Anda di halaman 1dari 87

ORGANIC COATING

(PAINT)
 Painting adalah satu istilah umum untuk aplikasi
organic coating pada permukaan material (metal or
non metal), menggunakan material liquid atau semi
liquid dimana jika diaplikasikan ke permukaan metal/
non metal secara manual atau mekanik dan
dikeringkan akan membentuk lapisan tipis yang
menempel dengan kuat dan mempunyai karakteristik
tertentu.

 Karena formulasinya sebagian besar berbentuk


struktur kimia organik, maka secara umum disebut
sebagai ORGANIC COATING.
Fungsi Keadaan Fisik
(Painting Function) (Physical type)
Solvent Borne paint (30-40%)
Cat/Paint
(Top Coat) Water Borne paint

Water Soluble binder


Varnish Polymer dispersion
(Emulsion)
Enamel
High Solid (up to 80 %)

Intermidiate Powder Coating

Pimer
PRIMER
a) Primers pigmented with metallic elements anodic to steel
Zinc-rich primers are the most commonly used of this type.

(b) Primers relying on the high adhesion and chemical-resistance properties of the binder
Two-pack epoxy primers are typical of this type. These primers may contain inhibitive
pigments to interfere with the corrosion process.

Top Coat/Finish Coat


1. VARNISH /LAQUER
Consists of a solution of resins in a drying oil. Varnish contains little or no pigment. It dries and
hardens by evaporation of the volatile solvents, oxidation of the oil, or both. Varnish is
recommended for both outdoor and indoor applications where a hard, glossy finish that is
impervious to moisture is desired.

2. ENAMEL
Enamel is a varnish with pigments added. Enamel has the same basic durability and toughness of a
good varnish.
1 mils = 0.0254 mm
Basic Composition of Paint

Solvents (Liquids)

Pigments
Additives

Resins (Binder)
Resin/Binder Color Inert & Reinforce
Solvent
(Non-Volatile Mater) (Pigment) (Additive /Filler)
(Volatile Mater)

Vehicle Pigment

Coating/Paint
Mekanisme Coating

Organik coating akan membentuk lapisan dengan cara :

1. Solvent evaporation : terbentuknya lapisan proteksi karena


adanya penguapan dari pelarutnya.
Contoh nitroselulose laquer dan vinyl base coating.

2. Oksidasi : terbentuknya lapisan proteksi karena adanya reaksi


oksidasi kondensasi.
Contoh alkyd resin, linseed oil dan oil farnish.

3. Polymerisasi : terbentuknya lapisan proteksi karena adanya


perubahan struktur kimiawi dimana jenis molekul yang sama saling
berikatan satu sama lain membentuk molekul yang lebih berat,
sangat kompleks dan lebih inert.( bersatunya material base,
catalyst, additive atau converter)
Contoh coating base on epoxy, polyurethane, urea dan melamine.
Unsur Pokok Organic Coating

1. Pigment : material yang tidak tembus cahaya berfungsi sebagai pembentuk


warna; mengkilap, pemantul atau penyerap panas; penghambat
korosi dan karakteristik lannya.
Pigmen bisa berupa organik atau anorganik,bisa alami/ natural
atau synthetis.

Contoh:
senyawaan metalic : zinc oksida dan titanium dioksida untuk
warna putih dan bercahaya; zinc chromate untuk warna
kuning; chromium oksida untuk warna hijau; iron oksida untuk warna
merah dll.

2. Vehicle (pembentuk lapisan): merupakan bagian cairan dari coating


digunakan sebagai penguat lapisan seperti daya rekat/ adhesion,
kekuatan, flexibility dan daya tahan terhadap lingkungan.

Contoh:
vehicle non volatile ( resin, drying oil dan platicizer ) merupakan
binding agent pada lapisan kering. Varnish vehicle / enamel ( oil
modified alkyd resin, thinner dan dryer )
Laquer vehicle ( resin, solvent dan plastisizer ).
3. Solvent : merupakan zat pelarut yang berhubungan dengan konsistensi
temperatur, viscositas untuk mendapatkan efisiensi pengecatan dan
ketebalan cat sesuai dengan yang diinginkan

Contoh: thinner, white spirit, MEK, MBIK, toluene, xylene,


ethylene glycol monobuthyl ether

4. Unsur lainnya :
1. Extender
2. Dryer
3. Anti-oksidant
4. Surfactant
5. Additive
Jenis Resin

1. Resin natural
2. Synthetic resin

a. Alkyds : bahan dasar dari modern paint. mempunyai karakteristik


thoughness, flexibility dan durability tetapi tidak tahan
terhadap zat kimia. Digunakan untuk coating exterior dan
interior
Contoh MIL-E-74, TT-E-529
Jenis Resin

b. Acrylic : mempunyai karakteristik tahan terhadap cahaya, cuaca dan


sedikit tahan terhadap zat kimia. Digunakan dengan sedikit
hardener nitrocellulose akan mempercepat pengeringan dan
meningkatkan kekerasan.
Contoh MIL-L-19538
.
Jenis Resin

1. Resin natural
2. Synthetic resin

c. Vinyl: digunakan untuk aircraft application khususnya pada


material yang memerlukan proteksi karena adanya lingkungan
dengan kelembaban tinggi, asam atau basa.
Contoh MIL-P-15932, MIL-P-15936 yang dikombinasikan
dengan primer MIL-P-15929 (viyll red lead), MIL-P-15930
(vinyl zinc chromate)
d. Phenolic: resin ini terdapat pada varnish dan enamel yang
memerlukan ekstra kekerasan/ hardness dan tahan
gesekan/ abrasion
Contoh TT-V-119 spar varnish dan MIL-E-12507 enamel.

e. Silicone: resin ini merupakan bahan coating yang tahan terhadap


panas, tetapi tidak begitu keras

n Si(CH3)2Cl2 + n H2O → [Si(CH3)2O]n + 2n HCl


f. Epoxy: jenis resin yang terkenal dengan daya rekat kuat
dan tahan terhadap zat kimia.
Contoh MIL-P-23377 primer

g. Polyurethane: resin ini mempunyai karakteristik sangat mengkilap,


sangat kuat, tahan terhadap cuaca outdoor dan
tahan terhadap zat kimia.
Contoh MIL-C-83286
Klasifikasi Organic Coating

Umumnya material organic finish diklasifikasikan sebagai paint, enamel, laquer


dan special purpose coating seperti epoxy dan polyurethane.

1. Paint untuk umum

a. Paint, Aluminum, Heat resisting : merupakan aluminum paint yang


tahan terhadap panas sampai 1200 °F tetapi tidak diperuntukkan
terutama sebagai proteksi korosi.

b. Paint, Red-Lead-Base : siap pakai, digunakan untuk coating jembatan,


anjungan, structur yang terbuat dari steel.
2. Enamel untuk Airforce

a. Enamel, Lusterless, Quick drying MIL-E-74.


Digunakan untuk coating permukaan peralatan militer.

b. Enamel, Wrinkle-Finish untuk Aircraft MIL-E-5558


Digunakan sebagai proteksi permukaan metal yang berkerut

c. Enamel, Alkyd, Lusterless TT-E-527.


Merupakan enamel yang berpori-pori sehingga penggunaannya perlu
dilakukan lapisan primer terlebih dulu.

d. Enamel, Alkyd, Semi-Gloss TT-E-529.


Digunakan untuk coating permukaan kayu, metal dan exterior
lainnya.

e. Enamel, Lusterless, Quick drying MIL-E-74.


Digunakan untuk coating permukaan peralatan militer.
3. Laquer untuk Airforce

a. Laquer, Camouflage TT-L-20


Merupakan laquer nitrocellulose yang mengandung minyak kelapa,
resin phtalic alkyd dan variasi warna. Digunakan untuk proteksi
permukaan metal yang memerlukan camouflage finish.

b. Laquer, Cellulose nitrate, Gloss TT-L-32


Merupakan coating yang kurang tahan terhadap air sehingga perlu
dilakukan primer zinc chromate terlebih dulu. Jangan digunakan
langsung pada permukaan bare metal.
Laquer ini juga tidak tahan terhadap lubricating oil.

c. Laquer, Acrilyc nitrocellulose, Gloss MIL-L-19537


Digunakan untuk proteksi permukaan exterior untuk meningkatkan
ketahanan terhadap lubricating oil.
Lapisan ini tidakmenempel jika permukaan metal sudah di primer zinc
chromate TT-P-1757
4. Primer
Primer digunakan pada permukaan metal untuk menambah daya rekat
coating dan untuk menambah daya tahan terhadap korosi.
Pigment yang ada pada primer untuk material ferrous base metal biasanya
mengandung iron oxide, lead chromate, red lead,zinc chromate, zinc oxide,
zinc dust atau campurannya.
Zinc chromate merupakan unsur pokok pigmen pada primer yang digunakan
untuk material aluminium, magnesium dan alloynya.

a. Primer, Coating Inorganic, Zinc dust pigmented MIL-P-38336


Digunakan untuk permukaan steel. Berbentuk 2 komponen yang
terpisah, berupa liquid inorganic vehicle dan zinc dust pigment
Primer ini mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap area
dengan kelembaban tinggi, organic solvent dan tahan sampai
temperatur 750 °F.

b. Primer, Coating, Cellulose-Nitrate modified Alkyd type corrosion inhibiting


MIL-P-7962.
Mempunyai sifat sebagai penghambat korosi, cepat kering, aplikasi
secara spraying.
Primer ini digunakan sebagai pretreatment coating dan cocok digunakan
bersama dengan top coat laquer acrilyc sellulose.
c. Primer coating, Zinc chromate, low moisture sensitivity TT-P-1757.

d. Primer, Paint, type vinyl zinc chromate MIL-P-15930


Digunakan sebagai primer untuk vinyl top coat. MIL-P-1593.

e. Primer coating, zinc dust pigmented. MIL-P-26915.


Digunakan untuk permukaan permukaan steel ynag berfungsi sebagai
ground support.

f. Primer coating, Epoxy untuk Aircraft MIL-P-23377.


Merupakan primer 2 komponen yaitu pigmented dan epoxy primer yang
diformulasikan untuk menambah daya rekat/ adhesion. Sangat tahan
terhadap zat kimia, lubricant dan korosi udara.
Primer ini sangat susah dihilangkan/ remove dengan paint remover
standar.
Digunakan sebagai primer dari top coat polyurethane MIL-C-27227 dan
MIL-C-83286. Khusus digunakan untuk aircraft application.
g. Primer coating, Elastomeric, Polysulfide, corrosion inhibiting MIL-P-87112.
Merupakan primer 2 komponen, primer polysulfide diformulasikan untuk
ketahanan terhadap korosi dan flexibilitas/ kelenturan.
Sangat baik digunakan untuk proteksi material structure aircraft yang
lentur karena tidak akan terjadi retak/ crack atau mengelupas misalnya
pada area fastener yang mempunyai tekanan tinggi/ high stress dan juga
untuk area sambungan yang berimpit/ lap joint maupun sambungan las/
butt joint
Digunakan sebagai primer untuk topcoat polyurethane MIL-C-83286.
Preparasi Organic Coating

1. Preparasi Permukaan

a. Umur, effectiveness dan appearance organic finish tergantung pada


kondisi permukaan yang menerimanya disamping ada faktor lainnya.

b. Permukaan material umumnya masih mengandung berbagai kotoran


seperti korosi, pengotor dari luar atau adanya lapisan paint yang
sudah buruk dll.

c. Diperlukan upaya preparasi permukaan untuk membersihkan berbagai


pengotor sehingga organic coating bisa menempel dengan baik,
efektif, fungsi sebagai proteksi terpenuhi sehingga dapat
memperpanjang umur pakai dan efisiensi biaya.

d. Preparasi permukaan untuk organic coating bisa dilakukan secara


mechanical dan chemical treatment.
2. Pemilihan metoda preparasi permukaan berdasarkan pada:

a. Material dan structure yang akan di coating ( metal, plastic dll)

b. Kondisi permukaan material

c. Coating sebelumnya atau treatment yang diberikan pada


permukaan sebelumnya.
d. Coating system yang akan diterapakan.
3. Persyaratan cleaning

Berdasarkan literatur umur coating akan berkurang 50 – 75% yang disebabkan


oleh cleaning permukaan dan pemeliharaan alat yang dipakai.
Kebanyakan material yang melewati proses fabrikasi mengandung oli, grease,
rust. scale, korosi, marking, bekas telapak tangan, material lain yang melekat
dan debu.

a. Semua permukaan material yang akan dilakukan pengecatan harus benar-


benar bersih dari kotoran.

b. Sedapat mungkin setelah part dibersihkan atau yang sudah dilakukan


treatment sebelumnya segera dilakukan proses pengecatan agar permukaan
part tidak terkontaminasi kembali

c. Jika tidak memungkinkan dilakukan pengecatan, proteksi part dengan cara


dibungkus menggunakan kertas bersih dan lakukan pengecatan sebelum
batas waktu yang dibolehkan sesuai spesifikasi yang berlaku.
d. Metoda Cleaning

1. Manual/ Solvent cleaning :


Menggunakan solvent MEK, MBIK, Acetone

2. Mekanikal
Menggunakan ampelas, sand blasting

3. Kimia
Alkaline cleaning, deoxidizing, etching

4. Paint remover
Menggunakan material khusus untuk menghilangkan lapisan cat.
RE- PAINTING
Paint stripper
Paint stripper, or paint remover, is a product designed to remove paint and other
finishes and also to clean the underlying surface
Types of chemical paint remover
Caustics
Caustic paint removers, typically sodium hydroxide work by breaking down the chemical bonds of
the paint, usually by hydrolysis of the chain bonds of the polymers forming the paint. Caustic
removers must be neutralized or the new finish will fail prematurely. In addition, several side
effects and health risks must be taken into account in using caustic paint removers.
Solvents
Solvent paint strippers penetrate the layers of paint and break the bond between the paint and
the object by swelling the paint. The principal active common solvent paint strippers
is dichloromethane. Solvent strippers may also have formulations with orange oil), N-
methylpyrrolidone, esters , aromatic hydrocarbons, dimethylformamide,.
The formula differs according to the type of paint and the character of the underlying surface.
Paint stripper
Other components
Various co-solvents are added to the primary active ingredient. These assist with
penetration into the paint and its removal and differ according to the target paint.
•Ethanol is suitable for shellac,
•methyl ethyl ketone is used for cellulose nitrate,
• phenol and cresols are employed in some industrial formulas
•Benzyl alcohol is used as well.
Contoh Paint Stripper/Remover

Product Name : SPC-909


Other Names : NA
Product Use : Aircraft Coating Remover
Manufacturer : Sea to Sky Innovations Ltd.
COMPOSITION/INFORMATION ON INGREDIENTS
Ingredient CAS # Content
Aromatic Alcohol 100-51-6 30 – 60%
Hydrogen Peroxide 7722-84-1 <10%
Solvent naptha 64742-95-6 <10%
Balance ingredients not contributing to a hazard Not available 30 – 60%
Dipping
The application of finishes by dipping is generally confined to factories or large repair
stations. The process consists of dipping the part to be finished in a tank filled with
the finishing material. Primer coats are frequently applied in this manner.
Brushing
Brushing has long been a satisfactory method of applying finishes to all types of
surfaces. Brushing is generally used for small repair work and on surfaces where it is
not practicable to spray paint.

The material to be applied should be thinned to the proper consistency for brushing.
A material that is too thick has a tendency to pull or rope under the brush. If the
materials are too thin, they are likely to run or not cover the surface adequately.
Proper thinning and substrate temperature allows the finish to flow-out and
eliminates the brush marks.
Spraying
Spraying is the preferred method for a quality finish.
Spraying is used to cover large surfaces with a uniform layer of material, which results
in the most cost effective method of application.
All spray systems have several basic similarities.
There must be an adequate source of compressed air, a reservoir or feed tank to hold a
supply of the finishing material, and a device for controlling the combination of the air
and finishing material ejected in an atomized cloud or spray against the surface to be
coated.
In conventional or air atomized spraying, the coating is supplied to a spray gun by siphon, gravity, or pressure feed.
When the gun trigger is pulled, the coating flows through the nozzle as a fluid stream. Compressed air from the center
of the nozzle surrounds the fluid with a hollow cone as it leaves the nozzle, breaking the coating into small droplets
and transferring velocity to it. Additional jets of compressed air from the nozzle break up the droplets further and form
an elliptical pattern.
High Volume Low Pressure Spray (HVLP)
This is similar to a conventional spray gun using a compressor to supply the air, but the spray gun itself requires a
lower pressure (LP).
A higher volume (HV) of air is used to aerosolise and propel the paint at lower air pressure. The result is a higher
proportion of paint reaching the target surface with reduced overspray, materials consumption, and air pollution.
HVLP has a higher transfer efficiency than conventional air spray, up to 65 to 75%. HVLP guns operate at pressures of
0.1 to 10 psi , 15 to 30 cfm of air
These operate connected to a high pressure pump commonly found using 300 to 7,500 pounds per square inch
(2,100–51,700 kPa) pressure to atomize the coating, using different tip sizes to achieve desired atomization and
spray pattern size. Compress air not used for atomization In an airless system, fluid is pumped under high
pressure through a spray tip. The tip size and pressure is what determines the material flow rate.

Advantages of airless spray are:


•The coating penetrates better into pits and crevices.
•A uniform thick coating is produced, reducing the number of coats required.
•A very "wet" coating is applied, ensuring good adhesion and flow-out.
Electrostatic Spray Guns

In electrostatic spray painting, the atomized particles are made to be electrically charged, thereby repelling each
other and spreading themselves evenly as they exit the spray nozzle. The object being painted is charged oppositely
or grounded.
The paint is then attracted to the object giving a more even coat than wet spray painting, and also greatly increasing
the percentage of paint that sticks to the object.
There are three main technologies for charging the fluid (liquid or powders):
All spray guns (regardless of brand name) have the same type of adjustments.
The upper control knob proportions the air flow, adjusting the spray pattern of the
gun. [Figure 8-11]
Paint Touchup
Paint touchup may be required on an aircraft following repair to the surface substrate.
Touchup may also be used to cover minor topcoat damage, such as scratches,
abrasions, permanent stains, and fading of the trim colors.
One of the first steps is to identify the paint that needs to be touched up.
Some detailed information for the identification of each finish is necessary to ensure
the topcoat application does not react adversely with the undercoat.

The following procedure aids in identification of the paint finish. Apply a coating of
engine oil (MIL SPEC, MIL-PRF-7808, turbine oil, or equivalent) to a small area of the
surface to be checked.
Common Paint
Common Paint Troubles
Soft Paint:
Identifikasi :
Mudah ditekan menggunakan jari

Penyebab:
pengeringan kurang sempurna
Chipping
Identifikasi:
Kotoran kecil menempel pada permukaan yang menyebabkan daya rekat
berkurang.

Penyebab:
• proses pembersihan kurang sempurna
• perlakuan permukaan logam tidak sesuai
• proses pencampuran material cat kurang sempurna/ tidak sesuai
• penggunaan dempul yang tepat/ sesuai

71
Solvent Trap (Popping):

Identifikasi
Berbentuk seperti jarawat atau gunung berapi pada lapisan cat dan kadang
berlubang ditengahnya .

Penyebab:
Penguapan solvent kurang sempurna pada lapisan paint yang masih basah
selama pengeringan awal atau pengeringan dipaksakan/ dipercepat.
Mottling:
Identifikasi
Tidak seragam penampilan, jerawat cat metalik

Penyebab:
Distribusi butiran metallic tidak sempurna

73
Sand Scratches & Bullseyes:
Identifikasi:
Tampak adanya bekas pola pengampelasan yang tidak sempurna
sehingga cat membentuk seperti gelombang
Penyebab :
Penggunaan ampelas kasar atau Teknik pengampelasan kurang baik
Blushing (Milkiness)
Identifikasi
penampakan warna putih susu atau seperti awan abu-abu pada permukaan
lapisan cat tidak lama setelah pengecatan.

Penyebab:
Proses pengecatan dalam kondisi lembab sehingga udara dari spray gun dan
uap pelarut akan menyebabkan suhu benda kerja di bawah titik embun (dew
point), sehingga uap air di udara akan mengembun pada permukaan cat.
Kondisi ini diperparah bila cat terlalu cepat kering atau tidak seimbang
penggunaan solvent / thinner

75
Orange Peel
Identifikasi
Formasi permukaan cat terlihat tidak rata, tekstur seperti kulit jeruk

Penyebab:
• Tekanan penyemprotan tidak rata / teknik yang kurang baik atau
temperatur aplikasi tidak sesuai
• Tidak cukup waktu flash/ antara lapisan satu dengan lapisan berikutnya
• Temperatur ruangan terlalu extrim (bila suhu udara terlalu tinggi, solvent
akan cepat menguap dan akan kering sebelum membentuk lapisan )
• Penggunaan thinner yang tidak tepat / terlalu sedikit ( penguapan
solvent/pelarut yang terlalu cepat akan menyebabkan proses atomisasi/
pengkabutan menurun dan akan mengering sebelum sampai permukaan.)
• Proses pencampuran cat tidak sempurna / tidak benar.

76
Chalking (fading, Oksidation, Weathering)
Identifikasi
Penampakan warna putih seperti kapur pada permukaan lapisan cat.

Penyebab:
Kondisi pigmen sudah tidak bagus lagi, resin tidak bisa melindungi sehingga
mengakibatkan terjadinya bubuk pada dan tidak mengkilap (gloss) pada permukaan
lapisan cat:
- Pelapukan alami dari lapisan cat
- Penggunaan meterial cat yang kurang baik (exired)
- Menggunakan thinner dan atau hardener yang kurang pada waktu pencampuran cat.
Clearcoat yellowing
Identifikasi
Clearcoat memiliki rona kuning untuk itu.

Penyebab:
Cat baru:
• Alat / kontainer pencampuran kotor
• Terlalu banyak akselerator yang digunakan

Cat lama:
• Clear coat terlalu tipis
• Terkontaminasi oleh hardener
• Tidak ada cross link (ikatan clear coat lama dengan yang baru)
Fish Eyes or Craters
Identifikasi
Penampakan seperti kawah kecil atau mata ikan

Penyebab:
• Permukaan benda kerja terkontaminasi oleh oli/minyak, wax/lilin, grease/gemuk
atau silikon.
• Pengaruh dari finish yang lama atau perbaikan sebelumnya
• Poles, aerosol spray yang mengandung silikon (pembersih Interior)

79
Lifting (Wrinkling, Raising, Alligatoring,
Shriveling, Swelling)
Identifikasi
Lapisan cat yang sudah ada mengkerut, keriput atau membengkak selama atau setelah
selesai aplikasi cat baru atau pada waktu pengeringan.

Penyebab:
Pelarut dari cat yang baru menyerang/meresap pada cat yang lama sehingga menyebabkan
cat menjadi berkerut, dan terangkat

- Recoating enamel atau urethanes yang belum benar2 kering


- Recoating finish basecoat / clearcoat, di mana clearcoat sebelumnya sangat tipis
sehingga tidak cukup ikatannya.dengan lapisan sebelumnya
- Waktu plikasi lapisan berikutnya terlalu lama
Loss of Gloss or Dieback
Identifikasi
Permukaan tidak terlihat mengkilap

Penyebab:
• pencampuran yang tidak sempurna atau terkontaminasi oleh hardener sehingga
tidak terjadi cross link
• Lapisan Primer berpori pori
• Miskin arus primer
• Pelarut/ solvent dari top coat masuk menyerang primer
• Pemanasan /pengeringan berselang waktu / temperatur pemanasan tidak merata
• Metalik basecoats tidak rata
• Aplikasi top terlalu tipis

81
Peeling / Blistering / Adhesion Problems
Identifikas

Kehilangan daya rekat / adhesion antara cat dan substrat / permukaan benda kerja
(antara top coat dengan primer dan / atau top coat yang lama dengan, primer
atauprimer denganpermukaan metal).

Penyebab:
• Pembersihan yang kurang sempurna atau proses preparasinya kurang sempurna.
• Pembersihan debu sanding atau kontaminan permukaan lainnya kurang sempurna
• Perlakuan permukaan metal yang tidak sesuai atau kurang sempurna
• Penggunaan material yang tidak kompatibel atau proses pencampuran kurang
sempurna
• Terjadi kondensasi pada permukaan metal karena perubahan suhu
• Flash off / waktu pengeringan terlalu pendek
• Terjadi kondensasi pada substrat antar lapisan karena fluktuasi suhu
• Ketebalan lapisan primer atau cat dasar terlalu tebal/berlebihan

82
Runs / Sags
Identifikasi
Pada permukaan muncul lelehan tebal dari primer atau top coat
• Biasanya terjada saat pengecatan dengan pada permukaan vertikal
• Mungkin di clear coat atau warna

Penyebab:
• Viskositas/ kekentalan cat tidak sesuai, teknik penyemprotan yang salah, waktu
flash off antar lapisan atau ketebalan lapisan
• Set up spray gun tidak baik atau pengaturan tekanan angin tidak benar
• Temperatur ruangan terlalu dingin
• Salah dalam penggunaan thinner / hardener

83
Solvent Popping
Identifikasi
Terjadinya blister / lubang kecil pada permukaan cat.

Penyebab:
• Pembersihan permukaan tidak sempurna
• Penggunaan thinner yang salah atau tidak sesuai terutama jika cat yang
disemprotkan terlalu kering atau penggunaan tekanan angin berlebihan
• Penyemprotan terlalu banyak, terlalu cepat sehingga terjadi pembentukan
lapisanyang berlebihan
• Set up spray gun yang tidak benar
• Spray Booth dengan aliran udara yang tidak cukup

Anda mungkin juga menyukai