Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL REFLEKSI KEGIATAN PEMBELAJARAN MKWK

PENDIDIKAN PANCASILA- KELAS 50

DISUSUN OLEH:

FINKA SARI EFANI (210406027)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

DOSEN : Onan Marakali Siregar S.Sos., M.Si

PENDIDIKAN PANCASILA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ................................................................................. 1
I. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1
II. TUJUAN ........................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2
HASIL REFLEKSI ............................................................................... 3
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 6
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang beragam dari adat, suku, dan bahasa. Hal ini merupakan
anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia yang terbentang dengan
berbagai pulau dari sabang sampai Merauke. Setiap pulau memiliki adat dan suku tersendiri
dengan Bahasa daerah masing-masing. Namun semua perbedaan yang ada disatukan oleh
Bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Selain disatukan dengan Bahasa Indonesia, negara ini juga memiliki pedoman hidup
sebagai warga bernegara yaitu Pnacasila. Terdiri atas 5 bulir yang mencakup semua aspek
kehidupan, baik antar hamba dan Tuhan, sampai manusia dengan manusia lainnya.

Pancasila jika dijabarkan memiliki banyak sekali nilai-nilai penting dalam menyatukan
perbedaan mengingat kembali bahwa perbedaan di Indonesia begitu luar biasa beragam. Untuk
itu mata kuliah Pendidikan Pancasila dihadirkan sebagai wadah dalam pengembangan diri
dalam memperluas pikiran tentang pentingnya bertoleransi dalam perbedaan yang diseimbangi
dengan Pancasila sebagai acuannya.

Pada laporan tulisan ini, mencoba untuk melakukan refleksi pada pembelajaran Pendidikan
Pancasila kelas 50 yang sudah dilaksanakan selama 1 semester pada tahun 2022. Refleksi
adalah suatu aktivitas dimana seseorang mengingat kembali apa yang telah terjadi atau berlalu,
memikirkan kembali, mempertimbangkan, serta membuat suatu penilaian. Refleksi juga
merupakan proses pemikiran untuk menghadapi suatu situasi yang bermasalah (Dewey, 1933).

II. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan laporan refleksi ini adalah :
• Mengingat kembali mengenai materi-materi yang telah disampaikan.
• Mempertimbangkan serta membuat penilaian ulang.
• Menguraikan pemikiran untuk menyelesaikan masalah.
• Menciptakan suatu pengalaman dan pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan penjelajahan historis diketahui bahwa Pancasila yang berlaku sekarang


merupakan hasil karya bersama dari berbagai aliran politik yang ada di BPUPKI, yang
kemudian disempurnakan dan disahkan oleh PPKI pada saat negara didirikan, Mahfud MD
(2009:14). Lebih lanjut, Mahfud MD menyatakan bahwa ia bukan hasil karya Moh. Yamin
ataupun Soekarno saja, melainkan hasil karya bersama sehingga tampil dalam bentuk, isi, dan
filosofinya yang utuh seperti sekarang.

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila
sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila
sebagai intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator values
(Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu.

Sejarah Pancasila yang panjang dan juga fungsinya yg luar biasa bagi berbagai aspek,
maka Pendidikan Pancasila harus tersu dikembangkan melalui proses belajar mengajar,
dimulai dari Sekolah Dasar hingga jenjang perkuliahan. Bahkan untuk Perguruan Tinggi
pemerintah sudah memberi ketetapan mengenai pembelajaran Pendidikan Pancasila
dilingkungan kampus.

Amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 35 ayat 3 tentang kurikulum


menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi
dengan mengacu pada Permenristekdikti No,44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kuliah Agama, Pancasila, Pendidikan
Kewarganegaraan dab Bahasa Indonesia yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan.
BAB III
HASIL REFLEKSI

Kegiatan belajar mengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila yang termasuk ke dalam
mata kuliah wajib kurikulum telah dilaksanakan sebanyak 15 pertemuan dengan berbagai topik
pembahasan. Pada pembelajaran mata kuliah wajib kurikulum tahun 2022 ini, mengangkat
tema “Gotong Royong Merawat Kebhinekaan Sebagai Modal Dasar Menuju Sumatera Utara
Maju, Aman, dan Bermartabat”. Dengan tema besar ini, mata kuliah wajib kurikulum
mengambil konsep pembelajaran berbasis proyek namun juga terdapat pemberian materi di
kelas yang dilakukan melalui zoom meeting.

Pancasila diciptakan pada puluhan tahun lalu untuk terus membimbing keputusan yang
akan negara ambil maupun cara hidup masyarakat di Indonesia. Untuk itu mempertahankan
kedudukan Pancasila menjadi dasar negara harus terus kita suarakan. Walaupun Pancasila
mengatur kehidupan bernegara namun, junjungan tinggi terhadap keagungan Tuhan YME tetap
pada urutan pertama, yang membuktikan bahwa masyarakat Indonesia merupakan orang yang
taat dan berserah diri sebelum berlanjut kepada poin berikutnya yang menyuarakan tentang
persatuan, keadilan, dsb.

Penekanan kepada kata persatuan begitu terasa dalam Pancasila, mengingat bahwa
negara ini terdiri dari 1.340 suku bangsa di Indonesia menurut sensus Badan Pusat Statistik
pada tahun 2010. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508
pulau yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa dan enam agama. Keragaman ini menjadikan
Indonesia mudah sekali terlibat perpecahan antar golongan, maupun kelompok agar terlihat
lebih hebat dan kuat dibanding yang lainnya.

Tapi jika kita terus mempelajari dan mengingat nilai-nilai Pancasila hal tersebut tidak
akan terjadi, karena rasa toleransi yang tinggi begitu kuat melekat pada diri kita apabila
memaknai Pancasila dengan benar. Selain itu semenjak dahulu, Indonesia sudah dikenal
sebagai negeri yang penuh adab, santun, dan ramah oleh mata dunia, maka sebagai generasi
bangsa yang juga hidup pada zaman penuh kecanggihan teknologi informasi kita harus terus
mempertahankan sifat terpuji itu, walau perpecahan di masa sekarang lebih mudah terjadi
mengingat hoax dan ujaran kebencian yang cukup marak terjadi.
Terlepas dari semua itu, sebagai generasi bangsa seharusnya kita semakin gencar
mengkampanyekan nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman hidup warga demi kesejahteraan
bersama, yang juga dibantu oleh pihak pemerintah sebagai pemberi izin maupun penyelenggara
sosialiasi resmi dalam rangka mengurangi perselisihan antar masyarakat mengenai keberadaan
Pancasila dan juga keterbukaan pikiran tentang toleransi bermasyarakat yang merujuk pada
nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Sayangnya ketika masyarakat, khususnya generasi muda sudah bergerak dan bergejolak
dalam menerapkan maupun memaknai Pancasila lebih dalam demi kehidupan yang damai,
oknum tidak bertanggung jawab seperti aparat negara atau pejabat tinggi daerah tidak
menerapkan hal yang sama, beberapa dari mereka melakukan tindakan korupsi, penistaan
agama, berbuat kasar kepada masyarakat, tidak tranparan dalam melakukan kinerjanya,
mengesahkan RUU tanpa mendengar suara rakyat, dsb. Hal ini memicu pada rusaknya makna
sila kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” karena apapun hal negative
yang dilakukan pemimpin-pemimpin, ataupun pengayom masyarakat yang berhubungan
langsung dengan pekerjaannya akan merugikan seluruh masyarakat negara dan berdampak
sangat besar bagi kehidupan kedepannya, seperti resesi dan inflasi dalam skala mikro hingga
makro. Masyarakat akan semakin tertindas bahkan terus terjebak dalam kemiskinan. Contoh
nyatanya ada pada tanah Papua, begitu kaya dengan tambang emas yang berlimpah, namun
kesejahteraan masyarakat begitu minim.

Membuat Pancasila memiliki kedudukan yang benar serta membuat tujuan dari
Pancasila tersampaikan, kita semua harus mengikuti bunyi sila ketiga yaitu “Persatuan
Indonesia” dimana semua lapisan masyarakat harus bersatu tanpa memandang kasta, atau RAS.

Untuk itu saya sendiri semakin paham bahwa pelajaran Pancasila begitu penting hadir
disela pembelajaran pokok lainnya. Dibekali saat berada di bangku Sekolah Dasar hingga kini
berada pada ranah perkuliahan selama satu semester penuh menjadikan saya sebagai manusia
yang lebih toleran terhadap banyaknya perbedaan sekitar, selain itu saya juga lebih sadar bahwa
penanaman nilai nilai Pancasila harus terus ditanamkan agar saat memiliki kekuasaan di suatu
saat nanti saya tidak akan menjadi manusia yang serakah, mangacuhkan keadilan, ataupun
merugikan banyak orang. Materi- materi dari mata kuliah Pendidikan Pancasila ini juga
berdampak besar pada pembentukan karakter yang lebih unggul.
BAB IV
PENUTUP

I. Kesimpulan

Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada kelas Pendidikan
Pancasila 50, mahasiswa telah diajarkan secara bertahap mengenai pentingnya Pancasila
bagi kehidupan, mulai dari toleransi, contoh-contoh perbuatan yang menentang Pancasila,
hingga perilaku yang bertolak belakang dengan Pancasila, sehingga mahasiswa dapat lebih
berpikir lagi dalam bertindak bagi kehidupannya, mengikuti tujuan baik dari hadirnya
Pancasila pada dasar negara Indonesia.

II. Saran

Pembelajaran dan materi yang disampaikan selama 1 semester sudah baik, namun sedikit
terkendala dalam hal diskusi dikarenakan terdapat pertemuan secara daring, juga
pembagian waktu antara pengerjaan proyek MKWK dengan tugas kelas sendiri sering
membuat mahasiswa kewalahan. Saran saya interaksi antara dosen dan mahasiswa lebih
ditingkatkan lagi begitu juga dengan tugas yang bertabrakan dengan proyek besar MKWK
harus lebih terarah dan tersusun.
Daftar Pustaka

Mahfud, M D. 2009. “Pancasila Hasil Karya dan Milik Bersama”, Makalah pada
Kongres Pancasila di UGM tanggal 30 Mei 2009.

Anda mungkin juga menyukai