Anda di halaman 1dari 12

KIMIA KOLOID

SURFAKTAN UNTUK CAT, PERNIS DAN PELAPIS LAINYA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Sri Lestari A1C117041


2. Tria Pradina Loke A1C117075
3. Dinda Anggun Eka S A1C117079

DOSEN PENGAMPU :

Prof. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air
(hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga
dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah
bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat
aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya.Molekul surfaktan memiliki bagian
polar yang suka air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak
(lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau
netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar
muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana
gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak
dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar
(lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar
(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.

Mungkin tidak mengherankan untuk menemukan bahwa surfaktan diperlukan


dalam banyak kapasitas dalam produksi cat dan pernis dan dalam sistem pelapisan
terkait. Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan tersebut sedangkan
Vernis merupakan campuran homogen satu jenis resin atau lebih (resin sintetik atau
alami) dengan minyak pengering, bahan pengering dan pelarut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan cat ?

2. Apa saja komponen-komponen penyusun cat ?

3. Apa saja jenis- jenis cat dan pernis ?


4.bagaimana aplikasi atau peran surfaktan pada industry cat dan pernis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui pengertian cat dan pernis

2. Dapat mengetahui pengertian serat tekstil.

3. Dapat mengetahui komponen dari cat

4. Dapat mengetahui jenis jenis cat dan pernis

5. Dapat mengetahui bagaimana peran surfaktan dalam cat dan pernis

2.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bahan-bahan kimia apa saja
yang selama ini terdapat dalam pembuatan cat dan pernis

3. Dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana peranan surfaktan dalam tecat


dan pernis
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Cat

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan tersebut. Setelah
dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang
melekat kuat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan
dengan banyak cara : diusapkan, dilumurkan, dikuas, diseprotkan, dsb.

Emulsi merupakan suatu jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair
dalam medium pendispersi padat, cair, dan gas. Cat tembok water based disebut juga
cat emulsi, dimana terdapat emulsi antara air dan minyak dalam formulasinya. Dalam
emulsi pada masing-masing komponen pembetuknya sudah terdapat emulsifer berupa
surfactan.

2.1.1 Jenis – jenis cat

Jenis-jenis cat dapat dikelompokkan yaitu berdasarkan bahan baku utama,


mekanisme pengeringan, letak dan dimana cat itu dipakai, kondisi cat, jenis dan
keberadaan solvent, fungsi, methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain.
Berdasarkan dari lokasi pengecatannya, cat dinding dibagi dalam dua jenis utama,
yakni cat interior dan cat eksterior. Cat interior diperuntukkan bagi dinding di bagian
dalam rumah. Berdasarkan dari bahan pengencernya, cat terbagidalam dua jenis
utama, yaitu cat berbahan dasar air (water-based paint), dan cat berbahan dasar
minyak (solvent-base paint). Sementara cat eksterior, untuk mengecat bagian luar
rumah.Dari bahasan di atas maka dapat dilihat jenis-jenis cat pada tabel 3 di bawah
ini
Cat dapat dikeringkan dengan berbagai macam cara, yaitu;

1. Secara fisika: yaitu adanya reaksi fisika yang berupa penguapan thinner yang
berada dalam campuran cat. Bila semua thinner yang ada di dalam campuran itu
sudah menguap maka cat itu kering. Contoh: Pengeringan untuk cat NC dan
Alkyd.

2. Secara kimia: yaitu adanya reaksi kimia antara dua benda yang berlainan jenis.
Contoh: Pengeringan melamine dan PU setelah bereaksi dengan hardener.

3. Secara radiasi: pada cat UV bisa kering setelah kena radiasi dari lampu UV
(UltraViolet) yang ada dalam mesin UV.

2.1.2 Kompenen Penyusun Cat


Secara umum komponen atau bahan penyusun cat terdiri dari binder (resin),
pigmen, solvent dan additive

A. Binder

Zat pengikat atau binder merupakan bahan yang mengikat antara partikel
pigmen cat, sehingga cat dapat membentuk lapisan tipis yang rapat ketika digunakan.
Binder bertugas merekatkan partikel-partikel pigmen kedalam lapisan film cat dan
membuat cat merekat pada permukaan. Tipe binder dalam suatu formula cat
menentukan banyak hal dari performa cat. Binder dibuat dari material bernama resin
yang biasa dari bahan alam juga sintetis. Cat dapat berbinder natural oil, alkyd, nitro
sellulosik, poliester, melamin, akrilik, epoksi, poliurethane, silikon, fluorokarbon,
vinil, sellulosik, dan lain-lain.

B. Pigmen

Pigmen berperan sebagai zat pemberi warna utama pada cat. Pigmen dapat
dibagi menjadi 2 yaitu organik dan non organik. Pigmen non organik dibuat dari
beberapa logam (oksida logam) sedangkan pigmen organik dibuat dari bahan minyak
bumi (carbon based). Pigmen lebih jauh lagidapat dibagi menjadi pigmen utama dan
pigmen extender. Pigmen utama memberikan cat dengan daya tutup dan warna.
Sedangkan pigmen extender membantu memperkuat pigmen utama. Berbagai proses
yang terjadi selama pemipisan pigmen terjadi dalam tiga langkah berikut:
Tahap 1 (Wetting) : Semua udara dan uap air pada permukaan pigmen keluar dan
digantikan dengan resin. Padatan atau gas antarmuka berubah menjadi padatan atau
cairan antarmuka (pigmen/larutan resin)

Tahap 2 (grinding): merupakan tahap penyusupan pigmen. Melalui tumbukan,


pigmen yang menggumpal akan pecah dan ukurannya berkurang (mengecil)

Tahap 3 (Stabilization) : Penyebaran pigmen stabill .

C. Solvent

Solvent atau pelarut berfungsi untuk menjaga kekentalan cat agar tetap cair saat
digunakan, selain itu juga sebagai media pendispersi. Sebuah cat membutuhkan
bahan cair agar patikel pigmen, binder dan material padat lainnya dapat mengalir.
Cairan pada suatu cat disusun oleh solvent minyak dan atau diluent. Keduanya adalah
suatu cairan yang dapat melarutkan (dissolve) suatu material. Keduanya juga disebut
thinner karena keduanya mempunyai kemampuan untuk mengencerkan cat ke
kekentalan yang diinginkan.

D. Additive

Additive merupakan bahan yang ditambahkan dalam cat untuk menambahkan


property atau sifat-sifat cat sehingga dapat meningkatkan kualitas cat. Sebagai
tambahan selain liquid, pigmen dan binder, suatu cat dapat mengandung satu atau
lebih aditif (zat tambahan) yang berfungsi untuk meningkatkan performansi, dan
biasanya digunakan dalam jumlah yang sangat kecil. Hal ini mempengaruhi fitur vital
dari tergantung penggunaan akhir cat terutama kemampuan flow dan leveling dari
cat.

2.2 Pernis

Pernis merupakan salah satu produk pelapis permukaan yang dapat berfungsi
baik sebagai pelindung maupun dekoratif. Vernis merupakan campuran homogen satu
jenis resin atau lebih (resin sintetik atau alami) dengan minyak pengering, bahan
pengering dan pelarut. Pernis tidak mengandung pigmen sehingga merupakan produk
pelapis permukaan yang transparan. Berdasarkan penggunaannya, terdapat dua jenis
vernis yaitu vernis interior (pemakaian di dalam ruangan) serta vernis interior dan
eksterior (pemakaian di dalam dan di luar ruangan)

Pernis (varnish), dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Spirit type Varnish Terdiri dari harsa yang dilarutkan dalam pelarut yang mudah
menguap, jenis ini agak rapuh dan kurang tahan lama.

2. Oil Resin varnish Terdiri dari harsa yang dilarutkan dalam minyak mongering
(minyak lena, minyak thung).

2.3 Surfaktan pada cat, pernis dan pelapis lainnya

Surfaktan merupakan suatu senyawa yang memiliki kemampuan untuk


menurunkan tegangan permukaan suatu media. Secara umum, cat emulsi diperoleh
dengan mencampur polimer lateks, pigment, pelarut,air dan bahan lainnya. Polimer
latek disintesis oleh polimerisasi emulsi dari monomer atau monomers dalam larutan
yang mengandung permukaan yang cocok dan inisiatorf-s. Polimer yang umum
digunakan antara lain: polimer akrilik, poliester, poliuretan, Polimer selulosa dan
polisamides. Selain dari surfaktan dalam polimer lateks, Cat membutuhkan tambahan
tambahan surfaktan untuk stabilitas dan sifat khusus pada cat. Surfaktan yang
digunakan sebagai aditif dalam lapisan dan formulasi cat digambarkan dalam tabel I.
2.4 Aplikasi surfaktan dalam industri cat dan pelapis

Penambahan surfaktan untuk cat juga memungkinkan cat untuk melapisi


permukaan lebih mudah karena surfaktan meningkatkan pembasahan suatu larutan.
Surfaktan juga digunakan untuk menstabilkan disperse partikel polimer selama
polimerisasi dalam cat dan aplikasinya. Stabilitas mekanik, stabilitas beku cair dan
masa simpan cat semua ditingkatkan dengan penambahan surfactant. Berikut
surfactant yang digunakan dalam industry cat dan pelapis yaitu :

1. natrium dodesil sulfat


natrium dodesil sulfat adalah surfactant anionic yang paling umum digunakan
untuk menstabilkan emulsi karena afinitasnya terhadap ikatan hidrogen dengan
medium berair.
2. Dodesil benzennesulfonat
Dodesil benzennesulfonat merupakan surfactan pada cat yang berfungsi untuk
membatu membasahi permukaan dan meningkatkan area dimana pelarut dapat
menembus lapisan cat.
3. Ethoxilates, sulfosuccinate,alkanolamid
surfactant yang digunakan sebagai agen emulisasi dalam pembentukan cat dan
pernis serta stabilisasi untuk mengurangi ukuran partikel untuk mencegah
pengendapan fase.
4. Polyvinylacetate (pvc)
Surfactan yang digunakan untuk melekatkan pigmen dan juga meningkatkan
property seperti fleksibilitas dan ketahanan terhadap benturan. PVA merupakan
bahan untama yang berperan sebagai blinder yaitu dalam mengikat bahan-bahan
lainya untuk membentu emulsi cat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan tersebut. Setelah
dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang
melekat kuat pada permukaan tersebut. Komponen penyusun cat terdiri dari solvent,
pigmen, aditif, blinder. Pernis merupakan salah satu produk pelapis permukaan yang
dapat berfungsi baik sebagai pelindung maupun dekoratif. Vernis merupakan
campuran homogen satu jenis resin atau lebih (resin sintetik atau alami) dengan
minyak pengering, bahan pengering dan pelarut.
Surfactan pada cat dan pelapis lainydigunakan untuk menstabilkan disperse
partikel polimer selama polimerisasi dalam cat dan aplikasinya. Stabilitas mekanik,
stabilitas beku cair dan masa simpan cat dan melapisi permukaan lebih mudah karena
surfaktan meningkatkan pembasahan suatu larutan

4.2 Saran

Diharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam pembuatan makalah
lebih baik lagi..
DAFTAR PUSTAKA

Ashwin, 1998. Surfactant In Coatings And Paint Aplications. New York : Plenum
Press.

Rahman, A., dan Farid, M. 2014 Studi Pembuatan Cat Tembok Dengan Mengunakan
Kapur Sebagai bahan pengisi. Jurna Reakayasa Kimia dan Lingkungan . Vol
10. No 2.

Schotz, W. 2004. Paint and Coating – How Surfactan Can Ad vance New
Developments. Berlin : Germalyn.

http:www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.polsri.ac.id/1903/3.BAB
%2520II.pdf.

http:www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://translate.google.com/translate%3Fu
%3Dhhtp://en.wikipedia.

Anda mungkin juga menyukai