Anda di halaman 1dari 23

 Faktor kenyamanan secara umum mengandung pengertian

yang luas, beberapa aspek utama yang harus dicermati


adalah: kenyamanan termal yang berkaitan dengan kondisi
temperature udara, kelembaban dan gerakan udara dalam
ruangan, serta kenyamanan visual yang berkaitan dengan
“kuat penerangan”. Beberapa factor tersebut diperlukan
agar aktivitas di dalam ruangan dapat terlaksana dengan
baik, missal membaca, menjahit, dan sebagainya.
Pencapaian kenyamanan termal dan visual dalam pola
kehidupan masyarakat modern selama 24 jam tentu tidak
akan mungkin hanya dengan system alami saja, tetapi harus
menggunakan system buatan, missal AC, kipas angin untuk
mengkondisikan udara agar terasa nyaman. Pada saat-saat
tertentu, penggunaan penerangan buatan terutama di saat
hujan dan malam hari tidak dapat dihindari.
 Pada era informasi global saat ini contoh-contoh
desain bangunan dapat diperoleh dengan mudah
melalui buku, internet, dan sebagainya. Sehingga
seringkali penerapan contoh yang berasal dari
lingkungan iklim yang berbeda diterapkan dengan
demikian saja di Indonesia, tanpa memperhatikan
system perlindungan terhadap hujan, panas, dan
tidak memperhatikan ventilasi. Penerapan utilitas
sebagai produk teknologi seringkali kurang atau
bahkan tidak tepat. Banyak bangunan yang
sepenuhnya bergantung dengan peralatan teknis
AC untuk pengkondisian udara dan penerangan
buatan, sehingga apabila kondisi listrik
bermasalah atau peralatan utilitas mengalami
kerusakan, kenyamanan termal, dan visual di
dalam ruangan akan bermasalah pula.
 Kenyamanan visual ditentukan oleh kelayakan
terhadap “kuat penerangan” di dalam ruangan
dengan satuan Lux. Pada siang hari alam telah
menyediakan matahari sebagai sumber
penerangan dengan kapasitas 100.000 Lux, apabila
langit 100% cerah (Szokolay, 2004).
 Karena di Indonesia sebagai daerah tropis lembab,
langit sering diliputi awan sehingga terang langit
pada bidang datar di lapangan terbuka
berdasarkan SNI ditentukan sebesar 10.000 Lux.
Namun, pada malam hari untuk kondisi bulan
purnama hanya didapat penerangan kurang dari
0,1 Lux. Untuk kondisi di dalam ruangan berkat
adanya pantulan cahaya dalam ruangan pada
kondisi tertentu masih dapat terpenuhi.
 Dalam perencanaan pencahayaan alami siang hari
pada daerah beriklim tropis lembab, harus
diperhatikan ketentuan berikut:
 Memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami siang hari
dari terang langit.
 Pencegahan masuknya radiasi matahari langsung ke
dalam ruangan semaksimal mungkin, dengan teteap
memperhatikan optimalisasi pemanfaatan cahaya
alami dari terang langit.
 Pencahayaan alami siang hari dalam bangunan gedung
harus memenuhi ketentuan SNI 03-2396-1991 tentang
tata ‘tata cara perancangan pencahayaan alami siang
hari untuk rumah dan gedungg’ dan SNI 03-0000-2001,
berupa standar tentang ‘tata cara perancangan system
pencahayaan alami pada bangunan gedung.
 Dengan mengoptimalkan pencahayaan alami,
penggunaan penerangan buatan dapat ditekan. Upaya
ini sangat berpengaruh secara signifikan untuk
penghematan energy listrik dalam suatu bangunan.
 Konsep arsitektur sejak semula adalah untuk member
wadah yang nyaman dan aman untuk penghuni dan
aktivitas yang dijalankan. Untuk itu, disain arsitektur
harus mempertimbangkan berbagai aspek secara
komprehensif, antara lain: pertimbangan keindahan,
kekuatan, kinerja, ekonomi dan kesesuaian dengan
lingkungan. Aspek kinerja yang tepat agar pengguna
bangunan dapat merasa nyaman dalam melaksanakan
aktivitas dalam bangunan. Kenyamanan di dalam
bangunan meliputi:kenyamanan thermal, psikologi,
visual, audio, “odor” atau aroma dan sebagainya. Dari
berbagai factor kenyamanan tersebut yang secara
langsung berkaitan dengan kondisi iklim setempat
yakni kenyamanan termal dan visual.
 Penerangan alami tentu saja tidak selalu dapat
mencukupi untuk semua ruangan dalam bangunan
sehingga peranan penerangan buatan tidak dapat
dihindarkan. Sejak zaman dahulu penerangan buatan
secara sederhana sudah diterapkan dengan
menggunakan lentera dengan bahan bakar nabati
seperti minyak kelapa, minyak zaitun. Saat ini berbagai
macam penerangan buatan telah diproduksi, berbagai
jenis lampu dapat dibeli mulai dari lampu pijar,
halogen, tabular lamp (TL), mercuri, sampai
dengan Light Emiting Diode (LED).
 Sumber spectrum cahaya alami merupakan sumber
cahaya yang paling cocok untuk manusia
dibandingkan dengan sumber cahaya lainnya, karena
mata manusia telah beradaptasi terhadap cahaya
alami. Pada daerah tropis dengan cahaya siang hari
yang sangat cukup, pemanfaatan penerangan alami
sangat tepat, hingga harus dioptimalkan
penggunaannya dalam bangunan (Rahim ,2010).
 Penghijauan sangat berperan sebagai pendukung
kenyamanan thermal dan visual di luar bangunan
selain untuk fungsi estetika, ekologi, ekonomi, dan
sebagainya. Peran penghijauan antara lain sebagai
peneduh dari sengatan radiasi matahari langsung,
menghindarkan pemantulan panas permukaan
yang dapat meningkatkan temperature iklim
mikro. Pohon juga dapat melindungi mata dari
langnit yang menyilaukan di daerah tropis
lembab. Terutama pohon bertajuk lebar dan
berdaun lebat seperti beringin, trembesi, dan
sebagainya. Kolam dan air mancur pada halaman
selain untuk fungsi estetika juga sangat
bermanfaat
 Perhitungan luminasi untuk ruang di dalam
bangunan yang sudah terbangun bisa langsung
menggunakam alatLuxmeter untuk
mengetahui angka kuat penerangan. Namun,
untuk ruangan yang masih berupa ‘gambar
desain’ karena belum dibangun harus
menggunakan rumus perhitugan atau
menggunakan program simulasi untuk
merancanakan kuat penerangannya. Program
simulasi yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui kondisi pencahayaan dalam
ruangan antara lain dapat menggunakan
Dialux 4.8.

Anda mungkin juga menyukai