Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENCAHAYAAN ARSITEKTURAL “MENARA PHINISI UNIVERSITAS

NEGERI MAKASSAR” DENGAN PENERAPAN PENCAHAYAAN ALAMI

DISUSUN OLEH :

MUHAMMMAD SYAFAAT MUSTAPA


217 02 047

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penyusun

Kendari, 9 November 2019

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................2

C. Tujuan ..................................................................................................................................2

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pencahayaan .........................................................................................................................3

1. Pencahayaan Alami ........................................................................................................3

2. Pencahayaan Buatan ........................................................................................................4

B. Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar ......................................................................5

C. Masalah Pencahayaan di Menara UNM ..............................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................10

B. Saran ..................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang.
Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak
disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan
orang yang menempatinya dapat melihat benda-benda. Tanpa dapat melihat benda-
benda dengan jelas maka aktivitas di dalam ruang akan terganggu. Khususnya
dalam sebuah ruang museum terutama pencahayaan pada benda pameran. Menurut
Cayless (1991), pencahayaan pada museum hendaknya membuat benda pameran
secara bentuk, warna dan ukuran mudah dikenali. Oleh kerena itu, pencahayaan
dapat membuat tekstur, bentuk dan warna suatu benda menjadi lebih jelas maupun
lebih kabur dan suasana pencahayaan dalam museum yang menenangkan sangat
dibutuhkan dengan tujuan agar benda pameran dapat dipelajari dengan baik dan
tenang. Dengan demikian intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan
kesesuaian kebutuhan penglihatan di dalam ruang berdasarkan jenis aktivitas-
aktivitasnya. Arah cahaya yang frontal terhadap arah pandang mata dapat
menciptakan silau. Oleh karena itu arah cahaya beserta efek-efek pantulan atau
pembiasannya juga perlu diatur untuk menciptakan kenyamanan penglihatan
ruang.
Menurut Manurung (2009), desain pencahayaan artifisial tidak berbeda dengan
tata rias wajah atau make-up yang digunakan untuk memperindah penampilan
dan citra visual dengan penonjolan pada satu bagian dan penyimpanan pada
bagian lainnya dengan bayangan. Dengan demikian, pencahayaan juga dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas visual sebuah karya arsitektur pada malam
hari, bahkan jika karya tersebut memiliki kualitas visual yang biasa-biasa saja.
Peranan pencahayaan buatanpada pencahayaan buatan juga sangat penting sebagai
pengatur/arah distribusi cahaya, selain sebagai upaya menciptakan pola cahaya yang
beragam dalam desain pencahayaan, juga dimaksudkan untuk mengurangi
ketidaknyamanan visual akibat kesilaun (glare).

1
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.
Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat
membunuh kuman. Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi
penggunaan cahaya buatan, sehingga dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi
tingkat polusi. Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan
cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat
terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat memberikan suasana
yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam psikologi manusia

B. Rumusan Masalah
Adapun contoh bangunan yang akan diambil adalah Menara Phinisi di Universitas Negeri
Makassar, pertanyaannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pencahayaan Alami dan buatan itu bisa masuk ke area bangunan di
Menara Phinisi tersebut?
2. Bagaimana bukaan yang tersedia pada Menara Phinisi tersebut?
3. Bagaimana cara mereduksi panas yang berlebihan di area Menara Phinisi tersebut !

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah untuk sama-sama mengetahui apa saja
yang terjadi di dalam menara Phinisi Universitas Negeri Makassar itu dan bagaimana
pencahayaan yang ada di dalam bangunan tersebut, juga mengetahui langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dan diambil jika ada sesuatu yang perlu dikaji dan di teliti
sehingga menghasilkan pencahayaan alami maupun buatan begitu baik.

2
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pencahayaan
Pencahayaan adalah salah satu pelajaran penting ketika kita belajar mengenai
Desain Interior dan Dekorasi nya, tapi apa itu pencahayaan? Definisi Pencahayaan
adalah sebagai penerangan rumah atau bangunan kita agar kita dapat merasakan
kenyamanan dalam beraktivitas baik di dalam maupun diluar.
Contoh penggunaan pencahayaan di dalam bangunan seperti untuk mengerjakan
aktivitas membaca, menulis, melihat sekeliling dan sebagainya, dapat dibuat dengan
desain penerangan umum (General Lighting). Namun apabila penggunaan pencahayaan
digunakan untuk aktivitas efek visualisasi, display, estetika, karya seni (lukisan, patung,
dll) sering disebut desain pencahayaan khusus (Special Lighting). Berikut beberapa jenis
pencahayaan :
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang bersumber dari sinar matahari
yang muncul dari pagi menjelang siang hingga sorehari. Kelebihan dari pencahayaan
ini adalah hemat biaya, karena tidak bergantungkepada energi listrik, serta tidak
membutuhkan perawatan instalasi seperti pencahayaan buatan. Namun kerugiannya
ada pada intensitas cahaya yang tidak dalam kendali manusia. Akibatnya, hasil
pencahayaan kerapkali tidak konsisten. Padaumumnya pencahayaan alamiah
diperoleh melalui pintu, jendela, atau dengan caramemasang jendela kaca di atap
(skylight).
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak
tetap,sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang
perludiperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu (ariasi
intensitas cahaya matahari.) distribusi dari terangnya cahaya. Efek dari lokasi,
pemantulan cahaya. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung. Pencahayaan
alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya buatan, sehingga
dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi.

3
Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya
berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat
terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat
memberikansuasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya
dalam psikologi manusia.

2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yangmemanfaatkan teknologi
buatan manusia atau energi olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama
untuk kebutuhan cahaya di dalam ruang. Tujuannya adalah, untuk membantu indra
visual manusia melakukan aktifitasnya dengan tepat. Dalam penempatannya,
intensitas sumber cahaya harus bersifat tetap, merata, tidak menyilaukan, tidak kedap-
kedip, dan sehat untuk mata. Kelebihan dari konsep pencahayaan buatan adalah,
intensitas cahaya yang lebih stabil serta pilihan warnayang bervariasi. Sementara itu
kerugiannya adalah, memerlukan perawatan untuk sumber cahaya dan instalasinya.
Selain itu, pencahayaan ini sangat bergantung pada energi buatan sehingga
membutuhkan biaya. Berdasarkan pengaplikasiannya, pencahayaan terbagi menjadi
dua cara, yaitu sistem pencahayaan langsung dan tidak langsung. Pengaturan
Pencahayaan Buatan juga memerlukan perhatian. Bahkan ekstra perhatian. Hal ini
dikarenakan pencahayaan ini bergantung kepada energi buatan.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan Artificial
Lighting :
a. Pemilihan penggunaan lampu sesuai dengan kegiatan yang terjadi didalam ruang.
Setiap jenis akti6itas memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang berbeda.
Sebagaicontoh pencahayaan pada kamar tidur sebaiknya tidak terlalu terang dan
silau, agar memberikan efek nyaman pada saat beristirahat. Sebaliknya, ruang
dengan akti6itasyang tinggi seperti ruang kelas membutuhkan pencahayaan yang
cukup terang,sehingga mampu mengakomodir indra visual pengguna ruangnya
secara optimal.

4
b. Pengaturan posisi peletakan cahaya buatan dengan baik, agar menghasilkan
cahaya atau sinar yang tepat guna. Yaitu ketika posisi jatuh cahaya sesuai
kebutuhanmaupun keinginan.
c. Berdasarkan jenisnya, lampu terdiri dari beberapa tipe dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Sebaiknya, sebelum melakukan pemilihan jenis
lampu, kenali terlebih dahulu jenis-jenis lampu yang akan dipergunakan agar
sesuai dengan kebutuhan secara optimal dan mengefisienkan biaya yang
dikeluarkan.
d. Pemilihan warna lampu juga perlu disesuaikan dengan fungsi penerangan
danfungsi ruangan itu sendiri. Jika nilai estetika dengan permainan tema yang
ingin ditonjolkan, maka dapat menggunakan warna-warna unik sepeti biru atau
ungu. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan pencahayaan saat ini
bukan saja sebagai pemenuh kebutuhan fungsional, tetapi juga kebutuhan estetika
terhadap desain interior maupun arsitektur.

B. Menara Phinisi Universitas Makassar


Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar adalah gedung Pusat Pelayanan
Akademik (GPPA). Gedung ini menerapkan fasade Hiper- bolic Paraboloid yang
merupakan futuristic dari aplikasi kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gedung
ini terdiri dari 3 bagian yaitu: bagian bawah berupa kolong/panggung, bagian badan
berupa podium yang terdiri dari 3 lantai dan bagian kepala berupa menara yang terdiri
dari 12 lantai yang merupakan metafora layar dari perahu phinisi. Menara ini dibangun
oleh Arsitek bernama Yusing dan selesai pada tanggal 16 Mei 2016.
GPPA UNM atau yang terkenal dengan naman Menara Phinisi UNM
merupakan gedung tinggi pertama di Indonesia dengan sistem fasade Hiperbolic
Paraboloid, yang merupakan ekspresi futuristik dari aplikasi kecanggihan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bangunan hasil sayembara ini sebagai perwujudan dari
serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi teknologi yang ditransformasikan ke dalam
sosok arsitektur. Kekayaan makna tersebut akan meningkatkan nilai arsitektur GPPA
UNM menjadi lebih dari sekedar sosok estetis, tetapi juga memiliki keagungan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.

5
Sumber : https://www.arsitur.com/2015/10/menara-phinisi-universitas-negeri.html

Menara ini sejatinya adalah hasil sayembara, pada tahun 2008 UNM mengadakan
sayembara perancangan arsitektur gedung GPPA. Pada saat pengumuman pada tanggal 13
Januari 2009, terpilihlah nama Yu Sing sebagai juara. Ia berhak mendapat hadiah sebesar Rp.
40 juta serta karyanya direalisasikan.
Konsep Desain Menara Pinisi ini mengambil inspirasi dari kekayaan budaya nusantara
yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini :

 Indonesia punya kekayaan budaya yang luar biasa, yang agung, besar, luas, dalam,
megah. Makassar adalah salah satu daerah dengan warisan budaya yang sangat luar biasa.
 Berlandaskan nilai-nilai filosofis, budaya. Arsitektur tradisional Indonesia juga
merupakan potensi yang besar sebagai sumber inspirasi arsitektur masa kini yang tidak
pernah lapuk oleh zaman.
 mengadaptasi dari potensi maupun kebijakan lokal yang ada di Makassar, yang
disesuaikan terhadap konteks masa kini. Hal ini adalah langkah penting untuk
memelihara dan sekaligus mengembangkan kekayaan arsitektur di daerah.
 Penggalian rangkaian adaptasi kekayaan nilai-nilai tersebut sebagai sumber inspirasi
desain arsitektur akan menghasilkan arsitektur yang berkelas dunia tanpa kehilangan
identitas dan konteks arsitektur lokal.

6
C. Masalah Pencahayaan Di Menara Phinisi UNM

Untuk bangunan ini memiliki dua tipe fasad yaitu Tampak samping (fasad
horizontal) dan tampak depan ( fasad diagonal) yang masing-masing punya kelebihan
tersendiri dalam mereduksi cahaya itu sendiri. Selain itu bukaan tersebut bisa menjadi
nilai estetika yang indah jika dilihat dari luar bangunan.

Pada bagian atas menara, nilai iluminasi (penerangan) yang dihasilkan itu relative
tinggi Karena pada area tersebut terdapat bukaan pada selubung bangunan secara
keseluruhan atau pada bagian dinding luar tersebut.

7
Pada bagian tengah, nilai iluminasi (penerangan) yang masuk pada bangunan itu
berfluktuasi, yang artinya cahaya yang masuk itu bisa naik tinggi karena bukaan atau
desain jendela yang unik dan bervariasi.
Sedangkan pada bagian bawah terlihat jelas pada gambar bahwa bagian tersebut
mempunyai dinding massif sehingga mengurangi iluminasi yang masuk pada bangunan
juga menambah nilai estetika.

Untuk analisa nya sendiri warna kuning mempunyai arti sangat terang pada area
tersebut, dan warna biru adalah area yang tidak mendapatkan sinar matahari.

8
Pada gedung Menara Phinisi terdapat ruang yang berhubungan langsung dengan
bukaan pada selubung bangunan yaitu Ruang rapat bidang perencanaan. Ruang ini
terdapat di lantai 8 dan ruang ini dilengkapi dengan meja rapat, rak buku dan papan tulis.
Luas ruang sebesar 96 m2 dan ruang berorientasi ke arah selatan. Ruang ini mempunyai
sumber cahaya alami pada selubung bangunan (side lighting) dengan menggunakan
fasade bangunan berbentuk strip horizontal.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencahayaan merupakan salah satu factor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek
yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Jenis-jenis Pencahayaan :
1. Pencahayaan Alami atau Cahaya Matahari
Pencahayaan alami adalah sumber cahaya yang berasal cahaya sinar
matahari . biasanya sinar alami ini mempunyai banyak keuntungan seperti
menghemat energi listrik dan juga bisa untuk membunuh kuman dan bibit-biti
penyakit disekitar ruangan. Pencahayaan ini bisa didapat dengan masuknya
cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan melalui jendela ataupun celah dari
bangunan itu sendiri.
2. Pencahayaan buatan
Adalah pencahaayan yang biasanya dihasilkan dari cahaya selain cahaya
alami. Pencahayaan ini sangat dibutuhkan apabila pencahayaan alami tidak bisa
kita dapatkan atau pencahayaan alami tidak mencukupi. Pengertian tempat kerja
menurut UU no 1 tahun 1970 adalah ruangan atau lapangan baik tertutup atau
terbuka yang berpindah-pindah ataupun menetap dan biasanya terdapat orang
yang bekerja atau pegawai yang bekerja untuk keperluan suatu usaha atau yang
lainnya.

B. Saran
Dengan adanya pencahayaan yang baik kita dapat melihat area gelap dengan
jelas juga membantu melihat estetika pada suatu bangunan, juga mendukung
kemajuan Indonesia lebih maju.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.arsitur.com/2015/10/menara-phinisi-universitas-negeri.html
https://www.academia.edu/21935824/Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buatan_
http://e-journal.uajy.ac.id/4492/2/1MTA01647.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai