Anda di halaman 1dari 13

CAT, LAK, DAN VERNIS

3.1 Pendahuluan
Permukaan dari beberapa bahan dapat rusak akibat korosi yang disebabkan
oleh pengaruh cuaca dan gesekan, bila tidak dilindungi besi akan berkarat dan
kayu akan lapuk oleh pengaruh cuaca yang terbuka. Cat, lak, dan vernis dapat
melindungi permukaan akibat pengaruh tersebut, disamping mereka ini
memberikan keindahan.
Indrustri cat yang modern sebenarnya hanya suatu bentuk yang kecil saja,
tetapi industri ini merupakan bagian yang penting didalam industri kimia, industri
ini erat hubungannya dengan industri – industri plastik, zat pewarna dan industri
minyak, dan seperti industri yang lain itu, industri cat, lak, dan vernis,
berdasarkan pengetahuan modern mengenai kimia, fisika, dan keteknikan lainnya.
Industri cat ini menggunakan bahan – bahan yang cukup banyak antara lain
jenis – jenis minyak, damar, pelarut, pewarna anorganik dan organik. Untuk
memenuhi keperluan sebagai bahan pelindung dan pemberi keindahan kepada
bangunan, alat transport baik darat, laut, dan udara, serta keperluan yang umum
lainnya, cat memegang peranan yang penting dalam pemakaian.

Pengertian Cat, Lak, dan Vernis


a. Cat
Adalah suatu larutan atau suatu dispersi yang diberi warna, dari suatu damar
pembentuk lapisan tipis (film) yang menghasilkan lapisan tipis yang mengeras
akibat menguapnya bahan pelarut, disertai dengan atau tanpa terjadinya reaksi
kimia.
b. Lak
Adalah suatu lapisan yang terbuat dari damar sintesis, yang bening atau
diberi pewarna, sehingga setelah bahan pelarutnya menguap memberikan
permukaan yang mengkilap dan keras.
c. Vernis
Adalah suatu larutan bening terbuat dari damar dan pelarut. Karena
menguapnya bahan pelarut, akan tertinggal lapisan tipis yang bening, mengeras
dengan atau tanpa terjadi reaksi kimia.

3.2 Perkembangan Indrustri Cat


Jenis cat air yang terbuat dari tanah liat harus diwarnai, merupakan jenis cat
yang tertua. Cat dengan menggunakan minyak, diduga sudah mulai dipakai sejak
abad ke-15, yang pada waktu itu untuk dipakai sebagai cat lukisan.
Cat yang termasuk modern, mulai dikenal sejak 1920-an, dimana pada saat
itu dipakai nitro-cellulose, damar phenol-formaldehid, damar - damar alkid, yang
juga sejak oksida titan menjadi barang komersial.
Sejak saat itu maka permintaan jenis cat untuk dihasilkan secara besar mulai
terjadi, akibat kebutuhan untuk cat – cat kendaraan, serta alat rumah tangga.
Sejak saat itu pula berkembang jenis cat bermutu tinggi dan tahan lama serta
sebagai pelapis yang keras. Bahan – bahan cat tersebur umumnya dibuat terutama
dari damar –damar alkyd, urea atau melamin yang dicampur, dan pada akhir ini
dipakai jenis damar epoxy dan damar akrilik, yang lebih tahan kimia.
Perkembangan yang utama dalam pembuatan cat untuk rumah, mulai 1948
semenjak pertama diperkenalkan cat latek. Cat air ini, terutama terbuat dari
styrene / butadiene. Selanjutnya kini dipakai jenis damar yang lebih baik yaitu
polyvinyl acetate dan polimer akrilat.

3.3 Susunan Dari Cat,lak dan Vernis


Cat dan vernis pada umumnya tersusun dari beberapa macam bahan – bahan
seperti antara lain :
a. Perekat atau pembentuk film
Bahan ini merupakan bahan utama yang terdapat dalam cat, lak, atau vernis.
Ia pada umumnya adalah jenis damar yang bening. Bahan ini akan mengeras,
setelah bahan pelarutnya menguap, dan pengerasannya itu akibat pengerasan
kimia atau hanya karena pelarutnya mengering.
Bila lapisan penutup ini terbentuk karena reaksi kimia, pembentuk lapisan
tipis itu terdiri dari molekul- molekul yang berukuran sedang dan mudah larut,
dan dapat dipakai sebagai lapisan yang agak tebal. Apabila terbentuknya lapisan
tipis penutup itu karena menguapnya bahan pelarut, maka sifat dari pembentuk
lapisan tipis itu harus sudah berupa momen yang berat molekulnya tinggi.
Karena bahan semacam ini biasanya daya larutnya rendah, meskipun dalam
bahan pelarut yang kuat, bahan ini seringkali dipakai sebagai bahan padat yang
terdispersi didalam larutan.
b. Bahan pelunak / pelemas / atau plastimen
Bahan ini ditambahkan kepada damar – damar yang bersifat regas agar
damar tadi menjadi lentur, liat dan dapat mulur. Ia dapat berupa pelarut yang
bersifat polar, yang dapat mengurangi daya tarik menarik dari rantai polimer yang
lebih lunak, sehingga dapat merubah sifat polimer yang lebih keras karena terjadi
kopolimerisasi.
Sifat plastimen, harus tidak mudah menguap, melainkan dapat bergabung
dengan bahan pembentuk film, dan harus pula bersifat tahan lembab, tahan
oksigen, cahaya dan panas, atau beberapa daripadanya tahan minyak, tahan kimia
dan tahan api.
c. Pigmen dan pewarna transparan
Pigmen terutama adalah padatan yang halus yang dapat terdispersi didalam
bahan pembentuk film memberikan warna, kepudaran dan seringkali memperbaiki
sifat tahan lama. Pigmen-pigmen yang bersifat extender (dapat menyebar merata)
memiliki kepudaran yang rendah tetapi dapat mengurangi harga, kilap dan
pengendapan, memperbaiki daya lekat, memperbaiki sifat memasir, serta
memperbaiki daya pengisi. Ia juga dapat merubah sifat mengalir pada pemakaian.
d. Pelarut
Cairan yang mudah dipakai untuk melarutkan bahan pembentuk film
sehingga mendapat larutan yang cukup kecairannya sehingga memudahkan
pemakaian dalam pembuatan cat, lak, dan vernis.
Cairan seperti itu harus memiliki harga yang murah karena ia akan
menguap. Jenis yang banyak dipakai ialah dari bahan hydrokarbon alipatis atau
aromatis, hasil tambahan dari penyulingan minyak bumi. Pelarut hydrokarbon
yang umum diperdagangkan terdiri dari campuran macam-macam hydrokarbon,
termasuk jenis hydrokarbon yang berbeda-beda titik didihnya.
e. Pengencer
Jenisnya sama dengan pelarut, tetapi disediakan tersendiri sebagai cairan
pengencer, bila diperlukan untuk membuat larutan cat lebih encer, sehingga
memudahkan pemakaian.
f. Bahan pengering
Merupakan bahan tambah yang dicampurkan kedalam cat atau vernis,
berfungsi sebagai perantara terjadinya pengeringan karena proses oksidasi.
Biasanya bahan pengering ini adalah larutan dari garam logam dari asam organic,
meskipun beberapa oksida logam yang dapat dan masih dipakai dalam cat atau
vernis yang terbuat dari damar minyak. Logam radikal merupakan bahan
pengering yang efektif, sedang yang bersifat asam radikal, mengontrol kelarutan.
g. Bahan pemudar / flatting agent
Suatu bahan tambah untuk cat dan vernis guna mengurangi sifat kilap dari
lapisan film yang mengering. Dengan adanya bahan tambah ini maka secara
miscroskopis, terjadi ketidakrataan dari lapisan film sehingga mengurangi
pembiasan cahaya.
Bahan tambah ini harus dapat terdispersi merata, dengan mengontrol besar
butir dari bahan, dan harus dapat tidak larut dalam pembentuk film. Stearat logam,
terutama steara aluminium, dan silica halus biasanya dipakai untuk ini.
h. Bahan pengontrol suspensi dan viskositet
Merupakan bahan tambah untuk mencegah terjadinya pengendapan larutan
cat dan vernis selama penyimpanan, sehingga memudahkan cairan cat untuk
diaduk lagi menjadi suspensi yang merata. Yang banyak dipakai adalah dari jenis
sabun asam lemak dari aluminium, seng, dan cadmium.
i. Bahan anti mengulit pada cat (anti skinning agent)
Cat untuk bangunan yang mengering di udara, cenderung untuk membentuk
lapisan kulit, sewaktu masih dibuat di pabrik, atau sewaktu cat ini disimpan. Hal
ini disebabkan oleh terjadinya auto oksidasi dan polimerisasi karena pengaruh
udara terbuka. Keadaan ini dapat dicegah dengan menambahkan dalam jumlah
sedikit bahan anti pembentuk kulit. Bahan yang dipakai pada umumnya adalah
methyl ethyl ketexim, butiraldoxime dan pentene.

3.4 Jenis – jenis Cat dan Vernis Yang Mengeras Akibat Senyawa Kimia
Jenis cat dan vernis ini, akan mengeras setelah bahan pelarutnya menguap
dan disusul dengan terjadinya senyawa kimia (dengan atau tanpa pemanasan),
sehingga terbentuk bahan film yang memiliki susunan rantai molekul lebih besar
akibat polimerisasi serta tidak larut dalam bahan pelarut yang biasa.

3.4.1. Cat – cat dan Vernis Yang Terbuat Dari Minyak Mengering
Cat-cat dan vernis semacam ini dengan bahan dasar minyak nabati yang
dipanasi serta dapat mengering, dicampur dengan damar alam atau tiruan.
Pemakaina minyak menyebabkan sifat tahan lama dan sifat lentur serta menahan
larutnya lapisan film. Dengan adanya damar memperbaiki sifat kekerasan serta
kilap, serta kadang-kadang memperbaiki sifat lebih cepat kering serta lebih lekat.
Cat ini mengandung juga bahan pengering, untuk mempercepat proses
pengeringan secara kimia, dan ada juga yang diencerkan dengan zat pelarut
senyawa hydrokarbon.

3.4.2. Cat dan Vernis Terbuat Dari Damar Alkyd


Dalam kelompok ini, sebagai pembentuk lapisan film dipakai dammar
alkyd, yaitu dammar yang merupakan hasil persenyawaan dari asam lemak nabati,
polyhidrat alcohol dan polybasic acids.
Cat dari kelompok ini memerlukan bahan pelarut yang kuat, dan
mengandung bahan padat yang sedikit. Mereka digunakan terutama untuk cat
semprot, atau diulas dengan cara rol. Film yang didapat bersifat agak regas, yang
umumnya cocok untuk mencat logam.
3.4.3 Cat dan Vernis Dari Bahan Epoxy
Bahan penutup yang menggunakan epoxy ini memiliki sifat tahan kimia dan
daya lekat yang baik.
Damar epoxy ini biasanya dihasilkan dari reaksi kondensasi epichlohydrin
dan diphenol. Damar epoxy ini memiliki senyawa rantai itu terdapat gugusan yang
reaktif dapat bersenyawa dengan rantai lainnya, sehingga dapat mengeras.
Lapisan penutup yang terbentuk dari damar epoxy ini terutama adalah epoxy
ester, damar epoxy dicampur dengan phenol, amino atau damar acrylat, dan damar
epoxy dikeraskan dengan bahan tambah amino atau isocianat.

3.4.4. Cat dan Vernis Dari Poly Ester


Terbentuknya lapisan film dari cat ini akibat reaksi polimerisasi dari
polyester tak jenuh dilarutkan dalam vinyl monomer. Poli esternya dibuat dari
asam anhidrio yang tidak jenuh direaksikan dengan glycol. Biasanya cat ini
dipakai dengan cara semprot. Jenis cat ini, memiliki daya kilap yang tinggi, tahan
panas dan zat pelarut, serta dapat dipoles. Untuk menghaluskannya dipakai pelarut
polyester. Cat atau vernis dari bahan ini biasanya dipakai untuk mencat meubelair
dengan warna cerah dan kilap.

3.4.5. Cat dan Vernis Dari Poly Urethane


Cat ini dibuat dari minyak nabati, yang dirubah menjadi di- atau mono
gliserida, dengan cara memanasi dicampur dengan glicerol dan penta erythritol.
Dengan cara ini jaringan molekul menjadi bercabang akibat dicampur disocianat,
membentuk minyak urethane. Minyak urethane ini, dicampur alkid kering yang
seperti minyak, dapat teroksidasi, dan dapat membentuk lapisan film yang
sifatnya lebih baik, serta tahan alkali serta tahan mengapur.
3.5 Cat dan Vernis Yang Mengeras Akibat Pelarutnya Mengering (Mengeras
Karena Sifat Fisis)
Pada dasarnya, jenis cat atau vernis ini, dibuat baik dari damar alam, atau
damar tiruan, dicampur dengan bahan pelemas pigmen atau lainnya, kemudian
dilarutkan dengan bahan pelarut yang cocok dengan sifat damarnya. Pada
pengecatan, setelah bahan pelarutya menguap, maka tertinggal bahan damar serta
bahan tambahnya yang tidak menguap, membentuk film (penutup)tanpa terjadi
reaksi kimia apapun. Cat dari kelompok ini banyak pula macamnya, antara lain
ialah :
3.5.1. Cat dan Vernis dari Bahan Dasar Cellulose Ester
Cellulose ester, dibuat dari cellolose direaksikan dengan asam lemak
sehingga atom OH dari cellulose itu mengikat dari ganti dengan rantai asam
lemak, membentuk cellulose ester. Jenis cat dari kelompok ini 1.ialah dengan
bahan dasar sellulose , illulose butyrat, dan selulose acetat. Sebagai pelarutnya
dipakai pelarut organik/alkohol atau nepthenate, dan sejenisnya. Yang umum
dipakai adalah pelarut ketone atau ester. Dari kelompok ini yang dapat larut di air
ialah jenis methyl sellulose sehingga bentuk damar tiruan ini dapat diemulsikan
untuk cat air/cat tembok.

3.5.2. Cat dan Vernis Dari nitro Cellulose


Nitro Cellulose dibuat dengan mereaksikan Cellulose dengan asam nitrat
dan asam sulfat. Hasilnya semacam damar yang mudah terbakar. Yang biasa
dipakai untuk bahan cat ialah Nitro Celluler dengan kadar nitrogen antara 10,5 –
12: cat ini umumnya dipakai dengan cara semprot, celup atau roll, karena sifatnya
yang mudah terbakar. Pemakaian umumnya untuk mencat kendaraan, logam atau
sebagai vernis untuk alat kayu.

3.5.3.Cat Terbuat Dari Karet Yang di Klorinasi


Dibuat dari latek yang diklorinasi, dengan kandungan chlor k.l 65 1. dengan
bahan ini memberikan lapisan penutup yang tahan kimia, tahan jamur, serta tidak
mudah terbakar. Karena sifat lapisan film rapuh maka diperlukan bahan plastimen
biasa terbuat dari parafin yang diklorinasi atau damar diphenyl yang diklorinasi.
Cat dari karet diklorinasi ini dapat menyaingi sifat cat terbuat dari damar lainnya
dan dipakai untuk melindungi logam dari korosi, dan bersifat tahan air, juga untuk
mencat beton, pasangan tembok, atau dipakai juga sebagai cat dasar untuk logam.
Cat ini dipakai juga untuk mencat jalan raya.

3.5.4. Vernis Alkohol / Spiritus


Jenis yang paling umum adalah yang terbuat dari shellac, dilarutkan dalam
alkohol atau campuran etanol + metol yang dikenal sebagai spiritus.
Ada 3 macam shellak yang biasa dipakai yaitu :
1.shellak yang mengandung lilin, biasanya berwarna kuning.
2.shellak kasar (belum dimurnikan)
3.shellak yang telah dimurnikan, yang warnanya putih.
Shellak yang umum diperdagangkan adalah shellak yang telah dibersihkan
dari lilin,yang berwarna kuning, dan dijual dalam bentuk keripik tipis, dan yang
telah dimurnikan berwarna putih bentuk blok. Untuk yang kilap putih, dipakai
shelak putih murni, dan untuk politur kayu pada umumnya dipakai shellak kuning.
Untuk peranannya dipakai oker besi (kuning atau merah) dan hitam dipakai
karbon black. Sifat politur shellak ini, tidak tahan air atau tahan alkali,tetapi dapat
melekat baik pada kayu, dan logam. Campuran politur hitam misalnya dibuat
dari : carbon black 4% + shellac 38% , dan spiritus 58 %.

3.5. 5. Cat dan Vernis Dengan Bahan Dasar Polimer Vinyl


Vinyl polimer terbuat dari gugusan vinyl (-CH=CH-) yang dapat menjadi
vinyl clorid (CH2 = CH CL atau vinyl acetat(CH2 = CH.O.C.CH3) cat dengan
bahan plivinil chlorid disebut juga cat PVC memiliki sifat tahan abrasi, tahan
gores atau tahan kimia.cat jenis ini juga dipakai sebagai bahan untuk melapis
kawat, karena sifatnya yang lentur(fleksibel). PVC dikenal dengan PVA dengan
bahan dasar volivinyl acetat. Jenis ini lebih murah harganya, terutama banyak
dipakai sebagai cat emulsi air.sehingga juga dilaburkan pada permukaan yang
masih basah atau juga dipakai sebagai bahan perekat untuk pembuatan cat dasar
atau mastik (dempul tembok).

3.6 Cat dan Vernis Dengan Bahan Dasar Pembentuk Film Yang larut di Air
Jenis bahan dasar dari volivinyl alkohol kini banyak dipakai untuk cat ini.
Disamping itu terdapat pula cat air yang lebih murah yaitu lem kulit, casein atau
kanji atau cat latek (pakai karet), untuk bahan perekat yang mudah diserang
serangga biasanya dieri bahan pengawet berupa karbon(phenol), kini banyak cat
yang terbuat dai pelarut cat tembok terbuat dari polivinyl, dikenal dengan PVC,
jenis cat ini lebih tahan air dibanding cat tembok pakai lem, dextrin, atau kanji.
Karena sifat bahan plastik dan sejenisnya yang tidak tahan terhadap sinar ultra
ungu matahari cat tembok ini tetap dapat lapuk. Adajenis dalam perdagangan
dengan nama “weather shild” jenis ini lebih baik ketahanannya dari pada jenis
polivinyl. Cat jenis ini campuran epoxy atau dengan alkyd.

3.6.1.Cat Air Untuk Melabur Tembok


Biasanya dibuat dari kapur padam, yang terbuat dari semen portland, akan
bersifat lebih tahan cuaca dan tahan air karena setelah semen itu mengeras akan
memberikan lapisan tipis yang keras.cat air dengan kapur padam biasanya sebagai
pemutih untuk tembok.terbuat dengan mencairkan kapur padam halus dengan air
saja. Bila hanya dibuat demikian biasanya mudah terhapus (kurang daya lekatnya)
untuk membuat kapuran tembok, lebih baik lekatnya(tidak mudah luntur) dapat
dicampur dengan bubur susu kapur ditambah garam atau sedikit tetes

Beberapa Jenis Cat Menurut Pemakaiannya


1. Cat Dasar
Cat dasar dipakai terutama untuk tujuan :
- Agar menutup bagian yang dicat lebih merata, dimana adanya cat dasar ini
lobang kecil , retak atau pori, tertutup rata, serta memperkecil daya serap
permukaan dari cat penutupnya.
- Agar lapisan penutup cat dapat melekat lebih baik dan berwarna lebih
merata.
Untuk jenis permukaan tertentu sebelum dicat tutup sebaiknya dan sifat cat
dasar ini harus cocok dengan permukaan yang akan dicat serta dari cat
penutupnya.
- Cat dasar untuk cat kayu
Harus bersifat dapat menyerap ke dalam kayu dan bersifat tetap lentur,
biasanya terbuat dari minyak lena atau campuran minyak dan damar, diberi
pewarna dasar yang murah, serta bahan pengisi.
- Cat dasar yang tahan alkali
Biasanya dibuat dari minyak tuang dan damar phenol atau karet yang
diklorinasi, dipakai untuk mencat plesteran semen yang masih basah.
- Cat dasar yang mudah kering di udara untuk logam
Dicampur dengan bahan penahan korosi misalnya oksida Pb, kromat seng,
kalsium plumbat atau cyamid Pb, dan abu seng. Bila akan dibuat cat dasar
yang lebih tahan kimia, dipakai karet diklorinasi atau epoxy yang mengeras
pada suhu rendah.
- Cat dasar untuk tembok yang mengering cepat di udara
Dipakai cat dasar akrilat. Ini juga dapat dipakai untuk mencat kayu atau
papan serat kayu dan plesteran.
- Cat dasar yang mengeras dengan pemanasan
Biasanya untuk cat kendaraan dipakai epoxy ester, atau campuran minyak
rantai pendek dengan damar alkyd phenol. Pigmennya dipakai meni besi
atau kromat seng. Cat ini dipakai untuk proses celup, semprot atau electro
desposition.

2. Dempul Atau Bahan Pengisi


Dempul atau mastik yang biasanya dipakai untuk memperbaiki kerataan
permukaan dan atau mengisi celah / lobang biasanya terdiri dari 87% bahan
pengisi atau pemutih,  13% minyak yang mengeras.
Sebagai bahan pengisi yang lebih murah daripada mastik yang dibuat dari minyak
lena, dapat dipakai karet butyl yang diplastikan. Disamping itu terdapat juga
dempul atau mastik yang memakai bahan dasar acrilat.

3.6.2. Pembersih Cat


Ada dua Jenis yang utama yaitu berbentuk cairan dan bahan kimia. Yang
bentuk cairan pelarut, terutama terdiri dari bahan pelentur, biasanya methylen
chloride, methanol, activator dan bahan penguap. Susunan dari pembersih cat
tergantung daripada susunan cat yang akan dibersihkan. Cat dengan bahan dasar
alkyd dapat dibersihkan dengan cairan soda koustik yang dididihkan, kedalam
mana ditambahkan aktivator lapisan cat. Sebagai aktivator dipakai amina atau
asam acetate.

3.6.3 Cat Anti Jamur


Lapisan cat terutama yang berbentuk emulsi, dapat diserang oleh jamur bila
dalam kondisi panas dan lembab, yang umumnya terdapat didaerah tropis, atau
dalam indrustri makanan atau minuman. Cat anti jamur ini biasanya disusun
berdasarkan kondisi tersebut diatas. Dalam cat emulsi untuk mencegah
tumbuhnya jamur itu, dicampuri dengan garam phenyl mercury, atau barium
metaborak dan N – dichloromethyl phtaliamide, yang kurang beracun bagi
manusia.
Untuk cat yang mengkilap, penambahan oksida seng juga mengurangi
tumbuhnya jamur, tetapi akan lebih baik lagi dicampuri sedikit fungisio.
Bahan lain yang tidak terlalu beracun ialah mercury atau senyawa Sn dengan
bahan organik.

3.6.4 Cat Anti Fouling


Yang dimaksud dengan anti fouling ialah sifat tahan terhadap pengaruh
binatang laut yang biasanya melekat pada lambung kapal. Melekatnya binatang
ini mengeluarkan sejenis asam yang dapat melepaskan lapisan cat.
Untuk mencegah agar binatang ini tidak menempel pada lambung kapal
yang dicat itu maka cat nya diberi semacam racun bagi binatang ini. Cat masa
lampau yang terbuat dari minyak nabati yang mengeras, diberi racun dengan
Arsen (Warangan). Tetapi karena Arsennicum ini juga beracun bagi manusia
maka kini tidak dipakai lagi.
Cat – cat kapal yang menggunakan bahan dasar damar tiruan atau damar
epoxy menggunakan campuran bahan lain, misalnya senyawa yang mengandung
mercury atau mengandung oksida tembaga, dicampurkan untuk itu, sebagai bahan
racunnya. Disamping itu dapat juga dicampurkan, senyawa organik dari Sn, atau
N – trichloro methylthiophthalimide.

3.6.5 Cat Tahan Api


Sebenarnya tidak ada cat yang mutlak tahan api, tetapi yang dimaksud disini
ialah bahwa karena adanya nyala api, cat tersebut tidak mudah menyala.
Cat yang umumnya terbuat dari minyak mengeras atau damar tiruan, biasanya bila
ada api (nyala api) akan mudah terbakar dan menyala. Cat yang terbuat pada
umumnya dari karet yang dichlorinasi,tidak mudah menyala karena api. Maka cat
ini dipakai sebagai jenis cat anti nyala api, untuk mencat baja, asbes, atau
beton.jenis ini akan mencegah merambatnya nyala api.
Cat ini nyala api dapat juga dibuat dari minyak mengering, dicampur alkyd
dan karet yang dichlorinasi, ditambah pigmen oksida antimony (Sb). Oksida
antimonini akan bereaksi dengan karet yang dichorinasi itu pada suhu  300˚C,
membentuk chorida antimon, yang kemudian menguap, dan memadamkan nyala
api.
Cat – cat yang kurang tahan terhadap nyala api, dapat juga diberi tambahan
bahan pengisi atau pigmen yang memiliki daya hantar panas yang rendah. Cat
demikian dapat dibuat dari karet dichlorinasi, ditambah dengan monononium
dihydrogen phosphate, penthaerytriol dan di cyandiamide. Karena panas, cat ini
akan membengkak membentuk kerak yang sukar menyala, kebakaran selanjutnya
akibat keluarnya udara.
Soal:
1. Jelaskan pengertian dari cat, lak, dan vernis !
2. Sebutkan dan jelaskan bahan – bahan penyusun cat dan vernis !!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis –jenis cat dan vernis yang mengeras akibat
senyawa kimia !
4. Sebutkan dan jelaskan jenis –jenis cat dan vernis yang mengeras akibat
pelarutnya mengering ( mengeras karena sifat fisis ) !!
5. Sebutkan dan jelaskan beberapa jenis cat menurut pemakaiannya !

Anda mungkin juga menyukai