Semester
Semester Ganjil 2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT bahwa dengan rahmat dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah Pancasila yang berjudul “Studi Kasus Pancasila” sebagai
tugas besar mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Adapun isi dari makalah ini adalah studi kasus dari semua materi pembelajaran yang
telah di pelajari seperti, Pengantar Pendidikan Pancasila,Pancasila Dalam Arus Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia,Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Pembukaan dan
Pasal-Pasal UUDNRI 1945, Implementasi Pancasila dalam Perundang-Undangan dan
Kebijaksanaan Negara, Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan Dasar Pengembangan Ilmu,
Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain, Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika,
Pendalaman Materi Pancasila, Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dalam Kehidupan Bernegara, Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Kemanusiaan Yang
Adil Dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara, Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila
Persatuan Indonesia dalam Kehidupan Bernegara,
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi tugas
yang bapak Cuntoko, SE., MM. berikan serta dapat menjadi nilai untuk penulis.
Oleh sebab itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis
untuk masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan “Terimakasih”
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1................................................................................................................Latar Belakang 1
1.2...........................................................................................................Rumusan Masalah 1
1.3............................................................................................................Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengantar Pendidikan Pancasila............................................................................2
B. Pancasila Dalam Arus Kajian Sejarah Bangsa Indonesia......................................3
C. Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Pembukaan dan
Pasal-Pasal UUDNRI 1945...................................................................................4
D. Implementasi Pancasila dalam Perundang-Undangan
dan Kebijaksanaan Negara....................................................................................4
E. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan Dasar Pengembangan Ilmu.......................5
F. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain........................................6
G. Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika.................................................................7
H. Pendalaman Materi Pancasila................................................................................7
I. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Kehidupan
Bernegara...............................................................................................................8
J. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Kemanusiaan Yang Adil
Dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara............................................................9
K. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Persatuan Indonesia dalam Kehidupan
Bernegara.............................................................................................................10
L. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaran/Perwakilan
dalam Kehidupan Bernegara................................................................................11
M. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dalam Kehidupan Bernegara................................................................................11
N. Makna dan Aktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara.........................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
C. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila adalah mata kuliah wajib umum (MKWU) yang berdiri sendiri dan harus
ditempuh oleh setiap mahasiswa, baik pada jenjang diploma maupun jenjang sarjana.
Mata kuliah pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan
program studinya masing-masing. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan
kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Hal ini berarti mata 11 kuliah Pancasila
merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student centered
learning, untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon
pemimpin bangsa dalam membangun jiwa profesionalitasnya sesuai dengan program
studinya masing-masing, serta dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah
penuntun (guiding principle) sehingga menjadi warga negara yang baik (good
citizenship).
Studi Kasus :Masalah Terorisme Salah satu masalah besar yang dihadapi
Indonesia saat ini adalah terorisme. Asal mula dari kelompok terorisme itu
sendiri tidak begitu jelas di Indonesia. Namun, faktanya terdapat beberapa
kelompok teroris yang sudah ditangkap dan dipenjarakan berdasarkan hukum
yang berlaku. Para teroris tersebut melakukan kekerasan kepada orang lain
dengan melawan hukum dan mengatasnamakan agama. Mengapa mereka mudah
terpengaruh paham ekstrim tersebut? Sejumlah tokoh berasumsi bahwa lahirnya
terorisme disebabkan oleh himpitan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan,
pemahaman keagamaan yang kurang komprehensif terkadang membuat mereka
mudah dipengaruhi oleh keyakinan ekstrim tersebut. Agama yang sejatinya
menuntun manusia berperilaku santun dan penuh kasih sayang, di tangan teroris,
agama mengejawantah menjadi keyakinan yang bengis tanpa belas kasihan
terhadap sesama.
Cara Mengatasinya :Dengan memperhatikan masalah tersebut, maka
pendidikan Pancasila sangat penting untuk diajarkan pada berbagai jenjang
pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Urgensi pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya
sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-
nilai Pancasila. Selain itu, urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat
memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok
2
(leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) (Abdulgani, 1979: 14). Urgensi
pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon pemegang tongkat estafet
kepemimpinan bangsa untuk berbagai bidang dan tingkatan, yaitu agar tidak
terpengaruh oleh paham-paham asing yang negatif. Dengan demikian, urgensi
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi dengan meminjam istilah Branson
(1998), yaitu sebagai pembentuk civic disposition yang dapat menjadi landasan
untuk pengembangan civic knowledge dan civic skills mahasiswa
C. Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Pembukaan dan Pasal-
Pasal UUDNRI 1945
3
Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai dasar negara dan “ way of life” bagi
kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Hal ini menurut catatan sejarah Pancasila dulunya
adalah suatu ajaran yang sudah ada sejak jaman Majapahit, hal ini dibukukan dalam kitab
Sutasoma karangan Empu Tantular serta kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca.
Studi Kasus : calon Gubernur DKI Jakarta, Ahok yang mengutip ayat Al-Quran
(surah Al-Maidah: 51) untuk kepentingan politik, sehingga menimbulkan
permasalahan yang berdapak pada isu SARA. Serta banyak pihak-pihak yang
mengatasnamakan agama tertentu hanya untuk hasrat pribadi maupun golongan
tertentu.
Cara mengatasinya:Perilaku tersebut sudah jelas bertentangan dengan beberapa
sila yang tertuang dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana
pada sila kesatu ini semua orang berhak memeluk agama tanpa ada paksaan dari
pihak lain, tidak boleh menistakan agama lain, dan menjunjung tinggi kerukunan
umat beragama. Sila kedua yang dilanggar yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, dimana semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam
pemenuhan kesejahteraan, kehidupan yang layak, persamaan hak dalam politik,
kesetaraan dalam hukum, dan hal-hal lain yang diatur dalam undang-undang
tanpa melihat suku dan ras.
Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita
bersama) seluruh bangsa Indonesia. pancasila dikatakan sebagai filsafat karena merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Notonagoro berpendapat bahwa filsafat pancasila ini
memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.
Jika ditilik dari soal tempat, filsafat pancasila merupakan bagian dari Filsafat Timur
(karena Indonesia kerap digolongkan sebagai Negara yang ada di belahan bagian Timur).
Sebenarnya, ada banyak nilai ketimuran yang termuat dalam Pancasila, misalnya soal
pengakuan akan adanya Tuhan, kerakyatan, keadilan yang diidentikan dengan paham mengenai
‘ratu adil’ dan seterusnya. Pancasila juga memuat pahampaham Barat, seperti : Kemanusiaan,
demokrasi, dan seterusnya. Sebagai sistem filsafat, Filsafat Pancasila ternyata juga harus tunduk
dalam formulasi Barat yang sudah mapan sejak dulu. Jika Pancasila mau
dipertanggungjawabkan secara salih, logis, koheren, dan sistematis, di dalamnya harus memuat
kaidah-kaidah filosofis. Pancasila harus memuat juga dimensi metafisis, (ontologis),
epistomologis, dan aksiologis.
Cara mengatasinya:
Agama
5
Agama adalah salah satu banteng yang kokoh untuk membendung
budaya-budaya barat yang seenaknya masuk ke negara kita.
Didikan Orang Tua
Memberikan nasihat agama dan jangan selalu memanjakan anak
dengan harta dan kesenan.
Waspada Memilih Teman Bergaul
Bertemen boleh dengan sapa saja.Tapi ingat memilih teman juga
harus teliti, karna teman adalah salah satu faktor lingkungan yang
menyebabkan kita berprilaku hedonis.
Hidup Sederhana
Kebutuhan diri adalah cara yang baik untuk menahan arah
hedonisme.
6
Bergaulah hanya dengan orang-orang yang taat beragama kelompok
muda-mudi dalam peribadatan atau teman-teman sekolah/kuliah yang
taat beribadat
Jangan pulang kerumah melibihi jam 9 malam
Jangan coba menonton blue film atau baca majalah porno
Jangan baca roman picisan/stensilan
Perbanyak amal ibadah dan menuruti nasihat orang tua
Isi kegiatan waktu senggang dengan berolahraga atau membaca
buku-buku yang bermutu
Tanamankan nilai-nilai pancasila pada diri agar terhindar dari
perbuatan yang tercela
7
Indonesia sebagai ruang publik. Nilai berkebangsaan Indonesia dapat tertanam melalui
pendidikan Pancasila yang tujuannya adalah membangun kepribadian manusia
Indonesia yang utuh, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya.
Dengan demikian Pendidikan Pancasila mengajak mahasiswa menilai realitas ruang
publik sehari-hari secara mandiri dengan panduan nilai-nilai etis Pancasila tersebut.
1. Studi Kasus :Munculnya berbagai aliran agama baru (Lia Eden) sangatlah
meresahkan masyarakat, karena kebanyakan agama baru memiliki ajaran
yang sesat dan merugikan orang lain, hal ini terjadi karena faktor
modernisasi dan globalisasi, kurang matangnya iman seseorang, pengaruh
lingkungan, serta paham yang salah. Walau pun negara Indonesia adalah
negara yang memiliki keanekaragaman agama namun aliran agama baru
tidak bisa diterima karena aliran-aliran itu menyalahi ajaran agama yang
sudah ada. Untuk mencegah hal ini hal yang telah dilakukan adalah
menangkap pelaku penyebar agama dan juga melakukan rehab kepada para
pengikutnya agar tetap mengimani Tuhan YME
2. Cara Mengatasinya: Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti
adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai
pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia
merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan
juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta
tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.
I. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Kehidupan Bernegara
2. Cara Mengatasinya:
8
Penyuluhan tentang nilai-nilai keagamaan sejak dini, mulai dari
lingkungan keluarga dan di lingkungan pendidikan formal jenjang
TK sampai Perguruan Tinggi.
.Figur keteladanan, dimulai dari lingkungan keluarga karena
orang tua menjadi roll model bagi anak-anaknya. Selain itu dalam
lingkup kenegaraan dibutuhkan seorang pemimpin yang
konsisten dengan aturan hukum sehingga mampu berlaku adil dan
melahirkan kehidupan yang sejahtera dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tayangan di media (televisi), hendaknya memperbanyak
tayangan yang sekaligus mengandung nilai moral positif, yang
menggamnbarkan tentang nilai-nilaidan budaya bangsa
Indoesia.Mengingat tayangan-tayangan di televisi merupakan
informasi yang langsung diterima dan disaksikan khususnya oleh
para generasi muda (khususnya anak-anak).
Penegakan hukum, hendaknya penegakan hukum benar-benar
sesuai dengan prinsip keadilan agar tindak krimanalitas dapat
diminimalisir dan tercapailah negara Indonseia yang sejahtera
aman dan damai (Baldatun Thoyyibatun warabbun gahofuur).
Penghayatan dan pengalaman nilai-nilai Pancasila khususnya sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
J. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
dalam Kehidupan Bernegara
9
cara yang sama. “Kedua posisinya juga sama, tapi dibanting ke pohon kecil,”
ungkapnya. Mengaku hanya bercanda, 7 orang siswa rekan MS terancam
hukuman pidana.Kasus bullying dianggap sebagai pelanggaran sila ke-2
Pancasila karena hak dan martabat seseorang tidak dihargai, dimana seorang
individu diperlakukan tidak setara karena individu lain menganggap dirinya
lebih baik dalam segi tertentu. Individu tersebut bersikap sewenang-wenang
dan tidak adanya perilaku saling mengasihi antar sesama.
2. Cara Mengatasinya: Dengan adanya sikap kemanusiaan yang adil dan
beradab maka akan terciptanya kehidupan masyarakat yang saling mengasihi
dan menghormati setiap individu tanpa memandang suku, ras, budaya, dan
agama. Dengan demikian, maka kehidupan masyarakat yang aman dan
tentram dapat terjadi di kehiduapan bermasyarakat ini.
10
2. Solusi Mengatasi:Mengamalkan nilai Pancasila sila ke 3, yaitu
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bersama diatas kepentingan
pribadi. Sehingga perbedaan individu bukanlah lagi menjadi sumber
perselisihan, karena adanya penekanan keegoisan diri sendiri dalam
berpendapat atau bertingkah laku. Selain itu akan menjadikan kita lebih
dewasa. Hal ini karena jika kita menempatkan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi, akan membuat kita mengalah.
L. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaran/Perwakilan dalam Kehidupan Bernegara
M. Makna dan Aktualisasi Butir-Butir Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia dalam Kehidupan Bernegara
Pancasila sila kelima,keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mempunyai makna
bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang
hokum,politik,ekonomi, kebudayaan,maupun kebutuhan spriritual dan rohani sehingga tercipta
masyarakat yang adil dan makmur dalam pelaksanaan kehidupan manusia didalam kehidupan
bermasyarakat.
1. Contoh Kasus: Oknum dewan DPRD dalam kasus ini tidak menerapkan
sebagai sifat kodrat individu dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia
sebagai makhluk yang beradab (sila II). Manusia pada hakikatnya adalah adil
11
dan beradab, yang berarti manusia harus adil terhadap dirisendiri, adil
terhadap Tuhannya, adil terhadap orang lain dan masyarakat serta adil
terhadap lingkungan alamnya. Oknum dewan DPRD dan petugas TPR
berada dalam lingkungan yang sama, namun anggota DPRD tersebut tidak
mewujudkan suatu keadilan sosial.
2. Cara Mengatasinya:
Keadilan distributif (keadilan membagi), yaitu negara terhadap warga.
Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu warga terhadap negaranya
untuk mentaati peraturan perundang-undangan.
Keadilan komutatif (keadilan sesama warga negara), yaitu hubungan
keadilan antara warga satu dengan lainnya secar timbal balik.
12
Rasa ingin tahu juga bisa membuat remaja penasaran untuk mencoba
narkoba hingga akhirnya mejadi seorang pecandu. Penelitian menunjukan
bahwa mencoba narkoba pada usia muda akan meningkatkan resiko menjadi
pecandu dikemudian hari.
2. Cara Mengatasinya:Untuk orang tua dan Sekolah , penting sekali untuk
membekali anak/siswa dengan pengetahuan mengenai bahaya narkoba.
Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan yang bisa mengantarkan
kita pada penyalahgunaan narkotika. Selalu tanamkan nilai-nilai pancasila
pada diri kita, dan slalu ingatkan bahwasannya ancaman hukuman untuk
penyalah guna narkoba apalagi pengedar narkoba adalah lembaga
permasyarakatan. Dan selalu dekatkan diri dengan Tuhan, agar selalu ingat
bahwa tindakan yang buruk akan dibenci Tuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Seperti yang telah kita ketahui bersama, Pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa dan sebagai dasar negara yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokoh pendiri
bangsa dimana nilai-nilainya bersumber dari nilai luhur bangsa. Meskipun begitu
penerapan perilaku yang sesuai terhadap nilai-nilai tersebut masih sulit untuk
diwujudkan. Untuk itu, Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi Negara
diharapkan mampu menjadi filter untuk menyerap pengaruh perubahan zaman di era
globalisasi ini.
Pada sila ke-1 Pancasila mengandung kepercayaan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, maka manusia Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing berdasarkan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Pada sila ke-2 Pancasila mengandung makna
Warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermatabat, memperlakukan
manusia secara adil dan beradab dimana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat
dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.
Pada sila ke-3 Pancasila mengandung makna warga negara Indonesia
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara diatas kepentingan pribadi. Pada sila ke-4 Pancasila mengandung makna warga
negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Menghormati
dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu pihak yang
bersangkutan menerima dan melaksanakan dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab.
Pada sila ke-5 Pancasila mengandung makna warga negara Indonesia menyadari
hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat
indonesia.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa Indonesia harus bisa mengamalkan
nilai-nilai pancasila didalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya menjadi teori semata
namun dapat meresapi dan melaksanakan nili-nilai luhur pancasila dalam kehidupan
sehari-hari yang diwujudkan secara nyata baik keadilan dimata hukum, politik, ekonomi
dan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
14
Makna Reformasi.http://mobelos.blogspot.co.id/2,
https://docplayer.info/51215951-Analisis-kasus-oknum-dewan-malak-di-tpr-disusun-oleh-sri-siska-
wirdaniyati.html
http://s2mkp.fisip.unair.ac.id/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-
bernegara/
15