Anda di halaman 1dari 66

yang sedikit banyak telah memberikan inspirasi.

rasa syukur kita kepada yang Mahakuasa Semoga


5 CM Terima kasih juga kepada ALLAH SWT
suatu tempat bernama Karoeng yang telah mengizinkan saya, seorang yang masih banyak
Tanah Merah membuatku terus mempunyai sekali kekurangan dan
Berkatalah sebatang pohon kepada seorang semangat untuk tidak pernah berhenti belajar. masih harus belajar lebih banyak lagi ini. Amin
manusia, "Akarku Kepada editor, seorang "pendengar yang baik" Mas Jakarta, 13 Maret
menghunjam dalam ke tanah yang merah, dan aku Bimo, yang sabar, enak Setiap hari, yang terbaik...
akan memberimu diajak ngobrol, dan juga teman diskusi yang baik, Donny Dhirgantoro
buah-buahku." juga kepada setiap
Manusia itu menjawab, "Betapa miripnya kita, karyawan PT Gramedia Widiasarana Indonesia yang Prolog : I... JUST RUN !
akarku juga menghunjam telah banyak
dalam ketanah yang merah, dan tanah yang merah membantu penerbitan buku ini. Masih suka berantem siapa yang paling bagus
itu mengajariku untuk Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah antara Joy dan Delon,
menerima pemberianmu dengan rasa terima membantu penerbitan Beckham atau Zidane, Mansyur S atau Irfan
kasih." buku ini, baik secara langsung maupun tidak Mansyur S.
(Kahlil Gibran) langsung, yang tidak bisa Ada teman yang nanya, "Lo udah nonton Before
Untuk Tanah Merah-ku... disebutkan satu per satu di sini. Tentu saja terima Sunrise-nya Ethan Hawke
sebagai sebuah hadiah ulang tahun ke-60 kasih tak terhingga dan Julie Delpy? Sekarang ada Before Sunset lho....
kepada para pembaca yang telah meluangkan Kalo belum nonton
... COME WHAT MAY mata, hati, dan waktu untuk silakan penasaran dan cari filmnya, tapi kalo udah
membaca karya ini. Semoga buku ini dapat silakan penasaran juga."
Once again... a dream's come true! memberikan sesuatu yang Lalu, kenapa film sebagus itu nggak terlalu
Salah satu keindahan di dunia ini yang akan selalu bermanfaat bagi siapa saja dengan berbagai cara terkenal? Ada apa sih dengan
dikenang adalah ketika ix Before Sunrise dan Before Sunset? Yang pasti, di
kita bisa melihat atau merasakan sebuah impian Dan, terima kasih kepada... film itu ada mimpi, mimpi
menjadi kenyataan. Dan, - Puncak Mahameru yang telah memberikan yang membuat hidup ini menjadi lebih indah dan
bagi penulis, buku ini adalah salah satu keindahan sesuatu yang tidak akan film itu mungkin akan
itu. pernah terlupakan seumur hidup. selalu meninggalkan pertanyaan yang membuat
Terima kasih yang tak terhingga serta rasa syukur, - Impian, harapan, keinginan, dan cita-cita yang kita terus bermimpi: apa
terucapkan kepada Allah akan selalu ada untuk yang akan terjadi antara mereka berdua? Terus,
SWT, Sang Mahahati, Sang Maha segalanya, sebuah makhluk bernama manusia. kenapa film itu masuk ke
Mahapengasih dan penyayang Keep our dreams alive... and we will survive. jajaran film-film independen? Atau, mungkinkah
yang telah memberikan cinta tak terhingga, nikmat -Donny Dhirgantorosetelah cuma orang-orang bebas
yang tak pernah melewati cetakan kesepuluh... zaman sekarang yang masih punya mimpi? Tapi,
berujung; terima kasih atas berjuta kesempatan Sebuah e-mail dari seorang pembaca bukankah setiap orang
untuk selalu menengok ke mengungkapkan, bagaimana 5 cm bebas punya mimpi, bukankah setiap manusia
atas, melihat ke langit demi mensyukuri segala telah mengubah hidupnya dan membuat dia lebih harus punya mimpi? Kalau
nikmat dan cobaan yang berani melangkah ke manusia nggak punya mimpi namanya apa dong?
penuh dengan pelajaran yang sangat berharga; depan mengejar mimpi-mimpinya Bagaimana "A life without a risk is a life unlived..."
terima kasih atas segala karena 5 cm dia merasa Mungkin sekarang kenyamanan sudah jadi
pejaman dan ketertundukan dalam doa yang telah bahwa kita harus bersyukur atas segala nikmat yang segalanya sehingga tak ada lagi
membuat diriku bangga telah diberikan, yang mau mengambil risiko untuk mimpi-mimpinya,
dan bahagia hadir sebagai makhluk-Mu di dunia ini. karena masih banyak orang kurang beruntung tak ada lagi yang
Terima kasih dan daripada kita. Beberapa mau mencari keajaiban-keajaiban dan keindahan
sembah sujud kepada baginda Nabi Muhammad menyampaikan telah bisa melangkah lebih mantap sebuah hati....
SAW, atas segala karena sekarang ada 5 Banyak film bercerita bahwa kita enggak akan
perjuangan dan amanah yang tak pernah padam cm di dalam dirinya Beberapa pembaca pernah tahu kapan, di
sampai akhir zaman. menyampaikan bahwa dia semakin mana, siapa, mengapa, dan dari mana keindahan
Kepada keluarga tercinta, Papa dan Mama (telapak dekat dengan sahabatnya karena cm. Sebuah sebuah hati berawal.
kaki surgaku), kalau perjuangan muncul kembali, Tapi, ada satu yang tak akan pernah hilang dari diri
ada balasan untuk setiap perbuatan baik yang sebuah tekad muncul kembali.sebuah negara seorang anak
kulakukan saat ini, dicinta kembali. Sebuah manusia. Kate Winslet dalam Titanic pernah bilang,
semuanya untuk Mama dan Papa dulu.... Terima mimpi ada dan siap untuk diperjuangkan. Bagi saya, "A woman's heart is
kasih Ma... Pa.... Untuk tidak ada hal yang bisa deeper than the ocean for a secret." (hati wanita
adik-adik tercinta: Rizky, Ditha, lebih membahagiakan di dunia ini daripada semua lebih dalam daripada
viii hal di atas. samudra untuk menyimpan rahasia). Begitu
dan Grezika, terima kasih atas segala kasih sayang 5 am telah melewati cetakan ke-10, sebuah indahnya hati wanita, meski
dan perhatian serta pencapaian yang kadang saya setiap laki-laki hanya bisa bilang, "Yo! Man gotta do
"pengertian" yang amat berharga dan sangat sendiri bingung untuk memercayainya. Saya secara what man gotta do."
berarti. pribadi mengucapkan Cerita ini bicara tentang cinta, mimpi, keyakinan,
Terima kasih juga buat teman-teman yang terus terima kasih kepada semua pihak dan para cita-cita, dan mudahmudahan
memberi semangat secara pembaca yang telah bisa lebih dari sekadar "She loves me, she loves me
"nggak keruan dan nggak jelas": Bayu dan keluarga meluangkan hatinya untuk 5 cm. Pembaca yang not..." atau
(temen curhat, temen telah menjadikan 5 cm "You lived in Beverly Hills, I lived in Nothing Hills."
begadang, temen sok tau, dan temen yang mau seperti sebuah mimpi-sesuotu yang ada dan patut Inilah cerita tentang
direpotin, padahal dia diperjuangkan. mimpi manusia dan keajaiban-keajaiban hatinya.
sendiri juga repot), Yoga, Codet, Bjo, Moniek, Dwi Dengan segala kerendahan hati dari seorang yang Sebab, cuma makhluk
dan Nisa (jangan ge-er baru dan masih berjalan bernama manusia yang bisa bikin pernyataan-
lho Nis! tokoh Riani di sini sama sekali bukan elo... bertelanjang kaki dalam dunia tulis-menulis saya pernyataan indah seperti ini:
sumpah!). Semua teman sedikit menyimpulkan - I have a dream... (Luther King, Martin)
alumni SMU 6 angkatan 1997, kapan kita bikin bahwa totalitas dalam segala hal demi mengejar - You may say I'm a dreamer but I'm not the only
acara "gila" lagi? Untuk mimpi dan cita-cita adalah one. (Lennon, John.
semua teman di Risalah, Yudi dan Eko yang telah yang bisa membuat 5 cm sampai ke tahap ini Imagine)
bersama-sama mencapai Seperti tertulis dalam 5 cm, - Everyman dies not everyman really lives. (Gibson,
Mahameru. Terima kasih juga buat teman-teman kekuatan mimpi dan cita-cita serta doa adalah Mel, Braveheart)
alumni STEE Perbanas segalanya bagi setiap usaha - I... Just Run! (Hanks, Tom, Forrest Gump.)
dan teman-teman di SLIDE Perbanas. yang dilakukan setiap manusia. Selalu memberikan - For a revolution, it's one triumph or die.
Terima kasih untuk teman-teman terbaik saya di yang terbaik kepada (Ghuevara, Che)
PPJMASI atas segala kehidupan dengan apa yang terbaik yang kita miliki - I'm gonna love you till the heaven steps the rain.
perhatian, kesempatan belajar, dan saran. Kepada setiap hari, dan selalu (Morrisson, Jim, The
eks rekan-rekan kerja di punya impian dan cita-cita dalam hidup kita sebagai Doors)
Bank Niaga yang baiiik sekali sama gue... ("kangen salah satu cerminan
nggak... sama gue?"),
- If you lost... you can look and you will find me time Normandy, astronot, dan orang yang tinggal yang bisa olahraga bela diri. Karena, mereka
after time. (Lauper, sendirian di sebuah pulau. percaya bahwa pembelaan diri
Cindy, Time After Time) Betapa menggairahkannya Sarah Michelle Gelar di yang paling ampuh di dunia adalah dengan ngeles
- All my life changing everyday in every possible film Cruel Intentions dan bilang "maaf saya
way. (The Cranberries, yang mereka nobatkan sebagai salah satu film lagi khilaf...."
Dreams) paling menggairahkan Dunia baca tulis dan matematika mereka pun
- We are gonna be forever you and me. (Tucker and dengan sekuel-sekuel terjelek sepanjang masa, atau berbeda-beda. Sewaktu SD
Baiyeu, Lighthouse juga Malena (Monicca sampai SMA tiga orang percaya bahwa selain
Family) Belucci) yang mereka nobatkan sebagai The Most terbitan Balai Pustaka, bukubuku
- To be or not to be! ...that is the question. Wanted Neighbor in the lain adalah hasil sampingan guru-guru mereka. Satu
(Shakespeare, William. Hamlet) World. orang abstain
- We are the champion my friend ...and we'll keep Berawal dari pertemanan semasa SMA di karena dulu uang bukunya kalau enggak dibeliin
on fighting till the end. sekolahnya "Galih dan Ratna" choki-choki ya wafer
(Mercury and May, Queen) takdir telah berbuat "Fubar" (kacau, blunder- istilah superman, kalau enggak mammie atau tayo (taro).
- Tieraa...Tieraa...! (Daratan! Daratan! Kata-kata militer) dengan Seorang lagi biasa aja.
pertama Christopher mengumpulkan kelima tokoh ini: satu cewek dan Selepas SMA mereka kuliah dan sampai sekarang
Colombus saat pertama kali melihat tanah Amerika) empat cowok. Mereka kelimanya percaya kak)
- Cogito ergo sum (Aku berpikir maka aku ada. yang sangat membenci stereotyping-nya Dian Ilmu Budaya Dasar seharusnya diberi bobot sampai
Descartes, Rene) Sastro terhadap para ABG, 6 SKS karena gampang
- Saya tidak akan memakan buah palapa hingga meski juga sangat berharap Dian Sastro menjadi banget untuk dapat nilai A dibanding mata kuliah
Nusantara bersatu di nama yang tercetak di yang lain, jadi bisa
bawah bendera kejayaan Majapahit. (Mahapatih undangan kawinan mereka. Mereka yang pada nambah IPK.
Gajah Mada, Majapahit) dasarnya adalah anak baikbaik Anyway... here they are....
- Bila sampai waktuku. (Anwar,Chairil) yang suka film, musik, chating, ngobrol, suka nyela ARIAL
- I just brought Indonesia... I fight and work and Primus, dan suka Arial adalah sosok yang paling ganteng di antara
Sacrifice my self for this khilaf. Mereka yang penggemar berat Smashing mereka. Arial yang satu
Indonesian people... this Fatherland of mine. Pumpkins, Blur, Frank ini pastinya adalah Arial control B alias Arial bold
(Sukarno.Gordon Skene Sound Selection) Sinatra, dan grup band underground yang namanya dan Arial black karena
- Merdeka atau Mati!!!(sumber tidak diketahui... bagus, juga band badannya gede dan kulitnya item, ke mana-mana
tapi siapa yang nggak Jepang yang ngerilis ulang lagu Goggle dan Voltus, selalu pakai sepatu
tahu efeknya?) penggemar berat Iwan basket. Tinggi dan gede, pokoknya sporty deh, Anal
Semuanya gara-gara mimpi.... Fals dan masih sering bingung dengan lagu-lagunya yang selalu rapi, baju
(penulis lagi bingung.... Sumpah..!!! "siapa gue? Slank. Mereka juga kebanggaannya adalah ham, celana kebangsaannya
kayaknya sok tahu banget fans berat dari Debbie Gibson, New Kids On the adalah celana
deh}..." tapi dia cuek aja. Jadinya, ya lanjut terus Block, Phil Perry, Earl permanent press pants. Anal adalah orang yang
karena dia sekarang lagi Hugh, Spyrogyra, Sade, dan Jamiroquai (walaupun simpel-simpel aja, tapi ia
coba bermimpi) cuma tahu satu atau kebanggaan seluruh tongkrongan karena cuma dia
Ada satu lagi quote yang dibuat oleh "orang besar" dua lagu). yang bisa tenang,
untuk "orang besar" lain. Kelimanya juga masih suka berantem, siapa yang pembawaannya banyak senyum, dan jarang khilaf.
Quote ini berasal dari Albert Einstein dan paling bagus antara Joy Arial kalo makan harus ada kecap. Mulanya sih
didekasikan pada saat dan Delon, Beckham atau Zidane, Mansyur S atau dianggap biasa aja, sampai
pemakaman Mahatma Gandhi. "Gene-ration to Man Mansyur S, RPUL suatu ketika dia mengejutkan teman-temannya
come will scarce believe that (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) atau karena makan sayur asem
such a one as this, ever in flesh and blood walked Buku Pintarnya Iwan pake kecap (Wuek...). Arial paling suka bilang
up on this Earth." Gayo, Album Minggu atau Selekta Pop, Lyra Firna "tenang, tenang" kalau
(Generasi mendatang akan atau Happy S alma, Aa gengnya lagi panik. Pokoknya kalau di kibor
sulit mempercayai bahwa sesuatu yang Gym atau Che Guevara (nah lho?). Satu yang pasti, komputer dia adalah F5 yang
menakjubkan ini pernah ada dalam semuanya adalah suka buat ngesave atau ngerefresh.
darah dan daging, serta berjalan di atas muka pembenci George Bush, tapi masih belum bisa Arial kuliah di Fakultas Hukum, tapi dia sama sekali
bumi.) mengambil sikap tentang nggak ngerti hukum.
Mahatma Gandhi dengan mimpinya telah membuat Saddam Hussein, dan mereka percaya bahwa suatu Satu hal yang pernah dia obrolin tentang hukum
hati manusia menjadi saat nanti Tom Hanks adalah bahwa seharusnya
sesuatu yang berharga untuk dikenang. akan jadi Presiden Amerika Serikat. Mereka juga dia dulu banyak nonton LA LAW (bukannya 2 7
Akan selalu ada suatu keadaan, kenangan, dan percaya kalau gado-gado Jump Street atau Airwolf).
orang-orang tertentu yang adalah cikal bakal dari salad, kalau MTV sebenarnya Kenapa? Karena banyak yang bisa dijadikan
pernah singgah dalam hati kita dan meninggalkan adalah keajaiban referensi. Itu saja kalimat yang
jejak langkah di hati dunia yang tertunda. Kalau tragedi 9/11 adalah muncul, sebab yang paling penting buat dia adalah
kita dan kita pun tidak akan pernah sama lagi buatan Amerika, kalau semuanya berjalan
seperti kita sebelumnya. Anwar Ibrahim tidak melakukan sodomi, dan satu dengan asik dan cool. Selama nggak ada masalah,
*** yang paling mereka selama ada kecap dan
Cerita berawal dari sebuah tongkrongan lima orang percaya adalah bahwa Lupus sebenarnya tidak gengnya, dia bisa tenang dan bilang "tenang,
yang mengaku terlalu suka sama permen tenang". Kalau ada yang
"manusia- manusia agak pinter dan sedikit tolol karet, yang paling suka sama permen karet pernah baca teori motivasinya McClelland pasti
yang sangat sok tahu" sebenarnya adalah Hilman. tahu bahwa sesungguhnya
yang sudah kehabisan pokok bahasan di saat-saat Tapi, satu yang paling mereka tidak percaya adalah manusia mempunyai tiga kebutuhan yang akan
nongkrong sehingga bahwa film-film Dono- memotivasinya dalam
akhirnya cuma bisa ketawa-ketawa. Bagi mereka, Kasino-Indro untuk 13 tahun ke atas. melakukan sesuatu. Ketiga kebutuhan (Needs) itu
tak ada lagi yang bisa Semuanya suka film, mulai dari film Hollywood, adalah Needs of
diobrolkan tentang Lennon, Sinatra, Che Guevara, film-film Indonesia seperti Achievement (N-ACH), Needs of Affiliation (N-AFF),
Robert Smith, Kurt filmnya Benyamin, PSP (Pancaran Sinar Petromaks), dan Needs of Power
Cobain, Konfusius, Julius Sitanggang, Nobi Nobita, PMR (Pengantar (N-POW). Penjelasannya begini, orang-orang N-ACH
Frodo Baggins, ataupun Minum Racun), sampai film-film independen yang - adalah mereka yang
Whitman. Tak bersisa ruang untuk mendiskusikan perlakuannya sama mengutamakan achievement (prestasi) dalam
hiperseksnya Chairil seperti grup band underground- cuma mereka suka memenuhi kebutuhannnya.
Anwar, Marquis de sade, dan Sigmund Freud; kalau judulnya bagus Mereka adalah pengejar prestasi yang akhirnya
tentang Soekarno, Tatang S, dan agak nyeleneh. Mereka enggak suka sama film bermuara ke pengakuan
Robert Smith, Siti Nurhaliza. Ethan Hawke, Tony India karena mereka dari orang di sekitarnya. Orang-orang N-POW
Hawk, Endang Kurnia. punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia adalah mereka yang senang
Atau, betapa beruntungnya seorang bernama Tom pasti ada jalan keluarnya, jika mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu,
Hanks yang dalam hanya jalan keluarnya itu bukan dengan joget Satu yang dikejarnya adalah
kehidupannya bisa jadi orang bego, pahlawan lagi film yang enggak kuasa atas segala sesuatu. Sedangkan,
perang yang menginvasi mereka suka adalah film-film silat karena tak satu orang-orang N-AFF adalah mereka yang merasa
pun di antara mereka cukup bila sudah punya
banyak hubungan dengan orang lain (senengnya tadinya bengong jadi ketawa. dalam darahnya. Fakta ini muncul karena menurut
temenan). ZAFRAN dia, "gue itu orangnya
Gerombolan ini setuju menempatkan Arial ke Seorang penyair yang selalu bimbang. pasti lain dari orang kebanyakan...." Semua teman
dalam kelompok orang NAFF. "Oh captain my captain..." Kalau ngeliat Zafran pun setuju sambil...
Tidak salah, sebab dia memang selalu santai aja, kesan pertama pasti bikin nahan muntah.
yang penting asik terkesima orang. Kesan kedua, buat para cowok IAN
dan tenang, nggak ada kuasa dan nggak ada yang pasti punya persepsi nih Yang ini badannya bengkak.
dikejar. Begitu pula anak pinter banget; buat para cewek pasti berebut Ian salah satu penganut sekte 4-4-2 yang sangat
tanggapan teman-temannya sehingga muncullah mau jadi ceweknya. Tapi, fanatik. Kakaknya bilang
teori dadakannya kalo udah kenal deket sama dia... mmhh pasti pada karena dulu ari-ari Ian ditanam di lapangan bola
McClelland N-As [Need of Asikment) dengan definisi mau teriak "tolong maka jadi deh Ian yang
"yang penting asikasik dong jangan bawa gue ke dunia lo yang suram gila bola. Apa aja tentang bola dia tahu dan
aja". itu...." kebanyakan dia ngabisin
Arial suka lagu apa aja asalkan lagunya asik. Di Zafran adalah penggemar berat film Dead Poet waktunya buat bola, tapi anehnya dia nggak pernah
antaranya adalah lagulagunya Society-nya Robin Williams, diajak main bola
Lighthouse Family karena katanya lagunya tenang yang gara-gara film itu dia percaya kalo bunuh diri karena memang nggak bisa main bola. Tetapi, kalo
dan yang paling adalah akhir dari Ian sudah main
Arial suka adalah lagu Lost in Space dengan liriknya semua puisi...(kok begitu?). Ia pernah menjadi Championship Manager (CM) maka hardisk
"But its alright... I penggemar Kahlil Gibran, komputernya bisa teriakteriak
know you're out there doing what you gotta do..." tetapi akhirnya melepaskan Kahlil Gibran karena soalnya bisa sampai tiga hari tuh komputer lembur.
Arial paling suka filmfilmnya udah mulai populer di Ian sepertinya
Jim Carrey. Pokoknya yang bisa bikin ketawa. toko buku dan di antara para ABG. Fakta ini adalah orang yang tidak peduli sama siapa aja
Ya, Arial itu pokoknya orang yang biasa aja tapi didukung oleh sebuah kecuali bola
asik.., jarang nyela, jarang kejadian, sepupunya yang SMP, yang sering banget Ian juga suka tantangan. Pokoknya, semua
becanda, tapi kalo ketawa paling keras- makanya ngeluarin kosa kata permainan yang penuh
kalo ada dia jadi ramai. "enggak banget sih...", "sumpee... lo", dan "gitu tantangan bisa ditongkronginya, tapi karena
RIANI lho" suatu hari bisanya cuma main CM atau
Riani pakai kacamata, cantik, cerdas, dan seorang mengiriminya SMS berisi kata-kata Kahlil Gibran Winning Eleven di PS2, ya jadi sukanya bola doang.
N-ACH sejati. Mukanya yang tadinya menurutnya Ia sering banget adu
gabungan antara Lisa Loeb sama Kate Winslet (nah merupakan kata-kata paling pribadi yang hanya mulut sama Zafran karena Zafran nggak tahu bola.
lho?) Bodinya? Persis dimiliki oleh Kahlil Gibran Malah, kalo nanya bola
Kate Winslet. Riani punya inner beauty, kalo dia dan dirinya. Zafran dulu bangga pada namanya sama Zafran pasti dia jawab "Bola? makanan kering
sudah ngomong pasti yang sama sekali nggak jenis apa tuh?"
orang pada dengerin. Dia punya semacam karisma pasaran, sampai suatu ketika di toko buku dia Salah satu yang disukai rombongan tongkrongan ini
yang bisa bikin orang menemukan buku namanama dari Ian adalah
menengok. Selalu dominan di mana-mana, cerewet bayi pilihan. Ternyata nama dia yang paling populer ternyata Ian mempunyai ritual yang sangat
dan nggak mau kalah di antara ribuan didukung oleh kaum Adam.
sama siapa pun juga Apa aja dia ikutan. Riani nama yang ada. Dia pun rada kesel. Apalagi waktu Ian mempunyai ritual aneh, tapi punya arti banyak
seorang aktivis kampus. keponakan Riani juga bagi kaum laki-laki.
Siapa aja dan apa aja bisa didebatnya, soalnya dia dinamai Zafran, begitu juga dua orang tetangganya Dua minggu sekali Ian percaya bahwa dia harus
banyak baca dan banyak juga punya anak kecil pergi ke Dusit, Glodok,
belajar. bernama Zafran. Mangga Dua, dan sekitarnya untuk membeli "Pieces
Ke mana-mana Riani paling seneng pakai jins, ham, Zafran selalu tergila-gila pada "individual post of Lust" katanya, yang
dan sepatu kets yang charismatic character" dari kalo diterjemahkan ke bahasa alamiah adalah "VCD
kinclong. Kalau lagi nggak pakai sepatu, dia dulu, tapi kadang-kadang semuanya tergantung Bokep". Riani adalah
penggemar berat sandal jepit mood-nya. Nama-nama salah satu penentang kebiasaannya itu, tapi setelah
nomor satu. Ngobrol sama Riani nggak boleh sok yang pernah jadi idola Zafran, antara lain Kurt dijelasin oleh yang lain
tahu karena dia kayaknya Cobain, Damon Albarn, bahwa "Pieces of Lust" akan berguna untuk
hampir tahu segalanya, tapi kalo ada yang salah Michael Stipe, Roberth Smith, Jarvis Cocker, Billy "menyenangkan suami",
suka ngambek sendirian. Corgan, dan Marilyn kadang-kadang dia minjem juga Itung punya itung,
Cita-citanya adalah bekerja di TV. Itu sebabnya, dia Manson. Enggak heran, soalnya Zafran adalah VCD bokep Ian kalo
kuliah Broadcasting. seorang vokalis dari sebuah disambung-sambung udah bisa memenuhi jarak
Buku favorit Riani adalah Rich Dad Poor Dad-nya band yang paling sering gonta-ganti personel Jakarta-Bandung, alias
Robert T Kiyosaki sama karena pada nggak kuat kalo banyak banget.
Seven Habbit-nya Stephen Coffey. Ia suka banget Zafran udah narik mereka ke dunianya yang beda Baju bergambar kartun, celana jins, sama Adidas
sama Alanis Morisette dan sendiri. gazelle buluk adalah
Norah Jones; Mocca, sama Padi dia juga suka. Film? Badan Zafran kurus, sekurus kapur tulis. Kalau kostum Ian sehari-hari. Badannya gendut subur,
Dia paling suka With ngeliat potongan rambut kepalanya botak plontos,
Honors sama Children of the Lesser Gods. Pacar? yang gondrong samping dan depan aja, pasti katanya biar gampang kalo keramas soalnya dia
Pacarnya adalah langsung ngingetin sama hampir tiap hari keramas
organizernya yang isinya janji-janji yang harus potongan rambut Liam Galaggher, vokalis Oasis. melulu (tau kan alasannya). Ke mana-mana Ian
ditepatinya. Begitu banyak Baju sehari-harinya selalu bawa tas ransel yang
janji yang dibuatnya sehingga cakep-cakep tapi adalah baju modis dari distro terdekat yang bisa isinya stik PS2 dan lain-lainnya yang nggak usah
masih jomblo. Susah deh dicapai. Di antara ditanya lagi. Film favorit
cewek pinter dapet cowok. Dia maunya yang lebih modisnya, Zafran punya kelakuan yang berantakan, Ian adalah film bokep semi Emanuelle yang udah
pinter dari dia, "kalo bisa yang katanya "standar ada sekuelnya sampai
kayak Matt Damon di Goodwill Hunting," katanya. seniman". Selain nama-nama vokalis besar tadi, delapan. Sementara, kata-kata favorit Ian dalam
Dia suka banget sama ternyata Zafran adalah film adalah "you can put it
lagunya The Brand New Heavies yang judulnya You pengagum setia Erie Susan, penyanyi dangdut yang anywhere...," dari filmnya Sarah Michelle Gelar dan
Are the Universe dan tinggi semampai, tapi Ryan Phillipe, Cruel
lagu itulah yang sering banget dia nyanyikan gengnya nggak pernah ngetawain dia terang- Intentions. Baru-baru ini Ian lagi coba-coba bikin
sendiri. terangan karena nggak enaksoalnya usaha sablon baju yang
"You are the universe... You're the driver, not a dia ngefans banget., (beneran). ada foto Happy Salma, Lyra Vima.. atau Paris Hilton.
passenger in life... And when Zafran adalah orang yang akan bilang apa aja yang GENTA
you're ready, you won't have to try 'cause... You are dia mau bilang, agak "The Leader". Enggak ada yang tahu kalo Genta
the universe and there saklek tapi kocak karena kalau dia udah ketemu adalah fans berat Riani,
ain't nothin'you can't do... If you conceive it, you sama Riani, kayaknya bisa bahkan Riani sendiri enggak ngerasa. Genta bisa
can achieve it... That's why I bikin orang bingung apa yang lagi mereka obrolin. dibilang adalah orang
believe in you". Pernah ada yang ajaib yang mementingkan orang lain daripada dirinya
Riani suka agak-agak serius di tongkrongan (karena dari Zafran. Sehabis nonton bareng filmnya Brad sendiri (lho?). Genta
cewek sendirian), tapi Pitt dan Eric Bana, Troy, percaya pepatah yang paling sering ada di film
dia kadang-kadang kocak kalo lagi serius, membuat Zafran percaya bahwa dia sebenarnya mempunyai Indonesia zaman dulu: kalo
teman-temannya yang keturunan Achilles
jodoh nggak akan ke mana. Makanya, dia santai- seperti biasa Zafran merasa jadi orang yang paling Arial ikut fitness... di dua tempat (pantes...!). Itu
santai aja, malah kadangkadang tahu tentang lagu. juga gara-gara si Ian yang
nggak peduli. Enggak ada yang bisa diceritain "Robert Smith nggak ada matinya deh kalo bikin ngajak ke tempat fitness baru yang banyak ABG-
banyak tentang lagu...." nya, katanya bisa sekalian
Genta karena tabiatnya hampir persis sama dengan "Mulai deh..." ujar Riani sambil tetap serius ber- ngambil pesona (di usia mereka yang udah lebih
Riani. Genta suka SMS. dari nama bioskop,
sekali dengan berbagai jenis film. Film favoritnya "Kenapa sih lo, Ni? Cuma bilang gitu doang." mereka percaya udah saatnya ngambil pesona,
adalah filmnya Sean "Elo ngomong gitu kayak yang paling tau The Cure. bukan tebar pesona lagi).
Connerry, Finding Forrester. Genta juga tercatat Emang lo doang yang Tetapi, seperti biasa Arial yang badannya luar biasa
sebagai penggemar berat tau? gue juga tau...." tegaplah yang berhasil
Frank Sinatra, aktivis kampus, dan sosok yang paling "Wajar dong kan anak ben...," jawab Zafran sambil mengambil pesona salah satu ABG di sana-
suka nemenin lan ke ngambil remote dan bukannya Ian. Banyak sih yang
Glodok, paling suka nemenin Riani nonton, paling terus gedein volumenya, ngejar-ngejar Ian, tapi mereka adalah instruktur
suka main basket "Kalo lo emang tau, ini lirik dari lagu The Cure yang fitness yang menganggap
bareng Arial, paling suka nemenin Zafran bikin lagu- mana?" Riani Ian sebagai pahlawan kebanggaan karena punya
lagu aneh, dan yang nimpalin. banyak VCD bokep.
paling suka sendirian. Tapi, Genta juga yang paling However far away I will always love you. However Ajaibnya, ternyata cewek yang ngambil pesona Arial
sering maju paling words I say I will always adalah salah satu
depan dan pasang badan kalo ada yang berantakan love you. Whenever games I play I will always love target operasi satuan buser pelepas dahaga dan
gara-gara tabiat you. I will always love you. nafsu yang dibentuk oleh
mereka. Genta paling suka berfilosofi sendirian, Fly me to the moon... otak Ian. Untunglah, cewek itu nggak katarak dan
suka ngutip kata-kata "Basi... itu kan Love Songs..." "Kok ada Fly Me to the bisa milih mana yang
bagus, suka bagus-bagusan puisi sama Zafran, dan Moon?" lebih baik antara Hercules-herculesan dan
suka ngobrol lamalama "Fly Me to the Moon kan lagunya Sinatra," Genta orangutan bulimia Tanjung
sama Riani. ikutan nimbrung. Puting yang lagi kekenyangan. Jadilah cewek itu
Anehnya, keempat temannya paling nurut sama "Apaan sih, Genta? Garing.... Tau deh yang ngefans jalan sama Arial, dan
Genta. Kata Riani, Genta sama Frank Sinatra." itulah yang bikin Arial harus fitness di dua tempat,
itu segalanya yang dibutuhkan sebagai seorang Riani yang duduk di depan menoleh ke belakang sekaligus yang bikin
teman (Pacar dong...!). sebentar. "Hehehe..." Arial tipes.
Kalau ngeliat penampilan Genta, yang ada yah Genta ketawa. "Trus mau ngapain dong...?"
gayanya Genta, dengan Tanpa sadar, tolehan dan gerak tubuh Riani tadi "Ke rumah gue lagi?" tanya Arial.
badan agak gede dan rambut agak lurus berjambul. terekam kuat dalam otak "Setuju!!!" Zafran langsung teriak Zafran dari dulu
Seperti Riani, Genta Genta. Riani, Riani. Entah untuk yang keberapa memang sudah naksir
juga berkacamata, tapi kacamatanya jarang dipakai. kalinya, Genta yang adiknya Arial. Riani abstain. "Bosen...," jerit Genta.
Kostumnya? Yang ada kebetulan duduk diagonal di belakang Riani kembali "Paling sirup ABC lyche lagi., sama singkong keju...,"
baju itu yah itu yang dipakai, pokoknya Genta mengagumi rambut kata Ian datar.
adalah orang yang nggak Riani yang digulung membentuk konde cemplon, "Lo baru makan bubur...!" satu lagi keplakan
macem-macem, tapi pikirannya penuh dengan dipadu tusuk konde Hercules hinggap di bahu Ian.
macem-macem. Genta warna kuning gading. Beberapa helai rambutnya "Ada nyokap lo nggak?" Zafran sok basa-basi.
adalah seorang asisten dosen favorit di kampus. dibiarkan jatuh tergerai "Ada adik gue. Lo mau?" jawab Arial.
Jadi sutradara seperu di dekat telinganya..., membuat lehernya tampak "Mau...," desis Zafran datar, lembut, statis seraya
Steven Spielberg adalah impian Genta. Kalau mau jenjang. Beberapa anak menyanggah-kan dagu ke
tanya film, tanya sama rambutnya terlihat liar di sekitar konde kecilnya, tangannya yang dikepelin persis seperti seorang
Genta; soal pemasaran, tanya sama Genta; mau pas banget buat leher pemikir dari Athena. Ia
tanya tentang musik, tanya Riani yang putih. Riani memakai ham putih dengan menarik napas setengah panjang-dalam sambil
sama Genta. Kalau Riani ditanya paling enak nonton garis-garis kecil hitam ngeliat keluar jendela mobil
sama siapa? Pasti putus-putus dan jins warna gelap, pas banget dehl yang penuh dengan galir-galir air. Kata "mau" tadi
jawabannya sama Genta. Kalau Arial ditanya, siapa Rekaman di otaknya dibuat Zafran seperti
yang paling enak diajak berlanjut dari leher turun ke dada, dan selanjutnya punya kesan yang dalem banget, dunia Zafran pun
lari pagi dan main basket di Senayan? Pasti sama adalah khayalan lakilaki berhenti sejenak dalam
Genta, jawabnya. Kalau wajar, yang kata Sigmund Freud dengan gambarnya dirinya... "an inner sanction".
Zafran ditanya siapa yang paling enak diajak bikin "whats on man's Arial langsung nyari kantong plastik dan muntah di
puisi atau bikin lagu mind", seks adalah salah satu yang paling dipikirin tempat. Genta cepatcepat
bareng? Pasti dibilang paling enak sama Genta. laki-laki setiap saat nyari Antimo dan minyak angin cap Kapak biar
Kalau Ian ditanya siapa setiap waktu. nggak muntah. Riani
yang paling enak diajak ke Glodok bareng atau main "Wooi mau ke mana lagi nih?" Makhluk gendut yang baru denger suaranya aja langsung melilitkan
bola di PS2? Sama saja, segede badut Dufan yang seatbelt supaya otaknya
jawabannya pasti sama Genta. Kalau mau curhat? sibuk nyetir tiba-tiba ngagetin Gentayang lagi tidak punya refleks yang menyuruhnya 'kabur dari
Keempat temannya bengong jorok. tempat itu sekarang
setuju, paling enak curhat sama Genta. "Capek nih gue nyetir...muter-muter nggak karuan," juga!'
Ian mengeluh. Ian...baik-baik aja, tapi mesin mobilnya langsung
Chapter 01 : ME AND YOU VS THE WORLD "Nonton aja yuk!" sambut Riani mati.
"Nonton apa? Lagi nggak ada yang bagus...," Genta Setelah semua menenangkan diri (kecuali Zafran),
...Dan semuanya akan tambah indah kalo lo tetap males nonton. akhirnya Riani berhasil
jadi diri lo "Shrek 2 aja...," Arial tiba-tiba ngomong. ngebujuk untuk patungan beli pizza dan beli
sendiri...bukan orang lain... "Udah!!!" keempatnya menjawab bareng. monopoli (yang nyarinya
I've been looking so long at these pictures of you "Ehm... kepentingan kelompok..," sungut Arial. susah bener). Mereka sepakat, untuk entah
That I almost believe that they're real. "Lo sih kena tipes.. .makanya nggak bisa nonton keberapa kalinya, pergi ke
I've been living so long with my pictures of you bareng waktu rumah Arial... dengan satu tujuan: bermain
That I almost believe that the pictures are all I could itu." monopoli. Ian yang males mikir
feel... "Udah olahraga tiap pagi, tiap Minggu biar sehat, dan trauma karena setiap main monopoli selalu
Pictures of You-nya The Cure terdengar lembut dari malah kena tipes... parah masuk penjara,
tape mobil Ian di banget lo...,n kata Ian sambil nyalain wiper. menawarkan diri jadi bank. Semua langsung setuju.
sepanjang jalan Diponegoro, Menteng. Ditemani Sepilas gerimis mulai turun lagi. Rumah Arial
lampu jalan kekuningan "Mendingan kayak gue, biar kerjaannya cuma main Halaman rumah Arial luas dan asri. Kalau diukur-
yang redup, dan tanpa sengaja berbagi dengan doang, tapi sehat ukur, enam mobil bisa
warna-warni lampu mobil walafiat...." masuk ke situ. Tapi, yang mereka heran kenapa Ian
serta hiasan jalan. Aspal yang basah sehabis hujan "Ini kan juga gara gara lo...," kata Arial sambil malah parkir paralel
menimbulkan pantulan neplak bahu dengan rem tangan nggak aktif, lalu ngambil batu
cahaya kuning pendar yang enak dilihat. Ian. buat ganjel mobil, persis
Lima orang di dalam mobil itu baru aja makan Arial memang baru kena tipes beberapa minggu kalau lagi parkir di mal yang penuh.
bubur ayam di Cikini. Tibatiba, yang lalu. Gara-garanya, "Rem tangan lo rusak?"
"Kan kosong, Yan? Enggak ada mobil lain, lagian itu Zafran masih dengan bengongnya sendiri, masih Lo bayangain lo bisa megang dia..., megang dia di
ada garis parkirnya... heran kenapa setiap kali daerah yang dia
ada garasi lagi." "Kenapa lo, Yan?" ketemu Dinda pasti ada soundtrack Evergreen Love inginkan...," garpu malaikat jahat seolah menusuk-
Semua diem aja dan mengambil kesimpulan: inilah Songs di otaknya, nusuk kuping Zafran,
yang terjadi pada orang padahal kan dia anak band alternatif yang agak- "...belom lagi dadanya... fran kutangnya item lagi...
yang kebanyakan nonton bokep.... agak anti lagu cengeng. lo bayangin lo buka
"Adik lo ada nggak?" Zafran nanya lagi. Untung Masih heran sama senyum Dinda yang menurut dia kutangnya pake gigi..." (@##$%A%@DDR@@#)
dengan ekspresi yang bisa ngalahin semua Malaikat baik datang.
biasa aja, jadi nggak perlu ada yang muntah- bintang sinetron telenovela. Masih heran kok tiap "Oh Zafranku, wanita adalah ciptaan terindahyang
muntah lagi. kali ketemu, baju Dinda akan selalu hadir
"Tau...," jawab Arial datar. ketat-ketat melulu, bodinya kayaknya dipesen dalam setiap embusan napasmu, dalam setiap butir
Semua masuk ke ruang tamu. Mereka ber-haha-hihi dengan pesenan terbaik yang embun di pagi hari.
dengan mama dari pernah dibuat Masih heran dengan... dengan... ya Dan wanita... ia seperti matahari, kamu akan
seorang temen yang selalu mereka panggil "tante". ampun udah ketat, tipis melihat pantulan sinarnya di
"Malam, Tante...." banget lagi bajunya sehingga bra hitamnya terlihat embun pagi yang akan menandai baik dan buruknya
"Oh malam anak-anak..: mau main di sini lagi ya? jelas... kamu diawal hari.
Untung Tante baru beli (/©#$%#©%%). Kalo kata Ian sih golongan PKI Baik-buruknya kamu di dunia ini Seperti sebuah
singkong keju...." "Iya, Tante...." (Pemakai Kutang Item). embun, dia akan
Seperti biasa Riani langsung, salaman dan "Halo Bang Zafran...." memudar seiring datangnya siang, seiring angin dan
diteruskan dengan cipika cipiki. Dipanggil Bang lagi... (Zafran bengong. Dia nggak daun hijau yang
Mama Arial masih cantik dan terlihat muda. Mereka tau aja kalo dari tadi membawanya jatuh ke tanah. Tapi biarpun dia
sepakat kalo waktu semua yang laki-laki dipanggil Bang. Riani dipanggil hilang, kamu akan melihat
mudanya dulu si tante ini pasti cantik. Bukan sekali Kak!) lagi embun itu esok pagi., dan seterusnya... dia kan
ini mereka bertemu, "Halo Dinda...," Zafran membalas seneng. mencintaimu seterusnya
udah hampir tiga tahun sang mama terbiasa dengan "Abis dari mana?" tanya Dinda bila kamu mencintainya untuk seterusnya... untuk
gerombolan "Power "Makan bubur di Cikini...," jawab Zafran. seterusnya...."
Rangers" yang penuh dengan keajaiban ini. "Kok Dinda nggak diajak?" tanya Dinda manja. "Wooi Juple... jadi main nggak lo?"
"Seneng deh ketemu kalian lagi." Zafran langsung bersumpah kalo nanti mereka Teriakan Ian memanggil nama preman atau nama
"Semuanya udah kaya anak Tante sendiri...." pergi, harus ngajak Dinda pilokan Zafran berhasil
Hening. Semua diam..., semuanya putih... blitz, Kalo perlu, dia akan maksasama anggota "Goggle" membuyarkan lamunannya
blitz, semuanya slow yang lain. "Jadi!!!" Zafran langsung reply teriakan Ian.
motion. Ya, sebab semuanya ngeliat Ian dengan "Alaaa... udah yuk ke atas...," Arial lagi males sama Malaikat jahat dan malaikat baik masih berantem
heran karena kalimat kembar-annya. cela-celaan, ledekledekan.
barusan bukan keluar dari mulut mamanya Arial, "Yuk!" Riani yang paling semangat, dia males Mata Zafran masih mau ngeliat Dinda.
tapi keluar dari mulut ngeliat Zafran jadi bengong Kenapa bisa monopoli? Padahal di mobil tadi
Ian, kan aneh? Pede banget' Mamanya Arial juga begitu ketemu Dinda. Arial mengajak teman- mereka sepakat di umur yang
heran karena dia biasabiasa temannya ke ruangan atas sekarang ini mereka harus bisa memainkan sesuatu
aja sama pasukan ini, bahkan kadang-kadang kesel. depan kamarnya yang selama ini mereka sebut yang intelek, yang
Salah! kalo kata Melly Goeslaw mah, Babi got sebagai "The Chambers of perlu otak. Sebelumnya mereka dihadapkan pada
geblek, gerutu Genta dalam Secret Sorcerer Stone". Kenapa? Enggak lebih pilihan ludo, halma, atau
hati. karena semuanya penggemar ular tangga Kalau main ludo sama halma, pasti ada
Riani tersenyum bikin-bikinan... malu sendiri. Harry Potter. satu orang yang
Mamanya Arial tersenyum "Udah dulu ya, Dinda juga lagi disuruh bikin paper." bengong. Kalau main ular tangga, Ian, Zafran, dan
maniiis sekali. "Paper apa, Din?" Zafran sok nanya. Riani dari dulu fobia
"O ya... pasti...," Sang Mama membalas pernyataan "Kurva ISLM... ada yang tau nggak?" tanya Dinda. sama ular, sedangkan Genta rada-rada takut sama
Ian sambil tersenyum. "Oh... Investment Saving Loan Money yah... di ketinggian. Arial? Dia
Fiuh! Semua lega mikro atau makro ekonomi?" sih asik-asik aja, nggak ada yang ditakutin Arial...
Untung aja mamanya Arial baik banget makanya Genta ikutan nyambung. Jadilah mereka main
mereka pada suka, "Makro...," jawab Dinda senang. monopoli sekaligus nostalagia.
biarpun stok makanannya sering dihabisin, biarpun "Bang Genta tau? Bantuin ya...! Mentok nih...!" Udah bisa ditebak, yang paling banyak duitnya di
kucingnya waktu itu "Kalo di makro gue gak tau, kalo di mikro gue monopoli adalah Riani
disiram sama Genta, biarpun remote TV-nya pernah tau...," jawab Genta datar. karena dengan strategi membeli electric company,
diilangin sama Zafran, "Yaa...," Dinda menyesal manja. water company, dan
biarpun buku masaknya "distempel hak milik" sama "Tapi kan pasti ngerti dikit-dikit," Dinda masih semua stasiun yang ada, Riani menang dalam segala
Riani alias udah dua berharap (padahal hal-bahkan bank aja
tahun nggak dibalikin. sebenarnya Genta tau, dia lagi males aja, lagi sampai defisit Ian masih penasaran, kenapa udah
"Arinda!!!" Mama Arial tiba tiba teriak. pengen main monopoli). jadi bank tapi dia masih
"ini ada temen-temen Mas Ial nih, turun Zafran mentok! Dia bukan anak ekonomi, Zafran aja kalah dan masih masuk penjara (emangnya
sebentar..." adalah anak desain yang bisa?). Setelah takjub dan
"Iya, Maa...," suara teriakan renyah keluar dari sering bikin puisi daripada ngedesain. Tapi, Zafran lari-larian heran bercampur eneg (soalnya Arial
lantai atas. tau kalo dia pinter dan makan pizza pakai kecap),
Dan, sesosok tubuh dengan paras Andrea Corrs cepet nangkep pelajaran... jadi... tetep.... mereka pun bosen. Mau nonton TV, bosen lagi.
berbodi canggih keluar Usaha...! Nonton VCD, bosen juga
dari kamar atas. Otak Zafran langsung mengirim "Ada bukunya nggak Din? Kalo ada bukunya, gue Cemilan dan pizza udah abis sama Ian, jadi tinggal
sinyal ke tuannya, sinyal bisa bantu...." ngobrol ngobrol, dan
indah musikal punya Kenny Loggins. "Ada, tapi bahasa Inggris. Ya udah deh nggak usah, ngobrol... nggak jelas.
Are those your eyes, is that your smile nanti Dinda coba Zafran masih aja coba lirak-lirik ke kamar Dinda,
I've been lookin' at you forever kerjain sendiri aja," ujar Dinda sambil naik lagi ke berharap Dinda keluar
But I never saw you before tangga tanpa ngeliat ke dan menaburinya dengan sejuta keindahan. Tapi
Are these your hands holding mine arah Zafran yang sudah ditinggal oleh keempat Dinda nggak pernah
Now I wonder how It could have been so blind temannya ke The muncul. Ian dan Riani yang udah sebel ngeliat
For the first time I am looking in your eyes Chambers of Secret Sorcerer Stone. Zafran akhirnya nyela.
For the first time I am Seein' it who you are "Ya udah deh." "Dhee...."
I can't believe how much I see. When you're lookin' Zafran hampa. Bola matanya mengikuti langkah dan "Ial, pintu kamar adik lo udah punya pacar belum?
back at me bodi Dinda dari Ada yang naksir tuh,
Now I understand why love is... belakang. "Perfect...." dari tadi diliatin mulu...," Riani buka kata.
Love is... for the first time... Sementara mata Zafran mengikuti lenggokan Dinda "Yo'i ada yang seneng sama kayu jati," timpal Ian.
Zafran bengong.... "Halo semua...." yang sensual kala naik Walaupun dalam diri Ian paling banyak terdapat jin-
Arinda tersenyum manis... kembaran Arial ini tangga, malaikat jahat datang ke Zafran dan jin "nafsu.com"
memang manis banget berbisik, "G string fran... G dibanding temen-temennya, Ian nggak pernah bisa
"Halo Dinda...," gerombolan "Goggle" langsung string. Lo liat dari belakang... liat lekukannya... abis suka sama Dinda
membalas, kecuali Goggle deh lo... tuh, liat celana karena katanya Dinda mirip banget sama Arial.
blue... Zafran. dalemnya nyeplak gitu. Kalau ada Arial cewek yah
Dinda orangnya. Dia males aja berfantasi tentang gunung yang ada di air danau. Mereka berdua itu hanya berlangsung selama dua menit karena
Dinda, bisa-bisa yang dalam satu selimut...dengan jawaban Ian cuma, "Wah
kebayang adalah Arial yang sangat laki-laki. Tetapi, kaki yang terjuntai ke danau, sesekali menikmati Ta lo kalo mau nembak cewek, lo tinggal bilang gitu
tentu aja kalo dengan dinginnya air danau...." aja tuh."
klausula Dindanya yang naksir Ian, pastinya Ian "Terus Nicholas Cage nanya sama Meg Ryan...," "Apaan...?" tanya Genta.
nggak akan nolak. Siapa Arial nyambung. "Ya, bilang kalo lo selalu pengen buat orang lain
sih yang mau naksir badut Dufan berkostum buluk "Enggak! Meg Ryan-nya yang nanya...," sanggah puas...." "Terus?"
ini? Ian. Otak Genta nggak usah berpikir jauh-jauh karena
"Resee...," Zafran cemberut. "Engak ada yang nanya. Meg Ryan yang ngomong... dari pertama seharusnya
"Eh juple, lo mau serius sama adik gue?" quotation-nya. gini dia udah tahu bahwa bukan pada tempatnya curhat
Zafran diem. Dia tau kalo Arial nggak pernah serius kalo nggak salah...," Genta ikutan ngomong, "If sama bosnya
mengizinkan dia someone asked me what was komplotan penjahat kelamin, yang otaknya penuh
mengajukan surat izin memacari saudara. "Kalo lo the greatest moment of my life... I'm gonna said dengan hustler.com,
serius, gue sih setuju this is the greatest moment nudeteen.com, dan ayamkampung. com ini. Yang
aja," kata Arial lagi. Zafran diem lagi. of my life...." pasti, kata puas bagi Ian
"Tuh kakaknya udah setuju, lo kok malah diem?" Riani dan Genta hampir berbarengan ngucapin. adalah... LUST....
Genta nyambung. "O iya!" teriak Zafran dan Ian. Genta jadi ketawa sendiri.
Zafran males. Salah dia juga sih, dari dulu udah gila "Keren banget tuh film," kata Arial sambil terus Tiba-tiba Genta ingat soal desain yang harus
bareng Arial. Jadi, nonton videoklip. dikerjakan Zafran, desain itu
udah saling tahu deh busuk-busuknya dan gila- Riani dan Genta saling bertatapan, entah sudah harus selesai Minggu malam.
gilanya Arial sama Zafran. berapa kali mereka berdua "Eh,Juple... desainnya udah jadi belom? Gue bakar
"Ah Hercules generik mana yang mau gue jadi mengalami deja vu seperti ini. Oh Riani.. suara- rumah lo kalo belum
cowok adiknya...." suara indah kembali jadi."
"Kalo lo sayang sama adik gue, gue mau gimana mengisi hati Genta. Akankah... kamu... jadi., "Tenang aja bos. Udah jadi delapan styrofoam. Yang
lagi? Tapi ada syaratnya." tempat... untuk... segenggam dua lagi dikerjain
"Apa?" Zafran penasaran. harapan yang hampir usang tapi masih terlalu indah sama temen gue. Besok juga kelar... tinggal
"Lo pindah planet dulu...," jawab Arial sambil buat Genta, batin bayarannya doang."
ngelempar bantal sofa ke Genta "Nyuwun..." kata Zafran dengan wajah dipilu-piluin
Zafran. Semuanya ngakak. Batin Riani pun angkat bicara, Genta... Genta... sambil melebarkan
"Yo'i. Planet para penyair buangan," Genta Genta emong yang paling telapak tangannya menengadah minta duit. "Minta
nimbrung. Riani buat Riani. duit sana sama
Riani ngakak paling keras. Zafran cuma bisa Keduanya pun tersenyum.,, dan seperti biasa kapal...," Ian langsung nyahut Zafran pun dilempar
senyum-senyum sendiri. mereka langsung ber-"high bantal.
Temen-temenya emang gila, bodoh, geblek, tapi five" ria atas deja vu yang terjadi barusan. Riani "Besok Senin lah... lagian masalah duit bukan sama
baik. Sekali lagi Zafran seneng banget... seneng gue" tanggap Genta.
ngelirik sebentar (takut ketauan) ke pintu kamar banget Genta juga seneng, tapi hati Genta ternyata "Lo minta duit kok sama bos. Sama bendahara
Arinda. nggak. Enggak bagi dong..." sambung Ian sambil
Bodo amat ah..., batin Zafran. Tadi ada bisikan dari Genta. Genta selalu benci cara mereka merayakan mengais-ngais remah remah singkong keju
malaikat baiknya, deja vu yang bagi Genta mencoba sok tahu. Kata
"udah juple, nanti malem lo bikin puisi aja." Zafran sangat berarti, yang bagi Genta adalah sekumpulan "bendahara" membuat keempat temannya ngakak.
jadi tenang. chemistry antara dua Kata itu membuktikan betapa Ian sangat tidak
Lho malaikat jahatnya mana? Sebenernya udah dari orang yang tidak pantas dirayakan hanya dengan pernah mengajak otaknya
tadi chating sama dua tangan bertemu di jalan-jalan keliling dunia zaman sekarang, melihat
Zafran, ngajak ngebayangin apa yang dilakukan udara. Gara seperti itu Genta masih anggap sebagai lihat dunia luar dan
Dinda di balik pintu cara teman merayakan menonton berita serta membaca buku yang
kamarnya. Tapi... maaf nggak bisa diceritain di sini sesuatu. Genta nggak pernah mau Riani cuma jadi bermanfaat.
karena nggak lulus teman bagi dirinya. "Masa di perusahaan masih ada kata bendahara.
sensor. Genta mau lebih.... Emangnya kita pengurus
* "Senin kerja,,Ta...?" pertanyaan Riani mengagetkan kelas waktu SD?" Riani ngakak, lalu coba ngelempar
And I'd give up forever to touch you 'cause I know Genta yang lagi tisu ke arah Ian.
that you feel me bengong. Arial ketawa paling keras. Genta hanya bisa geleng-
somehow... "Iya, tapi gue males," jawab Genta. geleng ngeliat keajaiban
Tiba-tiba di MTV ada videoklipnya Goo Goo Dolls, "Kenapa?" dari gajah India yang nggak doyan joget ini. Zafran
Irish, salah satu "Temen-temen kantor paling ngajak panik bareng mau ngelempar TV ke
soundtrack film City of Angels. And I don't want the lagi," Genta menatap Ian, tapi nggak boleh sama Arial.
world to see me 'cause I Riani sambil menarik setengah napas... enggan. Dengan tenang Ian memasang wajah seperti Pak
don't think that they'd understand. When Di antara kelima "Power Rangers" ini emang Genta Haji dalam film horor
everything's made to be broken.... yang sudah, sedikitsedikit Indonesia zaman dulu, yang pasti datang setelah
I just want you to know who I am. masuk dunia formal dan semi profesional. Genta setannya nyekek jagoan
Riani bersenandung sendiri...tanpa sadar Genta dan teman-teman cewek.
bengong ngeliatin Riani. kampusnya punya Event Organizer (EO) yang "Sudahlah kita ambil hikmahnya saja...," kalimatnya
And I don't want the world to see me.... namanya udah mulai meluncur begitu saja.
Kenapa Riani? Kenapa gue nggak ada nyali? Genta dikenal dan mulai sering dipakai oleh perusahaan- Semua ketawa lagi.
membatin, membingkai perusahaan bonafide. "Yan... lo besok kan motret lagi, trus kalo dapet
dirinya sendiri. Sejenak Genta membayangkan hari Seninnya yang honor dari temen gue, lo
"Siapa ayo yang main di City of Angels?" tiba-tiba pasti akan crowded lagi tanya dia jabatannya apa Oke? Pe-er lo tuh!" kata
Ian nyeletuk. karena bakal ada pameran yang gede-gedean- yang Genta sambil neplak
Pertanyaan yang gampang banget buat sekumpulan menurut Genta pundak beruang kutub nyasar ini.
"Power Rangers" yang persiapannya baru 50%, sementara temen- "Okeh...." beruang kutub jadi serius, dan
hobi banget nonton film. temennya merasa sudah siap mengacungkan jempolnya.
"Nicholas Cage sama Meg Ryan...," Arial ngejawab 120%. Genta emang orang yang sangat perfeksionis Genta emang suka minta bantuan teman-temannya
males-malesan. kalo udah nyeburnyebur kalo ada acara. Selain
"Yang lain... nggak tau?" Ian sok tahu. ke wilayah customer intimacy dan service excellent. jago masalah ginekologis-XXX, Ian juga jago motret.
"Tau lah... paling lo yang lupa...," reply Genta. Genta adalah Jadi Ian paling sering
Zafran tiba-tiba mencoba jadi penyair. "Adegan orang yang selalu ingin orang lain puas sepuas- dimintai tolong motret event-event-nya Genta.
yang paling gue suka, puasnya, bukan cuma Arial langsung
waktu mereka berdua ada di dermaga kecil di untuk rekan-rekan bisnisnya, tapi juga dalam menggangguk kalo dia diminta jadi SPH (Sales
pinggir danau, berdua dalam hidupnya sehari-hari, apalagi Promotion Hercules) karena
suatu pagi yang indah, sementara di depannya sama teman-temannya tampang dan badannya emang pas buat dipajang di
terhampar pegunungan Prinsip ingin selalu bikin orang lain puas inilah yang pameran. Zafran,
dan pohon cemara yang berbaris, berpadu dengan sering mengganggu walaupun sebagai desainer yang beraliran nanism,
pantulan awan dan pikirannya., hingga suatu saat dia pernah curhat yang cuma tahu warna
kepada Ian soal ini, tapi
merah sama hitam doang pasti diajak karena Arial. Spontan, Arial yang sangat baik itu teriak Cruise dan Rene Zhalweger, Jerry McGuire, ada
disainnya bagus-bagus. memberi aba-aba adegan first date-nya Tom
Riani? Riani paling sering dimintai bantuan dan kepembokat-nya. untuk membuat Indomie. Bagi dan Rene yang kala keduanya ngeliat satu sama lain
dikasih tanggung jawab Ian, momen ini adalah langsung terdengar
paling gede. Genta pun paling seneng kalo tugasnya suatu keberhasilan penting dalam pemasaran Secret Gar-den-nya Bruce Springsteen.
berduet dengan Riani perutnya. She'll let you in her mouth If the words you say are
yang kayaknya udah tahu apa yang Genta mau. "Pake tekornya dua yaa...," Ian teriak lagi. right If you pay the
Riani bisa bikin Genta "Ada yang mau Indomie nggak?" Arial menawari price...
tenang karena pasti semua kerjaan jadi excellent. teman-temannya. She's got a secret garden where everything you
Genta paling suka kalo udah lihat Riani berlari-larian Semua menggeleng. want where everything you
dengan sibuknya, "Ntar gue minta aja sama Ian," celetuk Riani. need
rambut diikat asal ke belakang, pakai nametag Semua sudah maklum, Riani paling suka sama Zafran dan Bruce Springsteen emang ajaib dan
dengan ransel item plus semua kuahnya Indomie, romantis... (tapi beda
gantungan kunci boneka Doraemonnya, yang kalo apalagi yang kari ayam. nasib). Mereka duduk membentuk lingkaran,
Riani lari akan "Ya udah Indomienya dua...," Ian teriak lagi. seperti biasa Riani duduk di
mengeluarkan bunyi... bel-bel kecil. Apalagi ngeliat Ian melihat kesempatan untuk menambah porsi sebelah Genta. Genta menyalakan rokoknya dan
Riani yang betapa pun dengan mengambil memandang ke langit,
berat beban dan tanggung jawabnya, masih bisa keuntungan dari hobinya Riani. chating sama bintang-bintang bahwa dia selalu suka
tersenyum dengan "Satu aja..!" Riani menepuk perut Ian. pada Riani yang di
manisnya pada semua partnernya atau pun semua "Kan lo minta!" mana pun berada selalu ngambil tempat duduk di
orang yang ada di situ. "Kan kuahnya doang..." Riani membela diri. "Kan lo sebelahnya.
Riani yang ini... Riani yang itu. minta," kata Ian sambil "Gue seneng banget ngeliat kaki gue...," Zafran
Bel-bel kecil di gantungan kunci Doraemon itu lari ke dapur, meyakinkan bahwa si pembokat udah berkata lembut sambil
seolah tiba-tiba berbunyi dengar permintannya. melihat kakinya yang putih basah dan keriput
sendirian di otak Genta. Tiba-tiba Genta sadar kalau Mereka pun beranjak ke Secret Garden. karena air rumput taman
besok Senin males, Daun-daun dengan bulir-bulir air yang melekat dengan beberapa rumput hjau kecil yang
bisa jadi karena kali ini Riani nggak bisa ikut di sehabis hujan menyambut menempel.
event-nya. Iya, kali ini Riani mereka. Lampu taman yang kekuningan membuat "Sepertinya...," Zafran mendesis pelan.
nggak bisa ikut karena dia lagi magang di salah satu suasana Secret Garden 'Jangan bikin puisi lagi dong..." keempat temannya
stasiun TV swasta. semakin merona dan membuat pantulan yang meneriakkan mosi "lagi
"Genta bengong mulu nih...," tiba-tiba Riani indah di mata mereka. nggak mau ada puisi".
nyeletuk sambil memukul Sepasukan bintang pun menyambut mereka kala Zafran pun nurut.
lembut dengkul Genta. mereka melihat langit "Yan, sebelum makan lo harus nyanyi dulu...."
Nggak tau aja lo, kata Genta dalam hati. hitam yang jernih di malam sehabis hujan ini. Bau Arial langsung memberikan gitar yang emang udah
"Makanya jangan ngomongin kerjaan kalo malam tanah basah hinggap satu paket sama teh
Minggu. Kan waktu itu sesaat di penciuman mereka, entah untuk yang manis anget dan Indomie-nya Ian kalo mereka mau
kita udah janji...," Arial nyambung. keberapa kali. nongkrong di Secret
"Lo jadi make gue kan Senin, Ta?" tanya Arial Tanpa sadar Zafran mencopot sendalnya dan Garden.
sekaligus memberi tip ex berjalan nyeker di antara Ian yang walaupun dari tadi dicela, mempunyai
sama yang baru dia omongin. rerumputan yang basah. Dingin-dingin air kelebihan dalam bidang
Semua ketawa. rerumputan di kakinya tarik suara, bina vokalia,vokal grup, Selekta Pop,
'Jadi!" kata Genta mantap. membuat dia senang dan loncat-loncat. Mata Riani Aneka Ria Safari, dan
Ian masih bingung sendiri dan bertanya dalam hati, selalu menjadi yang Album Minggu Kita Ian emang jago main gitar dan
Genta mau pake Arial, paling setia mengikuti gerakan-gerakan ajaib tubuh suaranya bagus (yang
emangnya mereka homo-an? Setelah bengong kurus Zafran yang ini bener). Genta berpendapat, bagusan suara Ian
tanpa ngasih tahu temantemannya, dibalut jaket biru gelap, rambut gondrong poninya daripada suara Zafran
akhirnya otak semutnya bekerja. Oh maksudnya yang kadang-kadang sang vokalis.
kerjaan...! ikut meloncat-loncat sendiri, dan bagaimana Zafran Kontan saja Zafran "si kapur tulis SD" marah-marah,
"Ke Secret Garden yuk... udah mulai bau asep nih," menarik tangannya tapi langsung dibelain
Arial yang sangat peduli untuk membenahi rambutnya supaya nggak Riani yang mengatakan bahwa Zafran masih satu
pada kesehatan dan antirokok-sama seperti Riani- nutupin dan nusuk-nusuk tingkat lebih bagus
mengajak mereka matanya. Riani paling seneng kalo udah ngeliat suaranya dibanding Ian. Toh Zafran masih nggak
pindah tongkrongan, ke bungalow taman Zafran begini. terima, soalnya dia
rumahnya. Zafran emang suka begitu, tipe orang yang "go out percaya kalau kualitas suaranya seratus tingkat di
"Susah deh Mr. Healthy," Zafran nyela Arial yang there and do it. "Nggak atas Ian.
selalu jaga kesehatan, peduli sama omongan orang. Teman-temannya Anyway, Ian memang pernah menjadi anggota
yang nggak ikut-ikutan ketiga temannya untuk paling seneng ngeliat bennya Zafran, tetapi
merokok. Arial dulu Zafran sedang berekspresi sendiri. Sesekali dia akhirnya terjadi konflik karena Ian nggak mau
ngerokok, tapi dia udah bisa berhenti. Genta selalu mengambil air bekas hujan latihan kalau VCD
dengan Marlboro dari tanaman hias dan membenamkan air tersebut bokepnya nggak dikembalikan sama Zafran. Jadilah
merahnya. Zafran, tokoh vokalis segala band ini ke matanya. Zafran akhirnya Ian pun
dengan Sampoerna Mildnya. yang paling cepat sampai di bungalow Secret dipecat oleh Zafran dengan royalti pick gitarnya
Ian adalah asbak yang selalu minta. Garden (karena dia doang Zafran yang udah
"Di sini aja deh," Zafran memberikan pernyataan yang lari-larian). Di sana mereka akan mencoba ditandatangani. Ian setuju untuk keluar dari bennya
yang langsung nggak mengutarakan apa lagi Zafran karena
disetujui. yang akan mereka klik kanan dan explore dari menurutnya musikalitas dia dengan Zafran nggak
"Pindah suasana dong." hardisk di otak mereka yang nyambung. Ian suka
"Ajak aja pintunya...kalo masih kangen," kata Ian ukuran byte-nya bukan kilo, mega, ataupun giga lagu-lagu acid dan klasik jazz, sementara Zafran
kalem. lagi, tapi tak terhingga. suka lagu apa aja asal
Iya... Zafran masih berharap Dinda keluar dari Sesuatu tentang dunia dan tentang mereka.... vokalisnya terkenal... dan berakhirlah perseteruan
kamarnya, walaupun hanya Mereka duduk lesehan di beranda bungalow bambu antara Achiles dan
sebentar. di Secret Garden. Obelix ini.
"Kan banyak nyamuk di taman," Zafran masih Nama Secret Garden diambil dari usulan Zafran "Kiss of life-nya Sade, Yan...," Genta mau lagunya
keukeuh. setelah Ian dengan jujur, Sade.
"Kan abis ujan, mana ada nyamuk?" Ian ngasal nggak mutu dan menolak kreatif, ia lebih mau "Jangan, Always-nya Atlantic Star aja...," imbuh
(soalnya belum ada yang menamakan tempat ini The Arial yang mau ngelamun.
membuktikan teori itu). Chamber of Secret Sorcerer Stone II yang langsung "Fake plastic Trees-nya Radiohead aja," Zafran
"Udah yuk ah...," keempat temannya bangkit. ditolak semuanya. dengan mantap mau
Zafran low bat dan nyerah. Nama Secret Garden diambil Zafran dari judul lagu berkelam-kelam ria.
Sambil turun tangga Ian meyakinkan Arial bahwa Bruce Springsteen. "Yo'i...," Riani setuju karena Fake Plastic Trees
nggak pernah ada satu Bukan karena Bruce Springsteen-nya, tapi karena di nggak pernah lewat dibawain
pun pembokat di dunia ini yang bisa bikin Indomie dalam filmnya Tom sama Alanis Morisette kalo lagi konser.
seenak pembokatnya.
Ian diem aja. Menyenderkan badannya ke dinding sama Alanis, Genta sukanya sama Sinatra. Genta "Enggak!" kata Zafran sambil ngeberesin rambut
bambu, jemari pernah bilang kalau dia Damon Albarn-nya. "Lo
tangannya pun mulai membentuk barisan kunci A di nggak suka sama Alanis, sebaliknya Riani juga ada kasus ya sama Ian?" Riani menengok sebentar
fred kedua yang pernah bilang kalau ia ke belakang.
mengawali Fake Plastic Trees-nya Radiohead. menganggap Sinatra itu nggak terlalu bagus. Tapi "Enggak!" jawab Zafran sambil matanya menjelajah
Semuanya setuju aja karena pengaruh selera adakah hal yang lebih setiap sudut malam
mereka adalah dari... penting dari Sinatra ataupun Alanis? Jalan Radio Dalam... bubur ayam, roti bakar,
semuanya. Jadi lagu ini buat semuanya. Zafran yang Atau, bagaimana Zafran sama Arial sering saling kwetiauw sapi lada hitam,
nggak disuruh nyanyi nggak suka sama selera bubur ayam lagi, nasi goreng, pecel lele, nasi uduk,
pun mulai nyanyi. Dirinya dalam beberapa detik dan masing-masing. "Apaan tuh nyanyi pakai tensoplast bubur ayam lagi. Ada
beberapa kilatan di pipi," Zafran suka yang Zafran mau ceritain, Arial juga tahu.
cahaya dan beberapa kejang-kejang tubuhnya nyela Arial yang seneng sama Nelly. Arial pun balik "Kita mau cerita tapi males banget, tapi jangan
menegang. Zafran berubah nyela idolanya Zafran, dianggap ngomongin orang
menjadi Torn Yorke, vokalis Radiohead. Roberth Smith vokalisnya The Cure. "Laki-laki kok ya. Kita kan tau, kita tuh paling benci banget
The green plastic watering can for a fake Chinese pakai lipstik!" kata Arial, ngomongin orang kalo
rubberplant... In the fake keherculesannya merasa terganggu. Atau, soal orangnya nggak ada."
plastic earth... Morissey yang homo. "Mau diomongin nggak?" Arial bertanya ke teman-
Semua mencoba menikmati lagu di antara "Morrrisey kan nggak seneng perempuan." temannya.
keindahan Secret Garden Dibales sama Zafran, "Black Music kan sebenernya Keempat sahabat ini emang punya kesamaan,
mereka. Lampu kuning remang taman, bulir air dan nggak nyanyi, tapi nggak mau ngomongin
anggukan daun cuma orang-orang sok kaya, pakai baju kegedean orang, apalagi teman sendiri, apalagi kalo orangnya
sehabis hujan. Mereka terdiam dengan lamunan yang lagi senam tangan." nggak ada di situ,
dalam yang bermuara Tapi adakah hal yang lebih penting daripada Black apalagi kejelekan orang yang diomongin. Mereka
pada kenyataan bahwa banyak orang di dunia atau Music ataupun sangat anti.
di sekitar mereka yang Morrissey dan Roberth Smith? "Mau diornongin nggak?" Arial bertanya lagi.
masih berpura-pura dan menjadi fake plastic trees Dulu Ian belum mengerti itu. Akhirnya Ian jadi Semuanya diam, semuanya bingung.
(pohon plastik palsu). orang yang. suka apa yang "Jangan jelek-jelekin orang ya," kata Genta pelan.
Udah pohon dari plastik palsu lagi.... orang lain suka, bukan dirinya sendiri yang hilang Genta saklek sama prinsip
If I could be who you wanted suka. Hingga suatu saat keempat sahabatnya ini.
if I could be who you wanted all the time akhirnya mereka berempat mulai melihat kalau "Intinya aja deh..." Riani ikutan ngomong aldiirnya.
All the time... ternyata bukan soal selera "Dan jangan lebih dari tiga menit," Genta
"Udah pohon plastik, palsu lagi...," Riani saja Ian mulai labil dan bingung sendiri, tapi juga memperjelas, "Supaya cepet"
menggumam sendiri. bingung gimana menjadi "Okeh... Juple... ceritain, Ple...."
"Yoi... palsunya kuadrat..," kata Genta. seorang Ian. Ian pun mulai nggak ikutan nongkrong "Nggak, lo aja...."
"Mudah-mudahan gue nggak jadi orang kayak gitu," lagi, nggak ikutan Nggak ada yang mau cerita.
Zafran menyambung. jalan lagi. Mereka berempat semuanya kangen Zafran aldiirnya cerita, "Gini deh intinya. Lo
Ian tiba tiba berujar sendiri. "Lo semua pada tau sama Ian yang lucu, yang perhatiin nggak sih kalo si Ian
kan gue pernah kayak kadang-kadang bego sendiri. gabung sama kita kadang-kadang dia bingung
gitu, tapi sekarang gue udah nggak mau lagi... capek Tapi Ian entah ke mana sendiri sama dirinya sendiri.
jadi orang lain," Ian Sampai pada suatu saat mereka baru saja pulang Suka berisik sendiri dan kadang omongannya
memandang kosong ke depan. nonton. Dalam ngelantur. Terus kadangkadang
Semuanya tersenyum, memandang mahkluk perjalanan pulang mereka kangen sama Ian. dia juga ada rasa takut nggak diterima sama kita,
gendut lucu dengan gitar "Si gendut ke mana ya? Tadi gue SMS, gue ajak nggak mau jadi
yang lagi ngomel sendiri. nonton bareng tapi nggak dirinya sendiri. Gue sih pertamanya biasa aja, tapi
Tiga menit dibales," Genta tiba-tiba membuka forum tentang lama-lama Ian ngelakuin
Semuanya teringat, tiga tahuan yang lalu ketika Ian. sesuatu yang kayaknya ngeganggu banget buat
mereka baru berempat dan "Tau tuh. Gue juga SMS nggak dibales-bales," gue."
belum jadi "Power Rangers", Ian adalah ranger sambung Zafran sambil Riani dan Genta menarik napas panjang. Mereka
terakhir yang masuk ke ngutak-utik HP-nya. juga ngerasain hal yang
dalam dunia mereka. Dunia apa adanya mereka, "Apa kita sergap aja ke rumahnya?" Arial yang lagi sama tapi mereka simpan aja.
yang kadang-kadang nyetir seolah siap-siap "Trus... inget tiga menit doang..." Genta cepet
geblek, gila, bodoh sok tahu, sok berfilosofi, dan mau pencet turbo boost, tapi dilarang sama Riani respon.
sok-sok lain yang pada karena emang mobil itu "Waktu itu ganjalan sama Ian nyari film baru, trus...
akhirnya cuma membuat mereka sedikit cerdas nggak ada turbo boost-nya,. .sambil lalu gue cuma
dibanding sewaktu masih "Telpon dulu." ngomong ke dia kalo si Arial reseh nih. Udah dua
SD dulu. Ian yang dulu kadang-kadang cuma ikutan "Gue telpon deh" Genta mencari nama bulan lebih si Arial belum
nimbrung "Iangendutsekalinggakpunyapuser," balikin film Reality Bites gue. Gue ngomong gitu
nongkrong, bukanlah Ian yang sekarang. Ian yang di Hp-nya. juga gara-gara ngeliat ada
dulu adalah Ian yang Coneccting to Iangendutsekalinggakpunyapuser. film Reality Bites."
nggak pede sama dirinya sendiri, yang selalu "Halo... coy, di mane lo?" "Trus...," Riani angkat bicara.
mencoba jadi orang lain, yang "Eh Ta..., gue... di rumah, Ta." "Ian langsung dukung gue, muji-muji gue..., trus
memandang orang lain selalu lebih hebat dibanding "Yee... malem Minggu di rumah, ngapain lo" ngomongin segala macam
dirinya. Ian yang dulu, "Lagi bikin Indomie." yang jelek-jelek tentang Arial. Arial ini-lah, Arial itu-
dalam tongkrongan cuma jadi penambah yang "Anak-anak kangen nih ama lo, mau nyobain kasur lah."
banyak omong, bisanya air yang bisa jalanjalan." Sepi.
cuma nambahin omongan teman-temannya. Ian "Bercanda lo...," Ian datar. "Lo di rumah aja kan?" "...mudah-mudahan gue salah," Zafran mengambil
yang kayaknya tahu apa "Iya." se-penggal napas
aja, tapi sebenarnya cuma bisa ikut-ikutan Genta, "Ya udah kita mau ke situ." "Tapi, Ta...." sebelum melanjutkan, "...kayaknya semuanya
ikut- ikutan Arial, ikutikutan Tuut...! Genta langsung rnutus hubungannya dicari-cari doang. Dia
Zafran, dan ikut-ikutan Riani. dengan Ian. "Langsung ke kayaknya pengen jadi penting doang di mata gue.
Pokoknya apa yang tongkrongan suka, Ian juga rumah kasur air...," kata Genta sambil menepuk Gue kan jadi kaget
langsung mengklaim pundak Arial. "Okeh...." sendiri, nggak penting banget."
dirinya juga suka. Malah kadang-kadang ia yang "Tapi kok tadi kayaknya Ian suaranya males gitu, "Oh begitu... udah?" Genta bertanya sambil ngeliat
paling tahu dan yang biasanya kan dia Zafran.
paling hebat dalam omongan itu. Ian yang takut berisik...," Genta bertanya-tanya. Zafran masih terus ngeliat ke jalanan malam di
nggak aktual. Ian yang "Lagi ada masalah kali...," Riani coba meraba-raba. Radio Dalam... bubur
terlalu sibuk menjadi orang lain. "Emangnya Manchester United kalah lagi?" ayam, roti bakar, kwetiauw sapi lada hitam, bubur
Kalau Riani ngomongin Alanis yang dia suka, "Nggak, kan kemarin menang di Champion,'" Genta ayam lagi, nasi goreng,
semuanya cuma dengerin dan menjawab pertanyaan pecel lele, nasi uduk, bubur ayam lagi, nasi roti,
menyimak. Genta sebenarnya tidak terlalu suka, Arial. kwetiauw lele, bubur
tapi Genta senang dengerin "Emmmhhh," tiba-tiba Zafran menggumam sendiri. goreng, pecel roti... Zafran bingung dan nggak enak.
Riani ngobrol tentang idolanya itu. Riani pun tahu "Kenapa lo?" "Belom, Ta...," Arial nyambung, "Ian juga ngelakuin
Genta tidak terlalu suka yang sama ke gue."
Arial menoleh ke ketiga temannya. belanjaannya dari warung yang agak penuh. sekolah.
"Maksudnya?" Riani coba memperjelas. "Gue kan tau, lo lo pada kalo jalan abis nonton pasti Tempat favorit mereka adalah di ujung lapangan
"Iya... Ian waktu itu muji-muji gue yang nggak terus ngirit, nggak basket dekat ring karena
penting dan jelek-jelekin mau makan di luar, tapi terus nyari rumah temen." di situ ada sangkar lampu yang udah nggak
Zafran... cerita nggak usah detail. Pokoknya nggak Suatu niat baik dari Ian yang bisa bikin semua di situ terpakai, yang selalu dikasih
penting banget, jelekjelekin agak lega. lampu lima watt. Karena selain lampu itu, semua
si Juple." "Ayo mau ikut Tante... nggak? Tante udah bawa lampu di sekolah
'Jadi...," Riani, Genta, Zafran, Arial saling menatap. borgol nih. Nanti Tante dimatikan (kecuali lampu depan) sehingga sekolah
"Ian jadi... u 1 e r... dong. Ngomong di sana lain di girang, Tante tampar," Riani bercanda lagi. menjadi sangat gelap
sini lain, yang penting "Masuk, Yan...," Zafran membuka pintu belakang dan cahaya yang ada cuma lampu lima watt yang
dirinya jadi penting," kata Genta sedih. Kijang Arial dan biasa mereka pasang
Uler adalah kata yang jarang mereka keluarin, menggeser duduknya. sendiri. Tapi mereka suka sekali sama keadaan
kecuali lagi terpaksa main Ian pun duduk bertiga di belakang, sama Genta dan kayak gitu. Gelap.
ular tangga, atau lagi ngeliat uler beneran. Sangat Zafran. Kalau kata Zafran, sebuah cerminan masa masa
menyakitkan bagi "Tumben lo beli rokok...biasanya minta," Zafran bahagia yang sudah begitu
keempat sahabat ini karena mereka paling nggak membuka percakapan gelap karena walau bagaimana pun dengan cara
suka sama orang yang yang sepertinya salah. apa pun kita nggak akan
selalu mau ngambil untung doang dari orang lain, Ian tersenyum sedikit dan jengah. Ketahuan banget bisa kembali lagi ke masa-masa SMA yang sangat
dengan ngejelek-jelekin wajah Ian yang nggak indah bagi mereka Masa
orang lain. Mereka udah nyari kata yang tepat enak dari pertama tadi ketemu, seperti udah SMA yang nggak akan tergantikan dengan apa
untuk situasi seperti ini, tapi pernah punya salah. pun.... Jadi, biarkan aja
nggak ketemu gara-gara semuanya takut uler. "Pa kabar, Ndut?" Riani menoleh ke belakang. semuanya gelap, yang penting kita pernah sama-
Akhirnya, untuk mudahnya "Gimana, banana boat sama di gelap bahagia sana.
mereka sepakat memberi nama uler kepada orang laku?" Genta menyenggol Ian dengan bahunya. Pernah sama-sama bego, bahagia, coba-coba,
yang kayak gini. "Perut tambah tipis tuh dinaekin orang mulu...," dengan electrie youth masingmasing
"Trus gimana lo bedua bisa tau kalo Ian jelek-jelekin Zafran menncolek perut yang ajaib. Waktu itu semuanya setuju, apa pun
kalian berdua?" Genta Ian dengan telunjuknya. yang kita lakuin
bertanya ke Arial dan Zafran. "Tambah melar aja luh ditarik speed boat mulu...," enggak pernah salah karena kita semua lagi belajar.
"Gue telpon si Arial. nanya apa Arial punya kasus Arial ikutan nyela. Tentang apa aja dan
sama Ian, kok Ian Ian ketawa lepas. siapa aja. Semua setuju dengan sonetanya Zafran
kayaknya jadi sebel banget sama dia. Eh, si Arial Gerombolan ini emang gila, bodoh, kreatif, bego, kali ini.
juga punya pertanyaan dan baik sekali, batin Ian Sejenak ber-"hahahihi" dan nanya kabar penjaga
yang sama, akhirnya kita berdua ngobrol deh." dalam hati. "Ke mana nih?" sekolah yang namanya
"Pakai tiga menit nggak?" tiba tiba Genta nanya "Katanya ke rumah Ian...," Riani menjawab masih aja sama kayak dulu, Pak Mangki (iyalah). Pak
lagi. "Pakai lah...." pertanyaan Arial. Mangki selalu
Tiga menit emang rumus mereka untuk "Males ah, rumah gue lagi banyak saudara, besok ngulang cerita yang sama, girnana bandelnya
menyelesaikan masalah yang di ada arisan makanya gue mereka dulu, juga gimana
dalamnya harus ada substansi, harus dengan sangat beli makanan, nanti nongkrongnya dijalan depan anaknya Pak Mangki yang udah jadi penerbang.
terpaksa rumah gue aja...," jawab Setelah memastikan
menceritakan kejelekan orang lain. Kenapa tiga Ian. nggak ada yang bawa ganja atau mirasantika,
menit? Karena mereka anti "Nongkrong di mana kek," Zafran ikutan bicara. mereka pun boleh masuk.
banget ngomongin kejelekan orang kalo orangnya "Cari tempat yang enak dan sepi, gue mau Tapi jangan sampai ketahuan karena seperti
nggak ada di situ. ngomong penting sama lo mission impossible, Pak
"Kita harus ngomong sama si banana boat itu...," semua," Ian berkata tercekat pelan hampir nggak Mangki akan menyangkal semua kegiatan yang
Genta ngomong pelan. terdengar. Semuanya terjadi, apabila terjadi
"Gue nggak mau kehilangan kasur air gue..." Riani diam. sesuatu di sekolah atau bila mereka tertangkap
menggumam pelan, "Iya, kita juga mau ngomong," Genta ikut bicara, atau mati.
"Kapan ngomongnya?" hatinya lega karena tugas Mereka berjalan melalui kantin depan dan lorong
"Sekarang aja...," Genta langsung jawab pertanyaan beratnya untuk membuka percakapan yang dalam sekolah, melihat
ketiga temannya. bakal menjadi ringan. sekeliling yang gelap, melihat bekas kelas masing-
Semuanya langsung setuju, semuanya gampang Ian kaget sendiri. masing yang menyapa
nurut sama Genta. "Kita ke sekolah aja," usul Riani. dalam gelap. Merasakan kembali betapa dingin dan
Tiga menit yang mudah-mudahan nggak dibilang "Beli lampu dulu," imbuh Genta. sejuknya jam 06.15
munafik pada zaman Mereka pun ke sekolah tanpa ada yang bisa pagi kalo mereka dateng pagi-pagi buat nyontek PR
sekarang ini pun berakhir. Tiga menit yang coba ngomong lagi. Sementara, di atau LKS, atau jam
mereka terapkan karena tape mobilnya Arial, Butterfly-nya Weezerm 07.15 pagi yang udah sepi lagi kalo mereka telat
setiap manusia pasti punya salah dan nggak ada engarung lembut gara-gara nggak ada PK
manusia yang sempurna, I guess you're as real as me... Maybe I can live with Bau karbol dari ubin yang baru dipel di pagi hari,
termasuk mereka that Maybe I need betapa putih dan abuabunya
IAN fantasies A life of chasing butterfly I' m sorry for dunia mereka dulu, berisiknya jam istirahat mereka,
Mobil Arial akhirnya sampai dijalan Bumi, Mayestik, what I did pahlawanpahlawan
daerah rumahnya Ian. I did what my body told me to I didn't mean to do tanpa tanda jasa mereka. Mereka nggak pernah
"Tuh Ian...," Riani melihat sosok Ian di jalan. you harm Everytime I pin bosan punya
Sebelum sampai rumah Ian mereka udah ngeliat Ian down what I think I want It slips away... then it go dejavu sekolah kayak gini setiap ada acara kudeta
lagi jalan di daerah slips away tongkrongan mendadak
rumahnya yang banyak pohon gede. Lampu mobil I'm sorry...I'm sorry... di malam hari. Tapi aldiirnya semua sepakat untuk
Arial membantu SEKOLAH cepat-cepat nyari tali
mengenali badan Ian yang subur dan pakai celana Setelah membeli lampu lima watt, mobil Arial untuk meminimalisir gerakan-gerakan ajaib Zafran,
tiga perempat. Body Ian menuju ke mantan SMA sebelum dia
yang khas sudah bisa dikenali dari jauh. sakral mereka yang terletak di bilangan Jalan melakukan hal-hal berbahaya yang hanya Zafran
"Halo cowok...," sambil nurunin kaca mobil depan, Mahakam. Mereka yang tahu. Bisa saja tibatiba
Riani - menyapa Ian, sebenarnya sudah alumni, tapi karena saking bersoneta, berima, dan berpuisi lagi, padahal
"Biar gendut juga Tante mau kok. Lagi kesepian nih. cintanya sama SMA mereka, sekarang waktunya
Ada tiga cowok di kadang-kadang gerombolan ini suka nyolong- nggak tepat untuk nostalgia, nanti ada waktunya.
mobil tapi nggak bisa dipakai. Yang satu homo, satu nyolong kalau udah Sekarang adalah waktunya Ian.
impoten, satu lagi kehabisan tempat tongkrongan. Sudah biasa buat *
nggak punya kelamin...," Riani menyapa Ian yang mereka, malam-malam "Ayo Rambo... pasang lampunya...," Riani menonjok
lagi jalan sendirian. melompati pagar besi SMA, minta izin sama lembut bahu Arial
Ian tersenyum. penjaga sekolah yang yang memang paling tinggi di antara mereka
"Eh gila, gue kira siape lo. Gue kira masih lama lo kebetulan selama tiga tahun udah "diguna-guna" berlima.
jadi gue beli rokok dulu... supaya baik sama mereka Arial mengambil bangku sekolah yang lagi sendirian
sama snack sama Coca-Cola," ujar Ian sambil sehingga selalu ngasih izin kapan aja gerombolan di situ dan masih ada
nunjukin plastik geblek ini mau masuk ke nomor serinya dari Depdikbud.
Arial memasang lampu. nggak terus ke hati. gue, nggak sampai ke hati gue." Dan, Zafran buru-buru mengambil posisi
Setelah lampu terpasang.... Zafran mengalungkan tangannya ke leher Ian, membelakangi mereka semua,
Teq..., suara saklar yang dipencet pun mengawali ternyata ada yang bisa bikin lari ke tengah lapangan, membentangkan
semuanya. quotation seindah Ian. Achiles pun takluk. Jari Arial tangannya meniru Torn Cruise
Cahaya kuning seadanya menerangi mereka tiba-tiba berhenti di Vanilla Sky. Di antara gelap malam lapangan
berlima, kontras dengan rona membuat lingkaran di lapangan semen dan sekolah, semuanya
kuningnya, membuat suasana menjadi lain di hati menatap Ian dalam. kebingungan nyari tali dan plakban buat ngiket
mereka masing-masing. "Ian nggak salah juga lagi. Ian cuma belum ngerti," Zafran, supaya si Achilles
Semuanya mengambil tempat duduk di bawah ring Riani berkata pelan dan itu sadar dan nggak ada puisi yang kepanjangan
basket. Genta duduk di lembut., semuanya menatap kelembutan Riani dan karena udah malam.
rangka ring basket, Riani di sebelahnya, Ian duduk setuju dengan Riani. Di Lagian juga, nggak enak sama Pak Mangki, dikira
bersila di depan Genta, sinilah saatnya wanita dibutuhkan dengan ada yang kena ganja.
Arial duduk di lantai semen lapangan basket yang kelembutannya itu, Riani Ian jadi ketawa ngeliat tingkah Zafran, yang sering
membuatnya terkenal sepertinya telah menjadi jagoan di antara mereka bertindak semaunya,
sebagai power forward tim basket sekolah. Zafran berlima. sesukanya, apa adanya^ dan ajaib, tapi semuanya
sudah mulai dilepas "Iya gue sibuk sendiri, sibuk jadi Genta, sibuk jadi terasa indah bagi
ikatan talinya dan duduk sekenanya dengan kedua Zafran, sibuk jadi Arial, mereka.
kaki menyelonjor sibuk suka semua yang kalian suka padahal kan Zafran yang selalu jadi dirinya sendiri. Ian juga bisa.
dibentangkan lepas. sebenemya ada yang gue Malam itu di sekolah, mereka ngobrol lagi, ketawa-
Semuanya diam. nggak suka dan ada yang gue suka sendiri, yang elo tawa lagi, berfilosofi lagi,
Untuk sementara mereka mengagumi langit malam pada nggak suka." di bawah kuningnya cahaya seadanya di tempat
yang agak mendung "Tapi kan ada yang lebih penting dari sekadar yang pernah
dengan bulan yang mengintip sedikit di balik awan selera...," Genta ngomong mempertemukan mereka melewati usia tujuh
kelabu, mengeluarkan pelan dan melanjutkan, "yang penting kan kita belas. Kala semuanya belum
semburat biru kehitaman. bareng-bareng terus ada yang hitam, bagi mereka semuanya hanya
"Gue sangat takut keriangan lo semua...," Ian berlima...menghargai pendapat semuanya, selera putih-seputih tingkah polos
angkat bicara pelan sambil semuanya, ketawa buat mereka yang baru bisa melihat apa saja yang baru.
menyalakan rokoknya. Cahaya dari korek gas semuanya, sedih buat semuanya Lagian kita jangan Dunia seabu-abu
menerangi mukanya yang pernah saklek bilang seragam mereka yang tidak bisa dibilang hitam
tembem. nggak suka sama sesuatu karena nggak ada yang karena mereka baru saja
"Gue nggak pernah punya temen kayak lo semua. saklek dan pasti di dunia melihat dan mengenal sesuatu yang menentukan
Baik semuanya biarpun ini; semuanya berubah. Satu-satunya yang pasti di akan ke mana mereka
kadang-kadang kalian bego, tolol, dan nggak, ber- dunia ini adalah dibawa. Bukan oleh orang lain tapi oleh diri mereka
perikeoranggendutan. ketidakpastian," Genta berfilosofi sendiri mengutip sendiri.
Tapi kalian baiiiik semua...." kata-kata Albert
Genta tersenyum kecil... dan lega. Einstein. Chapter 02 : ALL I HAVE TO DO IS DREAM
Riani menatap Ian dalam-dalam. "Contoh yang paling kecil dan remeh. Gue sekarang
Arial melakukan hal yang sama. Zafran menyalakan bisa suka semua jenis ...Rasi bintangnya Genta, Rasi bintangnya Riani, rasi
rokoknya musiknya Riani, Zafran, R en B-nya Arial kadang- bintangnya Zafran,
"Bukan maksud gue jelek-jelekin lo berdua," Ian kadang juga bagus, rasi bintangnya Arial, dan Rasi bintangnya Ian.
bicara pelan lagi sambil semuanya bagus," Genta menambahkan. Masih di Secret Garden.
menatap Arial dan Zafran. "Gue minta maaf sama kalian semua...," Ian minta Kalau ingat kejadian Ian menemukan dirinya
Zafran masih tertunduk, memainkan rokok di maaf sendiri, yang Ian namakan
jarinya. Arial melihat dalam lagi. "Finding Ian", nggak sadar mereka berempat
ke Ian sambil memainkan jarinya membentuk "Minta maaf mulu lo kayak pembantu baru," Zafran tersenyum dan tengok-tengok
lingkaran kecil di semen mengeluarkan sendiri. Dari kejadian "Finding Ian" Itu bukan cuma
lapangan basket keajaibanya yang bikin Ian tersenyum. Ian yang belajar, tapi
"Gue minta maaf... Lo pada marah sama gue... ya," "Gue juga sekarang udah enggak menganggap semuanya belajar banyak banget Ngeliat Ian yang
Ian berkata pelan. Kali sepakbola makanan kering sekarang, bukanlah Ian
ini Genta yang nyalain rokok. lagi, gue udah mulai nonton bola. Padahal kan gue yang dulu. Ian yang sekarang lebih berisik (tetep..!).
"Pertamanya gue heran waktu gabung sama kalian dulu benci banget sama Ian yang apa adanya,
karena kalian ternyata sepakbola." yang lucu, jago nyanyi, jago main gitar, dan ngefans
ajaib-ajaib, pinter-pinter, dan asik-asik. Gue jadi Achilles penyair mencoba masuk ke dunia sama Indomie,
minder, tapi gue suka dramatisir yang sedang Manchester United, dan juga Happy Salma.
banget sama kalian. Ke mana-mana, becanda bego, berlangsung, "Makanya...!" Genta, Arial, dan Ian Ian yang baiiik banget
nonton layar tancep, nge-lempar kacang ke For one so small, you seem so strong
nonton The Groove... kan kalian ancur banget..." Zafran. My arms will hold you, keep you safe and warm
Semuanya tertunduk sambil menahan tawa. 'Jadi lo semua maaf in gue nih?" Ian berkata pelan. This bond between us can't be broken. I will be
Memang kombinasi yang "Ya nggak-lah, Yan...," sambil semuanya memeluk here, don't you cry
sangat kontras kalau ada tongkrongan yang abis Ian yang emang cukup "Cause you'll be in my heart. Yes, you'll be in my
nonton The Groove di besar buat dipeluk empat orang. heart From this day on...
NYC (New York Cafe), pulangnya nonton layar Di remangnya sekolah, malam seakan tersenyum now and forever more You'll be in my heart
tancep di dekat rumah buat mereka No matter what they say.... You'll be here in my
Genta sambil makan kerupuk merah asal-asalan, "Ini semua bukan tentang selera, tentang musik, heart, always
lepet, tahu irit (tahu tentang bola, atau apa Don't listen to them... cause what do they know,
kuning Betawi yang gorengnya tanpa minyak, pun. Itu semua kecil banget dibanding kalo kita bisa we need each other to have to hold
makanya dibilang tahu irit!), menjadi orang yang They'll see in times... I know
gorengan kebanyakan minyak yang asal anget. Tapi membuat orang lain bisa bernapas lebih lega When destiny calls you, you must be strong
memang mereka karena keberadaan kita di I may not be with you, but you got to hold on
pernah sebego itu... berlima. situ," Riani berkata bijak. They'll see in time, I know
Arial ketawa ngakak. "Yang penting kita jangan pernah ngomongin We'll show them together 'cause...
Punggung Riani berguncang menahan tawa, Zafran kejelekan orang kalo You'll be in my heart (believe me... you'll be in my
senyum sambil orangnya nggak ada. Kita nggak akan bantu dia, heart).
bingung karena yang diingat sama Ian cuma soalnya dia nggak ada di You'll Be in My Heart-nya Phil Collins mengisi Secret
makanan di layar tancep situ, dan emang kalo ada kejelekan orang, langsung Garden. Ian bernyanyi
doang, bukannya sorak-sorakan mereka waktu Jaka aja bilang ke orangnya. dengan gitarnya, menambah suasana hangat
Sembung akhirnya Dengan begitu kita bantu dia mengerti akan malam yang indah buat
mengadu ilmu dengan Si Mata Malaikat Genta dirinya...," Genta ikutan mereka berlima di Secret Garden.
ketawa renyah. ngomong. "Yan Indomie lo dateng tuh...," suara Arial jadi
"Tapi gue harap kalian percaya sama yang satu ini. "Dan semuanya akan tambah indah kalo lo tetap kontras di tengah-tengah
Kalo yang gue omongin jadi diri lo sendiri, bukan lagu. Ian langsung berhenti karena memang
itu cuma dari mulut gue, bukan dari hati gue, dan orang lain," Arial nambahin. perutnya yang selalu lapar
berhenti di mulut gue, sudah menunggu dari tadi.
"Kuahnya dong..." Riani mengambil satu mangkok Love you forever and forever love you with all my Arial emang yang paling ganteng dibanding cowok-
kosong yang emang heart Love you whenever cowok di komplotan
udah disiapin oleh pembantu Arial, hasil pengajaran we're together Love you when we're apart... pengeksekusi filosofi ini-Riani pun mengakui. Arial
Genta tentang service Semua menikmati I Will dari The Beatles yang yang apa adanya,
excellent. Sudah merupakan ritual, kalau Ian minta dinyanyikan oleh Zafran walaupun jadi idola toh ia masih jomblo karena
Indomie, harus ada penuh penghayatan dengan suara yang agak keras. terlalu apa adanya sama
satu mangkok kosong lagi buat Riani yang pasti Maksudnya jelas, sesuatu.
minta kuahnya. supaya Arinda dengar dan udara bisa mengirimkan "Yang kemarin di tempat fitness..." kata Arial datar.
"Hobi banget sih lo sama Indomie," Zafran bingung sinyal-sinyal dan zatzat "Indy?" Ian langsung semangat
ngeliat Ian yang makan ajaib tak terlihat ke kamar Arinda yang akan Arial mengangguk.
Indomie dengan lahap. menimbulkan pikiran "Bego. Kalo lo nggak mau, sini buat gue aja!" Ian
"Cowba luw swurvwey adaw nggwwak owrang pada Arinda: "gile suara Zafran bagus bangeet, teriak-teriak.
Indowneswia ywang bewlom Zafran keren deh." "Emangnya dia mau sama lo? Emangnya cewek lo
perwnah mawkwan Indowmwie," Ian ngomong Semua memang setuju kalo Zafran emang punya samain sama kue?" Riani
sambil makan. bakat jadi vokalis (emang membela kaumnya yang sering dianggap gampang
"Jangan makan sambil ngomong!" Riani geli ngeliat udah jadi vokalis, bukan?). sama cowok-cowok.
Ian. "Adik gue jam segini paling udah tidur, Ple...," Arial "Mulai deh...emansipasi."
"Tiap nongkrong di rumah orang pasti minta yang udah bisa "Alaaa lo juga minjem bokep gue," Ian mendebat
Indomie," Genta geli banget nangkep maksud Zafran melalui lagu tadi gatel Riani.
ngeliat Ian. untuk nyela. "Jadi lo nyamain cewek sama bokep? Enak aja lo"
"Kan lo punya rumusnya, Yan. Ya kan?" Zafran "Tuh lampu kamarnya udah mati," Riani Riani kesel sendiri.
mencoba menetralisir. memperkuat Arial sambil "Nggak-teh, ini nggak segampang itu," Genta
"Rumus apa?" Riani pengin tahu. menunjuk ke kamar Dinda. mencoba menengahi dan
"Rumusnya Ian bikin Indomie... hihihi," Zafran "Lampu kamar udah mati kan bukan berarti udah memberi tatapan yang udah biasa buat Ian yang
nyahut menahan geli. tidur, siapa tau masih berjudul 'makanya jangan
Masih sambil ngunyah dan sangat serius dengan tidur-tiduran sambil ngeliat langit malam, dia juga debat Riani' kalau soal gender superiority. Dia suka
satu tangan megang denger suara gue" sensitif sendiri. Tapi
mangkok, Ian merogoh dompetnya, mengeluarkan Zafran keukeuh. nggak biasanya Riani jadi super sensitif kayak gini,
kertas kecil putih lecek " Dia nggak tidur di kamarnya malam ini, dia tidur di suaranya agak keras
dan tanpa ngomong, masih nerusin makannya, kamar nyokap gue. dan kepalanya jadi agak tinggi, Genta menggumam
ngasih tahu rumus yang Kan bokap gue ke Surabaya lagi, sekarang nyokap dalam hati.
dibanggakannya buat Indomie. gue jadi porno karena Genta pun memberi tatapan kepada ketiga teman
f(i)=P.{RT(g,r,z,a)+Mp(PTSD.KBI)}2-K(r) banyak acara setan di TV yang nggak jelas. Jadi si cowoknya yang berjudul
keterangan: Dinda disuruh nemenin 'tanggal berapa sekarang'. Makanya, semuanya
f: fungsi tidur," kata Arial sambil ketawa. langsung ngeliat ke HP
i: Indomie Zafran langsung low batt, mengingat kamar masing-masing dan sadar kalau sudah pertengahan
P: perut nyokapnya. Arial kan di depan bulan-tanggaltanggalnya
RT: rumah temen banget, sementara mereka berada di taman Riani mendapat nikmat dari Tuhan sebagai seorang
Mp: memuji pembokatnya belakang yang kalo kata semut wanita
PTSD: Pembokat terbaik di seluruh dunia pasti jauh banget. Apalagi banyak tembok, udah normal. Keempat cowok itu ketawa sendiri dan
KBI: kalo bikin Indomie pasti nggak kedengeran. geleng-geleng.
g: Genta "Tapi tadi Zafran keren kok... sumpah," Riani "Makanya kalo dapet rezeki bagi-bagi," celetuk Ian.
r: Riani memuji Zafran beneran. "Disimpen sendiri sih," Genta ikut-ikutan.
z: Zafran Genta langsung mengacungkan jempol tanda "Kan lo pernah janji kalo tengah bulan nggak mau
a: Arial setuju. Ian juga Tapi Zafran super-sensitif lagi, eh dia
K: kuah nggak peduli. Lagu tadi cuma buat Arinda seorang. marah-marah," Zafran juga ngomong.
Note: Rumus dalam kurva kurung akan selalu Riani ngeliat Zafran Riani sadar sendiri dan senyum-senyum.
dikuadratkan setiap kali jadi nggak tega. "Makanya jangan suka ngerendahin wanita... capek
Riani minta kuah, jadi fungsi dari variabel K akan Malam semakin larut di Secret Garden, tau jadi cewek, kayak
diabaikan kalo nggak Semuanya diam. Cuma suara sendok dan garpu tukang kredit aja, ada tiap bulan," Riani berkata
ada Riani Asumsi: Dibuat dengan asumsi satu paket beradu dengan piring yang lembut sambil ngeberesin
Indomie adalah terdengar. Ian masih melahap habis Indomienya. bekas-bekas pertempuran Ian dengan Indomie.
dengan dua telor Semua dengan Genta seneng banget kalo ngeliat Riani lagi beres-
Mereka semua ngakak sampai sakit perut Ian khayalannya sendiri-sendiri. Arial sibuk bales SMS beres (apa aja juga bagus
bingung sendiri kenapa yang dikirim oleh cewek Ta! Lo lagi sayang sama dia.)
teman-temannya ketawa. Rumusnya telah diuji yang dikenalnya di tempat fitness, yang bikin dia "Tapi emang kodratnya wanita kan enggak boleh
secara empiris dan selalu tipes. lebih superior dari pria...."
berhasil, nggak pernah gagal karena telah melewati Indy fitness: Arial udah sembuh belom? Arial: udah "Tapi...," Riani mau siap ngomong lagi.
enam langkah metode Indy fitness: Arial lagi ngapain? (yang selalu dijawab "Tunggu dulu deh... Kayaknya kita udah pernah
penelitian yang udah diajarkan di SMA (Ancur...!). Arial apa adanya) sharing kayak gini,
Sementara Ian makan, Zafran mengambil gitar dan Arial: lagi duduk tentang pria dan wanita."
mulai mencoba Indy fitness: kok malem minggu nggak ngapel? "Ya ampun... iya udah pernah...."
membawa teman-temannya ke dunianya. Dalam Arial: nggak ada pacar "Sering malah."
khayalan Zafran, one spot (Indy fitness yang mulai paham kalo dalam ber-SMS "Kok ada lagi ya?"
stage lighting hanya terarah padanya. Semuanya Arial nggak kenal "Ya ampun kita mati gaya...."
gelap hanya dia, gitar, yang namanya kalimat, mulai kreatif dengan "Feel Like Shit Deja vu."
mike, lampu panggung, dan penggemarnya yang mengeluarkan combo). "Kan waktu itu kesimpulannya nggak ada yang lebih
berjuta-juta di depannya. Indy fitness: Arial udah makan? Kalo udah, baik antara pria dan
Hitam, semuanya hitam, cuma Zafran yang terang makannya pake apa? Enak wanita. Dua-duanya emang diciptakan untuk saling
disorot lampu. "Zafran! nggak? Trus abis makan ngapain? melengkapi. Karena
Zafran!" teriak penggemarnya. Arial: udah.kecap.manis.minum keduanya dikasih nikmat yang sama seperti
Dengan logat British yang dikental-kentalin, "A (Indy fitness jadi mikir-mikir untuk ngelanjutin lazimnya manusia, nikmat
great song for u all... from PDKT-nya ke Rambo datar kekurangan dan kelebihan. Gue udah sering banget
my favorite ben...," kata "band" lupa Zafran ini). dengar kalimat sok tau
fasihkan menjadi logat British "Siapa Yal yang SMS?" dan sok filosofis itu," Ian mengiyakan.
jadinya yaa... "ben"! "Susah deh... punya muka penting," Genta coba "Ya udah damai...."
Who knows how long I've loved you. You know I buka pembicaraan. Semua cowok mengacungkan jari kelingkingnya ke
love you still. Kata-kata muka penting berasal dari Ian untuk Riani. Riani pun
Will I wait a lonely lifetime If you want me to- I will membedakan antara Genta menyambutnya.
For if I ever saw you I didn't catch your name But it dan Arial. Kalau Genta, walaupun banyak yang mau "Kentring!!!" teriak mereka bareng, makhluk-
never really mattered... I juga, tapi mukanya makhluk gila ini meyelesaikan
will always feel the same ngabisin kalender-kata Ian kocak. masalah persis anak TK.
Tiba-tiba semuanya diam. Untuk waktu yang cukup berada di dalamnya. Karena mereka terbuai dengan "Enggak mau!" Riani langsung ngambek sambil
lama semuanya segala kesenangan di matanya yang indah
mengkhayal sendiri-sendiri. Secret Garden pun jadi sana dengan apa yang telah mereka capai, hingga melihat ke teman-temannya. "Kelamaan ah... nggak
sepi. Angin malam akhirnya mereka takut mau," Riani
pelan menyapu wajah mereka. keluar dari gua tersebut. Mereka memang bahagia, memperjelas keinginannya.
Sepi tetapi diri mereka "Tiga bulan aja," tiba-tiba Ian nyeletuk.
"Eh lo sadar nggak kejadian barusan?" Genta kosong dan mereka nggak pernah menemukan "Setuju!" Arial langsung setuju.
mencoba memecahkan siapa diri mereka Genta mengangguk. Zafran pun setuju.
pengapuran di antara mereka. "Kenapa?" "Shit Deja sebenarnya... mereka nggak punya mimpi." Sebentar mereka semuanya menoleh ke Riani,
vu." "Deja vu yang Balade Pour Adeline-nya. Richard Clayderman makhluk terindah bernama
nggak enak." "Perasaan lo doang kali, Ta." "Udah mengalir sekenanya dari wanita yang semesta berikan kepada mereka.
berapa sering sih shit jari-jari Ian yang mencoba berbicara mengisi bola "Ya udah, kalian jahat," ketegaran wanita seorang
Deja vu kita?" "Banyak!" Ian menjawab. kosong yang berputarputar Riani yang biasanya kuat
"Kita lagi bosen kali ya, ke mana-mana berlima tembus pandang di tengah tengah mereka. menghadapi segalanya aldiirnya setuju.
mulu...," Zafran menatap Semuanya diam lagi mendengar omongan Zafran "Yee... tadi katanya mau, sekarang bilang jahat,
teman-teman terbaiknya. yang dengan sensitifnya yang jahat di sini kan
"Gue sih nggak pernah bosen sama kalian," Arial bercampur melodinya Balade Pour Adelin tadi. nggak ada, kita kan 'Power Rangers'-pembela
menjawab. Cipratan-cipratan filsufis kebenaran," Zafran mencoba
"Bukan sama orang-orangnya, tapi sama 'kita'-hya," musikal sentimental yang baru saja mengalir bercanda sama Riani yang lagi sensitif.
Zafran mendesis pelan. menghasilkan beberapa Riani tersenyum manis sekali, membuat keempat
Mereka berlima pun terdiam lagi, cuma terdengar helaan napas berisi berjuta cerita. Semuanya temannya tersenyum.
petikan gitar mencoba berdialog dengan Keajaiban Zafran emang yang paling bisa bikin Riani
instrumental Ian, The Long and Winding Road-nya diri mereka sendiri. Mencoba berdialog dengan tersenyum
The Beatles. bola kosong yang berputarputar menghadapi segala hal.
"Iya nih kita standar standar aja," Arial nyambung tembus pandang di tengah-tengah mereka "Tiga bulan dari sekarang itu kapan yah...tanggal
lagi. "Mungkin sebaiknya kita nggak usah ketemuan berapa?"
"Iya, kayak lo yang emang standar-standar aja," Ian dulu," Genta mengalirkan "14 Agustus," Arial menjawab pertanyaan Ian.
berkata pelan sambil kalimat pendek. "Kita ketemu lagi tanggal 14 Agustus yah...," Genta
terus membiarkan jari-jarinya berbicara sendiri. Semuanya jadi sensitif. meyakinkan teman
Mereka berlima tersenyum, tetapi ada rasa males di "Maksudnya?" Riani menoleh lembut, jari-jarinya temannya.
situ. menari sendiri di atas "Tapi kan besok Senin kita ketemu. Ada event lo,
The long and winding road That leads to your door celana jins gelapnya. Ta," Arial tiba-tiba
Will never disappear.... Lama Genta nggak menjawab. Zafran sudah nyeletuk.
Zafran bernyanyi dalam hati. mengerti maksud Genta. "Oh iya...."
Riani membatin dalam hati, kita emang bareng Genta meneruskan sambil menatap keempat- "Yang ketemu kan cuma kalian berempat., cowok-
terus dari dulu, emang temannya, "Ya enggak ketemu cowok doang," ujar Riani.
pernah ada rasa bosen, tapi pasti nantinya akan cair dulu, nggak nongkrong dulu, nggak ke mana-mana "Ya udah, nanti Senin kita ngomong apa adanya aja.
dengan segala bareng dulu, ilang aja Kalo bisa masingasing
kegilaan yang cerdas dan kebaikan hati masing- dulu semuanya, ilang abis-abisan, nggak teleponan, jangan sampai terlihat, jangan sampai ngomong."
masing. nggak SMS-an...." "Ya udah...."
Satu yang paling Riani banggakan dari teman- "Keluar dari gua kita untuk sementara...," Zafran "Tapi nanti 14 Agustus kita ngapain merayakannya?
temannya ini adalah mereka melanjutkan. Kan perlu dirayain
tidak pernah berusaha memperburuk keadaan atau "Gue mau...," Arial menyambut usul Genta mantap. tuh, harus yang monumental," usul Ian.
masalah yang ada "Mungkin kita emang harus ngeliat dunia lain di "Kayak tujuh belasan aja, pakai dirayain," sentil
dalam diri mereka. Tidak pernah memperburuk luar tongkrongan kita Zafran. Yang lain setuju
dunia yang mereka dulu, jangan berlima melulu ke mana-mana," dengan Ian.
tinggali. kalimat Zafran tentang Plato "Gue udah ada rencana...," Genta berkata mantap
Sambil membetulkan letak duduknya dan barusan menyentakkan ke-apaadaan-nya diri Arial. sekali sambil berbinarbinar.
menyelonjorkan kakinya, Genta Batin Riani pun mengangguk setuju. Ya, walaupun Tiba-tiba otaknya punya ide yang sangat cemerlang.
menatap langit hitam di atasnya Entah kenapa dirinya nggak setuju, "Pokoknya nanti
sepertinya Genta mau batinnya telah mengangguk. gue bikin reminder untuk tanggal 14 Agustus di
terbang ke atas sana, memegang bintang dengan "Tapi gue nggak mau kehilangan kalian semua," handphone, tanggal 7
telunjuknya, Riani berkata pelan Agustus gue kasih tau planningnya. aja lewat SMS,
menciumnya. Genta mendendangkan Fly Me to the setengah maksa. di mana kita akan
Moon-nya. Frank "Ya nggak-lah," Arial dan Zafran menjawab ketemuan."
Sinatra dalam hati pertanyaan Riani hampir 'Jadi kita nggak boleh tau sekarang?" Riani bingung.
Fly me to the moon berbarengan. "Enggak!" kata Genta mantap.
And let me play among the stars "Enggak-lah Riani," Genta menatap Riani dalam- "Biar surprise.... Percayain aja ke gue. Dijamin
Let me see what springs like on Jupiter or Mars dalam, batinnya pun ikut nggak bakal garing. Ini
In other words please be true berkata, Gue bakalan kangen banget sama lo Riani rencana keren pokoknya," Genta meyakinkan
In other words, I love you! "Kita keluar sebentar aja, bermimpi lagi masing- teman-temannya.
Genta ingin terbang ke bulan sana, nongkrong di masing tentang kita, nanti "Awas lo kalo garing, Ta," keherculesan Arial
antara bintang dan bulan pas ketemu lagi, pasti lain lagi, lain ceritanya, lain mengancam Genta.
sambil membuat rasi bintang mereka masing- lagi orangnya, mungkin "Nggak bakal garing. Pas banget deh pokoknya buat
masing. Rasi bintangnya nanti Ian jadi kurus. Jadi kita enggak perlu nyewa kawula muda," Genta
Genta, rasi bintangnya Riani, rasi bintangnya Zafran, banana boat lagi, tapi mengacungkan jempolnya persis iklan. Seperti biasa
rasi bintangnya Arial, getek," kata Genta sambil menyenggol Ian yang semuanya pun nurut
dan rasi bintangnya Ian. Sampai akhirnya mereka masih asik dengan gitarnya. sama Genta, Setengah malam telah lewat.
akan saling berargumen "Papan ski kali kalo kurus," kata Zafran yang nggak "Ya udah, ini malam terakhir kita ketemuan bareng-
bodoh soal rasi bintang siapa yang paling bagus. sadar kalo dia juga bareng berlima," Genta
Genta menarik tiga detik kurus persis kapur tulis SD. membuka kalimat.
udara malam ke garba penciumannya dan "Gue setuju! Gue mau PDKT lagi sama skripsi yang "Ya udah pulang yuk," Zafran menatap teman-
melepaskannya Genta seneng udah gue putusin. Siapa temannya. "Yuk...," sambut
banget dikasih oleh Tuhan empat orang teman yang tau dia mau balik lagi sama gue. Dulu skripsi gue Genta, 'Jadi tiga bulan lagi...."
baik. suka cemburu kalo gue "14 Agustus... baru kita berlima ke temuan lagi,"
Zafran tiba-tiba berkata lembut sambil memainkan lagi gila bola, sekarang gue mau minta maaf sama dada Riani agak sesak,
daun-daun cemara dia, mau bilang kalo gejala yang akan membawa sinyal-sinyal maha-
kecil basah di dekatnya, "Plato, seorang filsuf besar dulu gue sering selingkuh sama bola, PS2, dan sempurna ke pupil dan
dunia pernah bilang bokep," semangat Ian. konjungtiva-nya untuk meneteskan sedikit cairan.
bahwa nantinya dalam kehidupannya setiap "Untuk berapa lama?" Pertanyaan yang susah ini Zafran yang ngeliat Riani hampir nangis, dengan
manusia akan terjebak dalam bikin bingung semuanya semangat mengeluarkan
sebuah gua gelap yang berisi keteraturan "Enam bulan?" usul Zafran. kalimat yang agak keras.
kemapanan, dan mereka senang
'Jangan pernah ada yang cengeng! Nanti kalo ada ...Sama..., gue kalo ngeliat dia juga seneng banget... Zafran mau ketawa tapi ditahan, masih aja polanya
monster gimana? Minder dia cantiik banget. sama, bener-bener
dong kita, masa 'Power Rangers' cengeng." Did I tell you how much I miss... your sweet kiss Did sama antara Arial dan Arinda.
Zafran menyenggol bahu Riani lembut. I tell you I didn't cry? "Dinda kan udah tau Bang Zafran yang mau telpon.
Semuanya tersenyum. Well I lied... I lie lie lied. Over read over Nggak usah pake katakata
"Yang penting kan nggak berhubungan dan When I nearly hit the face I loved So tired of tadi dong."
berkomunikasi sama kalian, packaging the anger Always "Disuruhnya begitu dari dulu," kata Dinda datar.
nggak ada klausula saudara kandung kan di situ?" pushing you away "Lagi ngapain?" Ups...! Zafran sadar dia salah
mata nakal Zafran Did I tell you you're wonderful? I miss you yes I do banget nanya spesies Homo
ngelirik Arial, 'Jadi gue masih bisa telpon dan SMS Wonderful dari Adam Ant, mantan vokalis Bad Datarius Jakarta Selatanensis Tapi Cantik dengan
Dinda...hehehe...," English, Zafran putar pertanyaan ini.
Zafran ketawa renyah. berulang-ulang di MP3-nya, mungkin udah yang "Lagi telpon," jawab Dinda (tuh kan!)
Sebuah teplakan Rambo pun hinggap di ketujuh kalinya. Zafran Suara Dinda biarpun datar, terdengar sangat
punggungnya. sedang di kamarnya yang penuh dengan warna menggairahkan bagi Zafran
"OK" merah dan hitam, sehingga mendatangkan malaikat jahat yang
Genta sekali lagi menarik napas panjang. Tanpa menyelesaikan pesanan desain untuk kampanye dengan semangatnya
sadar, mereka berlima pun sebuah partai politik yang langsung memprovokasi Zafran untuk melempar
berkumpul membentuk sebuah lingkaran kecil yang sangat terkenal. Idealisme narcism Zafran sedang pertanyaan selanjurnya:
sangat dekat. Genta tergesek-gesek karena "areyou wearing any underwear?"
ingat rasi-rasi bintang yang mereka buat di langit, partai tersebut merupakan salah satu partai yang Zafran berpikir keras supaya nggak nanya gitu.
tapi yang paling Genta nggak mau dipilih Zafran. "Arial lagi ngapain Dinda?"
ingat adalah rasi bintangnya Riani. Tapi karena dompet Zafran lagi nggak ada sinyal, "Lagi barbelan...."
Riani bisa merasakan desah napas masing-masing Zafran terima aja. Oleh "Oh lagi ngangkat barbel." -
teman terbaiknya di karena itu, Zafran mengalihkan perhatiannya ke "Mau ngomong sama Bang Arial?" "Enggak! Jangan.
penciumannya, bau yang sangat khas dari keempat Arinda. Andrea Kita kan lagi nggak
temannya yang akan Corss-nya jakarta Selatan. Sekali lagi Zafran ngomong." "Emangnya kenapa? Berantem yah? Kok
sangat dia rindukan. Cuma sepilas bau saja, tetapi menggerakkan mousenyz. dan pada jarang ke sini
kenapa sekarang jadi mengulang lagu Wonderful. Sambil mengerjakan lagi?"
begitu berarti? Riani akan sangat kangen sama desain, Zafran kangen "Begini ceritanya...."
mereka berempat, terutama Arinda. Akhirnya Zafran punya bahan obrolan untuk bisa
satu orang dari-mereka di situ. Setelah stres dan memberi kacamata Oakley, berlama-lama ngobrol
Zafran menyapu langit, membiarkan bintang- makeup Marylin Manson serta dengan Dinda. Sepuluh menit pun berlalu di kabel
bintang sesak memenuhi rambut ala Jonathan Davisnya Korn, ditambah optik, cerewetnya
penglihatannya dengan khayalan indah bersama. giginya Fredie Mercury Zafran ditimpali dengan dua-tiga huruf dari Dinda..,.
Arial memejamkan pada desain "Presiden Masa depan bangsa", Zafran Oh:...
matanya, enggak percaya kalo mereka sudah begitu pun mengangkat Iya....
dekatnya hingga harus telepon. Ia malas kalau hanya berkirim SMS karena Tul....
jalanin ini semua. hanya dijawab Dinda Ner....
Ian jadi inget waktu dulu kemah pramuka. dengan datar, sama seperti tingkah Arial kalau Gak....
Genta melemparkan tangan kanannya ke tengah membalas SMS (kan Yup....
lingkaran itu, yang mereka kembar). Cie....
langsung disambut dengan cara yang sama oleh "Halo selamat sore... kediaman Bapak Arinto dan Zafran stres. Otaknya terus berputar supaya bisa
teman-temannya. Ibu Arini, Arial, dan ngobrol lebih lama lagi.
"Winter..." Arinda. Ada yang bisa saya bantu?" "Kalo Arinda di kampus gimana?" "Biasa aja."
"Spring...." "Hal...," belum habis Zafran ngomong, ia sudah "Mmh... salah lagi gue...," Zafran garuk-garuk
"Summer..." mengenali suara Arial dan kepala.
"Or...." pola penjawaban telepon tersebut. Arial yang apa "Kampusnya gimana?"
"Fall...." adanya dan diajar oleh "Rame!"
"All you have to do is call." keluarganya untuk selalu menjawab telepon "Kalo di kampus nongkrongnya di mana?" "Nggak
"You've... Got... A... Friend," mereka berbarengan dengan pola tadi-itulah nongkrong."
mengucapkannya... . jawaban Arial sejak masih SD hingga sekarang. "Oh pasti Dinda jarang nongkrong ya, banyak tugas
"Sampai ketemu 14 Agustus!" Teq... tuuuut.... dari dosen atau bikin
Terlihat dari langit, udara malam yang hangat di "Ehmh... hhh Arial lagi yang ngangkat" makalah kelompok."
lingkaran kecil itu Zafran langsung menutup telepon, walaupun dalam "Kalo di kampus Dinda duduk kok, nggak
perlahan bergerak ke atas menjauhi mereka, terus hatinya ia kangen juga nongkrong."
terbang tinggi ke langit pada Arial. Zafran membenahi rambutnya yang dia Zafran hanya bisa menganga sampai gagang
dan berubah menjadi udara dingin yang berkeliaran biarkan gondrong telepon kebanjiran iler...
bergerak lincah di depan dan samping aja. Udah satu bulan lebih dia malaikat jahat pun kecipratan iler Zafran. "Ampun
antara semburat percik bintang-bintang. Udara itu nggak ketemu sama deh..."
akhirnya terbang teman-temannya. Zafran terus usaha dan "Bang Zafran kenapa minta ampun? Lagi dipukulin
lemah sekapas jatuh, hinggap di suatu bintang menelepon HP Dinda. yah?"
paling terang, menjatuhkan "Halo... Dinda." "Udah dulu ya Dinda, Bang Zafran mau bikin puisi
segala kenangan tentang tawa, persahabatan, cinta, "Iya dengan Arinda di sini, dengan siapa saya dulu."
kerinduan, dan mimpi bicara?" Dinda menjawab "Oh lagi ada kerjaan ya?"
mereka yang telah mereka bawa ke langit tinggi bingung karena nggak kenal nomor telepon rumah Grafik kedataran Dinda sedikit naik.
mahasempurna. Bulan Zafran. "Nggak kok, mau bikin puisi...."
merekam hangat mereka Semesta pun tersenyum "Ini Zafran...." "Iya lagi ada tender bikin puisi, kata Mas Ial, Bang
dan bermimpi indah di "Oh Bang Zafran... ada apa, Bang?" Zafran paling Zafran seniman yang
malam itu, entah untuk yang keberapa kalinya. males kalo ada kata-kata banyak tendernya," grafik kedataran Dinda naik lagi
Oh, my life is changing everyday In every possible 'ada apa', kayaknya buat laki-laki yang lagi PDKT dikit
way pertanyaan itu "Ya ampun Dinda... mana ada orang bikin puisi
And oh, my dreams... it's never quiet as it seems mengganggu banget. "Ah enggak." "Dinda lagi di pakai tender? Pakai
never quiet as it seems. mana?" "Di rumah." pesanan? Puisi itu adalah keindahan kehidupan,
I know I've felt like this before, "Gue telpon ke rumah deh... boleh?" "Telpon aja...." keindahan kata-kata,
but now I'm feeling it even more "Tapi langsung Dinda yang ngangkat ya... kan gue pokoknya banyak deh definisinya."
Because it came from you lagi nggak boleh "Bang Zafran mau bikin puisi apa?"
And oh, my dreams It's never quiet as it seems Cos ngomong sama Arial." "Iya..:" "Puisi buat Dinda," Zafran menjawab setengah
you're a dream to me Tak berapa lama, telepon di rumah Dinda pun kesel. Sekalian aja! batin
dream to me.... berbunyi. Zafran.
(Dreams,The Cranberries) "Halo selamat sore... kediaman Bapak Arinto dan "Kan Dinda nggak mesen...," jawab Dinda.
Ibu Arini, Arial, dan Zafran kacau lalu mengacak-ngacak rambutnya,
Chapter 03 : YELLOW Arinda. Ada yang bisa saya bantu?" Dinda dunia penyairnya berubah
mengangkat telepon.
menjadi papan-papan datar, bidang datar, dataran menceritakan ke Zafran apa aja yang terjadi di feeling gw dia juga suka sama gw tapi kok nggak
tinggi, dataran rendah, kamar mandi Arinda maju maju... kan cape
datar tak dijemput pulang tak didatar, donat datar, Sayangnya, sebelum cerita itu sampai ke Zafran, nungguinnya.
bola datar, datar malaikat baik sudah LebihkerendariAndyWarholl)Oohhh... gawat... udah
bulan, selamat datar para tamu... (aduh ngomong mencegahnya, dibantu oleh... Doraemon! punya ce belum dia.
apa sih ini?). Tapi karena namanya juga malaikat jahat, meski Miss you_Gal)Belom....
"Mmmhh," embusan napas Zafran terdengar oleh niatnya udah dicegah oleh LebihkerendariAndyWarholl)Yakin lo....
Dinda di telepon." malaikat baik, ia masih juga mencoba mendatangi Miss you_Gal)Yakin dia tuh deket banget deh sama
"Udah dulu ya Dinda udah malem nih," Zafran ingin Zafran yang sedang gue.
secukupnya sangat galau dan terbenam lautan cinta. Malaikat LebihkerendariAndyWarholl)Kalo gw... dia ini
mengakhiri pembicaraannya dengan Dinda. jahat segera memberikan ade'nya temen baik gue....
"Terima kasih udah telpon," lagi-lagi kebiasaan Arial pengarahan kepada Zafran agar segera membuka Miss you_Gal)Deketin aja kakaknya....
dan Arinda pada saat paket "laki-laki galau LebihkerendariAndyWarholl)Kakaknya udah deket
mengakhiri telepon sangat identik. usia dua-puluhan lebih" yang terdiri dari Paket banget, kedeketan
"Iya sama-sama." Kamar (Majalah Pop, malah... jadi tau dia dosa-dosa gue.
"Daah Dinda...." Popular, Lipstik, Teenage Slut, dan VCD player Miss youJ3al)Hahaha kocak juga lo...Kalo dia ini
"Dah...." plesetan dari Glodok orangnya asal tapi kadang
Treq! Zafran menutup telepon. Dinda pun menutup ditambah VCD pinjeman dari Ian); Paket Modem kadang pinter... temen baik gue dari dulu.
telepon. Sebenarnya (ayamkampung.com, LebihkerendariAndyWarholl)Telpon dong...
Dinda nggak datar-datar amat. Dinda udah tahu nyamuk.com, freenudecelebrities.com, dan orangnya ajak makan kek....
kalo Zafran suka sama hustler.com); Paket Kamar Miss you_Gal)Masa ce yang ngajak... lagian kita tuh
dia. Dinda lagi males sama Zafran dengan SMS-SMS Mandi (Sabun). keseringan barengbareng
ajaibnya, yang Zafran akhirnya mengambil paket modem dan dari dulu enggak usah... jadinya udah kayak temen
kadang-kadang Dinda nggak ngerti maksudnya. mulai dial ke Internet dari banget.
Dinda sebenarnya kamarnya. Pertarungan pun terjadi antara malaikat LebihkerendariAndyWarholl)Tiap hari ketemu?
menganggap Zafran sangat menarik, tapi kadang- jahat dan baik, yang Miss you_Gal)Nggak sih... dulu sering banget
kadang Dinda bingung keduanya udah bikin ring kawat tertutup di otak sekarang lagi nggak
sama Zafran yang kalau diliatin suka loncat-loncat Zafran, dengan syarat ketemuan. LebihkerendariAndyWarholl) Emangnya
sendiri, kayak monyetmonyetan yang keluar ring dinyatakan kalah. kenapa... dia udah
karet. "Hustler... hustler... hustler," malaikat jahat kerja.
Sambil mengambil handuk dan pergi mandi, Dinda berteriak di kuping Zafran Miss you_Gal)udah... tapi gitulah... per proyek dia
membatin sendiri, kan bareng-bareng sama Marilyn Manson dan Larry kerja sendiri.
sebaiknya Dinda diajak ke mana dulu kek sama Flint. LebihkerendariAndyWarholl) Kerjanya di luar kota?
Zafran, ngobrol kek berdua "Zafran... ke website gue aja, ada cerita baru," kata kenapa nggak
yang lama, bercanda bareng, supaya deket dulu Doraemon bijak sambil ketemu?
baru nanti diliat, cocoknya duduk tenang bersama malaikat baik di sudut ring. Miss you_Gal)Ya... gitu deh ada alasannya, gue
jadi pacar atau temen, atau ada nggak kangen- Mereka berdua nggak heran kadang gue tuh cuma
kangennya, baru nanti mau berantem fisik sama malaikat jahat, Zafran mau di sampingnya dengerin dia ngeliat
ketahuan. Ini belom-belom udah ngasih kata-kata langsung nanya identitas. tingkahnya....
indah di SMS yang Males kalau harus chating sama cowok. LebihkerendariAndyWarholl)Sama, gue kalo ngeliat
Dinda nggak tau penulisnya. Gibran-lah, Freud-lah, LebihkerendariAndyWarholl)ASL dia juga seneng
Tagore-lah, Whittmanlah, Miss you_Gal)Langsung nih... sabar dong banget...dia cantiik banget.
La Fontaine- lah, enggak ada yang Dinda kenal, LebihkerendariAndyWarholl)ASL Miss you_Gal)Just happy to be at his side
kasih tau dong siapamereka, Miss you_Gal)24-an/f/ker/jkt LebihkerendarindyWarholl) I'll... be at your side...
jangan sok tau sendiri" (tuh Juple, Dinda aja LebihkerendariAndyWarholl)Asik there's no need to worry.
dewasa..). Miss you_Gal)Lo dong.... At Your Sidenya The Corrs mengalir di kibor Zafran.
Di depan cermin, rambutnya yang panjang dan LebihkerendariAndyWarholl)24,5-an/m/vokalis/jkt Miss you_Gal)Together we survive... Hehehe dasar
lurus dibiarkan tergerai Miss you_Gal)Kok anak band.
jatuh dan membelai indah kulit bahunya yang putih. vokalis? LebihkerendariAndyWarholl)Anak ben Miss LebihkerendariAndyWarholl)Seneng The Corrs?
Satu-satu Dinda you_Gal)Oh... suka Miss you_Gal)Maniac...
melepaskan rangkaian rajutan di tubuhnya. Tubuh lagu lagu apa LebihkerendariAndyWarholl)Apa aja LebihkerendariAndyWarholl)Pantes....
Dinda yang putih halus asal vokalisnya Miss you_Gal)Eh kita belom kenal deket udah cerita
tanpa cela, tanpa apa pun terpantul di cermin keren...kerja apa? banyak nama asli lo
kamar mandi yang sudah Miss you_Gal)ada deh... siapa? boleh kan?
agak berembun karena uap air panas. LebihkerendariAndyWarholl)Kenapa namanya miss LebihkerendariAndyWarholl)Boleh... tapi lo dulu....
Pemandangan yang bisa you...? Miss Miss you_Gal)Co dulu dong... oke?
menimbulkan panas pada laki-laki. Arinda you_Gal)Lagi kangen...! LebihkerendariAndyWarholl)Kenapa co dulu?
menenggelamkan dirinya di LebihkerendariAndyWarholl)Ciee sama siapa...? gender banget sih lo... tapi
bathtub. Tubuh putihnya beserta lekukan-lekukan Miss you_Gal)Someone..., ini nama asli gue yah...sumpah gue jarang bo'ong
sempurna yang masih Zafran langsung mau curhat, bodo amat baru kenal. jadi lo harus nama asli
belum terjamah bercengkrama dengan busa-busa LebihkerendariAndyWarholl)Sama, gue juga... juga..okeh?
putih. Arinda senang bingung gue deh, dia Miss you_Gal)Siip...
membuat gelembung-gelembung sabun yang orangnya datar, kayaknya sih nggak cocok sama gue Zafran dengan semangat mengetik namanya di
berputar rendah di sekitar tapi gue nggak bisa kibor.
kepalanya. Tawa renyahnya yang merdu kadang melepaskan bayangannya dari penglihatan dan. hati LebihkerendariAndyWarholl)My name is....
terdengar tatkala jarinya gue. LebihkerendariAndyWarholl is
yang lembut perlahan memecahkan gelembung- Zafran mulai bersyair bimbang. off Gelap.
gelembung sabun yang Miss you_Gal)Nggak cocok kan relatif...kejar dong Tiba-tiba ada yang teriak, "Zafran nyalain komputer
perlahan jatuh di depannya. Perlahan ia pun usaha... kenapa tiba-tiba yaaa? Mama lagi bikin
memejamkan matanya, berpuisi gitu? kue nih pake microwave. Listriknya nggak kuat.
menikmati kehangatan. Alis tebalnya yang ikut LebihkerendariAndyWarholl)Udah... tapi nggak ada Kulkasnya aja matiin
turun perlahan saat kemajuan. dulu!"
matanya terpejam, menimbulkan berbagai Miss you_Gal)Daripada gue suka banget sama Zafran... Gelap... Paranoid Android... Zafran High
keindahan imajinasi tersendiri. orang dari dulu tapi dianya and Dry... Zafran di
Arinda memang cantik sekali. cuek cuek aja... susah sih cowok... suka asal... dalam akuarium kecil sea world bareng ikan hiu
Tapi Arinda enggak tahu kalau... ada yang ngintip! enggak enak jadi ce... nggak yang baru buka puasa...
Secara tidak sadar, tidak kasat mata, dan sama bisa bilang. Creep... Just... Idioteque... Karma Police... Nobody
sekali tidak terlihat oleh LebihkerendariAndyWarholl)Tapt kan nunjukin bisa. does it Better... Zafran jadi
mata awam, ternyata semua kejadian di kamar Missyou_Gal)Dianya Tom Yorke yang lagi kesel....
mandi Arinda terekam oleh cuek gitu sih... nggak nangkep sinyal sinyal gue trus Aa... taitaitai... F@@#$V21.'!V@#NGT0@£2KTL,
malaikat jahatnya Zafran. Dengan penuh semangat kayanya yang suka Zafran jadi ngomong
ia bermaksud sama dia banyak... gue nggak bisa ngelepas dia... jorok, tangan Zafran mencet mencet kibor nggak
udah sayang kali, tapi karuan.
"My name is...." marmer hitam lantai kantor, Mbak Jumi membatin, yang dia nggak tahu akan pergi ke mana. Merah,
"My name is...." Saya sudah kerja di oranye, kuning, merah,
"My name is...." lantai ini selama tiga tahun dan belum ada orang oranye, kuning, merah, garis garis air tetes air...
"Slim Shady!" yang sepenuh Mbak penuh... basah..., kuning,
Zafran mengambil T-Shirt putih, celana gombrong, Riani perhatiannya. Bilang terima kasih karena kuning.
sama kupluk dan sudah mencuci gelasnya Look at the star; look how they shine for you and
ngamuk-ngamuk sama mamanya, ngikutin Eminem. setiap hari, baru hari ini ada yang bilang terima everything you do they
* kasih ke saya. Apalagi were all yellow
"Cowok geblek..! Rese, pengecut banget sih? Udah memanggil sopan dengan sapaan 'Mbak', bukan I swam across I jumped across for you Oh what a
seneng-seneng ada dengan teriakan keras thing to do and it was all
temen curhat, eh...," cewek cantik dengan rok dan "Jumiii... "yang bikin kaget. Atau kayak beberapa yellow
blazer cokelat muda + orang yang di sini I drew a line; I drew a line for you Oh what a thing
blus putih ketat yang sangat serasi dengan kulitnya dipanggil 'bos' itu, yang sama sekali nggak pernah to do and it was all yellow
yang putih ngomong, meski udah (Yellow, Coldplay)
menggumam kesal nggak karuan. tiga tahun gelasnya saya cuci setiap hari...
Lehernya yang putih menengok manja sekelebat "Yo, nduk... nduk..." Sambil melihat tangan Chapter 04 : WINGS TO FLY
sambil melipat tangannya kurusnya yang hampir keriput
di dada. Dia memandang hujan dari jendela karena mencuci riap hari, Mbak Jumi berdoa dalam ...seorang cowok memakaikan jaketnya ke cewek.
kantornya yang tinggi, hujan hari buat Riani. Cue serins banget liat
semakin keras, menurunkan beribu kata yang Di dalam lift turun, pikiran Riani berkelana ke mana- adegannya di film dan coba mengartikannya
hinggap di matanya. mana dengan apa aja, tapi sekarang
Kangen, kangen, kangen, lagi ngapainya dia? "Bengong meleuleu, Bu...," tiba-tiba Citra, teman gue ngerasain sendiri, rasanya lain banget...
Lampu-lampu malam dijalan tebengan-nya, Sabtu siang menjelang sore.
utama kotanya seperti memecah bias antara air membuyarkan lamunan Riani. Arial terjebak di antara kemacetan pintu tol
hujan dan penglihatannya. Riani tersenyum. Cibubur. Lengan kekarnya
Lampu mobil yang banyak sekali berjejer di bawah "Udah sebulan lebih lo ya disini...?" tanya Citra. yang memegang stir keras merekam kepenatan di
sana bertumpuk Riani mengangkat alisnya tanda mengiyakan. dalam dirinya,
perlahan bergerak. Sambil berdiri, telapak "Hebat lo. Baru magang tapi udah disuruh megang "Rumahnya jauh banget sih...," batin Arial dalam
tangannya beradu dengan liputan ...gimana hati.
dagunya, melihat malam, melihat hujan yang caranya?" Arial pun bernapas lega ketika akhirnya mobilnya
bertambah deras. Melihat "Apa yang lo mau, lo kejar aja,... taruh di kepala lo dapat melewati
bias merah, kuning, oranye, kuning, merah, kuning, terus, jangan sampai kepenatan pintu tol, kakinya refleks menginjak gas,
oranye, biru kuning, lepas," Riani tersenyum, berkata pelan sambil mencurahkan segala
...kangen.... membetulkan letak kekesalannya yang membuat mobilnya melaju
"Heh bengong aja... pulang yuk...," suara temannya blazernya. kencang melawan siang
yang sudah dia tunggu "Oh...." menjelang sore di daerah Cibubur. Matahari sore
dari tadi akhirnya tiba juga Riani menonjok lembut bahu temannya. "Jalanin masih labil di antara
"Yuk!" Tangannya menggamit tas Suede hitam aja, kejar aja" siang menjelang sore.
sekalian membawa gelas "Pasti nanti lo diterima., semuanya kagum sama lo" Tiba-tiba bunyi SMS memenuhi mobil Arial.
kantor ke pantry. "Mudah-mudahan...," Indy_cantik: udah di mana kamu? Arial: 10 menit
"Dor! Hehehe kaget ya... mau naruh gelas... tolong kata Riani pelan sambil berjalan keluar dari lift yang lagi. kamu langsung
cuciin ya Mbak jumi." sudah sampai di tunggu di depan aja langsung berangkat udah sore
Petugas pantry pun tertawa renyah mengangguk parkiran basement. ¦ "Mobil lo di mana, Cit?" nih, macet banget dari
ramah dan diam-diam "Tuh...," Citra menengadahkan kepalanya sedikit tadi.
mengagumi kecantikan dan keramahan wanita di sambil menunjuk sebuah SMS Arial menandakan dia udah mulai kenal
depannya yang mungkin mobil MPV silver kelas menengah. kalimat dalam membalas
baru dikenalnya satu bulan. "lo apa gue yang nyetir?" Riani bertanya ke Citra. SMS. Makanya, Indy juga seneng. Udah satu bulan
Hmm, ia selalu tersenyum sama siapa saja, selalu "...lo aja deh. Gue capek banget, lagian macet. ini akhirnya Arial
akrab sama siapa saja, Perut gue juga lagi sakit memutuskan untuk mengenal Indy lebih dekat-
dari bos sampai cleaning service seperti saya ini, banget, biasa...." wanita inceran Arial yang
batin Mbak jumi. Matanya Riani pun dengan sangat maklum mengambil kunci dikenalnya di tempat fitness.
terus menatap kagum. mobil dari tangan Citra Mobil Arial berjalan perlahan di sebuah kompleks
"Mau permen Mbak jumi? Ini ada Yupi," katanya Tak lama kemudian, mobil Citra keluar dari gedung perumahan daerah
ramah sambil megah pusat bisnis Cibubur. Dari kejauhan terlihat sosok Indy yang
mengeluarkan segenggam Yupi yang Jakarta dan melaju di antara hujan yang masih terus semampai. Wajah Indy
menggemaskan dan biasa dia pencetpencet saja mengguyur di yang banyak dideskripsikan oleh kaum laki-laki
dahulu sebelum mengunyahnya. sekitar mereka. Suara hujan yang sangat deras sebagai "nggak cantik sih,
"Oh iya.. Mbak jumi, tadi aku ada roti dari rapat menghunjam keras di kap tapi enak aja diliatnya,". Tapi, menurut Arial
nggak aku makan. Ini mobil, mengeluarkan suara yang nggak enak... sama deskripsi itu perlu sedikit
buat Mbak aja. Belum dibuka kok... nih ambil aja. nggak enaknya ditambahi kata-kata, "nggak cantik sih, tapi enak aja
Belum aku buka, dengan hati Riani yang lagi kehilangan sesuatu. diliat dan lo nggak
bener...!" Riani menarik napas panjang dan dalam. bakalan bosen deh ngeliatnya."
"Nggak ah Mbak... itu kan roti mahal." "Citra gue mau curhat!" Indy serasi sekali sore itu dengan kaos katun ketat
"Ambil aja..." Dan semuanya pun mengalir deras dari hati Riani, biru dan jins boot cut
"Aku udah kenyang Mbak Riani." tentang teman-teman hitam. Rambut lurusnya dipinggirkan membelah
"Buat si kecil di rumah." gilanya yang bikin kangen, 14 Agustus, dan yang keningnya, membuat
Mbak jumi takluk dengan kelembutan Riani. paling lama dan bikin Arial lupa sama macet.
"Ambil yah...ini Yupinya juga Nanti buat iseng-iseng Citra terbengong-bengong adalah bagai-mana Riani "Halo," Arial menyambut Indy yang langsung duduk
di bus, macet lho... sangat menyayangi di sebelahnya.
hujan deras di Jakarta biasanya macet." salah satu dari mereka. Bagaimana selama ini Riani "Kenapa lama?" sambil menyambut senyum Arial,
Mbak Jumi takluk lagi untuk kedua kalinya sama selalu menyimpannya Indy meletakkan tas di
Riani ...lagian dia juga dengan baik beralaskan harap, berbungkus mimpi pahanya.
seneng sama permen Yupi. ceria dan "Macet banget. Rese.... Eh nggak bilang nyokap
"Terima kasih ya Mbak Riani." kerinduan...nggak berani mengungkapkan bokapT jawab Arial sambil
"Iya... sama-sama...." semuanya atas nama wanita. melirik ke rumah Indy yang sederhana tapi asri.
"Terima kasih juga udah cuci gelas aku tiap hari...," MPV silver itu masih terjebak di antara kemacetan "Lagi pada pergi. Udah langsung cabut aja" "Ok...
Riani berkata lembut dan hujan deras di jalan Ibu Indy... saya siap
sambil memegang bahu Mbak Jumi yang kurus. Pangeran Antasari yang penuh dengan pohon- mengantarkan Ibu Indy ke mana aja...," Arial
"Aku pulang dulu ya Mbak jumi. Nanti hati-hati pohon besar. Malam pun bercanda seneng. Udah
pulangnya." Sambil berlanjut di antara derasnya hujan. Lampu-lampu sebulan ini Arial dan Indy selalu berdua ke mana-
melihat Riani berjalan dari belakang, diterangi mobil masih berbias mana. Arial yang
remang lampu mewah dan basah air hujan di mata Riani yang kosong, menatap ganteng-kekar-perkasa dan selalu minum suplemen
harapan kerinduan sebenarnya nggak
terlalu banyak punya pengalaman dengan wanita. Through the fire Through the limit Through the wall Dan terus ke dalamnya... terus... dan terus,
Jadi, dia merasa waktu For a chance to be with walaupun kewanitaan Indy
sebulan ini sungguh menakjubkan, selain dililit rasa you I gladly risk it all Through the fire menyangkal, sesuatu dalam diri Indy mengkhayal
kangen pada temanteman Through whatever come what may For a chance of sampai ke hal yang
gilanya-dan itu harus ditunggunya hingga tanggal 14 loving you I take it all dapat membangkitkan libido kewanitaannya,
Agustussudah away Right down to the wild Even through the fire sangat normal bagi wanita
sebulan ini wajah Indy yang nggak ngebosenin Iya harus bilang nih.. Even through the Fire, suara di usia dua puluhan seperti Indy.
selalu menemaninya otaknya Hati Indy tegas menyangkal, Indy tidak pernah
setiap hari. menyemangati Arial. Arial ngayal sendiri. mementingkan fisik
Tangan Arial yang kekar dan berurat halus "Pelan amat sih nyetirnya... ?" Indy yang udah seseorang.
memasukkan perseneling ke selesai makeup membuka "Heh bengong, udah sampai Bogor nih...," Arial
gigi satu dan mereka pun meluncur ke Bogor. pembicaraan. Soalnya, ia melihat banyak mobil di meyenggol bahu Indy.
"Acaranya jam berapa? Sekarang udah jam lima sekitar mereka yang Indy kaget sendiri, takut ketahuan kalau matanya
lho," Arial bertanya ke melaju kencang, bahkan ada yang menyusul dari tadi melirik sedikit ke
Indy sambil melihat kulit muka Indy yang kuning bahu jalan. daerah di antara kedua paha Arial. Untung aja Arial
langsat, dengan sedikit "Kalo di tol minimum 40 km per jam, maksimal 80 enggak ngeliat.
bayangan matahari sore di pipi kanannya. Indy km per jam. Tuh ada Bogor sore menunggu malam pun menyambut
punya tulang pipi yang tulisannya," kata Arial polos tanpa maksud mereka.
sempurna... punya Julia Roberts (Arial lagi jatuh bercanda. "Rumahnya di mana?" Arial bertanya sambil
cinta... asik). Indy tertawa sendiri sekaligus agak bete. Selama menghentikan mobilnya di
"Abis magrib," Indy menjawab sambil sebulan ini memang dia lampu merah.
mengeluarkan tas makeup-nya. udah mulai mengenal Arial yang apa adanya dan "Aku sih nyebutnya Cisangkuy... deket kok dari
"Kamu udah asar belum?" tanya Indy pelan sambil "live by the rules". Indy tol...," jawab Indy sambil
menyapukan blast on ke memang suka sama Arial pada pandangan pertama, mencodongkan tubuhnya ke depan.
pipinya tapi kepolosan dan "Kasih tau ya., kamu tau?"
"Belum... hehehe...," sambil tertawa kecil Arial kedataran Arial dianggapnya nggak "rebel" banget. "Tau... udah pernah ke sana kok."
menjawab pertanyaan Indy. Laki-laki kan Di antara keriuhan Bogor menunggu malam dengan
Sekali lagi ini yang Arial suka dari Indy, selalu seharusnya bandel sedikit lah. Faktor inilah yang angkotnya yang
mengingatkan dirinya untuk membuat Indy sedikit banyak dan berwarna seperti permen, mereka pergi
salat-suatu kewajiban yang sering dia tinggalkan. ragu apakah hubungan ini. akan ia bawa ke tahap ke daerah yang
"Dasar... nggak apa, tapi nanti harus magrib yaa!" yang lebih? Sampai dibilang Cisangkuy itu. Arial sebentar melirik Indy,
"Iya," Arial menjawab pelan. suatu saat Indy membuat keputusan kalau lebih suara-suara di
"Kamu belum cerita siapa yang ulang tahun?" baik Arial jadi temen aja, kepalanya masih bersahut-sahutan bilang... nggak...
"Temen SMA. Dia dulu tetangga di Cibubur, tapi abis kalau ngomong nyambung dan bisa nggak abis- bilang... nggak...
sekarang pindah ke abis. Tapi kalo bilang... nggak. Arial memang selalu apa adanya
Bogor," jawab Indy sambil nggak lepas dari Arialnya mau lebih gimana? ada suara lagi yang dan biasa-biasa aja. Dulu,
kewajiban cantik wanita lewat muncul di pikiran Indy. sewaktu Arial dan gerombolan Rangers SMA sering
makeup. "Ada uang lima ratus nggak?" Arial tiba-tiba pulang naik bus
"Dia masih inget kamu?" memecah bengongnya Indy. bareng-bareng, sebelum naik pasti Arial melihat
"Kita kan dulu deket banget, temen curhat gitu- "Kenapa?" uangnya dahulu-sesuai
lah." "Mau bayar tol!" tidak dengan ongkos bus. Kalau uangnya nggak pas
"Oh... kirain tadi acaranya jam 4...." "Itu ada lima ribuan." dia akan tukarkan
"Jam 4? Emangnya ulang tahun anak kecil yang "Kan ada tulisannya tuh kalo bayar tol harus pakai dulu ke warung karena patuh pada tulisan di bus:
pake undangan kartu kecil uang pas. Ini ada tiga "bayarlah dengan uang
gitu sama jam kosong buat kita gambari sendiri ribu, aku nggak ada lima ratusan," kata Arial datar. pas".
jarumnya?" "Pakai lima ribuan aja." Arial juga berhenti merokok gara-gara menderita
Arial tertawa mendengar celotehan Indy "Enggak mau, kan harus uang pas." tekanan batin karena di
"Yo'i yang tulisannya... pasti pakai ch," sambut "Ya ampun kamu tuh yee...," Indy ngomong agak mana-mana ada tulisan "dilarang merokok". Semua
Arial. keras sambil membuka tulisan yang pernah
"Apa tuh ce-ha?" dompetnya dan memberikan uang lima ratusan Arial baca, di mana pun, pasti Arial turuti apa
"Datang yach ke ulang tahunku, pasti acaranya logam ke Arial. adanya. Larangan "dilarang
rame banget nich," Arial "Nih." mengeluarkan anggota badan", Arial pun turuti,
memperpanjang omongan mereka. Tangan halus Indy menyerahkan lima ratusan logam nggak kayak temantemannya
Indy pun tertawa. ke Arial, sedikit yang gembira bergelayut di pintu bus atau
"Yang ada permen karet bulet warna-warni sama sentuhan di kedua tangan mereka membuat desir- mengeluarkan
wafer Superman," sambut desir tiga detik di hati kepalanya dari jendela. Tulisan "Jagalah kebersihan,
Indy lagi. mereka berdua. Indy kesel, Arial begitu amat sih. buanglah sampah
"Yang ada kue biskuitnya kecil-kecil bulet sama ada Tapi, kok tadi hatiku pada tempatnya", juga dipatuhi Arial dengan
gula-gula aneka warna sedikit bergerak sewaktu tangannya menyentuh mencari tempat sampah.
di atasnya," kata Arial sambil ngakak. telapak tangan Arial yang Malah ia juga pernah mungutin sampah yang
"Kadang-kadang Indy ambil gula-gulanya aja tuh, besar? Indy bingung. Matanya sedikit melirik Arial sedikit berserakan. Waktu
abisnya manis, yang sore itu memakai mereka ke Bandung tengah malam dan di tol
biskuitnya Indy buang," Indy melanjutkan kemeja hitam dengan celana permanent press membaca tulisan "NYOPIR
kalimatnya sambil tertawa cokelat tua JANGAN NGANTUK, NGANTUK JANGAN NYOPIR"
renyah. Arial memang menawan di penglihatan Indy. secara tiba-tiba Arial
Arial terdiam dan membatin, sama... gue juga dulu Rambutnya yang dipotong berhenti di jalan tol karena baru aja menguap dan
kayak gitu, ngambil tipis, raut muka Arial yang agak persegi dengan minta digantikan
gula-gulanya doang. dagu yang kasar dan nyupirnya. Kalo Arial menginap di rumah Genta dan
Arial chating sendiri sama suara di hatinya. Apa cambang yang panjang melebihi telinga, bulu-bulu ada tulisan TAMU 1 X
malem ini ajayague bilang tajam yang kecil sehabis 24 JAM HARAP LAPOR, Arial pun lapor ke Pak RT,
ke Indy? Tapi gue nggak tau dianya suka apa nggak. cukur membentuk garis-garis dengan titik-titik bikin Genta jadi
Tapi dia kan tajam yang bertebaran senewen.
perhatian banget sama gue. Ah tau ah, tunggu aja sampai dagu. Indy yang pernah pacaran inget "Tuh rumahnya." Kijang Arial memasuki daerah
waktu yang tepat, nanti banget bagaimana ia dulu perumahan di Cisangkuy
aja deh... eh nggak deh... nanti aja deh.... kalau lagi manja suka sekali membelai kasarnya pipi yang rimbun.
Chating Arial dengan hatinya pun selesai karena cowok dan merasakan "Parkirnya jauh nih, banyak mobil," ujar Indy sambil
suara hatinya ngingetin sedikit tajam-tajam di telapak tangannya, dari me lihat ke Arial.
Arial kalau dia lagi di tol dan enggak boleh bengong. cambang ke dagu. Leher "Yang penting nggak ada tanda P dicoret, berarti
Through the Fire dari Arial yang kekar dengan jakun yang menonjol, dada kita boleh parkir di mana
Chaka Khan dari audio CD mobil Arial menemani Arial yang bidang, aja," kata Arial datar.
mereka sepanjang Indy ingin sekali meyandarkan kepalanya di situ. Indy pun maklum. Arial parkir agak jauh dan
jagorawi, ditemani matahari sore yang udah mulai Paha Arial yang besar. mereka berdua pun berjalan
nggak panas.
bareng-serasi sekali. Indy yang memang agak tinggi Indy akhirnya nyadar, Arial yang emang polos dan I never knew it would work out
untuk ukuran cewek, baik nggak akan pernah No one to blame
sebanding dengan Arial yang tegap. Lengangnya punya pikiran macem-macem. You know I love you ninety nine
Cisangkuy dan datangnya "Nggak," Indy menjawab sebentar. "Oke, kita ke "Tau nggak lagu siapa nih?" Indy bertanya ke Arial.
malam di Bogor menyambut mereka kala mereka Puncak," kata Indy sambil "Taulah... ini kan CD
berjalan berdua. Udara menoleh dan memberikan senyum manis dari gue, lagunya Toto," jawab Arial sambil menoleh ke
yang berada di antara mereka berdua berbicara bibirnya yang tipis dan Indy.
sendiri, menimbulkan panjang ke Arial. "Gue suka banget sama Toto," kata Indy pelan.
resah yang menggigit di telapak tangan masing- Arial kesenengan sendiri. Mereka pun meluncur ke "Sama dong..." sahut Arial.
masing yang ingin Puncak dan seperti "Udah pernah lihat video klipnya Ninety Nine
bersentuhan dalam gandengan. rencana, membeli bandrek, jagung bakar, dan belum?" tanya Arial.
Memasuki rumah Asri yang sedang berulang tahun, duren-yang akhirnya "Belum."
keramaian sebagai wanita Indy harus turun tangan untuk "Keren deh. Jadi ceritanya di masa depan ada suatu
menyambut mereka. tawar-menawar karena keadaan di mana
"Halo Indy... dateng juga lo. Sama siapa? Kenalin Arial yang apa adanya tidak pernah mau menawar seluruh manusia udah nggak pakai nama lagi."
dong" Asri yang berulang harga yang udah dimark "Maksudnya?"
tahun memeluk Indy, langsung cipika cipiki. up sama penjualnya. Satu lagi keajaiban kaum "Manusia udah pakai nomor sebagai identitasnya."
"Asri ini Arial. Arial ini Asri...." wanita yang emang "Kok nggak nyambung?" Indy bertanya lagi.
Arial tersenyum. Kerumunan teman-teman Asri paling sadis kalo menawar harga. Pada akhirnya "Nyambung-lah itu kan ceritanya ada cowok yang
yang sedang bercanda riuh mereka mendapatkan apa jatuh cinta sama cewek
dan tertawa ramai menyambut mereka. Tiba-tiba yang mereka inginkan dengan jurus terakhir dan dan nomor cewek itu 99 'he fell in love with
Arial kangen banget paling ampuh dalam number 99'," Arial menjelaskan.
sama teman-temannya. Lagi ngapain yaa mereka? tawar-menawar, yaitu pura-pura pergi sambil Kata-kata terakhir dalam penjelasan Arial tadi
batin Arial sambil pasang kuping... yang kalo sedikit menyentuh hati Indy.
menarik napas panjang. harganya nggak sadis-sadis amat pastinya nanti Ini G.I Joe, bisa romantis juga yah? kata Indy dalam
Asri menggamit tangan Indy untuk diculik ke akan dipanggil hati.
belakang sebentar. penjualnya. "Oh... keren juga ya, berarti lagunya juga nyeritain
Kebiasaan wanita, kalau udah ketemu teman yang Lima menit setelah puncak pas. Puncak raya mulai gitu ya? Yang ngarang
cocok, bawaannya pasti memadat. lagunya siapa? Steve Lukhater atau David Paich?"
mau ngobrol berdua sendirian. "Katanya daerah Puncak pass... ini udah lebih." "Nggak tau. Gue lupa, antara mereka berdualah
"Lucu banget, Dy...siapa tuh?" "Itu jalan masuknya...," kata Arial sambil menunjuk atau bareng kali ya...."
Kaum wanita memang senang menyembunyikan sebuah jalan masuk "Eh kita udah sampai," Arial menarik rem tangan
rasa ketertarikan mereka kecil. mobilnya.
pada lawan jenisnya dengan mengimbuh-kan kata Jalan masuk yang hanya pas untuk dua mobil kecil Mobil Arial berhenti di depan gerbang sebuah vila
"lucu", yang entah itu pun mereka lalui, yang berada di atas
konotasinya apa. melewati pepohonan besar yang bergandengan bukit kecil.
"Udah jadian belum...?" tanya Asri. dengan cemara di kiri dan Setelah bertemu dengan penjaga vila yang udah
"Tau nih bingung...." kanan mereka. kenal Arial dari kecil,
Indy lalu bercerita sedikit tentang Arial. "Matiin AC-nya aja yah... di luar pasti udah dingin," mereka berjalan memasuki vila keluarga Arial. Arial
"Kayaknya jadi temen aja deh..." Indy berkata Arial mematikan AC jadi kangen lagi sama temen-temennya. Mereka
lembut sambil membasahi dan memencet power window. juga sering ke sini kalo lagi
bibir tipisnya dengan segelas air putih. Indy yang juga lagi penat sama jakarta, melakukan penat sama Jakarta. Udara dingin dan angin yang
"Rugi lo, atletis boo...," celetuk Asri sambil melirik hal yang sama. Dia bertiup agak rendah
Arial yang sedang duduk menyembulkan sedikit wajahnya ke luar, menikmati menerpa mereka kala melewati taman. Lampu
di kejauhan. udara malam di taman yang bersinar redup
"Lo kan tau, buat gue fisik nggak pernah penting. Puncak yang dingin, membiarkan udara meraba- membuat suasana menjadi teduh.
Udah ah, kasihan tuh raba wajahnya yang "Di sana aja yuk nongkrongnya," Arial menunjuk
sendirian, mati gaya dia," jawab Indy sambil bersih. Sebentar Indy memejamkan matanya, suatu tempat paling
menghabiskan air putihnya, merasakan angin dingin. tinggi di vilanya-sebuah beranda yang menghadap
lalu berjalan ke Arial. Arial yang ngeliat Indy jadi ketawa sendiri. ke sebuah lembah.
Bogor, malam hari "Kenapa ketawa?" tanya Indy sambil menoleh Di beranda bergaya arsitektur Spanish California
Setelah sekitar satu setengah jam di rumah Asri cepat, memasang tampang dengan pencahayaan
yang bikin Arial kangen galak dan sedikit senyum yang biasa dipakai wanita yang redup kuning cokelat, mata bening Indy
sama temen-temennya, mereka pun pamit pulang. kalo mau manja. dikagetkan dengan
Di pesta tadi, selain "Kamu kayak anak kecil." pemandangan luar biasa membentang di depan
bayang-bayang teman-temannya, mata Arial tak "Daripada kamu... sama apa aja nurut." mereka.
pernah lepas dari Indy "Biarin," jawab Arial datar sambil memandang lurus "Keren ya... gue udah bertahun-tahun ke sini, dari
yang malam itu begitu anggun. Sampai akhirnya ke depan, lampu kecil dan nggak pernah
Arial udah mantap untuk dasbor yang seadanya di antara kegelapan bosen," kata Arial.
bilang ke Indy semuanya malam ini. Suara-suara di menerangi wajah Arial yang Indy masih terdiam memandang beribu-ribu lampu
pikiran Arial pun bikin gemes Indy. Indy pun nggak tahan dan nyubit kota yang berkilauan
mendukung dengan pernyataan yang sangat laki- lengan Arial. seakan melambai dan mengelus hatinya, lampu
laki: "bilang nggak "Mmmhh... Arial jelek." mobil yang berbaris rapi
bilang, laki-laki nggak pernah boleh nyesel". Pilinan jari-jari Indy di lengan Arial yang kekar tadi bermuara ke lautan lampu yang tidak beraturan
"Mau ke mana lagi, Bu?" kata Arial sambil membuat Arial penuh kilap, kerlap, dan
menyalakan mobilnya. terbang. kelip yang sesak di mata indah Indy. Langit hitam
"Nggak tau nih. Tapi aku lagi males pulang." "Di keras banget badannya...." "Barbelan terus...," dengan bintangbintangnya,
"Sama." kata Arial datar. "Apa tuh sedikit awan putih yang membentuk garis menipis
Tiba-tiba Arial punya ide cemerlang, sekaligus yang barbelan?" "Ngangkat barbel." mengecil
akan melancarkan misi Indy tertawa mendengar istilah Arial yang dan memutus, bulan yang hinggap indah di atas
sucinya. "Ke Puncak aja yuk, kan deket." "Ngapain?" menurutnya ajaib. Arial selalu sana. Bayangan hitam
Indy juga rada bisa bikin Indy ketawa melulu, batin Indy dalam pegunungan yang megah di kanan mereka.
tertarik. hati. "Itu Gede Pangrango kan ya?" tanya Indy sambil
"Ada tempat, punya keluarga besar gue di sana, Di depan mereka terbentang bantaran lampu- menunjuk ke bayangan
deket-deket puncak pas. lampu kota yang indah, gunung megah dan hitam di kejauhan.
Kayak vila gitu deh. Kita ngobrol-ngorol aja. Di jalan dengan bingkai bukit dan jejeran cemara yang "Iya. Udah pernah ke sana?"
kita beli jagung bakar, menghitam gelap. Indy menggeleng sambil tangannya dilipatkan di
duren, sama bandrek. Gimana?" Ninety nine... he been waiting so long dada. Udara dingin
"Tapi jangan macem-macem ya, Pak!" mata Indy Oh ninety nine... how can we be alone menerpa tubuhnya sedari tadi. Cahaya lampu
menatap mata Arial. Oh ninety nine... I love you kuning kecokelatan
"Maksudnya?" Arial yang nggak ngerti maksud Indy, I never knew it could happened memantul berkilat di rambut Indy yang hitam.
bertanya sambil I'feel quite the same "Kamu pakai jaketku nih," Arial langsung
mengerutkan keningnya. I don't want to hurt you any more menyodorkan jaket cokelat muda
corduroy yang dibawanya dari tadi. "Kamu nggak tindih berlari-lari kecil di hati Indy. Harus jawab Sesekali ia menatap wajah Arial yang memandang
perlu?" apa? Jawab apa? Jawab lurus ke depan. Arial
"Nggak." apa? masih belum bisa percaya Indy akhirnya
Indy memakai jaket Arial, sepilas bau parfum pria "Arial...," kata Indy pelan. menerimanya, mempercayai
bercampur sedikit bau "Indy...," Arial tersenyum kecil membalas candaan genggamannya yang akan menemaninya
keringat khas laki-laki memenuhi penciumannya. yang sama seperti Indy mengarungi hari-hari mereka ke
Indy tersenyum sendiri tadi. depan. Lamunan Arial itu membuat ketidaksadaran
dan membatin, Adegan kayak gini paling sering ada "Yee... bales...!" ledek Indy sambil menyenggolkan dalam tubuhnya
di film-film, seorang bahunya ke Arial. untuk memeluk erat tubuh di sebelahnya. Batin
cowok ngasih jaketnya ke sang cewek untuk "Arial jelek...," kata Indy sembari mencubit lengan Indy pun ikut menikmati
dipakai. Lambang pelindung, Arial. kehangatan yang Arial berikan. Sedetik Arial
superioritas, dan ke-essential-an laki-laki yang lebih Arial pun terbang lagi, membatin lagi. membenamkan hidungnya ke
tegar dari wanita, Ya ampun susah banget ngomongnya... susah, rambut Indy, merasakan penciumannya bercerita
sekaligus lambang kelembutan wanita yang akan susah, susah. Gue udah tentang semuanya.
selalu memancarkan sayang banget kali ya sama makhluk ini. Malam itu indah sekali....
aura-aura dengan keindahan tak terhingga yang Batin Arial ricuh, kalau emang buat bener-bener Setelah bercanda dan ngetawain diri masing-
harus laki-laki jaga dan dan udah sayang masing, dua anak manusia
lindungi. Setiap nonton adegan seperti ini, dulu gue susaaaah banget bagi laki-laki untuk penuh cinta itu beranjak pulang. Mereka lupa,
sering banget mencoba mengatakannya (setuju banget!). makanan dan minuman
meraba-raba mengartikannya. Tapi sekarang gue Yang bikin senewen dari tadi adalah suara-suara yang tadi dibeli masih terbungkus rapi dan nggak
ngerasain sendiri... kecil yang sangat tersentuh sama sekali.
rasanya lain banget.... mengganggu di pikiran Arial. Enggak mau...kamu Dengan hati yang penuh sesak oleh segala
"Di sini kalo menjelang pagi kita bisa ngeliat Venus, dah kayak kakak keindahan dan genggaman yang
letaknya di sana, lagi sendiri. Aku belum siap pacaran, kamu udah terlalu nggak pernah lepas, mereka menjauhi daerah
sendirian pagi-pagi," kata Arial sambil menunjuk ke deket, aku nggak mau Puncak melalui Jagorawi
timur. terikat dulu. Aku ada yang lain... aku masih mau yang mulai sepi. Semenjak dari beranda vilanya,
"Emang kenapa dia sendirian? Nggak ada yang bebas. Temen aja deh, aku Arial sedetik pun tidak
nemenin? Venus rada-rada masih suka inget sama dia. Aku jawab nanti kalo mau melepas genggamannya dari tangan lembut
garing ya anaknya?" Indy berkata lembut sambil aku udah siap sekitar 6 Indy. Memberontak dari
menjatuhkan pantatnya bulan lagi, Arial kacau sendiri. segala aturan dan kepatuhannya. Mengendarai
ke bangku kayu. Matanya masih memandang Tiba-tiba ada suara tegas yang menghapus semua mobil pelan dengan saru
keindahan di depannya. suara kecil pesimis tadi, tangan. Indy pun membiarkan tangan Arial terus
Arial tersenyum memandang Indy. Harus malam ini, "Bilang nggak bilang, laki-laki nggak pernah boleh menggenggam
batin Arial mantap. nyesel"; "Boys don't cry"; tangannya erat sekali, melupakan segala aturan.
"Aku pernah di sana...," kata Arial sambil menunjuk "Man gotta do what man gotta do". Dalam genggaman Arial,
ke puncak gunung Arial menarik napas panjang, mulutnya menyebut malam itu Indy senang sekali, ada Arial yang akan
Gede yang malam ini terlihat samar tertutup awan. pelan nama wanita yang selalu memberinya
"Sama siapa?" sudah membuat dia melayang-layang sebulan ini. sayap yang akan membawa Indy menikmati masa-
"Sama Genta dan temen-temen yang lain." "Lo geng "Indy...." masanya. Sayap yang
kamu nggak ikutan?" Dan semuanya pun mengalir dari Arial dengan akan membawanya terbang tinggi dengan angin-
"Nggak, gerombolan 'Power Rangers' lagi nggak penuh kejujuran, ketegasan, angin cinta, kerinduan,
bisa ikut, cuma Genta aja." dan kelaki-lakian, dengan segala argumen indah perhatian, dan mimpi-mimpi yang akan selalu
"Kenapa namanya Gede Pangrango ya? Kok yang mengalir begitu saja, menerpa lembut wajahnya,
bukannya Gede aja atau dengan segala kerinduan laki-laki yang tak sayap yang akan selalu menjaganya.
Pangrango aja?" Indy bertanya sambil masih terhingga dan bisa Seandainya mungkin....
memandang Gede Pangrango mengalahkan apa pun pada saat begini. Mengalir ku mampu terbang ke awan
dari kejauhan. bersama anugerah serta detik ini jua... kuakan melayang ke sana
"Karena di sana ada dua puncak, puncak Gede sama kodrat laki-laki dan wanita yang akan selalu belajar kan kubawa pula... dirimu... yang selalu kusayang...
puncak Pangrango," mencintai, belajar bersama... berdua... kita... bahagia
jawab Arial. dicintai, dan yang ingin selalu dicintai. Partikel- kasih... dengarlah... hatiku berkata aku cinta
Sebentar Arial membayangkan petualangannya partikel mereka pun kepada... dirimu sayang...
dulu sama Genta di bersahutan saling berebut untuk memasuki dunia kasih percayalah kepada diriku... hidup matiku
Gunung Gede. Menikmati keindahan alam baru yang akan mereka hanya untukmu...
pegunungan di sana. Pertama bangun atau akan mereka hancurkan nantinya. Alunan lembut Kasih dari Ermy Kulit menemani
kalinya Arial naik gunung, semuanya masih sangat Meminta keyakinan untuk mereka berulang-ulang di
membekas. Mulai dari jangan pernah takut mencinta. Chemistry-chemistry perjalanan pulang.
perjalanan naik tengah malam dari Gunung Putri, keraguan mereka pun
kelengangan indah, dan bertarung atas nama cinta, atas nama kerinduan, Chapter 05 : DON’T STOP ME NOW
dinginnya padang Surya Kencana, Puncak Gede, bau atas nama mimpi, dan
lembapnya hutan atas nama bintang di atas sana yang melirik ...Ian mencium tangan kedua orang tuanya, ada
hujan tropis di Kandang Badak, dan turun lewat tersenyum simpul, atas nama sedikit sedih di hati Ian
Cibodas. Arial jadi kangen bulan yang terdiam bijak mendengarkan mereka karena tangan papa-mamanya sudah tidak sehalus
sama hobinya dulu. berdua. Dan.... dulu lagi, Ian udah bisa
Genta lagi ngapain ya? batin Arial lagi. Arial pun mencium kening Indy. ngerasain kulit keriput di tangan mereka...
"Katanya kalo orang udah naik gunung pasti bakal Bulan pun tersenyum manis sekali malam itu, "Jadi... kamu... mau... ganti... lagi... semuanya?"
kecanduan. Mau balik bintang memegang dadanya "Enggak juga sih, Pak. Judulnya doang dikit, sama
lagi terus," gumam Indy lembut. lega dan pelan memejamkan matanya saat wajah hubungan
"Bener banget." mereka berdekatan. antarvariabelnya, ada juga variable yang ditambah,"
Sesaat mereka berdua terdiam menikmati malam Semuanya menjadi indah sekali. Malam itu. Apakah Ian menjawab
yang ikut mengisi hati jadi malam yang akan pertanyaan dosen pembimbingnya, sambil
mereka berdua. mereka kenang indah atau akan mereka lupakan? membatin, dari dulu dosen
"Indy...," Arial berkata pelan sekali sambil Saat ini mereka belum pembimbing ini pasti kalo ngomong ada jeda dua
memandang lurus ke depan. tahu untuk apa semua keindahan ini. Untuk detik per kata, tuh kan
"Arial...," jawab Indy bercanda sambil balik tangiskah? Untuk tawakah? mulai lagi nih....
menyebut nama Arial, Semuanya belum tahu. Semuanya belum terlihat, "Kamu... selama... ini... ke mana... Ian?" Pertanyaan
tersenyum menoleh ke Arial yang masih melihat ke dan seperti biasa semesta yang tidak pernah Ian
depan, mengumpulkan di sana pun mengangguk bijak membiarkan harapkan selama satu semester ini, muncul juga
keberanian laki-laki. semuanya belum terlihat jelas. dari mulut dosennya.
"Apaan sih kamu?" Arial tersenyum geli. Semesta hanya bisa berdoa mensyukuri sebuah "Cuti, Pak," Ian bohong.
Keduanya terdiam lagi. Batin kewanitaan Indy cinta yang telah datang lagi "Cuti... apa... Ian?"
merasa ada yang ingin Arial dan menjumpai mereka malam itu. "Bantu orang tua di sawah...," Ian bohong lagi.
sampaikan. Sekarangkah saatnya? Semua perasaan Indy masih rebah di bahu Arial, menikmati Bohongnya salah lagi, mana
berkecamuk tumpang keindahan malam di beranda.
ada sawah di Jakarta. Goblok, dongo, Ian menyesali kuisionernya." temenan baik sama Si Wordngetikmulu dan
dalam hati. "Cuma... kamu... saja... anak... bimbingan... saya... SiExcelrajatabel ini udah
"Mana... ada... sawah... di... Jakarta?" yang... lama... lainnya., terima Ian lagi di dalam hatinya setelah Ian janji
"Ada, Pak!" jawab Ian (cari gara-gara lo Yan!). cuma... satu... semester... kamu... udah... bikin... nggak mau ninggalin dan
"Kamu... bohong... Ian?" rekor... nggak... enak... mau ngasih nama baru.
"Mm... iya Pak... saya sebenarnya cuti untuk cari buat... saya." Ian: Tuh denger makanya jangan sok tau... gue
duit, Pak. Jadi model bayi "Iya nih, Pak... Saya nggak enak, saya juga dulu milih defrag nih.
yang No Problem itu Pak, yang lucu, tapi yang Bapak biar selesai Si kompibaiksekalitemenIan: Nggak mau ah CS di
sekarang udah gede bayinya. satu semester, tapi kalo dua bulan empat bab defrag geli. CS kan tau
Syuting iklannya di Jepang, Pak. Di Satchi and pusing juga, Pak," jawab Ian gue orangnya gelian.
Satchi, kan jauh itu Pak, jadi sambil nunduk. Ian: Makanya jangan berisik!
saya cuti." "Bisa... nggak?" dosen Ian menghardik galak. "Bisa Hardik Ian galak sambil mengambil bukunya Peter
Ian bohong lagi. Tapi bohong yang ini rada-rada deh, Pak," Ian jadi takut Senge, Disiplin Kelima.
pinter karena dosennya "Bagus... sekarang... taruh... kata... bisa... itu... di Folder skripsi bergaya menari-nari riang di antara
percaya Ian emang sangat mirip sama model bayi sini," dosen Ian berkata kabel-kabel data Si
No Problem. Ian pun lega sambil menunjuk ke jidatnya. Ekspresinya mirip kompibaiksekalitemenIan.
"Oh... begitu... benar?" Benecio del Toro di Film 21 Folder Skripsi: Nama baru... nama baru. Si
"Iya, Pak!" grams. kompibaiksekalitemenIan: Lo
"Bangga... juga... Bapak... sama... kamu. Jadi... Ian jadi kaget sendiri. dikasih nama baru apa sama si Ian? Apaan
mau... tambah... satu... "Iya, Pak. Makasih, Pak." namanya?
variabel... lagi?" "Iya, Pak!" "Kapan... kamu... nyerahin... bab... duanya?" Folder Skripsi: Lihat aja sendiri.
"Oh... begitu... variabel... apa... lagi... yang... mau... "Minggu depan, Pak." Kabel-kabel data Si kompibaiksekalitemenIan pun
kamu... tambah?" Ian "Enggak... boleh... empat... hari... lagi... kamu... ke menjelajahi tiap folder
tambah kesel lagi sama dosen pembimbingya. Buat sini... bab... dua... kamu... mencari nama baru folder skripsi hingga ketemu.
Ian, ini orang kayaknya harus... sudah... selesai... ngerti." "Skripsiku tercinta."
waktu pelajaran tanda baca bahasa Indonesia di SD, "Hah???" Ian bengong. Si kompibaiksekalitemenIan: Ciee... Romantis juga
dia nggak masuk. "Masa empat hari, Pak?" nih tuan kita yang
Pelan bener sih ngomongnya... lama lagi "Kamu... SD... berapa... tahun..., Yan?" gendut.
Kebanyakan titik. Ian mau cepatcepat "Iya, iya deh, Pak," Ian nggak mau dengar kata-kata Ian: Lo ngomong lagi, beneran gue defrag nih, abis
pergi dari situ. nyakitin lagi dari itu gue
"Saya mau tambah variabel kecerdasan emosional, dosennya, apalagi sebenemya dia SD kan tujuh boot.
jadi nanti dilihat apa tahun, bukan enam tahun. Si kompibaiksekalitemenIan: Nggak mau ah. Teman
hubungannya sama Lima Displin Pembelajaran "Ya... udah... sana... selamat... sore... Ian." jangan begitu dong.
Organisasinya Peter Senge "Ssssore pak." Ian pun buru-buru membereskan Ian: Makanya jangan berisik. Jangan sok tau... gue
(baca Senji). Efektif nggak untuk sebuah organisasi. berkas-berkas skripsinya mau ngetik. ok!
Begitu Pak," Ian dan pergi menjauh dari ruangan dosennya Si kompibaiksekalitemenIan: Sok intelek lo ngetik...
berbicara cepat soalnya dia udah ngantuk. Pulangnya Ian langsung menuju ke komputernya biasanya juga lihat
"Oh... begitu...," gumam dosennya. yang ia namakan "Si gambar bokep.
Tampang dosen Ian ini mirip penjahat di kompibaiksekalitemenIan"-komputer yang sekaligus Jari-jari Ian pun mencari kata-kata computer
gamewatch, Western Bar, punya sahabat dan teman management dan disk
Ian dulu. Ian ketawa dalam hati. "Iya... Pak... akrab Ian dari dulu, nemenin Ian main Counter defragmenter.
begitu," Ian yang ngocol coba Strike, CM; muter VCD Si kompibaiksekalitemenIan: Jangan! Jangan, geli!
ngikutin omong pelannya sang dosen-yang bokep; main bola; yang udah penuh sama gambar Iya deh nggak berisik.
sebenernya udah pengen Ian bikini, gambar pemain Ian: Janji?
tonjok. bola, lirik lagu, kunci gitar, foto bugil, dan banyak Si kompibaiksekalitemenIan: Janji! Pasang lagu,
"Kecerdasan... Emosionalnya..- pakai... buku... lagi. pasang lagu biar
siapa... Ian?" "Daniel Ian yang lagi intelek sedikit gara-gara harus bikin lancar...OK teman, OK Ian: Nggak mau lagi konsen!
Goleman, Pak...." skripsi pun mulai Si kompibaiksekalitemenIan: Jangan ngambek dong
"Dia., lagi... dia... lagi... ada... yang... lain... nggak... memperbarui tampilan teman setianya ini. Ia ganti teman, kita kan CS. ok
sih... mentang... gambar desktop yang CS?!
mentang... lagi... terkenal." semula bergambar "ayah"-nya Manchester United, Ian pun ngeklik winamp. Si
Ian pun memberi tatapan ke dosennya yang kalau Sir Alex Ferguson kompibaiksekalitemenIan: Winamp siap? Si
diterjemahin kurang dengan gambar wisuda kampus megah milik kompi memanggil Si Winampnyanyimulu.
lebih "siapa lu, mending kenal?" kakaknya yang kebetulan Winampnyanyimulu: Siap bang
"Ya., sudah... kalo... kamu... mau." udah lulus dan satu kampus sama Ian. kompi!
Asik, dia setuju! kata Ian dalam hati, pipi "Bab dua, tiga, empat, lima dalam waktu dua bulan Si kompibaiksekalitemenIan: Kalo lagi gini, biar
tembemnya menggembung. siapa takut?" Ian semangat lagunya Queen
"Kamu... SD... berapa... tahun..., Yan?" tiba-tiba menggumam pelan dan masuk ke dalam dunia dong "Don't stop me now". Ok cs, ok.
dosennya memberikan imajinasinya. Ian: Siip... nah gitu doing semangatin gue, kata Ian
pertanyaan yang nggak jelas maksudnya. Si kompibaiksekalitemenIan: Hahaha... kenapa sambil memilih lagu
"Enam, Pak. Emangnya kenapa?" Ian bohong. Dulu teman? Sakit panas ya? Queen.
dia pernah tidak naiksetahun- Ian: Gue udah tau lo mau nyela gue dari tadi. Si Don't stop me now.... I'm having such a good time...
waktu kelas satu-gara-gara satu caturwulan kompibaiksekalitemenIan: I'm burning to the sky
ngambek nggak mau Emang gue tahan, belum penuh sih loadingaya. Two hundred degrees.
masuk. Ian mulai mengetik. BAB II that's why they call me Mr. Fahrenheit...
"Kalo... kamu... menyelesaikan... kuliah., kamu... Si kompibaiksekalitemenIan: Bikin skripsi ni yee. I'm driving to the speed of light..
enam... tahun... juga... Tumben bikin skripsi, Don't stop me now...
berarti... otak... kamu... otak... anak... SD," Sang teman, kamu udah mati yaa... ini cuma arwahnya Jari-jari Ian mengerik lancar tambah semangat dan
Dosen berkata pelan sambil doang? bahagia. Ditemenin
menurunkan kacamatanya. Urutan kalimat panjang Ian: Diem lo! sama SiWordngetikmulu, si wmampnyanyimulu, Si
dan pelan barusan Ian pun nerusin ngetik. kompibaiksekalitemenIan, Freddie Mercury dan
sangat menyakitkan bagi Ian. Si kompibaiksekalitemenIan: Eh ntar dulu, ntar raungan gitarnya Bryan
Suara-suara di kepala Ian pun memaki-maki dulu, harus ada yang May. File-file folder games pun cemberut, lagi
sarkasme. diselesaikan secara adat dulu. Udah jadian lagi dicuekin sama Ian, juga
Sang dosen bertanya lagi, "Dua., bulan... lagi... belum lo sama folder folder folder Karang Taruna RW 08 dan Curriculum
ada... sidang... bisa., dikejar... skripsi? Kasian lho waktu lo cuekin, dia nangis- Vitae yang merupakan
empat... bab... dalam... dua... bulan... Ian?" nangis gitu hampir mau nama samar an dari folder folder bokep Ian.
Ian diem. Hmm, baik juga nih dosen nyuruh sidang bunuh diri terjun bebas ke virus. Untung ditolongin 10 menit berlalu Ian baru dapet setengah
cepet-cepet. sama Mc Afee. halaman...
"Kalo... kamu... bisa... nanti... saya., bantu... Folder Skripsi: Udah kok waktu itu dia minta maaf. jari jari Ian berhenti...
banyak." Tiba-tiba folder skripsi ikut ngomong lembut. Folder Si kompibaiksekalitemenIan: ya bos kok berhenti
"Nggak tau yah Pak Pusing juga, dua bulan empat skripsi yang emang bos....? Ian: Tau nih...
bab, belum
mampet...!! tiba tiba Ian kangen sama keempat Si kompibaiksekalitemenIan: Ya udah sekarang kedokteran hewan. Emang ada pelajaran bedah
temannya.... bokep...! Ian: Nggak mau...! ikan pesut?" "Pasti ada
Lagi ngapain ya mereka?...Riani... Arial... Zafran... Si kompibaiksekalitemenIan: Bola...! Ian: Nggak yang ulang tahun hari ini, ada yang pesen badut.";
Genta Ian kangen sama mau! "Dufan keren juga ya
mereka. Si kompibaiksekalitemenIan: Counter Strike aja Bos, marketingnya... sampai ngirim badutnya ke
Genta! Tiba-tiba mata Ian menangkap sebuah VCD tembak-tembakan! kampus-kampus."
original milik Genta di Ian: Gue mau mandi trus bikin Indomie. Ian cuek dan bales ngeliatin mereka semua. Galak.
antara VCD bersampul Hewan-Hewan Pra- Ian berdiri dan mengambil handuk. SENIOR!!! kata Ian
sejarah,Ten Deadliest Shark, Si kompibaiksekalitemenIan: Es... es... es... matiin dalam hati.
Belajar Macromedia, dan Mengerti Excell dalam dulu dong Bos. Capek nih Semua yang diliatin Ian menunduk males, takut
sehari yang sekali lagi, kompi mau tidur sore.... sama senior. Pukul 08.30
semuanya hanya sampul samar an yang di Ian: Yang enak sih sebelum dimatiin di-defrag sosok Sukonto Legowo masuk ke kelas.
dalamnya berisi VCD bokep. dulu... ada tuh di buku "Selamat pagi... maaf... Bapak... telat."
Mata Ian menangkap VCD favorit Genta, filmnya petunjuk Semuanya diem. Dosen pembimbing Ian emang
Sean Connery, Finding Si kompibaiksekalitemenIan: Bos... Bos... jangan terkenal galak tapi
Forrester. bercanda Bos. Kan udah sekaligus baik. "Hari ini kuliah MSDM (Manajemen
Ian jadi inget sama adegan di film itu, waktu Jamal bulan ini di-defrag, Bos. Geli Bos, nggak mau! Sumber Daya
Wallace si penulis muda Ian: Enggak enggak.... Manusia), kita masuk ke teori motivasi... nanti ada
baru mulai belajar nulis sama William Forrester, Ian tersenyum dan memilih menekan turn off di macam-macam teori
pengarang buku terkenal desktopnya. motivasi yang akan kita bahas."
sepanjang masa Avalon Landing, yang sekaligus Si kompibaiksekalitemenIan: Nah gitu dong.... "Ah gue tau ini kan pernah diomongin di
sahabat Jamal. Ian: Nanti malam ketemu lagi ya.... tongkrongan," kata Ian dalam
Ian masih ingat kata-kata William Forester, "Kalau Si kompibaiksekalitemenIan: Tapi bokep...! hati girang.
kamu mau menulis ya Ian: Nggak...! Nanti ada teorinya Abraham Maslow. McGregor.
tulis aja, jangan pernah mikir. Langsung menulis aja Si kompibaiksekalitemenIan: Bokep! Ian: Nggak! McClelland. Nah tuh dia
jangan pakai mikir." Ian: Nanti "malam kita ngetik lagi.... Folder Skripsiku namanya disebut, kata Ian dalam hati, senang.
Ian pun mulai menulis. Satu halaman lebih tercinta tersenyum Tapi, sambil mainin pulpen, Ian jadi kaget sendiri
dilewatkan Ian dengan cepat dan menari-nari. Si kompibaiksekalitemenIan: Ok karena Pak Sukonto
sampai kibor Ian kegelian dipencet-pencet melulu Bos... kompi temen Bos, Legowo di kelas ngomongnya bisa cepet. Kalo
kayak permen Yupi. Ian siap nemenin Bos sampai kapan pun! Ian: Dah... ketemu gue aja ngomongnya
nggak percaya, hanya dalam waktu sepuluh menit kompi.... pelan banget, batin Ian.
dia sudah dapat dua Si kompibaiksekalitemenIan: Da dah... Bos.... Ian: Maslow, McGregor, McClelland diterangkan dengan
lembar... tiga lembar... empat lembar. Kamu emang baik jelas oleh sang dosen.
Dua jam pun berlalu tanpa terasa. kompi.... Semua bengong karena diterangkan dengan bahasa
Bab dua udah hampir selesai, tinggal diedit sedikit Ian menepuk nepuk monitornya., (kamu emang yang jelas dan Ian jadi
dan dikoreksi Ngetik ancur sekali Ian, ngobrol ngerti banget.
lagi ntar malam tiga jam-an. Sambil ngedit juga sama komputer). Dosennya kok lain banget kalo di kelas, malah
kelar BAB II gue, batin Ian Malamnya, sambil tiduran Ian membaca buku-buku kadang-kadang pakai
seneng. referensi yang becanda lagi. Bisa ditambah-tambahin buat
"Ah kalau bisa sekarang... sekarang aja." nyambung dengan skripsinya. Bosen baca di tempat referensi skripsi gue nih, desis
Jari Ian pun mulai menari lincah lagi. tidur, Ian pindah ke Ian sambil mengambil kertas dan mulai mencatat.
Satu jam, dua jam.... balkon rumahnya. Di sana Ian membaca lagi, Dua lembar, tiga lembar,
Si kompibaiksekalitemenIan: Bos... bos...! Ian: APA! membaca lagi, dan membaca empat lembar....
Ian berteriak agak keras, masih cuek, dan nggak lagi, takjub dengan berbagai molekul kompleks Tiba-tiba batin Ian kaget sendiri dan agak menyesal,
mau diganggu. Si yang beterbangan kan dulu kelas ini
kompibaiksekalitemenIan jadi takut bosnya bakal memenuhi pikirannya. Apa yang selama ini belum udah pernah gue ambil. Ian masih berbicara dengan
marah dan dia bisa didefrag pernah diketahuinya, hatinya, melihat ke
lagi. Ian jadi tahu. Untuk beberapa saat Ian berhenti sekeliling kelas dan bengong.
Si kompibaiksekalitemenIan: Bos, temenan, cs... sebentar dan menuliskan Kenapa dulu gue nggak pernah merhatiin ya? Rugi
dong. catatan kecil di kertas HVS, dan membaca lagi... banget gue, becanda
Ian: Apa kompi? membaca lagi... yang ada mulu sih, mana kalo lagi di kelas pikiran maunya lari
Si kompibaiksekalitemenIan: Ke desktop bentar, klik di otak Ian cuma dua bulan lagi dia sidang, abis itu ke main komputer,
kanan terus refresh lulus. main bola, sama beli VCD... sekarang baru kerasa.
bos.... Pukul 08.15 Ian udah nongkrong di depan ruangan Ian nyesel.
Gerah nih bos... udah empat jam lebih, hampir lima dosennya Tapi, setelah "Oh ada mahasiswa baru ya?" Tiba-tiba sang dosen
jam malah. Ian: Oh iya. melihat jadwal hari ini, ternyata dosen Ian, Bapak mengeluarkan suara
Sori bori kompi.... Sukonto Legowo, ada agak keras dan menuju ke pojok belakang tempat
Si kompibaiksekalitemenIan: Nah gitu dong.... Ah, kelas di gedung sebelah. Ian pun langsung lari ke Ian duduk.
seger Bos. Enak. Di-save gedung sebelah. Ian yang lagi bengong kaget sendiri. Ian
dulu bos atau di-autosave aja. Nanti kalo ada Ini dia kelasnya, desis Ian, Udah jam segini belum mengangkat tangannya,
serangan tiba-tiba gue bisa dateng tuh orang, batin menganggukan sedikit kepalanya sambil
mati suri bos. Ntar sih gue idup lagi... tapi nanti file Ian. tersenyum.
bos ilang. Nanti bos Otak bandelnya ketawa-tawa sendiri dan bilang, "Halo Pak, lagi nebeng ngasah otak...."
marah-marah kayak waktu itu, gue dilempar bantal. "hihihi gue masuk aja kali Semua di kelas nengok ke Ian. Kaget! Suara-suara
Ian: Oh iya. Kompi kamu emang baik sekali. yee..., ikut kelasnya biar dia kaget." heran pun merasuki
Si kompibaiksekalitemenIan: ...bos refresh lagi bos, Ian dengan pede-nya langsung masuk kelas, nggak pikiran semua orang di kelas. "Pantesan harus ada
dikit.. aja. peduli sama tatapan izin buat miara,
Ian: OK! aneh di kelasnya. Ian langsung duduk di bangku ternyata hewan langka ini bisa ngomong."; "Oh
Si kompibaiksekalitemenIan: Ah seger.... Bos emang pojok paling belakang. badut Dufannya bisa
baik . Mahasiswa yang ada di kelas itu menatap Ian ngomong...hebat juga ya marketing Dufan"; "Gile...
"Wah udah selesai Bab II Bab III udah bagian dengan perasaan aneh. lumba-lumba kalah
depannya," Ian loncat- loncat Suara-suara heran dan aneh memenuhi pikiran sama pesut, pesut aja bisa ngomong."; "Tuh bener
seneng, "Hore... besok aja, gue serahkan ke si aneh semua orang di situ, kan ada yang ulang
Sukonto Legowo," (eit bercampur aduk, semua yang di situ nggak kenal tahun."
baca namanya jangan disambung, bisa gawat). sama Ian. Semua Ian langsung melotot, males banget diliatin seperti
Enggak perlu empat hari biar dia kaget sekalian, ngeliatin Ian dengan berbagai suara takjub di kepala itu. Pelototan galak Ian
batin Ian mantap. mereka. "Siapa ya? membuat semua juniornya langsung takut dan
Si kompibaiksekalitemenIan: Bos, capek Bos. Time Perasaaan udah man final-test, tapi kok ada yang menghadap ke depan lagi.
out dulu baru masuk."; "Gue kenal Pak Sukonto Legowo membuka kacamatanya,
ya. dia nih, kalo mau pelihara dia di rumah harus punya matanya tajam melihat Ian.
Ian: Alaa elo... kalo bokep sama bola aja, lembur surat izin dari "Kamu... mau... ketemu... saya., hari... ini... Ian?"
dua hari seneng-seneng Departemen Kehutanan."; "Perasaan gue kuliah Yah... ngomongnya gitu lagi, kalo sama gue, Ian
aja. ekonomi deh, bukan teriak-teriak sendiri dalam
hati. pagi Mbak...," Ian menyapa resepsionis kantor ke bawah. "Mas Dono ya?" "Iya...." .
Tiba-tiba Pak Sukonto Legowo ngomong lagi, dengan sopan. "Udah selesai ya, Mas? Nanti Ian langsung ambil,
"Saudara-saudara... hari ini Mbak resepsionis tampak berbinar-binar menatap biar cepet." "Kayaknya
kita kedatangan tamu penting, suatu kehormatan Ian. "Pagi... oh maaf, Mas, ada masalah, Yan.... Direksi nggak ngizinin kuisioner
tersendiri. Saudarasaudara baru minggu kemarin tuh kantor kita outing ke kamu, padahal udah
pasti ingat, dulu bayi lucu dan gemuk yang ada Taman Teletubbies yang hampir terisi semua. Kuisioner-nya nggak boleh
tulisan 'No baru itu. Waduh, Taman Teletubbies baru buka aja keluar dari kantor. Data
Problem' di bawahnya... sekarang bayi itu udah promosinya gedegedean perusahaan yang ada di Ian juga disuruh tarik lagi."
gede dan dia adalah salah sampai ngirim Tinkywinky ke kantor gini. Inget Embusan napas kecewa Mas Dono terdengar di
satu murid bimbingan skripsi yang saya pegang, nggak sama saya?... telepon. "Sori banget, Yan."
saya bangga sekali. kan saya ke sana minggu kemarin!" "Mas Dono udah coba argumen, tapi masih
Saudara Ian silakan berdiri." Kali ini Ian disangka Tinkywinky dari gerombolan ditolak."
Ian pun kaget dan terpaksa berdiri... semuanya Teletubbies yang "Mas Dono bingung nih... nggak enak dapat
tepuk tangan. Mata Ian kerjaannya main mulu. Tapi Ian udah kebal. peringatan. Nanti malam data
kacau, semuanya berputar dalam slow motion putih "Maaf Mbak, saya bukan Tinkywinkynya yang ada di Ian, Mas Dono ambil ya? Ternyata data
biru kuning. Teletubbies. Tuh di perut saya itu nggak boleh keluar
"Iya gila mirip lho... gilee gedenya begini sama aja... nggak ada TV-nya," bela Ian sambil melihat ke baju kantor."
gemes! gemes!" pipi Ian ungunya. Hmm, salah Ian menarik napas panjang, "Udah bener-bener
dicubit. Ian difoto pake handphone, blitz! Blitz! gue juga, pakai baju ungu. Dikira Tinkywinky deh.... nggak bisa ya, Mas?" Ian
Putih. Ian stres. Ian serasa "Oh maaf...," kata resepsionis masih belum percaya. bertanya dengan sisa-sisa harapan yang ada.
diseruduk truk, abis itu kecebur got, gotnya ada "Saya mau ketemu sama Pak Dono... udah janji, tadi "Mas Dono udah coba berbagai cara."
radioaktif, radioaktifnya udah telepon." Ian percaya karena tahu bahwa Mas Dono orangnya
bikin Ian impoten, Ian pergi ke Mak Erot, Mak Erot "Oh Pak Dono... sebentar ya." baik dan memang bisa
lagi bete karena Sembari menunggu resepsionis menelepon, Ian dipercaya.
praktiknya di Arab nggak laku, Ian diusir Mak Erot, bengong sendiri. Perutnya "Ya udah Mas, nggak apa-apa."
Ian berobat ke luar lapar, matanya ngantuk. Semalam dia baca buku "Sori banget ya, Ian."
negeri, pesawat Ian jatuh, Ian di bawa ke rumah sampai pukul dua pagi, "Nggak pa-pa Mas, bener. Malah Ian yang makasih
sakit, Ian sadar, Ian nanya dengan harapan skripsinya lancar dan cepat selesai. udah dibantu."
keadaannya ke dokter, dokternya jawab: "No "Eh Mas..., bengong ya?" "Nanti Mas Dono coba cari teman lain yang
Problem", Ian pingsan lagi. "Eh iya, Mbak." Khayalan Ian pun terhenti. perusahaannya bisa diteliti."
Ian nyesel udah bohong. "Tunggu sebentar, Pak Dono masih meeting." "Iya Mas, makasih...."
Setelah kelas dibereskan dari kekacauan yang baru "Oh iya Mbak... saya nunggu di mana, Mbak?" "Nanti malem Mas Dono ke situ ngambil datanya....
saja terjadi, Pak Sukonto "Tuh, di belakang Mas banyak kursi." Masih adakan?"
Legowo dan Ian duduk berhadapan di depan kelas. Ian menengok ke belakang, "Oh iya, makasih, "Masih Mas, belum ke mana-mana kok."
Ian memberikan Bab IInya. Mbak." "Trims. Udah dulu ya, Ian, lagi banyak kerjaan nih."
Lima menit berlalu... sang dosen masih membolak- "Mas...." Teq... tut... tut... tut....
balik Bab II Ian, Treq, tiba-tiba Ian difoto pakai handphone. Sambungan telepon sudah terputus, tetapi Ian
sementara Ian menatap keluar sebentar. Matahari "Hah? Buat apa, Mbak?" masih bengong sejenak.
pagi menjelang siang "Buat anak saya, dia kan seneng Teletubbies." Dengan langkah gontai, ia kembali ke kamarnya.
menembus jendela kelas, membentuk garis-garis Ian pasrah, hingga satu jam kemudian, "Sori banget, Tapi cuma sebentar
sinar dengan partikelpartikel Ian. Gue lagi ada rapat karena ia lalu turun lagi, nyalakan TV, naik lagi ke
kecil yang beterbangan. sama direksi, mana kuisionernya?" kamar, turun lagi, naik
Setelah sepuluh menit. "Eh, Mas. Nggak apa-apa Mas. Ini kuesionernya, lagi, nonton TV, naik ke kamar lagi,... bengong di
"Cepat... juga... ya... kamu... bagus., bab II... kamu... semua ada dua ratus beranda, bengong di
selesai... saya... setuju... lembar, satu orang dua lembar. Ini surat izin balkon siang yang panas. Gerah-nya jakarta
sekarang." penelitian dari kampus." Ian membuat kecewa Ian makin
Asik..., hati Ian bersorak girang. Kata-kata dosen Ian memang sudah kenal sama Mas Dono yang setiap bertambah. Gerah. Panas. Bete. Ian hanya bisa
tadi membuat Ian malam Minggu datang menerawang jauh,
lupa pada kejadian mengerikan barusan. ke rumah Ian, ngapelin kakaknya. menikmati pemandangan kota Jakarta di siang yang
"Nggak ada revisi, Pak?" "Oh iya... kapan mau diambil, Yan?" panas dengan
"Nggak... ada... revisi... bagus... sekali." "Seminggu lagi...." gedung-gedung tinggi memeluk udara hitam samar
"Langsung Bab UI dong, Pak!" "Siip lah. Sukses ya, Ian, Nanti kalo udah diisi semua membentuk dinding
"Iya...langsung... aja." aku SMS atau telepon. asap, seakan hendak bercerita betapa kotor suram
"Oke, Pak!" jawab Ian mantap. Oke?" dan nggak enaknya....
"Tapi... Ian... lebih... baik... kamu... sebar... "Ini data perusahaannya kamu tinggal edit Ini visi- Ya, betul-betul nggak enak. Ian menelan ludah
kuisioner... dulu... kerjakan... misinya. Sip kan?" "Oke sendiri, terasa ada yang
dulu... yang... agak... susah." sip. Makasih banyak ya Mas Dono, makasih menyangkut di tenggorokannya, mengganjal di
"Begitu ya, Pak...," Ian menjawab sambil banyak." "Ok Ian." Sukses. dadanya.
mempertemukan kedua jari tangan Suara-suara dalam pikiran Ian berbunga-bunga, *
kanan dan kirinya di depan hidungnya. berarti di rumah tinggal Waktu seminggu untuk kuisioner lewat dalam
"Iya, mendingan kamu sekarang bertempur dulu, bikin Bab III, selesai deh dua bulan. Ternyata nggak sekejap. Dengan perasaan
bagi-bagi kuisioner, baru susah ya kalo malas, Ian berangkat ke kampus, telanjur janji sama
nanti kamu olah. Yang penting kamu udah punya udah dijalanin. Ian memencet lift dan turun Pak Dosen untuk
data dulu, sementara sendirian. Sendiri di dalam lift, mengembalikan data kuisioner yang sekarang entah
kamu tunggu kuisioner diisi, kamu bikin Bab III," Ian nggak sadar kalau bayangan teman-temannya ke mana. Ian bingung
dosen Ian berujar pelan muncul di kepalanya. harus bilang apa nanti.
tapi lancar sambil masih membuka-buka Bab II. Genta, Zafran, Arial, Riani... lagi pada ngapain ya? Metromini yang ditumpanginya sudah sarat
Hati Ian berbunga-bunga, dosennya udah ngomong Ian menarik napas penumpang. Sesarat hatinya
biasa sama Ian, nggak panjang, membetulkan ranselnya. Kangen juga gue, yang kacau. Matanya menaiap keluar jendela:
pake jeda dua detik lagi. Berarti dia udah nggak kata Ian dalam hati. pemandangan Jakarta pada
marah sama gue... asik..., Ting.... pukul 13.00 yang panas. Pemandangan yang
batin Ian ketawa-tawa. Ting.... menyapa hati Ian yang masih
Bapak Sukonto Legowo tiba-tiba berdiri, "Sekarang Sudah hampir lima hari ini Ian berkutat dengan terasa nggak enak. Metromini memasuki daerah
kamu ikut saya, Ian." buku, ke perpustakaan Mampang yang macet.
"Ke mana, Pak?" kampus, ngetik, baca lagi, ngetik lagi, Matahari yang panas semakin garang, bau knalpot,
"Ke ruangan saya!" menyelesaikan misi skripsi. bau karat besi
"Ngapain, Pak?" "Mas Ian... ada telpon," pembantu rumah teriak Metromini, bau keringat. Dipandangnya satu-satu
"Saya bantu kamu bikin kuisionernya." Ian tambah begitu saja, membuyarkan penumpang di
seneng, udah lupa sama konsentrasi Ian. sekitarnya. Bapak tua dengan peci lusuh, mahasiswi
kejadian "No Problem" tadi. "Dari?" Ian ganti teriak dari atas. "Mas Dono...." yang menatap kosong,
Something in my shoes Asik... baru lima hari udah anak sekolah yang berdiri di depannya dengan tas
Dua hari kemudian Ian sudah berada di kantor yang ditelepon, berarti udah selesai nih! Batin Ian penuh corat-coret, ibu
mau diteliti. "Selamat bersorak. Ian langsung turun
tua dengan makeup berlebihan, kernet yang teriak- kuisioner pertamanya. Pak Legowo tersenyum kecil. semua emosi berasal.... Limbic System hanya punya
teriak nggak jelas, sopir "Emotional Intelligent udah kamu lahap semua?" tempat dua puluh
metromini yang suka ngerem mendadak. Semuanya "Udah, Pak. Saya ringkas juga yang penting- persen di otak, tapi megang peranan yang penting.
terekam dan penting." Di Lymbic System emosi
menambah ganjalan di hati Ian. "Kalo gitu boleh saya tes?" dateng tanpa undangan atau SMS atau telpon dulu.
Trek... trek... trek.... Kernet mengetuk-ngetukkan Ian bengong, tapi bukan bengong takut ditanya, Makanya, kalo mau
uang logam ke kaca entah kenapa untuk ngendaliin sesuatu kita harus tau tempatnya di
metromini. Sopir mengerem mendadak. pertama kalinya otak Ian memberikan sinyal yang mana. Jadi, kalo kita emosi
Dengan menggerutu, Ian keluar dari bus yang terjemahannya: "Siapa berarti Limbic System kita lagi kerja. Limbic System
penuh sesak itu. Gue emang takut? Tanyain aja." kecil-kecil cabe rawit
nggak pernah suka sama Jakarta..., hati Ian kesel, Ian jadi kaget sendiri, Kok gue jadi semangat gini? Kalo nggak hati-hati sama dia bisa bahaya."
Gara-gara ada kejadian "IQ tahu?" Jawaban Ian yang disampaikan sambil bercanda itu
nggak enak, pikiran gue jadi negatif dan inget sama "Intelectual Quotient..." menambah asik
hal-hal yang negatif. "Itu mah kepanjangannya. Artinya apa?" diskusi mereka.
Sambil berjalan menunduk, Ian berjalan malas Ian mencoba menjawab. "Tingkat kecerdasan "Ada dua skills atau keahlian yang diperlukan di
memasuki kampusnya. seseorang yang diukur kecerdasan emosional.
Panas matahari semakin beringas, menambah memakai derajat kecerdasan intelektual, bisa dites Apa aja?"
panas otaknya. Semua pake tes IQ, pokoknya "Intrapersonal Skills sama Interpersonal skills, Pak!
brengsek! rutuk Ian dalam hati. Segelas air mineral kecerdasan yang menyangkut aspek-aspek nyata Yang suka ada di kolom
dengan cepat membilas manusia. Misalnya, dalam lowongan kerja itu lho... good intrapersonal and
tenggorokan Ian. Cukuplah untuk membuat sejuk menerima dan menangkap pelajaran. Intinya, interpersonal skills."
hati Ian sebelum kebanyakan orang yang IQjnya "Interpersonal Skills itu apa?"
memasuki ruangan dosennya yang suhu tinggi pasti bisa dibilang pinterlah, Pak. Kecerdasan "Keahlian manusia untuk bergaul, mengerti emosi
pendinginnya bak di Kutub Utara. rasional, dua orang lain, membaca
Ian mulai tenang. tambah dua sama dengan empat." emosi yang terjadi di sekitarnya, kemampuan
"Halo, Bos..." Pak Sukonto Legowo menyapa Ian Ian tahu jawaban itu dan udah pernah baca, tapi manusia untuk memahami
dengan panggilan yang lain ribet ngomongnya. orang lain dan mengerti orang lain, kalo bahasa
dari biasanya, tampangnya yang serem terlihat "Hebat juga kamu, meski agak ribet...," komentar anak mudanya
berseri-seri. sang dosen puas. "Kalo kemampuan untuk nggak jadi orang yang 'garing'".
"Selamat siang, Pak," Ian menarik napas agak lega. EQ?" Gue juga tua-tua ginitahu arti 'garing', emang lo
Panggilan akrab dan "Emotional Quotient... adalah tingkat ukur buat doang!Batin sang dosen
senyum tulus dari dosennya membuat Ian sedikit Emotional Intellligent atau yang diam-diam bangga sama mahasiswa di
bisa melepas beban yang kecerdasan emosional, yang udah diakui lebih depannya ini.
terus menumpuk sejak mendapat telepon dari Mas penting daripada IQ karena "Kalo Intrapersonal skills?"
Dono. Kecerdasan Emotional mengambil aspek-aspek "Kemampuan manusia untuk mengerti dan
"Pasti udah selesai dong. Keren juga bayi kaget kita tidak nyata dari kecerdasan mengendalikan emosi yang lagi
ini. Bisa sidang nih dua manusia...," jawab Ian lancar. ada dalam dirinya. Kalo tadi interpersonal keluar
bulan lagi." "Kenapa EQ lebih penting daripada IQ?" diri, yang sekarang intra,
"Mmhhh...," Ian mendesis pelan sambil sedikit "Karena EQ memberikan gambaran tentang sikap ke dalam diri sendiri. Contohnya, nggak langsung
mengeluarkan udara malas manusia akan dirinya down kalo lagi ada
di hidungnya, yang sudah pasti punya emosi. Emosi inilah yang masalah, selalu bersemangat, tekun, kalo lagi ada
"Pak... maaf, Pak." Melihat perubahan muka memegang peranan masalah langsung
mahasiswanya ini, sang dosen penting bagi manusia karena emosi kalau bisa bangkit bukannya malah tenggelam dalam pikiran
langsung terdiam. dikendalikan akan sangat negatif, selalu bangkit
Dengan lancar dan sedikit kesal, Ian menumpahkan membantu manusia, kalau tidak bisa dikendalikan lagi, nggak pernah nyerah kalo ada masalah, nggak
segala masalahnya bisa berbahaya." pernah nyerah kalo
kepada dosennya-yang ternyata sangat ahli dalam "Contohnya apa Ian?" nemuin hambatan, Pak! Nggak pernah nye...."
mendengarkan. Ada "Kalo di buku itu sih ada kisah nyata. Seorang "Nggak pernah apa Ian?"
rasa nyaman yang mengalir di kepalanya. Begitu Ian mahasiswa yang pinter "Nggak pernah nyerah, Pak."
selesai curhat, tanpa banget-pinter fisika, matematika, dan semuanya, "Apa...?" sang dosen berkata agak keras dan
sedikit pun komentar, sang dosen mengambil yang selalu dapat nilai A, menatap Ian tajam.
sebuah company profile. suatu hari dia dapat nilai B dari profesornya. "Nggak..,
"Kamu teliti ke sini aja deh..." katanya sambil Emosinya pun meluap dan Pernah...
menyerahkan company profile langsung ngambil pisau untuk menusuk Nyerah...
itu. "Saya memang nggak ada koneksi di sana, tapi dosennya...." Pak..."
kamu harus usaha lagi ya. "Tapi dia kan cerdas, Yan?" Hati Ian terasa lain, semangatnya kembali hadir di
Kantornya deket kok, kamu bikin surat penelitian "Dia emang cerdas, Pak. Kalo nggak cerdas banget dadanya.
lagi, besokkamu ke sana. gimana bisa dapat nilai "Selamat siang, Ian. Bisa kok semuanya selesai
Yah tinggal nyebrang kok dari sini. Kamu tahu kan A terus?" dalam dua bulan." Sang
gedungnya?" "Tapi... dia... nggak... cerdas... secara emosi... IQ- dosen pun berdiri dan dengan senyum puas
Ian mengambil berkas yang disodorkan dosennya, nya tinggi, tapi EQ-nya mempersilakan Ian keluar dari
melihat-lihatnya jongkok," Ian berkata perlahan dengan jeda. ruangannya. "Nanti kamu datang lagi dengan
sebentar. Keraguan Ian tertangkap di mata sang "Kamu bener-bener udah baca semua." kuisioner yang pastinya
dosen. "Iya, Pak. Berarti kita harus pintar-pintar jaga udah selesai. Saya yakin kok sama kamu."
"Kamu coba dulu, Yan...," senyum sang dosen emosi," Ian berkata pelan Sekeluarnya dari ruangan, tiba-tiba Ian merasa lega.
mengembang bijak. lagi. "Pasti gue bisa, gue
Dia memang baik, batin Ian. "Emosi bisa ditolak nggak, Yan?" nggak pernah mau nyerah...."
"Kamu kurang tidur ya? Di bawah mata kamu ada "Nggak. Emosi nggak kulonuwun Pak. Kalo dateng Kaki Ian berputar cepat sekali dan dalam sekejap ia
bekas hitam." ya tau-tau dateng aja sudah menjadi road
"Iya, Pak. Saya baca buku dan ngerjain kerangka dan nggak nyadar kita udah emosi. Emosi nggak runner. Ian melesat cepat ke ATM, mengantri
bab-bab selanjutnya bisa ditolak, cuma bisa panjang, miris melihat
supaya nanti bisa cepet Tiap malem saya tidur larut dikendalikan makanya kita perlu pirnya EQ juga, uangnya yang lagi low batt gara-gara skripsi. Lari
sekali," jawab Ian pelan bukan hanya IQ." lagi, nabrak bajaj. Don't
dan jujur. Sang dosen bertanya lagi, "Otak menurut penelitian Stop Me Now memenuhi otaknya, Ian terus berlari,
"Begitu dongl Dulu katanya kamu nggak doyan terakhir terbagi nabrak tukang rujak,
baca." menjadi berapa?" ngelabrak tukang fotokopi. "200 lembar gue nggak
"Sekarang udah suka, Pak. Seneng nulis juga, Pak." "Dua!" mau tau, selesai dalam
Bapak Dosen ini menangkap kerut muka Ian yang "Apa aja?" setengah jam. Kalo nggak, gue makan lo." Ian lari
kelu, mata yang sayu, "Otak rasional namanya Neocortex, delapan puluh lagi, siap-siap bikin surat
dan wajah yang sepertinya terbebani dengan persen dari otak adalah penelitian, lari ke wartel, nabrak tukang kue
kesedihan. Naluri Neocortex." "Satu lagi...?" pancong, nabrak anak SD,
kemanusiaannya mengatakan Ian masih terbenam "Nah ini dia Pak. Namanya Limbic System, Otak diteriakin anak kecil: "Ada monster!!!" ...balik lagi
dalam kesedihan garagara Emosional kita, dari sini ke fotokopi, nunggu lima
menit, lari lagi, sekarang giliran diteriakin anak kecil tanpa menengok lagi. Sebentar pandangan Ian nih... gue sebarin di kantor gue aja ya... oke?" Fajar
dengan: "Mama... menangkap tulisan visi menatap Ian seneng dan
mau yang itu, pake gula!" Ian terus lari hingga ke perusahaan yang terbaca dengan jelas. agak maksa.
gedung seberang-ke :"Menjadi perusahaan dunia yang melayani Tentu aja Ian mau, malah kesenengan sendiri. "Tapi
kantor tujuan kuisionernya. masyarakat dan ikut berperan yang cepet ya, Mas.
Lagi-lagi di sana ia dikira teletubbies oleh sang serta dalam melestarikan ilmu pengetahuan." Saya cuma punya waktu sebulan lebih dikit lagi...
resepsionis. Ian pasrah aja Ingin sekali Ian meludah saat itu juga. seminggu aja ya, Mas?"
sampai akhirnya bertemu dengan salah satu staf Ian tampak terduduk di bangku tukang teh botol "Seminggu? Tiga hari juga kelar."
HRD yang belum yang sering mangkal di Benar. Tiga hari kemudian Ian mendapatkan
dikenalnya sama sekali. kolong jembatan penyeberangan. Jalan utama kuisionemya sudah terisi dua
Setelah Ian mengambil napas, mereka pun ngobrol. Jakarta menunggu malam, ratus lembar pas dan lengkap. Setelah kekenyangan
"Boleh-boleh aja silakan. Tapi saya nggak bisa macet, suara klakson terdengar di mana-mana. ditraktir Fajar di
ngasih data perusahaan ya." Pegawai kantor dengan restoran terkenal sebagai tanda terima kasih karena
"Nggak papa, Pak!" jawab Ian. Kan ada di Internet, tampang lelah mondar-mandir di depan Ian. Langit udah bantuin
tinggal gue download, Jakarta yang mulai kerjaannya, Ian pun menghadap dosennya- yang
batinnya kemudian. meredup dan agak hitam menemani pikirannya ternyata bukan sekadar
"Ya dah, taruh aja kuisionernya. Kapan mau yang sedang nggak di situ. bimbingan, tapi ajang curhat
diambil?" Pikirannya melayang-layang, segala macam bentuk Hari-hari selanjutnya Ian mengisi waktunya
"Seminggu lagi, Pak...." kemarahan, tipu daya bersama
"Ok. Nanti kamu telpon saya ya." memenuhi mata Ian. SikompibaiksekalitemenIan dengan mengetik,
"Maaf, Bapak namanya siapa?" Sambil menyedot minumannya yang hampir habis, membaca, bikin tabel, belajar
"Nono Chaniago. Saya manajer di sini." Ian berkata sendiri statistik, belajar SPSS, bolak-balik ke kampus hingga
"Makasih ya Pak Nono." dalam hati, Gila... masa dua kali begini., abis deh mata jadi sayu kurang
Ian masih heran sama namanya.... Sambil berjalan gue. Bilang kek kalo tidur. Kangen Genta, kangen Zafran, kangen Arial,
keluar kantor diliriknya nggak mau diteliti., abis waktu gue seminggu sia-sia kangen Riani.
tulisan besar yang merupakan visi perusahaan itu: bener. Carpediem!*(Rebut hari ini...!)
"Menjadi perusahaan Bayangan kampusnya di seberang jalan dengan Ian membetulkan dasinya di kamar mandi kampus,
dunia yang melayani masyarakat dan ikut berperan lampu-lampu yang mulai mencuci mukanya,
serta dalam dinyalakan menambah dramatis, kelu, dan pilu di entah udah untuk yang keberapa kali ia bolak-balik
melestarikan ilmu pengetahuan." hati Ian. Gilaa... tinggal ke kamar mandi cuma
Visinya keren, kata Ian dalam hati. sebulan lebih seminggu lagi... kalo gue nggak sidang buat cuci muka "Kira-kira 10 menit lagi giliran gue."
Seminggu kemudian Ian menghubungi Pak Nono, tahun ini gue nunggu Ian teringat saat tadi pagi minta restu sama Papa-
yang ternyata sedang semester depan... enam bulan lagi abis lagi waktu Mama. Setelah beberapa
tugas keluar kota. Ian menerangkan maksudnya ke gue..kapan gue lulus?" tahun nggak cium tangan orang tua sebelum pergi
rekan Pak Nono, yang Sejenak bayangan teman-temannya melintas di kuliah, pagi itu Ian
menganjurkannya untuk langsung aja datang ke benaknya: Genta... Zafran... mencium tangan orang tuanya. Ada sedikit sedih di
kantor. Riani... Arial. Gila... kangen banget gue sama hati Ian karena tangan
"Mbak...!" mereka. Coba mereka ada di Papa-Mama sudah tidak sehalus dulu lagi. Ian bisa
"Dari Dufan ya?" sini sekarang.... ngerasain kulit keriput
"Bukan Mbak Saya mau ambil kuisioner saya, tadi "Mas... jam berapa?" tiba-tiba Ian dikagetkan oleh di tangan mereka. Berbekal doa dari orang tuanya,
udah telpon sama Pak pertanyaan seorang lakilaki Ian merasa siap
Slamet" berpakaian kerja, tampang lelah tampak menghadapi apa aja hari itu.
"Oh Pak Slamet Sebentar ya." Resepsionis lalu membebani wajahnya Ian masih tertunduk berdoa sambil memegang erat
memencet intercom, "Pak 'Jam enam kurang lima." skripsinya. Dia
Slamet ada yang cari, mahasiswa mau ambil "Makasih ya, Mas." langsung berdiri saat namanya dipanggil untuk
kuisioner." Ian hanya mengangguk. masuk ke ruang sidang.
Suara tanpa wajah berteriak dari dalam, "Itu ada di "Mas ada api?" tanya laki-laki itu lagi. "Assalamualaikum Wr.Wb.... Selamat pagi, Salam
bawah kamu, di lantai "Ada...!" jawab Ian sambil merogoh sakunya dan Sejahtera. Nama Saya
kolong meja, masa nggak ngeliat?" mengeluarkan korek gas. Adrian Adriano. Hari ini saya akan
Ian spontan ikutan melongok ke kolong meja dan "Rokok, Mas?" sebungkus Sampoerna Mild tersodor mempertanggungjawabkan tugas akhir
menemukan dua ratus ke hadapan Ian. saya...."
lembar tumpukan kuisionernya yang sudah rapi. Sejenak Ian ragu, tapi kemudian menarik sebatang. Ian berada di ruangan sidang itu sekitar satu jam
"Oh ini dia. Banyak banget ya?" Mbak resepsionis "Mm... iya, Mas. lima belas menit. Semua
mengambil setumpuk Makasih." pertanyaan bisa dijawabnya dengan lancar, semua
kuisioner Ian yang sudah dikemas rapi dalam Karena udah ikut menikmati rokok orang yang isi skripsi udah ada di
plastik. Ian menerimanya belum dikenalnya itu, Ian otaknya, nggak ada yang bisa bikin ia berhenti di
dengan gembira. pun berbasa-basi, "Pulang kerja, Mas?" hari itu. Ian on fire, Don't
Tapi.... "Yo'i...." Stop Me Now-nya Queen terus mengalun penuh
Tiba-tiba airmuka Ian berubah pilu dan lemes. Ian "Kerja di mana?" semangat di otak Ian.
memejamkan matanya "Di sana tuh gedungnya...," jawab laki-laki itu Semua yang keluar dari mulut Ian adalah kejelasan
sebentar, menunduk, mengempaskan napas sambil menunjuk sebuah dari berbagai partikel
panjang sekali. Giginya gedung bank swasta terkenal di depan kampus Ian." yang selama ini dia pelajari dan telah memperkaya
bergemeletuk, Ian menggigit bibirnya sendiri. "Bagian apa, Mas?" dirinya dengan berbagai
"Mbak... kok... belum... diisi... semua?" "HRD." macam keajaiban alam semesta yang luar biasa
"Wah nggak tahu ya... saya juga baru sadar ini Mata Ian membeliak. Sepancar wajah cerah Sekali lagi, semesta pada
bungkusan udah ada di sini terpancar. "Wah Mas kebetulan hari itu telah menurunkan ilmu pengetahuan ke
seminggu kok..." nih. Saya lagi bikin skripsi tentang HRD, tapi mau seorang anak manusia
"Nggak pernah dibawa masuk?" bagi kuisionernya nggak yang tidak punya kewajiban lain selain
"Pernah sekali sama Pak Nono, tapi baru lima menit ada yang mau terima. Mas mau nggak?" mengingatnya melestarikannya,
langsung ditaruh sini "Boleh gue liat?" mengamalkannya, demi ilmu pengetahuan.
lagi," jawab resepsionis agak gugup. "Pak Nono lagi Sebelum menyerahkan kuisioner, Ian mengulurkan Jakarta menunggu sore. "Adrian Adriano...." "A!!!"
keluar kota?" "...mmm." tangannya dan "Yes!" Ian bersorak gembira ketika nama dan hasil
"Eh... Slamet, mahasiswa gendut yang tadi telpon tersenyum, "Ian...." sidangnya diumumkan.
nyariin gue udah dateng "Fajar...." Saat itu juga Ian melesat cepat sekali ke ruangan
belum? Kasih aja kuisionemya langsung, males gue "Ini, Mas, kuisionernya." dosennya. Bayangan
ngurusin begituan "Nggak usah panggil Mas. Fajar aja. Lo juga nggak teman-temannya yang sedang tersenyum
nggak ada duitnya," Tiba-tiba terdengar suara dari mau dipanggil Mas kepadanya ikut berkejaran,
dalam kantor. kan?" "Oke deh." berlarian. Ian langsung memeluk dosennya sambil
Ian menatap resepsionis sebentar, yang mendadak Baru membaca sebentar, Fajar berteriak agak keras, menahan cekat di
menunduk pura-pura "Lho? Ini kan yang lagi tenggorokannya dan mata yang hampir berair. Ian
sibuk. "Terima kasih ya, Mbak." diteliti tim gue di kantor. Wah, bagus-bagus nih berkata lembut, "Saya...
Ian segera membereskan kuisionemya dan langsung pertanyaanya... pas banget nggak... akan... pernah... lupa... jasa... Bapak...
pergi tanpa bicara lagi, nggak akan pernah."
Sang dosen kaget setengah mati dipeluk Gajah ke kamar mandi menelepon mamanya, "Eh, elo man. Yoi, Jek. Sama-sama, ini bukan
Bledug Dufan dengan "Ma..., Ian... udah... lulus... terima kasih... doanya... kerjaan gue doang, tapi
seragam putih hitam berdasi itu. Ian... sayang... Mama... kerjaan kita bareng-bareng, thank you man. Sekali
"Terima kasih, Pak." sayang... Papa..., terima kasih... ya... Ma" lagi kita sukses." Genta
"Selamat ya, Bos." Sang dosen pun tersenyum dan "Ian... sayang... Mama..." langsung memeluk temannya, memberikan tepukan
mengulurkan tangannya. Kalimat itu lalu disusul tangis bahagia dan haru di pungggungnya.
Ian menerima jabat tangan itu keras dengan mata yang sudah tak dapat Firman, salah satu dari empat pemilik EO itu duduk
masih berair. Ditatapnya ditahannya lagi. di depan panggung
sang dosen penuh arti. Seperti biasa, Bapak Sukonto Legowo siap mengajar utama bareng Genta
Lulus juga gue, kata Ian dalam hati. lagi. Ia bawa bukubukunya, "Semuanya puas, Man," kata Genta seneng banget.
"Saya bangga sekali sama kamu tadi di ruang melewati lorong kelas yang sudah sering "Yoi... nggak nyangka ya, Ta. Padahal awalnya kita
sidang. Kamu menguasai dilewatinya hampir pesimis banget."
semuanya." selama dua puluh tahun. Dinding-dinding yang "Lo kali yang pesimis. Gue nggak pernah."
"Terima kasih, Pak...." sama tua dengannya, "Yoi. Lo emang gila Gue kira pertamanya nggak ada
"Semua ini kerja keras kamu selama dua bulan, koyakan dinding tua yang terkelupas seakan yang mau ikut
nggak ada kata nyerah di menyapa ramah. Matahari pameran komputer pakai nuansa Jungle Adventure
kamus kamu ya," kata sang dosen sambil sore yang bersinar lemah di antara daun-daun gini. Gimana sih lo bisa
tersenyum. tinggi taman kampus ikut ada ide kayak gitu."
"Itu kan bapak juga yang ngajarin." tersenyum ramah. "Yah, ide sih datang aja kalo lo lagi bengong. Intinya
"Saya cuma perantara. Kamu sendiri dengan izin Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daun- kan sebenarnya kalo
dari yang Mahakuasa daun taman kampus, orang pakai komputer, dia tuh. lagi bertualang ke
berhasil membawa diri kamu sendiri ke situ dan kepada gedung kampus, juga kepada buku yang mana aja, entah lagi ke
mengambil keputusan dibawa sang dosen, betapa Internet atau lagi ngerjain sesuatu. Dia tuh lagi
yang tepat" selama ini sang dosen telah menjadikan seseorang bertualang, mencoba
Ian tertunduk. "Untung juga ada Mas Fajar yang bisa berjalan dalam menciptakan sesuatu yang baru, yang lain sendiri."
bantu saya di kuisioner. dunia ilmu ke tingkat selanjutnya, membuatkan "Semua kritik yang dulu bertubi-tubi dateng ke elo
Hoki banget saya, Pak! Coba kalo nggak ada Mas anak tangga pengetahuan sekarang udah nggak
Fajar sore itu, gawat juga. ke setiap anak manusia yang dibimbingnya. punya arti lagi."
Mungkin nggak selesai," Ian berkata senang. Bagaimanapun sang dosen "Enak aja lo! Semuanya masih ada di sini," Genta
"Ian... Bapak... minta... kamu... jangan... percaya., telah berbuat banyak dalam melestarikan ilmu menunjuk dadanya.
sama... hoki." Sebelum pengetahuan, betapa sang "Semuanya nggak akan ilang, malah nambah kaya
meneruskan bicaranya, sang dosen menarik napas dosen telah banyak menyentuh kehidupan di otak gue," sambung
dan menatap Ian tajam, sekitarnya, dan betapa sedikit Genta.
"Mas Fajar ada di situ, sore itu, bukan karena kamu manusia yang mengetahuinya dan menghargainya. 'Jadi lo selalu serius dong nanggapin kritik, Ta?"
hoki, tapi kerja keras Tinta bagi seorang pelajar lebih suci nilainya "Bukan soal serius atau nggak serius, kalo kita bisa
kamu selama ini yang telah kamu tanam dengan daripada darah seorang menganggap kritik itu
teras tekun dan pantang martir bukan suatu serangan, tapi saran, kita pasti akan
menyerah dalam menjalankannya Apa yang kamu (Muhammad SAW) tambah yakin."
kerjakan itu akhirnya 135 "Maksudnya?"
menumpuk dan menunggu untuk dibalas. 'Jangan pernah menganggap kritik itu suatu proses
Ketegaran kamu, ketikan kamu Chapter 06 : RE HUMANIZE kemunduran atau
yang berjam-jam, waktu yang kamu habiskan buat serangan. Kalo lo dikritik, buat cetak biru di pikiran
baca, waktu yang kamu ...Aku berpikir maka aku ada lo. Kalo kritik itu
habiskan buat bolak- balik ke mana-mana. Mata "Project Officer... ke semuanya...." adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin
kamu yang selalu terlihat "Project officer ke semuanya... copy." telah mengorbankan
lelah karena kurang tidur, keteguhan kamu, semua "It's been a month of hard work, sweat, panic, rasa nggak enaknya sama kita, entah sebagai
biaya yang orang tua stress, rage,... but... I love you seorang teman atau rekan
kamu keluarkan, restu orang tua kamu, semuanya all. You've done such a nice job." kerja, semata-mata untuk apa?... hanya untuk
nggak pernah sia-sia." "Thank you...."" membuat diri kita lebih baik.
"Semua akhirnya menumpuk dalam keranjang "Ane minta maaf nih, kalo Ane sering marah-marah, Itu aja."
dharma kamu, menumpuk makasih udah Firman terdiam sejenak, merenung. Firman melihat
tinggi, menunggu untuk diberikan ke kamu, dan nyediain kuping buat gue. I lorn you M. So much... ke sekelilingnya lagi.
akhirnya Yang muaaahhhhh... Thank "Tapi kenapa bisa hutan, Ta?"
Mahakuasa memberikannya padamu dengan you. Abis beres-beres kita semua makan "Biar unik aja, berani mikir nggak biasa."
berbagai cara yang DIA mau. makaaaaan. Tolong di-hooking Berpikir out of the box, Firman membatin sendiri.
Salah satunya dengan ketemu Mas Fajar di sore itu. restorannya." "Wooy Tarzan gilaaa, thank you, ya," tiba-tiba
Saya, semenjak kamu "Project Officer out....'" Genta meletakkan HT Genta teriak ke salah satu
cerita, sudah nggak percaya kalo Mas Fajar adalah (handy talkie)nya.. teman yang selama pameran bergantungan ke sana
satu kebetulan. Mas Genta paling suka saat begini, duduk sendirian kemari bawa-bawa
Fajar adalah perantara yang dikirim untuk ditemani rokoknya, melihat kibor komputer di antara pohon-pohon buatan.
membalas dharma kamu. ke sekelilingnya, memainkan name tag yang dia Sang Tarzan tersenyum dan mengacungkan
Semua usaha kamu selama ini, semua yang telah putar-putar, lalu jempolnya ke Genta dari
kamu tanam akhirnya melemparnya ke udara dan menangkapnya. kejauhan.
kamu petik." Melihat partisi -partisi mulai "Lo emang bodoh ya, Ta. Pakai Tarzan gelantungan
Ian terdiam... matanya menatap ke dosennya dicopot, spanduk mulai diturunkan, styrofoam segala," kata Firman
penuh arti. Sekilas bayangbayang mulai diberesin, lihat tertawa geli.
perjuangannya yang bisa bikin stres dan jumpalitan orang-orang berseliweran di depannya, klien yang "Tarzan enggak makan ayam. Ayam teman Tarzan,"
selama dua menyalaminya dan Genta menirukan
bulan ini lewat di matanya. Omongan Pak Sukonto tersenyum puas. dialognya Benyamin S dalam film Tarzan Kota.
Legowo seperti 136 "Hahaha," mereka berdua tertawa bareng.
kelembutan yang mengalir mengisi hatinya "I love when all the plans come together." Seperti Beberapa orang lewat di depan mereka sambil
Dosennya benar, nggak ada biasa, sambil tersenyum membawa kandang besar
yang namanya hoki, tapi kerja keras dengan hati sendirian Genta mengeluarkan kalimat yang biasa berisi macan tutul. Firman geleng-geleng,
yang nggak kenal nyerah, dipakai Hanibal Smith, memperhatikan teman di
teguh, dan, tulus. pentolan The A Team bila semua rencana sebelahnya ini.
"Selamat ya, Ian... sekali lagi, Bapak bangga sama membekuk penjahat berakhir "Klien gimana, Ta?" suara Firman pelan dan serius,
kamu...." "Iya, Pak, terima sukses. dengan tetap terus
kasih...," Ian menatap tajam dosennya. Selamat Genta masih duduk sendirian di panggung utama memandang lurus ke depan.
sore Ian... Bapak masih ada pameran komputer Genta hanya mengacungkan jempolnya ke arah
kelas. Nanti kita bisa ketemu lagi" gede-gedean yang dia dan Event Organizemya. Firman.
"Terima kasih, Pak." jalani. 138
Ian menghambur memeluk Pak Sukonto Legowo "Ta... selamet yee...," tiba-tiba tepukan di "Pasti takjub semuanya ya, Ta?" Genta
sekali lagi... dan langsung punggungnya bikin Genta kaget. mengangguk.
"Minggu-minggu depan ada apa lagi, Man?" Sekarang 6 Agustus, berarti besok gue harus SMS Riani. Kangen banget.
"Ada gathering di Puncak, outing, sama dua mereka semua biar siapsiap, 142
kegiatan launching. Mingguminggu Genta berkata sendiri dalam hatinya. Tanggal 14 sampai 20 Agustus. Mau ke mana?
depan kita hanya ada empat acara." "Heh bengong, ayo berangkat! Udah beres nih, Stasiun kereta api? Jauh
"Tambah lagi satu..., tapi akhir Agustus." tinggal makan-makan kita" dong, ke mana ya? Oh iya, gue bikin trip report aja
"Haah? Lo dapat dari mana lagi?" Firman berteriak "Oh iya, mari kita kemon," Genta jadi 80's. ya buat tugas magang,
senang. 140 tapi mau ke mana? Baju anget? Pasti ke tempat
"Tadi waktu penutupan tiba-tiba ada yang nawarin Hati Genta gembira sekali malam itu. Acaranya dingin..., Riani hanya bisa
pameran persis kayak sukses berat dan sebentar menduga-duga di antara gembiranya, Ok deh
gini, tapi di Bandung." lagi dia akan ketemu sama teman-temannya yang tanggal 14 Agustus jam 2
"Nggak ada yang nolak, Ta? udah bikin dia kangen siang di stasiun Senen. Yang penting pergi dari
Genta menggeleng. setengah mati. Apalagi ketemu Riani. Waktu tiga Jakarta deh... otak gue udah
"Sponsor?" Firman masih ragu. bulan ini buat Genta penat, batin Riani, akhirnya ketemu juga sama
"Nggak ada yang nolak!" semakin meyakinkan dirinya kalo emang udah dia....
"Harga?" saatnya dia harus jujur Kampus Ian
"Idem, tapi nanti paling kita nambah sepuluh sama Riani tentang perasaannya, "Saya memang udah tahu dari awal, sejak pertama
persen aja buat transpor. * kamu daftar kuliah di
Mereka setuju." 7 Agustus jam 09.00 pagi. sini lima setengah tahun lalu, saya udah nebak
"Orang gila..," Firman menggeleng tertawa senang Selamat pagi semuanya gw kangeeeen bgt sm kalau orang kayak kamu
sambil menonjok bahu kalian semua,sumpah! Tgl 14 pasti wisudanya lebih dari lima tahun," tuturan
Genta. agt nanti qta ktm di stasiun kereta api senen jam 2 serius pegawai kampus
"Ta... gimana bisa sih?" siang, trus kl ada acara yang sedang membagikan toga membuat Ian kaget.
"Apaan?" dr 14 - 20 Agustus lo batalin dulu yaa. please... ini 'Hahaha...."
"Ini semua. Lo yakin banget bakal sukses. Kan waktu yg hrs dibw kl gak ada "Emang dulu Bapak inget saya waktu saya daftar?"
pertama kali lo minjem ya. kan ada wkt seminggu: Carrier, Ian ketawa geli. "Siapa
presentasi kita udah ketar-ketir. Abisnya nggak bajuanget yg bnyk.senter dan pun inget kamu, Yan. Kamu kan sempat masuk
masuk akal banget batere .makanan dan snack buat 4 hari... kacamata majalah kampus gara-gara
kayaknya. Kita pikir, mana ada yang mau?" item.betadine, calon mahasiswa lain baru ngambil formulir
"Ya gue juga nggak tau. Tiba-tiba idenya datang aja obat.sendal sepatu.kl bs mulai hari ini olahraga kecil pendaftaran, kamu udah
waktu gue lagi kecilan, apalagi buat pakai pakaian ospek dan bawa karung goni.
bengong." lan.gitu aja ya. sampai ktm distasiun senen jam 2. Mentang-mentang kakak
"Trus?" Genta yg lg kangen. kamu di sini, lantas nyolong start sendiri. Malu kan
"Kalo... lo... yakin... sama... sesuatu... lo... taruh... Send to many kamu?"
itu... di sini," Genta Sending... Semua yang di situ nengok ke Ian.
meletakkan jari telunjuknya di keningnya, "Abis itu * "Oh jadi ini legenda kampus yang salah kostum
lo kerja keras... Hey Jude, don't make it bad Take a sad song and itu?" Lagi-lagi Ian difoto
semampu lo? make it better Remember pake handphone. Rese..., kata Ian dalam hati.
Firman terdiam, memandang lurus sambil melihat to let her into your heart Then you can start to Tiba-tiba Virtual Insanity-nya jamiroquai mengalun
convention center yang make it better And everytime dari HP
masih sibuk membereskan sesuatu yang ajaib- you feel the pain... hey Jude. Ian.
sesuatu yang baru aja 141 "Hah? Genta?"
mereka lakukan. Zafran sedang takjub menikmati Hey Jude-nya The Ian kegirangan menerima SMS dari Genta.
139 Beatles yang dibawain 143
"Berani keluar dari zona nyaman lo, hadapi semua bagus banget sama pengamen di Patas AC. Tiba- Asik... ke mana nih? Kereta, senter, betadine, nah lo
yang ada di depan lo," tiba Disco 2000 dari Pulp gue disuruh olahraga
lanjut Genta. memenuhi pendengarannya. Ada SMS. lagi Ah bodo, yang penting ketemu mereka semua,
Firman diam lagi. Pikirannya ke mana-mana, "Genta? Kok?. Oh iya...7 Agustus, seminggu lagi udah kangen banget
merenungkan kata-kata ketemu," Zafran bingung gue.
sahabatnya yang udah dia kenal semenjak kuliah, tapi seneng mendapat SMS dari Genta. "Adrian A..."
yang dia sendiri Asih Pasti mau jalan-jalan nih. olahraga? Jalan-jalan "Iya... saya! Ada toganya?"
mengakui kalo Genta itu enggak pernah nyerah, ke mana ya, Zafran "Ini bahannya kamu jahit sendiri aja, kita nggak ada
berani mendobrak bingung dan membatin sendiri. Tapi bodo amat ukuran lebar di perut.
semuanya, berani dikritik, berani nggak mapan. ah... gue udah kangen Lagian, masa kita harus ke Dufan dulu sih buat tahu
Genta masih bengong banget, stasiun kereta Senen jam 2 siang...Ndik ukuran kamu...."
sendiri, kangen sama Ian, Arial, Zafran, apalagi kereta dong... kok bukannya Gue udah nebak kejadian ini, kata Ian dalam hati.
Riani. di Gambir? "Ya udah deh sini," jawab Ian sembari menerima
"Eh Ta, gerombolan Voltus nggak diajak? Ke mana Lagu Hey Jude masih mengalun. Zafran kangen bahan toga yang lebarnya
aja mereka? Kangen gue banget sama temantemannya. cukup buat terpal kawinan itu.
sama temen-temen ajaib lo." Pertanyaan Firman Bau khas Patas AC memenuhi penciumannya. Dalam perjalanan turun di lift, Ian membaca lagi
yang nyambung sama Zafran SMS Genta, 14 sampe 20
bengongnya Genta bikin dia kaget mencongkel-congkel busa bangku di depannya yang Agustus. "Untung nggak bentrok sama wisuda gue?
"Gue juga lagi kangen sama mereka. Kan gue udah udah mulai robek. Ian berlari turun. Hari ini Ian harus pergi ke teater
pernah ngomong ke elo Bayang-bayang wajah teman-temannya memenuhi balada kera di Dufan
kalo kita lagi nggak ketemuan. Sebentar lagi juga penglihatannya. karena ada satu kingkong di sana yang badannya
ketemu." Riani sedang menyelesaikan laporan kerja pas banget sama badan
"Sekarang tanggal 6 Agustus kan?" Genta bertanya magangnya selama tiga bulan Ian.
ke Firman. "Yo'i...." "Eh ini. Terdengar bunyi SMS khas yang udah lama Riani Dering polyponic Boom Shake the Room dari Jazzy
Man, minggu-minggu depan gue mau pergi, jadi lo nggak dengar. Bunyi Jeff and Fresh Prince
pegang dulu semuanya SMS yang sengaja Riani pilih buat teman-teman bikin Arial kaget. Genta SMS. Inbox. Genta.
ya, nggak ada yang gede-gede banget kayak gini tercintanya tiba-tiba Oh iya, sekarang kan 7 Agustus, teriak Arial dalam
kan? Tanggal 21 gue balik, mengagetkannya. hati.
baru kita siapin yang di Bandung." "Hah...?" Sambil masih memegang barbel, Arial membaca
"Mau ke mana lo, Ta?" "Ada apa ya?" SMS Genta, "Yes! Pas
"Gue ada urusan penting. Gantian dong, gue Riani melihat kalender, "Oh 7 Agustus... oh iya." banget deh... Yes... yes..." Arial senang banget, "Ok
pengen refreshing bentar. New mesagges From: Genta 14 Agustus... yes... gue tau
Kewajiban gue bikin what to do sama check list "Hah dari Genta!!!" Riani berteriak kecil senang banget nih mau ke mana... gue tau banget mau ke
tetep gue selesain. Tapi sekali, "...Genta... Genta." mana... siap deh gue...."
selanjutnya lo gantiin gue bentar ya, please? Riani membaca SMS dan melonjak kegirangan. Mau *
"Oke Bos. Dari tanggal berapa lo pergi?" Firman ke mana nih kita? 14 Agustus. Satu lebih tiga puluh lima menit.
mengangguk sambil Emang deh Genta... oh Genta..., Riani tersenyum Siang itu daerah Senen panas sekali. Di Stasiun
"mengacungkan jempolnya. sendiri. Seminggu lagi ya... Senen, Genta dengan
"Dari tanggal 14 Agustus." kangen, kangen, kangen. Bayang-bayang teman- bawaannya yang superbanyak, menikmati makan
temannya memenuhi otak siang di salah satu
restoran Padang di situ. Sambil menghabiskan es 146 148
teh manisnya, Genta 'Juple!" "Kenapa nggak JAMATARMA?" "Apa tuh?"
membaca SMS lagi. "Apa kabar lo men?" tanya Zafran. 'Jakarta Madiun Blitar Malang. Tinggal di balik
144 "Baik, gue mau cerita banyak nanti." kata Arial doang."
Arial udah deket. sambil duduk dan "Nggak atau ya, Ndut," Riani mencubit Ian dengan
Ian lagi jalan. menjatuhkan carriernya.. pertanyaan bego tadi.
Zafran udah di stasiun. "Masa. gue bisa kangen banget sama Rambo gila "Tanya aja sama petugas peron," Dinda ikut kasih
Riani sebentar lagi sampai. ini," cetus Ian polos di saran.
Genta udah bilang ke mereka semua kalo dia lagi pelukan Arial. Ian yang bener-bener nanya, kaget karena sekali
makan di Restoran "Gede banget bawaan lo," ujar Zafran sambil lagi ada yang memotret
Padang. Tiba-tiba sosok Zafran terlihat oleh Genta memegang carrier Arial. dirinya pakai handphone. Semua tertawa geli.
dengan carriernya yang Arial melirik Genta. Genta langsung memberikan "Penuh nggak ya, Ta?" tanya Riani.
gede, baju oranye menyala, celana pendek, dan jempolnya. "Siip...." "Kayaknya sih nggak, tapi ini kereta kan transit di
kacamata eighties ala Erik Arial menatap satu-satu temannya dan berujar, mana-mana, jadi nggak
Estrada di film CHIPs-membuat Zafran terlihat "Eh... oh iya, gue ngajak ketahuan. Tapi kayaknya sih enggak. Bulan-bulan ini
nyentrik. seseorang buat ikut kita. Abisnya dia pengen banget kan nggak ada libur.
'Jupleeeee!!!" Genta berteriak, teriakan yang bikin ikut." Waktu itu gue juga nggak penuh-penuh amat."
kaget semua orang. "Lho mana orangnya?" semuanya penasaran. "Kenapa sih nggak naik Argo aja?"
"..." Zafran masih mematung dengan bercanda Sosok Andrea Corrs berbodi canggih pun memasuki "Kita kan udah pernah ngerasain naik kereta bagus,
bergaya sok cuek standar ruangan restoran. sekarang rasain juga
artis, dengan wajah seakan tidak peduli. Genta "Si Dinda gue ajak..." (Lho kok bukan Indy?) dong kereta super ekonomi kayak gini. Petualangan
tertawa ngakak. Zafran "Asiik... dong! gue nggak cewek.sendiri," Riani dong, apalagi barengbareng,
yang nyentrik berjalan pelan, mendekati Genta menyambut Arinda dan asik banget," Genta menjawab pertanyaan Zafran.
Genta yang tadinya teriak, langsung cipika cipiki. "Setuju...!"
hampir muntah ngeliat gaya Zafran. Dengan gaya "Halo semuanya... udah lama nggak ketemu ya!" Dinda yang nggak sadar ikutan teriak setuju,
Zafran itu, otak Genta Hari itu Dinda memakai kaos abu-abu sporty membuat yang lain kaget
pun dipenuhi tulisan "harap maklum ketemu artis". dengan celana pendek kargo sendiri. Di antara kecantikannya yang membuat
"Halo, Ta," Zafran cekikikan senang, menyalami hitam dan sandal jepit. orang-orang di stasiun
Genta, dilanjutkan dengan "Halo Dinda apa kabar?" semua menyapa Dinda. harus melihat Dinda lebih lama. Dinda jadi senyum-
genggaman bareng keduanya dan sebuah pelukan. Tiba giliran Zafran. Zafran masih merasa di Stasiun senyum sendiri.
'Juple... gila ancur lo. Kangen gue sama lo, sama Senen yang panas itu "Wah Arial, adik lo udah mulai kena virus kita nih,"
anak-anak...." "Genta!!!" tiba-tiba turun hujan salju-dingin dan sejuk. Zafran kata Ian sambil bawa
"Zafran!!!" teriakan Ian dan Riani membuat Genta mengambil sebongkah carrier yang keberatan.
dan Zafran tengaktengok. salju dan memoleskan ke mukanya, berlari-lari di "Yo'i, asal jangan kena virus Juple aja," kata Arial
"Ian...!" "Riani...!" antara rusa kutub sambil melingkarkan
Sosok Ian dan Riani penuh senyum berlari kecil ditemani matahari yang menembus sela-sela hutan tangannya di leher Zafran yang ceking.
memasuki Restoran cemara, mencairkan Zafran ketawa sambil membuka kacamatanya
Padang. Riani yang rambutnya dikuncir sekenanya, beberapa salju yang ada di wajah Zafran. Tanpa sedikit, melihat nakal ke
hari itu memakai kaos Zafran sadar, Evergreen arah Dinda dan menaik-naikkan alisnya.
putih polos dan celana kargo hijau tentara dengan Love Songs melantun melalui suara lembut dan "Hahaha," semuanya ngakak ngeliat kelakuan
sandal jepit-cantik dan macho Lionel Richie, Hello, Zafran.
cuek. Riani langsung memeluk Genta dan Zafran. memenuhi otaknya. 149
145 147 Di dalam hati masing-masing tebersit suatu
"Kangen... kangen... jahat... jahat, kangen banget Hello, is it me you're looking for? I can see it in your kegembiraan yang tak
gue... kangen." Pelukan eyes, I can see it in your terhingga setelah sekian lama nggak ketemu, nggak
Riani membuat Genta terbang tinggi. smile You're all I've ever wanted and my arms are bercanda seperti ini
Riani.. Riani gue juga kangen banget sama lo, kata open wide 'Cause you lagi. Mereka memasuki kereta Gerbong saat itu
Genta dalam hati. know just what to say and you know just what to do panas sekali. Di sekitar
Zafran sampe sesak napas dipeluk Riani. And I want to tell you so mereka udah banyak penumpang dengan tampang
"Apa kabar banana boat-ku yang baik...," Zafran much, I love you.... kepanasan. Mereka
memeluk Dan, di antara padang salju putih dengan berkipas-kipas. Nenek tua dengan kerudung kotor
Ian. mataharinya yang cerah bersinar transparan seadanya,
"Lo gila semua, bisa gila gue tiga bulan ini," kata Ian di depan Zafran, serasa ada beruang kutub nyasar bapak setengah baya dengan anak kecilnya yang
sambil memesan yang ngelempar tulang menangis, ibu muda yang
makanan. ayam pop. sedang menyusui bayinya, bapak tua dengan safari
Genta memeluk Ian, "Men apa kabar lo men." "Eh juple bengong aja, lo." Setelah melempar tulang lusuh dan peci... seribu
"Entar gue ceritain ke lo semua," kata Ian mantap. ayam pop, Ian tertawa wajah yang menyentuh hati mereka.
"Tadi bareng?" tanya Zafran ke Ian dan Riani. sendiri ngeliat Zafran bengong bego. "Ini tempat duduk kita," kata Genta, "Pas enam
"Ketemu di depan, di parkiran. Abis gue dipeluk "Halo Bang Zafran." orang hadap-hadapan tigatiga.
Riani, orang-orang pada "Eh Dinda ikut?" Tas taruh di atas atau di bawah aja."
ngeliatin." "Iya...." "Sempit-sempitan gini?" protes Ian.
"Kan kangen, Ndut!" Riani berujar sambil mencubit Zafran pun melonjak-lonjak sendiri "Alaaa cuek, yang penting akrab," rayu Zafran.
pipi Ian yang tembem. kesenengan."Asik, asik, asik." "Sebenemya ini tempat duduk kan emang buat tiga
"Riani nggak makan?" tanya Genta Riani tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan yang dari orang. Bang Ian aja
"Udah. Minum aja. Panas banget yah...." tadi udah ditunggu yang kegedean badan," Dinda udah mulai berani
"Zafran nggak makan?" kata Riani sambil menoleh tunggu, "Kita sebenarnya mau ke mana sih?" nyela Ian.
lembut. * Semuanya ketawa.
"Lagi pesen...." Pukul setengah tiga lebih, mereka berenam plus "Gerbongnya masih kosong kok... nanti kalo sempit
"Wuahh lwo lwo giwla Iwo... guwe kwangwen barang bawaan yang mirip pindah aja." Riani
bwangwet," Ian dengan mulut rombongan pecinta alam pun menuju ke kereta mengelus keningnya yang penuh keringat.
penuh nasi ngomong sambil makan. yang siap berangkat. Setelah membereskan barang bawaan, mereka
'Jangan ngomong sambil makan, Ndut," Riani Kereta ekonomi MATARMAJA yang entah sudah duduk berenam, berhadaphadapan.
menyenggol berapa tahun melayani Riani dan Dinda duduk berhadapan di pojok dekat
Ian. trayek Malang-jakarta pulang pergi ini tampak jendela.
"Udah lama banget gue nggak denger kata-kata begitu tua dan kumuh, Genta di sebelah Riani berhadapan dengan Arial,
itu." Zafran cengar-cengir. dengan kaca-kaca yang sudah pecah. Panasnya dan Zafran di sebelah
"Hercules Gilaaa...!!!" Zafran teriak-teriak. Jakarta hari itu menimpa Arial berhadapan dengan Ian. Lima menit kemudian
Sosok Arial memasuki restoran. gerbong, menambah tua tampilan kereta. kereta pun mulai
"Arial...!" Riani berdiri dan memeluk badan gede "Kenapa namanya MATARMAJA...?" tanya Ian. bergerak meninggalkan Stasiun Senen. Kereta
itu. "Itu singkatan dari Malang Blitar Madiun Jakarta...," bergerak perlahan dengan
"Genta... wah lo emang gila," kata Arial sambil jawab Genta, matanya sesekali mengeluarkan angin dari sambungan
memeluk Genta. terus menelusuri Stasiun Senen yang tidak terlalu gerbongnya. Sedikit angin
"Halo men!" jawab Genta. ramai.
yang masuk dari jendela kaca yang lusuh "Kita sampai di Malang jam berapa, Ta?" tanya "Maksudnya, Ple?"
mengurangi beban panas mereka. Riani. "Iya, lo liat nggak tadi? Deretan desa kecil di pinggir
"Ta, kapan terakhir kali lo ke sana?" "Besok siang, antara jam dua belas sampai jam sawah. Lampu-lampu
"Tiga tahun yang lalu, Ple. Bulan Agustus juga." tiga." rumahnya yang mulai nyala. Masih banyak ya orang
150 "Kok bisa begitu? Bisa nggak jelas gitu sampainya," di luar?"
"Kalo bulan Agustus rame banget ya di sana?" tanya Ian bingung. "Makanya kita jangan di Jakarta mulu."
Dinda. "Rame sih, tapi "Kan kereta ini, kereta yang dikalahin? Genta 'Jakarta manusianya udah banyak banget, tapi di
nggak rame banget." "Kenapa Agustus?" menjawab lagi. sini sama di Jakarta
"Kan tiap tujuh belasan ada upacara di puncaknya," "Maksudnya?" iramanya beda, Ta."
Arial menjawab "Kalo di stasiun ada kereta yang level-nya lebih "Irama apa?" Genta bertanya sambil menoleh ke
pertanyaan Dinda. tinggi mau lewat, kereta ini Zafran yang masih melihat
"Mas Ial kan belum pernah ke sana," harus nunggu, biarpun kereta ini sampai duluan." lurus ke depan.
"Diceritain Genta." "Kok gitu?" "Di sini nggak secepat dijakarta dan di sini apa yang
"Berapa meter tingginya, Ta?" "Nggak tau, udah dari dulu kok begitu," jawab mereka lihat seharihari
"3676 m dari permukaan-laut...." Genta. "Lama juga ya...." mungkin udah bisa bikin mereka dekat sama suatu
"Busyet, tinggi juga ya," Zafran kaget sendiri. "Kalo kita sampainya jam tiga, padahal tadi kita kekuatan lain yang
"Tinggi banget..." Riani bengong, "Medannya berat berangkat jam tiga... uap hari mengisi mereka, menyinari mereka,"
nggak, Ta?" berarti sehari dong kita di kereta." "Betul sekali Ibu Zafran mulai bersyair, Genta
"Ya, lumayanlah." Riani." mencoba mencerna- tapi nggak berhasil.
"Kuat apa kita? Bawa paus lagi?" Zafran bercanda Udara sore yang mulai bersahabat mengalir deras "Maksudnya?"
sambil menendang Ian berebut masuk dari "Lo inget tentang Goa Plato yang pernah gue
pelan di dengkulnya. jendela kereta. Genta tengak-tengok sendiri, satu ceritain?"
"Iya Ta, gue kuat nggak, Ta?" tanya Ian pasrah. per satu teman-temannya "Inget banget, makanya kita begini, mau keluar dari
"Nggak tau ya, kayaknya sih nggak. Makanya lo gue mulai tertidur, kecapekan bercanda. Tinggal Arial goa yang menawarkan
suruh lari pagi dulu yang masih sadar nyaman itu," Genta mulai tertarik.
seminggu sebelumnya. Lari pagi nggak lo?" melihat ke luar sambil mendengarkan Mobile MP3 "Gue cerita dikit. Dulu di zamannya Socrates,
"Lari!" nya. Zafran lagi baca Socrates adalah orang bijak
"Setiap hari? Hebat juga lo!" "Enggak! Sehari buku Manusia Manusia Cermin. yang hanya berjalan-jalan di alun-alun Athena, yang
doang." "Dasar paus!" "Juple... ikut gue yuk." kerjaannya cuma
"Bisa deh lo, Yan. Pasti bisa. Gue yakin." kata Arial. "Ke mana?" nanya mulu sama orang-orang di sana. Yang unik
"Pemandangannya keren nggak?" tanya Dinda. "Ngerokok bentar...." dari Socrates adalah dia
"Cuma penyair yang bisa mengungkapkannya," "Oke bos...," Zafran langsung setuju, mulutnya seorang filsuf yang nggak pernah nulis satu kalimat
jawab Genta sambil memang udah asem. pun."
melihat ke atas dan membayang indah. "Eh Rambo, jaga bunker ya...." "Oh ya?"
Zafran langsung berdiri, tangannya mulai berputar- "Siip!" Arial memberikan jempolnya ke Genta dan "Salah satu kalimatnya yang terkenal adalah 'Orang
putar di udara. Zafran. Genta yang paling bijaksana
"Pegangin Jupleee!!!" semuanya tiba-tiba inget melangkah hati-hati di antara teman-temannya adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak
Zafran enggak pernah bisa yang sedang tidur. tahu.'"
dengar kata penyair. 153 "Makanya dia nanya mulu," Genta mencoba
151 "Mau ke mana kita, Ta?" menyimpulkan. Genta makin
Mereka memegangi Zafran. Tangan Arial yang kekar "Ke situ doang." tertarik.
menahan badanya. Genta dan Zafran berjalan melewati sambungan "Tapi bukan itu, Ta. Socrates bertanya untuk
"Hahaha, nanti aja juple! Di sana baru lo bikin gerbong. Mereka duduk di berdiskusi karena dia nggak
puisi," cela Ian. undakan pintu gerbong yang berbentuk dua anak pernah mau bersikap menggurui orang lain.
"Dari dulu gue pengen banget ke sana," kata Arial, tangga kecil. Duduk 155
matanya membayang membelakangi lorong kereta dan menghadap ke Dia selalu berlagak bodoh, berlagak nggak tau,
sendiri, "Nggak taunya kita ke sana bareng-bareng, pintu gerbong dengan untuk tau semuanya. Tapi
tambah seneng deh jendela yang tinggal bingkainya saja, tak berkaca. hebatnya lewat diskusi itu orang-orang menjadi tau
gue." Suara pekak sambungan kehebatan Socrates.
"Cuma di puncak sana aja yang ada upacara tujuh antargerbong sesekali memenuhi telinga mereka. Bahkan kadang-kadang menyadarkan orang
belasannya?" Riani Genta menyalakan tersebut dengan cara halus,
bertanya lagi. rokoknya, menarik napas panjang, melihat keluar. tidak seperti menggurui. Socrates tidak pernah
"Enggak lah. Kalo kita jeli, hampir di tiap puncak di Zafran melakukan hal memandang orang lain
Indonesia, tiap tujuh yang sama. Cahaya lighter menerangi wajahnya. lebih rendah dari dirinya, begitupun dia nggak mau
belasan pasti ada yang naik untuk upacara. Pers aja "Enak juga di sini ya, Ple. Anginnya masuk." dipandang lebih
jarang merhatiin, 'Jendelanya nggak ada kaca." rendah orang lain."
padahal keren kalo dibuat liputan," Genta berkata Zafran melihat keluar. Sawah, sawah, dan sawah. "Humble...," (rendah hati) Genta menggumam
pelan. Sesekali Zafran melihat pelan.
"Wah bagus tuh buat trip report gue? mata Riani petani dan kerbau yang beranjak pulang, diterangi "Tul... jadinya waktu itu setiap orang di Athena
tampak berbinar. sinar matahari sore mengaguminya karena ia
"Gimana ngerekamnya?" Genta bingung. yang mulai melemah. Semuanya berjalan sekilas bertanya ke siapa aja, bahkan kepada seorang
"Gue udah bawa handycam," jawab Riani senang. dan cepat sekali, secepat budak sekalipun karena
"Kan ada Ian. Ndut nanti jadi kameramen gue kereta Angin sore mengelus wajah mereka berdua. Socrates percaya kalo setiap manusia punya yang
yaa...." 'Jadi enak ngeliat pemandangan baru gini, daripada namanya akal.
"Siiip...!" ngeliat Jakarta Tingkahnya inilah yang membuat Athena terkaget-
"Kalo kita nanti sampai di puncaknya, berarti kita melulu." kaget Seorang ahli
berada di tanah paling "Yo'i...," Genta masih ngelamun melihat keindahan filsafat yang mau bergaul dengan seorang budak,
tinggi di Pulau Jawa" Genta menatap tajam ke di depannya. Mereka waktu itu budak tidak
teman-temannya. berdua memandang lurus ke depan dengan wajah dianggap manusia."
"Oh jadi puncak yang paling tinggi di Jawa." penuh arti, melihat sore "Mungkin gini, Ple..., kayaknya mereka terkagum-
"Ta..." yang bergerak cepat di mata mereka. Sesekali kagum sama Socrates
"Iya, Yan." mengisap rokok yang terselip gara-gara dia nggak pernah memandang manusia
"Nama puncaknya apa, Ta? "Mahameru." di antara kedua jari. Setiap laki-laki pasti punya saat lain lebih rendah. Pasti
Menjelang sore kereta mulai memasuki daerah seperti ini, melamun di antara mereka ada yang tersentuh harinya waktu
Cirebon. Mereka berenam berdua dengan laki-laki lain tanpa ada yang ngeliat Socrates mau
masih saja bercanda ngobrol segala macam, nggak diomongin, mencoba mencari ngobrol dan bertanya-tanya ke budak. Di balik
152 sesuatu di luar sana dengan pandangan tajam ke segala tingkatan level
peduli dengan keadaan kereta. Kerinduan pada diri depan. Rokok mereka manusia waktu itu, pasti manusia punya hati nurani
mereka masing-masing memendek perlahan. yang bilang sendiri
mengalahkan semuanya. 'Ta...." 'begitulah seharusnya manusia...'" Genta
"Sebentar lagi, mungkin magrib, kita sampai di "Hmm." berkesimpulan sendiri. "Betul,
Cirebon," Genta berujar "Masih banyak ya orang di luar?" Ta. Socrates selalu bertindak atas nuraninya dia
sambil melihat keluar. 154 pernah bilang bahwa
orang yang mengetahui apa yang baik akan selalu kaum sophis mengajarkan kebijaksanaan dengan "Nggak tau...!" Zafran langsung ketawa ngakak.
berbuat baik." "Trus, meminta imbalan atau "Ye...pinter jangan sendiri-sendiri dong? Ian sinis.
trus?" Genta terbawa ke dunianya Zafran. uang." Kereta berhenti di Stasiun Cirebon. Kesibukan-
"Trus ada Plato." "Oh matre..., Beda banget dong sama Socrates." kesibukan kecil mulai
"Kalo nggak salah Plato kan muridnya Socrates ya?" "Tul...." terjadi.
"Betul sekali Bapak Genta. Nah Plato itulah yang Zafran meneruskan, "Kalo gue sih bisa bilang orang- "Ple ceritain, Ple."
banyak menulis tentang orang di desa ini Zafran tak tega untuk tak bercerita tentang obrolan
gurunya karena Socrates emang males nulis kali ya. adalah Socrates-Socrates yang masih punya tadi. 'Jadi
Kerjaannya kan nanya kerendahan hati, mencintai kesimpulannya, mulai sekarang gue jadi gurunya
mulu, kayak tamu jauh." alamnya, hidup dengan kekuatan mahabesar setiap Genta dan Genta jadi
"Hehehe...," keduanya tertawa kecil. harinya. Udah bukan murid gue. kayak Socrates sama Plato."
156 barang baru lagi kalo orang desa lebih ramah "Tapi dua-duanya kan beda. Gue juga pernah baca
Nah dalam salah satu tulisannya, Republic, Plato daripada orang kota. 'Tul kalo secara fisik Socrates
menulis tentang goa tadi. nggak, Ta?" itu orangnya sangat tidak menarik dan buruk rupa,
Kalo lebih jelasnya kayak gini, sebenarnya orang- "Bener juga lo, dan mungkin orang kota adalah sementara Plato
orang yang berada di orang yang tinggal di goa ganteng abiss," kata Ian.
dalam goa itu duduk menghadap ke arah dinding dan hidup dengan bayang-bayang sendiri, yang tiap "Haa...??!!" Zafran yang merasa ganteng, mulai
goa dengan cahaya api hari berkutat dengan terganggu ego
unggun di depan mereka- dengan dunia luar berada itu-itu aja, ngejar materi mulu." keartisannya.
di belakang mereka. "Kalo gue sih menganggap orang kota adalah para "Ya udah gue jadi Plato aja...biar si Genta jadi
Sementara di luar goa, segala sesuatu terjadi di sophis yang tinggal di Socrates."
belakang mereka dan goanya Plato." "Terlalu naif kalo kita menganggap semua orang
sedihnya mereka hanya melihatnya lewat pantulan "Lebih parah lagi lo... hahaha. Tapi nggak semuanya kota itu terlalu rutin,
yang ada di dinding goa kan?" terlalu biasa-biasa aja, hidup di dalam goa sendiri,
yang ada di depan mereka. Mereka hanya melihat "Iyalah... sombong amat gue mandang orang lain hidup dalam bayangbayang
bayang-bayang semesta lebih nggak tau dari gue. aja. Kan mereka bekerja keras tiap hari buat
aja. Mereka pun tenggelam dalam bayang-bayang Ini kan cuma cerita-cerita doang, lagi coba-coba keluarganya," Riani
itu, mencoba mencari belajar filsafat." berkata pelan.
tahu apa dan membicarakannya sampai mereka 158 160
menyimpulkan bahwa "Tapi lo ada benernya juga, Ple!" "Betul sekali...," Dinda mendukung Riani.
hanya bayang-bayang itu aja yang ada." "Orang kota yang kita omongin itu siapa ya, Ta?" "Ada juga kan orang kota yang males," Genta
"Oh...," Genta berkata pelan. "Nggak tau...." angkat bicara.
Zafran meneruskan, "Suatu hari ada satu orang "Orang desanya?" "Ada," sahut Riani cepat.
yang akhirnya keluar dari "Nggak tau juga." "Orang desa juga kan kerja keras," Arial ikutan
goa itu dan menemukan bahwa ternyata di luar "Tapi kayaknya kalo disimpulin begini, benerin gue ngomong.
sana banyak keindahan kalo salah. Zaman "Ada juga orang desa yang males."
sejati yang menunggu mereka di dunia nyata, sekarang banyak orang yang hidup tapi nggak "Betul juga," Ian setuju dengan Arial.
tanah, air, sungai-sungai, bener-bener 'hidup' kata "Tapi kita nggak boleh ngomongin karakter individu.
dan kehidupan yang lebih indah. Lalu orang yang Genta sambil mengangkat dua tangannya dan Kalo udah begitu
sudah keluar goa itu jarinya memberi tanda masalahnya selesai. Jadi apa-apa tergantung
memberi tahu mereka tentang keindahan di luar kutip pada kata hidup. orangnya," Arial menekankan.
sana dan mengajak "Tapi siapa orang yang nggak bener-bener 'hidup' "Betul juga ya," Zafran bengong sendiri.
mereka keluar. Sedihnya, orang yang masih di itu ya?" Zafran bertanya. "Tapi emang kehidupan orang desa sama orang
dalam goa itu nggak ada Mereka bengong sejenak dan tersenyum sambil kota beda kali ya?" Genta
yang percaya. Mereka masih percaya bahwa memandang satu sama bingung.
bayangan yang mereka lihat di lain. "Bisa jadi. Trus gimana dong kesimpulannya?"
dinding goa adalah yang aslinya." "Manusia!" Zafran bertanya sambil
"Trus, jadinya gimana?" Genta bertanya, tangannya "Ya kita!" memandang lurus ke depan.
mencoba mematikan "Hahaha...," keduanya ngakak. "Orang kotanya "Nggak tau...."
rokoknya. siapa, Ple?" "Ya kita...!" "Nggak tau...."
"Orang yang mengajak keluar dari goa itu akhirnya "Orang desanya?" "Kita juga." Teman-temannya menggeleng.
dibunuh oleh mereka." "Apa sih yang lagi kita omongin?" Genta "Rese lo, bikin kita jadi nggak mikir, Ple." Arial
"Haaa?" Genta jadi kaget menyenggol bahu Zafran. tersenyum kecil.
"Katanya sih mitos yang Plato bikin tentang goa itu "Kesimpulannya kan kita jadi tolol sendiri." Teman-teman lain, kecuali Zafran, setuju sama
merupakan cerminan "Kesimpulannya, kita nggak tau Arial.
dari kekecewaanya." "Kenapa, Ple?" apa yang barusan kita omongin." "Iya ya, jadi nggak "Socrates juga pernah ngomong, sebenarnya
"Plato menganggap bahwa orang-orang yang di goa jelas nggak tau, bego manusia itu adalah hewan
itu adalah Athena yang lo, Ple!" "lo juga...." yang berpikir. Kalo kita nggak mau mikir, kita
telah membunuh Socrates, dan orang yang berani "Nggak tau ah, dark. Hahaha," Genta tertawa kecil. namanya apa?" Zafran
keluar dari goa itu "Tapi kan, kata Socrates orang yang paling bijaksana tertawa kecil.
adalah Socrates." adalah orang yang "Cukup! Rese...!" berbarengan semua ngelempar
157 mengetahui bahwa dirinya tidak tahu," Zafran kacang ke Zafran.
"Lho emangnya Socrates matinya dibunuh?" berkata pelan. "Ah nggak tau ah...."
"Dihukum mati oleh pemerintah Athena karena Mereka berdua terdiam. Keramaian kota kecil "Nggak tau...."
pemikiran dan gagasangagasan dalam bayangan senja "Nggak tau, terserah lo lah, Ple."
filosofisnya dianggap gila dan membahayakan memenuhi pandangan mereka berdua. "Tapi dari nggak tau kan tadi kata Socrates?" Arial
negara." 159 berkata pelan.
"Tragis juga. Trus, apa hubungannya dengan irama- "Eh udah masuk kota nih, bentar lagi Cirebon. Balik Zafran langsung menjawab, "Orang yang paling
irama tadi? Antara ke tempat duduk yuk, bijaksana adalah orang
desa sama Jakarta, juga soal kekuatan yang mengisi nanti di stasiun banyak yang naik." Mereka pun yang mengetahui bahwa dirinya tidak tahu."
mereka tiap hari di kembali ke tempat duduk 161
desa?" semula "Abis dari mana?" Dinda bertanya. Temen-temannya walaupun nggak mau, masih aja
"Kita balik lagi ke Socrates, Bapak Genta. Pada "Ngerokok di pintu gerbong," bercokol di dunia Zafran.
zaman Socrates ada jawab Zafran. "Oh...." Tiba-tiba Zafran meletakkan telunjuk di keningnya...
sekumpulan orang bijak yang dinamakan sophis." "Saya perkenalkan guru filsafat saya, Socrates yang dan mendesis pelan.
"Trus...?" bijak," Genta menunjuk "Cogito Ergo Sum."
"Sophis ini sangat berbeda dengan Socrates yang Zafran yang senyum-senyum. "Apa tuh, Ple?" Riani mengerenyitkan keningnya.
terus mencari tahu "Terima kasih Plato, muridku yang baik" "Aku berpikir maka aku
kebenaran dengan kerendahan hatinya, tanpa "Tuh kan, makanya jangan kebawa-bawa ke ada."
mengharapkan apa-apa. dunianya si Juple," Arial Semua terdiam dan bengong, walaupun mereka
Sophis mempunyai arti kata berpengetahuan, bingung. beneran nggak mau, toh
pandai, dan bijaksana. Tapi, "Abis ngomongin apa?" Riani pengen tau. kenyatannya tak beranjak juga dari dunia Zafran.
"Ngomongin apa tadi, Ple?"
Tiba-tiba Zafran teriak, "Yess... emang gue guru tahun-tahun sebelumnya, masih di atas rel yang sekalian meriksa perut Ian... bener nggak
yang baik." sama, setia menemani Teletubbies ada TV di perutnya.
Semuanya senyum-senyum sendiri. Zafran sang kereta. Banyak yang nggak percaya kalo Teletubies yang
berargumen lagi, "Satu yang Di antara mereka berenam, ada dua makhluk besar bisanya cuma main sama
pasti, Socrates itu berbuat segalanya tulus demi yang dari tadi tidur, ternyata bisa juga jadi. sarjana.
kebaikan manusia. Kalo di menahan segala luapan emosinya untuk bercerita, "Thank you... thank you,... harusnya gue ngasih tau
dalam hatinya, dia percaya bahwa manusia itu 163 lewat SMS aja ya kalo
punya nurani yang nggak sesuatu yang fantastis, yang ingin mereka bagi, begini jadinya," Ian lemes.
pernah bohong. Ini warisan terbesarnya. Socrates kedua makhluk itu Ian dan "Empat bab lo babat abis dalam dua bulan... hebat
sangat percaya kalo hati Arial. Belum ada yang tau kalo Ian udah lulus. lo, Yan!" Genta kagum.
nurani yang selalu tau mana yang benar dan mana Semula, di antara mereka 165
yang salah. Simpelnya, berenam memang cuma Ian dan Arinda yang belum "Cerita dong, Yan," mata Riani berbinar-binar.
pencuri, perampok, dan orang jahat ngerasa dalam lulus. Juga tentang Ian lalu lancar bercerita tentang jumpalitannya
hatinya kalo yang dia Indy. Hanya Arinda yang tahu. selama dua bulan. Ian yang
lakukan itu salah. Socrates pun mati dalam "Aduh... jatuh deh!" Ian membuka dompet, dengan pantang menyerah, dua kali penolakan kuisioner-
menegakkan hati nuraninya. sengaja dan bandel nya, menakjubkannya
Sewaktu dia disuruh memilih antara minum racun menjatuhkan selembar kertas yang terlipat kecil. Sukonto Legowo, Mas Fajar, keriputnya i tangan
sampai mati atau 'Juple, tolong ambilin!" Ian coba bersandiwara. Papa-Mama, sidangnya....
mengakui bahwa pemikirannya salah dan diusir dari "Apaan nih? Rumus Indomie lagi ya?" Zafran cepat Pokoknya semua Ian ceritakan. Bukan hanya
Athena, dia memilih mengambil kertas yang temen-temennya, semua
minum racun demi Athena dan demi hati jatuh dari dompet Ian. orang di gerbong juga mendengarkan Ian. Ian jadi
nuraninya." 'Jangan dibuka!" Ian bersandiwara, pura-pura seperti seorang
"Hebat juga dia," Riani berujar sendiri. panik. selebritas di acara TV yang sedang konferensi pers
"Kayak Mel Gibson di Braveheart," Ian tiba-tiba Zafran tambah penasaran dan membuka kertas itu menggugat cerai istrinya
ngomong. cepet-cepet yang selingkuh. Ian pun menutup konferensi
"Yo'i, The Great William Wallace," Genta 'Jangan dibaca!" Ian menambah porsi aktingnya. persnya, "Saya nggak pernah
menambahkan. Dalam hati dia seneng menyangka akan begini jadinya..."
"Joan of Arc," Dinda menambahkan. banget bakal ngasih tahu kabar ini ke temen- Semua penumpang gerbong terharu dan kembali ke
"Jean van Jean... Les Miserable," Arial pun ikutan. temennya. tempat duduk masingmasing.
"Kalo hati kita bersih dan selalu melakukan hal yang Zafran membaca isi kertas itu dalam hati. Kereta masih berjalan cepat menembus malam.
baik, kita akan Formulir pendaftaran Wisuda Sarjana LXXIV "Sekarang giliran gue? Arial tiba-tiba ngomong.
bahagia," Arial mencoba menyimpulkan." Nama: Adrian Adriano Semua penumpang berdiri dan berlarian berebutan
"Maksudnya?" Ian masih bingung. Zafran membacanya tanpa ekspresi, "Oh, bon mau dengerin lagi! Arial
Zafran menjelaskan, "Socrates itu percaya pada belanja VCD bokep... nih gue langsung membuka bajunya, berdiri tegap
kebenaran dan kebaikan, kembaliin." membelakangi seluruh
dan di lubuk hati seseorang pasti kebaikan itu ada, Zafran melipat kertas itu dan menyerahkannnya penumpang satu gerbong, mengikat kepalanya
walaupun dia berbuat kembali ke Ian. pakai ikat kepala merah,
salah dengan segala macam alasan duniawi "Eh... babi got... lo masih belanja VCD aja, kapan lo mengambil cat hitam, dan mencorat-coret pipinya,
162 mau lulus?" Arial persis Rambo yang, mau
yang bisa membenarkan dia... jauh di dalam lubuk menyenggol Ian yang kebingungan. balas dendam. Semua penumpang pun kembali ke
hatinya dia tau kalau Ian kacau! Ia buka kertasnya dan memeriksa lagi. tempat duduk, takut
dia salah dan orang yang nggak baik pasti nggak Gue nggak pernah beli VCD bokep pake bon! Bener sama Rambo. Mereka nggak jadi nguping.
bahagia." kok formulir "Ada apa nih Hercules generik?" teman yang lain
Arial mencoba menambahkan, 'Jadi, jangan terus- pendaftaran wisuda gue, Ian membatin dalam hati. bertanya-tanya sendiri.
terusan ngelakuin Temen-temennya merasa ada yang aneh sama Arinda tersenyum. Dia udah tahu apa yang hendak
sesuatu yang salah karena kita nggak akan bisa kapur tulis SD dan kapal disampaikan
bahagia. Diri kita sendiri tanker ini. Mereka tengak-tengok bingung. Sebelum abangnya. Arial menarik napas sebentar. Dan....
secara alami akan menolak kebahagiaan itu karena mereka tahu lebih Arial mulai bercerita tentang Indy, wanita yang
hati nurani kita akan lanjut, Zafran udah meloncat dari tempat duduknya telah merebut hatinya, Indy
selalu tau kalo kita salah." dan memeluk Ian. yang tampangnya biasa aja tapi enak dilihat, dan
"Orang yang bener-bener hidup untuk kebaikan 164 nggak bikin bosen. Indy
memang hidupnya akan "Brengsek-bangsat lo... selamet yee... gila lo... lulus yang selalu mengisi hari-hari Arial selama ini. Lalu
selalu dikenang oleh orang lain," Ian mendesis juga." tentang perjalanan ke
pelan. Zafran merebut kertas dari tangan Ian dan vilanya di Puncak yang penuh kehangatan serta
Arial ngomong sendiri lagi, "Every man dies. Not melemparkannya ke temantemannya. bagaimana Arial nggak
every man really lives. Semua membaca formulir pendaftaran wisuda Ian." mau ngelepasin genggaman di tangan lembut Indy.
Siapa tuh? " "Ian! Ian udah lulus...!" Ya, semua tentang Indy
"Mel Gibson, Braveheart." "Sebentar lagi wisuda!" 166
Kereta berjalan perlahan meninggalkan Cirebon. "Ian!!! Selamat ya gendut sayang." yang selalu bikin Arial tertawa. Juga, soal Kasih-nya
Zafran memandang Semua memberi selamat ke Ian. Gerbong pun jadi Ermy Kulit yang
keluar jendela kereta. Di hari yang hampir malam rame gara-gara teriakan mereka putar berulang-ulang selama perjalanan
itu langit membiru makhluk-makhkluk ajaib ini. pulang. Pokoknya Indy
hitam, bulan terlalu cepat muncul. Di hamparan Seorang penumpang bertanya ke Zafran, "Mas ada udah bikin Arial mendobrak semua peraturan. Indy
sawah yang mulai yang ulang tahun ya?" yang ini..., yang itu...,
menghitam, Zafran melihat surau kecil, beberapa "Nggak, Pak! Itu ada yang baru diterima kerja jadi yang selama tiga bulan terakhir sangat berarti bagi
orang memakai sarung, pesut di Ancol," kata Arial. Arial pun
peci, dan kemeja putih berjalan di antara pematang Zafran sambil menunjuk Ian. mencurahkan harinya kepada teman-temannya
remang-remang Penumpang itu pun percaya. Petugas kereta yang sehingga menjadikan
menuju surau kecil itu. Lampu di surau itu memberi lagi lewat geleng-geleng mereka bengong dan terharu, serta sesekali
cahaya seadanya, kepala. mengeluarkan kata kata
membuat surau terlihat bersinar sendirian di antara "Teletubbies emang bikin heboh di mana-mana." "Oh...."
hamparan sawah yang "Eh, gila hebat lo, Yan! Ditinggal tiga bulan, dateng- "Ciee... Arial."
mulai menggelap. Suara adzan magrib pun dateng udah lulus aja." "Yes!"
terdengar sayup-sayup di Ian masih lemes bercampur bahagia. Badannya abis "Gile...."
telinga Zafran-tanpa disadarinya, ia menarik napas dicubit, dipeluk, juga "Cinta."
panjang. Matanya disiram aqua gelas, dilempari kacang dan biskuit, "Emang deh perempuan...." "Love,"
langsung terpejam. Ada sesuatu mengelus hatinya. diolesi mentega, dikasih Arial mengakhiri ceritanya dengan menarik napas
* meses, dibolak-balik, pipinya digambar-gambarin, panjang penuh arti dan
Kereta mulai melaju cepat meninggalkan Cirebon. dibungkus kertas gadogado berkata pelan, "Sampai hari ini, gue dan dia
Sawah dan Gunung dan dikasih karet dua karena Ian nggak pedes. Ian akhirnya sepakat untuk nggak
Ciremai di kejauhan melambai lembut Malam itu lalu diarak keliling ngelanjutin hubungan kita dulu. Coba sendiri lagi
sama seperti malam dan gerbong bolak-balik, semua penumpang di gerbong dulu, kita udah coba
itu pun ngasih selamat,
berbagai cara, tapi ujung-ujungnya pasti berantem "Nah tuh kan. Semakin jauh, semakin cinta," Ian Bayangan dan senyum Arinda memenuhi kalimat-
dan gue selalu bikin dia melempar kacang ke Arial. kalimat indah dalam
nangis. Gue nggak mau bikin orang yang gue sayang Zafran berubah serius, berkata pelan sambil telapak molekul-molekul luar biasa kata per kata, yang
nangis melulu. tangannya dia didendangkan puitis dalam
Akhirnya, kita sepakat untuk sendirian dulu." renggangkan, jari-jarinya mengepal. "Love is like a rangkaian kata-kata Leaves of Grass. Berima dengan
"Tapi nggak putus kan?" Riani bertanya sedih, sand in the hand... the indah dengan suara
matanya menatap Arial more you keep it, the more you loose it." angin malam dan kereta.
dalam. Semua tersenyum melihat Zafran. Zafran tambah ...I bequeath myself to the dirt to grow from the
"Gue nggak tau apa namanya." semangat. "Nih Rambo grass I love,
"Lo pergi sekarang, lo bilang ke dia?" Genta ada lagi nih... makhluk bernama pria dan wanita itu If you want me again, look for me under your boot-
bertanya ke Arial. emang harus dicintai soles,
"Tadi siang kan Indy-nya nganterin ke Stasiun dan saling mencintai. You will hardly know who I am or what I mean,
Senen, tapi dia langsung Woman was created from the ribs of a man Not But I shall be good health to you nevertheless,
pulang lagi. Dia sebenernya masih sayang kamu tuh from his head to be above And filter and fibre your blood
Mas. Aku kan tau dari him Nor from his feet to be walk upon him But from Failing to fetch me at first, keep encouraged,
tingkahnya, aku kan cewek," Arinda tiba-tiba his side to be equal Missing me one place search another,
ngomong. Near to his arm to be protected and close to his I stop somewhere waiting f or you.
"Mudah-mudahan...," Arial berharap kosong. heart to be loved (Song of Myself, Walt Whitman)
"Baru dua bulan, wajarlah berantem," Ian yang "tul nggak?" Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta. Setengah tiga
jarang pacaran sok tau. Zafran menaik-naikan alisnya sok tahu. Semuanya malam
167 tersenyum lagi ke Suara-suara penjual nasi pecel, telur asin, dan
"Salah banget lo, Yan. Cinta nggak kenal waktu," Zafran. minuman membangunkan
Zafran nyambung. "Ah udah ah... cinta mulu," Ian berkata agak keras mereka. Ian mengucek-ngucek matanya,
"Trus?" Riani masih bertanya lembut. sambil menyenggol mengambil botol air minumnya
"Gue nya salah ya ke dia?" tanya Arial sambil Zafran. dan tidur lagi. Arial terbangun sebentar dan
melihat ke teman-temannya. 169 bengong.
"Kalo denger dari cerita lo tadi sih iya, menurut gue "Mendingan sekarang kita main gaple!" "SETUJU!" "Udah sampai mana, Ta?" tanya Riani lembut
lo berlebihan. Kesedihan sesaat Arial pun hilang, kembali mereka sambil membereskan
Seharusnya lo nggak terlalu ngekang dia. Biar aja mengarungi canda dan rambutnya dan mengikatnya.
dia bebas," Riani tawa, kerinduan yang menumpuk selama tiga bulan "Jogja," jawab Genta yang lalu membereskan
menjawab pertanyaan Arial. ditumpahkan semua duduknya.
Arinda tiba-tiba menyandarkan kepalanya ke bahu malam itu. 171
abangnya, menatap Setengah malam telah lewat. Kereta tua yang tak "Pegel juga ya duduk melulu." Dinda berdiri
Arial penuh arti. Arial melihat Dinda. kenal lelah itu mulai sebentar, matanya memicing
"Dinda juga bilang gitu sama kayak yang Riani menyapa kota-kota di Jawa Tengah, melaju cepat di silau kena cahaya lampu neon kereta di atasnya.
omongin. Gue terlalu atas tanah Jawa di "Ada toilet nggak di sini?" Riani bertanya ke Genta.
menjaganya, terlalu takut kehilangan dia." malam hari. Jalan desa dan jalan kota-kota tua yang "Di stasiun aja deh. Lo tau kan toilet di kereta kayak
"Posesif ya namanya?" Ian mendesis pelan. damai dan sepi. gini paling buat lakilaki
"Sok tau lo," Zafran nyenggol Ian. Penerangan neon yang seadanya di antara lintasan doang"
"Sekarang gue takut banget kehilangan dia. Gue kereta yang mereka "Oh, lama nggak keretanya berhenti? Kita turun aja,
sayang banget sama Indy." lewati, memenuhi pandangan mereka. Lengangnya kebelet nih," Riani
Ian heran sama Arial yang perkasa dan cocok buat tanah Jawa dan rumahrumah meringis.
jadi GI JOE ini, akhirnya bergaya Jawa lama di tengah malam menyentuh "Kayaknya sih lama, dari tadi belum ada kereta lain
takluk juga di tangan wanita. hati mereka. Satu yang lewat, kereta ini
"Kalo menurut gue sih lo sama dia lagi coba kenal per satu mata mereka pun lelah terpejam. kan nunggu yang lain lewat dulu."
satu sama lain aja, lagi Ian sudah tertidur pulas, bermimpi tentang "Ya udah turun yuk," Riani beranjak berdiri,
saling belajar. Kalo emang dua-duanya sayang, pasti wisudanya. Arial memejamkan melewati sela-sela kaki
balik lagi," Genta matanya, The Moment dari Kenny G mengalun temannya.
mencoba netral. lembut dari MP3-nya. "Yuk...," Genta dan Dinda ikutan berdiri.
"Tapi dia nggak suka banget sama gue yang terlalu Pikirannya menerawang jauh ke Indy. Zafran terbangun, matanya melihat sekilas
protektif. Padahal gue Mata Genta terpejam, tapi pikirannya terbang ke bayangan temannya yang mau
nggak bermaksud begitu." langit malam, berkhayal turun ke stasiun.
"Lo harusnya ngomong begitu ke dia," Riani melihat Riani di pelukannya, mengagumi rasi "Bang Zafran mau ikut ke toilet?" Dinda tersenyum
menyarankan bintang Riani yang bersinar manis sekali ke Zafran.
lagi. terang indah. Zafran langsung berdiri, semangat, ngantuknya
"Udah..., tapi dianya malah nangis." Riani terpejam lelah. Hari itu dia bahagia sekali ilang.
'Jangan pernah ngomong jernih sama wanita kalo karena semua kangennya "Rambo mau ikut?" tanya Riani.
dia lagi nangis," Riani terobati. Hari itu dia senang sekali bisa kembali "Nanti yang jagain tas siapa? Lagian tadi gue udah
berujar. bercanda dengan temantemannya, kencing. Beliin pennen
"Kalo cewek lagi nangis, biarin aja dulu karena dia bisa bertemu dan bercanda lagi sama seseorang pedes dong kalo ada," Arial yang lagi bengong
nggak akan pernah yang selama ini berkata males.
dengerin lo, kalo lagi nangis. Kalo lagi nangis, cewek telah membuatnya bermimpi indah membawanya "Oke Bos."
sebenarnya mau ke langit malam, melihat Genta, Riani, Zafran, dan Dinda turun dari kereta,
nyatain sesuatu, tapi dia nggak tau gimana, rasi bintang. menginjakkan kaki di
168 Arinda, biarpun terpejam, sesuatu mengusik ubin putih yang mulai kekuningan di stasiun
jadinya nangis. Maka, jangan ngomong sama dia, hatinya. Ada seseorang yang Lempuyangan Jogjakarta.
diemin aja dulu. Lo mau selama ini ternyata telah memberikan perasaan lain Mereka berjalan ke toilet stasiun yang ada di antara
bilang dia juga mau bilang, nanti nggak ketemu." di hatinya. Ia pun ingin para pedagang yang
"Tul...," Arinda setuju sama Riani. sekali mengenalnya lebih dekat di hari-hari masih mencari rezeki di malam yang terasa lain di
Zafran bengong dan membatin, Oh Arinda pernah selanjutnya. Perasaanya hati mereka berempat.
nangis? Siapa yang mengatakan sesuatu yang lain, melukis sesuatu di Malam dingin di suatu tempat yang jauh sekali dari
pernah bikin Arinda nangis? Tega banget tuh hatinya. rumah. Langkahlangkah
orang... mahkluk secantik ini 170 pun bercerita tentang hati mereka yang sedang
dibikin nangis. Zafran mengeluarkan sebuah buku tua dan larut tersentuh
"Udah Rambo, tahan dulu aja. Kalo emang jodoh dalam kata-kata indah. kerinduan.
nggak akan ke mana Sambil sesekali melihat Arinda yang tertidur di bahu Selepas dari toilet, mereka berempat duduk di
Terus aja usaha. Oke?" Genta menepuk bahu Arial. Arial, Zafran senang bangku stasiun-hawa agak
"Kalo dari cerita lo sih dia masih sayang sama lo," sekali malam itu bisa mengarungi kata-kata indah dingin menimpa wajah mereka. Di kejauhan,
Ian tambah Walt Whitman. 172
menyemangati. Wanita memang paling cantik kalau sedang Lampu-lampu kota Jogjakarta, jalan utama di depan
"Tadi barusan sih dia SMS...," wajah Arial berubah tertidur, terpejam, batin Zafran. stasiun yang lenganghanya
seneng. Zafran pun mulai berlayar dengan kata-kata puitis ditunggui oleh satu-dua becak yang diam kosong
dalam Leaves of Grass. berbaris di bawah
pohon besar-diterangi lampu jalan yang kuning dan nggak tega. Matanya menatap lampu lampu Perlahan tapi pasti, kereta mulai berjalan
temaram. kota Jogja di ujung rel meninggalkan Stasiun
"Kayaknya gue dulu pernah ke Jogja, tapi nggak kereta. Lempuyangan. Suara peluit dari stasiun dan doa si
kaya gini stasiunnya, lebih 174 mbok masih mengisi
bagus, lebih gede," Riani tiba-tiba ngomong. "Anak Mbok mana?" telinga mereka berempat. Riani melihat keluar
"Emang bukan," jawab Genta. "Sudah sama istrinya... kalo siang mbecak di situ," jendela kereta, matanya
"Matarmaja nggak lewat stasiun utama Jogja." jawab si mbok jujur, terkejut, dadanya sesak. Di sepanjang Stasiun
"Stasiun ini namanya Lempuyangan, stasiun menunjuk pintu keluar stasiun. Lempuyangan dilihatnya
kecilnya Jogja. Kalo di Jakarta Sambil membungkus nasi, si Mbok berkata lagi, banyak sekali sosok perempuan tua seperti si mbok
kayak Stasiun Senen atau Jatinegara" Genta "Anak Mbok juga susah. penjual nasi tadi. Di
menjelaskan. Jadi Mbok harus jual nasi, kalo siang ke pasar nyari antara lambatnya kereta, mata Riani
"Oh pantes...." kardus bekas buat memperhatikan muka lelah mereka
"Hawanya lain ya kalo jauh dari rumah," Zafran Mbok jual lagi." Sesekali sikut keriputnya menyeka satu per satu, membayangkan nasib mereka yang
berkata pelan sambil peluh yang jatuh di mungkin nggak jauh
memandang jam tua di tembok stasiun yang mulai keningnya. berbeda dengan si Mbok. Matanya terpejam,
pudar termakan usia. "Kalo malam jualan nasi?" tanya Zafran. hatinya nggak kuat lagi,
"Iya, kayaknya jauh banget," Dinda membenarkan Si Mbok menoleh ke Zafran dengan wajah lelah, pemandangan di luar seperti memasuki hatinya,
Zafran. "Bang Zafran Zafran serasa di tampar. tenggorok-kannya seperti
mau permen pedes?" "Mbok sudah jualan dari sore, tapi lagi sepi, belum menelan sesuatu yang tidak enak, yang disangkal
Zafran tersenyum dan mengambil permen dari sampai lima lakunya," hatinya.
tangan Dinda, walau cuma tutur si mbok sedih. 176
dua detik, saat itu pertama kalinya Zafran Zafran memainkan ujung retsleting jaketnya, berdiri Pukul lima pagi.
menyentuh tangan Dinda menatap penjual nasi Zafran menutup Leaves of Grass-nya, melempar
"Nak, nasi pecel, ayam telur, Nak. Endok asin, ndok itu dengan pandangan beribu makna. Ada yang pandangan ke luar kereta.
asin, hangat hangat." mengganjal di hatinya Perlahan, langit hitam malam mulai memudar,
Seorang ibu tua dengan pakaian khas Jawa dan kain sesaat setelah mendengar jawaban itu. Matanya udara malam pun mulai
batik lusuh, berpindah memandang menjauh. Zafran bisa merasakan udara di luar
mengusung gendongan makanannya, menawarkan ubin stasiun yang menguning dengan lampu stasiun kereta yang berubah sejuk.
dagangannya ke Riani. yang memantul Langit subuh mulai terlihat di antara rimbun
"Ada yang mau nasi?" tawar Riani. pendar tidak jelas di mata Zafran. Ia edarkan pepohonan hutan jati kecil
"Boleh, gue mau. Laper juga sih," Zafran pandanganya. Jam tua di yang melewati matanya. Dihirupnya pelan udara
mengiyakan. stasiun menunjukkan hampir pukul tiga malam. subuh yang masuk
"Semuanya mau?" Tembok tua di stasiun melalui jendela yang terbuka seadanya. Sejak dari
Genta dan Dinda mengangguk. dengan cat yang mulai terkelupas, atap stasiun Lempuyangan memang
"Berapaan Bu, kalo pake ayam?" tanya Dinda. yang menghitam di hanya Zafran yang belum bisa memejamkan
"Dua setengah," jawab ibu itu dengan logat jawa sudutnya, seorang tukang becak tua yang matanya. Ia tenggelam
yang kental. membawa kardus, ibu muda bersama Leaves of Grass. Teman-teman yang lain
"Hangat?" tanya Dinda lagi. dengan wajah lelah dan mengantuk sedang masih terlelap. Zafran
173 menggendong anaknya yang tersenyum kecil melihat Dinda yang terpejam lelap
"Iya masih hangat" terdongak tertidur lelap. Zafran mengusap mukanya di bahu abangnya.
"Ya udah, dibuat enam ya Bu'e," Riani berkata dengan kedua "Juple, lo belum tidur?" Ian yang baru bangun
lembut tangannya, menghela napas panjang sekali, dan bengong melihat mata
"Alhamdulillah, terima kasih Gusti Pangeran." melepaskannya sesak. Zafran masih melek di subuh yang gelap.
Pendengaran mereka bergerak dalam diam. "Untung anak beli banyak Habis ini Mbok mau "Tau, nggak ngantuk-ngantuk."
Keempat anak manusia itu pulang, badan sudah sakit "Ada makanan enggak?" Ian mengucek-ucek
serasa ditusuk hatinya Rambut si ibu yang mulai semua, takut besok masuk angin." matanya. "Ada tuh di plastik
memutih tampak Keempat anak manusia itu terdiam mematung, hati merah, udah dingin kali. Belinya tadi malem di
berjatuhan di sela-sela keringatnya Usianya mereka bergerak pelan Jogja. Lo tidur mulu sih."
mungkin sudah enam puluhan, sekali seperti detik jam tua di tembok stasiun. "Gue tidur enggak ada yang ngebangunin."
baju kebaya ungunya tampak lusuh sekali, kulitnya "Ini Nak, enam nasinya." Mbok penjual itu "Gajah Lampung kan kulitnya keras, gimana
kering hitam legam menyerahkan enam bungkus ngebangunin-nya?
pekerja. Kain batiknya tampak kotor. Di malam nasi yang diwadahi kantong plastik merah bekas Ian mengambil nasi bungkus si Mbok yang mulai
sedingin itu, si ibu hanya seadanya. dingin.
bertelanjang kaki. 175 "Cuci muka dulu kek, Yan!"
Sambil melihat sang ibu yang sedang menyiapkan Dinda langsung jongkok di depan si Mbok lalu "Bodo! Laper."
nasi, Dinda bertanyatanya mengulurkan selembar lima "Eh Yan, jaga markas dulu ya. Gue mau ke kamar
dengan hatinya, Ya ampun... ibu setua ini, malam- puluh ribuan yang dilipat rapi. Dinda me-ngenggam mandi."
malam masih tangan si Mbok. Zafran beranjak berdiri dan pergi ke kamar mandi
mencari rezeki, ke mana anaknya? Dinda tambah "Mbok ini aku kasih lebih ya, buat Mbok. Tapi besok kereta. Sehabis
tercekat melihat tangan pagi Mbok janji nggak melaksanakan panggilan alamnya, Zafran duduk di
hitam dan kurus itu menyiapkan nasi. usah ke pasar minta kardus, Mbok tidur aja di pintu gerbong tempat
Riani berdiri terdiam, kakinya terasa kaku, hatinya rumah. Janji ya, Mbok!" kata dia kemarin ngobrol sama Genta.
yang lembut bergejolak, Dinda pelan. "Ah... fuh...." Zafran melepas napasnya lega. Udara
tangannya merinding. Kalimat sang ibu tadi Si Mbok melihat uang lima puluh ribu di tangannya, dingin subuh masuk
membuat hatinya menggigil. matanya membesar melalui jendela kaca di depannya. Zafran
"Bu'e... kok malam-malam masih jualan?" Riani dan mendekatkan genggaman tangannya ke menyalakan rokoknya.
bertanya sambil memegang hidungnya. "Allhamdullilah Sekelebat, pemandangan indah lewat di matanya.
bahu sang ibu. Gusti Pangeran... Allhamdulillah." Hatinya yang merasa
"Cari makan, Nak. Kalau ndak jual nasi, Mbok ndak Riani mencoba untuk tidak menangis. Zafran dan jauh dari rumah menikmati pemandangan tidak
punya uang." Genta terdiam 177
"Suaminya ke mana, Mbok?" "Sudah meninggal." mendengar rasa syukur si Mbok. Dinda masih biasa di depannya. Zafran pun berdiri dan
Riani merasa menyesal menanyakan suami si mbok. berjongkok mematung menyembulkan kepalanya ke
Mendengar jawaban itu, memandang si Mbok. luar jendela yang sudah tidak berkaca. Angin subuh
hati Genta terasa ada yang menusuk-nusuk. Ia "Terima kasih ya Mbok.... Terima kasih banyak," dengan berbagai cara
hanya bisa tertunduk dan Genta memegang bahu si ingin menceritakan sesuatu kepadanya. Rambut
menyalakan rokoknya. Di antara bayangan asap Mbok. gondrongnya tertariktarik
rokok dilihatnya air muka Mereka berempat segera berjalan masuk ke kereta. oleh udara yang bergerak bersama, melawan laju
tua yang penuh guratan usia-dalam dan Dinda dan Riani kereta. Matanya
menghitam-sesekali rambut ibu menyeka mata dengan tisu. Di antara malam yang melihat baris gerbong kereta di depannya berbelok
yang putih jatuh di keningnya. Hati Genta terlempar jauh, dingin, dan asing, di antara sawah
ke sana kemari. Dia mereka masih bisa mendengar doa lelah si Mbok di berseling hutan jati kecil yang sedang meranggas.
udah terlalu tua untuk semua ini, batin Genta telinga mereka. Bau udara yang sangat
berjalan pelan sekali, bingung
lain merasuki penciumannya, bau tanah pagi yang "Ple, beli lagi, Ple." Ian memandangi bungkus daun "Oh jadi sekarang hutan jati ini lagi meranggas?"
khas, hari Zafran jadi pisang yang udah licin Riani menoleh ke Zafran.
takjub sendiri. Di antara kabut pagi pedesaan yang tapi masih dihiasi bekas-bekas bumbu pecel. Helai-helai daun kuning pohon jati yang jatuh ke
masih enggan menarik 179 tanah membuat
selimut putihnya dari alam pagi, di antara para "Keretanya udah mau berangkat belum?" Zafran tumpukan yang meninggi seperti menutupi tanah
petani dan kerbaunya yang ten tengok. dengan warna kuning
sedang berjalan pelan di pematang sawah berkabut "Nasi lontong, pecel Madiun, lempeng. Lempeng, kecokelatan. Tumpukan yang agak tinggi
pagi, ibu dengan Mas. pecel, Mas... hangat... 181
caping lebar menaiki sepeda ontanya. Di jalan desa peyek, peyek...," ibu penjual pecel deng bakul itu membuat pohon jati seperti tidak menyentuh
yang masih lengang, rajutan bambu di lorong tanah dan mengambang.
pabrik gula tua peninggalan Belanda dengan kereta menawarkan dagangannya. Cabang dan rangka pohon hitam yang berbelok
bangunannya yang bergaya Sekilas Riani teringat ibu penjual nasi di Stasiun tajam tanpa daun seperti
Eropa dan tembok tua bertuliskan 1899, lori-lori Lempuyangan. "Nah... ini tangan yang ingin menyentuh langit pagi. Awan
kecil pengangkut tebu, dia, panjang umur." Ian tertawa senang. "Ada yang yang masih sedikit tampak
pohon-pohon besar di atas jalan desa yang masih mau lagi?" bergaris memutus. Jejeran pohon di kejauhan
diselimuti kabut, kebun Semua mengangguk setuju karena memang laper dalam hutan jati selaksa
tebu yang seperti tembok hidup. Zafran berat. "Mas lempeng bayangan tidak jelas yang diselimuti kuning daun.
memejamkan matanya, keindahan gapitnya mau?" si ibu penjual pecel menawarkan "Gile, keren bener!" Ian langsung mengeluarkan
seperti ini jarang sekali dilihatnya. lempeng gapit. kameranya dan memotret.
Zafran membuka lagi matanya perlahan. "Apaan tuh, Bu?" Arial tertarik. "Jadi begini to kalo hutan jati meranggas?"
Serombongan penduduk desa "Lempeng gapit? Makanan apa lagi nih?" Dinda Arial masih takjub melihat pemandangan di
sedang menunggu kereta lewat di perlintasan, bertanya ke Ibu penjual depannya, ditambah lagi
wajah-wajah penuh senyum pecel. earphone di MP3-nya mengalun lembut Souvenir
melihat kereta, petani dengan cangkul dan bakul "Iki lho lempeng gapit," si ibu tertawa kecil sambil D'Enfance-nya Richard
selempang kain, ibu membuat lempeng gapitsebentuk Clayderman. Arial mencopot earphone-nya... jari
muda yang tertawa lepas dengan caping tani di kerupuk cokelat muda seukuran telapak tangan telunjuknya memilih
tangannya. Bapak tua diambil si ibu. Switch to Speaker dari display LCD... tak ayal
berpeci dengan seragam guru tersenyum ramah ke Lalu, ia mengisi kerupuk itu dengan sayuran, bumbu Souvenir D'Enfance dengan
para petani, anak kecil pecel, dan denting piano lembut tinggi mengalun di udara, di
berseragam SD penuh tawa berlarian dan langsung menutupnya dengan satu lembar kerupuk lempeng antara hutan jati,
mencium tangan sang lagi, jadilah lempeng mengisi pendengaran mereka.
guru. Mulut Zafran mendesis pelan, "Negeri ini gapit Teman-teman Arial memandangnya dan
indah sekali...." "Haa?" semuanya bengong ngeliat lempeng gapit. tersenyum. Arial hanya
Pukul 06.30 Stasiun kereta Madiun. "Bener kan, nggak cuma salad yang ngikutin gado- menaikkan alisnya dan ikut tersenyum. Ada sesuatu
"Kita di mana, Ta?" Riani yang baru bangun gado, hamburger sama mengelus hati mereka
bertanya ke Genta. hotdog juga ngikutin kita, mereka taunya dari semua. Zafran tiba-tiba menggamit tangan Dinda
"Di Madiun." Arial menjawab pertanyaan Riani. lempeng gapit," Ian nyerocos dan beranjak berdiri.
178 begitu saja, disambut tawa teman-temannya. "Ke mana?" Dinda menaikkan alisnya bingung.
"Pegel semua badan gue." Arinda menguap kecil Renyahnya lempeng dan pedas-manisnya bumbu "Ikut aja...," Zafran berkata kalem.
dan melihat kesibukan pecel serta segarnya Dinda nurut. Zafran setengah berlari membawa
pagi di Stasiun kereta Madiun. sayuran memenuhi indera perasa mereka. Zafran Dinda ke jendela pintu
Genta yang baru bangun masih belum menyatu bengong, gerbong tak berkaca, tempat dia ngelamun subuh
dengan keadaan somasensory*(Sensor rasa di otak manusia.) di tadi.
sekelilingnya. Sekilas dia melihat keluar, sinar otaknya setuju banget ini "Ngapain?" Dinda masih bingung sama tingkah
hangat matahari pagi di makanan nggak ada tandingannya. Ian langsung Zafran. "Liat gue ya."
antara tembok penyangga tua stasiun, menyapa pesan banyak. Zafran menyembulkan kepalanya dari jendela pintu
matanya yang memicing 180 gerbong tak berkaca,
silau. Perlahan kereta meninggalkan Madiun. memejamkan matanya, menikmati embusan angin
Genta menggumam sendiri, tangannya mengambil Kereta mulai melaju cepat melewati hutan jati kencang dengan
air mineral, Jam antara Madiun dan Nganjuk. pemandangan hutan jati meranggas di depannya.
setengah tujuh pagi. Kereta ini nggak telat, emang Keenam anak manusia ini pun sudah lepas dari Dinda tertawa kecil
biasa kalo masuk kantuknya, mulai bercanda ngeliat tingkah Zafran.
Madiun jam enam pagi... atau jam tujuh." lagi di kereta. Pagi di luar sangat cerah, seakan 182
"Bang Zafran mana?" berdatangan menyambut "Coba deh, Din... keren banget," Zafran berkata
"Tau, tadi katanya mau kencing doang, tapi lama rombongan yang jauh dari rumah ini. antusias, matanya melebar
banget. Sejak subuh tadi," Kereta memasuki daerah hutan jati yang lebat. meyakinkan Dinda.
Ian menjawab pertanyaan Dinda. "Eh... eh... lihat ke luar deh." Zafran menengok ke Perlahan dan sedikit ragu Dinda menyembulkan
"Jangan-jangan loncat dari kereta... mau pulang," jendela luar. kepalanya ke luar jendela.
Riani tersenyum. "Eh Hamparan dedaunan kuning kecokelatan tampak Indah sekali semua yang ada di depannya. Bau
lagi ngomongin gue ya...." Sosok penyair sejuta bertebaran di depan tanah basah pagi, panas
bingung bermuka ngantuk mereka, berpadu dengan tonggak-tonggak besar cahaya hangat matahari yang mulai meninggalkan
datang dengan plastik penuh nasi bungkus. "Dari menghitam pohon jati. pagi menerpa muka
mana lo, Ple?" tanya "Ya ampun, keren banget...," Dinda mendesis Dinda, kuningnya hutan jati menyentuh hati Dinda
Arial. "Dari tanah air gue yang indah." "Mulai deh kagum. Dinda tersenyum
pagi-pagi mau opera." Riani geleng-geleng kepala. Di antara sinar matahari senang, menoleh sebentar ke Zafran dan tersenyum
"Apaan tuh, Ple?" pagi, di mata mereka manis sekali. Dinda
"Nasi pecel... tadi gue turun sebentar, beli nasi semuanya jadi kuning sekali. melepaskan ikatan rambutnya, membuat rambut
pecel. Kata bokap gue nasi "Hutan jati ini ya...?" Genta bertanya ke Zafran. Dinda yang hitam
pecel Madiun itu enak banget, apalagi pake peyek "Iya...lo inget nggak dulu waktu di SD kita sering panjang terbawa bercanda dengan angin pagi yang
kedelai. Ini masih anget banget ditanya kenapa tak bosan mengagumi
lagi... masih ngebul." pada saat musim panas hutan jati meranggas?" kecantikannya. Dinda tidak tahan lagi untuk
"Oh...." "Meranggas... hehehe udah lama gue nggak denger membawa segala keindahan
Zafran mulai membuka bungkus daun pisang yang kata meranggas," Ian tersebut ke hatinya. Alis matanya perlahan
berair hangat "bon tertawa kecil. menurun, matanya perlahan
appetit...." "Buat mengurangi penguapan, gue inget banget terpejam.
Asap kepulan uap nasi hangat memenuhi tuh." Arial menjawab Zafran kehilangan kata-kata melihat keindahan
penciuman mereka. Pagi di pertanyaan Zafran. alam berpadu dengan
Madiun semuanya pun sarapan nasi pecel. "Dengan cara apa hutan jati meranggas?" Zafran keindahan seorang anak manusia.... Semua kata-
Akhirnya, semuanya setuju ini bertanya kata indah yang pernah
makanan nggak ada tandingannya, semua fast food lagi. dibuatnya nggak bisa melawan semua yang ada di
internasional yang "Menggugurkan daunnya...," Dinda menjawab penglihatannya saat ini.
pernah mereka jelajah di Jakarta kalah deh. pertanyaan Zafran sambil lirik-lirik kerinduan pun memenuhi otaknya.
tersenyum-senyum yang bikin Zafran terbang. I'm gonna love you
Till the heavens stop the rain camp kebanggaan mahasiswa, kepalan tangan dan "Yah ribut nih...," Zafran bergumam dalam hati,
I'm gonna love you pekik reformasi, hingga membetulkan letak
till the stars falls from the sky for you and I... (Touch memuncak pada pendudukan atap gedung rakyat duduknya.
me, The Doors) dan berbasah basah ria Untungnya si pemuda itu diam lagi dan mulai
Selepas stasiun kereta api Blitar, pukul satu siang di kolam depan DPR/MPR. Nasi bungkus gratis dari ngeluh sendiri. "Banyak Mas
Panasnya siang menghantam kereta yang mulai rakyat yang dibagikan yang ndak beli karcis, bukan aku aja. Mas lihat kan,
penuh sesak dengan oleh ibu-ibu di pinggir jalan dan Indonesia Raya uangnya banyak sekali
berbagai macam manusia dan barang bawaannya. yang dikumandangkan di kantongnya, itu uang dari yang bayar di kereta.
Ian melihat lorong penuh haru setelah reformasi tercapai, semuanya Nanti juga uangnya
kereta yang sudah penuh terisi, pemandangannya sepilas terlintas. dipangan dewe..., ora kanggo stasiun." (dipakai
hampir seperti bus kota "Bener juga lo," Arial memecah kekosongan. sendiri, nggak untuk
di Jakarta. Bermacam wajah dengan keringat yang "Mereka ini juga sebagian dari yang dulu kita stasiun)
menetes di leher perjuangkan," sambut Riani. Arial mau ngomong lagi, tapi ditahan oleh tangan
membuat gerah suasana. Arial mengedarkan pandangan berkeliling. Dia ingat lembut adiknya. "Bukan
183 saat di Salemba Raya salah dia juga lagi...," Riani berujar pelan mencoba
"Emh... Jakarta pindah ke sini." "Kok tiba-tiba jadi ada tukang rokok miskin dengan gerobak kecilnya menetralisir. "Salah
penuh gini ya?" Arial membagikan seluruh siapa?" Ian bertanya ke teman-temannya.
bertanya pada Genta. minuman yang ada di warungnya untuk mahasiswa Semuanya terdiam. "Ngerasain
"Kan kereta ini berhenti di setiap stasiun, jadi yang sedang berjalan sendiri kan?" Ian menggumam kecil. Semua tetap
banyak yang transit kecilkecilan menuju Gedung Rakyat serta dukungan ibu-ibu terdiam, tahu kalau Ian
jarak pendek," jawab Genta serius. rumah tangga di jalan punya pengalaman nggak enak yang membuat dia
"Mau pergi dari Jakarta malah ketemu Jakarta lagi," yang terus menyemangati mereka. masih kesel sama tanah
Ian berujar dan 185 airnya.
tersenyum kecut. "Karcis... karcis... karcis!" Petugas kereta melangkah 187
"Mulai deh, Ian," gerutu Riani. di antara sempitnya Di antara mereka, Ian satu-satunya yang punya
"Hehehe...." tumpukan penumpang. "Karcisnya, Mas." pandangan paling sinis
"Aqua, aqua... ngombe, ngombe... ngombe es." Arial menyerahkan enam tiket kereta. Sementara, tentang tanah yang mereka diami dari dulu. Ian
"Nasi... nasi." rombongan empat pria bahkan terang-terangan
"Rokok, permen, permen Mas... Mas." "Kopi, setengah baya yang berdiri berdesakan di dekat menyatakan kalo dia nggak suka sama semua
kopi...." situ, pura-pura elemen brengsek negara ini
"Kipas... kipas, handuk... handuk, sewu... sewu." kebingungan waktu diminta karcis oleh petugas. yang udah bikin kacau keadaan dari segala tingkat.
"Mas, kasihan Mas..." Seorang pengemis tua "Karcis, Mas... tiket!" Petugas akhirnya bicara agak Ian muak dengan
bersama anaknya dengan baju galak dan keras yang semua kelakuan orang yang bilang anti korupsi,
penuh robek dan bekas ingus mendekati Zafran. membuat keenam sahabat ini makin tertarik sampai ke koruptornya.
Arial langsung memberi lima ratusan logam. melihat kejadian ini. Kejadian itu sungguh membekas di hati Ian, yakni
"Yah recehan gue hampir abis," Arial berkata sambil "Ore nduwe, Pak..." (nggak punya, Pak) kata salah ketika suatu hari ia naik
merogoh-rogoh satu dari mereka. angkot. Di suatu tempat, angkot itu berhenti
kantongnya. Petugas kereta diam. menurunkan penumpangnya.
"Perhatiin deh, dari kemarin banyaaak banget "Pira, Pak? Papat!" (Berapa, Pak? Empat) lanjut si Cekcok mulut pun terjadi antara si sopir dan
tukang jualan macemmacem pemuda, memasukkan penumpang itu lantaran sopir
di sini." Dinda bertanya ke yang lain. tangannya ke saku belakang siap mengambil meminta tambahan ongkos, alasannya si
Para pedagang yang tidak peduli dengan keadaan dompet. penumpang membayar di bawah
kereta yang hampir "Rong puluh." (dua puluh) tarif yang ditentukan. Sementara, si penumpang
penuh terus menawarkan dagangannya. "Larang tenan, Pak... ning stasiun telung ewu lima bersikeras kalo dia udah
"Recehan gue hampir habis dibagi-bagi buat ngatus sak wong." nggak punya uang lagi, bahkan menurutnya itu
pengemis sama pengamen. (mahal banget, Pak... di stasiun aja tiga ribu lima udah lebih dari cukup. Ian
Gue udah nggak bisa ngasih lagi." Arial berkata ratus seorang). yang duduk di depan, berada di tengah-tengah
pelan. "Rong puluh...! Salahe ora tuku neng stasiun!" (Dua kedua orang yang sedang
Arial yang emang diajari orang tuanya untuk selalu puluh...! salah sendiri bertikai itu. Keduanya sama-sama berpenampilan
memberi sedekah pada tidak beli di stasiun). Si petugas berkata galak lusuh. Si penumpang
pengemis, sebenarnya sudah menyiapkan cukup dengan mata melotot. yang membawa karung beras kotor dengan
banyak uang receh. "Yo wis." (ya udah) Si pemuda mengeluarkan dua berbagai cara berusaha
Namun, rupanya itu nggak cukup juga. puluh ribuan dari bercerita pada Ian tentang segala macam perasaan
Wajah-wajah penuh pasrah dan keluh masih dompetnya dan menyerahkan ke petugas. yang berlebihan tentang
menumpuk dalam kereta Petugas kereta cepat-cepat memasukkan uang kesusahan. Sedangkan sopir angkot itu, ngotot
yang mulai terasa sempit. Para pedagang berimpit tersebut ke kantong baju di dengan muka penuh
184 dadanya yang tampak menggelembung penuh keringat dan handuk putih kotor yang terikat di
mencari rezeki di antara desakan punggung dada lembaran uang, laki segera kepalanya.
dan penumpang. pergi meninggalkan gerbong. Mata Ian lurus menatap ke depan. Telinganya panas
"Gue jadi inget waktu zaman kita demo nurunin "J**cuk!" rutuk si pemuda, mukanya terlihat kesal. mendengar cekcok itu.
Orde Baru...," Riani tibatiba Mereka berenam termenung melihat tingkah anak Tiba-tiba matanya menangkap sesosok anak
menggumam sendiri. pemuda itu, yang belum berseragam SD dengan muka
"Lho apa hubungannya, Ni?" Ian bingung. selesai juga memaki dengan bahasa Jawa-timuran. menahan terik membawa minuman dingin dalam
"Dulu kita teriak-teriak atas nama rakyat di seluruh 186 plastik berwarna terang
penjuru Indonesia. Arial memberanikan diri bertanya, "Napa Mas?" sekali. Di antara pertengkaran dan pemandangan di
Trus yang di sekeliling lo ini emangnya siapa?" (ada apa mas?). depannya, batin Ian
Semua mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Iku... wong papat mosok rong puluh." (itu... empat berteriak sendiri, salah... siapa... semua... ini?
Diam. Kilatan peristiwa orang masa dua puluh) Setelah angkot berjalan kembali, sopir angkot itu
masa-masa kuliah, demo, long march ke Gedung Lehernya bergerak pelan menunjuk ke arah petugas bercerita tentang
DPR/ MPR, memakai di kejauhan. susahnya hidup sebagai sopir angkot, yang selalu
jaket almamater kebanggaan kampus, dan nggak "Kenapa nggak beli di stasiun, Mas?" dihantui oleh setoran
ada yang ditakutin. Saat "Yo... biasane yo ora ana petugase. Iki lagi sial wae." yang selalu kurang, mahalnya biaya sekolah swasta
berduka atas tewasnya empat pahlawan reformasi, (ya... biasanya ya nggak anaknya yang
pita hitam pun ada petugas. Ini sedang sial saja) menurutnya sangat mencekik, partai pilihannya
diikatkan di lengan sebagai tanda berduka, "Tapi bukannya kalo naik kereta emang harus beli yang ternyata isinya
mengiringi upacara karcis, Mas?" koruptor semua. Gerutu si sopir
pemakaman penuh haru dan semangat yang "Ya... benar, tapi kalo ndak ketahuan ya ndak usah 188
membara di Tanah Kusir. bayar." "Oh jadinya mau berlanjut pada rasa susahnya hidup di negara yang
Kilasan beralih ke ruas Jalan Sudirman dan Gatot naik kereta ndak bayar... bukannya mau beli karcis." menurutnya brengsek,
Subroto yang jadi lautan Si pemuda itu diam dan melihat Arial beserta karena setiap orang bertindak semaunya sendiri,
jaket almamater mahasiswa, gedung DPR/MPR keenam temannya yang suka makan uang rakyat,
yang berubah menjadi base masih menyimak. nggak peduli sama orang kecil, rakus kayak tikus,
nggak pernah peduli
sama orang miskin, nggak pernah mau membantu menurun!" "Banana boat juga nggak ada lagi." seribu rupiah ke pengemis itu yang disambut syukur
sesama, nggak ada rasa Mereka tambah ngakak. dan senyum.
peduli sama orang lain. "Bokap udah ngizinin gue sekolah di luar, jadi ya Zafran serasa tertampar keras sekali hari itu,
Ian mendengarkan semuanya dengan simpati yang gue coba cari data dulu." hatinya seperti ditusuk,
dalam dan sesekali Suasana mendadak sepi. kayaknya dari kemarin gue belum pernah ngasih
bersyukur atas dirinya yang masih berlebih, masih "Yaa... lo bakalan pergi dong sebentar lagi," sedikit pun kalo ada
bisa kuliah. Tidak 190 pengemis. Gue cuma bisa ngomong bagus tentang
berapa lama angkot mulai mendekati terminal dan "Ke mana, Yan?" Riani bertanya ingin tahu. derita, tapi nggak
berjalan perlahan, "Ada kampus bisnis bagus di Manchester... Britania pernah bertindak, sedangkan Arial yang nggak
mengambil arah memutar di antara tumpukan Raya I'm coming," kata pernah ngomong selalu
angkot yang ngetem. Ian mantap. langsung ngasih. Parah banget sih gue, parah
Angkot yang ditumpangi Ian pun memutar dengan "Ahhh... gue tau, lo mau ke Manchester biar tiap banget gue!
seenaknya di pinggir minggu bisa nonton Zafran tertunduk, melihat kulit jeruk yang terserak
jalan, nggak peduli dengan berbagai kendaraan lain Manchester United di Old Trafford." di lantai kereta,
yang mengantri dan "Nah lo tau gue kan? Sambil menyelam kita minum diinjaknya hingga mengeluarkan percik air. Hati
membunyikan klakson menahan kekesalan ke air sirop pake nata de Zafran terlempar di
tumpukan angkot. coco, pake eskrim bareng Paul Scholes," Ian antara himpitan kulit jeruk dan sandalnya, hati
Tumpukan antrian panjang angkot itu setiap hari bercanda lucu. Zafran diinjak-injak
bikin kemacetan yang "Hahaha,... bego lo...." sendiri olehnya.
hampir dua kilo panjangnya. Belum lagi perlakuan Zafran mengalungkan tangannya ke leher Ian, 'Yan 192
semena-mena para nanti salam buat Tom Gue nggak boleh kayak gitu lagi, Zafran mengangkat
sopir terhadap penumpang, termasuk si sopir di Yorke, Damon Albarn, Jarvis Cocker, David Bowie, kepalanya cepat,
dalam angkot yang Roberth Smith, nanti matanya tampak memburam, tapi menatap tajam
sekarang ditumpanginya, yang dengan seenaknya kalo ada waktu gue ke England, kita beli bunga dan ke depan mantap.
menurunkan lempar ke Abbey Road, Gue nggak boleh kayak gitu lagi, gue nggak boleh
penumpang di situ, bukan di terminal tujuan yang foto-foto di sana. Naik Yellow submarine di England kaya gitu lagi!
jaraknya tinggal Channel, main larilarian *
setengah kilometer lagi. Hati Ian panas mendengar di Long and Winding Road yang menuju ke Pukul setengah tiga lebih mereka tiba di Stasiun
rasa kecewa, keluhan, Strawbeerry Field, nanti Malang. Matahari sore
dan gerutu dari para penumpang angkot. Ian kita metik Strawberry bareng the Beatles, kita ke yang sudah enggan mengeluarkan panasnya datang
melemparkan uang Liverpool, ke museumnya menyambut Sebelum
ongkosnya ke dasbor angkot dan pergi tanpa The Beatles. Kita ke tempat john Lennon nyiptain meninggalkan kereta, sekali lagi mereka pandangi
melihat si sopir lagi. lagu pertama kali, kita ke kereta yang terdiam
"Kalo inget cerita lo sama kejadian tadi, nggak tau klub pertama kali The Beades manggung,..., trus, lelah setelah berlari seharian penuh; kereta yang
ya sekarang itu salahnya trus...." dalam diamnya telah
siapa?" Genta berujar sendirian. Belum selesai bicara, Zafran sudah dilempar tisu, banyak bercerita tentang beragam manusia.
Ian hanya mengangguk. rokok, permen, aqua, Di stasiun Malang, rombongan pencinta alam itu
"Tapi, Yan... ada satu yang pasti, Yan," Genta tahu, kacang, antimo, minyak angin, jeruk... menarik perhatian
berbicara tegas. pokoknya banyak deh. banyak orang. Rasa pegal-pegal belum hilang benar
"Di tempat gue kerja sekarang kan isinya seumuran "Lo pasti mau pergi, Yan?" Riani bertanya serius, dari badan mereka
kita, angkatan menatap Ian dalamdalam. sehingga mereka putuskan untuk duduk sebentar di
eksponen reformasi dulu. Jadinya, kita janji untuk Tasti, tapi masih lama lah, belum bangku stasiun yang
mencoba sama sekali preparationnya...pokoknya pergi dari panjang-meluruskan kaki dan menghilangkan penat
nggak pernah dan nggak akan ngelakuin KKN. sini," kata Ian mantap. "Huaaaah...," Ian menguap lebar, kedua tangannya
Mudah-mudahan yang Kereta terus berjalan di antara pegunungan daerah dianyamkan ke udara
kayak gitu bisa kita jaga entah sampai kapan." Batu yang sejuk. Tibatiba "Bang Ian kalo nguap ditutup dong jangan kayak
- mereka merasa kereta seperti menanjak. kuda nil gitu."
189 "Gilee baru sekarang ada kereta nanjak." Ian tersenyum senyum bego, Zafran tertawa
"Tapi itu susah kan, Ta?" Arial bertanya pelan ke "Kalo udah jalannya kayak gini berarti kita udah terpingkal-pingkal. Si Dinda
Genta. mau sampe Malang. ini asik juga anaknya, batin Riani.
"Apalagi di dunia bisnis yang serba sikat sana-sini, Sebentar lagi kita lewat terowongan tua buatan "Abis ini kita ke mana, Ta?" Arial bertanya ke Genta.
masih banyak yang Belanda "Gue lagi bingung nih... harusnya kita ke stasiun bus
kayak gitu," Dinda berkata lirih. 191 Arjosari dulu, terus
"Iya susaaah banget... sumpah!" mata Genta yang menembus bukit," Genta menerangkan ke naik angkutan ke Tumpang."
menatap ke depan kosong. "Ya, teman-temannya. "Tumpang itu daerah mana?"
tapi seenggaknya kita mencoba jangan sampe Lihat keluar deh, pemandangannya indah "Tumpang itu kalo dari Malang gerbang masuknya
sedikit pun kita KKN." banget...," Genta menatap TNBTS."
"Kenapa?" Zafran bertanya serius. teman-temannya. Mereka pun melihat ke jendela. 193
Ian menjawab pertanyaan Zafran, "Karena kita dulu Hamparan hijau "Apa tuh? Singkatan?" Zafran bertanya sembari
yang teriak-teriak anti pegunungan dan lembah menyambut mata, mengacung-acungkan HPnya
KKN bukan? Masa kalo saatnya kita jadi orang membuat teduh dan ke udara-mencari sinyal.
kantor atau punya bisnis menghilangkan penat selama hampir seharian. Di "Oh iya sori.... Taman Nasional Bromo Tengger
sendiri, jadi manajer atau bahkan CEO kita juga ketinggian, kereta seperti Semeru."
KKN? Nah teriakanteriakan berjalan di atas titian kecil yang rapuh jatuh, "Oh... terus kenapa kita nggak langsung ke sana?"
kita waktu zaman reformasi itu buat apa? Betul dengan mangkok lembah dan tanya Zafran lagi.
nggak, Ta?" jurang menganga di bawah mereka. "Entar ah... masih capek nih...," Ian duduk selonjor
"Betul Bapak Ian...," sahut Genta. Pinter juga si "Keren...," semuanya berdesis kagum. di lantai Stasiun.
bebek sepeda air Taman Zafran mengambil buku kecil dan mulai menulis "Terminal Arjosari itu agak jauh dari sini, di tengah
Mini ini, pikir Genta kemudian. segala keindahan tadi, kota...gue lagi mikir
"Eh... tapi Taman Mini lo tinggalin dulu dong..." melihat sekeliling dan menulis segala pasrah dan apa kita carter angkot aja ya dari sini langsung."
canda Genta ke Ian. derita rakyat kecil yang "Kalo lebih murah dan lebih cepet, kenapa nggak?'"
"Apa sih maksudnya?" Riani bingung dengan berdesakan. Mulai dari penuhnya kereta, seribu Riani menyarankan.
candaan yang tiba-tiba itu. wajah keluh, hingga seribu "Gimana?"
"Iya kan bebek sepeda air Taman Mini ini dulu wajah yang lelah dan susah. Seorang pengemis tua Genta masih memandang bengong ke depan,
katanya mau belajar di luar, tertatih mendatangi mencoba menghitung-hitung
jadi apa nggak? Kalo dia jadi pergi, berarti bebek Zafran dan menengadahkan tangannya. Topinya waktu dan biaya. "Kayaknya lebih enak carter
sepeda air Taman Mini yang kusam menutupi angkot aja deh. Arial..., ikut
berkurang satu." urat-urat kelelahan di keningnya, bajunya penuh gue cari angkot dulu. Lo kan bisa bahasa Jawa dikit-
Semua ngakak. Ian ketawa seneng melihat tambal dan kakinya yang dikit, jadi enak
kebegoan temen-temennya. telanjang tampak kotor penuh debu lantai kereta. nawarnya."
"Iya, pasti pentas pesut Ancol juga tutup deh....'" Zafran terdiam "Yang lain tunggu sini dulu ya," pesan Arial.
"Omset Indomie memandangnya. Tangan kekar Arial mendadak Genta dan Arial langsung pergi keluar stasiun.
mengulurkan selembar Zafran masih sibuk mencari
sinyal, Ian lagi jajan popmie, Arinda tampak lelah "Apa tuh Men-yu?" "Itu... yunaytit...." serta logat Betawi bercampur Jawa Timur, mentok
dan menyandarkan "Oh Manchester United ya, Mas? Sama dong... Mas Gembul membuat
badannya ke bangku stasiun. sama saya." Riani dan Dinda tertawa.
Sepuluh menit kemudian Genta dan Arial datang. Si sopir tersenyum menoleh ke belakang, sambil "Arial iku mirip Dinda...," Mas Gembul berkata lagi."
"Dapet?" Arinda langsung berdiri dan bertanya. mengemudi ia meneruskan "Kan mereka kembar."
"Dapet! Siip, murah lagi." obrolan dengan Ian. "Oh...," Mas Gembul menoleh lagi ke belakang dan
"Ayo... berangkat!" "Oh Mas juga suka yunaytit? Saya kira badannya melihat keduanya
"Ian mana?" saja kita sama, ternyata sekilas.
"Tuh lagi makan popmie." "Yuk...." pengemar yunaytit juga. Men-yu baru beli pemain "Woooh iya lho rek, serupa... ganteng... ayu."
Ian panik. Popmienya belum habis, sudah harus baru tuh, Mas... Kata "serupa" dari Mas Gembul tadi membuat
memanggul carriernya namanya Krisno." mereka ter senyum. Orang
yang hampir segede badannya lagi. "Hah?" daerah kalo diajak ngomong bahasa Indonesia
Angkot carteran perlahan meninggalkan stasiun Ian terkaget-kaget, sepanjang pengetahuannya memang sering memakai
kereta Malang. Jalan-jalan nggak ada satu pun nama kata-kata baku yang sering ada di buku bahasa
kota Malang yang tidak terlalu lebar menyambut pemain Manchester United bernama Jawa. Ian coba Indonesia dan jarang
mereka sore itu, suatu mengingat-ingat dipakai.
tempat yang lain dan asing. "Nggak ada, nggak ada Krisno... nggak ada." Mas, "Ini namanya pake dot.com segala, emangnya Mas
194 setahu saya nggak ada Gembul punya
Sejenak mereka melihat kedaaan sekeliling kota yang namanya Krisno di MU." homepage?" Zafran bertanya lagi ke Mas Gembul
kecil yang sejuk. Deretan "Ono' sing dari Portugal iku lho. Temannya pigo kocak ini.
rumah khas Jawa yang berpadu dengan banyaknya (Luis Figo)." "Hompej iku opo? Dompet?" "Ini, yang wewewe
papan iklan modern "Siapa ya? Oh!" Ian tertawa terpingkal-pingkal. dotkom."
membuat pemandangan yang kontras. "Oalahh... Christiano Ronaldo," Ian berteriak geli. "Oh... wewewe dotkom" (mas Gembul baca: dwot
"Mas-mas sama Mbak-mbak dari mana?" sopir 196 chom). "Aku nggak ngerti
angkot yang bertampang "Iya itu dia kan kalo disingkat jadi Krisno..." itu opo artinya, cuma buat bergaya saja karena di
Jawa dan mengenakan blangkon memecahkan "Ongis nade itu apa, Mas?" Riani bertanya bingung. TV sering dengar ada
bengong mereka. "Ongis nade itu mbak artinya Singo Edan. Kita yang ngomong www dwot chom... iku berarti
"Dari Jakarta, Mas," jawab Genta. memang Aremania, angkot ini punya Suhartono
"Oh dari Jakarta The Jak... The Jak... The Jak khasnya sering membolak-balik huruf dalam kata Gembul."
mania?" sopir itu tersenyum kata supaya bagus. Kalo Semuanya ngakak lagi.
dan bertanya antusias. "Apaan tuh?" kata anak Jakarta sekarang fungki (baca Fungki, 198
Semuanya bengong kecuali Ian dan Arial yang bukan Fankeeehh...!!)." "Aku salah ya...," Mas Gembul ikut ketawa.
ngerti. "The Jak itu nama "Berarti Kera Ngalam tadi, kalo dibalik jadinya Arek "Enggak, enggak, Mas Gembul
suporternya Persija tau." "Oooo...." Malang?" Dinda emang keren...," Genta menepuk-nepuk pundak
Tiba-tiba si sopir nyanyi sendiri, "Dua lima jigo... bertanya lagi ke si sopir. Mas Gembul.
dua lima jigo... jadi seratus, "Bagus... bagus... udah ngerti, wong iku ana "Fungki dong ghuweek...," Mas Gembul teriak
Persija... jago Persija jago... lawannya putus." tulisanne kok di kaca sendiri. "Eh, Mas tadi belum
Sebuah lagu yang sering belakangku." Semuanya menoleh ke kaca belakang dijawab...," Ian bertanya lagi. "Opo?"
dibawakan oleh The Jak mania kalo Persija lagi angkot dan menemukan "Gimana bisa tau lagu supporternya Persija?"
bertanding. Nyanyian si sopir stiker singa yang sedang mengaum di atas tulisan "Oh iku. Waktu aku ke Jakarta, kebetulan Arema
tampak aneh sekaligus lucu karena bahasa Betawi besar Ongis nade dan sedang bertanding juga
mentok dari lagu tersebut Kera Ngalam. melawan Persija di stadion dekat terminal bus iku
bercampur logat Jawa timur yang mentok juga. Jadi, "Lho ini yang di bawah apa artinya?" Zafran melihat lho, Mas?" Mas Gembul
dua-duanya nabrak tulisan kecil di sudut masih memakai bahasa Indonesia yang baik dan
jalan buntu, yang bikin semuanya di angkot kaca belakang angkot dan membacanya. benar.
terpingkal-pingkal. "Mas kok "www.Suhartono-Gembul.com" "Lebak Bulus."
tau-taunya lagu Persija? Kan Mas orang Malang?" "Iku namaku, Mas..., Suhartono, Gembul iku "Betul... Lebak bus."
Arial bertanya, menahan panggilanku di sini." "Lebak Bulus...," Arial membenarkan.
tawa, dan menepuk pundak si sopir. "Oh namanya Mas Suhartono, kenalan dulu dong, "Oh bukannya lebak bus... tak kira Lebak bus... kan
"Malang itu Aremania kan?" tanya Ian. Mas... saya Genta, itu di situ terminal bus."
"Oh pasti aku Aremania sejati... mana ada orang yang badannya gede Arial, yang satu spesies sama "Hahaha...," mereka ketawa lagi. Mas Gembul ini
Malang yang tidak Mas namanya Ian, yang kocak banget.
Aremania," sang sopir tampak sibuk mencari kurus gondrong itu namanya Zafran, yang Mbak- "hehehe...," Mas Gembul juga ikut tertawa senang.
sesuatu di dasbornya. mbak itu yang pakai "Trus, trus...."
"Nah ini dia," katanya senang... si sopir kacamata Riani, yang satu lagi namanya Dinda." "Lalu aku nonton Arema, Mas."
mengeluarkan sebuah syal rajutan "Halo Mas Suhartono...," mereka melambaikan "Oh... jadi langsung hapal lagu supporter Persija?"
berlambang Aremania dengan warna khas Merah tangan ke kaca spion dalam. Ian terus melihat Mas
dan Biru, mengalungkan Mas Suhartono tertawa kecil ramah. 'Jangan pangil Gembul dari kaca Spion dalam. "Iya... wong The Jak
syal tersebut di lehernya Suhartono, panggil aku nya nyanyi terus." "Mas
"Aremania! Ongis Nade!, aku Aremania Si Kera Mas Gembul aja, wong dari kecil dipanggil Gembul Gembul juga nyanyi?" "Pasti... lagunya Aremania,
Ngalam!" atau gudel." tapi tak terdengar."
Si sopir mengacungkan tinjunya ke angkasa sambil "Gudel tu apa, Mas?" Genta bertanya lagi. "Kenapa?"
berteriak-teriak sendiri. "Anak sapi! Hehehe...," Mas Gembul teriak sambil "Wong mainnya di Lebak bus (salah lagi...!) kandang
Semuanya tertawa, bingung, dan nggak tertawa keras. "Nanti Persija Semua jadi
195 dulu yang... yang di depan ini namanya Mas Genta, warna oranye, suporter Arema cuma sedikit. Saya
ngerti istilah dan tingkah si sopir yang kocak ini, sing mirip artis ketemu orang-orang
dengan blangkon dan sinetron iku Ari...." Malang di sana karena kita sesama Aremania. Dan
badannnya yang gempal pendek, pipi tembem, 197 katanya saya lucu,
memakai baju lurik cokelat "Arial," Genta membenarkan. ngguyu terus, saya diajak pulang bareng
bergaris hitam, "Iya Arial... yang gudel iku Ian." 199
"Mas pecandu sepakbolaya? Sama dong, saya juga," "Sialan gue dibilang anak sapi," Ian tertawa kecil. sama Arema, sama pemainnya. Wah waktu itu aku
celetuk Mas Gembul meneruskan, "...yang pakai kacamata seneng sekali Mas...,
Ian. ini Mbak Riani, sing ayu, ketemu idola...," Mas Gembul bercerita dengan
"Oh iya aku suka bal-balan dari kecil." "Klub sing ayu satu lagi Mbak Dinda." mata berbinar-binar."
favoritnya apa, Mas?" "Kalo di "Mmh... kalo cewek aja hapal, pake ayu segala," "Wah hebat juga Mas Gembul" puji Arial.
Indonesia jelas aku Aremania, wong dari Malang." Zafran berujar dan "Tapi ada satu lagi Mas yang berkesan."
"Kalo di Italia aku suka menyenggol pundak Mas Gembul. "Apa?"
AC Milan, strikernya (baca: setrikher) itu lho sing "Oh tentu dong. Piye kabare Mbak Riani, Mbak "Aku salaman sama suporter Persija, rasanya
jago... sapa jenenge?.... Oh Dinda... ghuwee Mas senang sekali."
Chen-ko." "Shevchenko kali, Mas," Ian menahan Gembul." "Lho kok senang?" kali ini Riani yang bertanya.
geli. _ "Iya itu." Mas Gembul menoleh ke belakang sebentar. "Saya nggak nyangka kok mereka ramah sama saya,
"Kalo di Inggris?" Ian bertanya lagi. "Wah di Inggris Tampang kocak dan polos mungkin karena saya
aku suka Men-yu." lucu."
"Tapi kan biasanya suporter bola berantem terus," bayangan-bayangan lewat di depan mereka- punya anak, punya angkot sendiri." Mas Gembul
Riani berkata pelan. bayangan keluarga dan berujar sambil menyeka
"Wah, Mbak jangan salah sangka, tiap suporter itu rumah yang kayaknya jauh banget. keringatnya dengan syal Arema yang masih
sebenarnya nggak mau "Bagus. Kalo mau naik gunung harus bilang sama melingkar di lehernya. Terlihat
berantem, apalagi sekarang udah rapi. Tapi kadang- orang tua dulu, jangan di tangannya yang gempal bekas luka panjang
kadang ada orang main-main sama alam." jarahan tato yang coba dia
yang jadi protor iku lho." Zafran terdiam sebentar. Tiba-tiba bayangan orang hilangkan dengan berbagi cara tapi tetap saja
"Protor?" semua bingung. tuanya muncul. Zafran meninggalkan bekas.
"Provokator kali, Mas Gembul," Dinda tiba-tiba memang satu-satunya yang nggak pamit karena 203
menjawab membenarkan. kalo bilang mau ke "Sudah mau sampai Tumpang."
"Uh iya provokator. Provokator dwot chom." "Kok gunung pasti nggak boleh pergi. Zafran jengah. Mas Gembul memperlambat angkotnya dan
pake dwot-chom?" Zafran mencoba mengalihkan pembicaraan, berhenti di sebuah terminal
Arinda geli. "Kan biar fungki... hehe...." "Banyak sekali, Mas... sampai kecil yang dipenuhi jip-jip besar Land Rover model
Angkot Mas Gembul mulai berjalan mendaki delapan kali." lama, tanpa atap.
berbelok-belok, menuju "Wooo, iya jelas,... wong Mahameru itu...," Mas "yo wis... sudah sampai. Tinggal naik jip."
Tumpang. Gembul menarik napas Mereka pun turun dari angkot, mengeluarkan
"Terus akhirnya aku ngobrol sama yang namanya panjang dan melepaskannya, "aku nggak bisa segala barang bawaan. Genta
Mas Jupri, supoternya ngomongnya, Mas. Nanti aja menyelesaikan pembayaran dengan Mas Gembul,
The Jak." Mas sendiri yang merasakan." dengan sedikit adegan
"Aku minta dituliskan lagu tadi sama dia, wong Tapi tak lama Mas Gembul meneruskan, lucu. Genta dan Mas Gembul berkejaran. Genta
lagunya lucu," lanjut Mas "Mahameru itu akan artinya raja mau memberi lebih untuk
Gembul, "makanya aku hapal di luar kepala." dari gunung atau gunung yang besar. Maha artinya tips, sementara Mas Gembul menolak.
"Lalu aku dikasih banyak barang Persija-saputangan besar atau megah dan " Yo wis. Hati-hati ya... Mas Gembul doakan supaya
sama ikat kepala, bros meru dalam bahasa Jawa artinya gunung. Banyak selamat., semuanya
juga." sekali legenda tanah sampai di puncak." Mas Gembul menyalami mereka
"Aku sama dia tukaran, dia aku kasih topi Arema Jawa sampai Bali yang memakai Mahameru sebagai satu per satu.
sama bros ongis nade. mitos abadi, sebagai "Yunaytit...," kata Mas Gembul sambil mengepalkan
Waktu tukaran itu aku jadi ingat kalau pemain puncak para dewa karena tempatnya yang paling tinjunya ke Ian.
200 tinggi di Pulau Jawa. Nah "Aremania...," Ian membalas lantang.
bola juga suka tukaran baju meski di lapangan habis waktu naik yang kedua kali, aku sampai puncak. "Oh ya, ini aku ada kartu nama kalo mau mampir ke
pada kelahi. Kan Sehabis itu aku rumahku di Malang."
sportip gitu." kecanduan naik gunung, kangen terus sama Mas Gembul memberikan kartu nama Aremania ke
"Aku juga tukaran macem-macem. Aku Arema, Mas Mahameru." Ian.
jupri Persija, kami "Kok yang kedua bisa sampai puncak? Emangnya?" "Suhartono, koordinator wilayah Aremania'.
berjabat tangan." Ian bertanya lagi. "Oh...," Ian kaget membaca kartu nama itu.
Matahari sore menimpa setengah wajah Mas "Enggak aku nggak diet kok," kata Mas Gembul "Kalo mau mampir, telepon saya dulu di rumah
Gembul yang tersenyum seakan mengerti atau di handphone, beginibegini
lembut Jalan berkelok naik diapit lembah dan bukit- pertanyaan Ian, "Entah kenapa aku bisa, aku nggak aku punya handphone," kata Mas Gembul
bukit tinggi bersama tau, padahal tersenyum. "Atau kalo
angin pegunungan dingin yang mulai menyapa perjuangannya berat sekali." tidak, nyemes dulu."
masuk, seakan menghiasi "Tapi suara-suara di sini, Mas," Mas Gembul "Haa?" semuanya bengong.
indahnya cerita Mas Gembul. menunjuk keningnya, "Nyemes itu apa?"
Angkot makin mendaki tinggi, matahari sore yang 202 "Lho kalian dari Jakarta masa nggak tau nyemes?
mulai menghangat "Suara itu bilang bahwa aku bisa, aku pasti bisa. Nyemes itu kata-kata
memasuki angkot Alam pegunungan membuat Dan entah kenapa aku dari Mas Jupri, suporter Persija yang tadi saya
udara mulai lembap. bisa... dengan badan sebesar gentong begini." ceritain. Nyemes itu artinya
"Oh iya, Mas-mas sama Mbak-mbak ini mau ke "Trus...," Mas Gembul berhenti bercerita. saling ber-SMS. Kata Masjupri itu bahasa Betawi
mana? Bromo atau Mas Gembul geleng-geleng kepala sendiri... tidak modern yang udah punya
Mahameru?" . . meneruskan ucapannya. handphone dan mendengarkan Bens Radio, radio
"Ke Mahameru, Mas.,.," jawab Genta. "Kenapa, Mas?" favoritnye Masjupri.
"Oh ke Mahameru. Mau ikutan upacara Agustusan "Waktu sampai puncak.... Ah aku ndak mau cerita Ghuwe ini hanak Betawi phunye
di sana ah... biar nanti kalian 204
ya?" merasakan sendiri." Ghayeee." Mas Gembul berkata polos. Sekali lagi
"Ya begitulah...." Genta yang sudah pernah sampai puncak logat Jawa yang mentok
"Aku juga udah pernah ke Mahameru. Waduh, saya mengangguk lega, Jangan dulu ketemu dengan logat Betawi yang mentok juga.
senang sekali Mas cerita, kata batin Genta. Jadinya, semua berantakan
waktu itu." "Tapi yang pasti, sehabis naik yang kedua kali jungkir balik nggak karuan kelempar-lempar.
"Oh... Mas Gembul sudah pernah?" sampai puncak itu aku Semua masih bengong. Mas Gembul dan angkotnya
"Waktu SMA, arek Malang pasti kebanyakan pernah langsung berhenti." pun beranjak pergi.
ke Mahameru. Kalo "Berhenti apa, Mas?" Dinda penasaran. "Jangan lupaaaa shama Ghuwee yaa!!! Enchang-
dihitung akil sudah... sebentar... delapan kali ke "Berhenti bandel. Aku dulu kan mabok-mabokan enching enyak babeh
sana, sampai puncak lima kerjanya, jadi preman Jangan lupa nyemeeees!" Mas Gembul berteriak
kali Hanya di Ranu Kumbolo tiga kak. Siapa yang pasar gitu, kelahi trus, pokoknya aku bandel lah. kencang sekali sambil
sudah pernah ke sana?" Setelah berhenti bandel melambaikan tangannya. Angkot makin menjauh.
"Baru Genta aja, Mas...," Arial menjawab. aku langsung nikah, sekarang aku udah punya anak "Beda banget nggak, Yan?"
"Oh yang lain belum pernah? Jadi ini yang pertama satu, umurnya "Apa?" Ian menoleh ke Zafran.
kali? Waduh waktu setahun, gembul kayak bapake." "Mas Gembul sama cerita lo. Sopir angkot yang
saya pertama kali, berat sekali Mas. Lelah aku, "Oh...." nurunin lo di jalan," Zafran
mana badanku gembul "Waduh, mungkin kalo dulu aku nggak ke berkata pelan sambil meremas pudak Ian. "Beda
waktu itu, jadi aku nggak sampai puncak, tenagaku Mahameru, aku masih jadi banget."
habis. Aku kemah aja preman, Mas. Mabok-mabokan, luntang-lantung, Matahari bersinar hangat bercengkrama dengan
di Ranu Kumbolo... nggak kuat ke puncak." dulu aku juga jadi udara yang mulai
Ian tercekat. "Yah Genta... ntar gue nggak kuat pengedar iku lho Mas, Marley Marley." mengembus dingin sore itu.
lagi...," Ian bergumam pelan. "Apaan tuh?" Rehumanize
201 "Daun ganja. Waktu ke Mahameru aku juga bawa Dalam perjalanan mereka satu hari ini, banyak yang
Riani dan Dinda pun membatin, semuanya harus ganja, tapi habis dari sudah didapatkan di
sampai ke puncak puncak langsung aku buang semuanya, aku juga antara sekumpulan makhluk Tuhan bernama
bagaimanapun caranya. nggak minum lagi. manusia dan banyak juga
"Kalian udah bilang sama orang tua kalian kan?" Tobat." yang sudah mereka lepaskan. Manusia
Mas Gembul bertanya "Oh." mendapatkan sesuatu dari manusia
lagi. "Untung waktu itu aku ke Mahameru, kalo ndak lain. Manusia melepaskan sesuatu dari manusia
"Udah, Mas." Bagai koor, semua menjawab dengan mana bisa punya istri, lain. Manusia menjadi
tatapan kosong, sekilas
manusia karena manusia lain, atau mungkin ada berdesakan dengan para pendaki lain yang juga ikut 'Jangan panggil Mas, Ian aja Bawa! Gue bawa BW
juga manusia yang dalam jip. Hampir kok."
menjadi manusia kembali karena manusia lain. sekitar sepuluh sampai lima belas orang bisa muat Deniek mengacungkan jempolnya ke Ian.
(Bagi umat manusia, berdiri berdesakan "Keren ya, Niek pakai BW di Semeru. Semuanya jadi
manusia itu suci.) dalam jip, bahkan kadang-kadang ada yang harus dramatis hitam putih."
* Slogan Humanisme dunia sampai sekarang,dari duduk di atas atap Deniek mengacungkan jempolnya lagi. Ian heran,
Filsuf Stoik Athena, depan jip. Keenam sahabat itu juga berdiri nih orang dulunya
Seneca (4 SM-65 M) berdesakan, di antara para bintang iklan penyedap masakan apa? Ngasih
Humanisme: Suatu pandangan hidup yang pendaki lain. jempol melulu. Belum tau ya
menempatkan individu sebagai "Buk, buk...," badan jip tiba-tiba dipukul keras. kalo gue juga bintang iklan No Problem?
fokus utama. "Wis berangkat...." "Pakai asa rendah BW-nya?" Deniek bertanya lagi.
Pencetus Humanisme: Filsuf Stoik Negarawan Jip mulai berjalan perlahan, penumpang dan barang "Gue bawa Bford asa 100."
Athena,Cicero(106 SM-43 tampak berguncangguncang. "Gue bawa asa 50, Hford juga."
SM), Angin sore di Tumpang menerpa wajah para "Dobel?"
205 penumpangnya. Jip "Yup," kata Deniek sambil mengeluarkan satu lagi
terus berjalan menanjak melewati jalan Nikon FM 10.
Chapter 07 : YOU ARE THE UNIVERSE 207 "Sama dong." Ian mengeluarkan satu lagi
desa. Rumah-rumah sederhana berbaur dengan kameranya, Nikon FG 20, sebuah
...sesungguhnya setiap manusia memang diberi wajah penduduk desa kamera tua
kebebasan yang selalu terbengong-bengong melihat jip. 209
untuk memilih. Memilih di persimpangan "Eh, itu kebun apel ya?" Dinda berteriak agak keras "Wah itu kamera hebat Yan. Bandel banget tuh.
persimpangan kecil atau besar sambil menunjuk Udah pake apperture
dalam sebuah "Big Master Plan" yang telah sebuah kebun berukuran agak luas di samping (pengatur cahaya otomatis di kamera) kan?"
diberikan Tuhan kepada kita mereka. "Yo'i ini punya babe gue? kata Ian tersenyum.
semenjak kita lahir.... "Oh iya kebun apel. Apel Malang itu mungkin dari "Lensa?" "Wide, lensa
Matahari sore masih tersisa sedikit, menembus sini ya?" Riani cembung (fish eyes), zoom? "Sama... dong? Ian
pepohonan dijalan desa tersenyum, baru sekarang ia melihat pohon apel tersenyum. "Filter?"
kecil. Sore itu di Tumpang banyak sekali kesibukan, dengan ukuran pohon "Polarisasi." Ian dan Deniek bersamaan
jip-jip menunggu yang tidak terlalu tinggi dan buah apel yang menyebutkan filter kamera yang
pendaki yang mulai berdatangan dengan berbagai bergantung ranum. Baru bisa bikin langit bertambah biru itu berbarengan.
macam tas carrier besar. sekarang gue lihat apel ada di pohon," Ian "Filter koreksi?" (filter yang berfungsi untuk
Penampilan mereka mirip semua karena memang menambahkan. mengoreksi warna) tanya
mempunyai tujuan yang "Biasanya udah yang pakai stiker ya, Yan?" Zafran Deniek lagi.
sama: MAHAMERU. menoleh ke Ian. "Lengkap!"
"Harus naik jip ya, Ta?" Ian bertanya ke Genta yang "Itu juga bukan apel dari sini," sahut Ian lagi. "Hahaha... kita sealiran," Ian dan Deniek tertawa
sedang nanya-nanya ke Semua pendaki yang menumpang di jip itu juga bareng.
salah satu sopir jip. tampak terpana melihat "Eh Deniek, ini teman-teman gue dari Jakarta.
Ian dicuekin Genta yang lagi serius. Ian mencoba kebun apel. Ian masih sibuk memotret kebun apel. Kenalin. Itu Genta, Arial,
bertanya ke yang lain. "Dapet gambarnya, Yan? Mobilnya goyang-goyang Zafran, Riani, dan Dinda." Ian memperkenalkan
Sama saja. Semuanya menggeleng karena mereka gini." teman-temannya satu per
kan juga baru pertama "Speed tinggi, bukaan (diafragma)*(Pengukur satu.
kali ke sini. Intensitas cahaya dan "Hei... semuanya! Ini Deniek, dia juga seneng
Genta mendadak menoleh ke Ian, "Eh Ian sori ya, ketajaman gambar di lensa kamera.) lebar...," jawab motret"
betul harus naik jip Ian dengan tetap Kelima sahabat itu tersenyum pada Deniek.
karena jalannya bukan jalan biasa lagi, tapi udah memutar-mutar Lensa Nikor 75 - 300-nya. "Ini juga teman-temanku satu kampus. Ini Darwis,
mulai naik gunung, "Oh...," Zafran mengangguk-angguk sok ngerti. Peter, Oskar." "Hah?
harus pakai mobil yang four wheel drive... mobil " Mas maaf Mas, saya mau bilang aja, nanti kalo Kok nama fotografer terkenal semua?" Ian takjub
biasa nggak mungkin kuat bisa kameranya dibungkus dan bingung.
sampai ke atas." rapat biar tetap hangat supaya light meter-nya "Kebetulan," kata teman-teman Deniek
206 nggak rusak. Apalagi Nikon berbarengan. Jip mulai
"Four Wheel Drive itu apa?" Dinda yang berdiri di F4 itu rada-rada sensitif." Tiba-tiba salah satu meninggalkan daerah pedesaaan, mendaki bibir
samping Zafran ganti penumpang jip lembah dengan pohon
bertanya. berpenampilan mahasiswa, berwajah persegi pinus tinggi di kiri-kanannya.
Arial menjelaskan ke adiknya. "Four Wheel drive itu berjanggut tipis, dengan "Sekarang udah yang kelima. Nggak bisa bosen
penggerak empat roda. slayer oranye dan kacamata hitam menegur Ian. sama Mahameru.
Jadinya, roda depan juga ikut bantu dorong mobil. "Oh gitu ya, Mas? Kenapa?" Mahameru itu indah sekali," terang Deniek,
Kalo mobil yang biasa "Di atas nanti dingin sekali. Tahun lalu light meter menjawab pertanyaan temanteman
berkeliaran di kota-kota kan cuma ban belakangnya saya rusak, kedinginan," barunya.
doang yang jadi jawab si slayer oranye tadi sambil memperlihatkan "Oh... sering juga ya?" Dinda ikut bertanya.
penggerak." kamera yang "Iya., kita sekalian mau ziarah."
"Oh... gitu to." digantungkan di lehernya. "Hah?" Keenam sahabat itu mendadak terdiam dan
"Buat jalan nanjak banget ya...?" tanya Riani. 208 menatap Deniek tajam.
"Enggak juga, buat di pasir Ian melihat Canon EOS hitam tergantung, 210
juga," Ian menjawab pertanyaan Riani. "Oh gitu... makasih ya, Mas... nasihatnya" Deniek menarik napas panjang, membuka
"Oh...." Si slayer oranye tersenyum ramah, "Sama-sama, kacamatanya lalu menatap
Sopir jip yang tadi berbicara dengan Genta Mas." keempat teman kampusnya. "Lima tahun lalu tepat
memberi tanda dengan "Mas dari mana?" tanya Ian. tanggal 17 Agustus,
melambaikan tangan dari kejauhan. "Saya dari Surabaya...," jawabnya lalu menyebutkan teman baik kita satu kampus...."
"Oke sip beres. Itu jip kita, ke sana yuk." salah satu kampus "Saudara... bukan temen," salah satu teman Deniek
Rombongan berjalan ke arah jip yang ditunjuk teknologi terkenal di Surabaya. "Saya Ian, Mas. Dari menyela kalimat Deniek
Genta. Beberapa pasang Jakarta." "Deniek." pelan.
mata pendaki dan penduduk di situ melihat heran "Hah? Ada hubungan sama Deniek G Sukarya?" Ian "Saudara kita...."
ke arah rombongan menyebutkan nama Deniek menarik napas panjang lagi. "Harus
"Power Ranger" + Dinda ini. Beberapa laki-laki salah satu fotografer alam terkenal di Indonesia meninggal di Mahameru."
berbisik-bisik dan "Bukan Mas, namaku sebenarnya Denie Kurnianto. Deniek seperti bergumam pelan, matanya menatap
tersenyum melihat Riani dan Dinda. Memang nggak Biar keren aja Mas, saya ke arah lain. "Waktu itu
terlalu banyak kaum sih pengagum Mas Deniek G Sukarya," Deniek rombongannya ya kita ini, tambah dia satu...."
wanita yang pergi mendaki. menjawab pertanyaan Ian "Kenapa?" Genta ingin tahu.
Mereka menaikkan barang-barang ke dalam jip sambil tersenyum. Deniek menarik napas lagi. Menatap Genta,
Land Rover lama yang "Hahaha.. saya kira Deniek beneran...." mencoba mengumpulkan
disulap seperti bak terbuka. Semua tas carrier yang "Mas bawa Black & White (hitam putih) nggak? keberanian untuk bercerita. Wajahnya menyimpan
besar ditumpuk tanya Deniek. kesedihan yang
mendalam, membuat Genta menyesal telah "Kayu putih!" tiba-tiba Deniek meloncat, berdiri megah dan agung seperti tertegun bijak
bertanya. mengambil segenggam daun dari menyambut mereka
"Almarhum sahabat terbaik kita, sering nongkrong pohon yang terjuntai rendah di atas jip yang masih Asapnya merengkuh langit sore dengan awan putih
sama-sama, kita udah merangkak mendaki. bergumpal yang
jadi teman sejak SMA." "Apaan tuh?" Zafran tertarik. melingkar seperti syal
Keenam sahabat itu merasa ada rasa lain yang "Tau minyak kayu putih? Cajuput oil?" 214
nggak enak di hati. Zafran mengangguk. raksasa. Serombongan kecil awan Jingga yang
"Nggak ada yang tau dia meninggal kenapa, tiba- "Ini daunnya," kata Deniek sambil membuka beriring lebih rendah seakan
tiba seperti hilang begitu telapak tangannya. Daun menunduk memuja sang tanah tertinggi di Jawa.
saja ditelan bumi. Jasadnya nggak pernah hijau halus agak berserat terlihat di genggaman Udara dingin yang mulai
ditemukan. Sudah dicari hampir tangannya. "Cium deh." menusuk mulai memberi tahu pada siapa mereka
satu bulan, tapi akhirnya kita dan tim SAR nyerah," Zafran menerima daun yang diulurkan Denik. Bau akan menuju, di mana
Deniek menghela minyak kayu putih mereka akan berdiri nantinya. Hutan hijau yang
napas panjang. Ada yang mengganjal di hatinya, yang khas memenuhi penciumannya, "Gilee, persis mengapit jalan desa kecil
"Cuma carriernya yang banget baunya sama itu seperti berbaris memberi salam selamat datang.
ditemukan di Arcopodo, tergeletak begitu saja. Dia minyak kayu putih." Zafran yang masih terkesima Keenam sahabat itu
entah di mana. memberikan daun itu ke menarik napas panjang sekali.
Akhirnya, di tempat carriernya itulah kita buat bata teman-temannya. "Fiuh," gelengan kepala mereka seakan pertanda
nisan." "Udah mulai kedinginan belum?" Oskar angkat kehilangan kata-kata
"Oh... maaf," keenam sahabat tercekat. Terdiam bicara. yang harus diucapkan.
dan saling memandang "Masukkan aja ke sini." Oskar memasukan daun Riani memejamkan matanya, membawa keindahan
satu sama lain. kayu putih tadi ke dalam itu ke hatinya. Genta
Ian masih menatap Deniek. Deniek yang seakan sweaternya sehingga sweater itu seperti menonjol tersenyum ke semua temannya yang masih kagum.
tahu apa pertanyaan Ian, penuh daun. "Hangat... Sebuah suara berat
meneruskan. "Di Mahameru memang begitu, Yan. jadinya," kata Oskar sambil tersenyum. menyadarkan mereka dari lamunan.
Banyak yang hilang Keenam sahabat itu terbengong-bengong? "Gilee... masa masih begini juga ya?! Heran gue.
begitu saja seperti ditelan bumi. Yang "Itu di depan ada lagi... siap-siap!" Deniek berteriak Udah puluhan kali lebih
211 melihat juntaian gue ke Mahameru, tapi kalo ngeliat puncaknya
ditemukan cuma tas atau barang apa aja yang batang rendah di depannya. begitu, gue masih
pernah melekat, tapi Hup! merinding."
jasadnya entah ke mana nggak pernah ketemu. Semuanya meloncat meraih daun yang terjuntai "Fiuhh... wahh... Subhanalllah... Allah Mahabesar."
Sampai rangka rendah. Arial yang paling Semua penumpang jip menengok ke sosok laki-laki
tengkoraknya pun nggak pernah ada. Di mana ada tinggi mengangkat tangannya, memetik segenggam berumur yang
barangnya ditemukan, daun kayu putih dan berkumis putih, dengan topi hutan-yang masih saja
di situ kita buat nisan buat menandakan menciumnya. Kehangatan sesaat membuat Arial geleng-geleng kepala.
keberadaanya terakhir." terpejam. Dari logatnya, bisa ditebak kalo bapak ini pasti dari
Genta yang mendengar penjelasan Deniek jadi "Hangat kan? Alam memang baik sama kita. Di Jakarta. Si Bapak
terdiam, menatap matahari tempat dingin begini kita sepertinya tahu kalau sedang jadi perhatian, ia
sore yang menghangat. Perlahan dia melirik wajah dikasih daun hangat, bukannya kaktus atau nanas... menoleh ke semua
temannya satu per satuyang hehehe...," Deniek penumpang lalu menyunggingkan senyum
sepertinya masih menatap kosong ke jurang dalam berujar, tersenyum ramah. kebapakan.
di samping mereka. 213 "Maaf bukannya Bapak mau sok tahu. "Di sini...," ia
Batin Genta pun berdoa, "Ya, Allah... selamatkanlah Tiba-tiba gerakan tubuh Deniek terlihat panik, menunjuk dadanya,
mereka sahabatsahabatku. Deniek menyiapkan "Mahameru itu bukan cuma perjalanan alam, tapi
Semua yang terjadi adalah kehedak-Mu, semua kameranya "Ian!" Deniek menepuk punggung Ian perjalanan sebuah hati,"
yang hidup akan yang sedang memasukan katanya tersenyum. "Dan, yang bikin saya masih
kembali kepada-Mu, kuserahkan semua ke daun kayu putih ke jaketnya. merinding sampai
keagungan-Mu." Ada rasa "Ada apa?" sekarang adalah kalo ternyata pemandangan ini
sedikit menyesal dalam diri Genta. Akibat terlalu "Bromo." baru sebagian kecil dari
semangat, dia lupa Hampir semua penumpang jip menoleh ke kiri. apa yang akan kita temukan di sana. Keindahan ini
memperhitungkan risiko dari semua ini. Sekali lagi Bromo seperti muncul belum seberapa...belum
Genta menatap pelan di antara guncangan jip yang menanjak seberapa. Sudah seindah ini, tapi belum seberapa."
temannya satu per satu. Bayangan orang tua dan tertatih-tatih. "Wow." Si Bapak kembali
saudara mereka-yang juga "Gile...." geleng-geleng kepala, menaikkan alis matanya
sudah kenal dekat dengan dirinya-terlintas sekilas "Kereeennn...," keenam sahabat berdesis kagum, sedetik, lalu tersenyum lagi
di matanya. Genta penumpang lain terkesima ke semua penumpang.
menarik napas panjang. Kepala Genta mendongak dan geleng-geleng. 215
ke atas, menatap langit, Zafran sampai bengong. Gunung Bromo dengan "Tanah ini indah sekali," desisnya kemudian.
meminta yang di atas sana mendengar doanya. asap yang membubung Keenam sahabat masih mendongak mengagumi
"Tapi memang perjalanan ke Mahameru itu nggak tipis dari kawahnya terbentang di hadapan mereka, Mahameru.
ada duanya, selalu padang pasir "Ta..."
penuh kejutan," Deniek mencoba mengalihkan memeluknya tenang, kabut-kabut kecil bawaan "Iya, Yan."
pembicaraan begitu melihat angin padang seperti "Nanti kita akan ke sana? Berdiri di puncak itu?
teman-teman barunya seperti terlihat sedih. melambai mencoba naik ke langit. Matahari sore Berdiri di sana?"
"Maksudnya?" Riani bertanya ke Deniek. menerangi setengah "Iya...."
"Ya seperti sekarang ini. Pakai naik jip. Seperti punggung gunung dari barat, membuat Bromo "Tinggi banget, Ta..."
petualang sejati di alam seperti terbagi antara "Iya." -
terbuka pegunungan, bebas dari segala tekanan. terang dan gelap, menimbulkan sedikit getaran di "Bisa apa kita, Ta?"
Anginnya lain, hawanya tengkuk mereka. Riani Genta terdiam, matanya masih lekat di puncak
lain, kanan-kiri jurang tanpa pembatas jalan. mengeluarkan handy cam dan mulai merekam. Mahameru yang masih
Pokoknya, lengah sedikit "Itu Arjuna." Salah satu penumpang menunjuk terlihat kecil. Mata Genta terpejam.
goodbye..." jawab Deniek. sebuah gunung di kejauhan "Yakin kita bisa?" tiba-tiba Genta menoleh ke
Jip masih mendaki dan berguncang-guncang. Udara yang terselimut kabut putih dan matahari yang teman-temannya dan
dingin yang menusuk mengintip di punggungya. menatap tajam satu per satu.
perlahan menyatu bersama angin sore, membuat Arjuna berdiri dalam diam. "Gue udah taruh puncak itu dan kita semua di sini."
sebagian penumpang "Dan... itu... Arial berkata pelan
mulai memakai jaket Mahameru." sambil membawa jari telunjuk ke keningnya.
212 Keenam sahabat itu dan seluruh penumpang jip Genta tersenyum. "Kalo begitu... yang kita perlu
"Ini juga salah satu petualangannya...," Deniek dan terkesima dengan sekarang cuma kaki yang
teman-temannya pemandangan di depan, sesaat jip berbelok akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang
tampak tersenyum dan mengangkat tangannya ke menanjak perlahan. Suara akan berbuat lebih
atas. tarikan napas takjub terdengar jelas di antara bunyi banyak dari biasanya, mata yang akan menatap
mesin jip. Mahameru lebih lama dari biasanya,
leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan "Enak nih kalo ada kuah Indomie hangat," Riani ini. Baru tadi sore kan kalian sampai Malang? Pasti
tekad yang seribu kali tersenyum. capek."
lebih keras dari baja." "Makan yuk...," Genta mulai melangkah. "Iyalah istirahat dulu, kita ngecamp dulu di sini
"Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari "Ah ada?" Mata Ian berbinar-binar. malam ini," kata Genta
biasanya," sambung Zafran. "Itu banyak warung kecil di situ, ada soto ayam yang tampak nikmat menyeruput habis teh
"Serta mulut yang akan selalu berdoa," Dinda hangat, ada Indomie, juga manisnya.
tersenyum manis. ada nasi sama ada air jahe." "Kalau aku kan deket, dari Surabaya, tenaganya
Setuju!!! "Teh manis anget top banget nih," Zafran berujar masih banyak." Deniek
Jalan aspal berbatu sudah menemui ujungnya. senang. "Hehehe... yuk." menyalakan rokoknya, "Lagian juga kita nggak akan
Mereka mulai memasuki Mereka pun makan malam di sebuah rumah ketinggalan upacara."
desa kecil dengan beberapa rumah yang masih penduduk yang disulap "Iya, Niek. Tapi emang lebih enak jalan malam,
berpenerangan lampu menjadi warung makan. Ada kehangatan saat nggak panas."
minyak. Malam pun menunggu mereka di mereka masuk ke ruangan. "Tapi harus lebih hati-hati."
216 Warung makan kecil itu penuh sekali, beberapa "Yo wis, aku berangkat., ya."
antara lembah, bukit kecil dengan pepohonan pendaki terlihat sedang "Siip...!" Zafran mengacungkan jempol tangannya.
besar, dan beningnya danau menikmati makan malamnya Keenam sahabat itu
berkabut di akhir senja. Jip semakin berguncang Keenam sahabat duduk di sebuah meja kecil, tersenyum pada Deniek. "Yuk sekalian kita antar."
keras. berdesakan. Bau aroma Mereka berdiri dan keluar dari warung makan
"Di sini ada danau? Di ketinggian ini?" Dinda masakan dan hangatnya lampu petromaks mengikuti rombongan
terkesima dengan membuat mereka nyaman. Deniek. Hawa dingin pun kembali menyapa mereka
pemandangan di depannya. Mereka pun memesan makanan. di luar. Dua
"Itu bukannya awan?" Riani menyenggol bahu Dinda melihat sekeliling Cowok semua, batin Dinda. rombongan itu berjalan berbarengan.
Genta. Tiba-tiba Riani "Kalian ngecamp di sana aja," kata Deniek sambil
"Bukan Riani, itu danau!" menyenggol bahu Dinda menunjuk sebuah tanah
Sepilas kabut malam turun seperti kapas di atas 218 datar kecil dengan beberapa tenda.
permukaan bening "Dinda, sebelah kiri lo, arah jam sembilan." "Iya kayaknya banyak pohon tuh di situ, bisa
menggelap di depan mereka, diterangi cahaya- Dinda pun menoleh, serombongan cewek berjilbab ngurangin dingin," sambung
cahaya lampu minyak kecil tampak bergerombol Arial.
di kejauhan. Jip mulai melambat melewati pinggir bersama dalam satu meja. 220
danau dengan pohon "Ada juga cucu hawa di sini," Dinda tersenyum Sejenak kedua rombongan itu terdiam dalam
pinus sebagai pagar alaminya Malam menyambut senang. dingin, menatap jalan
mereka di Ranu Pane. "Arah jam enam," Riani berkata lagi. berbatu desa yang gelap dan sepi, cahaya senter
Lampu jip seadanya yang menerangi jalan desa di Riani dan Dinda melihat lagi tiga orang wanita dan dari kejauhan tampak
pinggir danau, seakan empat orang laki-laki berlarian ke sana kemari. Genta menoleh ke
memberi sesuatu di mata mereka. Bayangan sedang menikmati makan malamnya. Deniek.
Puncak Mahameru yang mulai "Lumayan banyak juga ya cewek yang mau naik ke "Itu, ada juga yang baru naik."
menghitam masih terlihat di kejauhan. Mahameru." "Iya,..." Deniek menatap sebentar ke cahaya cahaya
Genta berujar mantap, "Kita sampai Di Ranu Pane, Keempat cowok yang ada di situ tersenyum, Dinda kecil di kejauhan.
Desa terakhir: Dari sama Riani ada 'temen'- "Fiuh...," Deniek menarik napas panjang lalu
sini,semuanya dimulai dengan melangkah." nya, kata mereka dalam hati. mengeluarkannya. Hidungnya
Ranu Pane Pesanan makan malam mereka pun datang. Soto tampak mengeluarkan asap dingin.
Malam sudah datang menyapa. Mereka ayam dan nasi, Indomie, Angin malam tiba-tiba berembus agak keras,
menjejakkan kaki di tanah Ranu teh manis hangat, air jeruk hangat, air jahe. membuat rambut gondrong
Pane. Udara di bawah lima belas derajat Celcius "Wuhh... Allhamdullilah ketemu makanan hangat. Deniek bersiap terbang. Deniek dan keempat
menyambut mereka di Gue udah laper banget," temannya menunduk dan
Ranu Pane. Bagi orang kota seperti mereka, Arial berujar senang. berdoa.
mungkin inilah pertama "Puas-puasin sekarang kalo mau makan, mulai "Yo wiss, kita duluan." Deniek dan teman-temannya
kalinya mereka merasakan udara sedingin ini. Ranu besok kita harus masak menyalami mereka. Ian
Pane malam itu sendiri," kata Zafran sambil menyeruput teh manis memberikan pelukan laki-laki.
tampak ramai, jip-jip yang menurunkan pendaki hangatnya. "Sampai jumpa di puncak." Ian menepuk punggung
tampak berdatangan. "Ah... hangatnya...." Teh manis hangat seakan Deniek.
Para pendaki tampak bergerombol mengelilingi api bertemu dengan "Di sini... kita... nggak... akan., pernah... tau," desis
unggun seadanya, tenggorokan Zafran yang mulai mendingin. Deniek pelan.
sekadar untuk melawan udara dingin di awal Mereka menikmati makan malam spesial di Ranu Deniek memberikan senyum sedikit sekali, yang
malam. Lampu-lampu jip Pane. membuat bibirnya tidak
bersahutan dengan nyala api unggun, menerangi "Deniek!!!" Arial berteriak agak keras dan dapat terbuka lebar. Treq.
tanah datar di atas bukit melambaikan tangannya. Deniek menyalakan senternya, sepilas cahaya
kecil yang merupakan base camp awal pendakian Tiba-tiba sosok Deniek dan ketiga temannya senter menerangi tanah
Mahameru. berjalan di depan warung merah dan sedikit rumput basah di bawah mereka.
Pemandangan yang nggak biasa dan udara yang makan. Deniek dan ketiga temannya mendekat, Tatapannya tajam,
sangat dingin membuat "Halo semuanya." setengah wajahnya tampak menggelap, ingatannya
mereka merasa seperti berada di di alam lain, alam Keempat pendaki itu terlihat sudah siap mendaki kembali ke almarhum
para petualang. dengan segala peralatan temannya.
217 yang menempel di tubuh masing-masing. "Kita turut berdoa- untuk temanmu...," Arial
"Ggg... iii... lllaa... dii... dii... ngin ba... ngg... eet...," "Aku naik malam ini... ya," Deniek tersenyum. memegang bahu Deniek.
Riani tampak menggigil. "Lo mau langsung?" Genta bertanya sambil "Oke... terima kasih."
Dinda menunduk, tangannya sedekap... bergetar. melepaskan asap rokok dari Rombongan kecil mulai melangkah dijalan berbatu
"Ini malam masih baru mulutnya. kecil. "Temanmu itu
mulai, baru jam tujuh lebih, gimana nanti tengah 219 namanya siapa, Niek?" Ian tiba-tiba berteriak agak
malam sama dini hari? "Iya...." keras ke rombongan
Kayak apa dinginnya?" Genta tiba-tiba menerima tatapan dari teman- kecil yang mulai agak menjauh. "Namanya Adrian!"
"Bisa di bawah sepuluh," sahut Genta sambil temannya yang kurang lebih 221
menyalakan rokoknya. mau bilang, "Kita mau naik malam ini juga, Ta?" Teriakan Deniek membuat Ian tercekat Keenam
"Fiuh!" "Kalian mau naik malam ini? Kalau mau kita bisa sahabat itu kaget setengah
"Iii... ni bb... bee... lllu... m se... bbe... ra... pa?" bareng." Deniek mati, mata mereka mengikuti rombongan kecil -
Zafran bertanya dengan terus mencoba membetulkan letak gantungan tasnya. yang lama-lama
menggigil. "Belum," jawab Genta. Semuanya menatap Genta. Genta menggeleng. menghilang di antara kerimbunan bukit kecil.
"Jangan dirasain, malah terasa dinginnya, kita harus "Sepertinya nggak, Niek. Dari pertama memang "Namanya... Adrian... juga? Sama dong sama gue,"
banyak gerak." Arial rencananya besok pagipagi Ian mendesah pelan,
melihat ke sekeliling. sekali kami baru berangkat." hampir tak terdengar.
Zafran menyalakan rokoknya..badannya yang Deniek tersenyum, "Kalo aku jadi kalian, aku juga Teman-temannya terdiam melirik sedikit ke Ian,
ceking mencoba menahan nggak akan jalan malam hati mereka malas untuk
dingin. berpikir lebih jauh lagi.
"Ok... time to work!" "Taa... taa... mm... bah di... ngin...," Zafran "Lema ribuan...," Ian tersenyum menang.
"Kita harus buat tenda. Kalo nggak, malam ini kita menggigil. Ia mengambil teh "Beggooo... hahaha..."
nggak tidur!" Genta panasnya lagi, panasnya air yang baru mendidih "Sekarang giliran gue," Zafran melihat ke teman-
tiba-tiba berbalik dan berjalan menuju ke tanah seperti tidak terasa oleh temannya. "Kenapa... eng...
kecil datar yang tadi di Zafran. patung yang di deket bunderan Ratu Plaza, tau kan?
tunjuk Deniek. Suara lantangnya mengagetkan "Udah di bawah lima belas kali ya?" Riani bertanya Yang lagi megang api
teman-temannya yang ke Genta. itu.... Yang katanya kalo malam dia duduk
masih bengong. Genta mencoba memecahkan bola- "Apalagi nanti di puncak, kayak apa?" Dinda kecapekan...."
bola kecil penuh warna menambahkan. "Hehehe... tau...," Dinda tersenyum manis sekali.
gelap yang merasuki otaknya. "Yang enak nanti si Teletubbies ini, lemaknya kan Matanya condong melirik
"0k Let's go..!" Arial mulai melangkah. banyak banget kayak ke atas, bibir atasnya dikatupkan ke dalam. Berpikir.
Semuanya berjalan mengikuti Genta. Ian menoleh beruang kutub," Genta menyenggol kaki Ian. Rambutnya yang
ke kiri jalan, ke sebuah "Hahaha...." hitam panjang tampak berkilat memantulkan
tanah kecil. Dalam gelap Ian melihat pohon "Acara TV apa ya malam ini?" Arial menatap kosong cahaya api. Dinda
kamboja yang gelap ke depan. memandang Zafran dengan tatapan lembut Zafran
menghitam. Ian mencoba memperjelas "Gue sih nggak mau nonton TV malam ini. Ngapain serasa terbang.
pandangannya. Batinnya bertanyatanya, malam begini nonton "Hehe bengong! Terusin." Ian melempar Zafran
Iya kamboja? Kok-banyak batu nisan? Kuburan? TV? Malam ini terlalu indah buat nonton TV," dengan ranting kecil.
Deg! Ian lemas. Ian mencoba melihat lebih jelas, Zafran menoleh ke Arial. "Oh... sori," Zafran kaget, dia sedang menikmati
batu nisan, batu nisan, "Tapi kalo mau nonton TV sih ada," kata Ian sambil keindahan Arinda.
batu nisan, pohon kamboja, batu nisan, kuburan? tersenyum. "Kenapa... mmm... kenapa patung itu mukanya
Ada kompleks kuburan? "Di mana?" Zafran mengerutkan keningnya. kayak lagi teriak keras
Ian melepaskan hawa nggak enak yang tiba-tiba "Di sini," kata Ian dengan menunjuk perutnya "kan begitu?"
masuk. Ian mencoba gue Teletubbies, jadi "Kalo arti yang sebenarnya sih itu melambangkan
melihat lebih jelas lagi. Kok gelap lagi, bukan ah, perut gue bisa ada TV." semangat," Arial coba
tanak kosong... ah... ah... ah. "Iya, pinggang lo juga bisa jadi DVD nya." Zafran menjawab.
halusinasi gue kayaknya. Nggak ada kuburannya, ngakak. "Orang lagi tebak-tebakan!" Riani menyenggol bahu
tapi kok gelap? Ian "Bukan! Dispenser lagi," Dinda menambahkan. Arial.
geleng-geleng kepala sendiri. Tadi beneran kuburan "Hahaha..." Tawa renyah memenuhi malam "Karena kepanasan megang api... hehehe...
atau halusinasi gue? mereka. ketebak," Genta menjawab
"Fiuhh, kalo halusinasi berarti tandanya apa?" Ian "Kalo lagi begini, kalo ada film enaknya nonton pertanyaan Zafran.
tiba-tiba merasakan apa?" Ian mencoba "Bisa! Tapi bukan itu jawabannya!" kata Zafran.
tengkuknya merinding, benjolan-benjolan pori- membawa topik baru. "Apa dong?"
porinya mengembang. "Karena baru terkesima sama Bromo dan padang "Karena dia malu nggak pake baju, kainnya robek-
Ian menarik napasnya dan mengeluarkannya lagi, pasirnya, robek lagi, tiap hari
napasnya memburu, 224 diliatin orang dari pagi sampai malam." Sambil
dadanya naik turun. gue mau nonton Pasir Berbisik-nya. Christine Hakim tersenyum Zafran
222 dan Dian Sastro. Kan menjawab garing.
"Wooy, Ndut Bengong aja, ayo sini!" teriakan Riani pengambilan gambarnya banyak di padang pasir "Haha.. bego... garing banget... sumpah."
menyadarkan Ian. Bromo," Riani menjawab 226
Tanpa sadar, Ian sudah agak jauh tertinggal dari pertanyaan Ian. "Kan yang paling garing yang menang," Ian
teman-temannya. Ian "Oh iya... ya...," Zafran mengangguk lemah. membela Zafran.
menoleh ke kiri lagi, Gelap kok... nggak ada apa- "Yang lucu sekaligus berkesan puitis, Christine "Kenapa patung Tugu Tani adanya di tengah kota,
apa, tapi tadi ada selalu memanggil Dian nggak dipindah ke
kuburan? Sastro dengan kata 'nak'." desa?" Ian punya lagi.
Angin malam berembus agak kencang. Ian menatap "Anak, bukan nak," Zafran menyambung. "Tau... garing nih... pasti," Riani tersenyum kecil.
langit malam, "Sama adegan waktu si Dik Doank pake topeng di "Karena patung itu sebenarnya mau pergi ke desa
mencoba meminta jawaban. Ian merinding lagi. belakang kepala," Arial tapi nggak bisa, di
"Oke mulai bagi tugas. Gue sama Arial bikin tenda. ikut ngomong, "Udah melihat ke depan kok masih bawahnya ada tulisan 'dilarang menginjak rumput',"
Ian sama Juple coba cari pake topeng?" jawab Ian.
sesuatu yang bisa dibakar, ranting-ranting kecil atau "Itu keren tuh, apalagi di alang-alang gitu latar "Hahahaha...."
sampah kering. Riani belakangnya padang pasir "Kenapa Doraemon punya pintu ke mana saja?"
sama Dinda masak air panas, bikin kopi sama teh." dan Bromo," tambah Genta. Hatinya tiba-tiba tanya Ian
"Setuju?" Genta menatap ke teman-temannya memberi perintah untuk lagi.
"Oke Boss!" melihat ke Riani. "Biar nggak susah ke mana-mana," Arial menjawab
Di antara dingin malam Ranu Pane mereka semua Malam itu di kacamata Riani, Genta bisa melihat lagi. "Nggak kartun
bergerak cepat mencoba bayangan api unggun. lo..." kata Ian. "Nggak tau." Semua menggeleng.
melawan hawa dingin yang sangat menusuk. Dagu Riani tampak terang disapu nyala api unggun. "Karena kalo jendela ke mana aja susah, harus
"Fiuh, jadi juga," Arial mengencangkan pasak Cantik sekali kamu lompat dulu," jawab Ian.
terakhir yang ditanam ke Riani, batin Genta. "Ian bego... garing... garing!"
tanah merah lembek. Tenda besar berukuran "Udah melihat ke depan kok masih pakai topeng?" Angin malam Ranu Pane pun seperti menyapa
delapan orang itu berdiri Zafran berkata lagi, muka mereka lagi.
tegak. "Banyak artinya tuh." Kerinduan dari lelah mereka seakan terobati, sudah
"Malam ini kita tidur di sini...," ujar Genta sambil "Banyak," kata Genta sambil menatap lurus ke dua hari ini mereka
memasukkan barangbarang depan. bersama lagi setelah tiga bulan terpisah. Sejenak
mereka ke dalam tenda. "Main tebak-tebakan jadul (jaman dulu) yuk. Ada mereka terdiam
Ian dan Zafran tampak sedang melempar ranting- yang masih inget menikmati angin malam menyapu wajah mereka.
ranting kecil ke dalam nggak?" "Kita harus tidur nih, badan masih capek, besok kita
api unggun yang mereka buat seadanya. Bunyi "Maksudnya?" Zafran nggak ngerti omongan Ian. perlu tenaga ekstra,"
kletak-kletek kayu dimakan "Tebak-tebakan garing, siapa yang paling garing dia Arial tiba-tiba ngomong.
api terdengar satu-satu. Bau haram teh dan air yang menang." "Tommorow is a big day!" Zafran menepuk-nepuk
panas tiba-tiba memenuhi "Apa sih Ian?" Riani masih nggak ngerti. Tapi Ian celananya "Besok kita
penciuman mereka. saklek. "Lemari apa yang berangkat jam berapa, Ta?" Riani bertanya ke
"Riani... Riani." bisa masuk kantong?" tanya Ian. Genta. "Sekarang jam
"Ian... Ian," balas Riani. "Lemari lipet." sebelas, besok jam lima pagi kita bangun trus
"Udah jadi ya?" Ian bertanya ke Dinda dan Riani. "Lemari kecil segede kertas." berangkat."
223 "Salah!" "Kita harus tidur?" Dinda mendesis pelan sambil
"Udah! Mau apa, Ndut ? Kopi atau teh?" "Dua- "Lemari ajaib." melihat ke depan kosong.
duanya...." "Oke." 225 Ia menarik napas panjang, batinnya berkata sendiri,
Mereka duduk mengitari api unggun, yang sedikit "Lemari yang udah diklik minimize.'' kok bayang-bayang
membantu "Salah." Ian tertawa senang karena nggak ada yang dia dari tadi ada melulu ya?... tingkahnya...
menghangatkan udara sekitar. bisa sikapnya..., ada perasaan lain
"Apa?" tumbuh di hatinya.
227 menyisakan kotor di telapaknya, Genta menarik Arinda, Genta, dan Arial keluar dari terida. Dinda
"Ntar dulu dong, jarang-jarang malam kayak gini napas panjang langsung membantu
nih," Zafran protes 229 Riani dan Ian membuat sarapan. Zafran mencoba
belum mau tidur. dan membatin, Salah satu Mahadewi itu bisa juga melupakan obrolannya
"Lihat ke atas deh," Zafran mendongak ke atas. berarti tanah ini. Salah dengan Ian tadi, lalu membantu Arial dan Genta
Semuanya melihat ke langit malam. satu ibu itu...tanah ini. mencabuti pasak tenda.
"Perhatiin deh, bintangnya kayaknya lama-lama Genta memejamkan matanya, membawa semua Langit hitam perlahan membiru. Keramaian para
tambah banyak. Tadi keindahan di luar sana ke pendaki yang mulai
nggak sebanyak ini. Gue kayak di ruangan kecil hatinya. Malam itu Genta tertidur bersama sang bangun dan bersiap-siap terlihat di sekitar mereka.
penuh bintang. Di sini kok mahadewi, ibu yang telah 231
kayaknya bintang jadi deket." memberikan tanah dan airnya setiap hari semenjak "Ranu Panenya keliatan jelas." Riani berteriak kecil
Mata Dinda nggak lepas melihat langit malam. Genta lahir, ibu yang melihat Ranu Pane
Sebentar ia menoleh lembut hilang dan baru saja ditemukannya malam ini. Di membiru muda dengan kabut dingin putih seperti
ke Zafran. kaki tumit gagah kapas di atas
Zafran berujar pelan, "Pick a shape...." Mahameru, di pelukan dingin malam, sang ibu pun permukaanya.
Zafran mendongak lama, melihat langit sambil memberikan udara Semua menarik napas panjang, menggelengkan
menunjuk ke salah satu hangat penuh cinta melalui pelukannnya sambil kepala berulang-ulang.
bintang dan membentuk putaran milky way, tersenyum ke salah satu "Mahameru memang penuh kejutan. Nggak bosen-
menirukan adegan film anaknya yang tidak pernah sedikit pun hilang di bosen nih mata dari
Russel Crowe dan Jeniffer Connelly, A Beautiful matanya. Air mata kemarin sore." Arial terpana.
Mind. Semuanya ikutan bahagia sang ibu sedikit menetes, sebagian hinggap "Mistis...," Zafran mendesis.
mendongak ke atas lagi. di dedaunan Suasana sarapan jadi begitu indah. Genta tiba-tiba
Langit hitam berkilauan bintang yang tak terhitung, menunggu pagi, sebagian jatuh membasahi tanah memanggil Ian yang
dengan bulan yang Ranu Pane. masih menghabiskan Indomienya. "Ian!" "Iya, Ta."
seperti membiru di antara tipis awan, membuat 04.30. Ranu Pane "Ranu Pane keren ya?" "Iya."
rasa lain di hati mereka. Sepuluh menit yang lalu Ian terbangun sendirian "Mistis ya, Yan?" "Betul!"
Bunyi kletek-kletek api yang membakar ranting kecil dan duduk di depan api "Jangan buka bisnis sepeda air atau banana boat di
menambah lain unggun yang mulai menjadi abu dan mengeluarkan sini ya, nanti Ranu
suasana. percik-percik kecil Pane jadi rame, jadi nggak mistis lagi." "Hahaha...."
Semua menarik napas panjang, merasa kecil sekali, beterbangan sedikit-sedikit ke udara. Ian menatap Genta lari menghindar dari kejaran Ian yang hendak
merasa ada yang dalam ke api unggun, menyiramnya dengan
mendatangi mereka Langit malam di Ranu Pane melihat sekitarnya yang masih sepi, tenda-tenda teh manis.
indah sekali. yang terdiam dalam "Siap semua?" Genta memegang kedua tali carrier
Arial mengutak-atik MP 3-nya Select... Speaker... dingin. Beberapa orang mulai terbangun dan di pundaknya, menatap
Speaker selected.... mondar-mandir. Di bukit tajam ke teman-temannya. "Berangkat!"
Open file... Songs... Indonesiaku Indah... Padi... kecil jalur masuk track Mahameru tampak cahaya- Langkah mulai diayun, meninggalkan tanah kecil
Song 7... Selected... Play.... cahaya senter kecil, tempat mereka menginap
Hamparan langit maha sempurna bertahta bintang beberapa pendaki terlihat mulai berangkat... semalam. Mahameru perlahan seperti muncul di
bintang angkasa, "Eh gendut., udah bangun lo?" Zafran dengan mata antara kabut pagi dan
namun satu bintang yang berpijar, teruntai turun sayu keluar dari tenda langit biru. Angin dingin pagi dan sejuk, menerpa
menyapa aku ada tutur dan duduk di samping Ian. mereka sampai ke dalam
kata terucap. Ada damai yang kurasakan... bila "Ssuu... ssumm... ppa... h... di... ngin ba... nget," dada. Tanpa sadar
sinarnya sentuh wajahku... Zafran menggigil. 232
kerinduan ku pun terhapuskan... "Gue udah bikin air panas tuh... kalo mau bikin mereka berhenti sebentar di tempat tadi malam
228 minum." Ian melepas Deniek. Serentak
Alam raya pun semua tersenyum Menyambut dan menggerakkan lehernya menunjuk ke termos kecil. mereka memandang ke atas puncak Mahameru dan
memuja hadirnya... 230 memincingkan mata,
Terpukau aku menatap wajahnya aku merasa Zafran pun membuka kopi sachet dan mulai lalu membentuk lingkaran-tertunduk dan berdoa.
mengenal dia... tapi ada menyeduh kopi. Ian membuka matanya pelan.
entah di mana... hanya hatiku mampu "Ple...." Deg! Di matanya, Ian kembali melihat batu nisan
menjawabnya mahadewi resapkan "Iya, Yan." pohon kamboja, batu
nilainya penantian ku pun usai sudah... Mahadewi "Inget nggak tadi malem waktu kita ngelepas nisan yang berjejer, kompleks kuburan kecil..,
resapkan nilanya Deniek, masa gue liat muncul perlahan bersama
Mahadewi tercipta untukku... Ada tutur kata kuburan." kabut pagi di depannya. Ian tercekat lagi, Ya ampun
terucap ada damai yang "Hah!?" Zafran mengucek-ucek matanya dan gue berhalusinasi lagi,
kurasakan memandang Ian tajam. kenapa ya? Ian panik lagi, dadanya naik turun,
(Piyu, Mahadewi, Padi) Ian menyalakan rokoknya. napasnya berat.
Mahadewi mengalun lembut di antara hamparan "Wah lo gila lo, Yan. Kan kayaknya tadi malem di Tiba-tiba suara berat kebapakan yang sudah pernah
langit maha-sempurna di situ nggak ada kuburan mereka dengar
atas mereka. Mereka terpesona, mengingat filosofi deh." berteriak agak keras memecah pagi. "Ini lagi yang
yang pernah diceritakan Ian tercekat. Berarti cuma gue yang ngeliat. "Lo paling keren dari
Ryu tentang Mahadewi, yang bukan sekadar lagu enggak liat, Ple?" petualangan di Mahameru. Sebelum kita berangkat,
cinta antara seorang lakilaki Zafran menggeleng dan terus menatap Ian. "Lo pasti kita melewati
dan wanita, tapi mahadewi bisa berarti banyak, bisa berhalusinasi kali, Yan. kompleks kuburan kecil, seperti sebuah peringatan
berarti cinta "Kalo gue bener berhalusinasi berarti tandanya antara hidup dan mati,
seorang ibu pada anaknya, dan banyak lagi. Genta apa?" dengan puncaknya yang agung di sana. Setiap akan
tertegun menatap Zafran tercekat, tenggorokannya seperti tersedak. mulai berjalan saya
langit, badannya pun merendah bertumpu pada "Tapi bener ada kuburan? Mata lo ngeliat pasti tertegun dulu di sini, melihat kompleks
dengkulnya. Genta kuburan?" Zafran mencoba perkuburan, seperti
mencongkel tanah merah dan mendekatkan ke meyakinkan. mengingatkan kita semua kalau kita ini adalah
penciumannya, tanah Ian menoleh ke Zafran sambil menganggguk, manusia yang pasti mati
merah itu memberikan bau tanah merah lembap mukanya tampak sayu nantinya. Mahameru benar-benar sebuah
yang khas. Genta melihat diterangi api unggun yang mulai mengecil. perjalanan hati."
ke depan, permukaan air Ranu Pane tampak "Eh udah pada bangun!" Riani berteriak agak keras Si Bapak yang kemarin satu jip dengan mereka
berkilap cahaya kecil bintangbintang di depan tenda, tampak berjalan sambil
yang memantul di permukaannya. Genta biarkan tersenyum sambil mengikat rambutnya. ngobrol dengan rombongannya Ia dan
matanya "Brrr... dingin banget ya." Tangannya rombongannya berhenti sebentar,
terpejam menikmati penciumannya, membiarkan mencengkeram halus pundak Ian. melihat Mahameru di atas sana, sesekali melihat
angin dingin malam "Ayo, Ndut kita bikin Indomie." kompleks kuburan di
Ranu Pane menyatu ke tubuhnya. Perlahan Genta "Siip!" Ian berdiri dan mulai menyalakan kompor sampingnya.
membuka matanya, paraffin. Hatinya "Oh jadi tadi malam di samping kita ini kuburan,
membuka genggamannya, melihat tanah merah di mencoba menyibukkan diri. gelap banget sampe
genggamannya yang
nggak keliatan." Arial melihat sekeliling, batu nisan Sudah satu jam lebih mereka berjalan tanpa punggung gunung. Lihat aja arah matahari, jelas
dan pohon kamboja di berhenti. Carrier yang hampir kok. Gue di paling
serangkaian kabut pagi membuatnya agak berukuran setengah badan dan mempunyai berat belakang."
merinding. sekitar tiga puluh kilo "Siiip." Arial mengacungkan jempolnya. Sekarang ia
"Hihihi... serem juga, tadi malam di samping kita lebih, mulai memperlambat pendakian. memimpin rombongan
ternyata kompleks "Genta..break, Ta. Hehh... hehh...," napas Riani itu.
kuburan," Riani tersenyum kecil. memacu satu-satu, Riani Perjalanan berlanjut menembus-mendaki pinggir
Zafran langsung menoleh ke Ian. Ian sudah terlihat kelelahan. hutan punggung
terduduk lemas dan lega, lalu "Iya Bang Genta, break dulu." Keringat meluncur Mahameru. Beberapa kali mereka berpapasan
tertawa-tawa kecil dan geleng-geleng kepala. deras di kening Arinda. dengan rombongan kecil lain
233 "Oke sip. Itu di depan ada akar pohon. Kita break di yang sedang istirahat. Saling menyapa, saling
"Ahhh... Ian bego, Ian bego," katanya sembari situ." tersenyum ramah. Keajaiban
memukul-mukul jidatnya Rombongan berhenti sebentar. Di hadapan mereka yang sering ditemukan para pendaki. Di gunung,
sendiri. terlihat lembah dalam semua seperti satu nasib
Ian berdiri dan tersenyum mantap. "Kenapa lo, penuh alang-alang. satu tujuan.
Ndut?" "Tadi udah sarapan "Fiuh...lumayan juga...," Dinda yang masih Satu setengah jam telah lewat, kali ini mereka
kan?" "Ian kenapa, Yan?" terengah-engah mengambil air mendaki agak lama
"Nanti gue ceritain," kata Ian tersenyum. Matanya mineral dan meneguknya. "Genta, Genta," Ian memanggil Genta yang berjalan
melirik ke Zafran yang "Udah jalan berapa lama kita?" di sampingnya.
badannya masih berguncang menahan tawa. "Ya 235 "Ian, Ian," balas Genta. "Hehehe...," keduanya
udah yuk berangkat," "Satu jam, kurang lebih." Ian tampak lelah. "Lama- tersenyum. "Udah saatnya
Genta menatap teman-temannya. Mereka masih lama carriernya jadi deh, Ta..." Ian tiba-tiba nyeletuk. "Apaan?"
bergeming. berat... ya?" 237
"Yuk." Genta heran melihat teman-temannya yang "Bukan, tapi lo-nya yang tambah capek," Arial "Itu di depan lo." "Apaan?" "Muna...." "Apaan,
belum mau melangkah. menepuk-nepeuk pundak Ndut?" "Riani...."
"Itu." Ian. Genta kaget sendiri, matanya melihat Riani di
"Itu lihat... dulu." "Kita nanjak terus ya, Ta?" depan agak jauh, "Emangnya
Mahameru tiba-tiba mengeluarkan asap putih lebih "Iya." gue anak kecil apa nggak tau?!!" Ian tersenyum sok
tebal dari biasanya. "Track-nya. begini terus, Ta?" tahu.
Langit pagi yang bersih membuat gumpalan asap "Yup! Kalo digambar pake es krim kita tuh lagi Genta masih diem, ingin melanjutkan obrolannya.
jelas terlihat, bergerak muterin bulatan-bulatan es "Gue males curhat ama
membubung tinggi, menyambut awal perjalanan krim, lama-lama naik... putarannya makin kecil, lo... bokep mulu, Yan."
mereka. Rombongan si makanya jadi jauh." "Lo mau cari apa lagi sih, Ta? Udah jelas gitu di
Bapak juga belum bergerak, masih mengagumi "Oh nggak kayak kalo kita ke Gunung Gede, lewat depan mata."
Mahameru yang gejolaknya Putri terus mendaki Genta menarik napas panjang.
sekarang terlihat jelas, tidak tertutup awan. tegak lurus?" Arial bertanya dengan sesekali "Lo berdua tuh pas banget deh, Ta, Pas abiss."
Riani memecah kesunyian, "Gue jadi inget..." meregangkan badannya. "Itu dia, Yan!"
"Apa, Ni?" Genta menggeleng. "Untung track-nya. nggak "Kita cocok banget dalam segala hal, nanti kalo jadi
"Kenal Sir Henry Dunant?" terlalu berat, Ta." pacar garing deh."
"Iya tau, dia kan Bapak Palang Merah sedunia." "Belum...," jawab Genta datar. "Track di sini emang "Kata siapa, Ta?"
"Bener... dia pernah bilang...," Riani berhenti belum terlalu berat. "Gue," Genta menatap Riani lagi di kejauhan. "Lo
sebentar, "Sebuah negara Cuma jalan setapak di pinggiran lereng, tapi jauh udah sayang sama dia
tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin karena kita nggak tegak belum?" Banget, batin Genta tapi dia males
apabila anak mudanya lurus, tapi memutar agak lebar lagi. Hanya hati-hati ngomong ke Ian. "Tunjukin
sering bertualang di hutan, gunung, dan lautan." aja, jangan hilang dong kayak si Juple tuh." "Dia mah emang ajaib. Dia
Mendengar quotation yang bersemangat itu, keseimbangan." Genta melirik ke lembah yang kan dari planet lain."
refleks semua langsung dalam di depan mereka. "Eh lo liat Dindanya nggak, Ta? Kayaknya dia juga
melihat Riani yang masih tersenyum manis ke "Ada yang tegak lurus, Ta?" tanya Arial lagi. mulai kena sihir syair Al
Mahameru. "Pasti ada. Tapi harus buka jalur. Jalur yang ada Ajnihah Al mutakassirah." "Hah? Apaan tuh, Yan?"
"Kita berangkat!" Riani berteriak kecil sambil kadang udah ketutup "Sayap-sayap Patah....
mengepalkan tangannya ke sama tanaman, jadi cari sendiri jalurnya. Cuma, The Great Kahlil Gibran." "Oh... kalo dia jadinya
atas. kebanyakan yang mau ke Kahlil Zafran dong!" "Iya,
234 atas lewat sini, biar jauh tapi santai dan nggak judulnya Sayap-sayap Ayam." "Hahahaha...."
Mereka mulai melangkah, menyusuri jalan berbatu terlalu berat." "Ta, kalo track-nya. begini mulu sampai puncak
desa yang akhirnya "Jam berapa sekarang?" Mahameru, gue sih bisa
berbelok ke jalan setapak kecil menuju ke "Setengah tujuhan...." sampai."
punggung Mahameru. Dalam "Santai aja, jangan buru-buru. Tengah hari nanti 238
dingin pagi, langkah-langkah kecil mereka kita sampai di Ranu "Heh jangan sombong, pantangan tuh di gunung."
menyusuri tanah lembap dan Kumbolo, kita istirahat dan makan siang di sana." Ian langsung diam
dedaunan rimbun yang masih bermandikan embun "Tengah hari?" Dinda mencoba meyakinkan apa melihat langit. Maap ya, kata Ian dalam hati.
pagi. Mahameru yang dia dengar dari "Gue mau tunjukkin ke Riani, gimana? Kayaknya
masih tertegun bijak bernaung biru muda langit Genta. udah saling ngerti satu
pagi di kejauhan. 236 sama lain, udah terlalu deket, Yan." "Iya ya... lo sih."
Keenam sahabat itu menembus rimbunnya hutan, "Yup." "Gue sih gimana? Gue sama dia emang udah apa
dengan pohon-pohon "Masih jauh banget dong? Dinda menatap jalan adanya." "Sukur lo..." Ian
besar dan ranting dedaunan yang sesekali harus setapak di depannya. menyenggol bahu Genta. "Hehehe... rese!"
mereka singkirkan dari "Banget." "Kaki gue kayak ada barbelnya. Udah lama nih kita
wajah mereka. Berjalan semakin mendaki di antara "Tapi kita santai aja, sambil ngobrol kek biar nggak jalan, break dulu yaa,"
sulur-sulur pohon yang capek. Kalo ada yang Ian memelas. "Ya udah."
menggantung. Goa-goa buatan pohon bambu bak capek bilang ya, jangan ada yang gengsi. Satu orang "Break? Ian berteriak ke teman-temannya.
gerbang menuju alam capek, semuanya "FlUH."
lain di depan mereka. Ranting pohon yang berhenti. Kebanyakan orang gagal ke puncak karena Mereka berenam duduk di sebatang pohon yang
terkadang merintang harus kecapekan dan gengsi telah tumbang.
mereka singkirkan. Genta dan kawan-kawan nggak mau bilang. Yang ada cuma maksa sehingga "Fiuh.... Bener-bener olahraga." Zafran mengambil
berjalan menyusur akibatnya nggak bisa handuk kecil di
rimbunnya hutan dalam diam. Masing-masing sibuk ngelanjutin? kantongnya.
dengan "Udah?" Arial menatap teman-temannya Riani dan Dinda menurunkan carriernya. Genta
pemandangan yang masih baru di mata mereka. "Udah!" mengeluarkan sebungkus
Genta sedikit tersenyum, hatinya bertanya-tanya "Berangkat!" gula jawa.
sendiri, Kenapa dari dulu "Rambo, lo di depan... ya, kita tukeran. Lo ikuti "Penambah tenaga...," ujar Arial sembari
kalau baru mulai mendaki, orang pasti banyak track-nya. aja, pokoknya mengambil sebongkah.
diamnya? jangan sampai masuk ke kedalaman hutan, kita "Kenapa bisa gula jawa ya?"
sekarang ada di pinggir
"Nggak tau tuh. Manis kali, jadinya nambah "Oh, hebat juga. Jadi, dia main-main ke barak When I see you smile...I can face the world... oh.
tenaga." "Berarti yang manismanis tentara dulu sebelum You know I can do anything
bisa nambah tenaga dong kayak gue," Zafran berangkat sekolah," Zafran coba menyimpulkan. 243
bergaya gila. "Bukan!" When I see you smile
"Hahaha... tolol." "Selain gula jawa apalagi, Ta?" "Lho? Trus ngapain dia tiap pagi ke barak tentara?" I see a ray of light...
"Irex juga bisa," imbuh Genta menyebutkan obat Dinda penasaran I see it shinnin' right through the rain
penambah tenaga khusus dengan cerita abangnya When I see you smile baby
pria. 241 Baby when I see you smile at me
239 "Tukeran makanan." "Maksudnya?" "Gitu dong juple... ada hiburan nih," Genta
"Hah?" "Bener!" "Oh...." "Dia tukar bekal sekolahnya yang enak dengan berteriak keras, yang lain
"Tapi kan biasanya sugesti doang." ransum tentara. Karena tersenyum melihat Zafran mendendangkan When I
"Eh ada bule..." tiba-tiba mereka melihat tentara itu makanannya ransum, maka menurut See You Smile-nya Bad
rombongan sekitar sepuluh orang, Napoleon kalo dia mau English.
ditemani oleh beberapa porter. jadi tentara, dia harus biasa makan ransum dari "Ian... Ian."
"Mau naik ke Mahameru juga ya mereka?" Ian sekarang." "Riani... Riani."
bertanya ke Zafran. "Keajaiban tekad," Riani memandang lurus jalan "Hahaha...," Riani dan Ian tertawa renyah. "Eh
"Ya nggak-lah. Mereka mau ke Carrefour. Tuh di setapak di depannya. gendut," Riani mencubit
depan. Kalo udah sampe "Udah sejak SD dia bertekad jadi tentara." bahu Ian. "Enak aja ngatain! Badan lo juga gendut"
sini ya pasti mau ke ataslah, pagimane sih ente?" "Yup, hebat ya? Kebanyakan orang-orang besar "Tapi kan gendutnya
Zafran melempar rumput emang punya tekad tinggi Kate Winslet.. seksi." "Hehehe...."
liar ke Ian. buat cita-citanya," Arial meneruskan. "Nggak enak ya jadi cewek." "Lo lagi dapet ya?"
Rombongan bule itu lewat di depan mereka dan "Bethoven biarpun udah mulai tuli, tetap bikin lagu "Sialan lo."
tersenyum ramah. sampai kupingnya dia "Kenapa nggak enak jadi cewek?"
"Francois...," Zafran berbisik ke teman-temannya. tempel di kayu piano." "Kalo suka sama orang nggak bisa bilang, bisanya
"Sok tau!" "Kalo di Indonesia Jenderal Sudirman kali ya. nunggu doang? Riani
"Dengerin aja ngomongnya pake idung." Walaupun sakit parah, dia menatap wajah makhluk gendut di sebelahnya "Ah
Ian kepancing untuk iseng-iseng negur. "Comment tetap perang gerilya, mimpin pasukannya pake kuno lo. Bilang aja!"
allez-vous?" (apa kabar) tandu." "Abisnya udah temen sendiri sih, udah terlalu
Ian menegur salah satu bule perempuan di "Berarti kalo kita mau sampai ke puncak deket." "Bukannya enak, kan
rombongan itu. Mahameru, kita harus mulai biasa malah udah ngerti satu sama lain, udah
Benar. Rombongan bule Prancis. Buktinya, ia pegel, mulai biasa capek." Ian tiba-tiba berdiri dan nyambung?"
langsung menengok dan menepuk-nepuk "Eh betul juga lo, Yan."
membalas, "Je vais bien." (baik) pantatnya. Ian tersenyum dan berkata dalam hati, Tadi spesies
"Tuh kan bener." Ian tampak senang. "Tul!" jantannya yang curhat,
"Zidane, Thierry Henry, Barthez, Silvestre, "Jalan lagi?" sekarang betinanya.
Napoleon, Carrefour," Ian teriakteriak. "Pastinye...." Zafran pindah lagu. Sekarang Desire dari Pure
"Oui.. oui..." "Mari kita kemon!" Saturday.
"Zidane, Henry, Barthez... oui! Napoleon oui... "Rambo, lo depan lagi." 244
Carrefour? Oui. oui?" Bule "Berangkat'!!" Yesterday I found myself alone... in the dark and no
Prancis itu tertawa bingung melihat Ian yang ngasal Rombongan itu mulai berjalan lagi. Matahari mulai one else Then to gain to
menyebutkan sebuah agak meninggi, me it might... "I said don't worry its alright" I want
franchise hypermarket punya Prancis. menyambut datangnya siang di antara hutan tropis. you to hold me in your
"Olimpic Marseille, Paris Saint German?" Ian sok Jalan setapak menuju soul... it makes me easy, makes me fine But how
tahu lagi. Mahameru mulai menanjak lebih tinggi. Lembah- the dream will be come true...
"Nantes," jawab si bule. lembah ilalang makin look at tomorrow I'm in love.
"Oh... I see. I see," Ian salah bahasa. terlihat dalam. "I can't say anything...," tiba-tiba Genta menimpali
240 "Siapa, Dik?" dari belakang. "Or bring
"Hehehe...," Zafran dan yang lain ketawa ngeliat Ian "Apa?" you something... I hope you can feel this...."
yang sok tahu. 242 "My desire...," Zafran pun meneruskan.
"Indonesia so beautiful," kata si bule lagi. Ian 'Jangan bohong deh, enggak bakalan bisa." "Mmh... "Everything I want to say to you... its look around
mengangguk-angguk lagi. ketahuan juga. Susah and find my world.
"See you up there..." kata si bule lagi. "Oui, oui..." deh punya kembaran, ada inner-nya." Commin' to my door don't be afraid... I got you
Ian mengangguk-angguk. Rombongan itu pun "Hehehe... ketahuan." . back around your head...,"
berjalan meninggalkan "Siapa lagi ya temen Mas itu?" kata Dinda sambil keduanya bernyanyi, keduanya lagi jatuh cinta.
mereka. menengok ke belakang I cant say anything... or bring you something I hope
"Sok tau lo, Yan," Zafran menyenggol Ian. sekilas. you can feel this... My
"Bahasa Prancis gue taunya cuma 'croissant de "Lama-lama jadi kepikiran terus nih. Mas Ial setuju desire..
France' beli di Kemang. nggak?" "Kalo duaduanya .
Enak tenank, nendank-nendank," Zafran nyeletuk. sayang, gue mau apa lagi?" Arinda tersenyum Mereka terus berjalan melewati sulur-sulur pohon
"Hahaha...." senang. yang tinggi di lereng
"Gue cuma tau tadi doang... hehehe... sama "Arinda jatuh cinta... hehehe." Arial melingkarkan Mahameru. Zafran pindah lagu lagi. Sekarang Just
Napoleon. Pokoknya apa aja tangannya ke leher The Way You Are dari
yang bisa gue sebut." adiknya. Billy Joel. Matanya terus mengagumi Arinda yang
"Nggak biasa nih jalan jauh banget, kaki gue udah "Jelek!" Dinda tersenyum dan mencubit bahu berjalan di depannya.
pegel banget," Riani abangnya yang kekar. Zafran Don't go changing to try and please me You never
memijit-mijit kakinya. berjalan sendirian. Pikirannya ke mana-mana, sosok let me down before...
"Wajarlah, baru pertama kali." Genta melihat aksi Arinda di depannya mmm
Riani. membuat dia berpuisi makin dalam ke hatinya. Don't imagine you're too familiar... and I don't see
"Iya., sama Kaki pegel sih biasa, asal jangan tekad Keindahan alam berpadu you anymore f would not
yang pegel." dengan keindahan seorang anak manusia di leave you... in times of trouble... we never could
"Betul sekali...." depannya, Zafran jadi pengen have come this far... mmmm.
"Eh tau nggak Napoleon Bonaparte aja waktu masih nyanyi. Zafran pun mulai bernyanyi-nyanyi, f took the good times, I'll take the bad times.
SD sebelum berangkat suaranya jelas terdengar di I'll take you just the way you are.
sekolah, dia pasti mampir dulu ke barak tentara," antara kerimbunan hutan lereng Semeru. 245
Arial membuka obrolan. Sometimes Genta, ikut menimpali sambil matanya tak lepas
"Hah ngapain?" I wonder... if I'd ever make it through Through this melihat Riani.
Arial meneruskan, "Cita-cita Napoleon kan jadi world without having Don't go trying some new fashion Don't change the
tentara, jadi mulai dari you I just wouldn't have clue colour of your hair You
kecil dia udah punya tekad kalo gue mau jadi Sometimes I wanna give up, wanna give in, I wanna always have my unspoken passion although I might
tentara, berarti mulai quit the fight Then one not seem to care I...
sekarang gue harus biasa sama apa pun yang look at you baby and everything's alright don't want clever... conversation I never want to
berbau tentara'." Everything's alright So alright work that hard I just want
someone that I can talk to...
I want you just the way you are. Ple?" "Oh kayaknya tadi itu tanjakan terakhir," Genta
Semua jadi ikut-ikutan nyanyi sendiri, mencoba "Siip...," Zafran menggerak-gerakan kakinya. "Nggak tiba-tiba berteriak dan
melawan lelah yang terus nyangka juga, udah tersenyum. Ia menunjuk ke jalan setapak menurun
menghinggapi mereka. Just The way You Are terus secapek ini tapi masih jauh banget" "Belum biasa yang kemudian
berdendang. aja," Genta membantu berbelok ke kanan di depan.
Need to know... that you will always be Same old Zafran berdiri. "Yuk, nanti kita istirahat yang lama di "Jadi selanjutnya turun semua?"
someone that I knew Ooo... Ranu Kumbolo. "Nggak semuanya, kebanyakan, tapi lumayanlah
what will it take till you believe in me The way that I Sekarang jangan lama-lama," ajak Genta "Oke?" nggak terlalu capek."
believe in you "Oke Jek, siap berangkat lagi!" "Juple sekarang lo di "Udah deket dong."
I... said I love you... that's forever Guess J promise depan bisa?" Genta mengangguk. "Yuk terusin sebentar lagi."
from the heart I couldn't "Bisa., udah agak baikan kok lecetnya, tinggal ikut Perjalanan yang berat pun mulai terasa sedikit
love you any better jalannya aja kan?" ringan karena jalan setapak
I Love you just the way you are. "Baikan? Emangnya tadi lecet marahan sama mulai menurun. Pemandangan di depan mereka
Perjalanan yang setiap langkahnya terasa semakin siapa?" Riani bercanda bertambah terang.
berat itu menjadi agak dengan Zafran. Tampak pohon pinus tua dan tinggi berjejer di
ringan. Zafran masih bingung kok akhirnya balik- 248 pinggiran jalan setapak,
balik lagi ke Evergreen "Hehehe...." "Yuk." "Ian siap?" cemara-cemara pun mulai terlihat di kejauhan.
Love Songs sih? "Siap Bang Genta...," sambut Ian sambil Angin siang yang berhawa
246 memejamkan satu matanya, lain menerpa wajah mereka, memberi sedikit
"Fiuh." menirukan gaya Jaja Miharja di kuis dangdut. kesejukan.
"Ini break kita terakhir yah, udah hampir jam Sedikit canda tadi mencairkan kelelahan mereka. "Kita mulai keluar dari hutan ya, Ta?"
sebelas lebih." Rombongan yang lelah itu mulai berjalan lagi. Genta hanya mengangguk.
"Jam dua belas, paling lambat jam satu kita harus Keringat mengucur deras, "Kayaknya terang," Arial melihat sekelilingnya.
udah di Ranu Kumbolo, langkah serasa berat sekali, jalan setapak makin Zafran masih berjalan di depan, disusul Ian di
kita makan siang di sana." menanjak membuat belakangnya. Mereka
Genta melihat ke teman-temannya, wajah mereka telapak kaki semakin tertusuk-tusuk. menelusuri kembali jalan menurun yang terlihat
kelihatan memendam Udah satu setengah jam lebih jalan, Zafran berkata berbelok ke arah kanan di
kelelahan yang tidak biasa. "Tapi kalo emang harus dalam hati sambil depannya.
break, ya kita break," melihat jamnya. Zafran mendongak ke atas, jalan 250
ujar genta lagi. setapak seperti makin "Ple...." "Iya Yan." "Masih sakit?" "Masih."
"Ini sepatu kayak ada barbelnya," Riani memijit- meninggi. Zafran menggelengkan kepalanya, "Masih ada minum, Ple? Punya gue udah abis... gile
mijit sepatunya. napasnya coba dia atur satusatu. haus banget."
"Fiuh, fiuh, fiuh, fiuh...," Ian masih mengatur Bodo amat pokoknya jalan terus jangan dirasain, "Ada nih tinggal dikit ambil aja, Yan." "Lo enggak
napasnya. "Tambah lama Zafran mengambil mau?" "Gue baru
tambah naik ya, Ta?" handuk kecilnya, membiarkan handuk itu minum... abisin aja." "Yah udah, nggak ada air lagi
"Nggak sampe sampe sih." Zafran melihat kosong menelusuri mukanya. Ia lho." "Emangnya
ke jalan setapak. meringis sedikit melihat tumitnya yang kembali semuanya abis?"
"Sebentar lagi, kita udah.tinggi banget nih." Genta perih, lecetnya bertambah Ian mengangguk. Zafran berhenti sebentar,
melihat sekitar, lebar. wajahnya tampak panik,
punggungnya mulai terasa pegal sekali. "Ada yang Zafran menoleh ke belakang. Dijalan menanjak itu tenggorokan keringnya menelan ludah.
udah capek banget?" dia melihat muka lelah "Gawat nih, kita nggak ngitung persediaan air, masa
Semua menggeleng. Muka Riani yang putih tampak teman-temannya, kaos Ian tampak basah oleh baru sampai sini udah
memerah, menahan keringat, muka Dinda dan habis." Zafran melihat botol air mineralnya yang
lelah dan panas. Riani tampak memerah, Genta meringis melihat seperempat penuh.
"Masih bisa kok kita... sebentar lagi kan?" Arial matahari, dan hanya Arial "Minum aja sedikit, Yan. Sisain yang lain."
bertanya ke Genta. yang tampak belum terlalu terkena lelah. Zafran "Enggak deh, Ple. Gue masih bisa tahan."
"Dengan ketinggian seperti ini? Sebentar lagi?" terus berjalan sambil "Kalo nggak ada air lagi gawat," Zafran meringis
"Sebentar lagi udah menunduk, matanya malas melihat jalan setapak melihat matahari.
puncak?" Dinda menatap Genta. "Bukan... Ranu yang terus mendaki "Puncak masih jauh banget. Si Genta gimana sih, dia
Kumbolo. Puncaknya sih tanpa ujung. kan pernah ke sini,
masih setengah hari lagi." Tak terasa permukaan tanah mulai mendatar. Di harusnya tadi kita bawa air yang banyak dari Ranu
"Maksudnya setengah hari beneran?" Ian mencoba depan, Zafran melongok Pane. Kok bisa abis
meyakinkan. ke bawah, melihat jurang dalam yang hanya gini." Zafran meringis sambil menoleh ke teman-
Genta mengangguk. berjarak satu meter di temannya. Matahari panas
Zafran membuka sepatunya, kulit tumitnya terlihat depannya dengan pohon-pohon tinggi yang seperti sedang memukul: mukul wajah mereka.
mengelupas lebar, sekarang terlihat lebih rendah. Fiuh...nggak ada air, gimana sih si Genta? Batin Ian
mengeluarkan warna merah kontras. Kulit arinya Jalan setapak di depannya tampak mulai menurun. yang masih berjalan
tampak melipat terbuka. Zafran menoleh ke menunduk di belakang Zafran.. Tenggorokannya
"Lecet..." belakang lagi. Dengan interval hampir lima meter, kering sekali, sesekali ia
247 tampak kelima melihat botol air mineral ukuran satu liter yang
Semua meringis melihat tumit Zafran. "Gara-gara temannya masih mencoba mendaki jalan menanjak menggantung di carrier
nyanyi mulu nih...," yang sudah dilaluinya. Zafran. Gejolak air dalam botol tampak bergoyang-
Zafran bercanda. "Betadine di siapa?" Zafran memutuskan untuk menunggu, sekalian goyang menuruti irama
"Gue." Riani membuka tas pinggangnya dan memeriksa tumitnya yang langkah. Tinggal segitu air kita? Gawat!
mengeluarkan Betadine. mulai 251
Di antara hawa siang yang panas, Zafran meringis 249 Kelelahan yang sangat, membuat langkah Zafran
menahan perih. mengeluarkan darah. Ia colek sedikit darah dari dan Ian tanpa sadar
"Sshhh...." tumitnya dan melambat Di depan mereka jalan setapak kembali
Dinda meringis iba. "Sepatu Bang Zafran sempit menciumnya-bau amis hinggap di penciumannya berbelok ke kanan,
ya?" "Nggak." "Kenapa berhenti, Ple?" pohon pinus tinggi terlihat seperti berdebu,
"Bukan, itu lecet karena terlalu banyak gesekan, Tanpa menjawab pertanyaan Ian, Zafran matahari makin terasa panas.
bukan gara-gara sepatu. memperlihatkan tumitnya yang Genta harus punya penjelasan yang bagus soal air
Kulit manusia kan ada yang sensitif-termasuk mulai mengeluarkan darah. Ian menggelengkan ini, batin Ian.
kulitnya si Juple tuh. Kalo kepalanya dan menarik Jalan setapak menurun itu pun menemui ujungnya
yang nggak sensitif jadinya malah mengeras, apa ya napas panjang. dan mulai berbelok ke
namanya?" Arial "Perih, Ple?" kanan.
mencoba menjelaskan. "Abbisss!" Bleg!
"Kapalan!" Ian menjawab pertanyaan Arial. Rombongan berhenti sebentar, Riani memberikan Ian tiba-tiba dikagetkan oleh Zafran yang langsung
"Iya kapalan." Betadine terduduk lemas
"Gue pake sandal aja deh." Zafran mengeluarkan lagi. menatap kosong ke lembah di depannya. Hampir
sandal gunungnya. "Fiuh... sumpah perih." Zafran terduduk meringis, ia saja Ian menabrak
"Kita udah jalan lama banget makanya banyak tiup-tiup tumitnya. Zafran.
gesekan." "Udah nyaman,
"Ple, lo kenapa?" Ian menguncang guncang bahu kosa kata baru buat Ranu Kumbolo," ujar Riani siang di sekeliling danau dengan beberapa batang
Zafran. "Gawat sambil mengeluarkan pohon terjulur di atas
kecapekan nih dia." handycamnya,. "Setuju..." permukaan danau. Beberapa pendaki tampak
Ian memberi lambaian ke teman-temannya yang "Iya gue sampai nggak bisa ngomong." bercengkerama di atas
berjarak hampir lima "Apa ya ini namanya?" Ian mengeluarkan batang pohon itu dengan kaki terjuntai menyentuh-
meter di belakang. Ian melambai sambil menunjuk- kameranya. nyentuh permukaan
nunjuk Zafran yang Mereka saling berpandangan, tersenyum, menarik air.
masih terduduk. napas lagi. Pantulan Zafran sudah menghabiskan makan siangnya.
"Genta! Arial! Sini cepet!" semesta di permukaan Ranu Kumbolo membuat Matanya tak henti-hentinya
Di kejauhan Arial dan Genta bergegas berlari mata mereka seperti tidak memandang sekeliling.
menuruni jalan setapak. mau terpejam. Rombongan kecil itu masih terdiam 255
Genta tercekat melihat Zafran yang terduduk lemas di ketinggian menatap "Ian."
membelakangi mereka. Ranu Kumbolo. Mata mereka seakan tidak kenal "Iwya Pwle."
Ia makin mempercepat larinya. lelah mengagumi "Negara kita keren ya punya pemandangan segini
Tiba-tiba sambil masih menatap ke depan Zafran keindahan semesta yang saat itu terasa dekat hebat."
memegang erat tangan sekali. Udara dari Ranu "Sewtuwjuw," Ian membenarkan pendapat Zafran,
Ian... dan berujar pelan, "Yan, kayaknya masalah air Kumbolo seakan naik menjangkau penciuman masih dengan mulut
selesai deh." mereka, memenuhi penuh Indomie.
Ian yang terkejut langsung menengok ke Zafran penciuman dengan bau air danau segar. Angin "Ah enaknya, nggak ada yang ngalahin nih suasana
yang rupanya sedang lembap dan dingin seolah seperti ini," Arial
mengembangkan senyum penuh arti. Zafran ditiupkan ke wajah mereka untuk melawan panas berujar lembut sambil menyeruput teh manis
menunjuk ke depan, mata Ian terik matahari. Kelelahan hangatnya, kakinya terendam
pun mengikuti arah tangan Zafran. Ian mengucek- pun hilang dalam sekejap, berganti rasa tak setinggi mata kaki di pinggir Ranu Kumbolo.
ngucek matanya, tidak terhingga yang ibarat kabut Riani melihat sekeliling dengan terus merekam
percaya pada pemandangan di depannya. putih sejuk berputar-putar lembut di tubuh mereka lewat handy cam "Suasana
"Hah?" Ranu Kumbolo kayak gini yang nantinya akan kita kenang seumur
"Ki... ki... ta.. la., gi... di... alam... lain ya?" Ian Hanya belasan menit kemudian mereka tiba di hidup. Halo ini Riani,
berkata pelan sekali. tanah lapang dengan danau kita sekarang ada di Ranu Kumbolo, lagi makan
252 biru kehijauan di depan mereka. Lembah yang siang," Riani tersenyum
Ian merasakan kuduknya berdiri, pemandangan di menyerupai sebuah manis merekam dirinya sendiri. Kamera berputar
depannya membuat mangkok besar itu ibarat tembok hijau yang mengarah ke temantemannya.
paniknya hilang. Ian ikut terduduk lemas di samping mengelilingi mereka. "Dan ini Genta."
Zafran. Keduanya Semua layaknya anak kecil, langsung menghambur "Halo," Genta tersenyum ramah ke kamera.
menengok satu sama lain, tersenyum dan ke pinggir danau yang "Ini Dinda..."
menggeleng-gelengkan menyambut mereka dengan ombak-ombak "Halo."
kepalanya. kecilnya. Rombongan itu "Dan yang ini Arial...."
Genta, Arial, Dinda, dan Riani yang baru datang terduduk lelah melepaskan seluruh barang bawaan "Haloo...." Arial berlari ke depan dan menjulurkan
sampai jadi lega melihat berikut alas kaki di wajahnya dekat sekali
kedua temannya tersenyum. pinggir danau-sesekali mereka menceburkan kaki dengan lensa. "Terus ada Zafran."
"Kenapa lo?" menikmati air danau Cuma Zafran yang tidak tersenyum, pandangannya
Pertanyaan itu hanya dijawab dengan gerakan yang dingin sekali. Lelah seperti hilang dalam lurus ke depan seperti
lembut leher Zafran, seolah sekejap, terpaan angin pemikir. Ia melihat tenang dan datar ke handycam
ingin menunjukkan sesuatu. Keempat temannya lembah menghantam wajah mereka. Rambut- seperti artis sinetron
seperti merasakan sesuatu rambut kecil beriapan yang baru ditampar selingkuhannya. Teman-teman
yang sangat luar biasa menyapa penglihatan terbang melambai-lambai. lain sudah siap-siap
mereka. Suara tarikan napas 254 menyiramkan kuah Indomie ke kepalanya. Zafran
keenam sahabat itu terdengar jelas di antara suara "Ah...," Zafran menarik napasnya lama, matanya tertawa keras sambil larilari
angin yang menerpa terpejam, perih di an.
dedaunan. tumitnya seakan hilang dalam sekejap. "Ta...." "Iya, "Dan yang terakhir Ian...."
"Ta, kita di surga ya?" Yan." "Alo, di sini Ian!" Ian berteriak keras. Ia
Genta menganggukkan kepala dan berujar pelan. "Tadi kita udah panik nggak ada air, lo nggak bilang membelakangi lensa, tapi tiba- tiba
"Itu... Ranu... Kumbolo.... di atas sini ada berbalik. Ups! Ian mulai berdansa-dansa sendiri
Surganya Mahameru." danau. Rese juga lo." dengan gaya fasih gemulai
Dari ketinggian pinggiran lereng hutan Mahameru, "Surprise dong. Kalo dikasih tau nanti lo bisa nebak. bak Ari Tulang-disambung dengan nyanyi-nyanyi.
Ranu Kumbolo Kaget kan lo?" Ian 256
perlahan muncul seperti tetesan air raksasa yang tersenyum. Don't you worry, Don't be angry... Temanmu di sini.
jatuh dari langit dan "Berarti ranu itu artinya danau ya, Ta?" Riani Kamu sangat berarti, istimewa di hati
membesar di depan mereka. Sebuah danau di bertanya ke Genta. Slamanya rasa ini... bila nanti kita tua dan hidup
ketinggian dengan pohon "Iya...." masing-masing ingatlah
pinus dan cemara yang berbaris rapi di "Tadi di bawah Ranu Pane sekarang Ranu Kumbolo. hari ini...
sekelilingnya. Air danau tampak Oh gitu." Riani Semuanya tertawa renyah melihat Ian menyanyi
mengilap diterpa matahari, menimbulkan menggumam sendiri sambil terus mengarahkan sambil menari-nari ajaib,
percahan-percahan cahaya kecil handycam-nya. ke seluruh perut gendutnya tampak bergoyang ndul-ndulan.
yang mengambang di atas permukaan. Di kejauhan lembah. Di sekitar mereka tampak banyak Tapi Ian cuek, dia tetap
tampak bukit pinus rombongan pendaki yang baru menari, membuat cipratan-cipratan kecil di
dan barisan cemara layaknya permukaan pinggiran datang ataupun sedang beristirahat membuat pinggiran Ranu Kumbolo.
mangkok hijau raksasa makan siang. Mereka tertawa dan tersenyum melihat Ian, Zafran
yang menjaga danau dengan tenang. Pantulan "Bikin makan siang yuk." mengambil piring bekas
bayangan pohon cemara "Sip...." makannya dan mencoba membuat ketukan irama
tampak terlihat jelas di permukaan air. Awan putih Arial membongkar carrier dan mengeluarkan dengan sendok Tanpa
dan langit biru kompor parafin. Genta sadar mereka mulai bersenandung sambil terus
bercermin di permukaan danau, membuat langit menggelar sebuah terpal tebal dari tendanya, tersenyum menatap satu
seperti pindah dan mereka semua duduk lesehan sama lain.
menyatu dengan permukaan air. Awan putih di pinggir Ranu Kumbolo. Kamu sangat berarti, istimewa di hati
menjadi sangat dekat dan "Hari ini kita makan siang Indomie telur kornet, di Slamanya rasa ini... bila nanti kita tua dan hidup
bisa tersentuh. Riak-riak air yang bergerak lembut, pinggir Ranu Kumbolo masing-masing ingatlah
terbawa angin di bukan di Wiwid," celetuk Riani menyebutkan salah hari ini...
permukaan danau seperti seulas senyum lembut satu tongkrongan (Ingatlah hari ini, Project P)
yang menyambut mereka, warung roti bakar di daerah Fatmawati, Senandung lagu dan alam lain di Ranu Kumbolo
kedatangan mereka. Selatan Jakarta. seakan ikut tersenyum
253 Udara Ranu Kumbolo tiba-tiba berubah dingin, melihat kegembiraan mereka.
Semua masih terdiam melihat pemandangan luar menemani mereka makan "Bang Genta... thanks ya buat ini semua." Sambil
bisa itu. "Kita harus bikin mengikat rambut
indahnya, Dinda berujar pelan. "Juple sih, ingetnya Chris Martin yang cuma nyanyi you are the universe,
"Gue yang terima kasih banget sama kalian semua" doang bisa dapet and there ain't nothin' you can't do
Satu jam lebih telah berlalu di Ranu Kumbolo. Gwyneth Patrol." if you conceive it, you can achieve it
Mereka masih duduk "Kalo ini siapa?" Arial ikut-ikutan. that's why I believe in you...
lesehan di beranda Ranu Kumbolo dan mengagumi Menelusuri angin malam hari harimu terlewatkan Semuanya langsung teriak," You are the Universe,
keindahan yang telah kau hanya bicara The Brand New Heavies!"
semesta berikan pada mereka. berteman khayalan kau tak mendapat jawaban, "Ketebak...."
"Ta, kapan kita berangkat lagi?" Zafran menyeruput bukan akhir segalanya "Lagu itu kan Riani banget"
teh manis hangatnya. bumi masih akan berputar senyummu masih "Keren lagi..., You are the universe and there ain't
257 menawan cerita cinta masih nothin' you can't do, if you
Genta melihat jamnya. Pukul dua kurang sepuluh akan datang. conceive it you can achieve it... And the promise of
menit. "Hah siapa tuh?" Genta berteriak kecil. "Gue a day that shiny new....
"Nanti aja jam tiga tepat..." pernah denger, sumpah!" "Tau Keren kan?" Riani tersenyum puas.
"Asik." nggak?" Arial menatap teman-temannya. "'Ntar "Kalo kita mau, sebenarnya kita bisa raih apa aja
"Tapi jangan becanda aja, mendingan tidur-tiduran dulu, ntar dulu...." yang jadi mimpi-mimpi
ngilangin capek dulu, uGue tambahin lagi nih, kalo nggak tau kita."
perjalanan masih jauh banget, masih berat." keterlaluan." Dan senyumlah "Gue setuju itu," Genta menatap teman-temannya
"Lo jangan loncat-loncat mulu kayak monyet- seperti mentari tiada satu pun yang abadi dan melihat langit biru
monyetan karet," Genta biarkanlah kenangan itu di atasnya.
menegur Zafran. menghias hatimu. 262
"Enggak." Zafran yang mau lari-larian lagi langsung "Dan senyumlah, Sinikini!" Genta, Dinda, dan Ian "Sebenarnya kita nggak usah cari harta karun
nurut. berteriak berbarengan. kebahagiaan karena
Zafran langsung tiduran tengkurap menghadap "Ketebak juga," Arial tersenyum. "Kalo ini...," Ian semuanya udah ada di di diri kita sendiri: 'Tul
Ranu Kumbolo. Rumputrumput ambil giliran. nggak?" Ian bergumam
liar tampak besar di depan matanya, membingkai Apalah artinya sebuah derita bila kau yakin itu pasti sendiri.
Ranu Kumbolo. akan berlalu hai nona "Setuju!"
Arial bersandar ke carriernya matanya terpejam. manis... biarkanlah bumi berputar menurut "Kebahagiaan sejati itu sebenarnya di sini," ujar
Ian ikutan tidur tengkurap. Riani dan Arinda kehendakyang kuasa Tuhan Zafran pelan sambil
rebahan berdua pun tahu hidup ini sangat berat tapi takdirpun tak menunjuk hatinya.
berbantalkan punggung Ian. mungkin selalu sama. "Gue jadi inget, gue pernah baca buku. Di buku itu
"Asik ada kasur air...." "Nah lho." ditulis bahwa
"Yah mulai deh." "Gue tau, itu lagunya Utha Likumahua tapi gue lupa sebenarnya manusia terbagi atas dua jenis," Ian
"Pinjem punggung bentar Yan, kan empuk." judulnya." Ian pun membuka pembicaraan.
"Emangnya gue permen Yupi, bersenandung, "Coba cobalah tinggalkan sejenak "Apa aja?"
empuk." "Hehehe...." khayal mu esok kan "Manusia internal dan Manusia eksternal."
Genta mencoba memejamkan matanya duduk masih ada...." "Maksudnya?" Zafran melihat ke Ian sambil
bersandar ke carrier-nya. 260 mengerenyit-kan keningnya.
Angin sepilas mengembus ke wajah mereka, "Oh iya." Ian meneruskan, "Manusia eksternal adalah
membuat perasaan teduh "Esok kan masih ada, Utha Iikumahua, zamannya manusia yang selalu
dalam pejaman. Tiba tiba Zafran bersyair datar Album Minggu sama memandang sesuatu yang terjadi padanya sebagai
memecahkan keheningan. Selekta Pop." akibat keadaan yang
And I don't even care to shake these zipper blues, "Kalo ini siapa?" sekarang giliran Riani. terjadi di luar dirinya. Manusia eksternal
and we don't know just Tautan waktu berjalan,iring langkah kita bersama beranggapan bahwa semua
where our bones will rest to dust, I guess mendewasakan semua keadaaan atau segala kejadian yang menimpa
forgotten and absorbed into the earth below. rasa perasaan jiwa, tak akan mungkin mengingkari dirinya itu disebabkan oleh
Ian menjawab syair Zafran, "1979, Corgan en' Dia, melawan arti cinta, keadaan eksternal di luar kendalinya Kalo
Smashing Pumpkins..." perlahan kita mulai belajar melaraskan batin gampangnya, manusia yang
Zafran bersyair lagi. menyatukan ruang tingkap selalu menyalahkan keadaan."
258 pengertian tak pernah ku merasakan penat menjadi "Jadi manusia eksternal selalu berpikir keadaan
Woman I can hardly express My mixed emotions at beban meski peluh yang selalu mengontrol
my thoughtlessness. mengalir dan mesti terluka.... dirinya, bukan dirinya yang mengontrol keadaan."
Woman I know you understand The little child "Gilee...," Zafran langsung bangun dari Arial mencoba
inside of a man. selonjorannya "Keren tuh." "Siapa menyimpulkan.
Please remember my life is in your hands. And ya?" "Lagi, lagi...." "Betul Bapak Rambo."
woman hold me close to your "Nggak mau," Riani menggeleng. Zafran ikutan nyambung, "Contoh kecilnya kalo dia
heart "Lagi... please? Zafran memelas-melaskan kalah main sepakbola
However distance don't keep us apart After all it is wajahnya. yang disalahkan adalah lapangannya atau wasitnya.
written in the stars Menyangsingkan cinta dalam keras kehidupan naif Genta juga ikutan, "Oh gue ada contoh lagi tuh. Ada
"Woman, John Lennon," kali ini Genta yang terlahir kewajaran atlet kita yang kalah di
menjawab. "Yah ketebak mulu," kodrati lelapkan semua. kejuaraan apa gitu gue lupa, tapi yang paling-inget,
Zafran menelungkupkan mukanya. "Kalo ini siapa "Keren...." "Gue tau." "Gue juga tau." dia bilang kalau
ayo," kali ini giliran Semuanya spontan bersenandung. kekalahannya itu gara-gara ibunya nggak ikut
Genta. Demi cinta bersandinglah... dalam sisi hidupku ini... nonton pertandingan. Kalo
Come up to meet ya, tellyou I'm sorry demi cinta gue bilang sih alasannya nggak masuk akal."
You don't know how lovely you are, berjanjilah... melangkah kita bersama. 263
I had to find you, tell you I needya 261 "Gue setuju alasannya nggak masuk akal sama
And tellyou I set you apart, "Piyu dan Fadli, Demi Cinta, Padi." Dinda berteriak sekali. Kalah menang kan
nobody said it was easy keras. tergantung dia," Ian mengacungkan jempolnya.
Oh it's such a shame for us to part "Sumpah keren banget liriknya.... Demi Cinta." "Dia yang harus ngontrol keadaan, jangan mau
nobody said it was easy Pucuk cemara di kejauhan bergoyang sekenanya kalah sama keadaan,"
no one ever said it would be so hard mengangguk-angguk Dinda berujar pelan.
I'm going back to the start. bercengkerama dengan awan putih dan langit biru, "Nah itu definisi manusia internal," Ian melanjutkan
Semuanya terdiam sejenak. semuanya seakan penjelasannya.
"Ah... gue pernah denger nih... sumpah." Zafran setuju dengan kata-kata Demi Cinta. "Oh jadi...."
langsung terbangun dan "Kalo ini siapa?" wajah Riani tampak berseri-seri. "Iya manusia internal adalah manusia yang
menatap Genta yang masih sayup terpejam. "Ah... You're the future, so do what you come here for... beranggapan bahwa dirinyalah
siapa ya?" The hidden treasure yang harus mengatur keadaan, bukan dirinya yang
"Chris Martin, The Scientist, Coldplay." Riani locked behind the hidden doors diatur oleh keadaaan."
menjawab sambil tersenyum and the promise of a day that's shiny new, "Manusia internal adalah manusia yang akan selalu
dan mengangkat-angkat alisnya. "Gimana sih only a dreamer could afford this point of view melihat dahulu apa
katanya vokalis... kok nggak But you're a driver not a passenger in life, and if yang salah dalam dirinya, bukan lantas
tau." "Lupa, Yan." you're ready, you menyalahkan kedaaan."
259 won't have to try cause
"Mmm... gue ngerti. Kalo kata lirik tadi, You're the Jadi, semuanya ke masalah pilihan.'' Mata Ian kayak gitu...', 'Gue nggak mau jadi orang kayak
driver not a passenger in berbinar-binar. gitu...'. Gue juga sama
life" sambut Zafran. "Gue setuju." persis, orang yang selalu mencari jawab atas baik
Riani tersenyum senang. Iya, kita jangan sampai "Sepertinya begitu." dan buruk, yang tahu
mau diatur oleh keadaan, Riani menatap teman-temannya lagi, "Kalo begitu sesuatu itu baik dan mau menjadi baik; yang tahu
kalo bisa kita yang mengatur, kita harus selalu jadi bagaimana kita bisa sesuatu itu buruk dan
kalimat aktif selalu ngejelasin soal masih banyaknya kekacauan di alam nggak pernah mau jadi orang yang buruk."
pakai awalan me- bukan kalimat pasif dengan semesta ini, masih ada Zafran menghela napas panjang dan berujar pelan,
awalan di-." aja perang, masih banyak manusia serakah, yang "Tapi dia sendiri nggak
"Berarti, kalo kita mau sampai ke puncak maunya cuma mengambil tau, termasuk orang baik atau orang buruk karena
Mahameru jangan sampai kita untung dari prang lain. Apakah itu sebuah pilihan 267
jadi manusia eksternal, kita harus jadi manusia yang salah? Trus kadang dia melakukan sesuatu yang baik, tapi juga
internal, ya kan? Zafran bagaimana sikap kita? Banyak argumen yang pernah khilaf hingga
menaikkan alisnya. mengatasnamakan sikap melakukan hal yang buruk."
"Bukan di Mahameru aja, kayaknya setiap hari kita positif dalam pengambilan keputusan yang ternyata "Ada yang bilang, The man with the greatest soul
harus begitu deh, salah." will always face the
jangan pernah mau jadi manusia yang diatur oleh "Contohnya?" Mata Genta menatap Riani. greatest war with the low minded persons...,"
keadaan." Arial "Yang paling gampang ya perang. Masa di sambung Genta.
berargumen. peradaban modern ini "Artinya?"
"Iya jangan pernah kalah sama keadaan." keputusan perang masih diambil." "Orang orang berjiwa besar akan selalu
"Yang bilang kita kalah itu siapa?" "Iya juga ya,..," Genta mengangguk-angguk. menghadapi perang besar dengan
"Ya kita sendiri." "Mungkin juga atas semua kejadian ini, Tuhan orang-orang berpikiran rendah dan pendek."
"Kalo kita nggak bilang kalah, kita nggak akan mencoba menyadarkan lagi "Gilee...."
pernah kalah." dunia, menyadarkan lagi manusia," ujar Zafran. "Siapa tuh yang bilang, Ta?" "Albert Einstein."
"Enggak pernah ada manusia yang kalah, cuma "Memelihara tingkat kesadaran manusia," tambah "Tapi nggak ada yang pernah tau kan siapa yang
pelajarannya aja mungkin Ian. menang di perang itu?"
agak berat dibanding yang lain." Ian menatap Arial menghela napas panjang, "Tapi kan emang "Makanya ada orang yang selalu bertanya karena
permukaan Ranu Kumbolo. dari dulu pasti ada yang nggak ada yang tau, yang
264 baik dan buruk, ada yin ada yang, ada hitam ada menang siapa?" Zafran berujar pelan.
"tul...." putih, ada Hitler ada "Tapi orang jenis ketiga itu emang ada kan? Lo liat
"Atau mungkin dia sendiri yang berat-beratin? Gandhi, ada Power Rangers ada monster jahat, dan di sekitar lo deh," Arial
"Tapi bukannya dia malah, beruntung mendapatkan mungkin semuanya itu bertanya.
pelajaran yang lebih membuat manusia berpikir." "Banyak, kadang-kadang dia melakukan hal yang
berat dari yang lain?" Dinda memandang teman- "Iya, kejahatan dan kebaikan akan selalu ada untuk baik, kadang-kadang dia
temannya. mempertahankan melakukan hal yang buruk."
"Betul juga, kalo dia memandangnya seperti itu tingkat pemikiran kita sebagai manusia bahwa ada "Dan orang seperti itu harus ada."
berarti jadinya ke masalah lho orang yang jahat, "Bukannya semua manusia begitu?"
sikap." Genta coba menyimpulkan. ada lho orang yang baik...," Genta mencoba Semuanya bertanya-tanya dan menggumam
Riani berteriak kecil, 'Jadi, apa pun itu, cobaan, memperjelas. sendiri, "Enggak tau
kekalahan, kegagalan, tidak Dan ada orang yang di tengahnya," Zafran juga...enggak juga..enggak juga."
akan menjadi sesuatu yang buruk. Tapi tergantung bergumam pelan. "Bingung."
bagaimana kita "Maksudnya?" "Bingung? Nggak jelas. Ngerti tapi bingung? Nggak
bersikap, tergantung bagaimana kita 266 ada jawabnya,"
menyikapinya." "Orang yang selalu bertanya-tanya, masih bingung "Gue ngerti tapi bingung." "Sama!"
"Betul lagi...," Ian mengacungkan jempolnya. antara baik atau jahat," Riani coba menyimpulkan pelan, "Itulah mengapa
"Tapi sikap kan ada yang positif dan ada yang jawab Zafran, "Mungkin di belahan lain sana ada Tuhan memberi
negatif, Ni?" tanya Zafran ke orang yang bingung kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih.
Riani. seperti gue, seperti kita yang kerjanya nanya mulu, Selanjutnya tinggal
"Iya, jadi mungkin contohnya begini. Misalnya kita nyari jawaban." masalah pilihan. Itulah mengapa Tuhan sayang
lagi dapet cobaan, "Gue pikir orang yang selalu bertanya itu harus juga sama makhluknya. Ia
kegagalanlah yang gampang contohnya, kalo kita ada..," Ian menatap menjaga tingkat ketidakjelasan-Nya,
memilih bersikap negatif Zafran. 268
sama kegagalan kita akan meng-aggapnya sebagai "Iya juga, kadang orang itu bingung dia ada di mana ketidakjelasan alam semesta ini dengan
sesuatu yang buruk, dan di antara ketidakjelasan dan ketidakpastian,
sesuatu yang menghalangi jalan kita. Kita seolah bingungnya itu, dia juga memelihara tingkat supaya kita terus belajar tentang apa aja hingga
bikin tembok. Tapi, kalo pertanyaan yang dari dulu akhirnya kita bermuara
kita bersikap positif sama kegagalan kita, kita akan sama dan akan selalu ada sepanjang masa," Zafran pada-Nya. Kalau kita perhatikan, enggak pernah ada
menganggapnya tersenyum dan satu yang pasti
sebagai suatu pelajaran yang amat berharga yang menatap kosong. "Jadi, kalo menurut gue, iseng- banget di dunia ini, kecuali ketidakpastian itu
telah Tuhan berikan iseng doang nih, golongan sendiri. Jodoh, rezeki, dan
untuk kita. Kita ibarat bikin pintu ke jalan baru, manusia bisa dibagi jadi tiga." maut, semuanya nggak pasti."
bukannya tembok." Zafran jeda sejenak, "Yang pertama, lo mungkin Riani diam sebentar, lalu meneruskan, "Maut atau
Zafran mengagguk-angguk. lihat orang baik itu seperti kematian bisa kapan aja
"Ada yang pernah bilang...," Genta coba apa? Kadang dia cuma melakukan hal-hal yang baik datangnya...contohnya udah banyak banget.
memperjelas, "Kehidupan adalah aja tanpa dia sadari, "Rezeki? Rezeki katanya ada
10% yang terjadi pada dirimu dan 90% sisanya tanpa pamrih, jadi teladan dan mungkin nggak tiga macam, rezeki yang ada semenjak kita lahir,
adalah bagaimana kamu perlu bertanya untuk apa rezeki yang kita punya
menghadapinya." dia lakukan itu." sekarang, dan rezeki yang ditangguhkan. Jadi,
"Keren...." "Enak tuh jadi orang kayak gitu," Ian nyeletuk. sebenarnya kita punya
"Kalo begitu, sebenarnya Tuhan telah memberi Zafran meneruskan, "Yang kedua, ada orang jahat rezeki yang ditangguhkan, yang kalo kita mau, bisa
kebebasan kepada setiap yang menghalalkan kita kejar." "Nabi
manusia untuk memilih apakah akan bersikap segala cara untuk melakukan kejahatannya. Pasti Muhammad SAW pernah bilang, kalo kamu punya
negatif atau positif terhadap kita pernah nemu deh, unta, serahkanlah
suatu keadaan." Arial berbicara sambil melihat semua yang dia lakukan salah banget. Iri, dengki, unta itu pada Allah. Tapi jangan lupa, unta itu juga
sekitarnya, langit biru di selalu merasa penting, harus
atas Ranu Kumbolo terlihat indah. selalu berpikiran jahat, selalu merendahkan orang diikat "Intinya, jangan pernah nyerah sama
265 lain." keadaan, harus ada usaha,"
"Iya, sesungguhnya setiap manusia memang diberi "Gue nggak mau jadi orang kayak gitu," Ian Genta coba memperjelas.
kebebasan memilih. nyeletuk lagi. "Tul...."
Memilih di persimpangan-persimpangan kecil atau Zafran tersenyum ke Ian dan meneruskan, "Yang Arial menatap teman-temannya, "Kalo soal jodoh,
besar dalam sebuah ketiga, orang yang akan ada temen gue yang udah
'Big Master Plan' yang telah diberikan Tuhan selalu buat pernyataan-pernyataan... seperti Ian pacaran bertahun-tahun, tiba-tiba putus gitu aja,
kepada kita semenjak lahir. tadi, 'Enak tuh jadi orang trus dia ketemu cowok,
baru tiga bulan langsung nikah. Sekarang bahagia ditempuh cahaya dalam satu detik saja." Ian kaget "Yang akhirnya jadi satu energi, seperti peluru yang
dan udah punya anak." sendiri. nembus tembok tadi,"
Zafran coba berargumen, "Tapi ada ada juga lho "Cepet banget." Arial berujar pelan. Dinda tersenyum ke Riani.
temen gue yang udah Riani meneruskan, "Einstein bisa membuktikan kalo "Kalo contoh yang gue baca, keajaiban dari energi
bertahun-tahun pacaran hingga akhirnya menikah, makin cepat gerak atom itu adalah
sekarang udah punya benda, semakin besar massanya, jadinya sebuah peledakan energi satu gram zat aja bisa
anak juga." energi. memberikan listrik buat satu
"Untuk sekarang mereka bahagia, kita harus bilang "Semakin cepat gerak benda, semakin besar provinsi selama satu tahun. Atau...," Riani diam
begitu sebab kita massanya" sejenak
nggak tau pelajaran apa lagi yang akan Tuhan "Bingung..." "Membuat provinsi itu hancur berkeping-keping
berikan sama manusia. Riani menjelaskan lagi, "Kalo kita lempar bola rata dengan tanah hanya
Tuhan kan sayang banget sama kita, Dia akan terus basket lemah ke tembok... dalam hitungan menit! Einstein telah membuka
memberikan hikmahhikmahnya temboknya bisa bolong nggak?" "Nggak!" Zafran pintu kematian sekaligus
pada manusia setiap hari. Membuat kita terus menjawab cepat pintu kehidupan."
belajar agar "Tapi, kalo misalnya kita punya pistol terus kita The Conversation
tidak menjadi sepotong daging yang punya nama tembakin ke tembok, Percakapan terus berlanjut, mencoba mengagumi
yang hanya bisa jalanjalan temboknya bisa bolong nggak?" "Bisa," Arial keindahan dan keajaiban
doang!!!" mengangguk. "Kenapa?" yang telah dibuat oleh makhluk bernama manusia.
"Betul, gue setuju." "Karena gerak peluru sama gerak bola lebih cepat "Energi atom berarti dahsyat sekali ya... Kalo dibuat
"Iya ya, bingung ya, nggak ada yang pasti." peluru," Ian mencoba bom terus bomnya
269 menyimpulkan. buat membunuh umat manusia, salah apa bener
"Mimpi juga sesuatu yang nggak pasti. Tapi, kita "Betul..." Riani menatap teman-temannya yang ya?" "Salah...."
harus punya mimpi. Apa tampak serius. "Kalo dibuat energi untuk jadi listrik yang disalurkan
jadinya kalo orang nggak punya mimpi. Kosong." "Dan, waktu peluru itu tabrakan dengan tembok, ke rumah-rumah,
"Sama aja dengan manusia yang nggak percaya energi yang dihasilkan di bener nggak?" "Bener."
adanya Tuhan... kosong." tabrakan itu akhirnya bisa bikin tembok bolong." "Tapi kan misalnya bom atom yang di Hiroshima,
Semua mendongak melihat langit biru yang megah 271 gara-gara itu perang
menaungi mereka "Energi yang timbul gara-gara kecepatan peluru aja berhenti... jutaan nyawa bisa selamat" "Iya juga,
dalam tanda tanya besar. bisa bolongin ya..." "Relatif lagi."
"Orang jahat dan orang baik juga ciptaan Tuhan, tembok...." 273
mungkin bagian dari "Dengan kata lain, peluru yang membentur tembok "Berarti, balik lagi ke manusianya." "Bukan! Balik
rencana besar-Nya pada manusia." sebagai massanya.. lagi ke pilihan manusia."
"Pada setiap manusia, bukan pada manusia." .dan kecepatan peluru adalah geraknya. Semakin "Iya...."
"Makanya kita punya agama." cepat gerak benda akan "Dengan waktu dan kekuatan yang telah diberikan,
"tul...." semakin besar massanya, kekuatannya...." manusia mau memilih
"Berarti rugi banget dong orang atheis yang nggak "Gue ngerti." Mata Ian berbinar-binar. apa? Kebebasan pilihan sudah diberikan...."
percaya atas "Jadinya...E=mc2, kecepatan kuadrat "Einstein dengan teori relativitasnya bisa
keberadaaan Tuhan. Rugi banget! Sumpah! 344.997.000 meter per detik itu berapa? Itung, membuktikan bahwa massa atau
Ngebayanginnya. aja males." itung." benda-benda adalah sesuatu yang relatif."
"Sesuatu yang pasti di dunia ini adalah Ian mengutak-atik handphonenya lagi. "Jadi semuanya relatif."
ketidakpastian...." "119.022.930.009.000.000 meter per "Materi adalah sesuatu yang relatif karena materi
"Dan Tuhan memelihara ketidakpastian itu pada detik... Gilee...." selalu bergerak... nggak
seluruh umat manusia "E=mc2 itu dalam satuan apa, Ni?" pernah diem." "Kasih contoh dong..."
agar manusia terus belajar, terus bermimpi, dan "Massanya, m dalam gram. Kecepatan cahayanya c "Contohnya kalo lo dari kamar pindah ke ruang
ujung-ujungnya kita akan dalam sentimeter per tamu. Ada materi baru
kembali pada-Nya." detik," yang mengisi tempat di kamar yang lo tinggalin.
"Kayak obrolan sok tau kita barusan," Zafran " 1 meter berapa sentimeter?" Ian bertanya ke Dan, saat lo masuk ruang
tertawa sendiri. teman-temannya "Seratus," tamu ada materi yang pindah lagi karena ada lo
"Sesuatu yang pasti di dunia ini adalah jawab Dinda cepat. "1 gram?" yang masuk mengisi
ketidakpastian... semuanya relatif." "Satu per seribu kilogram," jawab Dinda lagi. tempat di ruang tamu."
"Itu kan Einstein juga ya?" Ian menatap Genta. "Satu Indomie itu beratnya 70 gram...," Ian tampak "Berarti materi selalu bergerak seperti atom yang
Genta mengangguk, "E=mc2" berpikir serius. "Satu sifatnya selalu mengisi
"E=mc2 kan sebenernya tentang bagaimana per tujuh puluh berat Indomie.... Indomie dibagi tempat kosong...."
membuat energi baru?" Ian menjadi tujuh puluh. Kecil "Betul, materi kan terdiri dari atom-atom. Kata
bertanya lagi ke Genta. banget" Einstein, nggak pernah ada
"Energi yang paling dahsyat yang pernah ditemukan Riani mengutak-atik kesimpulan. 'Jadi, dengan suatu benda yang tidak bergerak. Semuanya
manusia," Riani hanya satu gram benda bergerak."
mendesis pelan. atau satu per tujuh puluh kali berat Indomie, bila "Tapi...."
"Energi atom." benda itu bergerak "Untuk tahu bergeraknya sebuah materi, harus ada
"Tul...." dengan kecepatan 119.022.930.009.000.000.000 perbandingan dengan
"Kayak gimana tuh?" atau seratus sembilan belas benda lain yang bergerak juga." "Bingung...."
"E=mc2 penjelasannya tuh gini.... Kalo nggak salah bilyun dua puluh dua trilyun sembilan ratus tiga "Nggak boleh ada kamar lo doang, harus ada ruang
ya...," jabar Riani. "Kita puluh trilyun sembilan tamunya." "Nggak
bisa bikin energi dengan adanya massa dikali- milyar cm per detik...." boleh ada ruang tamunya doang, harus ada kamar
270 "Bayangin aja cepetnya," Arial geleng-geleng lo juga."
kan dengan kuadrat kecepatan cahaya. E nya kepala. "Tapi kan gue bergerak sedikit aja di kamar gue,
energi, yang mau dibikin, mnya, "Peluru aja, yang nggak keliatan, bisa bolongin udah banyak materi yang
massa dalam gram, c-nya kecepatan cahaya" tembok," Genta berpindah tempat Dan waktu juga terus berjalan
"Kecepatan cahaya itu berapa?" tanya Dinda ke menambahkan. "Apalagi kecepatan segitu...." kan? Karena waktu terus
Riani. Riani tersenyum bangga, "Itulah energi atom!" bergerak."
Riani menjelaskan lagi, "Sekitar 344.997 kilometer "Kenapa bisa dibilang energi atom?" tanya Dinda. "Itu dia. Maka timbullah Teori Relativitas Einstein.
per detik atau "Satuan terkecil dari benda namanya apa?" Dia bilang nggak pernah
344.997.000 meter per detik. Itu batas 272 ada sesuatu yang pasti, dia menolak segala
pengetahuan matematis manusia." "Atom." "Sifat atom?" 274
"Gilee, cepat banget," Ian geleng-geleng kepala. "Selalu mengisi tempat kosong." hal yang bersifat mutlak. Sesuatu itu selalu
"Jakarta-Bandung berapa "Dinda bayangin deh, ada suatu benda lewat berubah, terus ber ubah, materi
kilo?" tanya Ian. "180 km." dengan kecepatan tadi. Udah berubah karena gerak."
"Berarti...," Ian mengutak-atik kalkulator di berapa atom yang dilewatin dan diacak-acak dan "The man with the greatest soul will always face the
handphone-nya. berpendar ke segala greatest war with the low
"1916 kali bolak-balik Jakarta Bandung. Atau, kalo arah? Berapa banyak atom yang bergerak mengisi minded persons?
satu mobil kita anggap 4 tempat kosong yang "Kalo diliat dari kesimpulan sih pernyataan itu
meter; berarti 86.249.250 mobil dibarisin panjang dibuat oleh benda yang lewat tadi? Riani mungkin bisa berarti bahwa
dan jarak segitu bisa meneruskan.
kebaikan akan selalu berperang dengan kejahatan. sesuatu yang berjalan sangat cepat maka waktu "Berapa lama lagi kita jalan?"
Betul nggak?" adalah suatu 279
"Nggak tau." ketidakpastian yang sangat besar." "Kalo waktu "Kalo sampai puncak ya masih setengah hari lagi..
"Sekarang gue kayaknya kalo ngeliat sesuatu nggak berhenti?" -"Bukan .tapi nanti malam kita
mau langsung bilang berhenti kali yee..." "Kalo waktu nggak ada?" "Nah ngecamp dulu di Arcopodo."
bener atau salah. Harus dilihat dari sudut pandang lho?" "Masih jauh banget ya?"
mana ngeliatnya." "Iya, kalo nggak ada waktu?" "Hahaha...." "Masih... jauh, nggak pakai banget."
"Betul juga sih." "Kayaknya nggak ada yang relatif, semuanya jadi Mereka sudah siap berjalan lagi. Treg... srrt! Arial
"Nggak juga sih." pasti." "Lo pasti mati mengencangkan
"Tapi nggak juga deh. Pernyataan itu ada benernya, tanggal segini, rezeki lo tuh segini, jodoh lo tuh si carriernya.
ada salahnya juga ini." "Siap?"
sewaktu-waktu. Belum pasti bener, belum pasti "Berarti kita jadi nggak punya pilihan, nggak punya Sebentar mereka menatap Ranu Kumbolo yang
salah juga. Relatif lah." kebebasan memilih." tenang selepas siang, hanya
"Iya relatif." "Bukan nggak punya kebebasan memilih." dalam hitungan jam semuanya telah meninggalkan
"Tuh kan balik ke relativitas lagi. Pada akhirnya "Lo bahkan nggak akan pernah punya kebebasan sepotong keajaiban hati
semuanya emang begitu. sama sekali." mereka di sana.
Einstein sendiri tadi bilang satu-satunya yang pasti "Dan?" "Berdoa dulu."
di dunia ini adalah "Dan manusia nggak akan pernah punya yang Semuanya tertunduk, memejamkan mata. "Yuk...."
ketidakpastian." namanya iman, cita-cita, "Mahameru Ian datang." "Hehehe...."
"Tapi tadi lo bilang pernyataan itu bisa bener juga keinginan, keyakinan, dan mimpi." "Karena "Mahameru mudah-mudahan Ian kuat."
sewaktu-waktu. Berarti semuanya udah pasti." "Mahameru... mudah-mudahan punya tempat buat
ada lagi dimensi waktu yang bisa menimbulkan "Lo nggak akan punya mimpi karena semuanya Ian yang gendut.
ketidakpastian tadi." udah pasti." "Apa Mahameru, terima kasih Ranu Kumbolo-nya ya."
"Waktu...." jadinya..?" Mereka mulai melangkah lagi, mulai berjalan
"Iya, relativitas itu sesuatu menjadi relatif karena 277 meninggalkan Ranu
ada dimensi waktu, "Seonggok daging yang punya nama, bisa jalan- Kumbolo. Rombongan itu langsung disambut oleh
seperti di kamar lo tadi, lo bergerak sedikit aja udah jalan dan berbicara, bukan sebuah bukit tinggi
banyak yang bergerak, sebuah kehidupan." dengan jalan setapak yang menanjak curam
tapi kan waktu juga terus bergerak" "Berarti... karena semuanya udah tau, masa depan membelah kumpulan ilalang
"Apa pun, menjadi relatif kalo ada dimensi waktu." lo, siapa lo nantinya, apa liar yang tumbuh di badan bukit. Tampak beberapa
"Contohnya tadi, sesuatu bisa jadi salah atau bisa yang bakal lo dapet, nggak ada yang namanya pendaki terengahengah
jadi bener tergantung belajar dari pengalaman." membawa barang bawaan yang berat. Sebagian
kapan waktunya sesuatu itu diterapkan." "Demi waktu...." yang lain memilih
"Setuju nggak?" "Demi waktu...." berhenti sebentar di pinggir jalan setapak,
275 "Tapi gue yakin, pasti ada sesuatu yang pasti...yang melepaskan lelah.
"Waktu juga...." nggak bisa ditawar, "Gilee tinggi juga ya...."
"Waktu terus berjalan, ada lagi yang juga terus yang bahkan Albert Einstein nggak bisa jelasin." "Agak curam."
berubah, namanya waktu." Semua anak manusia itu melihat ke langit biru di "Tanjakan cinta."
"Berarti seluruh relativitas Einstein bisa dikalahkan atas Ranu Kumbolo. "Apaan, Ta?"
oleh waktu?" Tersenyum satu sama lain. "Banyak yang menyebut bukit ini tanjakan cinta."
"Bukan dikalahkan." "Iya, yang di atas sana itu satu yang pasti." "Hahaha... kenapa, Ta?"
"Teori Relativitas itu terjadi karena ada waktu. "Tuh kan balik-baliknya pasti ke yang di atas sana." 280
Mungkin kalimatnya bisa Angin yang membelai wajah mereka lembut "Itu, liat aja, Ple. Kalo dari jauh bentuknya kayak
dilanjutin jadi satu-satunya yang pasti di dunia ini menemani hati mereka yang lambang cinta."
adalah ketidakpastian berdoa mengucap syukur. "Iya juga sih."
dan ketidakpastian itu adalah sifat utama dari "Manusia yang nggak percaya sama Tuhan sama Genta meneruskan, "Ada lagi mitos satu yang
sebuah waktu." saja dengan manusia mengatakan kalo kita terus
"Dan, karena waktu adalah sesuatu yang berjalan yang nggak punya mimpi. Cuma seonggok daging mendaki tanpa melihat ke bawah lagi maka segala
sangat cepat maka waktu yang punya nama." mimpi tentang cinta kita
adalah suatu ketidakpastian yang sangat besar." I am enough of an artist to draw freely upon my akan terwujud."
"Bingung?" "Contoh... imagination. Imagination is "Hah yang bener?" mata Ian dan Zafran berbinar-
dong" "Sekarang jam more important than knowledge. Knowledge is binar.
berapa?" "Jam tiga limited. Imagination "Iya, tapi ada satu lagi syaratnya. Selama kita
kurang." "Kurang encircles the world. (Albert Einstein) mendaki harus terus mikirin
berapa?" "Tujuh belas 278 orang yang kita mau itu."
menit." "Hahaha...."
"Tujuh belas menit kurang berapa?" Chapter 08 : A LETTER, A HEART... TO "Serius lo, Ta?"
"Tujuh belas menit kurang- sebelas detik." REMEMBER "Iya nggak tau ya. Itu udah jadi bahan obrolan para
"Sebelas detik kurang berapa?" pendaki Mahameru
"Hah?" ...Tapi aku bilang sekarang sama kamu bahwa cita- dari dulu, gue nggak tau bener apa enggak."
"Mana gue tau?" "Kenapa?" cita kamu itu tercapai... "Asik...," Zafran mulai gila lagi.
"Karena waktu terus berjalan." kamu adalah orang yang paling baik di hati kita, Ian loncat-loncat, "Hore... kalo gue terus mikirin
"Berarti waktu adalah sesuatu yang bergerak titik... cita-cita kamu Happy Salma bisa jadian
terus...." "Iya." tercapai. Dan kamu akan selalu kita kenang di hati dong sama dia."
"Jadinya harus ada seperseratus atau ke mana pun kita "Happy Salma.... Happy Salma..." Genta jadi geleng-
seperseribunya. Baru sampai segitu pergi... geleng, tersenyum kecil,
kan manusia bisa ngitung?" Pukul tiga kurang lima. nyesel sendiri udah bikin dua temannya jadi ngaco
"Kecepatan gerak paling tinggi baru bisa dihitung "Beres-beres dan berangkat." dan berlarian ke bawah
manusia melalui Zafran dan Genta melipat terpal Arial dan Ian bukit, menuju awal jalan setapak tanjakan cinta.
kecepatan cahaya." membereskan kompor Semua tertawa melihat kapur tulis SD yang ceking
276 parafin, Riani dan Dinda tampak membereskan sisa- dan gajah Lampung dari
"Manusia baru sampai ke kecepatan cahaya, yaitu sisa makan siang. Way Kambas loncat-loncat kegirangan.
344.997.000 meter per Keheningan menyelimuti mereka berenam, baru Ian dan Zafran sudah berada di awal jalan setapak.
detik. Itu batas pengetahuan matematis manusia." saja mereka merasa dekat Mereka melambai ke
"Fiuh...." sekali dengan Mahapencipta. belakang, keempat temannya masih berjalan santai.
"Jadi, kalo setiap ada yang tanya sekarang jam Genta berujar ke teman-temannya, "Sampah kita Keduanya saling
berapa?" mana? Masukin di pandang sebelum naik.
"Berarti dia bohong." plastik, jangan dibuang di sini, kita bawa aja, "Gile, Ple, tinggi juga"
"tul...." gantung di luar carrier. "Iya, Yan...." Zafran mengencangkan tali carrier-nya,
"Bohong tak terhingga berapa juta juta juta... multi Jangan pernah ninggalin sampah di gunung." buat gaya sedikit.
mikro... detik." "Ta...." Ian mencoba menirukan Zafran, walaupun
"Karena waktu selalu berjalan, cepat sekali." "Dan "Iya, Yan." sebenarnya dia nggak tau apa
karena waktu adalah maksud Zafran. "Siap, Ple?"
281 "Udah jauh banget lagi," kata mereka sambil Begitu keempat teman tiba, Zafran dan Ian
"Siap!!!" bertatapan. langsung mengulurkan tangan,
Tapi nggak jadi. "Nanti kalo si Genta bohong Keempat teman lain yang masih di bawah membantu Dinda dan Riani yang sudah sampai di
gimana? Masa sih?" terbengong-bengong melihat puncak bukit. Genta
"Ah bodo amat, namanya juga mitos." "Kalo bener mereka berdua. dan Arial menyusul.
gimana hayo?" "Kenapa tuh berdua? Kecapekan?" "Hup... ayo sampe juga."
"Iya juga ya... Happy Salma, Ple. Gile, mimpi aja Arial, Riani, dan Dinda saling berpandangan dan Muka Riani dan Dinda tampak merah menahan
nggak." tersenyum. Tiba-tiba lelah. "Fiuh." Arial dan
"Yuk." tawa ketiganya meledak keras sekali... "Hahaha...." Genta menginjakkan kaki di puncak bukit
"Sip." "Bodoh." itu.
Tapi nggak jadi lagi. "Iya ya, kalo Genta bohong "Bego, hahaha...." Semua langsung bengong melihat pemandangan di
gimana ya, Yan?" "Bodoh, kagak sekolah...." depan.
"Happy Salma juga cuma seksi aja, gue nggak tau "Ancur." "Keren kan?"
orangnya gimana, gue "Kenapa sih?" "Savanna ya?"
kan maunya yang keibuan." "Iya juga ya, Yan." Genta yang masih bingung ikut tertawa kecil "Bukan! Stepa."
"Tapi Yan, apa pun harus kita coba. Kita kan laki- melihat teman-temannya "Savanna!"
laki." "Man gotta do what tertawa gembira sekali. Air mata Arial dan Riani "Stepa! Ya udah savanna dan stepa deh." Debat
man gotta do!" "Iya, apa salahnya nyoba?" sampai keluar, bahu kusir dihentikan. Di bawah
"Nggak ada salahnya, Ple. Yang penting kita usaha." Dinda berguncang. terhampar padang ilalang luas sekali, dengan
"tul...." "Wooy kenapa?" beberapa bukit kecil
"Jadi siap nih?" "Siap." "Yuk." Arial masih tertawa, coba memberi tahu Genta. memagarinya. "Gilee... gue kayak di Afrika."
Keduanya masih terdiam, "Yuk." "Hahaha... gara-gara lo panggil, mereka berdua "Fiuh... Mahameru, Mahameru... banyak banget
"Ya udah, tinggal ngelangkah doang, nggak ada nengok ke bawah kan? kejutannya. Nggak ada
susahnya. Lo sih pake Padahal kalo mau keinginannya tercapai kan nggak yang biasa lagi." Dinda menggeleng-gelengkan
didramatisir." boleh nengok ke kepalanya.
"Eh iya ya, tinggal ngelangkah doang, kayak bawah... hahaha...." Angin padang yang kencang tiba-tiba bertiup,
ngadepin apa aja." Zafran "HAHAHA...," tawa Genta meledak keras sekali membuat ilalang di padang
mulai melangkahkan kakinya. sampai ia terduduk lemas di melambai-lambai bagaikan jutaan rajutan yang
Mereka melangkah mendaki jalan setapak. pinggiran jalan setapak. menyatu indah. Waktu
"Heh, dipikirin orangnya, jangan bengong." "Gue... gue... enggak sengaja. Sumpah! Hahaha... seakan berjalan pelan, sepelan lambaian ilalang di
"Oh iya lupa...," Ian masih bengong. ancur.,.. Gue emang mau bawah mereka.
Mereka terus melangkah sambil berpikir keras. Ian manggil mereka berdua, sumpah nggak sengaja." "Tinggal ada T-rex aja nih sama Raptor... lengkap
memikirkan Happy Ian dan Zafran di ketinggian melihat keempat deh."
Salma hingga keningnya berkerut, Zafran teman mereka di bawah Padang ilalang luas dan bukit-bukit itu membuat Ian
melakukan sedang terpingkal-pingkal. Tak kuasa, keduanya ikut jadi ingat filmnya
282 tersenyum dan Steven Spielberg, Jurassic Park. Arial memandang
hal yang sama, siapa lagi yang dipikirin kalo bukan tertawa keras, menertawai kebodohan mereka ke belakang. Ranu
Dinda. Ber dua terus sendiri. Kumbolo masih terlihat dari ketinggian. Arial
mendaki dan mendaki, barang bawaan terasa "Hahaha... mana udah jauh lagi ya , Ple. Mau melihat ke depannya, padang
semakin bertambah berat, ngulang lagi udah capek." ilalang yang luas masih melambai-lambai tertiup
kaki seperti digantungi pemberat. Setengah bukit 284 angin padang. Arial
tinggi itu telah mereka "Lo aja hahaha... gue mah nggak mau." "Bego lo, merasa sedang berada di dua alam yang berbeda.
lalui, napas kembali terengah-engah, satu-satu Yan... hahaha." "Lo juga... 286
dada mereka tampak naikturun. hahaha." Riani mengeluarkan handycam dan mulai merekam.
"Fiuh, fiuh, fiuh." Atur napas satu-satu. "Wooi bego, gue nggak sengaja. Pengen manggil Arial mencolek
"Capek juga ya, Ple." aja... hahaha...," Genta jadi pundak Riani dan memberikan tanda ke Riani
"Iya, makanya jangan cepet-cepet. Santai aja." geli sendiri. dengan jempolnya, yang
"Gilaa... berat juga mencari "Rese!!!" Ian dan Zafran teriak-teriak dari atas. artinya "lihat ke belakang". Ranu Kumbolo pun
cinta." "Juplee!!!... Ndut!!!. Wooy!!!" "Iya, Taa...." Mereka meneruskan pendakian. Napas mereka terekam dalam ketinggian.
Ian dan Zafran refleks menengok ke bawah, melihat memburu satu-satu, Arial mengarahkan bahu Riani ke depan, padang
Genta yang melawan tanah tinggi dan beban berat di ilalang itu pun terekam
memanggil-manggil mereka. Genta, Arial, Riani, dan punggung. Ian dan Zafran juga. Riani tersenyum ke Arial penuh kagum.
Dinda melambaikan sampai paling duluan di puncak bukit. "Yuk... jangan kelamaan di sini, kita harus terus
tangan. Keempatnya baru mulai mendaki. "Wooi semua! Cepet, cepet!" Zafran dan Ian jalan," Genta mengomando
"Apa, Ta?" melambaikan tangan dari teman-temannya.
"Sampai ketemu di atas bukit ya..," Genta berteriak puncak bukit. "Ok Bos!"
lantang. "Wooi... cepet!" "Nah kita lewat mana?" "Ya turun." "Ke mana?" "Itu
Ian dan Zafran menengok ke bawah, tersenyum dan "Kenapa sih mereka, Mas Ial?" Arinda bertanya jalannya..."
mengacungkan heran pada abangnya. "Kita ngelewatin padang?" mata Zafran berbinar-
jempol. "Hati-hati ya, Ta." "Nggak tau, biasa... dua mahkluk itu emang kadang- binar.
"Ha... ha... ti ha... ti... ya.., Ta...," suara Ian dan kadang suka ajaib." "Atau, kita bisa lewat sana:..," Genta menunjuk ke
Zafran melemah seperti Teriakan-teriakan itu terdengar lagi. Kali ini makin sebelah kiri jalan setapak.
walkman kehabisan baterai. jelas karena jarak Pinggiran bukit terlihat memutar. Di pinggiran
Di mata Zafran, lukisan indah Arinda tiba-tiba lumer mereka makin dekat. "Cepet!!! Cepet, keren nih!!" padang, beberapa pendaki
cat nya, berganti jadi Riani mendongak ke atas. Bayangan Ian dan Zafran terlihat sedang melewati jalan itu.
wanita berbikini ngejreng di stiker hadiah TTS tampak meloncatloncat "Apa bedanya lewat pinggir bukit sama lewat
bertuliskan "menanti di atas bukit. padang?"
kejujuran". Lalu Arinda berubah jadi gadis kalender "Ada apa sih, Ta? Mereka kok excited banget." "Sama aja sih."
pompa air yang "Keren, keren... sumpah keren banget." Teriakan "Lewat padang!" semuanya tiba-tiba teriak. "Tapi
biasanya pake bikini warna norak, berpose di depan Ian dan Zafran makin jelas mana jalan setapaknya?"
motor dengan bulu di telinga. "Itu, jelas...."
ketek yang lupa dicukur. Genta tersenyum penuh arti, tau apa yang Jalan setapak kecil terlihat jelas dari ketinggian,
Dalam bayangan Ian, Happy Salma tiba-tiba dimaksud oleh kedua temannya seperti sebuah garis
berubah menjadi bencong itu. membelah padang luas dan bermuara ke hutan di
taman lawang dengan betis gede, trus jadi Mpok "Iya sih emang ada sesuatu yang keren di atas seberangnya yang
Nori, trus jadi paranormal sana," ujar Genta pelan. menyerupai tembok hidup, menyambut jalan itu.
wanita menor di tabloid hantu, trus jadi kambing Arial, Dinda, dan Riani berhenti sebentar-menengok "Gila, Indonesia punya Afrika kecil."
pake bedak, jadi bebek, ke Genta. Genta "Ada T-rex nggak, Ta?"
jadi kucing, jadi menaikkan alisnya, tersenyum penuh arti. "Ada apa "Ada Raptor...," kata Genta tersenyum.
283 sih?" "Ada T-rex tapi doyannya Teletubbies dikecapin.
mangga, jadi nanas, jadi Mpok Ati... Ya Allah 285 Krupuknya banyak,
towlowng.... Keduanya Genta lagi-lagi hanya tersenyum. karetnya dua, nggak pedes."
terduduk lemas saat itu juga, melihat iba ke bawah. Arial membuat gerakan seperti mau memakan Ian.
287 padang ilalang atau tempat apa pun di dunia ini. antara gelapnya hutan dan pohon-pohon raksasa
"Hahaha...." "Yuk...." Tanpa terasa, di ujung Genta tertidur. Belum
Rombongan itu menuruni jalan setapak yang jalan setapak, hutan lebat terbentang di depan. pernah ia merasakan takut yang amat sangat
mengakhiri bukit itu. Mereka "Fiuh... ada apa lagi di dalam sana? Break? seperti malam itu.
seperti memasuki dunia lain kala tiba di awal jalan 289 Genta melihat ke kedalaman hutan. Tengkuknya
setapak yang membelah "Fiuh," Ian berdiri di akhir jalan setapak yang merinding, mengingat
padang ilalang. membelah padang. Lehernya kejadian yang pernah dia alami. Hanya Arial yang
"Gilee... gue di alam lain." agak mendongak, pohon-pohon besar bak sebuah sudah tahu, temantemannya-
Zafran melihat sekelilingnya, merasa seperti berada benteng hijau megah. bahkan kedua orang tuanya- tidak ada yang tahu.
di antara benangbenang Dari kejauhan, kedalaman hutan seperti menolak "Ta, eh bengong. Lanjut nggak?" Zafran berteriak,
ilalang raksasa setinggi pinggang. Mereka sinar matahari untuk membuyarkan lamunan
menelusuri jalan setapak masuk. Dua pohon besar mengapit jalan setapak. Genta.
yang membelah padang. Leher mereka terus Sebuah gapura ke alam "Oh iya, sori,"
berputar menikmati lain. Dinda menengok ke belakang, ke jalan setapak "Kenapa, Ta?" tanya Riani lembut. "Enggak." Genta
pemandangan sekitar. Dari atas mereka mirip enam yang membelah gurun. mencoba menepis
titik kecil berjalan "Kita masuk ke hutan Bang Genta?" keraguan teman-temannya.
beriringan di antara keindahan alam Mahameru, Genta mengangguk pelan. 291
membelah semesta "Ada apa di sana, Ta?" Zafran mengeluarkan air Matanya kembali beradu dengan pandangan Arial
dengan segala keindahan di sekeliling mereka. mineralnya. Genta terdiam yang langsung
Tak ada yang percaya keindahan telah mendatangi dan menggeleng, matanya menatap kosong menggeleng, yang artinya Genta tangkap sebagai
mereka lagi. Tak ke kedalaman hutan. Menyaksikan sikap Genta, "jangan diceritain
hentinya mereka melihat ke langit sambil semua jadi sekarang, Ta".
mengucap syukur. Angin padang merasa getir di hati. "Fiuh." "Oh iya kita lanjut." Matanya masih tak lepas
yang keras menghantam wajah mereka, jiwa Genta mencoba melihat ke jalan setapak padang menatap Arial.
petualang seperti merasuki ilalang, matanya Arial tersenyum, senyum yang membuat Genta
hati mereka tatkala Puncak Mahameru kembali mengarah ke jalur di atas bukit. Di kejauhan tampak seperti tersadar.
terlihat megah. beberapa pendaki. "Yuk kita lanjut...!"
"Now this is something that you didn't see Mata Genta kembali mengarah ke dalam hutan di "Lo di depan ya, Ta."
everyday...," Zafran berkata ke depannya... tatapannya Arial menepuk bahu Genta, sambil berbisik lirih,
teman-temannya. kosong. Sesaat pandangannya beradu dengan sangat lirih, "Di antara
"Titanic, James Cameron, Di caprio en' Winslet," pandangan Arial yang sejak kita semua, nggak ada yang udah ngabisin 24 jam di
jawab Riani, langsung tadi nggak pernah lepas memperhatikan Genta. hutan ini sendirian
melempar senyum ke arah Zafran. Arial memberikan kecuali elo?
"Gilee... emang quote itu ada di film Titanic, Ni?" pandangan yang seperti pertanyaan. Genta tersenyum kecil.
"Iya, waktu semuanya di sekoci. Titanic tinggal "Waktu itu di hutan ini, Ta?" "Ok...kita masuk hutan. Interval jarak kita masing-
setengah di atas laut, Genta yang sepertinya bisa membaca pikiran Arial masing jangan sampai
setengah lagi tenggelam di tengah samudra." mengangguk pelan. lebih dari dua meter ya, jangan ada yang bengong,
"Padahal gue nggak pernah inget ada quote itu di Memang cuma Arial yang baru diceritain Genta. jangan ada yang
Titanic." Sewaktu pertama kali ke sombong, inget... sekali lagi jangan ada yang
"Jadi lo tadi cuma ngomong sekenanya aja?" Mahameru, Genta pernah tersesat sendirian bengong. Pokoknya ngobrol
"Iya...." hampir satu hari penuh di aja, tentang apa aja."
"Bo'ong lo, Ple!" hutan ini karena salah jalur. Di hutan ini semua jalur "Nyanyi boleh?"
"Sumpah! Wah berarti gue ada bakat jadi sutradara seperti sama sehingga Genta tersenyum mendengar pertanyaan Zafran.
nih." "Hahaha... itu membuat Genta bingung harus melangkah ke "Boleh, tapi jangan keraskeras."
kan cuma deja vu aja." Ian ngakak ngeliat Zafran sok mana. Kejadian tadi "Iya kan di hutan lindung ada nenek sihir yang terus
tau. membuat dia sedikit trauma, ingatannya kembali ke bertanya '...di mana
288 tiga tahun yang lalu. anakku, di mana anakku...."
"Bukan dong! Itu berarti Serendipity," Zafran Hutan yang masih persis sama. Waktu itu, entah Ian menirukan nenek sihir yang suka ada di hutan
keukeuh sekaligus ngasal. kenapa ia tiba-tiba lindung dalam film
"Lagian kan yang nulis itu ya penulisnya, bukan merasa sendirian dan teman sependakiannya yang Boneka Si Unyil.
sutradara, He!" hanya berjarak lima "Eh, jangan bercanda yang enggak-enggak di
"Tapi yang paling terkenal di mana-mana kan meter di depannya, tiba-tiba menghilang gunung."
sutradaranya, gue kan ada 290 Riani menepuk pundak Ian, "Tau lo, Yan."
bakat terkenal." seperti di telan bumi. Ia sudah coba berteriak, tapi Tampang Genta tampak serius melihat Ian. Ian
"Gile, keren juga yaa... vokalis sekaligus sutradara, tak ada jawaban. Hanya langsung diem, lehernya
jarang-jarang ada kayak desir angin dan gelapnya hutan yang menjawab mendongak ke langit, batinnya berucap lagi, Maap
gitu tuh. Wah keren... iya ah gue mau jadi teriakannya. Ia coba ya.
sutradara." mengikuti arah matahari, tapi tetap aja berputar- Sebelum berjalan, Genta melihat lagi ke Arial yang
Zafran meneruskan, "Film pertama yang man gue putar karena semuanya hanya menanggapinya
buat..." "Film iklan kasur hampir sama. Genta nggak habis pikir, keanehan- dengan mengangkat alisnya. Telunjuknya tampak
air..." Genta nggak kuat lagi mau nyela. Ian keanehan yang sering menyentuh keningnya
menambahkan, "Film iklan dialami sesama pendaki gunung ternyata terjadi berulang-ulang.
barang-barang fitness yang bo'ong mulu." juga pada dirinya. Ia terus 292
"Bukan... film iklan yang buat gedein itu tuh...," mencoba mengikuti jalan setapak dan memberi Iya, apa yang gue takutin kalo gue bilang bisa, gue
Genta melirik ke perut Ian. tanda kecil pada tiap pasti bisa, Genta berkata
Arial tersenyum geli, lalu menepuk perut Ian. "Iya, persimpangan-tetap saja ia berputar dan kembali dalam hati.
yang produknya Ian ke tempat semula. "Yuk... mari kita kemon, gue di depan, abis itu Riani,
salah pake, harusnya dipake di dada tapi dia pake di Genta mencoba tidak panik, terus berteriak Dinda, Ian, Zafran,
perut, jadi perutnya memanggil, dan tetap berdoa dan terakhir Rambo... oke?"
deh yang tambah gede." hingga malam datang. Malam itu dingin dan sepi "Siip!" Arial memberikan senyum mantapnya ke
"Hahaha...." sekali, suara-suara Genta yang sedikit
"Rese...." Ian tersenyum bego. makhluk malam dan desir angin membuat membuat semangat dalam diri Genta.
Zafran menatap serius temen-temennya, dan tengkuknya terus merinding. "Yuk berangkat."
berkata agak keras, "Sialan Untuk satu malam Genta mencoba bertahan di "Inget.. jangan bengong, jangan sombong, interval
lo... nggak! Gue mau bikin film judulnya.... hutan yang dingin dan masing-masing dua
"Achilles di Mahameru." gelap, hanya dengan deeping bag. Makanan dan meter, jangan lebih," Genta kembali mengingatkan,
"Jangan ada yang muntah semuanya!" airnya yang sudah dilanjutkan dengan
Mereka tertawa. Tawa mereka terdengar sayup- menipis akhirnya habis sehingga ia terpaksa mengayun melangkah tanpa menengok ke belakang
sayup terbawa angin menelan pasta gigi dan daundaunan lagi.
padang. Dari atas, canda mereka seolah mengisi guna menghilangkan rasa lapar yang Riani sedikit bertatapan dengan Zafran. Mata Riani
keluasan hati padang mencengkeram perutnya. Di memberikan lirikan
ilalang, mengisi keluasan hati mereka yang pastinya malam itu Genta merasakan takut yang amat dan tolehan yang menunjuk ke Genta, yang
jauh lebih luas dari sangat, hingga akhirnya di ditangkap sebagai "kenapa
dia?" "Semuanyaaaa...," Ian melihat ke belakang percaya deh?
"Iya, nggak biasanya..!," jawab Zafran pendek dan sebentar. "Harus nyanyi Mereka berjalan lagi di antara jalan setapak yang
pelan. soundtrack-nya Dufan, tapi pelan-pelan... kan lagi di penuh dengan ilalang
Rombongan itu memasuki hutan yang mulai hutan. Oke?" dan edelweis. Tak henti-hentinya mereka
menggelap, sinar matahari Ian menatap ke atas, langit cuma terlihat sedikit mengagumi sekeliling yang penuh
selepas siang seperti enggan menembus dedaunan karena tertutup dedaunan bunga edelweis... membuat suasana kuning hangat
lebat. Genta terus hutan. Ian berkata dalam hati menatap ke atas matahari sore dan
berjalan di depan, terus mencoba fokus ke jalan sambil memelas, Boleh ya? putihnya edelweis berpadu indah.
setapak dan kompas yang Ian lalu tersenyum. Keindahan taman bunga, ini membuat Zafran
di pegangnya. Sesekali ia menengok ke belakang, "Mulai!" Soundtrack Dufan pun terdengar pelan di pengen nyanyi
melihat apakah temantemannya antara kerimbunan lagi.
masih lengkap. Riani, Dinda, Ian, Zafran, Arial. hutan. Kulangkahkan kakiku melewati waktu...
Dicermatinya Ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne Bersama dengan bunga taman hatiku...
mereka berulang-ulang. ne ne Yang selalu menemani... mimpi-mimpi ini..
Genta terus melangkah melewati jalan setapak Masuki dunia fantasi.. dunia Di dalam hati dan dalam jiwaku.
yang semakin dalam ke ajaib penuh pesona... dunia Bagaikan bunga bunga ditaman yang sangat indah...
hutan, semakin dalam, semakin dalam. Genta sensasi penuh atraksi.. Semerbak wangi tercium dalam cinta, kan kubawa
tercekat dalam hati, rekreasi untuk keluarga... kau terbang ke
sepertinya ini jalan udah kita lewatin tadi? Genta marilah kita pergi sekeluarga atas sana berdua kita raih bulan dan bintang...
melihat ke belakang lagi, ke dunia fantasi kita... Dunia fantasi kita (Rindu, Planet Bumi)
semua di hutan itu tampak sama. Genta mencoba Ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne Zafran tak lepas melihat sosok Dinda di depannya.
tetap fokus ke ne ne Entah kenapa sesuatu
kompasnya, tapi puncak arah sana bener kok, jalan Semua tertawa kecil, rombongan ini emang suka tiba-tiba muncul di kepalanya. Sesuatu yang sangat
aja terus, jalan terus mengeksekusi hal-hal indah, yang
fokus... fokus... fokus.... yang nggak mungkin. Genta mulai agak santai konsekuensinya harus membuat seorang laki-laki
Sama lagi jalannya... sekarang, hatinya sedikit pada akhirnya harus
Pohonnya sama.... berteduh di antara panas otaknya Mereka terus memutuskan, harus bertanya, harus bilang, apa pun
293 melangkah. Genta mulai yang terjadi harus
Sama lagi jalannya, Genta merasakan hal yang mantap dengan kompasnya, hanya benda ini yang bilang, setiap laki-laki memang
nggak enak di hatinya. Ia dia percaya, bukan 297
nggak peduli pada keadaan, mata dan hatinya penglihatannya. Soundtrack Dufan terdengar punya saat saat seperti ini...selanjutnya? Belum ada
hanya percaya ke kompas, sayup-sayup di antara lebat yang tahu Zafran
sesekali dia menengok ke belakang, menghitung hutan Mahameru. tersenyum mantap melihat Arinda di depannya
teman-temannya. "Edelweis!" tersenyum manis sekali
"Lengkap! Ruh...." "Mana?" mengaggumi bunga edelweis.
Dia nggak mau sesuatu yang enggak enak, yang "Itu edelweis... kan?" Edelweisku..., batin Zafran dalam hati. (Zafran jadi
pernah dialaminya 295 penyair
menimpa ke teman-temannya. Sudah hampir satu "Bunga Abadi...." "Iya." lagi)
jam lebih mereka "Mana?" Genta berteriak girang, hatinya berteriak, Tak terasa langkah mereka semakin berat
berjalan, Genta menengok ke belakang, tampak Ian bunga edelweiss adalah kelelahan, pelan-pelan kembali
dan Zafran bercanda. tanda bahwa jalan mereka tidak salah dan mereka memasuki rangka dan sendi-sendi mereka.
Muka lelah Riani dan Dinda tersenyum. Genta sudah keluar dari hutan. Keindahan di sekitar membuat
menghitung lagi. Riani, "Iya... Edelweis... bener...." mereka lupa akan kekuatan fisik yang semakin
Dinda, Ian, Zafran, Arial. Riani, Dinda, Ian, Zafran, Mereka seperti keluar dari sebuah hanggar raksasa, menurun. Keindahan
Arial. Tapi, tiba-tiba ia matahari sore kembali memang salah satu yang ditawarkan oleh alam
mem-batin heran, kok Teletubbies bisa ada di bersinar terang menerangi jalan setapak yang pegunungan, tapi bisa juga
belakangnya? Tersenyum sekarang penuh dengan membunuh pelan-pelan karena manusia yang
manis dengan pipinya yang tembem. ilalang kecil setinggi lutut dan bunga edelweis di terlalu terpesona akhirnya
"Alo Boss... asem amat muke lu" Ian berujar ke mana mana. bisa melupakan batas-batas kelemahan tubuhnya.
Genta. "Wow...." Mereka terus berjalan dan berjalan, pohon-pohon
Genta tersenyum ke Ian. "Ngapain lo... pindah- "Edelweis." di sekitar mereka tampak
pindah? Dibilang jangan "Jangan dipetik ya...," suara berat Arial seperti berdebu tebal dan menghitam. Jalan setapak itu
pindah." mengingatkan. "Iya, nggak pun hampir berakhir. Di
"Lo bilang jangan bengong, lo bengong mulu dari nggak dipetik." "Satu boleh?" depan mereka terlihat jalan setapak mulai
tadi. Diem aja, makanya Semuanya menggeleng, walaupun gelengan itu memutus.
Ian datang menghibur... hehehe...." nggak niat, cuma mereka "Kita break di sini."
Genta menoleh ke belakang, teman-temannya udah janji nggak mau metik. Mereka kini berada di ujung pinggiran bukit, di
tampak ter-senyum melihat "Diperiksa nanti di bawah ya, Ta?" tanya Zafran. depan tampak lembah
keduanya. Genta membalas senyum itu. Genta mengangguk. "Iya diperiksa. Tapi biasanya di kecil menganga seperti bekas sungai yang tak
"Iya yah guenya malah bengong," kata Genta dalam Ranu Kumbolo udah berair. Pasir di mana-mana,
hati diperiksa." potongan pohon besar sekali dengan akarnya yang
"Alo... saya Ian, marketing Dufan... sekaligus sebuah "Trus kalo ketahuan?" masih terlihat tercabut
branded baru dari "Ya kayak di mana-mana, harus balikin lagi ke paksa dari tanah, pohon-pohon mati tampak
Dufan, yaitu gajah bledug warna ungu yang bisa tempat metiknya." melintang di jurang dalam
ngomong, tapi bukan "Kalo di sini, diceburin ke Ranu Kumbolo." seperti bekas sungai tersebut. Di sebelah kiri, agak
Teletubbies. Untuk diketahui, gajah bledug "Hah? jauh tampak aliran
merupakan salah satu wahana Genta dan Arial mengangguk. "Biarpun sudah sungai itu berbelok memasuki hutan gelap, dan di
favorit di Dufan. Membuat gajah bledug juga sampe bawah... harus atasnya Mahameru
gampang, semenjak anakanak balikin? "Yup." terlihat semakin jelas dengan galir-galir pasirnya.
gajah bledug harus direndem dalam minyak tanah "Tapi banyak juga yang bandel... yang katanya Pohon-pohon besar
supaya melar dan pencinta alam malah pamer tampak bergelayut hampir jatuh, membuat suasana
menjadi besar seperti saya. Lalu, ulaskan sedikit punya edelweis, pamer bangga ke semua di bekas aliran sungai
krim pembesar anu pada orang bisa lewat pemeriksaan edelweis. itu terlihat menyeramkan, daun- daun pohon
perutnya dan jadilah gajah bledug. Trus kenapa 296 tampak menghitam dan
warnanya ungu? Mudah Genta tersenyum getir. Matanya menatap edelweis berdebu. Sepilas semua di situ terlihat hanya hitam
saja, kasih jus terong tiap pagi Tertarik menikmati yang putih bersih putih menambah kesan
wahana gajah bledug? bergerombol diterpa hangatnya matahari sore. mistis dan menyeramkan. Semuanya menarik napas
Datanglah ke Dunia Fantasi, saya ada penawaran "Yuk jalan lagi." panjang, bulu kuduk
baru bulan ini... masuk "Ntar dulu kek? Ian masih sibuk motret edelweis, mereka berdiri.
dua bayar satu dengan syarat..." Riani sibuk merekam. "Tempat ini menyeramkan."
294 "Lo mau kemaleman di sini?" "Nggak? 298
"Apa?" Genta tersenyum nggak bisa menahan "Ya udah jalan. Di sepanjang jalan ini semuanya "Ih, tempat apa ini?" "Serem banget..." "Sumpah
tawanya melihat tingkah Ian. penuh bunga edelweis... gue merinding!'' "Kita di...
Kalimati." Kalimati." Hujan abu turun lagi. Riani masih terduduk lemas.
"Di Kalimati, dari sini kita bisa ngerasain Mahameru Ian merinding lagi melihat sekitarnya, sinar Dinda memijit-mijit
bergetar dan matahari mulai melemah, kakinya.
ngeluarin...." langit tampak membiru kehitaman menunggu "Kaki gue jelek banget... Sumpah!"
Belum habis Genta berbicara... Brr... kreteeek... malam. Ujung Kalimati Riani tersenyum enggan melihat kakinya yang
kreteek... kreeetek. Brr... yang membelok menggelap menembus kedalaman dihiasi bekas hitam dan biru
kreeteeek. Partikel abu kecil hitam tampak hutan. di mana mana. Semua tersenyum melihat Riani
menghitam jatuh dari langit. Sumpah, serem banget, batin Ian. ngata-ngatain kakinya
"Tttt.. aa... Taaa...," kelima temannya berteriak Mereka mulai menuruni tebing Kalimati yang curam sendiri.
panik, wajah mereka tampak hanya dengan "Kita kebanyakan jalan, kurang break."
memendam ketakutan. berpegangan pada akar pohon hingga sampai di "Iya yah... kemarin kita break mulu, sekarang nggak
Daun-daun tampak bergoyang, sebagian jatuh. dasar Kalimati. berhenti-berhenti."
"Subhanallah...." "Gile banyak amat merindingnya di sini." "Pemandanganya tadi bikin kita terhipnotis... keren
Semua merasa sesuatu seperti abu dan batu kecil Zafran melihat ke sekitar, ia seperti berada di alam banget di mana-mana."
menimpa wajah dan mistis di dasar kali "Tapi sebenarnya badan kita minta istirahat."
kepala mereka. Partikel-partikel abu kecil beradu dengan tebing di depan dan belakangnya. Pohon- "Gila gue pernah kram, tapi nggak pernah sehebat
dengan badan mereka. pohon besar yang ini sakitnya, nggak mau
"Hujan... hujan abu?" tergeletak mati dengan akar yang masih beriapan. lagi deh gue. Tadi tuh bos-nya kram," ujar Riani.
Genta memejamkan matanya., mengambil Ia melihat lebih lama ke "Iya, kram karena capek banget..nggak biasa."
kacamata. "Gentleman wear belokan alur sungai yang menuju ke hutan gelap di "Janganjangan...."
your glasses...? "Hu... hu... jan de... de... bu..., Ta?" samping kirinya, Zafran cepat melepas sepatunya. "Ih... ya
"Iya.. Mahameru semakin Dibayangkannya apabila lahar seperti air bah ampun." Kaos kaki putih Zafran penuh darah. "Ih....
dekat" "Nggak apa apa nih, Ta?" datang begitu saja dan Juple, lepas."
"Ini salah satu petualangan di Mahameru, kita bisa memenuhi Kalimati. Zafran jadi malas meneruskan "Lecet gue!"
ngerasain hujan abu, imajinasinya. Udara dingin yang datang dan menerpa lecetnya
Mahameru masih aktif sampai sekarang. Kita nggak Semua melihat sekeliling. Dari ketinggian mereka membuat Zafran meringis.
pernah tau." berenam terlihat kecil Ia membuka kaos kakinya pelan sekali. Zafran
Semuanya merinding merasakan hujan abu. Sejenak sekali seperti berada di dalam pipa alam besar meringis menahan sakit kala
semua terdiam terbuka. Hitam putih penuh kaos kakinya melewati bekas lecetnya.
menatap Mahameru yang gagah dengan pasir di dengan aroma mistis. Angin sore perlahan bertiup. "Ya ampun...," Dinda meringis.
mana-mana... sampai "Kaki gue!!!!" Riani tiba-tiba terjatuh. Berat Lecet Zafran tampak melebar dan mengeluarkan
sesak memenuhi Kalimati. carriernya. menahan sedikit nanah dan banyak
"Pantes namanya Kalimati." punggungnya jatuh langsung menghantam dasar darah.
"Kenapa?" Kalimati. "Kok nggak terasa ya? Gawat..," Zafran bengong
"Iya, kalinya kan udah mati." "Riani...!!!" melihat lecetnya.
299 Riani tergeletak di dasar Kalimati. "Riani!!!" 303
"Nggak ada airnya ... cuma pasir." Rombongan itu pun mengerubungi Riani. "Betadine, perban, cepet.. cepet." Genta berteriak
Genta mencoba menjelaskan pernyataan teman- "Kenapa?" agak panik. "Untung lo
temannya. "Kaki gue tiba-tiba sakit banget, sumpah. Ya ampun liat, Ple...."
"Betul, tapi sebenarnya ini bukan kali untuk air, sakit banget... "Bisa nggak kerasa, banjir darah ini di kaki gue,"
Kalimati ini terbentuk Sakiiiiit!" Zafran meringis.
karena aliran lahar Mahameru yang dulu meletus 301 Genta bergidik dan memperhatikan teman-
dan terus turun ke "Tenang, buka sepatunya...," Zafran cepat temannya satu-satu, melihat
bawah hingga membentuk seperti aliran sungai membuka sepatu Riani, kaki Zafran yang berdarah, hatinya merasa
atau kali." membuka kaos kakinya. bersalah. "Yang lain nggak ada
"Dan sekarang kali itu mati karena laharnya telah "Ihh..." Semuanya bergidik. Riani ikut bergidik. yang aneh kan di kakinya?" "Enggak."
mengendap atau Kaki putihnya tampak membiru hitam di mana "Tapi nanti aja diliat."
menjadi pasir...," Zafran coba menyimpulkan. mana. Urat-urat biru Angin sore bertiup kencang sekali.
"Betul!" tampak menonjol jelas, bekas-bekas kapalan seperti "Su... su... mpah di... dingin banget, badan gue
"Jadi, waktu meletus lahar yang lewat se... se... menghitam. kayak ditusuk-tusuk."
sebesar aliran kali ini?" "Kaki gue kenapa?" Wajahnya masih meringis Udara menjelang magrib menyapu mereka.
Genta mengangguk, "Itu yang gue tau." "Gile...." menahan sakit. "Ple... lo nggak pa-pa kan? Maksud gue nggak
Semuanya melihat dari pinggir tebing Kalimati yang Riani nggak percaya melihat kakinya yang penuh pusing-pusing? Darah lo
tingginya sekitar lima warna gelap. banyak yang keluar tuh." Arial memegang bahu
meter dari dasar. Lebar Kalimati di depan mereka "Kebanyakan jalan." "Nggak apa kok? Zafran.
hampir delapan meter "Sakiiiit..." teriakan Riani terngiang pelan di "Nggak...! nggak pa-pa... bener. Gue cuma perlu
lebih dengan banyak pasir di bawahnya. Kalimati. "Cuma kram...." istirahat."
"Trus kita nyebrang ke sana?" Zafran menunjuk ke Arial mencengkram telapak Riani dan "Kita semua., harus istirahat..."
tebing seberang sungai membengkokkannya ke arah dalam. "Kita nggak langsung ke puncak malam ini kan, Ta?"
dengan hutan cemara dan pinus yang menghitam "Lurisin, Ni... jangan bengkok." "Ah... ah... sakit "Enggak lah, nggak mungkin... dari pertama
berdebu. banget" rencananya emang kita ngecamp
Genta mengangguk. "Shhh... tenang..., Ni...." Arial terus dulu malam ini,... ngumpulin tenaga."
"Lewat mana, Ta?" membengkokkan telapak Riani. "Dingin apa nih?" Angin sangat dingin kembali
"Turun ke bawah, ke Kalimati." Aliran darah mulai berjalan lancar, terlihat dari melewati mereka.
"Udah tempatnya seserem ini, namanya Kalimati muka Riani yang tampak "Yuk berangkat!" Zafran memakai sandalnya,
lagi." tidak kesakitan lagi. "Fiuh... fiuh...." sepatunya ia gantung di
Semuanya bergidik melihat ke bawah kali yang "Minum, Ni...," Ian mengacungkan botol air carrier.
penuh dengan pasir dan mineralnya. Riahi membasahi "Mbak Riani gimana?" Dinda masih melihat iba ke
sisa-sisa pohon yang melintang. tenggorokannya Sejuk air di tenggorokannya Riani.
"Ih... Kalimati...." Semua merinding. membuat badannya sedikit "Udah kok... yuk berangkat... gue juga enggak mau
"Jam lima lebih... hampir setengah enam," Genta lega "Fiuh...." lama-lama di sini.
berujar kalem. Tarikan napas panjang lega mereka berenam Tambah lama tambah serem...," ujar Riani sambil
Keadaan di Kalimati mulai menggelap. Sore yang terdengar jelas di dasar melihat sekitar,
mistis dengan angin Kalimati. kedalaman hutan di kejauhan makin tidak ter-lihat,
gunung yang keras dan hujan abu yang menimpa "Istirahat sebentar aja dulu." "Di sini?" tanya Ian tersapu gelap.
mereka. segan. "Oh iya... Semuanya pegang senter dulu."
"Jalan lagi yuk, jangan sampai kemaleman. Sebelum 302 "Udah!"
malam kita harus udah Genta menengok ke kiri-kanannya. Hatinya juga 304
di camp." malas istirahat di dasar "Yuk."
300 Kalimati dengan pemandangan yang menyeramkan Rombongan itu melangkah lagi, naik ke tebing
"Yuk." itu. Genta mengangkat Kalimati dan memasuki
"Gue juga nggak mau lama-lama di sini, jangan bahunya sedetik. hutan cemara yang sudah mulai menggelap,
sampai kemaleman di "Terpaksa." mereka terus berjalan
melewati dalam hutan, keluar melewati sebuah Genta menarik napas lega. Matanya menangkap "Dari yang pernah gue baca tentang Mahameru,
padang ilalang kecil. Malam sebuah tanah kosong memang ada beberapa
pun segera datang menyambut Mereka terus cukup luas yang dari tadi ia cari. Tanah itu lebih dari orang yang pernah melihat patung arca kembar itu
mendaki masuk ke cukup untuk ukuran di sini. Tapi dari
kedalaman hutan. tendanya yang besar. kesaksian mereka, kadang-kadang orang yang
Treq. Genta menyalakan senternya... diikuti yang 306 tadinya biasa-biasa aja juga
lain "Fiuh... ketemu juga tempat buat nge-camp!" bisa melihat kalo mendadak saat itu diberi
"Fiuh udah malam." Buk! Genta menurunkan carrier-nya, terduduk anugerah untuk itu."
Gelap sekali. Pohon-pohon besar dan cemara lemas kelelahan, entah "Oh."
tampak meng hitam, sesekali kenapa kepalanya sedikit pusing malam itu. "Menurut mereka yang bisa melihat, sebesar apa
hujan abu turun, ribuan atau bahkan puluhan ribu Malam itu Arcopodo seperti perkampungan kecil patung arca kembar itu?"
partikelnya tampak para pendaki. Malam tanya Zafran.
jelas berjatuhan terkena lampu senter Kegelapan yang dingin pun menjadi hangat karena banyak 308
hutan dan malam yang pendaki yang Genta tersenyum, matanya berputar melihat ke
dingin membuat bulu kuduk berdiri. bercengkerama mondar-mandir di antara nyala api sekitar Arcopodo. Daundaun
"Deket-deket aja ya jalannya dan jangan ada yang unggun dan pohon cemara tampak menghitam terbungkus malam.
bengong," Genta cemara. Kehangatan yang tidak biasa mereka "Macam-macam. Ada yang bilang sebesar anak
menatap teman-temannya satu-satu. temukan di ketinggian kecil, ada yang bilang
Mereka melewati padang ilalang yang kecil lagi, seperti ini. Sesekali mereka mendengar tawa segede manusia dewasa, tapi ada juga yang bilang
pemandangan di sekitar renyah para pendaki. Setelah besar sekali sampai
mereka sangat gelap membuat semuanya terdiam mendirikan tenda dan membuat api unggun kecil terlihat dari Kalimati. Dan, saking besarnya ada
Genta jadi ingat kembali mereka pun makan yang pernah melihat dari
kesendiriannya di hutan. malam. tempat kita nge-camp sekarang ini. Kita sedang
"Ta, liat Ta...." Ian berkata pelan sambil menunjuk "Semua harus makan banyak malam ini, kita perlu berada di pangkuannya."
ke bukit cemara dengan tenaga ekstra. Yang Pori-pori keenam anak manusia di rombongan kecil
beberapa cahaya kecil di depan mereka, nggak doyan makan tetap harus makan," perintah itu membesar, tarikan
"Arcopodo...!" Genta menunjuk daerah tempat Genta. napas panjang jelas terdengar.
cahaya cahaya kecil tadi Dengan baju yang berlapis-lapis, malam itu mereka "Merinding gue," Zafran mengangkat bahunya
muncul. mencoba melawan sedetik dan mengedarkan
"Kita nge-camp di sana, di antara pohon, nggak hawa dingin yang luar biasa. Untungnya, pandangan ke seputar Arcopodo.
terlalu dingin," Wajah kehangatan tawa dan banyaknya "Sama!"
Genta tampak pucat, uap dingin keluar dari pendaki di sekitar mereka sedikit mengurangi Rombongan kecil itu saling memandang satu sama
mulutnya, terpaan angin dingin. lain, juga ke sekitar
"Lo capek, Ta?" Arial menatap Genta tajam. "Ki... ki... ta u... u... dah ting... gi ba... nget ya...." hutan cemara dan langit malam yang penuh dengan
Genta diam saja. Dia memang mulai merasa lelah "Udah di bawah lima derajat kari ya?" bintang. Udara
sekali, tapi dia tahu "Udah di tiga ribu meter." dingin menerpa wajah mereka. Rambut-rambut
kelima temannya ini mengandalkan dirinya, dia Genta mengangguk. kecil sedikit beriapan
nggak boleh menurunkan "Makanya udah tipis udaranya, mulai susah napas." tertiup angin malam Arcopodo. Genta secepatnya
mental mereka. Untuk sekarang Genta adalah Zafran menyalakan mencoba mengakhiri
pemimpin di rombongan api unggun dan mengamati sekitarnya-hutan obrolan yang bernuansa mistis Itu.
kecil ini dan pada saat ini dia nggak boleh ngeluh, cemara di ketinggian itu "Rebus aja air yang banyak, bikin teh manis untuk
nggak boleh ngomong yang tampak memberikan aroma alam yang lain. nanti malam."
'nggak tau', dan nggak boleh nggak bisa ngambil "Kenapa daerah ini namanya Arcopodo, Ta?" tanya "Nanti malam memang ada apa?"
keputusan. Zafran. "Asal katanya "Nanti malam kita naik... ke Mahameru."
30) dari bahasa Jawa Arco atau. Arca yang artinya "Jam berapa?"
"Semakin ke atas semakin tipis udaranya, napas jadi patung, dan podo yang "Sekarang jam berapa?"
agak susah." "Iya..." artinya sama atau kembar...." "Maksudnya?" "Jam delapan kurang sepuluh."
"Ya ampun dingin banget" Sebelum Genta menjawab, Ian langsung "Berarti kita harus udah tidur sebelum jam
Mereka mulai mendaki bukit hutan cemara itu. menyimpulkan, "Berarti di sini ada sembilan... nggak ada yang
Cahaya-cahaya kecil senter patung atau arca yang kembar atau sama. Bener ngobrol-ngobrol lagi, semuanya tidur."
dan api di punggung bukit membuat mereka nggak, Ta?" "Kita punya waktu istirahat lima jam lebih. Kita
merasa sedikit lega. 307 nanti bangun jam setengah
Seenggaknya tidak sendirianlah, Zafran berkata Genta tersenyum dan mengangguk. "Ooo..." tiga dan langsung naik.... Kita harus istirahat supaya
dalam hati. Genta terus menjelaskan, "Di sini, di Arcopodo, bisa sampai ke
Mereka terus mendaki dan akhirnya bernapas lega, memang ada dua buah puncak."
melewati beberapa patung atau arca kembar peninggalan kerajaan 309
tenda kecil dengan para pendaki yang Jawa tempo dulu." Genta diam sejenak, lalu meneruskan, "Tinggal
bercengkerama mengitari api "Asik... kita bisa ngeliat dong patungnya." Mata dalam hitungan jam kita
unggun, menyambut mereka dengan anggukan dan Zafran berbinar-binar. sampai puncak."
senyum. "Patungnya ada di mana? Mau dong ngeliat." "Nanti kita ke puncak bawa back-pack kecil aja kan,
"Fiuh...," semuanya menarik napas lega. Kecuali Genta, yang lain Ta? tanya Arial.
"Ketemu manusia juga" mengedarkan pandangan ke sekitar. "Iya."
Entah kenapa, biarpun nggak ada satu pun yang Genta tersenyum sedikit. "Ha?" Riani bengong.
mereka kenal di situ, "Kita nggak bakal bisa ngeliat patung itu...." "Jadi kita ke atas cuma bawa back-pack aja, Ta?"
semuanya seperti kawan yang lama hilang dan baru "Yaa... kenapa? Udah hilang atau rusak ya?" Kelima "Iya, isi aja sama makanan,
ketemu lagi. Ada temannya tampak air, dan P3K, kamera atau handycam."
kebersamaan di situ. Salah satu pendaki tersenyum kecewa. "Semua yang lain tinggal di tenda." "Kenapa, Ta?"
menegur Genta. "Enggak, masih ada, masih utuh, masih bagus tanya Ian.
"Baru sampai, Mas?" malah," jawab Genta. "Semuanya begitu. Tinggal di tenda. Dari dulu
"Oh iya, Mas," jawab Genta. "Trus kenapa nggak bisa diliat?" Riani makin semua pendaki begitu.
Rombongan itu lewat di antara tenda-tenda dengan penasaran. Terlalu berat ke atas bawa carrier, medannya juga
beberapa pendaki, "Patung arca itu memang ada di sini dari dulu. Tapi nggak mungkin.
kebanyakan berusia muda-memperhatikan mereka sejak dibuat, patung Beratnya carrier bisa bikin celaka, kecuali kita udah
satu per satu. Wajah itu memang hanya diperuntukkan bagi mereka yang biasa."
mereka agak kaget campur salut ketika melihat memiliki kelebihan: "Segitunya, ya."
Riani dan Dinda-sesuatu bisa 'melihat' yang orang biasa tidak lihat." Jari-jari "Jadi semua ditinggal di sini? Di tenda, sama tenda-
yang membuat Riani dan Dinda merasa senang tangan Genta tenda-nya?" "Iya."
sekali malam itu. membentuk tanda kutip pada kata melihat. "Kalo ada yang ngambil barang-barang kita?" "Siapa
Seorang pendaki wanita yang sedang merebus air "Oh.... yang berani? Di
tiba-tiba berdiri dan "Tapi beneran kan, kalo ada yang bisa 'melihat', tempat ini, Mahameru membuat nggak ada orang
tersenyum ramah sekali ke Riani dan Dinda. arca kembar itu bisa yang mau berpikiran
"Baru sampai, Kak?" tampak?" Riani penasaran dan terus bertanya ke jadi maling di sini." "Oh."
"Iya," jawab Riani dan Dinda pendek. Genta.
"Jadi, track-nya nggak seperti sebelumnya?" badan Ian. Badannya jadi tidak berbentuk. menerangi tulisan yang terukir indah di batu nisan.
"Nggak! Beda banget, nanti "Berapa lapis, Yan?" Di antara pohon
malam kita baru bener-bener mendaki." "Lima." cemara berdebu, beberapa bunga pemakaman
"Bener-bener mendaki?" Ian bengong sendiri "Lo, Ni?" tampak masih tergeletak
sambil menatap kosong api "Sama." segar di sekitar
unggun. "Gue tujuh lapis, badan gue ceking gini, nggak ada 314
"Yup. Malam ini...," Genta memejamkan mata, lemak, Zafran bengong batu nisan, berserakan di jalur pendakian
sesuatu di hatinya melihat badannya yang udah tidak berbentuk lagi. Mahameru. Angin malam
memberikan suatu kemungkinan terburuk yang se- Brr... brr... brr... kletek... berembus kencang sekali membawa butir-butir
menjak awal nggak Hujan abu turun lagi. pasir Arcopodo
mau Genta bayangkan. Tapi sekarang, setelah "Semuanya bawa kacamata?" Genta menatap beterbangan.
310 teman-temannya. "Bawa...." "Temennya Deniek," Riani sedikit berbisik ke
di sini, mau nggak mau kemungkinan terburuk itu "Senter?" "Consider it done? teman-temannya.
pasti ada, dan nggak Treq... treq... treq... treq... enam cahaya senter "Iya..."
ada yang pernah tahu apakah kemungkinan buruk menerangi wajah mereka "Bunganya masih segar, Deniek baru aja lewat sini.
itu akan menimpa masing-masing. "Air, makanan, P3K" "Done? "Siap!" Kan kemarin dia bilang
mereka Ditatapnya langit malam, dikirimnya doa "Berdoa. Dipersilakan...." mau ziarah." "Iya...."
dari dalam hatinya, Semua berkumpul membentuk lingkaran kecil, Ian masih melihat dalam diam, baru sekarang dia
"Tonight is the night." tangan mereka saling melihat namanya sendiri
"Jam sembilan harus tidur semua... setuju?" Genta berangkulan. Semuanya menunduk terdiam. Suara terukir di batu nisan. Angin dingin seperti masuk ke
berkata tegas sambil desis doa terdengar dalam hatinya,
melihat teman-temannya satu per satu. sayup-sayup, mata mereka sedikit memburam. mengelus hatinya dengan berbagai macam cara
"Siiip!" "Berangkat...!" yang membuat Ian kembali
"Oke Bos!" Rombongan mulai bergerak, berjalan melewati menarik napas panjang.
"Setelah doa, cuma disiplin yang bisa bikin kita hutan cemara yang gelap. "Eh... ada surat." Mata Genta melihat selembar
selamat di sini." Beberapa rombongan pendaki terlihat berjalan di kertas folio penuh dengan
* depan dan belakang tulisan tangan ditempelkan ke batu nisan.
Setelah menghabiskan makan malam satu per satu, mereka dengan bawaan seadanya. Malam dini hari 'Jangan dibaca, Ta."
mereka mulai masuk ke itu, Arcopodo penuh "Cuma ditempel begini kok] Jelas bisa dibaca."
tenda yang hangat. Di dalam tenda mereka dengan cahaya kecil dan uap hangat yang keluar Genta mengambil selembar
melepaskan lelah, biarpun dari mulut para pendaki kertas folio yang penuh dengan tulisan tangan itu.
udara sangat dingin masih terasa menerpa-nerpa di yang berjalan menunduk kedinginan, sesekali Keenamnya duduk Dengan cahaya senter seadanya
sela-sela kehangatan mencoba mengucap syukur mereka membaca
itu. Dari dalam tenda, bayangan api unggun buram, akan apa yang alam telah berikan kepada mereka. tulisan tangan yang rapi di kertas folio.
bunyi batang kayu Angin malam terbang ke Arcopodo, 16 Agustus
yang terbakar dan cengkerama para pendaki langit membawa kedekatan mereka kepada Sang Apa kabar saudaraku...?
terdengar jelas di antara Pencipta, membuat Kita berkunjung lagi tahun ini,
suara angin malam yang berembus kencang. mereka berani menyusuri ketidakpastian dan Kali ini kita mencoba nggak nangis lagi kalo ingat
"Fiuhh, lumayan juga bisa selonjoran." keajaiban alam, serta bahaya kamu. Tadi pun kita
Zafran merebahkan badannya, matanya yang selalu mengancam kapan saja di tanah tinggi tersenyum di depan kamu karena kita tahu kalo
menghadap ke dinding parasut ini. Semesta dan isinya kamu pastinya sudah
tenda yang sedikit bergoyang tertiup angin, tidak pernah mengajari bagaimana mereka berani bahagia di sana...
bayangan api unggun kuning mati di sini, tapi Saudaraku,.
kemerahan hinggap tidak jelas di matanya. bagaimana mereka berani hidup. 315
Tiba-tiba Zafran mendesis pelan, "Potongan- Arcopodo seperti penuh dengan hangatnya Kita kangen sekali sama kamu...
potongan kejaiban hari sudah kebersamaan antara sesama Sangat berat kehilangan teman di masa muda, kita
tertinggal di antara keindahan yang telah terlewati anak manusia yang mungkin belum pernah me- nggak akan pernah
dan menyentuh hati ini. 313 lupa gimana kita dulu bercanda bersama sama di
Potongan-potongan itu ada di Ranu Pane, di Ranu ngenal satu sama lain. Tetapi, di antara langkah- antara rimbunnya taman
Kumbolo, di indahnya langkah pendakian kampus tebar pesona ke junior-junior yang cantik,
padang ilalang, di Indahnya padang edelweis, di mereka, terasa kehangatan yang membuat setiap begadang sampai pagi,
Kalimati, dan sekarang di bibir selalu tersenyum bentak-bentak saat ospek, yang membuat kita kala
sini... di Arcopodo. Entah nantinya kan di mana lagi, kepada siapa saja. Beribu bintang yang bertebaran itu nggak ada yang
di setiap potongan itu indah pun seakan ikut ngalahin, cabut kuliah, nongkrong sampai malam,
tertinggal, di setiap bagian dari hati ini akan tersenyum, merasakan malam dingin yang nginep di kampus atau
311 menghangat karena kekuatan bagaimana kita dulu jalan-jalan gembel ke Jakarta,
mengingatnya, dan diri kita pun tidak akan pernah hati manusia saat itu. Di malam ini, di dini hari ini, foto-foto di depan
sama seperti kita di negeri yang indah Monas yang membuat banyak orang Jakarta
sebelumnya." ini, di hari ini., tanggal tujuh belas Agustus. melihat kita aneh...
"Keren, Ple." Ian menoleh ke Zafran di sebelahnya. ... hahahahaha... tapi kita nggak peduli kan? memang
Malam itu, kelelahan membuat mereka cepat Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Di sini bersemayam baru sekali itu kita
terlelap di bawah barisan dengan tenang melihat Monas dari dekat.
cemara berdebu di Arcopodo. Mahameru masih sahabat terbaik dan saudara yang akan selalu kami Atau bagaimana dulu kita berjalan kaki dari Blok M
diam dengan gagahnya. kenang karena sampai rumah
Pukul 02.20 malam, dingin di atas tiga ribu meter keberaniannya, karena kejujurannya dan keajaiban saudara di Menteng sampai nyasar-nyasar. Lagian
Rombongan itu berdiri di depan tenda. Keenam hatinya yang telah juga kenapa kita jalan
anak manusia itu tertegun membuat kami bisa selalu tersenyum apabila kaki?
melihat Mahameru dalam gelap malam. Mahameru mengingatnya.Sahabat, Tapi, waktu itu kamu selalu bilang kalau kamu mau
seperti berdiri megah namamu menikmati ibukota
di antara ranting-ranting cemara Arcopodo. Barisan akan selalu ada di dalam hati kami Beristirahatlah kita tercinta dengan sepenuhnya dan kita pun
lampu-lampu kecil dengan tenang di tanah terduduk tertegun bersama
tampak berbaris seperti semut bercahaya di jalur air yang selalu kita melihat patung selamat datang di bundaran HI.
pendakian. cintai ini. Bersama senja Jakarta
"Udah ada yang naik dari tadi." ADRIAN. A. SUMARNO Lahir: dengan lampu kota yang berkelap-kelip dan
"Ta...." Bandung, 02 Agustus IS 78 Wafat: 17 Agustus 2000 rimbunnya jalan Dipenogoro,
"Iya, Yan." Arcopodo, Taman Menteng.
"Itu cahaya senter pendaki, Ta?" "Iya...." Nasional Bromo Tengger Semeru Ah... kamu memang orang yang sangat mencintai
Semuanya menarik napas panjang, dingin yang Riani tertegun menunduk dan berdoa, Genta tanah
amat sangat menusuknusuk menahan napas, Dinda ini...
lapisan kain yang sudah bertumpuk sekenanya, memejamkan matanya, Zafran terdiam, matanya Ingat kedua kalinya kita ke Jakarta? Waktu itu kita
mengurangi dingin melihat kosong ke langit kembali berjalan di
malam. Riani tersenyum melihat berbagai macam Arcopodo. Arial memegang batu nisan berdebu itu, antara gedung-gedung tinggi di depan kampus
jaket bertumpuk di cahaya senter Ian Atmajaya, bersorak
semangat reformasi dengan jaket 318 Dan kamu selalu bilang, kalo kamu cuma mau jadi
316 Sana terjadi gempa bumi dahsyat yang menelan orang yang baik...
almamater kebanggan kita menuju ke gedugn MPR? korban ratusan ribu rakyat Maaf ya saudaraku aku menulis sambil nangis.
inget nggak? ada ibu-ibu dan bapak-bapak di jalan Indonesia, seluruh kota pesisir hancur dilumatkan Tapi aku bilang sekarang sama kamu bahwa cita-
yang berteriak-teriak badai Tsunami. Dari cita kamu itu tercapai.
hidup mahasiswa! hidup mahasiswa! Atau nasi berita-berita aku melihat kerusakan yng dahsyat di Kamu adalah orang yang paling baik di hati kita...
bungkus seadanya dari ibuibu mana-mana, tapi yang titik. cita-cita kamu tercapai!
yang kita lahap di trotoar Gatot Subroto. Kita membuat aku bangga, seluruh rakyat Indonesia dari Dan kamu akan selalu kita kenang di hati ke mana
seperti pahlawan perang segala lapisan dengan pun kita pergi, ke mana
yang dielu-elukan, aku kadang menangis lagi kalo cepat mengirim bala bantuan apa saja. sumbangan pun kita berpijak di tanah yang sangat kita cintai,
inget bagaimana dulu yang dibuka oleh dan kapan pun aku
kita menangis haru bahagia saat reformasi akhirnya beberapa stasiun TV hanya dalam hitungan jam minum air yang telah tanah ini berikan.
tercapai. Kita berlarian mampu mencapai belasan Terima kasih saudaraku.
senang, berteriak-teriak di antara lorong gedung milyar. Terima kasih tanahku... istirahatlah dalam damai
rakyat, naik ke atapnya, Aku geleng-geleng kepala sendiri sekaligus bangga, dalam pelukan ibu
melambaikan bendera merah putih di atas atap, ternyata negara ini pertiwi yang selalu mencintaimu dan kamu pun
dan berteriak masih ada, rakyatnya masih suka membantu satu sangat mencintainya.
MERDEKA!... keras sekali.. di senja Jakarta, kata sama lain, di manamana, Oh iya, mama dan papamu, abang dan adikmu titip
kamu waktu itu... pasti di seluruh kota besar di Indonesia posko salam, mereka
Tuhan mendengar kita... kemanusiaan untuk sekarang sudah bisa tersenyum dan melepasmu,
Aku selalu ingat itu. bantuan berdiri di jalan-jalan, bahkan murid SD dan kesedihan mereka kalah
Aku masih ingat saat reformasi tercapai dan TK ikut oleh kebanggaan mereka sama kamu.
Indonesia Raya mengumpulkan sumbangan. Aku sampai terharu Sampai jumpa saudaraku.
berkumandang, kita berpelukan dengan siapa saja sendiri, samapai kaget PS:
yang kita temui di sendiri. kalau kamu masih ada, pasti kamu yang Sekarang Indonesia punya pemenang Nobel fisika
gedung itu, biarpun tidak ada yang kita kenal. Aku paling semangat tuh! Aku junior kelas dunia, dia
masih suka menangis harap kamu bisa merasakan yang aku rasakan. seorang anak muda berasal dari Papua.
kalo ingat kamu mencium aspal jalan Jakarta. Bencana itu banyak David Beckham sudah pindah ke Real Madrid.
Pemandangan itu yang memberikan pelajaran berharga dan Brasil juara dunia lagi.
nggak pernah aku lupa dan membuat keajaiban hati memberitahukan ke kita kalo rakyat Sony sekarang sudah mengeluarkan Play Station 2
kamu yang selalu di Indonesia masih merasa satu. Tanah air ini masih 321
mencintai tanah air ini, tak pernah hilang... di hatiku ada. Nina titip salam, dia masih suka nangis kalau inget
dan di hati temanteman... Setiap orang masih peduli saudara sebangsanya. kamu.
Kamu selalu bilang... Ah... saudaraku, coba kamu bisa melihatnya... Istirahat dengan tenang saudaraku...
"Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa Saudaraku, Kamu punya arti banyak di hati ini.
bermanfaat bagi orang Kita-kita di kampus kangen banget sama kamu, Still waiting for your Postcard from Heaven.
lain..." sama kerasnya tawa kamu Dari Saudara dan sahabatmu.
Kata-kata itu entah sudah berapa kali kamu yang nggak tau malu, sama tas kamu yang dari beli Deniek.
ucapkan dan kamu coba nggak pernah dicuci, Sebaik-baiknya manusia, adalah manusia yang bisa
tanamkan di hati kita semua. sama muka kamu yang selalu tersenyum. Sepatu memberikan manfaat
317 Adidas gazelle buluk bagi orang lain.
Dan... saudaraku... kamu yang udah tujuh tahun kamu pakai dengan Mereka berenam tertunduk, Riani dan Dinda tidak
Kata-kata itu selalu aku tanam di hati ini... di hati plakban dan tambalan bisa menahan air
teman-teman. 319 matanya, bahu Ian berguncang seseggukan, Zafran
Maaf saudaraku, aku menangis lagi... di sana sini yang pernah kita buang ke lapangan tertunduk matanya
Kamu jangan ge-er ya kalo sekarang kita di kampus basket, tapi masih aja berair, Genta menggenggam keras pasir Arcopodo
masih sering bercerita kamu ambil dan masih kamu pakai... atau di tangannya. Arial
tentang kamu, bagaimana kamu selalu berbuat baik bagaimana kamu yang nggak membersihkan debu-debu di nisan itu dengan
kepada orang lain, pernah lupa dan selalu ingat ulang tahun kita-kita. tangannya.
bagaimana kamu yang nggak kenal nyerah, kamu yang sering "1978...seumuran kita."
bagaimana kamu selalu ngobrol dengan siapa saja, bahkan Mas Yono "Eh ada fotonya."
menyemangati kita di kala kita susah, dan tukang sapu kampus. Di balik selembar folio itu tampak Deniek, Oscar,
bagaimana kamu selalu siap Oh iya... Mas Yono titip salam, dia kangen curhat dan satu lagi seorang
berkorban bagi kita semua, dan entah kenapa kamu sama kamu katanya. mahasiswa botak berwajah ceria dengan jaket
adalah orang yang Ah saudaraku, kamu memang baik. kita kangen almamater, berdiri di depan
bagaimanapun jeleknya berita di koran dan banget sama kamu. gedung MPR memegang bendera merah putih.
bobroknya negara ini, kamu Aku masih simpan semua foto zaman reformasi kita "Yang pegang bendera pasti Adrian."
selalu yang pertama bilang kalo dari semenjak lahir di Jakarta, sebagian "Iya... tampangnya kayak tampang teman-teman
cuma tanah ini tempat aku pajang di ruang B&M Kampus supaya semua kita sendiri."
kita berpijak dan airnya yang menghidupi kita setiap tau siapa kamu, "Sekarang memang dia udah jadi teman kita...."
hari. sebobrok mungkin satu-satunya manusia di zaman sekarang Semuanya menunduk dan berdoa untuk Adrian
apapun negara ini kamu bilang kamu sangat yang punya kecintaan yang dalam sekejap telah
mencintai negara ini... dan... yang amat sangat terhadap negaranya. Setiap ada mengisi hati mereka di antara dinginnya Arcopodo.
Saudaraku, itu terlihat di matamu, dan setiap aku kesempatan aku selalu 322
ingat itu kadang aku cerita tentang siapa kamu ke junior kita di kampus "Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa
menangis lagi. dan bagaimana memberikan
Dan di sini di Arcopodo kamu tiba-tiba menghilang semangat kamu selalu hidup di hati kita.. Aku mau manfaatnya bagi orang lain."
dan kembali ada Adrian-Adrian Deg. Hati mereka seperti menabrak sesuatu yang
kepangkuan-Nya. Sudah beberapa tahun ini aku baru yang muncul. tidak terlihat. Semuanya
selalu kembali lagi kesini Iya saudaraku... kamu memang sudah tiada, tapi menarik napas panjang, melihat ke langit malam,
dan tidak pernah lupa membawa merah putih yang semangat kamu masih mata mereka sedikit
waktu itu kamu ambil ada di hati kita semua. terpejam.
di ruang B&M karena ingin kamu kibarkan di Saudaraku, bagi kita kamu pahlawan! Karena tidak Pertanyaan-pertanyaan seperti datang
Mahameru. Seperti tahun ada orang yang menghunjam turun dari langit
lalu, bendera ini akan berkibar di Mahameru dan meninggal tapi masih meninggalkan bekas yang tak malam.
kamu boleh yakin, tahun pernah hilang dan "Kalau kita melihat ke dalam diri sendiri, kita udah
ini sebentar lagi bendera ini akan berkibar di sangat berarti di hati, kecuali seorang pahlawan. jadi manusia yang
Mahameru... dan kami akan KAmu dulu pernah bilang sebenarnya mudah untuk seperti itu belum sih?"
mengingatmu setiap bendera merah putih berkibar menjadi seorang "Apakah kita sudah menjadi manusia yang bisa
dimana saja. Saudaraku, insinyur yang bail, sarjana yang bail, arsitek yang memberi manfaat bagi
beberapa waktu belakangan ini terjadi bencana baik, dan menteri yang Orang lain?"
besar menimpa tanah yang baik, tapi susah sekali menjadi orang yang baik... "Bukan manusia yang selalu mementingkan diri
kita cintai ini. Di Aceh 320 sendiri, manusia yang
terlalu mencintai dirinya sendiri." "Masih...." Setengah jam sudah berlalu, mereka masih saja
Suara sesenggukan dan napas satu-satu menahan 325 berada tak jauh dari awal
sesak di dada mereka, "Apa?" pendakian. Udara yang sangat dingin terus
mengisi pendengaran di jalur pendakian "Yang kita perlu sekarang, cuma kaki yang akan menerpa tubuh mereka seperti
Mahameru. Angin yang dingin berjalan lebih jauh dari tusukan ratusan jarum. Baru kali ini mereka
semakin menusuk seluruh persendian, embusannya biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak merasakan hawa dingin
seperti menampar dari biasanya, mata yang seperti ini.
muka mereka satu-satu. akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang "Fiuh... fiuh... susah napas...."
"Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa akan lebih sering "Lapisan udaranya semakin tipis."
memberi manfaat bagi melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih "Banyak pasir masuk ke mulut dan hidung."
orang lain." keras dari baja." "Fiuh... sumpah... berat juga."
Beberapa tetes air mata tampak membasahi "Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari Mereka melihat ke bawah... kecewa, sudah begini
permukaan pasir Arcopodo. biasanya...." beratnya tapi jaraknya
"Udah belum ya? Gue punya manfaat buat orang "Serta mulut yang akan selalu berdoa...." tidak terlalu jauh.
lain." Mereka pun tertunduk melihat satu sama lain, 327
"Udah belum yaa? Gue bisa ngasih sesuatu dalam "Mahameru kita datang!" "Naik lima langkah, turun merosot lagi dua langkah.
diri gue yang bisa buat Perjalanan diteruskan. Entah sudah berapa batu Ruh." Tiba-tiba
orang lain bahagia, bisa membuat orang lain nisan yang mereka temui sebuah teriakan dari atas mengejutkan mereka,
bernapas lebih lega karena selama di Arcopodo-batu nisan itu tampak "Batu, batu... awas!!!"
ada gue di situ." memenuhi hutan cemara. "Rocks!!!"
"Ancur banget gue." Beberapa pendaki terlihat berhenti dan berdoa di Gruduk, gruduk... berr.... .
"Sepertinya belum." depan batu nisan. Beberapa batu kecil dan besar seukuran
"Iya, gue mikirin diri gue melulu dari dulu." Akhirnya mereka berada di ujung hutan cemara di genggaman tangan jatuh dari jalur
"Nggak pernah mikirin orang lain, apalagi ngasih sebuah tanah agak pendakian. Semua pendaki menjatuhkan badannya
manfaat." lapang. Rasanya tinggi sekali. Di kiri kanan tampak ke samping.
"Gue gue gue dan gue." lampu-lampu kota Buk.. buk... gruduk...
323 yang berkilau sangat kecil seperti ribuan titik Batu-batu itu lewat di depan mereka. Napas
"Manfaat?" "Udah belum?" cahaya. Di antara gelapnya mereka memburu satu-satu.
"Mudah-udahan belum terlambat." malam, awan putih terlihat berada di bawah. Mereka hanya bisa saling bertatapan,
Mata Dinda tampak berair, ia memandang ke atas "Kita di atas awan." membayangkan kalau batu tadi
langit malam dan "Itu lampu kota?" menimpa mereka.
memberikan senyumnya. "Terima kasih." "Kecil banget..." Genta tercekat Dia lupa bilang tentang hal ini. "Sori,
Semuanya tertegun melihat Dinda, hati mereka "Keren...." emang nantinya
seperti merasakan yang "Dari sana dimulai pendakian." Genta menunjuk ke banyak batu yang jatuh dari atas selama pendakian.
Dinda rasakan. Dalam hati mereka pun terujar sebuah jalan kecil Hati-hati ya...."
ucapan yang sama. seperti jembatan yang menyembul di antara jurang "Nggak bilang lo," Zafran tampak terengah-engah.
"Kalo Tuhan sudah memberikan kebebasan bagi dalam di kanan dan "Sori banget lupa.... Kalo denger kata 'batu' atau
setiap manusia untuk kirinya. Rangkaian rantai tampak membentang di 'rocks' langsung aja
memilih, gue mau memilih jadi seseorang yang atas tonggak-tonggak, nengok ke atas, liat batunya jatuh ke mana terus
selalu bisa memberikan mengikuti arah jalan kecil. coba menghindar, tapi
manfaat bagi orang lain." "Kita harus menyeberang jalan itu... hati-hati ya." jangan panik. Begitu juga kalo kita yang bikin batu
Angin dingin Arcopodo mengembus pelan, Semuanya berpegangan erat di rantai. Wajah itu terlepas atau jatuh.
membelai wajah mereka yang mereka tampak pilu. Sedikit Kita harus teriak supaya yang di bawah denger dan
mendongak ke langit. Desir-desir suara angin di saja tergelincir mereka akan jatuh ke jurang dalam. nggak kena batu. Oke?"
dedaunan terdengar Genta menggigit "Emang batunya dari mana?"
seperti alunan keindahan di telinga mereka. Entah senternya, mencoba menerangi jalan kecil gelap itu. "Yah dari pijakan kita, kalo pijakannya rapuh dia
kenapa langit malam Pasir gunung terlihat langsung jatuh makanya
dengan beribu bintangnya menjadi semakin indah di mana mana. Gelapnya malam pastiin dulu pijakannya kuat baru dipakai."
di mata mereka, ranting 326 "Kalo batunya masih segede tadi sih nggak
pohon dan dedaunan bergerak lambat, mencoba membuat mereka tak bisa membedakan mana masalah," Ian melihat
menggapai langit malam, pasir, mana tanah keras. sekitarnya.
membuat mereka merasa dekat sekali dengan Sang Beberapa pendaki yang sudah menyeberang "Bisa segede ini." Genta menunjuk sebuah batu
Maha Pencipta. terlihat memegangi rantai, hampir sebesar setengah
Mungkin ucapan terima kasih itu terdengar. saling membantu menjaga keseimbangan rantai. badan manusia di depannya.
"Selamat jalan sahabat, kita nggak pernah kenal Genta melangkah hati-hati sambil mengawasi "Makanya hati-hati, kita nggak akan pernah tau."
kamu, tapi semangat teman-temannya. Disusul "Ya udah...pasang mata, pasang telinga ya...."
kamu sekarang ada di hati kami." Riani, Dinda, Zafran, dan Arial. Ian merasa ngeri "Ayo!"
324 melihat jurang dalam di 328
depannya... dia terus berdoa dalam hati. "Jalan lagi."
Chapter 09 : 5 CM Hup. "Mmh... mmh... dingin banget."
Arial yang terakhir sampai di ujung penyeberangan. "Ayo jalan lagi... jangan berhenti lama-lama, bahaya
...keajaiban mimpi, keajaibqn cita cita dan keajaiban Semua bernapas lega. dingin banget, badan
keyakinan manusia "Fiuh." kita harus terus mengeluarkan panas, jangan
yang tak terkalkulasikan dengan angka "Selanjutnya vertikal...," Arial melihat ke atas, berhenti bergerak."
berapa pun... gundukan pasir dan batu Cahaya-cahaya senter terus menari-nari, mencari
Arcopodo Mahameru. Tujuh Belas Agustus. Tanah gunung sekarang berada di depannya. Jalan setapak bongkahan tanah keras
Air ini. tinggi berpasir itulah atau batu gunung untuk berpijak. Rombongan kecil
This world is for those who want to fight yang harus mereka taklukan. itu terus mendaki dan
Sehabis tertunduk, mereka mendongak ke atas. Rombongan itu sekarang ada di awal paling bawah mendaki... melawan hawa dingin, rasa takut, dan
Puncak Mahameru seperti pendakian puncak hujan abu yang hampir
sebuah gundukan pasir mahabesar dengan tebaran Mahemeru yang seperti gundukan pasir raksasa. tiap lima belas menit mendatangi mereka. Tubuh
batu karang gunung di Beberapa bongkahan mereka pun sudah tak
mana mana. Jalur pendakian terlihat terang pasir kecil tampak terus-menerus jatuh. berbentuk lagi, terbungkus segala macam pakaian,
dipenuhi sinar bulan dan "Hati-hati ya.:, semuanya." kadang-kadang hanya
cahaya senter para pendaki yang mulai mendaki Genta mulai melangkah naik, tangannya bertumpu mata yang terlihat. Pendaki lain yang naik bersama
Mahameru. Bintangbintang pada tanah keras yang mereka pun tidak
bertebaran menambah suasana malam yang tidak menonjol... sesekali sentemyaia selipkan di mulut. tampak jelas wajahnya, semuanya menutup badan
biasa. Hujan Mereka terus mendaki dan mendaki mencari tanah dengan apa saja yang
abu kembali menghunjam mata mereka. keras untuk tolakan bisa digunakan supaya pasir dan udara dingin tidak
"Ada yang ingat janji kita waktu di jip? Apa yang kita atau pijakan, beratnya medan dan banyaknya terlalu menghantam.
perlu untuk sampai pendaki pemula di Arial yang mendaki paling belakang hanya bisa
ke puncak?" rombongan itu membuat pendakian terasa panjang mengenali jaket paling luar
"Masih." dan melelahkan.
yang dipakai teman-temannya. Arial melihat ke yang tidak biasa. Semuanya bingung melihat tipis mengarsir pinggirannya. Awan putih bersih
atas, kelima temannya sekeliling, cahaya terang sekali seperti berada di
masih terus mendaki. Puncak pasir mahabesar itu subuh sudah hampir datang. Langit tampak sedikit bawah mereka, bergulung tanpa ujung, bagai lautan
dari bawah jalur membiru. luas mendekati langit
pendakian terlihat seperti pipa panjang sekali, "Udah subuh...," Zafran melihat Arial tajam. Hamparan putih seperti kapas itu luas sekali seperti
seperti saluran pasir tinggi, "Mas Ial, sebentar lagi juga ada matahari, pasti tak berujung.
dengan batu gunung besar mengapitnya. Untuk lebih hangat." "Kita di atas awan... kita di atas awan...."
pertama kalinya dalam "Lo bilang lo udah taruh kita dan puncak Mahameru "Keren banget."
pendakian, Arial merasa kelelahan yang amat di sini," kata Zafran "Iya, ini yang pernah gue bilang. Samudra
sangat. sambil meletakkan telunjuknya di kening Arial. "Ayo menyentuh langit."
"Break? Arial berteriak lemas. Rombongan Rambo jangan "Subhanallah...." "Keren banget."
berhenti, melihat ke belakang. nyerah." Di antara berbagai macam kain dan kacamata hitam
Arial tampak terduduk di antara bongkahan batu "Arial, please jangan nyerah... please...." yang menutupi
gunung. "Arial, jangan nyerah...." wajahnya, Zafran menatap pemandangan di
"Kewwnhwaapa, Ni?" tanya Genta. Genta mengedarkan pandangannya. Beberapa depannya tajam. Di antara
Riani menggeleng. pendaki tampak melewati lelah tak terhingga, mereka mengucap syukur dan
"Kewwnhwaapa?" Genta berjalan mendekati Arial, mereka dan dengan ramah menanyakan keadaan terima kasih. Kembali
melewati teman yang Arial yang tergeletak. keajaiban Mahameru menyapa mereka. Lama
lain. Napasnya memburu... sesak. Senyum beberapa pendaki tadi dan badannya yang mereka mengaggumi
"Kewwnhwaapa?" Genta melepas penutup mulai hangat kembali, keindahan pagi yang menyapa.
mulutnya. "Kenapa?" membuat semangat Arial hidup lagi. Matahari pagi tujuh belas Agustus pun terbit sinar
329 331 matahari yang hangat
"Ah... ah... ah... ah...," napas Arial tampak memburu "Yuk...." Tanpa berkata apa-apa lagi, Arial berdiri, menyapa badan dingin mereka Semuanya sedikit
satu-satu. "Nggak tau, matanya memicing memicingkan mata
Ta, tiba-tiba badan gue lemes banget... kecapekan melihat puncak Mahameru. melawan sinar matahari yang bersinar terang.
gue.n "Ada orang yang mau nyerah... tapi gue bukan Tarikan napas kekaguman
Dada Arial tampak naik turun. orang kayak gitu." Arial dan rasa syukur kembali terdengar.
"Lo kedinginan, kurang tebal jaket lo...." meneruskan, "Lagian, kayaknya di sana lebih hangat "Yuk naik lagi, tinggal sedikit lagi...."
"Ini bukan kelelahan, ini kedinginan...." deh. Kan lebih dekat 333
"Minum dulu aja," Riani menyodorkan sebotol air ke matahari." Arial tersenyum. "Tinggal seperempat jalan lagi kayaknya" "Betul!"
mineral. "Gitu dong!!!" Mereka kembali mendaki. Kali ini udara lebih
Arial tampak bersandar lemas di bebatuan. Kelima Semuanya berdiri, menonjok-nonjok badan Arial hangat membuat mereka
temannya tercekat. yang tampak aneh semakin semangat mendaki. Brug!
Arial yang dari segi fisik diandalkan, tiba-tiba memakai sweater ungu Zafran yang kekecilan. Teriakan panik terdengar dari atas. "Awas!!! Yang di
tergeletak begitu saja. Semua Arial menatap tajam ke langit dan berujar tegas, bawah awas...!"
mengerubungi Arial. this world is for those who Brug brrbklutuk lklutuk.... "Batu!!!" "Awas...!!!"
"Luf ewenghgak fhafha?" want to fight. Puluhan batu sebesar ukuran kepala manusia
"Buka dulu, Ple, dia nggak denger." "Yuk cepet selesaikan puncak ini," ajak Arial. tampak berjatuhan dari atas
"Lo nggak apa-apa?" "Ciee... yang udah sehat," Riani menonjok pelan mereka Semua berusaha menghindar ke samping,
Arial tidak menjawab. Matanya menatap teman- bahu Arial. mencoba mencari
temannya satu-satu. "Bukan gitu, gue malu sama sweater ungu gini, perlindungan di bawah batu yang lebih besar.
Kelimanya makin tercekat. "Udah berapa jauh, Ta?" mana ketat banget lagi. Brug... brug... brug.... - "Awas! Awas! Batu!"
"Hampir setengah." "Lagian otaknya di mana? Cowok beli warna ungu." Para pendaki yang berada di jalur pendakian
"Masih setengah lagi?" "Hahaha...." ' berteriak sekuat tenaga.
"Liat aja itu puncaknya. Kita udah hampir setengah, "Gue kan flamboyan...lain dwong artis," Zafran Brug brug....
liat udah hampir menaik-naikan alisnya Genta panik melihat banyaknya batu yang datang,
subuh...," Ian menatap ke atas. "Hahaha...." bayang-bayang temantemannya
Genta mengangguk. Di bawah masih banyak cahaya "Yuk... setengah lagi...dan Mahameru...." Hujan abu tampak menghindar ke sana kemari. Batu-batu
lampu senter dari turun lagi. Sekarang sebesar kepala
pendaki lain. bertambah deras, menimbulkan gemeletak- manusia terus berjatuhan.
"Gimana Rambo?" gemeletak menyeramkan. Genta menunduk melindungi kepalanya, wajahnya
Arial masih menggeleng, sendinya terasa pegal "Gue di depan ya, Ta...." Arial tampak semangat. mencium pasir jalur
sekali. Udara dingin terus "OK Bos!" pendakian, beberapa batu kecil terasa menerpa
menusuk-nusuk. Malam mulai beranjak pergi, udara pagi mulai punggungnya. Tiba-tiba
"Pakai jaket gue nih." Ian membuka jaket luarnya menyapa mereka. Mereka gulungan pasir seperti air bah memenuhi jalur
dan memberikan ke terus mendaki. Beberapa kali teriakan 'batu' dan pendakian, mengalir deras
Arial. rocks mewarnai ke bawah, menghunjam keras bersama rombongan
"Lo gimana, Yan?" pendengaran mereka. Sesekali mereka meng- batu-batu.
"Gue lapis lima." hindari terjangan batu-batu Brrr... brrr....
"Pake Rambo...." yang lewat di jalur pendakian. Udara mulai terlihat Brug... brug... brug....
330 terang, rona Jingga di "Ahh...."
"Inget, lo kedinginan bukan kecapekan ya. Lo pasti mana-mana. "Aaaaa...:"
bisa ke puncak." "Break!" Arial berteriak keras. "Aduh... aduh...!"
Arial memakai jaket Ian. Mereka berenam melepas lelah, udara hangat 334
"Tambah lagi nih," Zafran melepas sweater mulai menyapa. Puncak Genta nggak percaya pada pendengarannya. Suara-
rajutannya. "Jangan Ple, badan Mahemeru mulai terlihat terang. suaru yang sangat ia
lo kan kurus... bisa cepet kedinginan." "Masih ada 332 kenal seperti berteriak kesakitan. Hujan batu dan
enam lapis lagi." "Chewaefpef..., Yfal?" Zafran buka percakapan. banjir pasir itu seperti
Arial memakai sweater Zafran yang kekecilan, tapi "Buka dulu tutup mulut lo? tidak mau berhenti. Genta masih terus tiarap
bisa membuat badannya "Capek, Yal?" melindungi kepalanya.
lebih hangat "Fiuh mendingan.,.." Arial Kelima pendaki yang lain melihat ke Arial yang Hujan batu dan pasir masih belum selesai.
memandangi teman-temannya. duduk membelakangi Gemuruh. Riuh. Lalu...
"Gue turun aja, gue lemes banget badan gue kayak puncak Mahameru. Matanya menatap jauh ke keheningan memenuhi jalur pendakian.
ditusuk-tusuk." depan. "Nggak...? "Ta..." "Iya, Genta segera berdiri, matanya nanar mencari
"Enggak!!! Apa-apaan lo!!!" Genta menatap tajam Yal." kelima temannya. Ian dan
mata Arial, tangannya "Ini yang lo bilang, samudra di atas langit" Dinda tampak tergeletak, menelungkup. Riani tiba-
mencengkeram bahu Arial. Semua memandang jauh membelakangi puncak tiba muncul di
"Eh hat gue. Elo kedinginan, bukan kecapekan." jalur pendakian di bawah depannya dengan muka penuh abu dan pasir.
"Kedinginan bukan mereka yang tampak kecil sekali. Semburat jingga Genta mengguncang tubuh
kecapekan." mengumpul di atas Riani yang kotor penuh abu.
"Ta, gue nggak kuat Ta..." Dada Arial tampak naik langit dan gumpalan awan seperti ombak bergulung "Ni... Ni... nggak pa-pa kan?"
turun dengan irama dengan rona Jingga Riani menggeleng dalam diam. Genta menarik
napas lega.
Zafran terlihat menggeliat dari bawah tumpukan menetes. Kembali dada Ian turun naik cepat sekali bangun dari tidur. Kerumunan para pendaki yang
batu besar. Telapaknya dan... badan Ian mengerubungi mereka
lecet dan sikunya tampak robek. Seperti sudah tahu terlonjak seperti tersengat listrik. Tiba-tiba Dada Ian berenam perlahan membubarkan diri dan
pertanyaan Genta, dia berhenti naik turun meneruskan perjalanan ke
hanya menganggukkan kepalanya. Kening Arial dan diam.... puncak.
tampak lecet. Ia duduk "Oh...." "Oh...." "Jangan!" *
dan menggoyangkan tubuh adiknya yang masih Riani menutup penglihatannya, matanya tidak kuat "Ini berapa, Yan?" Zafran mengacungkan dua
tengkurap tanpa gerakan. melihat pemandangan jarinya.
Di sebelahnya Ian dengan posisi yang sama. di depannya Keheningan kembali melanda jalur Ian yang sekarang tampak memakai balutan
Deg. pendakian itu, beberapa panjang perban mengitari
Semua tercekat, hati mereka seperti ditusuk pendaki tampak meneteskan air mata melihat kepalanya langsung menjawab, "Dua"
pedang tajam. Darah. kejadian di depan mereka. "Ini..." Sekarang Zafran membentangkan enam
Genta menyapu pasir yang menutupi wajah Ian. Genta berhenti mengguncang-guncang tubuh Ian, jarinya.
Keningnya tampak benjut berdiri mematung "Enam!"
dan tergores panjang, tetesan darah menetes satu- menatap tubuh yang tergeletak dalam diam. "Kalo ini berapa?" Riani membentangkan seluruh
satu dari situ. "Ian... Riani, Arial, Dinda, dan Zafran berlari memeluk jarinya. "Sepuluh...."
Ian...." Genta. "Fiuh nggak gegar otak nih gajah dumbo." "Ini
Ian masih terpejam. Zafran ikut menggoyang tubuh "Ta, Ian, Ta..." berapa?" Genta melebarkan
Ian, menepuk-nepuk "Ian...." jarinya membentuk bentangan lima.
pipinya Riani terlihat menangis, mengeluarkan Mata mereka tak lepas memandang tubuh Ian yang Ian tampak berpikir lama. "Nah lho? Dia mikir?"
Betadine dan perban. masih terdiam tanpa "Tujuh!" jawab Ian
Beberapa pendaki mendatangi mereka. Riani gerakan sedikit pun. Seluruh pandangan tertuju ke spontan. "Yah...," kelimanya tampak panik.
melihat Dinda yang masih dada Ian, mencoba "Hehehe bo'ong. Lima, wee...."
belum sadar di pelukan Arial. Arial masih berharap melihat sedikit gerakan. "Yeee... gajah dumbo becanda lagi." "Lagian emang
mengoyang-goyangkan tubuh "Ian...." gue gila apa?" "Kita
adiknya. Dalam sekejap jalur itu penuh dengan para pendaki. takut lo gegar otak, Yan."
"Dinda... Dinda...." Hanya keheningan, "Gegar otak apa? Orang tadi cuma gores kok, nggak
335 suara sesenggukan, dan tarikan napas panjang dalam cuma
Wajah Arial terlihat sangat ketakutan. Riani ikut memenuhi pendengaran goresannya panjang, jadinya darahnya rada
menggoyang bahu Dinda mereka. Genta memejamkan banyak."
dan baru bernapas lega ketika melihat dada Dinda 337 "Tanya lagi, tanya lagi... gue masih belum yakin,
masih turun naik. matanya dan melihat ke langit Mukanya merah yang agak susah."
Wajah cantiknya masih tertutup pasir. menahan segala macam "Nama lengkap lo?"
"Din... Din...." perasaan bercampur aduk... dalam dirinya. 339
Dada Dinda bergerak naik turun semakin cepat. Zafran teringat cerita Ian di Ranu Pane saat melihat "Adrian Adriano." "Rumah di...?"
Lalu, Dinda kuburan. Mungkinkah "Jalan Bumi, Mayestik Jakarta Selatan. Tuh kan
memuntahkan banyak pasir dari mulutnya itu pertanda? Terus nisan dengan nama Adrian? bener gue masih waras.
beberapa kali. Arial memijatmijat Zafran menggeleng tidak Udah deh? -
tengkuk kembarannya itu. Dinda terus muntah pasir rela pada pemikiran yang memenuhi pikirannya itu. "Yang lebih susah... yang lebih susah." "Manchester
bercampur air. Zafran tiba-tiba United juara champion
Matanya perlahan membuka, tampak berair menubruk badan Ian dan memeluknya. Tangisnya berapa kali?" "Dua!"
menahan tangis dan takut. meledak saat itu juga. "Tahun berapa aja?"
Dinda langsung memeluk abangnya erat sekali dan "Ian jangan pergi, Yan! Ian jangan pergi, Yan... Ian "69 sama 99... wee...?
menangis sesenggukan. jangan pergi dulu...!!! "Nama dosen pembimbing lo?"
"Kamu nggak apa-apa kan?" Elo kan mau wisuda, Yan... jangan Yan, jangan... "Sukonto Legowo..., tapi bacanya jangan
Dinda nggak menjawab. Dia masih memeluk maafin gue, Yan... gue disambung...." "Hahaha..."
abangnya dan menangis. banyak salah...." "Yang susah... musik, musik, musiknya Ian...."
"Minum dulu, minum dulu, Din," Riani "Ian... nggak... boleh... pergi." Genta kembali "Basisnya Jamiroquai?"
menyodorkan botol air mineralnya. menangis, mengingat "Nggak ada, Hah? Nggak ada basisnya jamiroquai
Dinda yang masih menangis, menerima uluran perjuangan Ian untuk wisuda, bayangan keluarga sekarang." "Ada!" Zafran
botol air mineral Riani dan Ian melintas di benaknya. keukeuh.
langsung meminumnya. Air sejuk mengalir Cerita Ian tentang kulit tangan orang tuanya yang "Dulu ada namanya Stuart Zender, sekarang dia
memenuhi tenggorokannya. mulai keriput, bayangan udah keluar... wee...
Dinda tiba-tiba berkata pelan, terputus-putus, "I... SMA-nya kala malam, Ian yang lucu, daerah rumah Jamiroquai belum punya basis lagi." "Oh Stuart
i... i... an... Ian a... ada... Ian, Ian dengan Zender udah keluar? Nggak
ba... ba... tu yang ke... ke... na ke... kepalanya...." seragam putih abu-abu, Ian sedang melahap tau gue? "Yee... pinteran gue daripada lo. Lo kali
Dinda langsung berdiri dan mencari Ian. "Fiuhh...," Indomie, rumus Indomienya yang gegar otak, Ple." "Dia
Arial dan Riani saling Ian, tawa Ian yang lepas, Ian yang bercanda dengan mah emang dari lahir." "Sialan lo?
bertatapan lega melihat Dinda bisa berdiri. Mas Suhartono Gembul "Udah ah... berangkat lagi." "Sekali lagi, sekali lagi."
Ketiganya langsung berlari ke tempat Ian di angkot, Ian yang selalu..., Ian yang belum wisuda. "Apa?"
tergeletak. Ian masih tergeletak Genta seperti nggak "Model favorit lo?" "Paris Hilton."
tak sadarkan diri, Genta langsung mencuci luka di rela... nggak rela. Arial untuk pertama kalinya "Tinggi Mahameru berapa meter dari permukaan
kening Ian, memberi meneteskan air mata. laut?" Ini pertanyaan
Betadine dan membungkusnya dengan perban. "...IAAAAAAAANNNNNNN!!!" Zafran berteriak keras yang nggak Genta harapkan jawabannya bener
"Ian... Ian... Ian bangun, Yan!" ke langit, suaranya karena emang susah
"Please bangun, Yan!" memecah keheningan. ngingetnya.
"Ian, Ian!!!" Kosong. "3676 meter... tuh masih pinter kan gue?
Zafran Riani dan Dinda menangis melihat Ian yang "Puih... puih... kenapa lo, Ple? Bikin kaget aja... "Bener, Ta?" semuanya bertanya ke Genta.
masih tak sadar... teriak-teriak. Puih... puih... 340
seluruh badan dan wajah Ian penuh dengan pasir. pasir nggak enak ya, Ple.... Puih nggak lagi-lagi deh Genta mengangguk.
336 gue makan pasir. "Yes..." Ian sehat-sehat aja, Genta memeluk Ian.
"Ian... Ian... bangun... Ian, please.,.? Nggak enak." Angin pagi dan matahari hangat menyapa mereka
Mereka terus mengoyang-goyang tubuh Ian. Arial "YEAAAAAAH!!!" suara sorakan gembira memenuhi di jalur pendakian
menekan dada Ian. jalur pendakian Mahameru. Semuanya menarik napas lega. Dinda
Genta melakukan prosedur CPR...meniupkan udara Mahameru... semuanya terlihat lega. terlihat tersenyum manis
ke mulut Ian. Tiba-tiba "YES!!!... YES!!!... YES!!!" memeluk abangnya. Rasa sakitnya sudah hilang.
dada Ian naik turun cepat sekali. Ian memuntahkan Ian masih bingung, banyak banget orang di "Yuk... masih ada satu tugas lagi buat kita."
pasir bercampur air sekelilingnya. Mulutnya masih Genta menatap Mahameru yang tinggal dalam
dari mulutnya. Riani dan Arial agak lega karena meludah-ludahkan pasir. hitungan puluhan meter
mungkin Ian akan sadar 338 lagi. Semua tersenyum lega menatap ke atas,
seperti Dinda Tapi tubuh Ian masih belum bergerak. "Pasir nggak enak...." "IAN....!" - sesuatu telah datang lagi di
Genta terus mengoncang-goncangkan tubuh itu. air Kelima sahabatnya langsung memeluk makhluk hati mereka dan satu potongan hati pun harus
matanya tampak gendut yang seperti baru mereka tinggalkan di situ,
sesuatu yang nggak akan mereka lupakan seumur menyembah Mahameru... genggaman mereka pun Para pendaki tampak berbaris teratur di puncak
hidup. semakin keras. Mahameru. Di depan
"Duluan ya Mas-mas dan Mbak-mbak. Ayo sebentar Semuanya mencopot segala macam atribut yang barisan tertancap tiang bendera bambu yang
lagi sampai puncak membebani wajah berdiri tinggi sendiri dengan
langsung upacara bendera di atas." Seorang semenjak tadi malam, membiarkan rambut-rambut latar belakang kepulan asap Mahameru dan langit
mahasiswa yang memakai jaket beriapan dan wajah biru.
almamater lewat sendirian, membawa bendera merasakan udara di tanah tertinggi di Pulau Jawa. "Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak
merah putih. Ia tersenyum Mata mereka seakan tidak mau terpejam Mahameru." Teriakan
manis sekali saat menyapa. menikmati pemandangan yang seorang pendaki, memecah segala suara yang ada
"Oh iya, Mas. Silakan duluan," Zafran tersenyum begitu luar biasa... sepilas bayang-bayang saat itu, menimbulkan
ramah membalas sapa perjalanan mereka lewat satusatu keheningan yang mendadak. Hanya suara angin dan
ramah si mahasiswa. di depan mata mereka. Matarmaja, Lempuyangan, desir pasir yang ada.
"Aneh ya, Ple. Naik gunung kok pake jaket hutan jati antara 344
almamater." Madiun dan Nganjuk, Angkot Mas Gembul, Tiga orang pendaki tampak berbaris, mendekati
"Itu namanya cinta kampus, Yan." perjalanan di atas jip menyapa tiang bendera.
"Tapi kayaknya gue pernah ngeliat." Bromo dan padang pasirnya, Ranu Pane, keajaiban "Deniek!" Ian mendesis setengah berteriak.
"Jaketnya sih warnanya hampir sama dengan jaket hati yang mereka Sebentuk wajah yang pernah mereka kenal tampak
almamater kampus tinggalkan di Ranu Kumbolo, padang ilalang, menjadi salah satu
gue." edelweis, Kalimati, Arcopodo, pengibar bendera itu. Puncak Mahameru masih
"Anak kampus lo kali, Yan... tanyain gih!" surat dari Deniek untuk Adrian, Arial yang nggak dalam keheningan. Suara
"Iya juga ya, wajahnya familiar, sepertinya pernah kenal menyerah, hujan tali yang mengerek bendera di tiang bambu Itu pun
gue liat. Ntar aja di batu, Dinda dan Ian yang tergeletak, teriakan Zafran terdengar jelas. Hingga
puncak juga ketemu. Jarang-jarang ketemu teman yang membelah langit akhirnya Sang Dwi Warna melebar gagah
satu kampus di sini." memanggil nama Ian.... Tak terasa mata mereka terbentang.
Ian dan Zafran terus mendaki. Kali ini mereka berkaca-kaca, keyakinan Srrt..bhet!
tambah bersemangat setelah dan tekad mereka telah mengalahkan segalanya. "Benderaa... siap!!!"
melihat bendera merah putih yang dibawa oleh Mimpi mereka untuk "Kepada..., Sang Saka Merah Putih! Hormaaaat..."
mahasiswa tadi. menginjak tanah ini telah menjadi kenyataan, suara teriakan lantang
341 semuanya berawal dari memecah keheningan puncak Mahameru.
" This is it... the end... of our journey..." mimpi dan usaha yang tak kenal lelah... keajaiban Seluruh pendaki serentak memberi hormat dalam
Genta berhenti sebentar di antara dua buah batu tekad dan doa telah keheningan, suara
besar. Jalur pendakian mengalahkan apa pun hari ini. Hari ini mimpi yang gesekan pakaian mereka saat memberi gerakan
tampak berhenti di situ. Mereka masih belum mereka bangun menghormat terdengar
sampai puncak, menjadi kenyataan. serempak.
pemandangan puncak Mahameru masih tertutup Mata mereka masih melihat sekeliling, sedikit pun Indonesia Raya berkumandang di puncak
gundukan tanah kecil di tidak mau terpejam. Mahameru
depan mereka. Pemandangan yang sangat indah...sangat indah. Indonesia....
"Hanya beberapa langkah lagi... kita sampai di "Biasanya kalo manusia ngerasain keindahan yang Tanah Airku. Tanah tumpah darahku.... Di sanalah
puncak...." amat sangat, dia secara aku berdiri..jadi pandu
"Hold my hand please...? Genta menjulurkan refleks akan memejamkan mata dan membawa ibuku. Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah
tangannya ke Riani di keindahan itu ke hati airku.... Marilah kita
belakangnya. karena keindahannya nggak bisa diucapkan dengan berseru Indonesia... bersatu...
Riani tersenyum menggandeng tangan Dinda di kata-kata atau Suara sesenggukan jelas terdengar di antara barisan
belakangnya, Dinda diterjemahkan dengan cara apa pun sama indera pendaki kala
memegang tangan Ian, Zafran dan Arial terus fisik. Tapi sekarang Indonesia Raya berkumandang memenuhi
menyambung genggaman kayaknya di sini teori itu bisa dibantah...," Arial pendengaran seluruh makhluk
itu. berkata lembut Tuhan yang paling sempurna di hari itu. Deniek
"Siaaap?" 343 tampak menengadah
Genta tersenyum lepas... semuanya memandang Semuanya tersenyum dan menoleh ke Arial. memandang bendera, bibirnya terkatup rapat
satu sama lain. Setengah Rombongan kecil anak mencoba menahan haru.
berlari mereka bergandengan memasuki jalur akhir manusia itu bersujud syukur di puncak Mahameru, Tangannya bergetar menarik Sang Saka Merah
pendakian yang mengucapkan rasa Putih yang perlahan naik.
tinggal sepuluh meter lagi. terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan dan Bayangan Adrian lewat sepilas di matanya, di antara
Tujuh meter.... kepada tanah yang kain Merah Putih...
Lima meter.... telah menghidupi mereka, Ibu yang selalu dan Deniek pun tak tahan lagi. Dadanya berguncang
Tiga meter.... memberikan tanah dan airnya keras, air matanya
...!!!! setiap hari. Ibu yang akan selalu mencintai anak- menetes perlahan seirama dengan tarikan
"Dan... kita di Mahameru...." anak bangsa. Air mata tangannya di tali tiang bendera.
Keenam anak manusia itu seperti melayang saat yang berjatuhan membasahi pasir di puncak 345
menjejakkan kaki di tanah Mahameru, membuat rasa Ian yang melihat pemandangan itu langsung
tertinggi di Pulau Jawa. Waktu seperti terhenti, terima kasih mereka menjadi begitu indah. Mereka tertunduk, air matanya jatuh
dataran luas berpasir itu berenam berpelukan membasahi pasir Mahameru.
seperti sebuah papan besar menjulang indah di sangat erat, air mata kembali jatuh, menjadi saksi Hiduplah tanah ku hiduplah negriku Bangsaku
ketinggian menggapai langit, bening dan eratnya rakyatku semuanya
di sekeliling mereka tampak langit biru-sebiru- persahabatan mereka. Bangunlah jiwanya.... Bangunlah badannya untuk
birunya-dengan sinar Hujan abu turun lagi. Kali ini mereka bisa melihat Indonesia raya
matahari yang begitu dekat Awan putih berkumpul asap tebal yang Tangan kanan Zafran yang menempel di keningnya
melingkar di bawah mengepul keluar dari "Jonggring Saloka" kawah tergetar dalam posisi
mereka di mana-mana, asap putih tebal yang Mahameru. Kerumunan hormat Tangan kiri Zafran tak henti-hentinya
membubung di depan puluhan pendaki yang baru sampai tampak menghapus air mata yang
mereka sekarang terlihat jelas sekali kepulannya. bersujud syukur, saling jatuh, tidak ada perasaan yang bisa menandingi
Masih dengan bergandengan mereka berputar- berpelukan dan menangis. Yang lain tampak saat itu. Hari ini dia
putar di puncak bergembira berfoto ria menyanyikan lagu kebangsa-annya di tempat yang
Mahameru. Mereka seakan terbang melayang- dengan latar belakang kepulan asap dan hujan abu indah, setelah melewati
layang, genggaman mereka Mahameru. Di perjuangan berat yang tidak biasa,
semakin erat rasa yang ada tak terbayangkan, tidak ketinggian ini, kebahagiaan seperti terbang ke langit Indonesia raya... merdeka merdeka.... Tanahku
ada dan memantul negriku yang tercinta....
342 kembali. Tidak pernah terbang terlalu tinggi dari Indonesia raya merdeka merdeka.... Hiduplah
lagi tanah lebih tinggi yang mereka lihat, tinggal tanah ini, di pagi yang Indonesia raya....
langit saja-itu pun seperti begitu indah ini, di antara kebahagiaan ini, di Genta melihat sekelilingnya, hampir semua pendaki
bisa tersentuh. Bentangan awan di bawah mereka tanggal tujuh belas Agustus. menyanyikan
seakan menunduk ikut * Indonesia Raya dengan lantang dan khidmat
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini... Beberapa pendaki tampak
menyanyi terpenggal-penggal karena menahan saya mencintai negeri indah dengan gugusan ribuan "Sekarang. gue tau alasan Mas Gembul langsung
tangis. Genta menunduk pulaunya sampai saya tobat abis dari
melihat tanah pasir yang dipijaknya, kembali dia mati dan menyatu dengan tanah tercinta ini." Mahameru," kata Ian lagi.
menemukan ibunya yang Kupertahankan kau... demi kehormatan bangsa., 350
lama hilang, yang telah menjumpainya di malam kupertahankan kau... "Iya." Zafran mengangguk.
Ranu Pane, Ibu itu demi tumpah darah... semua pahlawan "Zafran yang sekarang juga bukan Zafran yang dulu
kembali menjumpainya di sini. pahlawanku... lagi." "Betul sekali."
Mata Arial tak lepas dari bendera. Walaupun 348 "Mudah-mudahan nggak ada Achilles nyasar lagi."
wajahnya terlihat tegar, Riani menarik napas panjang menahan tangis, "Dan "Achilles sih tetep,"
beberapa tetes air mata jatuh di pipinya. Arial selama ribuan Zafran tertawa kecil melihat teman-temannya.
membiarkannya, merasakan langkah kaki ini, selama hati ini bertekad, hingga "Yahh...Juple mah..."
lembutnya air mata lewat di kulit pipinya. semuanya bisa terwujud "Sekali Achilles tetep Achilles," Zafran tersenyum-
346 sampai di sini, jangan pernah sekali pun kita mau senyum. Ian memegangmegang
Indonesia raya merdeka merdeka... Tanahku menyerah mengejar perutnya, "Kayaknya perut gue makin kecil deh?
negriku yang kucinta... mimpi mimpi kita.... Saya Riani, saya mencintai "Ngarang."
Indonesia raya merdeka merdeka... tanah ini dengan seluruh "Bener...," Ian menepuk-nepuk perutnya yang
Dinda memincingkan matanya yang sudah basah. hati saya." lebar. "Lo harusnya periksa
Matanya terus Merah putih teruslah kau berkibar... di ujung tiang ke dokter, Yan," Genta ketawa ngeliat teman yang
mengikuti kain bendera, di belakang bendera tertinggi., di satu ini. "Kenapa?"
tampak asap Mahameru Indonesiaku ini "Yah, efek samping krim pembesar anu kan bisa
bergumpal-gumpal seiring laju bendera. Mulutnya "Saya Ian... saya bangga bisa berada di sini bersama bahaya."
bernyanyi terpenggalpenggal. kalian semua. Saya Zafran yang udah gatel mau nyela langsung nyela,
Wajah Riani basah oleh air mata, barisan tangan akan mencintai tanah ini seumur hidup saya, saya "Enggak lagi,
rapat di depan keningnya akan menjaganya, mendingan dia ikutan iklannya di TV, pasti langsung
menekan keras sekali, tangan larinya terus dengan apa pun yang saya punya, saya akan laku. Kan jelas
merekam Sang Saka Merah menjaga kehormatannya terbukti, bisa membesarkan biarpun nggak sengaja
Putih yang bergerak menuju ujung tiang. seperti saya menjaga diri saya sendiri. Seperti saya gara-gara
Hiduplah Indonesia raya.... akan selalu menjaga ketumpahan."
Dan Sang Saka Merah Putih berkibar kencang mimpi-mimpi saya terus hidup bersama tanah air "Hahaha... rese... hahaha," Ian tertawa keras.
tertiup angin di ketinggian tercinta ini." Angin dingin Ranu Kumbolo bertiup lagi.
lebih dari tiga ribu lima ratus meter, berkibar Merah putih... teruslah kau berkibar... di ujung "Deniek mana? Katanya mau ikutan gabung?" ujar
megah di tanah tertinggi tiang tertinggi., di Riani.
Pulau Jawa. Indonesiaku ini "Nggak tau... kecapekan kali."
YEAH...!!! teriak semua pendaki serentak Merah putih ku akan selalu menjagamu "Tendanya sih udah ketutup, apinya udah mati,
membahana memecahkan "Yang berani nyela Indonesia., ribut sama.gue? Ian tidur kali dia."
keheningan, disusul dengan saling berpelukan. tersenyum ke temantemannya. Tiba-tiba Ian jadi serius, "Gue nggak jadi ah ke
Sekali lagi Sang Dwiwarna Keenam sahabat itu melihat ke langit, berbarengan Manchester...." "Haah?
berkibar di puncak Mahameru tahun ini. Suara- mereka mengucapkan, Kenapa?" semuanya bingung. "Enakan di
suara tangis bahagia dan "Terima kasih...." Indonesia."
teriakan-teriakan penuh semangat terdengar Udara beruntai ucapan rasa syukur di antara "Katanya males sama semuanya, sama rakyatnya,
memenuhi puncak. Hampir pelukan hangat itu naik ke sama pemerintahnya."
seluruh pendaki di situ tak bisa menahan haru. Di atas, melewati kibaran kain Sang Saka Merah Putih 351
pagi ini semua merasa terbang pelan menuju "Nggak jadi ah malesnya." "Hahaha...."
dekat sekali satu sama lain, bergembira dengan hati ke langit biru, melintas cepat di antara sinar "Lagian lo kalo ditimbang juga nggak boleh masuk
sesak penuh matahari dan awan putih, lalu pesawat penumpang,
kebanggaan. Di sini... di Mahameru tanggal tujuh perlahan menghilang. Mata mereka masih melihat disuruh langsung ke kargo," Genta nyahut lalu
belas Agustus... Tanah langit biru, entah tertawa keras.
Air ini indah sekali. Ibu Pertiwi pun tersenyum mengapa mereka "Lebih baik di sini, rumah kita sendiri."
melihat anak-anaknya yang 34<i "Lagu kan tuh?" tanya Zafran.
bergembira di atas pangkuannya. percaya bahwa kali ini rasa terima kasih itu pasti "Iya, lagunya God Bless."
Arial mengeluarkan MP3-nya. Open File... Songs... terdengar, tidak ada fakta Ian menatap sekitarnya dan meneruskan, "Iya lebih
Indonesiaku indah.... ataupun ilmu pengetahuan di seluruh dunia ini yang enak di Indonesia, baru
Open File.... Cokelat... Bendera Selected.... Speaker bisa yang bisa sadar gue banyak siaran langsung sepakbola,. trus
Selected.... Play.... membukukannya. Tapi mereka hanya perlu juga yang paling
Bendera. Cokelat. mempercayainya. penting temen-temen gue di sini, dari lahir gue di
347 Ranu Kumbolo sini memakai tanahnya,
Biar saja ku tak sehebat matahari tapi slalu kucoba Tujuh belas Agustus. Setengah delapan malam. minum airnya. Masa gue nggak ada terima
tuk menghangatkanmu Wajah-wajah penuh ceria di antara nyala api kasihnya.... Di luar negeri mana
biar saja ku tak setegar batu karang tapi selalu unggun terlihat jelas di tanah ada abis nonton The Groove nonton layar tancep."
kucoba tuk melindungimu surga Mahameru. Keenam sahabat itu asik "Iya, mana ada wafer superman... mana ada
Mereka berenam berpelukan dalam rangkulan bercengkerama di tengah udara lempeng gapit... mana ada nasi
membentuk lingkaran kecil. dingin Ranu Kumbolo. Malam itu, Ranu Kumbolo uduk...."
"Sebuah kehormatan bagi saya. Saya... Genta telah terlihat sangat tenang, Mana ada Indomie," Zafran ikutan.
mendaki Mahameru bulan dan bintang tampak jelas memantul di "'tul... sekali!"
bersama kalian tercinta... di Tanah Air tercinta ini. permukaannya, pohon-pohon Ian melanjutkan, "Inget nggak, kalo kita begadang
Kehormatan ini tidak cemara gelap menghitam tampak bergerak lembut. nonton bareng siaran
akan saya lupakan seumur hidup saya." Zafran menatap teman-temannya, "Keren ya...." langsung Liga Champion atau Piala Dunia,
Genta mengucapkan kalimat tadi sambil berkaca- "Apa, Ple?" sebelumnya teriak-teriak main
kaca menatap temantemannya. "Tadi pagi." PS. Habis itu bikin Indomie kari ayam, terus nonton
Pelukan mereka bertambah erat. "Iya, keajaibannya masih gue rasain sampai bola teriak-teriak lagi
"Suatu kehormatan juga bagi saya dan kehormatan sekarang." "Apalagi upacara sampe pagi... abis itu nggak tidur. Makan nasi uduk
itu buat kita semua... benderanya, Indonesia Raya-nya." "Pertamanya gue Betawi pagi-pagi,
saya Arial, seorang yang sangat mencintai tanah nggak bisa percaya bisa minum teh pahit anget, dengerin cablakan orang
ini." sampai puncak." "Sama." Betawi yang lucu-lucu."
Biar saja ku tak seharum bunga mawar Tapi selalu "Gue terlalu pede, malah tepar." Arial tersenyum "Hahaha... iya gue inget," sambut Arial.
kucoba tuk kecil "Hehehehe...." "Apa katanya waktu itu, Yan?"
mengharumkanmu Biar saja ku tak seelok langit "Belajar banyak lo tuh Rambo." "Betul sekali." "Iya, gue kan lagi masuk angin, abis dikerokin... eh
sore Tapi selalu kucoba "Bukan Rambo aja lagi, kita semua juga...." Ian mpok-mpok Betawi
tuk mengindahkanmu melihat jauh ke depan... nyablak. 'Eh tong, daripada masuk angin mendingan
"Juga bagi saya... Arinda, Indonesiaku... saya "Masih nggak percaya lho, gue bisa sampe di sana." lo masuk TNI'
mencintaimu sepenuhnya." "Iya, masa ada Teletubbies di Mahameru...." katanya."
"Semuanya berawal dari sini...," Zafran menunjuk "Hahaha...." "Hahaha...," Genta menyenggol bahu Ian.
keningnya, "Saya Zafran,
"Ada lagi Yan. Inget nggak kalo malam Minggu kita "Yah, Ple jangan diceritain malam-malam, Serentak semuanya menarik napas panjang,
lagi merinding gue, lagian belum menengok ke tenda Deniek
352 tentu bener." Ian garuk-garuk kepala sambil melihat yang sudah gelap. Mereka malas mikir panjang lagi.
mati gaya nggak tau lagi mau ke mana. Kita jalan- Zafran. "Nggak pa-pa lah di gunung emang. suka banyak
jalan aja muter muter "Apaan sih?" Genta dan yang lain jadi penasaran. yang aneh-aneh," ujar
Jakarta... ke Menteng," Genta menyenggol bahu 354 Genta.
Ian. "Inget nggak tadi kira-kira sedikit lagi kita sampai "Lagian dia kan juga nggak ganggu, malah ikut
"Godain bencong. Hihihi!" Zafran berteriak kecil. puncak Mahameru ada nyemangatin," ujar Riani.
Riani tersenyum, "Inget nggak waktu itu malam mahasiswa seumuran kita pake jaket almamater, "Mungkin Adrian mau berterima kasih, tadi malam
Minggu jam tiga pagi kita bawa bendera Merah kita udah doain dia...,"
berhenti di atas Jembatan Semanggi, terus teriak- Putih, lewat sendirian. Yang negur kita semua itu. ujar Dinda. "Betul juga sih."
teriak dari atas jembatan, Gue aja masih inget, "Lagian Adrian kan baik banget, dari suratnya
tiduran-uduran di tengah jalan. Abis itu kita katanya 'Duluan ya... Mas-mas, Mbak-mbak... ayo Deniek lo bisa tau." "Iya."
bengong-bengong ngeliat sebentar lagi sampai "Udah gak papa." "Dia juga teman kita."
Jalan Sudirman dan Gatot Subroto yang lengang puncak, langsung upacara bendera di atas...." Zafran berbicara lagi, "Kalo gue meninggal juga, gue
kosong, tapi keren banget. "Nggak inget," semuanya memasang tampang mau tuh dikenang
Lampu-lampu jalan dan lampu gedung bertebaran, bingung, kecuali Ian dan kayak gitu sama semua orang." "What's the
kayaknya Jakarta Zafran yang masih penasaran. maksud?"
punya kita doang." "Inget nggak? Cuma dia satu-satunya yang pake "Dikenang sebagai orang yang baik. titik. Dikenal
"Hahaha... gue inget. Sama kalo kita lari Jumat sore jaket almamater di situ. sebagai orang yang selalu
di Senayan...," Arial Masa nggak inget, kan dia negur kalian. Waktu gue bisa memberikan manfaat bagi orang lain."
berbinar-binar. liat bendera sama "Karena sebaik-baiknya manusia, adalah manusia
"Yo'i... sepi, tapi udaranya enak." senyumnya yang seperti ngasih semangat, gue yang bisa memberikan
"Abis itu kita makan roti bakar Wiwied di langsung semangat lagi?" manfaat sama orang lain."
Fatmawati, atau roti bakar Eddi... "Kayaknya nggak ada deh yang jalan sendirian, "Nggak pernah bosen tuh gue dengar... kata-kata
keren ya?" negur kita pake bawa itu keren banget."
Ian menatap kosong ke depan, "Gue nggak bakal bendera. Kebanyakan rombongan gitu," Riani "Betul juga lo, Ple."
nemuin itu di luar negeri." meyakinkan. "Jadi orang yang bisa membuat napas orang lain
Genta menambah panjang celetukan-celetukan itu, Ian menarik napas dan berujar. "Sumpah lo? Gue menjadi sedikit lebih lega
"Apalagi kalo kita sama Juple ngeliat karena kehadiran kita di situ... karena ada kita di
nongkrong di parkir timur Senayan, abis main bola banget, ya kan Ple?" situ."
pasir di ABC...." "Iya jelas, kan lo bilang sendiri Yan, jarang-jarang "Indah banget kayaknya bisa jadi orang kayak gitu."
"Wah yo'i... sambil nyari CD." ketemu temen kampus di "Eh gue jadi inget...,"
"Parkir timur... gue dulu belajar nyetir mobil di sana sini." Arial membuka pembicaraan. "Tau Alfred Nobel?"
tuh." "Sama, "Ada nggak? Dia doang tuh yang pake jaket 357
semuanya... juga." almamater," Zafran menatap "Tau, namanya kan didedikasikan untuk
Genta tampak berbinar-binar, "Apalagi kalo bulan tajam ke temen-temennya. penghargaan manusia buat ilmu
puasa...." "Iya nggak ada." pegetahuan dan kemanusiaan." "Iya hadiah
"Oh... yo'i..., Ta! Pasti banyak banget buka puasa "Lo liat, Ta?" Nobel...."
barengnya sama temen "Nggak." "Kalo nggak salah dia kan juga penemu serbuk
SMA-lah, temen kampuslah, temen kantorlah, "Ni?" bahan peledak dinamit ya?"
temen di mana lah, di sana, "Nggak." "tul... gara-gara dinamit dia jadi kaya banget."
di sini...." "Rambo?" "Trus... trus...."
"Apalagi kalo malam takbiran... besoknya "Nggak, sumpah deh gue nggak bohong?" "Dinda? Arial meneruskan, "Nah suatu hari Alfred Nobel
Lebaran...." Kalo Dinda nggak baca koran dan membaca
"Sungkem." mungkin bo'ong." "Nggak liat juga." berita dukacita. Isinya kira-kira begini...."
"Halal Bilhalal... ketemu temen-temen lagi." "Ian...." Zafran langsung nengok ke Ian. "Telah meninggal dunia, Alfred Nobel, seorang
"Sebenarnya orang Indonesia 355 ilmuwan besar sekaligus
itu kebanyakan, banyak temennya ya?" "Juple...." Ian melakukan hal yang sama, wajahnya pencipta bahan peledak yang telah kaya raya
353 tampak memelas. "Yah dengan membuat sengsara
"Seneng temenan...." bener!" pori-pori keduanya mengembang, tengkuk jutaan orang dengan kematian."
"Tapi ada lagi. Sebenemya orang Indonesia itu kan mereka berdua "Ih... kasihan bener."
paling kreatif sedunia," dingin dan merinding. Angin dingin Ranu Kumbolo "Lho... kan Alfred Nobelnya masih hidup?"
ujar Dinda. "Maksudnya?" tiba-tiba berembus. "Makanya berita itu salah,
"Coba mana ada ojek payung di luar negeri... three "Kenapa? Emangnya lo berdua ngeliat apa?" korannya salah, dikira yang meninggal Alfred Nobel,
in one aja jadi duit di Ian dan Zafran masih saling pandang, wajah mereka nggak taunya bukan
Indonesia." tampak tegang. Alfred Nobel yang dia" "Oh...." "Trus?"
"Hahaha... bener juga Dinda." Zafran menarik napas dan mulai bicara lagi.... "Alfred Nobel kaget dan tersentak, 'Oh jadi gini kalo
"Terong sama jengkol aja dimakan... hahaha...." "Berarti bener, tadi pagi di jalur Mahameru ada nanti saya meninggal
"Banyak banget makanannya... berarti kreatif." Adrian dan dia ikut naik orang akan mengenang saya sebagai sosok yang
"Mau dipanjangin nih? Apa aja ada, pempek, bareng kita sambil bawa bendera Merah Putih." telah membuat banyak
masakan Padang, nasi pecel "Gue sama Juple ngeliat dia," ujar Ian. "Kok bisa orang sengsara....'"
Madiun, nasi timbel pake sayur asem sama ikan begitu?" "Padahal hati kecilnya nggak mau dibilang begitu."
asin, tahu-tempe sambel "Iya, tadi pas turun dari puncak, gue sama Ian kan "Iyalah, lagian juga siapa yang mau."
terasi ayam goreng...." berhenti sebentar di "Sejak saat itu seluruh kekayaannya dia
"Tahu tek, tahu campur...." nisannya Adrian. Gue sama Ian ngeliat fotonya dia sumbangkan untuk penghargaan
"Cotto Makasar...." lagi, yang ada di bagi umat manusia sampai sekarang... ya hadiah
"Bubur Manado, wuih...." suratnya Deniek. Kita waktu itu langsung kaget, kok Nobel itu."
"Sate!" mirip banget sama "Oh... gitu ceritanya."
"Sumpah... enggak ada yang nggak enak." mahasiswa yang negur kita di atas. Warna jaket 'Jadi, Alfred Nobel kalo meninggal nggak mau
"Lebih baik di sini, rumah kita sendiri." almamaternya sama, sama dikenang sebagai pencipta
"Gitu dong, Yan. Akhirnya pendapatan seluruh persis dan lagi pegang bendera juga. Kita sih agak kesengsaraan, dia mau bener-bener hidup di dunia
pegawai Indofood takut juga tapi, gue kira ini sebagai seorang
terselamatkan, omset Indomie nggak jadi turun." kalian hat juga maka-nya kita mau tanya." manusia yang baik."
"Bebek air Taman Mini jadi nggak kurang satu." "Pantesan, Ple, mirip banget," Ian menunduk. 'Jadi gara-gara itu ada hadiah Nobel."
"Hahaha..." Tawa mereka memenuhi malam di "Iya tadi pagi kita ngobrol sama Adrian." 358
Ranu Kumbolo. "Ta lo liat nggak sih?" "Yup!"
"Eh, gue mau cerita sebentar, tapi jangan pada "Enggak." "Siapa sih yang meninggalnya mau dikenang
takut ya, mungkin juga gue "Enggak." sebagai orang jahat?"
salah." "Lo berdua nggak bo'ong?" Genta menatap tajam "Lagian siapa yang mau...." "Iya siapa yang mau?"
Zafran melihat sebentar ke tenda Deniek yang Ian dan Zafran. "Sumpah gue juga nggak
sudah gelap, lalu melihat ke "Sumpah!" "Tanya Ian." "Tanya Juple." mau."
Ian. 356
Malam terus beranjak di Ranu Kumbolo. Udara "Ya udah, gue terus aja jalan, jalan, dan jalan. Gue "Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari
malam di tepi danau terus pelihara keyakinan baja...."
makin bertambah dingin. Ian masih melihat-lihat gue. Gue terus bilang kalo gue nggak bisa nyerah. "Dan hari yang akan bekerja lebih keras dari
perutnya. Akhirnya gue tiba di biasanya...."
"Iya, gue kurusan." Kalimati dan ketemu rombongan... Alhamdulillah. 362
Genta menatap Ian heran. "Kok lo malah nggak Itu gara-gara gue terus "Serta mulut yang akan selalu berdoa..."
tepar ya, Yan? Gue kaget tetapkan kalo gue nggak bisa nyerah." "Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang
juga sama lo. Padahal lo tersangka pertama gue." "Nggak mau nyerah," ujar Zafran. yang masih punya mimpi
"Kejadiannya sama kayak "Bukan nggak mau nyerah, tapi nggak bisa nyerah. dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang
waktu gue bikin skripsi," ujar Ian. "Maksudnya?" Kalo kita bilang nggak hanya punya nama.
"Gue udah taruh puncak Mahameru di sini." Ian mau nyerah berarti ada kemungkinan kita mau Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya
menunjuk keningnya, nyerah. Tapi kalo lo udah pada kekuatan mimpi
"Sama, waktu gue ngejar skripsi, gue taruh skripsi bilang lo nggak bisa nyerah... sepertinya itu kata dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja,
itu di sini." Ian terakhir." bukan orang biasa-biasa
menunjuk keningnya lagi, "...dan apa pun "Gue nggak mau nyerah... karena gue nggak bisa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh
halangannya, gue nggak akan nyerah...." keadaan. Tapi seorang
mau nyerah." "Iya juga ya." yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban
"Sama... gue juga suka begitu," Riani setuju sama Arial tertunduk memandang api unggun di cita-cita, dan
Ian. depannya. "Gue juga waktu keajaiban keyakinan manusia yang tak
Riani meneruskan, "Iya betul... sori bukannya tepar di atas sana badan rasanya udah dingin terkalkulasikan dengan angka
sombong, tapi selama gue banget, tapi entah kenapa, berapa pun.... Dan kamu nggak perlu bukti apakah
magang, gue terus percaya sama keinginan gue kalo gue masih percaya kalo gue bisa sampai puncak mimpi-mimpi itu akan
dalam satu bulan gue Walaupun nggak ada terwujud nantinya karena kamu hanya harus
harus bisa pegang liputan... eh bener kejadian." buktinya, gue tetep percaya." mempercayainya."
"Sama, gue juga. kalo ada event bagaimana pun Zafran menatap ke nyala api dan berkata, "Our "Percaya pada... 5 centimeter di depan kening
susah ngejalanin-nya, gue greatest glory is not in kamu."
tetap usaha dan gue taruh semuanya di sini" Genta never f ailing... but in rising every time we fall." 363
menunjuk keningnya "Keren!"
juga, "Ada yang bilang... Whether you believe you "Siapa tuh, Ple?" Chapter 10 : SPECTACULAR... SPECTACULAR...
can or whether you believe "Confucius."
you can't... you're absolutely right!" "Gue setuju banget tuh." ...yang bisa dilakukan seorang makhluk bernama
" Keren... quote-nya. siapa tuh, Ta? 'Jadi kalo kita yakin sama sesuatu, kita cuma harus manusia terhadap
"Henry Ford!" percaya, terus berusaha mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka
"Oh...." bangkit dari kegagalan, jangan pernah menyerah hanya tinggal
Zafran tersenyum ke teman-temannya. "Yang dan taruh keyakinan itu mempercayainya...
penting kita tau dan yakin di sini...." Zafran meletakkan telunjuk di depan Sekali lagi, seribu kali lagi, sejuta kali lagi, CINTA.
atas keinginan kita masing-masing dan selalu keningnya. Satu satu mereka masuk ke dalam tenda, kelelahan
percaya pada keyakinan kita "Betul... banget Taruh mimpi itu di sini...," Genta yang sangat membuat
itu." melakukan hal yang sama. mereka terlelap cepat. Genta dan Riani masih ingin
"Sama, Dinda juga entah kenapa keinginan Dinda 'Juga keinginan dan cita-cita kamu," ujar Arial. menikmati malam yang
kuat banget sampe ke "Semua keyakinan, keinginan, dan harapan indah di Ranu Kumbolo. Mereka berdua duduk
puncak. Walaupun capeknya nggak ketahan, Dinda kamu...," Riani berkata pelan. berdekatan di depan api
terus percaya kalo 361 unggun. Bintang-bintang bertebaran, bulan yang
Dinda bisa sampe puncak. Kalo fisik, mungkin udah "Taruh di sini...," Dinda ikut meletakkan telunjuk di putih bersih tampak di
habis, tapi depan keningnya. permukaan danau.
kepercayaan Dinda nggak ada habisnya." Muka Ian tampak menyala, matanya mengkilat Genta melihat rasi bintang Riani terpantul di
"Apalagi waktu lo ilang di hutan ya, Ta?" Arial diterangi cahaya api permukaan Ranu Kumbolo.
menatap Genta. unggun. "Betul! begitu juga dengan mimpi-mimpi Genta sudah meyakinkan dirinya, Genta harus
"Hah? Lo pernah ilang di mana, Ta?" kamu, cita-cita kamu, bilang sama Riani malam
"Sori, gue belum pernah cerita ya." keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar taruh di ini kalau rasi bintang Riani adalah yang paling indah
"Terakhir gue ke Mahameru, gue kan ilang seharian sini." Ian membawa yang ingin Genta
di hutan sehabis jari telunjuknya menggantung mengambang di bawa ke setiap malam di hatinya. Fly me to the
padang ilalang tadi." "Haaaa?" depan keningnya.. Moon-nya. Frank Sinatra
"Pantesan kemarin kayaknya panik banget... diem "Kamu taruh di sini... jangan menempel di kening. bersenandung pelan di bibir Genta.
aja, untung ada gajah Biarkan... dia.. Fly me to the moon
bledug Dufan datang menghibur" "Trus gimana bisa menggantung... and let me play among the star
keluar?" mengambang... Let me see what spring is like on Jupiter and Mars
"Waktu itu badan gue udah capek banget. Makanan 5 centimeter... 364
dan minuman udah di depan kening kamu...." In others words, hold my hand In other words, baby
habis... tapi di sini gue tetap yakin kalo gue bisa 'Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. kiss me
selamat dan keluar dari Dan kamu bawa mimpi Fill my heart with song... and let me sing forever
hutan ini." dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat more You are all I long for...
"Lo nggak takut, Ta?" setiap hari, dan percaya all I worship and adore
"Sumpah, itu takut yang paling takut sepanjang bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang In other words please be true In other words, I love
sejarah. Sendirian malammalam sama diri kamu sendiri, you
di hutan, tapi akhirnya gue tetapkan hati gue kalo kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu "Hi Genta nyanyi... Sinatra ya, Ta?" Riani tersenyum
gue nggak boleh nggak bisa menyerah. dan menoleh ke Genta,
takut. Akhirnya, gue ambil rasa takut itu dari kepala Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, Genta mengangguk- sedikit rambut Riani yang jatuh
gue, terus gue taruh di bahwa kamu akan di antara keningnya
telapak tangan gue. Pokoknya, gue liatin dan gue mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala membuat rasa yang lain di hatinya. Genta bisa
pelototin rasa takut itu keinginan, mimpi, cita-cita, melihat kilatan bintangbintang
sampe rasa takut itu akhirnya takut sendiri sama. keyakinan diri...." di kacamata Riani.
gue... dan rasa takut itu "...Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter "Thanks ya, Ta, buat ini semua."
akhirnya pergi." menggantung mengambang di Genta mengangguk, matanya memandangi api
"Itu namanya Kecerdasan Emosional, Intrapersonal depan kening kamu. Dan... sehabis itu yang kamu unggun yang mulai
skills. perlu... cuma...." mengecil, keremangan tempat itu membuat
Perseverance,"*(Keteguhan tekad) ujar Ian. "Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari suasana menjadi indah.
"Apaan tuh?" tanya Genta. biasanya, tangan yang akan "Kita sering banget berduaan begini ya, Ta?"
"Pokoknya berarti EQ, lo nggak jongkok." berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan "Iya...."
"Maksudnya?" Genta belum ngerti. menatap lebih lama "Seperti bapak sama ibunya anak-anak. Yang lain
"Ntar baca aja skripsi gue." dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat udah pada tidur, kita
360 ke atas." masih sering ngobrol berdua," ujar Riani lembut-
"Trus, trus...."
Genta langsung menoleh ke Riani yang masih membuat mereka tertawa lepas. Malam itu Arial menggendong buah hatinya yang baru
melihat bintang di atas sana. keduanya bahagia sekali. Genta berumur lima tahun. Arian
Hati Genta berdesir... memang ini saatnya Riani tidak pernah melihat Riani sebahagia itu dan bagi memukul-mukul perut papanya yang mulai terlihat
memandang ke langit-ada Genta itu sudah cukup... besar,
sesuatu yang ingin dia curahkan ke Genta. sangat cukup. Semua bebannya selama ini yang 368
Genta menarik napas panjang, mengumpulkan tidak terkatakan ke Riani Mama Arian tampak mendatangi mereka. "Tuh
keberaniannya. Jari-jarinya seperti lepas, dan yang membuat Genta bahagia Mama ngomel," ujar Arial.
menarik-narik rumput liar di antara kakinya. Genta adalah akhirnya dia masih "Kok belum pada dateng ya, Ma?" "Tuh...!"
menoleh ke tenda punya kesempatan dan belum terlambat untuk "Japlan...!!!" Arian berteriak senang. "Alian!"
tempat keempat temannya telah tertidur lelap. menyatakan segala seorang anak kecil berambut
Dan... helaan napas panjang pun terdengar jelas. perasannya ke Riani. Itu adalah sebuah anugerah gondrong berteriak gembira mendatangi mereka.
Genta me ngeluarkan dari cinta yang tak Arial menurunkan Arian dari pangkuannya. "Sana
suara lembut hampir tak terdengar, menyebut terkatakan. Bagi Genta, itu sudah cukup. Riani tidak main sama Zafran."
nama menitikkan setetes air "Zafran, benderanya Om Ial pegang ya, jangan
36T. mata walaupun matanya berkaca-kaca, kekuatan sampai jatuh." Zafran
makhluk di sebelahnya yang wajahnya tak kenal Riani telah meluluhkan mengangguk, memberikan bendera kain merah
lelah memenuhi pikiran Genta. Genta dan Riani tidak akan pernah putih ke Arial.
Genta. "Riani...." melupakan malam yang indah "Jaga sepelti om, jaga dili om sendili." "Hahaha...
Dan... kata-kata tumpah saat itu juga, penuh ini di hati mereka selamanya Sebuah cinta memang persis bapaknya" "Sana
dengan cipratan-cipratan harus diungkapkan main berdua"
keindahan dan argumen lembut mengalir deras karena tidak pernah ada cinta yang disembunyikan, "Jangan nakal ya..," Indy membelai lembut rambut
dipeluk malam yang kecuali oleh seseorang Arian, harta paling
sangat indah bagi mereka berdua di Ranu Kumbolo. yang terlalu mencintai dirinya sendiri. berharga di dunia yang ia miliki. "Iya...," Arian
Malam itu sebuah Mata Zafran terpejam, tapi ia masih mendengar mengangguk. "Wooi
rahasia besar bagi seorang anak manusia terucap degup di dadanya Rambo...apa kabar /o?"
dalam kata-kata, memukul-mukul semakin cepat Semua percakapan Zafran menepuk bahu Arial. Badannya sudah
mengalir indah penuh dengan keyakinan dan janji- tadi dia dengar, membesar, Zafran nggak
janji manusia bagaimana Riani dengan lembut menyebut kurus lagi. "Baik, baik! He... Ple."
mengalahkan kekuatan waktu. namanya, ia memejamkan Arial geleng-geleng kepala. "Anak lo... lo apain?
Bintang-bintang bersinar terang. Bulan pun kembali matanya menarik napas panjang, melihat wajah Kecil-kecil sok bersyair."
tersenyum, sambil Arinda yang lembut "Hahaha..Zafran Junior nggak jauh sama seniornya."
menitikkan air mata bahagia. Senyum yang manis tertidur di bahu Arial. Hati Zafran masih di situ, di "Bini lo mana?" tanya Arial.
penuh dengan antara senyum lembut "Tuh!
pertanyaan, tidak tahu harus berkata apa. Sebuah Arinda yang selalu mengisi hari harinya selama ini. "Ya ampun Juple... udah isi lagi?" "Achilles memang
keindahan cinta telah Zafran menggelenggelengkan tokcer... hahaha...,"
datang kembali malam ini. kepalanya, menyesal telah berkelakuan terlalu Zafran tertawa keras. "Mama! ada Zafran nih sama
Riani yang semenjak tadi mendengarkan, menoleh terus mamanya Zafran,"
lembut ke Genta, 367 Arial berteriak keras memanggil Indy, meski
matanya berkaca-kaca, tangannya lembutnya terang, tentang perasaannya kepada Arinda di bingung dengan kalimatnya.
memegang erat tangan depan Riani yang rupanya Indy tersenyum manis menghampiri.
Genta. menyimpan ukiran rapi nama Zafran di hatinya. "Ya ampun... mamanya udah isi lagi. Lo apain
"Terima kasih, Ta." Cinta memang bukan Juple?"
"Tapi... bukan... kamu, Ta." untuk dimiliki. "Halo Indy... apa kabar?''
Genggaman tangan Riani semakin keras, membuat Arinda masih terpejam tapi tidak hatinya, tidak "Baik, baik... ya ampun Juple... cewek? Cowok?"
Genta tidak percaya pendengarannya. Ia "Belum ketauan, masih kecil gitu, mudah-mudahan
pada apa yang dikatakan Riani. Dengan jujur, kata- langsung memeluk erat abangnya saat mendengar cewek." Zafran
kata kembali tumpah aliran lembut kata-kata memegang-megang perut istrinya.
di bibir lembut Riani. Dengan sabar dia ceritakan Genta. Malam itu, dalam pelukan abangnya Dinda Arial merangkul Zafran dan berujar, "Kalo cewek
semuanya malam itu ke mencoba terlelap, tidak jangan dinamain Riani
Genta yang sudah Riani anggap lebih dari seorang mau mendengar lebih banyak lagi. Selama ini hati junior juga, nggak kreatif amat sih lo."
sahabat. Seorang Arinda tulus sudah ia "Nggak akan lah... papanya emang geblek dari
sahabat terbaik yang pasti sangat mengerti Riani. serahkan untuk Genta, selalu untuk Genta...tidak dulu," ujar Riani sambil
Riani terus bercerita ada yang lain... cuma membelai perutnya, tersenyum manis ke Arial dan
penuh kelembutan, terus bercerita, dan nama Genta. Indy.
seorang sahabat pun Dan, cinta sekali lagi membuktikan kekuatannya "Kalo cowok lagi... gue namain Achilles." "Nggak
terucapkan di situ. malam itu kalau cinta ada boleh," Riani mencubit
"Dia... Zafran, Ta." untuk cinta itu sendiri, bukan untuk dimiliki, bukan perut Zafran yang sudah mulai membuncit. "Iya
Mata Genta membesar tak percaya, Genta untuk Genta, bukan iya,..."
tersenyum lembut, kekecewannya untuk Dinda, bukan untuk Riani, bukan untuk "Genta mana, Ple?" tanya Arial
luluh melihat kekuatan Riani selama ini melawan Zafran. Cinta memang ada "Tadi kayaknya udah dateng. Di depan kali, lagi
semua rasanya ke Zafran. untuk dicintai dan diungkapkan sebagai sebuah ngobrol sama nyokap lo."
Mata Riani sudah berkaca-kaca, tetapi tak ada jembatan baru ke "Alian! Japlan!"
sedikit pun air mata pelajaran-pelajaran kehidupan manusia "Nah tuh jagoannya Genta!"
menetes. Entah kenapa selanjutnya. Cinta yang akan Sesosok anak kecil berambut tipis berlari kencang
366 membuat manusia lebih mengerti siapa dirinya dan mendekati Arian dan
kekecewaan Genta malam itu seperti hilang begitu siapa penciptanya. Dan, Zafran Jr. "Aga!. cini!"
saja Melihat bagaimana dengan penuh rasa syukur akhirnya manusia "Udah dong mainnya kan halus latihan buat besok."
kekuatan di mata Riani berbinar-binar bercerita menyadari bahwa tidak Aga mendekati temantemannya
tentang segala rasanya ada cinta yang paling besar di dunia ini kecuali cinta dan menarik tangan mereka.
untuk Zafran, segala impiannya, segala tingkah laku Sang Pencipta kepada "Iya... udah ya mainnya!" "Yuk."
Zafran yang selalu makhluknya. Tidak pernah ada cinta yang bisa Arian dan Jr pun nurut sama Aga.
bisa membuat Riani tersenyum... Genta belum dimiliki oleh manusia, "Hahaha... sumpah, Genta banget," Zafran tertawa
pernah melihat Riani kecuali cinta dari Sang Pencipta-yang tidak pernah keras.
sebahagia itu. Keduanya melewati malam yang berpaling dari manusia "Halo semua,..." Genta mendatangi mereka.
indah bertaburan bintang dan selalu mencintai makhluk terbaik ciptaan-Nya. 370
di Ranu Kumbolo. Sang Pencipta tidak "Genta, perut lo?" Arial dan Zafran terkaget-kaget
Genta menunjuk ke rasi bintang yang dibuatnya pernah memberikan apa yang manusia pinta, melihat Genta.
untuk Riani. Rasi bintang seperti cinta... Ia memberi "Hahaha...tau nih, mamanya jago ngurus suami."
yang paling indah buat Genta. Riani menceritakan apa yang manusia butuhkan. Genta merangkul istrinya
bagaimana Zafran SEPULUH TAHUN KEMUDIAN yang tersenyum manis. "Halo semua..." "Citra apa
sering berpuisi sok tahu khas Zafran, tentang Minggu pagi di Secret Garden. kabar?" "Baik, baik...."
bintang-bintang yang "Arian!!! jangan cabut tanaman... Papa nggak "Riani sih nggak usah nanya kabar sama Citra, tiap
suka...." hari ketemu di kantor,
hari Minggu ketemu lagi di sini," kata Indy yang "Tiangnya mana?" berlari kencang sekali menuju dapur. Ian langsung
sedang membawa nampan "Tuh, udah dipasang... nih benderanya!" berlari, mengejar
penuh minuman. Aga sebagai inspektur upacara berteriak keras anaknya.
"Hahaha...." sekali. "Upacala bendeya "Kenapa tuh si David?"
"Eh Dinda lagi di sini!" ujar Indy. "Oh... ya?" hawli cenen.... Pengibayan cang caka meyah "Ayah David yah...Bunda Happy berteriak panik."
"Ya ampun, kangen gue sama Dinda," Riani pyutih." "Daviiid...!!!" Ian mengejar anaknya
langsung berdiri dan "Ssst... sst," semuanya terdiam menahan senyum David kembali dengan membawa sebungkus
melongok ke dalam rumah. melihat latihan upacara Indomie.
"Mana, mana?" Riani bertanya-tanya. buah hati mereka. "Hahaha...."
"Paling lagi di dapur... lagi masak. Sepertinya sih "Zafran Junior, Arian, dan David tampak berbaris "Bapak sama anak sama aja."
sama nyokap." sesuka-suka mereka, "Hore... hebat anak Papa," Genta membelai rambut
"Sama Deniek?" tanya Genta. mendekati tiang bendera. Aga lembut "Berarti
"Iya...." "Arian... bisa nggak pasang talinya?" Arial berteriak besok Senin nggak takut lagi dong." Arial ikut
"Tuh Deniek." agak keras ke anaknya. berbicara melihat keempat anak kecil yang masih
Deniek tampak menghampiri mereka, kedua "Sst, biarin aja, Pa." berdiri polos. "Tapi kan
tangannya menggendong Dan, ssrt... bhet... banyak oyang, takut," David melihat polos ke
seorang anak perempuan berumur tiga tahun Zafran Junior menarik keras kain Sang Saka Merah ayahnya.
dengan pipi tembem Putih. "Bendeyaaaa "Ada bu guyu lagih," Zafran Junior tertunduk,
menggemaskan. ciaaaap...." memainkan rumput di
"Halo semua... apa kabar?" Deniek tersenyum. Genta, Arial, Riani, Zafran, Ian, Dinda, dan Deniek kakinya.
Kumis tipis sekarang saling berpandangan, 375
menghiasi wajahnya. suara tarikan bendera tadi sangat familiar "Tapi kamu harus yakin bisa ya!" Zafran membelai
"Baik, baik... udah punya momongan sekarang, terdengar di telinga mereka. Aga rambut anaknya yang
Niek?" berteriak keras lagi. malah terdiam bingung.
"Iya dong?" 373 Keempat anak kecil itu saling bertatapan bingung.
"Aduh lucu banget, siapa namanya, Niek?" "Kepayda cang caka meyah pyutih holmaaaaat... "Kalo calah dimalahin
"Deninda." glak!" Semua di situ bu guyu."
"Oh Deniek dan Arinda." mengangkat tangannya, memberi penghormatan Zafran melihat keempat anak kecil itu. "Kalo Papa
371 kepada Sang Saka Merah sama Om, Tante yang
"Tuh Pa, kasih nama kayak gitu, masa Zafran lagi, Putih. ada di sini sih percaya kalian bisa."
Achilles... lah," Riani Indonesia tanah airku... "Iya? Dali mana Papa tau?" Zafran Junior melihat
menepuk bahu Zafran. Tanah tumpah darahku... papanya bingung.
"Konsekuensi kawin sama artis emang gitu Mama- Di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku "Pokoknya Papa tau kalian bisa."
sayang," Zafran Indonesia kebangsaanku "Benel?"
merangkul Riani mesra, bangsa dan tanah airku Zafran menarik napas dan melanjutkan,
"Kapan datang dari Surabaya, Niek?" Marilah kita berseru Indonesia bersatu... "Iya...sekarang kalian bayangin,
"Tadi malam. Mamanya Deninda kangen sama Indonesia Raya kembali berkumandang memenuhi kalian hari Senin bisa naikin bendera, terus
ibunya." hati mereka Puncak semuanya mulai dari Bu Guru
"Halo semua," sosok Arinda mendatangi mereka. Mahameru serasa kembali di penglihatan, bendera dan teman-teman...."
"Pa kabar Mbak Riani?" Dinda memeluk Riani erat. yang naik merambat "Tukang es klim...."
"Citra...." diiringi kepulan asap Mahameru masih membekas "Iya tukang es krim."
"Bang Genta, Bang Zafran." di hati mereka. Malam "Copil jemputan...."
"Halo Dinda... Pa kabar?" di Ranu Pane, malam di Arcopodo, malam di Ranu "Iya, sopir jemputan juga. Pokoknya semuanya
"Baik, baik," Dinda tersenyum manis. Kumbolo. tersenyum waktu
"Halooo semua..." Keluarga Ian datang memakai Riani dan Dinda berkaca-kaca melihat benderanya udah sampai ke puncak tiang. Mereka
baju seragam merah pemandangan di depannya. Deniek tersenyum senang sama
dengan tulisan besar di depannya. Baju Ian tampak khidmat melihat kain bendera yang kalian, coba kalian bayangin."
bertuliskan Ayah Ian, baju perlahan naik. Sebuah "Merem!"
anaknya yang gembul bertuliskan nanda David, dan teriakan mengagetkan mereka. "Papa... Mama... Keempat anak itu memejamkan matanya dengan
Istri Ian yang tampak Om, Tante... yang kelas keras. Wajah mereka
cantik hari itu memakai baju bertuliskan Bunda dong nyanyinya... nggak ke-dengelan." terlihat lucu sekali. "Buka!" "Udah!!!"
Happy. "Iya, iya...," sekumpulan orang tua itu tersenyum "Gimana rasanya?" "Ceneng banget."
"Halo Mama Salma." bahagia. Ian ikut membantu Zafran... "Nah sekarang taruh
"Pa kabar?" Hiduplah tanahku hiduplah negriku Bangsaku perasaan itu di sini. Di
"Baik, baik... kalian?" rakyatku semuanya depan kening kalian.... Jangan pernah kalian lepas.
"Baik." bangunlah jiwanya... Sekarang latihan lagi...
David langsung lari menemui keempat teman TK- bangunlah badannya untuk Indonesia raya latihan terus... oke?"
nya. Genta tak berkedip memandang Sang Saka Merah "Oke... ciip."
"Alo... cemua." Putih yang berkibar 376
"Eh ada Dapid." lembut. Senyumnya tampak mengembang puas "Hole... hole...." "Cepet...."
"Alo... aga." melihat anaknya dengan "Ayo! Ambil bendeyanya."
"Alo...Japlan." gagah dan mata terpicing memberi hormat, Keluarga besar itu berkumpul di bungalow Secret
"Alo... Alian." diterangi sinar matahari pagi. Garden, memandang
"Alo Dapid." 374 anak-anak mereka yang terus berlatih menaikkan
"Yuk udah cemua dateng... latian yuk...," Aga Arial, Ian, dan Zafran memandang penuh khidmat Sang Saka Merah Putih.
berkata polos kepada keempat kulit bendera yang Angin pagi dan hangatnya sinar matahari
temannya." melambai-lambai di antara sinar matahari pagi menambah teduh suasana hati.
Keempatnya langsung berteriak lantang, "Udah! Tangan tangan kecil buah "Kalau sudah besar, mereka harus jadi orang yang
Mau latihan!" hati mereka perlahan-lahan menarik Sang Dwi bisa membuat orang lain
372 Warna ke puncaknya. bisa bernapas lebih mudah... lebih lega... karena
"Iya, iya... SMA satu sekolah, nongkrong bareng, Pemandangan yang membual mereka sekak lagi ada mereka di situ."
punya anak, TK-nya melihat langit dan "Amin...."
bareng... Pusing, pusing, kapan gue bisa lepas dari berterima kasih. Riani dan Dinda memejamkan matanya. Sekarang
lo semua? Hahaha..." Indonesia raya... merdeka merdeka... Tanahku mereka sudah menjadi
"Hahaha..." negriku yang tercinta... seorang ibu. Entah kenapa setiap berdoa mereka
"Achilles ngomel," Genta geli melihat Zafran. Indonesia raya merdeka merdeka... Hiduplah merasakan sesuatu yang
"Lo inget nggak? Dulu waktu kita nongkrong di Indonesia raya... lain, merasa dekat dan percaya kalau doa mereka
sekolah, kita ngayal nanti "Tgaaaap...! Glak..." selalu didengar setiap
kalo udah punya anak, kayak gimana yah? Bayangin "Hole hole hole bicaaa... bica bica... bica... hole saat setiap doa. Bungalow Secret Garden hari itu
anak kita masingmasing hole...." penuh dengan doa, mimpi,
pada bercanda kayak bapaknya... pasti ancur." Keempat anak kecil lucu itu melonjak-lonjak dan keyakinan tulus di hati anak manusia.
"Ini kejadian!" gembira David tiba-tiba "Ta...."
"Hahaha..." "Iya, Yan."
"Lo selalu pake 5 centimeter?" "Selalu...." "Gue pemerintah. Salah satu kenangan tak terlupakan di
juga" "Sama... gue juga." sekolah adalah ketika
"Sama, gue juga" "Selalu...." gurunya tak percaya bahwa dirinya sudah berhasil
"Sama... dan gue percaya itu." "Nggak pernah gue menulis puisi.
lepas." "Nggak pernah Sementara, di lingkungan tempat tinggalnya ia
ilang." dipercaya menjadi ketua
377 karang taruna selama enam tahun berturut-turut,
"Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau dengan alasan: karena
cita-cita, kamu taruh di bisa nulis proposal.
sini, di depan kerangkamu... jangan menempel. Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas
Biarkan...." "Dia...." Jakarta dan ikut aktif
"Menggantung...." "Mengambang...." dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman gagal
"5 centimeter... di depan kening kamu...." mendapatkan beasiswa
"Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu." pada salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak
Tarikan napas panjang jelas terdengar di antara membuatnya putus asa,
mereka.... tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya
"Ada yang pernah bilang kalo idealisme adalah menjadi ketua
kemewahan terakhir yang penyelenggaranya. Bersama teman-teman lain, ia
dimiliki oleh generasi muda." berhasil mendapatkan
"kita udah buktiin kalo pendapat itu salah." beasiswa bagi peserta pelatihan, bahkan kadang-
Semuanya saling pandang dan tersenyum hangat kadang tanpa diduga ia
satu sama lain, sering mendapat beasiswa dari kampus. Saat-saat
kehangatan keluarga di minggu pagi dalam terbaik sebagai
bungalow Secret Garden pun mahasiswa adalah ketika bergabung dalam barisan
menjauh... terbang ke langit biru, ke langit yang menegakkan reformasi
masih sama sepuluh tahun tahun 1998, yang membuatnya bangga menjadi
yang lalu di antara kegagahan Mahameru.... Masih bagian dari bangsa yang
sama dengan indahnya besar ini.
keajaiban mimpi-mimpi dan tekad mereka. Sebuah Selain maniak film dan fotografi, bertualang ke
keyakinan yang tidak alam terbuka adalah hobi
akan pernah padam. yang paling disukainya, sekaligus penyembuh dari
Belum pernah ada bukti-bukti nyata dalam angka otaknya yang selalu
dan kalkulasi yang bisa minta berpikir keras-yang membuat orang baru
dipecahkan oleh ilmu pengetahuan tentang pertama ketemu pasti
bagaimana keajaiban sebuah terjebak dalam persepsi: "ini orang tipe pemikir dan
mimpi dan keyakinan bisa membuat begitu banyak cool" atau "ini orang,
perbedaan yang bisa gila ya...?".
mengubah kehidupan manusia. Belum pernah ada. Setelah lulus kuliah ia sempat berpindah-pindah
Hanya mimpi dan tempat kerja untuk terus
keyakinan yang bisa membuat manusia berbeda mencari bentuk pekerjaan yang tepat dan cocok,
dengan makhluk lain. sebelum akhirnya tercatat
Hanya mimpi dan keyakinan yang membuat sebagai seorang Instructor/Trainer di salah satu
manusia sangat istimewa di perusahaan Konsultan
mata Sang Pencipta. Dan, yang bisa dilakukan Sumber Daya Manusia di Jakarta.
seorang makhluk bernama 5cm.dreams@gmail.com
manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya
hanya mereka tinggal
mempercayainya.
Untuk mereka yang masih belum percaya-walaupun
manusia tidak akan
pernah bisa memutar kembali waktu untuk
mengulang kembali semuanya
dari awal-Tuhan telah memberikan ke-
378
bebasan bahwa setiap manusia bisa memulai
kembali semuanya dari
sekarang, untuk membuat akhir yang baru, akhir
yang lebih indah.
Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi....
Terima Kasih

BIOGRAFI SINGKAT

Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober


1978. Sulung dari empat
bersaudara ini menghabiskan seluruh waktunya
dari kecil hingga besar di
Jakarta. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu
di SMU 6 Jakarta,
sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan
karena kenangankenangan
yang menyenangkan dan tak terlupakan.
Kegemaran menulis
dan membaca sudah ada semenjak mulai bisa
menulis dan membaca,
konon hal ini akibat sang Papa meletakkan banyak
buku di sekitar ari-ari
putra sulungnya.
Kegemaran menulis pernah mengantarnya menjadi
juara pertama lomba
menulis dan membaca puisi yang diselenggarakan
salah satu instansi

Anda mungkin juga menyukai