Anda di halaman 1dari 43

Komponen Sepeda

motor listrik
Sutiyono
Motor Listrik
 alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik
 Jenis motor listrik
Motor AC
 Motor AC adalah sebuah motor listrik yang digerakkan oleh Alternating Current atau arus
bolak balik (AC).
 Umumnya, motor AC terdiri dari dua komponen utama yaitu stator dan rotor.
 Jenisnya ada dua Motor sinkron dan Induksi
 Berdasarkan karakteristik dari arus listrik yang mengalir,motor AC (AlternatingCurrent, Arus
Bolak-balik) terdiri dari 2 jenis, yaitu:
 a. Motor listrikAC /arus bolak-balik1 fasa
 b. Motor listrikAC /arus bolak-balik3 fasa
Motor DC

 Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang


tidak langsung/ direct-unidirectional.
 Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan
torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang
luas.
Motor BLDC
 Motor BLDC (Brushless DC) adalah salah sutu jenis
motor sinkron 3 fasa dengan kontruksi yang kecil.
 Pada motor BLDC (Brushless DC), stator terdiri
dari kumparan sedangkan pada rotor terdiri dari
magnet permanen. Penggunaan motor jenis ini
menjadi popular beberapa tahun
 Pada beberapa jenis, motor ini menggunakan
sensor hall untuk mengetahui posisi rotor.
Walaupun menggunakan arus 3 fasa,
 motor BLDC tidak termasuk motor AC karena
sumber arus motor BLDC berasal dari 1 sumber
DC yang diubah menjadi tegangan AC dengan
menggunakan SIX STEP MOSFET 3 fasa.
Konstruksi motor BLDC
Diagram sederhana BLDC
Skema sensing

 Motor BLDC
menggunakan tiga sensor
Hall yang dipasang dengan
jarak 120o pada stator
untuk mendeteksi bagian
rotor yang mana akan
terimbas oleh fluks magnet
Pengendali sinyal BLDC
Cara kerja Motor BLDC
Cara kerja Motor BLDC

 Motor yang dipakai adalah motor


BLDC 3 fasa, berputar searah jarum
jam dan sensor Hall menggunakan
default kutub utara.
Cara kerja Motor BLDC

 Pertama, hall sensor H1


dan H3 bernilai 1 karena
mengalami perubahan
medan magnet.
 kontroler akan
mengalirkan arus pada
lilitan B dan C. Lilitan B
menjadi kutub utara dan
lilitan C menjadi
kutub selatan. Kutub
utara oleh lilitan B akan
memberikan tolakan
pada kutub utara magnet
rotor, sedangkan kutub
selatan lilitan C akan
menarik kutub utara
magnet rotor.
 Langkah kedua, hanya
sensor H1 yang bernilai
“high”, sehingga
kontroler akan
menginstruksikan agar
lilitan A dan B harus
dialiri arus. Lilitan A
menghasilkan
kutub selatan dan
lilitan B tetap
menghasilkan
kutub utara. Kutub
selatan lilitan A akan
menolak kutub selatan
pada magnet rotor.
Sedangkan kutub utara
lilitan B menolak kutub
utara dari magnet rotor.
 Langkah ketiga, sensor H1 dan
H2 akan bernilai 1. Sehingga
kontroler akan menginstruksikan
agar lilitan A dan C dialiri arus.
Lilitan A tetap menghasilkan
kutub selatan dan lilitan C
menghasilkan kutub utara.
Kutub selatan lilitan A akan
menolak kutub selatan dan
menarik kutub utara pada magnet
rotor. Sedangkan kutub utara
lilitan C menarik kutub selatan
dari magnet rotor.
 Langkah keempat, hanya sensor H2
yang bernilai 1. Sehingga kontroler
akan menginstruksikan agar lilitan
B dan C dialiri arus. Lilitan B
menghasilkan kutub selatan dan
lilitan C tetap menghasilkan
kutub utara. Kutub selatan lilitan B
akan menolak kutub selatan pada
magnet rotor. Sedangkan kutub
utara lilitan C menarik kutub
selatan dari magnet rotor.
 Langkah kelima, sensor H2
dan H3 bernilai 1. Sehingga
kontroler akan
menginstruksikan agar
lilitan A dan B dialiri arus.
Lilitan A menghasilkan
kutub utara dan lilitan B
tetap menghasilkan
kutub selatan. Kutub utara
lilitan A akan menolak kutub
utara dan menarik kutub
selatan pada magnet rotor.
Sedangkan kutub selatan
lilitan B menolak kutub
selatan dari magnet rotor.
 Langkah keenam atau terakhir pada
siklus komutasi, hanya sensor H3
yang bernilai 1. Sehingga kontroler
akan menginstruksikan agar lilitan
A dan C dialiri arus. Lilitan A tetap
menghasilkan kutub utara dan
lilitan C menghasilkan
kutub selatan. Kutub utara lilitan A
akan menarik kutub selatan dan
menolak kutub utara pada magnet
rotor. Sedangkan kutub selatan
lilitan C menarik kutub utara dari
magnet rotor.
Kelebihan Motor BLDC
1. Efisiensi Tinggi. Tidak ada kehilangan tegangan oleh cincin komutator dan brushes.

2. Hemat Biaya Perawatan. Hal ini dikarenakan brushes seperti pada motor konvensional tidak
digunakan lagi.

3. Perbandingan Torsi-Ukuran Lebih Besar. Hal ini disebabkan medan tarik yang dihasilkan oleh
stator sepenuhnya diterima oleh rotor karena rotor terbuat dari medan magnet permanen.

4. Polusi Suara yang Lebih Rendah. Hal ini dikarenakan gesekan yang dihasilkan brushes pada motor
konvensional dapat dieliminasi.

5. Pendinginan yang Lebih Mudah. Kabel pada motor BLDC menempel pada casing. Sehingga
memudahkan sistem pendinginan. Hal ini merupakan salah satu alasan pemilihan motor BLDC untuk
masa operasi yang panjang seperti pada mobil listrik.

6. Tidak Terjadi Bunga Api. Hubungan antara brush dan komutator yang longgar menyebabkan
terjadinya percikan api, hal ini berbahaya jika motor digunakan pada industri yang sensitif terhadap
percikan api, tetapi dengan menggunakan BLDC motor, dengan tidak adanya komutator dan brush
menyebabkan tidak adanya percikan api yang dirimbulkan oleh motor.
Kekurangannya

 Biaya Pembuatan Mahal. Motor BLDC mempunyai banyak


komponen mahal.
 Sistem Pengendalian yang Rumit dan Mahal.
 Kontroler Mahal. Seringkali, kontroler motor BLDC justru
lebih mahal daripada motor itu sendiri.
Controler

 Controller dan Inverter (perubah tegangan DC menjadi AC) Controller pada


motor DC brushless berperan sangat penting dan dapat dikatakan sebagai
penunjang utama operasi motor DC brushless karena motor DC brushless
membutuhkan suatu trigger pulsa yang masuk ke bagian elektromagnetik
(stator) motor DC brushless untuk memberikan pengaturan besarnya arus yang
mengalir sehingga putaran motor dapat diatur secara akurat.
BAGIAN-BAGIAN YANG TERDAPAT
DIDALAM CONTROLLER
 SPEED CONTROL
 terdiri dari tigamode dasar, mode Proporsional, Integral dan Derivatif mode.
 INVERTER
 satu modul yang terdapat didalam controller motor BLDC yang mana berfungsi
untuk mengubah arus listrik dari baterai yang berupa arus DC menjadi arus AC,
dikarenakan motor BLDC memiliki karakteristik multipole.
 PWM MODULE
 sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu
perioda, untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda.
Konverter
 Lebih tepatnya disebut konverter tegangan, perangkat
listrik ini sebenarnya mengubah tegangan (baik AC
maupun DC) dari sumber tenaga listrik.
 Adadua jenis konverter tegangan: konverter step up
(yang meningkatkan tegangan) dan konverter step down
(yang menurunkan tegangan).
 Kegunaan yang paling umum dari konverter adalah untuk
mengambil sumber tegangan yang relatif rendah dan
meningkatkan tegangan tinggi untuk pekerjaan tugas
berat dalam beban konsumsi daya tinggi. Tetapi
konverter juga dapat kita gunakan secara terbalik untuk
mengurangi tegangan untuk sumber beban.
Inverter
 Secara garis besar inverter adalah suatu perangkat elektronik yang mengubah
listrik yang berasal dari sumber DC (Direct Current) menjadi AC (Alternating
Current).
 Perubahan ini kemudian menjadikan suatu perangkat atau alat elektronik
dapat kita gunakan. Dalam sistem tenaga surya, misalnya, daya yang
tersimpan dalam baterai yang diisi oleh panel surya diubah menjadi daya AC
standar oleh inverter. Sehingga kesediaan daya dari baterai tersebut dapat
kita gunakan untuk colokan listrik dan perangkat 120 volt standar lainny
Baterei
 salah satu alat penting untuk penyimpan dan konversi energi yang bekerja
berdasarkan prinsip elektrokimia.
 Jadi, baterai sebenarnya merupakan sebuah sel elektrokimia
Klasifikasi baterei

 Berdasarkan cara kerjanya, sel elektrokimia dapat dibagi


menjadi dua, yaitu: sel galvanis dan sel elektrolisa.
 Dalam pemakaiannya, baterai ada yang tidak bisa diisi
ulangdan ada yang bisa diisi ulang.
 Jenis baterai yang tidak bisa diisi ulang disebut baterai
primer dan yang bisa diisi ulang disebut baterai sekunder.
 Sel baterei skunder : Sel asam timbal , ion lithium
Sel galvanis
 Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang mampu
menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks
spontan yang mampu mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh
Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
 Pada anode, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.

 Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-


 Pada katode, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.

 Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)


 hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reaksi, sedangkan
massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah:
Sel elektrolisa
 Sel elektrolisis dapat kita artikan sebagai perubahan arus listrik menjadi suatu reaksi
kimia. Sel elektrolisis tersusun dari elektroda-elektroda yang dicelupkan dalam suatu
kompartemen yang berisi larutan elektrolit.
 Pada sel elektrolisis terdapat 2 buah elektroda yang dihubungkan pada sumber listrik
yaitu anoda di kutub positif dan katoda di kutub negatif. Anoda pada sel elektrolisis
merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi, sedangkan katoda merupakan tempat
terjadinya reaksi reduksi.
 Jadi dapat kita simpulkan sel elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit karena
adanya arus listrik yang mana akan terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
kimia.
Merangkai baterei
 Rangkaian seri

 Rangkaian Pararel
Rangkaian Baterei
Baterei Litium
 Baterai ion litium (biasa disebut Baterai Li-ion atau LIB) adalah salah satu anggota keluarga
baterai isi ulang (rechargable battery). Di dalam baterai ini, ion litium bergerak dari elektrode
negatif ke elektrode positif saat baterai sedang digunakan, dan kembali saat diisi ulang. Baterai
Li-ion memakai senyawa litium interkalasi sebagai bahan elektrodanya, berbeda dengan litium
metalik yang dipakai di baterai litium non-isi ulang.
 material utamanya yaitu litium adalah logam alkali yang bersifat sangat reaktif.
Artinya, jika segel baterai terbuka dan air masuk, logam langsung tereduksi dan
baterai akan terbakar hebat.
 Di bagian anoda dan katode, katode yang digunakan mengandung kobalt, anoda
mengandung grafit.
 Intinya, pada saat proses discharge ion litium akan bergerak dari anoda grafit ke
katode yang bisanya berupa senyawa litium dengan oksida logam transisi. Lalu,
proses charge terjadi sebaliknya, ion litium bergerak dari katode ke dalam anoda
yang berbentuk layer-layer grafit.
 Proses masuknya sesuatu (litium) ke dalam suatu layer senyawa kimia ini disebut
Baterei lithium

 Rangkaian baterei
Rangkaian baterei

 Baterai tipe lithium


biasanya disusun untuk
menghasilkan voltase dan
kapasitas yang
diinginkan.
 Karena rata-rata voltase
baterai lithium adalah
3.7V maka dperlukan
susunan 3S (seri) untuk
menghasilkan 12V.
BMS (Baterei Manajemen Sistem)
 sistem yang mengontrol dan mengawasi kinerja baterai dalam
kendaraan listrik atau aplikasi lain yang menggunakan baterai
sebagai sumber daya.
 BMS bertujuan untuk memastikan bahwa baterai beroperasi
dengan aman dan efisien, serta memperpanjang umur paket
baterai.
CARA KERJA BMS PADA BATERAI MOTOR
LISTRIK.

 BMS yang digunakan pada baterai sepeda listrik pada umumnya, memiliki port
:
 1. B- = Baterai Cell Negatif / 0V
 2. P- = power discharger Negatif
 3. C- = Charging port Negatif
 4. Cell komunication port = kabel yang terintegrasi dengan semua cell.
BMS Common Port
 merupakan jenis BMS
yang jalur untuk charge
(pengisian) dan
discharg/load menjadi
satu jalur yang sama,
sehingga hanya akan ada
2 jalur kabel, yaitu jalur
(B-) sebagai kutub negatif
baterai, dan (P-) sebagai
kutub negatif charging
dan discharging.
BMS Separated Port
 merupakan jenis BMS yang
jalur untuk charge
(pengisian) dan discharg
(pengurasan) menggunakan
jalur yang berbeda,
sehingga akan ada 3 jalur
kabel, yaitu jalur (B-)
sebagai kutub negatif
baterai, (C-) sebagai kutub
negatif charging, dan (P-)
sebagai kutub negatif
discharging.
Fungsi BMS
 Penyeimbangan muatan (charge balancing), untuk memastikan semua sel
menyelesaikan pengisian pada waktu yang sama lalu untuk mencegah
kerusakan melalui pengisian berlebih.
 Penyeimbangan aktif (active balancing), di mana energi dialihkan dari sel
lebih kuat ke sel lebih lemah, untuk memastikan semua sel mencapai titik
pembuangan maksimum pada saat bersamaan.
 Pemantauan suhu (temperature monitoring), untuk menghindari
kerusakan karena terlalu panas.
 Cut-off tegangan rendah (low-voltage cut-off), cara mengisolasi baterai
ketika sel mana pun mencapai tegangan minimum yang disarankan, serta
untuk menghindari kerusakan karena pemakaian berlebih.
 Pemantauan state of charge (SOC) semua sel baterai untuk mobil listrik.
Melalui pemantauan tegangan dan arus, sisa kapasitas masing-masing sel
Istilh baterei
 Kapasitas nominal atau C menunjukkan jumlah pengisian yang dapat disimpan di dalam baterai atau yang dapat
diambil dari sel baterai yang terisi penuh berdasarkan tingkat pemakaian tertentu. Kapasitas nominal menggunakan
satuan Ampere-jam (Ampere-hour, Ah), atau terkadang dapat dikonversi ke dalam Watt-jam jika tegangan sistem
diketahui.
 State of charge atau SoC adalah kondisi charge dalam baterai atau rasio antara kapasitas sisa dan kapasitas nominal
yang dinyatakan dalam persentase (%).
 Depth of discharge atau DoD adalah jumlah energi yang digunakan dari baterai. Ini adalah kebalikan dari state of
charge. Oleh karena itu, ketika spesifikasi baterai menyatakan bahwa siklus hidupnya mungkin lebih besar dari 1500
siklus dengan DoD 80%, artinya hal tersebut hanya akan terjadi jika penggunaan energi tidak melebihi 80% dari
kapasitas nominalnya.
 State of health (SoH) adalah rasio kondisi baterai saat ini terhadap kondisi ideal atau kapasitasnya ketika masih baru.
SoH dinyatakan dalam persentase (%). Salah satu alasan turunnya nilai SoH adalah meningkatnya hambatan internal
baterai yang membuat sebagian dari kapasitas baterai tidak dapat digunakan.

 Deep discharge adalah ketika energi baterai dipakai di bawah tegangan end-of-discharge atau tegangan di pemakaian
akhir. Tegangan end-of-discharge itu sendiri adalah titik tegangan baterai ketika baterai telah benar-benar habis
terpakai atau ketika SoC kurang dari 20%.
Sistem informasi dan tanda
Pengidentifikasian Unit

Anda mungkin juga menyukai