PAPER LITERATURE
PENCAHAYAAN ALAMI (DAYLIGHTING)
Disusun oleh:
Kelompok 3
Cecilia Angela B12210009
Ermyra Putri Bastian B12210032
Jolin Kaman B12210068
Jennifer Puspadewi B12210094
Dosen:
Ir. Danny Santoso Mintorogo, M.Arch, Ph.D
Cahaya alami matahari (daylight) sangat berperan besar di hidup manusia. Selain
sebagai penerang, cahaya matahari juga memiliki manfaat kesehatan seperti
meningkatkan energi dan vitamin D. Cahaya matahari juga berperan pada kondisi
psikologi seseorang, dimana paparan sinar matahari dapat meningkatkan produksi
hormon serotonin, yaitu hormon yang dikaitkan dengan peningkatan mood seseorang
serta membuat orang tersebut merasa lebih tenang.
Dalam sebuah bangunan, para arsitek mencari segala cara untuk mengundang
cahaya alami matahari (daylight) untuk masuk ke dalam ruangan, terutama pada iklim
dingin. Daylight yang masuk ke dalam bangunan mengurangi penggunaan pencahayaan
listrik yang memakan biaya dan meningkatkan emisi karbon dioksida yang berbahaya
bagi lingkungan. Di samping itu, daylight juga meningkatkan kenyamanan visual yang
tidak didapat dari pencahayaan listrik.
Penggunaan cahaya alami pada suatu desain ruangan juga sangat dibutuhkan.
Karena cahaya matahari memiliki spektrum warna yang lengkap, sehingga dapat
meningkatkan kualitas warna pada interior. Teknik pengaplikasiannya juga merupakan
hal penting yang perlu diperhatikan dalam suatu bangunan. Karena tidak semua ruangan
membutuhkan pencahayaan yang sama, karena kesan yang ingin ditunjukkan tiap ruang
berbeda tergantung fungsi dari ruang itu sendiri.
Pada paper ini kami akan membahas tentang pemanfaatan cahaya alami pada
bangunan. Bangunan yang kami pilih adalah Serpentine Gallery Pavilion yang dibangun
di United Kingdom dan yang kedua adalah Green Solution House yang dibangun di
Ronne, Denmark.
BAB 1
DASAR TEORI
Pencahayaan Alami atau daylighting adalah salah satu sistem pencahayaan yang
terdapat pada suatu bangunan, dimana memiliki kegunaan untuk membantu manusia
dalam melakukan aktivitasnya. Disebut sebagai pencahayaan alami dikarenakan sistem
pencahayaannya menggunakan benda penerang alami seperti matahari, bulan dan bintang
sebagai penerang sebuah ruangan. Karena berasal dari alam, penerangan juga bergantung
pada alam, yaitu iklim, musim, dan cuaca. Matahari memiliki cahaya yang paling kuat
diantara benda-benda penerang alami yang ada di alam, sehingga cahaya matahari
seringkali digunakan untuk menerangi sebuah ruangan pada siang hari, inilah yang
disebut dengan istilah daylight.
Pada siang hari pukul 08.00-16.00 adalah pencahayaan alami yang paling baik,
karena terdapat cukup banyak sinar matahari yang masuk kedalam ruangan. Pencahayaan
dalam sebuah ruangan harus terdistribusi dengan merata sehingga para penggunanya
merasa nyaman dan tidak terjadi cahaya yang kontras yang disebut dengan silau (glare)
yang dapat mengganggu aktivitas para pengguna didalamnya. Pencahayaan alami
(daylight) memiliki beberapa manfaat yang tidak mungkin dihadirkan jika menggunakan
pencahayaan buatan, antara lain:
Kekurangan Daylighting:
1. Terdapat halangan pada bangunan berlantai banyak dan gemuk (berdenah
rumit) sehingga cahaya matahari kurang dapat tersebar secara merata
2. Intensitas tidak mudah untuk diatur karena bergantung pada alam
3. Terkadang dapat sangat menyilaukan atau sangat redup
4. Seringkali membawa panas masuk ke dalam ruangan
5. Dapat memudarkan warna dalam ruangan
Macam-Macam Daylight:
1. Direct Sunlight
Cahaya yang didapatkan langsung dari matahari. Direct Sunlight
seharusnya dihindari karena terlalu terang, menyebabkan silau (glare), dan
mengundang panas dan radiasi UV masuk.
2. Skylight
Sunlight yang terbaur dan tersebar melalui berbagai halangan pada
atmosfer, contoh: awan. Sunlight memiliki tingkat cahaya yang bervariasi,
tergantung waktu, musim, dan kondisi cuaca.
3. Diffused Sunlight
Sunlight yang tersebar maupun terpantul dari suatu bidang.
Diffused Sunlight memiliki tingkat cahaya yang relatif nyaman.
1.5 Strategi Daylighting
a. Jendela
● Jendela horizontal
Sumber: flickr.com
Provide maximum and even illumination, day lighting will penetrate well into a
space.
● Jendela Besar
Memaksimalkan cahaya matahari dan memberikan pemandangan kota /
lanskap yang tidak terputus.
● Jendela Clerestory
Memungkinkan cahaya matahari jauh ke dalam ruang, juga menerangi
atap dan memberikan pemandangan langit dan awan.
● Kaca bening
Mementingkan pemandangan di luar, terutama dalam proyek perumahan.
Memberikan daya sinar matahari yang maksimal ke dalam ruangan.
● Kaca Tinted
Mengurangi sinar UV untuk masuk ke dalam ruangan, sementara tetap
memanfaatkan pemandangan.
● Jendela Berlapis Tiga
Untuk mengurangi penguatan internal surya dan efisiensi energi.
b. Roof lights/Skylights
● Menggabungkan lampu skylight / atap untuk memasukkan cahaya yang
baik ke dalam ruang interior. Kubah dan kubah Kaca adalah bagian dari
strategi pencahayaan siang hari di hari-hari sebelumnya.
● Menyediakan sumur cahaya yang menembus dari langit-langit ke ruang
dalam.
c. Atrium
Perencanaan dengan halaman tengah dan Atrium yang dapat dibuka atau
ditutupi dengan skylight berlapis kaca. (Ruang tertutup sedikit mengurangi
jumlah siang hari tetapi membantu menjaga dari hujan dan kelembaban ke
interior).
D. BAHAYA DAYLIGHTING
● Heat gains – Direct Sunlight contributes to excessive heat gain and light.
● Glare and Contrast
● Fading of Fabric and other materials : Exposure to Direct sunlight – UV
radiation results in fading of fabrics over time.
● Tirai
Mengontrol silau matahari masuk namun menyebabkan pemandangan tertutup.
● Shading fins
Mengontrol silau matahari tanpa menutupi pemandangan.
● Awning
Mengurangi sinar matahari masuk sekaligus melindungi dari hujan.
a. Data Bangunan
Arsitek Toyo Ito dan Cecil Balmond memilih konsep struktural dengan
tujuan agar bangunan ini dapat dibangun dan dibongkar dengan cepat, karena
bangunan ini merupakan bangunan sementara.
Struktur yang acak ditentukan dari algoritma yang berasal dari rotasi satu
kotak. Setiap bagian dari struktur berfungsi tidak hanya sebagai balok, namun
juga menyerap getaran sehingga semua elemen bergabung dari satu kesatuan yang
kompleks dan saling bergantung satu sama lain.
c. Teknik Daylighting
Bangunan ini memiliki bukaan yang besar sehingga cahaya dapat masuk
ke dalam bangunan dengan maksimal. Dengan adanya pola acak yang terdiri dari
transparan dan solid memberikan pembayangan yang estetik. Walaupun hanya
menggunakan pencahayaan alami, namun seluruh ruangan mendapatkan
penerangan yang maksimal. Memiliki bentuk dasar kubus namun dengan ornamen
yang kompleks, serpentine sendiri menggunakan material struktur penopang dari
kayu lapis (structural plywood) dan panel aluminium 3mm untuk dinding dan
langit-langit.
Teknik Pencahayaan dari Atas
DENAH
a. Data Bangunan
Pada Green Solution House, cahaya matahari masuk dari segala sisi
bangunan: atas (rooftop), hingga sekujur samping bangunan (jendela yang masif).
Desain tersebut sejalan dengan iklim di Denmark yang dingin, sehingga
membutuhkan heat gain dari sinar matahari.
1) Lobby
Tujuan: Memberikan jalan untuk cahaya natural dari matahari agar dapat
masuk ke dalam Lobby. Bertujuan untuk memaksimalkan Day Lighting.
Hasil Daylighting Jendela &
Bukaan:
SKEMA PENCAHAYAAN
Lobby
2) Conference Room
SKEMA PENCAHAYAAN
Conference Room
3) Hotel
SKEMA PENCAHAYAAN
Hotel
4) Common Space
Ruang Umum di Green Solution House yang luas dengan jendela dan
skylight lebar dapat mendistribusikan cahaya yang masuk ke dalam ruangan
secara merata. Sejumlah besar skylight memberikan daylight dengan tingkat
tinggi dengan rata-rata di atas 10% DF.
Side Lighting: Jendela & Pintu Kaca
SKEMA PENCAHAYAAN
Common Space
SITE PLAN
DENAH LANTAI 1
DENAH LANTAI 2
SKEMA PENCAHAYAAN
AXONOMETRY
d. Komentar
Sudah bisa dipastikan bila desain ini diterapkan di Indonesia, maka suhu ruangan
akan sangat tinggi dengan keberadaan kaca di hampir seluruh bagian bangunan. Karena
Indonesia di iklim tropis, maka hanya membutuhkan kaca secukupnya. Sliding door pada
bangunan ini dapat diterapkan di Indonesia dengan catatan perlu overhang yang panjang.
Selain untuk memasukkan cahaya, sliding door juga meningkatkan sirkulasi udara pada
bangunan, yang sangat dibutuhkan pada iklim tropis.
Chase Mitchell Jordan. Structural Analysis. Toyo Ito’s Serpentine Pavilion. (2015).
Retrieved from
http://chasemitchelljordan.com/structural-analysis-toyo-itos-serpentine-pavilion/
Pahlevi. Skylight. Interior Rumah Bermandikan Cahaya Alami. (2022). Retrieved from
https://interiordesign.id/skylight/#:~:text=Skylight%20merupakan%20jendela%20atau%
20kaca,ruangan%20yang%20lembab%20dan%20gelap.
Ignatius Ivan Wijaya. Teknik Optimasi Pencahayaan Alami Dalam Interior Rumah
Tinggal. (2017). Retrieved from
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9486/53_K153_Wijaya.pdf?seq
uence=1#:~:text=Pencahayaan%20alami%20adalah%20pencahayaan%20yang,sinar%20r
embulan%2C%20bintang%2Dbintang.
María Francisca González. ArchDaily. Green Solution House. (2021). Retrieved from
https://www.archdaily.com/945892/green-solution-house-3xn
Milena Slipek. The Daylight Site. Daylight in the Green Solution House. (2022).
Retrieved from http://thedaylightsite.com/daylight-in-the-green-solution-house/