Anda di halaman 1dari 27

PAPER A

PAPER LITERATURE
PENCAHAYAAN ALAMI (DAYLIGHTING)

Disusun oleh:
Kelompok 3
Cecilia Angela B12210009
Ermyra Putri Bastian B12210032
Jolin Kaman B12210068
Jennifer Puspadewi B12210094

Dosen:
Ir. Danny Santoso Mintorogo, M.Arch, Ph.D

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Kristen Petra
Surabaya
2022
PENDAHULUAN

Cahaya alami matahari (daylight) sangat berperan besar di hidup manusia. Selain
sebagai penerang, cahaya matahari juga memiliki manfaat kesehatan seperti
meningkatkan energi dan vitamin D. Cahaya matahari juga berperan pada kondisi
psikologi seseorang, dimana paparan sinar matahari dapat meningkatkan produksi
hormon serotonin, yaitu hormon yang dikaitkan dengan peningkatan mood seseorang
serta membuat orang tersebut merasa lebih tenang.

Dalam sebuah bangunan, para arsitek mencari segala cara untuk mengundang
cahaya alami matahari (daylight) untuk masuk ke dalam ruangan, terutama pada iklim
dingin. Daylight yang masuk ke dalam bangunan mengurangi penggunaan pencahayaan
listrik yang memakan biaya dan meningkatkan emisi karbon dioksida yang berbahaya
bagi lingkungan. Di samping itu, daylight juga meningkatkan kenyamanan visual yang
tidak didapat dari pencahayaan listrik.

Indonesia sendiri merupakan negara beriklim tropis lembab yang memiliki


ketersediaan cahaya matahari berlebih. Wilayah yang beriklim tropis ini terbukti
memiliki potensi pencahayaan alami yang baik. Umumnya pada Bulan Agustus &
September kondisi langit sangat cerah sehingga durasi pencahayaan dapat berlangsung
lama. Pemanfaatan cahaya alami pada bangunan dapat menggantikan fungsi cahaya
buatan yang berlebih pada siang hari.

Penggunaan cahaya alami pada suatu desain ruangan juga sangat dibutuhkan.
Karena cahaya matahari memiliki spektrum warna yang lengkap, sehingga dapat
meningkatkan kualitas warna pada interior. Teknik pengaplikasiannya juga merupakan
hal penting yang perlu diperhatikan dalam suatu bangunan. Karena tidak semua ruangan
membutuhkan pencahayaan yang sama, karena kesan yang ingin ditunjukkan tiap ruang
berbeda tergantung fungsi dari ruang itu sendiri.

Pada paper ini kami akan membahas tentang pemanfaatan cahaya alami pada
bangunan. Bangunan yang kami pilih adalah Serpentine Gallery Pavilion yang dibangun
di United Kingdom dan yang kedua adalah Green Solution House yang dibangun di
Ronne, Denmark.
BAB 1
DASAR TEORI

1.1 Definisi Pencahayaan Alami (Daylighting)

Pencahayaan Alami atau daylighting adalah salah satu sistem pencahayaan yang
terdapat pada suatu bangunan, dimana memiliki kegunaan untuk membantu manusia
dalam melakukan aktivitasnya. Disebut sebagai pencahayaan alami dikarenakan sistem
pencahayaannya menggunakan benda penerang alami seperti matahari, bulan dan bintang
sebagai penerang sebuah ruangan. Karena berasal dari alam, penerangan juga bergantung
pada alam, yaitu iklim, musim, dan cuaca. Matahari memiliki cahaya yang paling kuat
diantara benda-benda penerang alami yang ada di alam, sehingga cahaya matahari
seringkali digunakan untuk menerangi sebuah ruangan pada siang hari, inilah yang
disebut dengan istilah daylight.

1.2 Manfaat Daylighting

Pada siang hari pukul 08.00-16.00 adalah pencahayaan alami yang paling baik,
karena terdapat cukup banyak sinar matahari yang masuk kedalam ruangan. Pencahayaan
dalam sebuah ruangan harus terdistribusi dengan merata sehingga para penggunanya
merasa nyaman dan tidak terjadi cahaya yang kontras yang disebut dengan silau (glare)
yang dapat mengganggu aktivitas para pengguna didalamnya. Pencahayaan alami
(daylight) memiliki beberapa manfaat yang tidak mungkin dihadirkan jika menggunakan
pencahayaan buatan, antara lain:

- Meningkatkan produktivitas. Pencahayaan alami yang masuk ke dalam


ruangan akan memberikan sinyal ke tubuh kita bahwa ini adalah siang hari
sehingga harus beraktivitas (jam biologis manusia). Maka dari itu
pencahayaan alami dapat meningkatkan keceriaan dan semangat dalam
ruangan.
- Meningkatkan kesehatan tubuh. Pencahayaan alami, yaitu sinar matahari
berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Sinar matahari pagi memiliki fungsi, antara lain:
1. Mengubah provitamin D menjadi vitamin D
2. Mengurangi gula darah
3. Mengurangi kolesterol darah
4. Penawar infeksi dan pembunuh bakteri
5. Meningkatkan kebugaran dan kualitas pernafasan
6. Meningkatkan kekebalan tubuh
7. Membantu pembentukan dan perbaikan tulang.
1.3 Kelebihan dan Kekurangan Daylighting
Kelebihan Daylighting:
1. Daylighting bersifat alami (natural)
2. Tersedia secara melimpah
3. Tidak memerlukan biaya (gratis)
4. Terbaharui (tidak ada habisnya, sampai matahari mati)
5. Memiliki spektrum cahaya lengkap
6. Memiliki daya panas dan kimiawi yang diperlukan oleh makhluk hidup
dibumi
7. Memiliki sifat dinamis

Kekurangan Daylighting:
1. Terdapat halangan pada bangunan berlantai banyak dan gemuk (berdenah
rumit) sehingga cahaya matahari kurang dapat tersebar secara merata
2. Intensitas tidak mudah untuk diatur karena bergantung pada alam
3. Terkadang dapat sangat menyilaukan atau sangat redup
4. Seringkali membawa panas masuk ke dalam ruangan
5. Dapat memudarkan warna dalam ruangan

Bagi seorang arsitek perlu diingat bahwa untuk memanfaatkan cahaya


matahari pada bangunan terutama pada daerah tropis diperhatikan:
1. Pembayangan, seringkali panas dari sinar matahari ikut masuk ke dalam
ruangan maka dari itu diperlukan pembayangan seperti tritisan atau tirai
agar yang dominan masuk ke dalam ruangan adalah sinar matahari bukan
panas matahari.
2. Pengaturan letak dan besar bukaan untuk mengatur cahaya agar dapat
dimanfaatkan dengan baik.
3. Pemilihan warna dan tekstur permukaan dalam dan luar ruangan untuk
memperoleh pemantulan yang baik, agar cahaya tersebar secara merata
dan efisien tanpa menimbulkan silau (glare)
1.4 Teknik Daylighting

Macam-Macam Daylight:
1. Direct Sunlight
Cahaya yang didapatkan langsung dari matahari. Direct Sunlight
seharusnya dihindari karena terlalu terang, menyebabkan silau (glare), dan
mengundang panas dan radiasi UV masuk.

2. Skylight
Sunlight yang terbaur dan tersebar melalui berbagai halangan pada
atmosfer, contoh: awan. Sunlight memiliki tingkat cahaya yang bervariasi,
tergantung waktu, musim, dan kondisi cuaca.

3. Diffused Sunlight
Sunlight yang tersebar maupun terpantul dari suatu bidang.
Diffused Sunlight memiliki tingkat cahaya yang relatif nyaman.
1.5 Strategi Daylighting

a. Jendela
● Jendela horizontal

Sumber: flickr.com
Provide maximum and even illumination, day lighting will penetrate well into a
space.
● Jendela Besar
Memaksimalkan cahaya matahari dan memberikan pemandangan kota /
lanskap yang tidak terputus.

● Jendela Clerestory
Memungkinkan cahaya matahari jauh ke dalam ruang, juga menerangi
atap dan memberikan pemandangan langit dan awan.
● Kaca bening
Mementingkan pemandangan di luar, terutama dalam proyek perumahan.
Memberikan daya sinar matahari yang maksimal ke dalam ruangan.

● Kaca Tinted
Mengurangi sinar UV untuk masuk ke dalam ruangan, sementara tetap
memanfaatkan pemandangan.
● Jendela Berlapis Tiga
Untuk mengurangi penguatan internal surya dan efisiensi energi.

b. Roof lights/Skylights
● Menggabungkan lampu skylight / atap untuk memasukkan cahaya yang
baik ke dalam ruang interior. Kubah dan kubah Kaca adalah bagian dari
strategi pencahayaan siang hari di hari-hari sebelumnya.
● Menyediakan sumur cahaya yang menembus dari langit-langit ke ruang
dalam.

c. Atrium
Perencanaan dengan halaman tengah dan Atrium yang dapat dibuka atau
ditutupi dengan skylight berlapis kaca. (Ruang tertutup sedikit mengurangi
jumlah siang hari tetapi membantu menjaga dari hujan dan kelembaban ke
interior).
D. BAHAYA DAYLIGHTING
● Heat gains – Direct Sunlight contributes to excessive heat gain and light.
● Glare and Contrast
● Fading of Fabric and other materials : Exposure to Direct sunlight – UV
radiation results in fading of fabrics over time.

E. CARA MENGONTROL GLARE


Untuk mengurangi efek silau, memanfaatkan shading dapat mengurangi efek heat
gain dari sinar matahari yang masuk.
● Louvers (Kisi-kisi horizontal)
Memungkinkan untuk terjadinya ventilasi dan mengurangi heat gain.

● Tirai
Mengontrol silau matahari masuk namun menyebabkan pemandangan tertutup.
● Shading fins
Mengontrol silau matahari tanpa menutupi pemandangan.

● Awning
Mengurangi sinar matahari masuk sekaligus melindungi dari hujan.

● Stiker kaca solar-control


Mengurangi kesilauan dan sinar UV matahari.
● Light shelf
Membaurkan cahaya yang masuk ke dalam ruangan yang terpantul dari light
shelf.

● Overhang dan Canopy


Shading eksternal menghalangi sinar matahari untuk masuk ke dalam ruangan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Serpentine Gallery Pavilion 2002

a. Data Bangunan

Lokasi : City Of Westminster, United Kingdom


Arsitek : Cecil Balmond, Toyo Ito & Associates Engineers : Arup
Luas Bangunan : 309 m²
Tahun : 2002
Fungsi Bangunan : Galeri Paviliun

b. Konsep dan Latar Belakang Bangunan

Serpentine Gallery Pavilion 2002 memiliki konsep struktur tanpa kolom


yang tidak bergantung pada sistem kisi ortogonal, sehingga menghasilkan ruang
terbuka yang akan digunakan selama bulan-bulan musim panas sebagai ruang
acara dan aman.

Arsitek Toyo Ito dan Cecil Balmond memilih konsep struktural dengan
tujuan agar bangunan ini dapat dibangun dan dibongkar dengan cepat, karena
bangunan ini merupakan bangunan sementara.
Struktur yang acak ditentukan dari algoritma yang berasal dari rotasi satu
kotak. Setiap bagian dari struktur berfungsi tidak hanya sebagai balok, namun
juga menyerap getaran sehingga semua elemen bergabung dari satu kesatuan yang
kompleks dan saling bergantung satu sama lain.

c. Teknik Daylighting

Serpentine Gallery Pavilion 2002 menggunakan teknik pencahayaan


skylight yang berarti terdapat jendela atau kaca berongga pada bagian atap atau
dinding sebuah ruangan. Skylight juga bisa berfungsi sebagai jalan masuk cahaya
maupun sebagai ventilasi. Teknik pencahayaan skylight sangat bergantung pada
sunlight (cahaya alami matahari), sehingga bergantung juga dengan keadaan
atmosfer pada saat itu, contohnya adalah seperti awan. Selain itu, sunlight juga
memiliki tingkat cahaya yang bermacam-macam bergantung pada waktu, musim,
dan kondisi cuaca.

Bangunan ini memiliki bukaan yang besar sehingga cahaya dapat masuk
ke dalam bangunan dengan maksimal. Dengan adanya pola acak yang terdiri dari
transparan dan solid memberikan pembayangan yang estetik. Walaupun hanya
menggunakan pencahayaan alami, namun seluruh ruangan mendapatkan
penerangan yang maksimal. Memiliki bentuk dasar kubus namun dengan ornamen
yang kompleks, serpentine sendiri menggunakan material struktur penopang dari
kayu lapis (structural plywood) dan panel aluminium 3mm untuk dinding dan
langit-langit.
Teknik Pencahayaan dari Atas

Teknik Pencahayaan dari Samping

Sketsa Area Pencahayaan


SITE PLAN

DENAH

AKSONOMETRI DAN DETAIL STRUKTUR


d. Komentar
Meski bangunan ini memiliki bentuk yang unik, bangunan ini tidak cocok
bila dibangun di Indonesia yang merupakan daerah beriklim tropis karena
banyaknya penggunaan kaca pada bangunan dapat menyebabkan ruang dalam
terasa panas sehingga pengguna tidak nyaman.

Bila desain ingin diterapkan di Indonesia, maka kaca yang berada di


plafon terpaksa harus dihilangkan karena akan sangat meningkatkan heat gain.
Untuk meminimalisir heat gain dari cahaya yang masuk pada jendela di dinding
bangunan, perlu diberi overhang yang cukup lebar di seluruh sisi bangunan.
Penggunaan kaca tinted juga akan sangat membantu dalam mengurangi panas dan
sinar UV masuk.

2.2 Green Solution House

a. Data Bangunan

Lokasi : Ronne, Denmark


Arsitek : 3XN
Luas Bangunan : 4500 m²
Tahun : 2015
Fungsi Bangunan : Hotel & Tempat Konferensi
b. Konsep Bangunan

Hotel & Conference Center yang dirancang sebagai bangunan


berkelanjutan dengan menggunakan material lokal yang dapat didaur ulang dan
sumber daya terbarukan untuk utilisasi. Green Solution House bertujuan untuk
menyediakan lingkungan indoor yang sehat bagi para pengunjung, dimana mereka
dapat memperoleh manfaat dari tingkat daylight yang tinggi dan udara segar.
c. Teknik Daylighting

Pada Green Solution House, cahaya matahari masuk dari segala sisi
bangunan: atas (rooftop), hingga sekujur samping bangunan (jendela yang masif).
Desain tersebut sejalan dengan iklim di Denmark yang dingin, sehingga
membutuhkan heat gain dari sinar matahari.

1) Lobby

Hasil Daylighting Atap Kaca

Pada Lobby Green Solution House,


- Atap ter-expose
- Penutup atap menggunakan atap kaca.

Tujuan: Memberikan jalan untuk cahaya natural dari matahari agar dapat
masuk ke dalam Lobby. Bertujuan untuk memaksimalkan Day Lighting.
Hasil Daylighting Jendela &
Bukaan:

Terdapat juga banyak jendela kaca bening dan bukaan-bukaan di samping,


mengelilingi ruangan lobby tersebut.

Tujuan: Tidak hanya untuk memaksimalkan Daylighting. Tetapi juga untuk


“estetika” dalam penerangan dan shading cahaya natural matahari yang masuk
melalui frame kotak-kotak di jendela.

Pagi hari Pagi hari - Siang hari

Siang - Sore hari Sore - Malam hari Malam hari

GAMBARAN ATAP KACA DI PAGI HARI HINGGA MALAM HARI


Cahaya alami dan kenyamanan

- Pencahayaan yang memadai dan penetrasi sinar matahari yang dirancang


dengan sangat baik memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi
orang-orang di gedung. Tingkat siang hari yang tinggi dan pemandangan
yang dioptimalkan secara positif mempengaruhi suasana hati dan
kesejahteraan orang.

SKEMA PENCAHAYAAN
Lobby

2) Conference Room

Side Lighting: dari Atap


Jendela Kaca

Top Lighting: dari Atap


Jendela Kaca

Ruang konferensi di Green Solution House sebagian besar diterangi


cahaya dari fasad kaca besar yang menghadap ke utara, yang menyediakan cukup
daylight yang cocok untuk konferensi dan presentasi.
Sejumlah jendela atap membantu mencapai distribusi cahaya matahari
yang lebih baik di area ruangan yang lebih dalam.
DF rata-rata di ruang konferensi adalah 6,6%, yang merupakan jumlah
daylight yang melimpah untuk ruang konferensi. Penggunaan layar LED untuk
presentasi memungkinkan untuk menjaga kualitas presentasi video sambil
memiliki tingkat cahaya matahari yang tinggi di dalam ruangan.

SKEMA PENCAHAYAAN
Conference Room

3) Hotel

Smart hotel room menggabungkan penggunaan jendela fasad dan jendela


atap untuk mencapai DF rata-rata 3,0%, yang cukup untuk menyinari ruangan
tanpa bantuan pencahayaan buatan di pagi hingga siang hari.
Top Lighting: Roof Window Side Lighting: Jendela Kaca

SKEMA PENCAHAYAAN
Hotel

4) Common Space

Ruang Umum di Green Solution House yang luas dengan jendela dan
skylight lebar dapat mendistribusikan cahaya yang masuk ke dalam ruangan
secara merata. Sejumlah besar skylight memberikan daylight dengan tingkat
tinggi dengan rata-rata di atas 10% DF.
Side Lighting: Jendela & Pintu Kaca

Top Lighting: Skylight

SKEMA PENCAHAYAAN
Common Space

Daylight di ruang umum juga membantu mencapai suhu yang tepat di


dalam gedung dengan memaksimalkan heat gain dari matahari dan menahan
panas yang terakumulasi di dalam gedung selama musim panas.

Skylight dilengkapi dengan sistem kontrol inovatif yang diprogram untuk


membuka jendela secara otomatis untuk ventilasi dan menyesuaikan shading
untuk kenyamanan termal dan keseimbangan energi.

SITE PLAN
DENAH LANTAI 1

DENAH LANTAI 2

SKEMA PENCAHAYAAN
AXONOMETRY

d. Komentar

Sudah bisa dipastikan bila desain ini diterapkan di Indonesia, maka suhu ruangan
akan sangat tinggi dengan keberadaan kaca di hampir seluruh bagian bangunan. Karena
Indonesia di iklim tropis, maka hanya membutuhkan kaca secukupnya. Sliding door pada
bangunan ini dapat diterapkan di Indonesia dengan catatan perlu overhang yang panjang.
Selain untuk memasukkan cahaya, sliding door juga meningkatkan sirkulasi udara pada
bangunan, yang sangat dibutuhkan pada iklim tropis.

e. Gambar-gambar dari GreenHouse Solution House


BAB 4
KESIMPULAN

Dalam usaha mengundang daylight ke dalam bangunan, konteks iklim harus


diperhatikan. Perbedaan iklim berarti solusi atas daylight juga berbeda. Bila cara
menangani daylight pada daerah beriklim dingin diterapkan pada iklim panas, maka tidak
diragukan lagi intensitas glare yang akan masuk ke dalam bangunan sangat tinggi dan
menyebabkan penghuni kepanasan dan sangat tidak nyaman (mengasumsi tidak ada
bantuan AC). Sedangkan, bila cara menangani daylight pada iklim panas diterapkan pada
daerah beriklim dingin, maka bangunan juga akan defisit panas yang seharusnya
dibutuhkan untuk menghangatkan ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

The Archspace. Daylighting Strategies To Integrate In Your Design. (2022). Retrieved


from Day Lighting Strategies To Integrate In Your Design · the archspace

ArchDaily. Serpentine Gallery Pavilion. (2013). Retrieved from


https://www.archdaily.com/344319/serpentine-gallery-pavilion-2002-toyo-ito-cecil-balm
ond-arup/51423db8b3fc4bae2c00004e-serpentine-gallery-pavilion-2002-toyo-ito-cecil-ba
lmond-arup-photo

Architecture. Serpentine Gallery Pavilion. (2022). Retrieved from


http://new-architecture-archi.blogspot.com/2012/01/serpentine-gallery-pavilion.html

Chase Mitchell Jordan. Structural Analysis. Toyo Ito’s Serpentine Pavilion. (2015).
Retrieved from
http://chasemitchelljordan.com/structural-analysis-toyo-itos-serpentine-pavilion/

Pahlevi. Skylight. Interior Rumah Bermandikan Cahaya Alami. (2022). Retrieved from
https://interiordesign.id/skylight/#:~:text=Skylight%20merupakan%20jendela%20atau%
20kaca,ruangan%20yang%20lembab%20dan%20gelap.

Ignatius Ivan Wijaya. Teknik Optimasi Pencahayaan Alami Dalam Interior Rumah
Tinggal. (2017). Retrieved from
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9486/53_K153_Wijaya.pdf?seq
uence=1#:~:text=Pencahayaan%20alami%20adalah%20pencahayaan%20yang,sinar%20r
embulan%2C%20bintang%2Dbintang.

123dok. Pencahayaan Alami pada Iklim Tropis. (2022). Retrieved from


https://123dok.com/article/pencahayaan-alami-pada-iklim-tropis-kajian-teori.z1d73x0e#:
~:text=Pencahayaan%20alami%20pada%20iklim%20tropis%20Posisi%20matahari%20d
apat,Equinox%2C%20Autumn%20Equinox%2C%20Summer%20Solstice%20dan%20W
inter%20Solstice

María Francisca González. ArchDaily. Green Solution House. (2021). Retrieved from
https://www.archdaily.com/945892/green-solution-house-3xn

Milena Slipek. The Daylight Site. Daylight in the Green Solution House. (2022).
Retrieved from http://thedaylightsite.com/daylight-in-the-green-solution-house/

3XN. Green Solution House. Exploring Circular Sustainability. Retrieved from


https://gxn.3xn.com/project/green-solution-house

Anda mungkin juga menyukai