Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

UTILITAS BANGUNAN
(14B11C409)
PENCAHAYAAN LANGSUNG DAN PENCAHAYAAN
TIDAK LANGSUNG

MUH. SAID MABBARANI


1421041003
S1

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perancangan arsitektur ada dua tipe pencahayaan, pertama adalah
pencahayaan alami dengan sumber sinar matahari dan kedua adalah pencahayaan
buatan dengan sumber lampu penerangan. Pencahayaan alami lebih optimal

dibutuhkan pada siang hari, terutama pada bagian luar bangunan. Sedangkan
pencahayaan buatan lebih optimal dibutuhkan pada malam hari serta di bagian dalam
ruang yang tidak/kurang terbias sinar matahari. Mengelola pencahayaan alami
memerlukan berbagai elemen arsitektur agar dapat secara optimal memanfaatkan
dalam memenuhi kebutuhan bangunan. Bukaan bangunan berupa jendela, boven,
karawang dan bahan kaca perlu diatur sedemikian rupa agar ruang dapat terterangi
sesuai dengan fungsinya. Ruang yang terlalu terang tersinari matahari tentu tidak akan
nyaman digunakan, yang terlalu gelap-pun juga tidak akan efektif digunakan.
Mengatur segala bukaan bangunan agar dapat merespon sinar matahari juga
membutuhkan pertimbangan akan dampak panas matahari yang berbeda di saat pagi
dan sore. Perbedaan ini juga terjadi karena persilangan perjalanan matahari melintasi
kathulistiwa di sisi Utara dan Selatan.
Dalam penggunaan lampu penerangan untuk pencahayaan buatan, pada
umumnya ada dua sistem. Pertama adalah pencahayaan umum (direct lighting) dan
pencahayaan setempat (spot lighting). Pemilihan jenis pencahayaan ini disesuaikan
dengan guna aktifitas yang terjadi pada bangunan. Sebuah desain dapat sepenuhnya
menggunakan pencahayaan umum, dapat pula sepenenuhnya menggunakan
pencahayaan setempat dan dapat juga memadukan dua jenis pencahayaan tersebut.
Kolaborasi dan elaborasi yang estetis dalam mengunakan dua tipe cahaya ini sangat
dibutuhkan untuk mendramatisasi nuansa ruang

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENCAHAYAAN

Pencahayaan atau lighting adalah salah satu elemen penting yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur. Pencahayaan atau
lighting, selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris
untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun fasad. Untuk merancang penataan
cahaya yang baik, mari kita ketahui terlebih dahulu 2 kalisifikasi utama pencahayaan.
Pencahayaan terbagi menjadi dua berdasarkan sumbernya. Yaitu: Pencahayaan
alamiah atau daylighting dan pencahayaan buatan atau biasa disebut dengan artificial
lighting.
B. JENIS JENIS PENCAHAYAAN
a. Pencahayaan Alamiah (Daylighting)

Pencahayaan alamiah adalah pencahayaan yang bersumber dari sinar


matahari yang muncul dari pagi menjelang siang hingga sore hari. Kelebihan dari
pencahayaan ini adalah hemat biaya, karena tidak bergantung kepada energi
listrik, serta tidak membutuhkan perawatan instalasi seperti pencahayaan buatan.
Namun kerugiannya ada pada intensitas cahaya yang tidak dalam kendali
manusia. Akibatnya, hasil pencahayaan kerapkali tidak konsisten. Pada umumnya
pencahayaan alamiah diperoleh melalui pintu, jendela, atau dengan cara
memasang jendela kaca di atap (skylight).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan Pencahayaan


Alami:
Menyesuaikan lebar jendela yang akan digunakan dengan lebar ruangan, agar
cahaya yang diserap tidak terlalu banyak ataupun sedikit.

Menghindari peletakan jendela di sisi barat dan timur. Hal ini dikarenakan
indonesia terletak pada kawasan tropis, dimana sinar matahari dapat menjadi
terlalu terang dan terlalu panas.
Bila memang terpaksa membuat jendela yang menghadap ke sisi tersebut,
sebaiknya diberikan pembatas atau filter seperti kisi-kisi, pepohonan, ataupun
overhang.
Untuk penggunaan skylight, pastikan bahwa skylight tersebut tidak memiliki
celah yang memungkinkan masuknya air hujan.
b. Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting)

Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang memanfaatkan


teknologi buatan manusia atau energi olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari,
dan terutama untuk kebutuhan cahaya di dalam ruang. Tujuannya adalah, untuk
membantu indra visual manusia melakukan aktivitasnya dengan tepat
Dalam penempatannya, intensitas sumber cahaya harus bersifat tetap,
merata, tidak menyilaukan, tidak kedap-kedip, dan sehat untuk mata. Kelebihan
dari konsep pencahayaan buatan adalah, intensitas cahaya yang lebih stabil serta
pilihan warna yang bervariasi. Sementara itu kerugiannya adalah, memerlukan
perawatan untuk sumber cahaya dan instalasinya. Selain itu, pencahayaan ini
sangat bergantung pada energi buatan sehingga membutuhkan biaya.
Berdasarkan pengaplikasiannya, pencahayaan terbagi menjadi dua cara,
yaitu sistem pencahayaan langsung dan tidak langsung

a) Sistem Pencahayaan Langsung

Sistem pencahayaan langsung merupakan penempatan sumber cahaya


secara langsung padi permukaan bidang aplikasi, baik dalam pencahayaan
alami maupun pencahayaan buatan. Permainan cahaya langsung memunculkan
efek bayangan yang kuat serta menjadikan beberapa bidang tak tersinari.
Tujuan dari sistem pencahayaan ini adalah, mengoptimalkan penerangan
umum untuk meningkatkan intensitas cahaya ruang, agar mendukung kegiatan
yang ada di ruangan tersebut.
b) Sistem Pencahayaan Tidak langsung
Sistem ini merupakan sistem yang menempatkan sumber cahaya
dibalik suatu bidang aplikasi, dan memanfaatkan refleksi cahaya dari balik
bidang tersebut untuk membentuk kesan cahaya tertentu. Permainan cahaya
tidak langsung menghasilkan efek gradasi dan bayang-bayang pada bidang
yang tidak terkena cahaya. Sistem pencahayaan ini memiliki tujuan utama
yaitu untuk menegaskan kesan tertentu dari suatu ruang, atau membentuk
batasan pada suatu bidang aplikasi.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan
Artificial Lighting:
Pemilihan penggunaan lampu sesuai dengan kegiatan yang terjadi didalam
ruang. Setiap jenis aktivitas memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang
berbeda. Sebagai contoh pencahayaan pada kamar tidur sebaiknya tidak
terlalu terang dan silau, agar memberikan efek nyaman pada saat beristirahat.
Sebaliknya, ruang dengan aktivitas yang tinggi seperti ruang kelas
membutuhkan pencahayaan yang cukup terang, sehingga mampu
mengakomodir indra visual pengguna ruangnya secara optimal.
Pengaturan posisi peletakan cahaya buatan dengan baik, agar menghasilkan
cahaya atau sinar yang tepat guna. Yaitu ketika posisi jatuh cahaya sesuai
kebutuhan maupun keinginan.
Berdasarkan jenisnya, lampu terdiri dari beberapa tipe dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Sebaiknya, sebelum melakukan pemilihan
jenis lampu, kenali terlebih dahulu jenis-jenis lampu yang akan dipergunakan
agar sesuai dengan kebutuhan secara optimal dan mengefisienkan biaya yang
dikeluarkan.
Pemilihan warna lampu juga perlu disesuaikan dengan fungsi penerangan
dan fungsi ruangan itu sendiri. Jika nilai estetika dengan permainan tema yang
ingin ditonjolkan, maka dapat menggunakan warna-warna unik sepeti biru atau
ungu.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Pencahayaan berdasarkan pengaplikasiannya terdapat dua acara yaitu dengan
sistem pencahayaan langsung dan sistem pencahayaan tidak langsung.
B. SUMBER REFERENSI
http://asriazis.blogspot.co.id/2011/04/pencahayaan-buatan.html

https://chooseandbuild.wordpress.com/2012/12/10/lighting-and-architecture-i/

http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/10/sistem-pencahayaan-alami-dan-buatan.html

Anda mungkin juga menyukai