Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yudha Hindrawan

NIM : 16504241049
Kelas : C
ALTERNATOR DAN REGULATOR

A. ALTERNATOR
Fungsi alternator untuk mengubah energy mekanis yang didapat dari mesin menjadi
tenaga listrik. Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah pulley, yang memutarkan
rotor dan menghasilkan arus listrik bolak – balik pada stator. Arus lisrik bolak – balik
kemudian dirubah oleh diode menjadi arus searah.

Komponen Utama Alternator:


1. Pulley
Pulley berfungsi untuk yempat tali kipas penggerak rotor
2. Kipas
Kipas untuk mendinginkan diode dan kumparan - kumparan
3. Rotor

Rotor merupakan baguan yang brputar didalam alternator, pada rotor terdapat
kumparan (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku –
kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub – kutub magnet. Dua slip ring
yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik ke kumparan rotor.
Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat pulley dan
kipas, sedangkan di bagian belakang terdapat slip ring.
4. Stator

Stator adalah bagian yang tidak bergerak dan terdiri dari tiga kumparan yang
salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu. Bagian tengah yang menjadi satu adalah
pusat gulungan dan biasanya disebut titik netral. Pada bagian ujung lainnya
mengasilkan arus bolak – balik (AC) tiga phase.
5. Diode
Fungsi dari diode adalah untuk menyearahkan arus bolak – balik (AC) yang
dihasilkan oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah
arus balik dari baterai ke alternator.
B. REGULATOR
Tegangan listrik dari alternator tidak selalu constant hasilnya, karena hasil listrik
alternator tergantung dari pada keceepatan putaran motor, makin cepat putarannya makin
besar hasilnya demikian juga sebaliknya.
Rotor berfungsi sebagai magnet,magnet yang dihasilkan adalah magnet listrik,maka
dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor coil akan
mempengaruhi daya magnet sehingga hasil pada stator coilpun akan terpengaruh. Jadi
hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus llistrik yang masuk ke rotor coil.
Nama : Yudha Hindrawan
NIM : 16504241049
Kelas : C
Fungsi regulator adalah mengatur besarnya arus istrik yang masuk kedalam rotor coil
sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap constant (sama) menurut harga
yang telah ditentukan walaupun putarannya berubah – ubah. Selain itu regulator juga
berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu tanda engisian otomatis
mati apabila alternator sudah menghasilkan arus listrik. Apabila alternator tidak
menghasilkan arus listrik,maka hanya dari baterai saja untuk mengatasi kebutuhan
kelistrikan, bila hal ini terjadi maka regulator akan bekerja member tanda pada
pengemudi dengan hidupnya lampu tanda pengisian(lampu CHG).
Ada dua tipe regulator yaitu tipe point (point type) dan tipe tanpa point(pointness
type). Tipe tanpa point juga biasa disebut IC Regulator karena terdiri dari integrated
circuit.

Adapun ciri-ciri IC Regulator yang dibuat jadi satu dengan alternator dalah sebagai
berikut:
1. Ukuran kecil dan output tinggi
2. Tidak diperlukan penyetelan voltage(tegangan)
3. Mempunyai sifat kompensasi temperature untuk control tegangan yang dimiliki untuk
pengisian baterai dan suplai ke lampu-lampu.
Aplikasi dalam Sistem Pengisian (Charging System)

Gambar diatas menunjukkan sirkuit/rangkaian dari system pengisian yang memakai


dua titik kontak. Kebutuan tenaga untuk menghasilkan medan magnetic (magnetic flux)
pada rotor alternator disuplaidari terminal F. Arus ini diatur dalam arti ditambah atau
dikurangi oleh regulator sesuai dengan tegangan terminal B,dan dipakai untuk mensuplai
kembali ke beban-beban seperti, lampu-lampu besar (head lights), wipers, radio, dan lain-
lain dalam penambahan untuk mengisi kembali baterai. Lampu pengisian akan menyala,
bila alternator tidak mengirimkan jumlah istrik yang normal. Hal tersebut terjasi apabila
tegangan dari terminal N alternator kurang dari jumlah yang ditentukan.

Sumber New Step 1 halaman 6-32 sampai 6-34

Anda mungkin juga menyukai