Anda di halaman 1dari 10

Nama: Muhammad Khaira Aulia

Nim: 2020224010021
Kelas: 4A TRKBG
Mata Kuliah: Utilitas Bangunan Gedung

Utilitas Kecahayaan Bangunan Gedung

Cahaya didefinisikan sebagai bagian dari spectrum elektromagnetik yang sensitive bagi
pengelihatan mata manusia. Cahaya matahari hanyalah sebagian kecil dari spectrum
elektromagnetik.

Pencahayaan atau lighting adalah salah satu elemen penting yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur. Pencahayaan atau
lighting, selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris
untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun fasad. Untuk merancang penataan
cahaya yang baik, mari kita ketahui terlebih dahulu 2 kalisifikasi utama pencahayaan.
Pencahayaan terbagi menjadi dua berdasarkan sumbernya. Yaitu:

A. Pencahayaan Alamiah (Daylighting)

Pencahayaan alamiah adalah pencahayaan yang bersumber dari sinar matahari yang
muncul dari pagi menjelang siang hingga sore hari. Kelebihan dari pencahayaan ini
adalah hemat biaya, karena tidak bergantung kepada energi listrik, serta tidak
membutuhkan perawatan instalasi seperti pencahayaan buatan. Namun kerugiannya
ada pada intensitas cahaya yang tidak dalam kendali manusia. Akibatnya, hasil
pencahayaan kerapkali tidak konsisten. Pada umumnya pencahayaan alamiah diperoleh
melalui pintu, jendela, atau dengan cara memasang jendela kaca di atap (skylight).

Beberapa kelebihan dan sinar matahari antara lain adalah sebagai berikut:

 Bersifat alami
 Tersedia berlimpah
 Tersedia secara gratis
 Terbarukan
 Memiliki spketrum cahaya lengkap
 Memiliki daya panas dan kimiawi yang diperlukan bagi makhluk hidup
 Dapat digunkan untuk pengobatan
 Lebih alami bagi irama tubuh
Sedangkan beberapa kelemahan cahaya alami matahari untuk dipergunakan
mencahayai ruangan adalah sebagai berikut

 Pada malam hari tidak tersedia


 Sering membawa serta panas masuk ke dalam ruangan
 Dapat memudarkan warna
 Intesitasnya tidak mudah diatur, dapat sangat menyilaukan atau sangat redup

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan Pencahayaan Alami:

 Menyesuaikan lebar jendela yang akan digunakan dengan lebar ruangan, agar
cahaya yang diserap tidak terlalu banyak ataupun sedikit.
 Menghindari peletakan jendela di sisi barat dan timur. Hal ini dikarenakan
indonesia terletak pada kawasan tropis, dimana sinar matahari dapat menjadi
terlalu terang dan terlalu panas.
 Bila memang terpaksa membuat jendela yang menghadap ke sisi tersebut,
sebaiknya diberikan pembatas atau filter seperti kisi-kisi, pepohonan, ataupun
overhang.
 Untuk penggunaan skylight, pastikan bahwa skylight tersebut tidak memiliki
celah yang memungkinkan masuknya air hujan.
Pengaturan Pencahayaan Buatan juga memerlukan perhatian. Bahkan ekstra perhatian.
Hal ini dikarenakan pencahayaan ini bergantung kepada energi buatan. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan Artificial Lighting:

 Pemilihan penggunaan lampu sesuai dengan kegiatan yang terjadi didalam


ruang. Setiap jenis aktivitas memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang
berbeda. Sebagai contoh pencahayaan pada kamar tidur sebaiknya tidak terlalu
terang dan silau, agar memberikan efek nyaman pada saat beristirahat.
Sebaliknya, ruang dengan aktivitas yang tinggi seperti ruang kelas
membutuhkan pencahayaan yang cukup terang, sehingga mampu
mengakomodir indra visual pengguna ruangnya secara optimal.
 Pengaturan posisi peletakan cahaya buatan dengan baik, agar menghasilkan
cahaya atau sinar yang tepat guna. Yaitu ketika posisi jatuh cahaya sesuai
kebutuhan maupun keinginan.
 Berdasarkan jenisnya, lampu terdiri dari beberapa tipe dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Sebaiknya, sebelum melakukan pemilihan
jenis lampu, kenali terlebih dahulu jenis-jenis lampu yang akan dipergunakan
agar sesuai dengan kebutuhan secara optimal dan mengefisienkan biaya yang
dikeluarkan.
 Pemilihan warna lampu juga perlu disesuaikan dengan fungsi penerangan dan
fungsi ruangan itu sendiri. Jika nilai estetika dengan permainan tema yang ingin
ditonjolkan, maka dapat menggunakan warna-warna unik sepeti biru atau ungu.

Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari.

Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada
suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat
pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang
cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen
meliputi :
 Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan langsung
dari cahaya langit
 Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar
bangunan yang bersangkutan.
 Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan,
dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar
ruangan maupun dari cahaya langit

Peran pencahayaan dalam arsitektur.

Pencahayaan mamainkan peranan sangat penting dalam arsitektur, baik dalam


menunjukkan fungsi ruang dalam berlansungnya berbgai kegiatan i dalam ruang ,
membentuk itra visual estentis , maupun menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi
para pengguna ruang.

Membentuk karakter kota melalui desain pencahayaan.

Iklim globalisasi dan industrilisasi membawa keeragaman pada wajah kota, seperti
halnya dngan keeragaman gaya hidup warga kota. Antara kota yang satu dan dengan
yang lainnya terlihat produk-produk yang satu dengan yang nyaris sama, misalnya pada
desain bangunan. Pemilihan elemen kota lainnya seperti fornitur jalan papan reklame,
lampunjalan , telpon umum, sampai tempat smpah, yang merupakan produk buatan
yang di produksi scara massal.

Pencahayaan jalan

Secara umum fungsi dari pencahayaan kota adalah untuk menciptakan penerangan
yang dapat mendukung berbagai aktifitas suatu lingkungan perkotaan. Pada
perkembangannya sebagai bagian dari perancangan kota, peran pencahaanruang kota
tidak hanya terjadi dalam lingkungan fuungsional semata. Unsur etetika pun harus
menjadi perhatian utama. Penggunanan lampu jalan dan lampu dekoratif yang di
produksi secara massal menyebbkan terciptanya keseragamam antar kota. Disamping
itu pertimbangan pemilihan lampu jalan sering kali hanya memperhatikan estetika
pencahayaan pada malam hari, di saat lampu masih menyala tanpa mempertimbangkan
kondisi di sian g hari pada saat lampu mati.

Pencahayaan pada bngunan

konsep pencahayaan pada nbangunan dalam lingkungan perkotaan harus memiiki


pendekatan yang berbeda kerena karakteristik tiap bangunan juga berbeda. Pendekatan
yang berbeda teerjadi pada kawasan komersial, sebagai kawasan yang sangat lekat
dengan iklim globalisasi dan industri, kawasan ni sering memainkan peran untuk
menghapus identitas lokal.

Arsitektur desain pencahayaan

Desain pencahayaan Arsitektur adalah bidang di dalam arsitektur dan teknik arsitektur
yang menyangkut dirinya terutama dengan pencahayaan bangunan. Tujuan dari desain
pencahayaan archtectural adalah untuk mendapatkan cahaya yang cukup untuk
keperluan bangunan, keseimbangan faktor biaya awal dan operasi, penampilan, dan
efisiensi energi.. Lighting desainer sering spesialis yang harus memahami fisika cahaya
produksi dan distribusi, dan fisiologi dan psikologi persepsi cahaya oleh manusia.
desain pencahayaan Arsitektur umumnya berkaitan dengan pencahayaan permanen
struktur. Konser dan teater pencahayaan memiliki tujuan yang berbeda dan praktisi

Konsep desain pencahayaan

desain pencahayaan yang komprehensif memerlukan pertimbangan jumlah cahaya


yang fungsional disediakan, energi yang dikonsumsi, serta dampak estetika yang
disediakan oleh sistem pencahayaan. Beberapa bangunan, seperti pusat operasi dan
fasilitas olahraga, terutama berkaitan dengan penyediaan jumlah cahaya yang tepat
untuk tugas yang terkait. Beberapa bangunan, seperti gudang dan bangunan kantor,
terutama berkaitan dengan menghemat uang melalui efisiensi energi sistem
pencahayaan. bangunan lain, seperti kasino dan teater, terutama berkaitan dengan
meningkatkan tampilan dan dampak emosional arsitektur melalui sistem pencahayaan.
Oleh karena itu, penting bahwa ilmu-ilmu produksi cahaya dan photometrics luminer
seimbang dengan penerapan artistik cahaya sebagai media di lingkungan kita dibangun.
Sistem ini penerangan listrik juga harus mempertimbangkan dampak, dan idealnya
diintegrasikan dengan, penerangan alami sistem. Faktor-faktor yang terlibat dalam
desain pencahayaan pada dasarnya sama dengan yang dibahas di atas dalam analisis
konservasi energi. Desain pencahayaan Arsitektur berfokus pada tiga aspek
fundamental dari pencahayaan bangunan atau ruang. Yang pertama adalah daya tarik
estetika dari sebuah bangunan, sebuah aspek penting dalam pencahayaan ritel
lingkungan. Kedua, ergonomis aspek: ukuran berapa banyak fungsi pencahayaan
memainkan. Ketiga adalah efisiensi energi isu untuk memastikan bahwa cahaya tidak
terbuang oleh lebih dari-penyuluhan , baik oleh menerangi ruang kosong yang tidak
perlu atau dengan memberikan cahaya lebih dari yang dibutuhkan untuk estetika atau
tugas.

B. Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting)

Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang memanfaatkan teknologi buatan


manusia atau energi olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama untuk
kebutuhan cahaya di dalam ruang. Tujuannya adalah, untuk membantu indra visual
manusia melakukan aktivitasnya dengan tepat.

Dalam penempatannya, intensitas sumber cahaya harus bersifat tetap, merata, tidak
menyilaukan, tidak kedap-kedip, dan sehat untuk mata. Kelebihan dari konsep
pencahayaan buatan adalah, intensitas cahaya yang lebih stabil serta pilihan warna
yang bervariasi. Sementara itu kerugiannya adalah, memerlukan perawatan untuk
sumber cahaya dan instalasinya. Selain itu, pencahayaan ini sangat bergantung pada
energi buatan sehingga membutuhkan biaya.

Sistem Pencahayaan Tidak langsung

Sistem ini merupakan sistem yang menempatkan sumber cahaya dibalik suatu bidang
aplikasi, dan memanfaatkan refleksi cahaya dari balik bidang tersebut untuk
membentuk kesan cahaya tertentu. Permainan cahaya tidak langsung menghasilkan
efek gradasi dan bayang-bayang pada bidang yang tidak terkena cahaya. Sistem
pencahayaan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menegaskan kesan tertentu dari
suatu ruang, atau membentuk batasan pada suatu bidang aplikasi.

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan
atas 3 macam yakni:

 Sistem pencahayaan merata


Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan.
Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk
melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan
secara teratur di seluruh langi-langit.
 Sistem pencahayaan terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena
akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti
satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan
sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga
digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat
mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan
merata.
 Sistem pencahayaan setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya
tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat
bermanfaat untuk:
- memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti
- mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah
tertentu.
- Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus
yang ingin diterangi
- Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
- Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan
tersebut.
Pencahayaan setempat diperoleh dengan memasang sumber pencahayaan di
langitlangityang spektrum cahaya terlokalisir (localized lighting) atau dengan
memasang sumber cahaya langsung ditempat kerja (local lighting)

Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang
dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:

 Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail


serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
 Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
 Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
 Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-
bayang.
 Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
 Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan
pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan
sebagai berikut:
- Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk
menunjang dan melengkapi pencahayaan alami.
- Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat
kerja yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk
pencahayaan umum
- Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan
interior, apakah menyebar atau tefokus pada satu arah
- Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan
kepribadian ruangan yang diterangi atau tidak
- Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari
cahaya
- Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi,
apakah tinggi atau rendah.

Jenis Pencahayaan Buatan Menurut Luigina de Grands, berdasarkan sumber cahayanya


sumber cahaya buatan dibagi menjadi tiga, yaitu cahaya lampu pijar (incandescent),
cahaya listrik neon dan cahaya yang mengandung fosfor (fluorescent) (de Grands
1986). Menurut intensitasnya, cahaya buatan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
penyinaran penuh (full light), penyinaran sedang (medium light), dan penyinaran
rendah atau temaram (low light). Berdasarkan penempatannya, pencahayaan buatan
dibagi menjadi lima, yaitu pada langit-langit (ceiling lamp), bergantung dari
langitlangit (pendant lamp), menempel pada dinding (wall lamp), di atas meja (table
lamp) dan berdiri dengan kaki (standing lamp). Berdasarkan arah cahaya, pencahayaan
buatan dibagi menjadi tiga, yaitu cahaya yang mengarah ke atas (uplights), cahaya yang
mengarah ke bawah (downlights) dan sorot (spotlight). Berdasarkan fungsi atau
kebutuhannya, pencahayaan buatan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pencahayaan umum
(general lighting), pencahayaan khusus (task lighting) dan pencahayaan aksen (accent
lighting). Berdasarkan penampakannya, pencahayaan buatan dibagi menjadi dua, yaitu
pencahayaan langsung (direct lights) dan pencahayaan tidak langsung (indirect lights).
Contoh berbagai perlengkapan pencahayaan (lighting fixtures) adalah bola lampu yang
ditanam di langit-langit(ceiling mounted globe), lampu sorot taman (garden spotlight),
lampu dinding yang mengarah ke atas (wall uplight), lampu gantung (pendant), lampu
sorot dengan alat kepitan (spotlight with clamp on fitting), lampu untuk lukisan (picture
light), lampu sorot berjalur (track mounted spotlight), lampu di dalam cerukan dengan
arah cahaya ke bawah (recessed downlight), lampu berbentuk bola (eyeball downlight),
low voltage track fittings, dan striplights.

Anda mungkin juga menyukai