnya tawa, dan wajah muram. Tapi lembaran setelah ini akan membuat hari mu
dipenuhi haru, entah itu tentang datang yang harus
sebelum itu, berjanjilah agar masuk dengan langkah ikhlas,
pulang, pertemuan untuk berpisah, dipaksa melepas
supaya perjalanan ini lancar sampai dihalaman terakhir.
padahal pernah begitu erat, atau ada banyak
Semoga legenda ini menjadi pembelajaran terbaik bahwa harapan-harapan baik setelah semua alurnya
mencintai sederas aliran sungai hanya akan berputar.
menenggelamkan banyak korban, dan genggaman seerat
apapun tak bisa menghalangi perpisahan.
BAGIAN PERTAMA DIPERSEMBAHKAN UNTUK DIRA
TRIANDA, SEBAGAI PEGANGAN HINGGA TUA NANTI,
DITUJUKAN AGAR IA SELALU INGAT PERNAH Dira, dalam memori ku semua masih nyata, seperti
MEMILIKI TEMAN SEPERTI SAYA!!! hari lalu aku baru saja menanyakan tempat duduk
mu, sampai aku tau seperti apa kau membutuhkan
pelukan ketika bersedih, hingga aku mengerti bahwa
Pemilik buku ini adalah seorang gadis yang senang direpotkan aku sedang bersama seorang gadis lemah yang
banyak orang, dia sering sekali berusaha menutupi kesedihan, selalu menguatkan orang lain.
kegelisahan, bahkan kebahagiaannya, tapi sayang, dia sedang
berhadapan dengan seorang ahli hipnotis.
Entah berapa kali ku sebutkan beruntung rasanya bertemu dengan
mu di bumi, mungkin semestapun bersiaga menutup telinga “Nanti kita bakal ingat hari ini pra!!!.”
barangkali aku menyebutkan itu untuk kesekian kalinya. Kau sadar ? bahwa banyak hal yang harus ku ingat
dimasa lalu agar kelak dialog kita berubah menjadi,

-TEMAN SEBANGKU MENYEBALKAN MU- “Pra, benerkan yang pernah kita ceritain dulu”
Kapan berhenti memikirkan pemikiran orang lain ?
Biarkan mereka bertengkar dengan stigmanya
Kadang aku berpikir,,,
sendiri.
Kesalahan apa yang pernah ku buat terhadap manusia di dunia
Izinkan jiwa itu beristirahat, ia pun bisa marah
sampai harus bertemu dan sejalan dengan mu pra ?
karena sang raga sibuk memperhatikan manusia
lain.
Jangan sedih, bunga bisa layu melihat wajah muram mu, hujanpun Berhenti mematahkan diri sendiri hanya karena satu
semakin deras jatuh mengguyur karena enggan mendengar tangis orang pengacau yang sering menciptakan keributan
paling menyebalkan itu. dengan seluruh penyemangat mu.
Menjadi sempurna begitu diidamkan banyak orang, sampai mereka Perihal kita yang bertemu di bangku SMA,
lupa bahwa berdamai dengan ketidaksempurnaan adalah menang terimakasih sudah menjadi salah satu dari sedikit
yang paling nyata. manusia yang bisa memahami tanpa diminta, tanpa
dijelaskan, tanpa diilustrasikan, tanpa diulang, dan
tanpa semua kata-kata ini.
Sulit untuk bisa tepat sasaran, hari ini maunya begini
tapi esok yang didapat berbeda, inginnya bersama
Ego juga perlu berhenti dikasih makan, buang kesempatan
orang baik tapi disandingkan dengan yang sering
untuknya mengendalikan keadaan, sebelum semua jadi
memancing amarah, hidup memang tentang salah,
berantakan.
kita berada di bumi juga berawal dari kesalahan.
Berjanjilah, agar terus memperjuangkan masa
depan, bukan berjuang untuk orang yang salah.
Kalau mengeluh sesekali saja ya,
Begitupun, hebat sekali kalau diingat kembali seperti
Karena sebenarnya hidup kita jauh lebih sempurna dari orang lain.
apa kau pernah berperang dengan situasi runyam
demi penduduk bumi yang hobi merepotkan mu.
Bulan pasti cemburu melihat mu dikelilingi keluarga luar biasa yang Hubungan apapun itu selagi bersama ciptaan akan
selalu ada. Karena bintang disekitarnya pun sering berakhir, melalui perpisahan, kematian, kesibukan
meninggalkannya hingga dia tak sanggup bertahan sendirian atau yang lain, dan hebatnya hubungan mu dengan
kemudian meredup. sang pencipta tidak akan pernah kandas bahkan
setelah proses liang lahat.
Masa remaja penuh kelabilan sudah mulai habis, waktunya buat
mikirin jalan apa yang akan dipilih, berliku namun indah atau lurus
Jika tiba hari yang tidak pernah diharapkan,
saja tapi celaka.
datanglah, duduk disamping raga ku yang sudah
kaku, berdoa dengan tulus agar tempat ku
dilapangkan, katakan kepada mereka semua untuk
Masa dewasa segera berproses, sudah saatnya mempersiapkan diri
memaafkan sekecil apapun kesalahan ku, tolong
untuk menghadapi segala jenis rintangan juga beban yang semakin
pendam kesedihan yang pernah ku sampaikan,
berat.
jangan menangis saat itu, peringatkan juga kepada
orang-orang yang berada di dekat kita bahwa pergi
hanya proses kehidupan yang abadi.
Setelahnya masa tua akan terjadi, saat itu tiba semoga waktu
sebelumnya sudah digunakan sebijak mungkin, karena yang
dibutuhkan adalah memperbanyak ibadah.
-Jiplakan, 2022-
BAGIAN INI MENGENAI SAJAK YANG
SEPERTINYA BERDASARKAN PERASAAN
KITA.

Yakin kita lanjuti? ngejalani hubungan aja


banyak berhentinya.
Jangan patah pra, Ga mau istirahat dulu atau bersantai sambil
Karena refarasi hati buat mu udah kehabisan tenaga kerja mencari keberadaan jodoh yang
sesungguhnya?

Kalau bandal ya udah kita lanjuti ke halaman


berikutnya yaa pra !.
Ingin memeluk semesta,

Rindu sekali rasanya, Sampai saat ini kaki saya diam tak melangkah,
bibir saya hening tanpa bicara, sedang
Dengan mu, dengannya, dengan semua orang yang telah
berjaga apabila kau membutuhkan bantuan,
berpulang, atau ada banyak “dengan” lagi yang sulit
karena aku pernah menjadi tempat pulang
diungkapkan.
ternyaman mu.
Waktu berlalu, sulit terlewat, bahagia sekejap, egois sekali Berjuang berarti mengorbankan, entah itu
kalau pikiran mu hanya tentang dia. pikiran, tenaga, materi, atau yang paling mahal
seperti waktu, namun indah sekali rasanya
setiap kali kehilangan semua itu untuk orang
yang bahkan siap kehilangan kita.
Iyaa, lelahkan ???

Capek juga pasti, tapi bukankah mencintai


juga perihal patah berulang kali ?
Masih disini, mensiasati kesendirian bersama penggalan
kisah dengan tokoh utama yang sudah lama selesai. Lantas siapa yang layak disalahkan, dia yang
tidak perduli dengan luka mu, atau kau yang
senang dilukainya ?.
Detik ini, dia penyebab tawa paling riang, mungkin esok Benar kata orang kalau kita bersama orang
akan jadi pilu yang membekas, hingga nanti suatu saat yang tepat waktu akan terasa lebih cepat.
semuanya berubah menjadi cerita kelam penuh
pembelajaran paling istimewa.
Untuk seseorang yang begitu lama mengisi kekosongan
dalam ruang hampa bernama hati

Aku akan ada saat kau merasa kalah dan patah


Aku akan ada saat kau gundah bercampur gelisah
Setelah perjalanan panjang, mengikhlaskan
Aku akan ada saat kau dipenuhi amarah adalah jalan paling benar, cara kerja takdir
Aku akan ada saat kau gagal kemudian bangkit semakin brutal semenjak dipersilahkan
Aku akan ada saat kau sakit dan terkulai lemas semesta, melihat jiwa yang berbeda diraga
yang sama membuat ku benar benar terpaksa
Aku akan ada saat kau tersenyum lebar menghadapi
kemenangan meyakinkan diri sendiri bahwa kau bukan
ketetapan terbaik untuk menghabiskan sisa
Aku akan ada saat menua terus menghampiri kita
perjalanan ku.
Aku akan terus ada sampai kemungkinan-kemungkinan lain
terjadi kepada mu.
Banyak orang bilang bahwa jatuh cinta
diwaktu remaja itu cuma “Cinta Monyet”
Aku lelah menghadapi kenyataan, tapi sekarang usia sudah menginjak dewasa
namun tetap terjebak pada orang lama,
meninggalkan semua orang yang menentang perasaan ku
apakah ini dinamakan “Cinta monyet
karena kau berulang kali mematahkan, ya hanya karena mu,
si bungsu keras kepala juga egois. hingga sang monyet berkembangbiak”
???
Saya mencintaimu dengan rapi,
Pergilah, tinggalkan saya sendiri disini.
Dia mencintaimu dengan ambisi,
Lakukan saja, saya tidak pernah menyesal memilih mu walau
Sialnya kau lebih senang bersama pejuang
harus mengabaikan banyak pilihan.
penuh energi dibanding yang sepenuh hati.
Pada halaman penuh tulisan,
Barangkali memang bukan kau yang
Kini setiap kata saling mengejar penjelasan, mengutarakan ditetapkan, sekedar dipilih sebagai pengisi
isi kepala yang sibuk terka-menerka, penuh kata kenapa sekaligus penguji, sekuat apapun mencoba
dan mengapa, mengantungi mimpi terbangun yang perlahan bertahan jikalau bukan akan menyilang
runtuh, berawal dari janji tetap bersama tanpa melukai. dipersimpangan.
Ketakutan menyelubungi tiap langkah, khawatir jika
Panjang waktu yang terlewat, kau berlatar
sewaktu-waktu mata kita kembali menatap, cemas
perempuan-perempuan cantik sebagai
menyelimuti kala pembicaraan beralih topik membahas kau
pasangan bersifat sementara, sedangkan aku
dan kembang baru dipetik.
berdiri dengan dua kaki berlatar kenangan
sunyi namun melunjak karena menganggapmu
abadi.

Apatis menjiwai, ego membengkak, rutin


Hendak apa yang ingin disegerakan ? tersiram sajak tak halus, telinga
Terus menimang air mata atau membiarkannya jatuh diatas menghentikan fungsinya sewaktu menangkap
pijakan bumi. perlawanan hati, demi merawat luka yang
terus luka.
Sampai tiba masanya, aku menjenakakan keterpurukan,
membodohkan tindakan lalu, dan tidak lagi menganut sakit
berkedok tulus berselimut kesetiaan.
Seolah saling memahami satu sama lain, Bisakah kau berhenti ?
mengerti kebiasaan apa yang sedang dilakukan, Tolong lepaskan aku, jangan jerat dalam hati yang bercabang,
feeling penuh keagungan selalu tepat sasaran, katanya ingin ku nyatanya enggan melepas yang baru.
terjerat dalam kepedulian, tak sembuh
Biarkan masa lalu mu ini pergi.
bertopeng move on.
beberapa hal luar biasa tidak mampu saya ciptakan, pandangan saya
selalu diburamkan oleh senyum palsunya yang seolah bahagia
Senang bermain bersama kata “Pamit” sampai ia namun sedang meraba mencari sosok lain di diri saya, tapi tak
lelah dan menyetujui semua untuk selesai. pernah ditemukannya. Waktu ke waktu hanya terbuang sia-sia, saya
tidak akan bisa memenuhi kriteria yang pernah dia dapatkan disela
perpisahan kemarin.
Dari sini saya belajar bahwa perjalanan panjang tak akan pernah
menjamin saya sampai pada tujuan, terkadang putar balik mencari
jalan lain keterpaksaan yang harus dilakukan, barangkali walaupun
saya tersesat saya menemukan sosok “dia” dengan perangai yang
tepat.

Ini tentang dia, Jikalau dilanjut maka kitab di bumi akan punya
seseorang yang selalu saya rangkul setelah pergi sesukanya, yang saingan dengan ketebalannya, maka dari itu saya
selalu saya maafkan setelah terus terusan membuat luka tanpa mengakhiri di halaman ini.
sempat kering dan pulih. Pernah merasa dia juga ingin namun dia
ahlinya berpaling, mungkin beberapa waktu kemudian dia datang Munafik sekali kalau saya bilang selesai sedangkan
kembali, masih dengan raga yang sama, hanya saja pikirannya hati dan logika masih bertengkar, namun
terjebak pada perasaan lalu. Tetap juga berusaha lalui “berdua” melanjutkan perjalanan wajib saya telusuri walau
karena takut dia terjebak pada kata kesepian, nyatanya saya yang tanpa rangkulan dari mu.
kewalahan meramaikan suasana yang jelas sudah begitu padat.
Semakin dipahami, pahatan kisah yang terjadi tanpa saya lebih ceria,
Melepas mu adalah salah satu gundukan tertinggi juga berusaha memahami jalanan penuh lubang dan gundukan yang
yang mau tak mau saya harus mau melewatinya, siap sudah saya lalui sebelumnya.
tak siap saya harus siap. Riangnya tampak kala saya tertawa, raut sedihnya pun juga
terpancar saat saya berkisah tentang luka. Hebatnya mereka setia
Melihat perempuan lain menjadi alasan mu bahagia
memasang telinga serta tatapan tak tertoleh sampai bait demi bait
merupakan resiko yang pasti terjadi namun lupa diri
selesai saya lontarkan.
saya persiapkan, sedikit terkejut karena posisi saya
tergeser, tapi perlahan akan terbiasa. Terkadang definisi rumah sesungguhnya lebih sering didapat dari
lingkungan selain “Rumah” itu sendiri. Barangkali rumah yang
Saya pun paham luka mu belum seutuhnya sembuh, menampung tangis untuk pertama kali begitu berantakan juga
begitupun dengan saya yang sepenuhnya masih mencekam dipenuhi ego, alih – alih melindungi, yang terjadi malah
terluka, tapi tolong jangan jerat saya dengan sebaliknya.
perilaku mu yang seolah perasaan itu masih padahal Terimakasih untuk kalian, yaa orang - orang dengan pembekalan
sudah memudar. paling luar biasa untuk tetap bertahan, membangun bendungan agar
tidak menangis namun rela tersenyum demi dianggap kuat
Mari saling melepas, karena dunia saya menjadi
menopang sedikit beban saya. Membiarkan saya meneteskan yang
sempit dan sesak kala mengingat mu ditiap sudut tak seharusnya jatuh, menggenggam, menguatkan, meyakinkan
kota. semua akan terlewati walau dirinya sendiripun lupa caranya bangkit.

Perihal pertemuan serta jamuan,


dari berbagai hamba Tuhan yang asing, bersapa kemudian meratapi
perpisahan. Mereka – mereka telah tertulis di garis waktu untuk
menerima saya sebagai bagian dari kisah perjalanan.
Mempersilahkan masuk sepenuh hati, menyiapkan sikap terbaiknya,
Hai pra, makasihhh banget udah hadir di bumi,
berpetualang menjadi salah satu bagian terpenting
yang aku punya, saling menguatkan hanya untuk
terus manyambung cerita, meyakinkan bahwa aku
akan baik baik aja walau diterpa banyak hal berat.

Setiap pemikiran yang kau punya itu luar biasa, aku


tau hati mu pun penuh bayangan berantakan tapi
hebatnya kau berusaha tegar sendirian demi
menampung kepercayaan dari ku kalau kau mampu
jadi tempat pulang paling aman.

Selamat jalani hari-hari di kampung halaman orang


pra, aku bahagia atas pencapaian yang kau raih
walaupun rencana awal ke Padang biar “Move On”
tapi malah jadi nyusulin dia ke Jogja.

Anda mungkin juga menyukai