Anda di halaman 1dari 12

PROSES FINISHING WHITE WASH PADA MEBELAIR KAYU

Oleh : Sri Karyono

ABSTRAK

Makalah ini berjudul Finishing whitewash pada furniture, Tujuan penulisan ini
untuk memberikan pengetahuan pada siapa saja yang membaca artikel ini
khususnya guru SMK yang ingin mengetahui tentang finishing white wash.
Tahapan dasar finishing furniture yaitu meliputi proses persiapan permukaan,
pengamplasan awal, pewarnaan, penyegelan, pengamplasan antar media,
peutup akhir dan polishing. Finishing yang baik dapat membuat penampilan
produk lebih menarik dan ttahan lama untuk digunakan. Proses finishing white
wash meliputi : persiapan media, pewarnaan, pelapisan antar media, Pelapisan
dengan Glaze ( pasta putih ) dan Lapisan penutup akhir ( Top coat ).

A. Latar Belakang
Finishing Furniture kayu pada saat ini sangat beraneka ragam sehingga
memungkinkan para pemakaian produk tersebut leluasi untuk memilihnya.
Selera konsumen pada saat ini semakin hari semakin membutuhkan susatu hal
yang baru dan susasana baru juga. Demikian juga hal pemilihan produk
furniture harus selalu berkembang mengikuti selera konsumen tersebut.
Tampilan akhir dari suatu produk furniture salah satunya adalah finishing,
dimana finishing ini sangat menentukan kuallitas suatu produk. Apabila
finishingnya kurang menarik, walaupun bahan pokok dan bahan bantu nya
baik, kan tetapi bila finishingnya kurang baik maka produk tersebut nilaianya
akan berkurang. Proses finishing merupakan proses akhir pada pembuatan
produk mebel atau furniture. Sebagian besar proses finishing dilakukan dan
dikerjakan dengan menggunakan cat sebagai bahan finishing. Namun
demikian ada beberapa proses finishing mebel yang dikerjakan dengan
menggunakan bahan-bahan selain cat, dan ada banyak proses-proses
pekerjaan lain yang bukan merupakan pengecatan tetapi juga merupakan
proses finishing. Proses finishing dikerjakan sangat tergantung pada

1
penampilan akhir dan kualitas finishing yang diinginkan. Beberapa produk
mebel menghendaki suatu finishing yang kompleks yang akan membutuhkan
pelapisan bahan finishing yang berulang kali dengan bahan-bahan finishing
khusus dan bahkan membutuhkan alat-alat khusus untuk aplikasinya.
Sedangkan produk-produk mebel yang lain cukup dengan finishing yang
sederhana dan hanya membutuhkan lapisan bahan finishing yang tipis dan
dapat diaplikasikan dengan cara yang sederhana atau bahkan ada produk
mebel yang cukup diamplas atau dipolish saja tanpa menggunakan bahan
finishing sama sekali. Finishing dapat membuat suatu mebel menjadi kelihatan
bersih, halus, rata seperti barang yang baru Akan tetapi finishing dapat juga
membuat suatu mebel kelihatan kotor, antik, kuno seperti barang yang sudah
berusia ratusan tahun, disamping itufinishing dapat membuat permukaan
mebel menjadi rata atau permukaan mebel menjadi tidak rata, bertekstur, dan
retak-retak. Jadi finishing mempunyai variasi yang sangat banyak, dari yang
paling sederhana dengan alat-alat dan bahan-bahan yang sederhana sampai
dengan yang paling kompleks yang membutuhkaan alat-alat dan bahan-bahan
finishing yang khusus. Demikian juga dengan bahan-bahan finishing terdiri dari
banyak jenis dan macamnya mulai dari yang bahan-bahan yang murah sampai
bahan-bahan yang mahal yang membutuhkan alat-alat khusus untuk
aplikasinya. Dengan bervariasinya permintaan akan jenis finishing perlu
adanya alternatif yang lain untuk menimbulkan daya tarik yang lain. Finishing
white wash merupakan salah bentuk alternatif finishing menghasilkan nuansa
finishing dengan warna kelihatan kuno, antik dan mempunyai nuansa warna
yang lain.

B. Permaslahan.
Finishing white whash merupaka finishing denan penampilan yang sangat lain
dengan finishing lain yang memperlihatkan kesan antik. Untuk mewujudkan
finishing antik tersebut diperlukan proses panjang Permasalahanya :
bagaiamana proses finishing white wash yang diterapkan pada produk furnituer
kayu agar menimbulkan kesan antik.

2
C. Kajian teori
1. Bahan Finishing Kayu
Dimuka telah disebutkan bahwa bahan yang mahal tidak menjamin kualitas
finishing menjadi baik. Tetapi bahan yang berkualitas adalah salah satu
faktor yang menentukan hasil finishing yang baik. Sebelum menentukan
jenis bahan finishing, perlu melihat dan menentukan hasil seperti apa yang
diinginkan apakah (1) keawetan, (2) estetika, (3) kemudahan aplikasi, (4)
biaya atau (5) lingkungan. Bahan finishing dikategorikan pada beberapa
jenis sebagai berikut:
a. Oil.
Merupakann jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya.
Bahan ini tidak membentuk lapisan 'film' pada permukaan kayu. Oil
meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di di dalamnya untuk
mencegah air keluar atau masuk dari pori-pori kayu. Cara aplikasinya
mudah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda kerja
dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering.Bahan ini tidak
memberikan keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan
fisik lainnya.
b. .Politur
Bahan dasar finishing ini adalah Shellac yang berwujud serpihan atau
batangan kemudian dicairkan dengan alkohol. Anda juga bisa
memperolehnya dalam bentuk siap pakai (sudah dicampur alkohol pada
proporsi yang tepat). Di sini alkohol bekerja sebagai pencair (solvent).
Setelah diaplikasikan ke benda kerja, alkohol akan menguap. Aplikasi
dengan cara membasahai kain (sebaiknya yg mengandung katun) dan
memoleskannya secara berkala pada permukaan layu hingga
mendapatkan lapisan tipis finishing (film) pada permukaan kayu.
Semakin banyak polesan akan membuat lapisan semakin tebal.
c. NCLacquer
Jenis yang saat ini populer dan mudah diaplikasikan adalah NC
(NitroCellulose) lacquer. Bahan finishing ini terbuat dari resin
Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan 'solvent' yang cepat
kering, yang kita kenal dengan sebutan thinner. Bahan ini tahan air (tidak

3
rusak apabila terkena air) tapi masih belum kuat menahan goresan.
Kekerasan lapisan film NC tidak cukup keras untuk menahan benturan
fisik. Bahkan walaupun sudah kering, NC bisa 'dikupas' menggunakan
bahan pencairnya (solvent/thinner). Cara aplikasinya dengan system
spray (semprot) dengan tekanan udara.
d. Melamine
Sifatnya hampir sama dengan bahan lacquer. Memiliki tingkat
kekerasan lapisan film lebih tinggi dari lacquer akan tetapi bahan kimia
yang digunakan akhir-akhir ini menjadi sorotan para konsumen karena
berbahaya bagi lingkungan. Melamine mengandung bahan
Formaldehyde paling tinggi di antara bahan finishing yang lain.
Formaldehyde ini digunakan untuk menambah daya ikat molekul bahan
finishing.
e. PU(Poly Urethane)
Lebih awet dibandingkan dengan jenis finishing sebelumnya dan lebih
tebal lapisan filmnya. bahan finishing membentuk lapisan yang benar-
benar menutup permukaan kayu sehingga terbentuk lapisan seperti
plastik. Memiliki daya tahan terhadap air dan panas sangat tinggi.
Sangat baik untuk finishing produk outdoor, kusen dan pintu luar atau
pagar.Proses pengeringannya juga menggunakan bahan kimia cair
yang cepat menguap.
f. Utra Violet Lacquer
Satu-satunya aplikasi yang paling efektif saat ini dengan 'curtain
method'. Suatu metode aplikasi seperti air curahan yang membentuk
tirai. Benda kerja diluncurkan melalui 'tirai' tersebut dengan kecepatan
tertentu sehingga membentuk lapisan yang cukup tipis pada permukaan
kayu. Disebut UV lacquer karena bahan finishing ini hanya bisa
dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV).Paling tepat untuk benda kerja
dengan permukaan lebar papan atau plywood.
g. Waterbased Lacquer
Jenis finishing yang paling populer akhir-akhir ini bagi para konsumen di
Eropa. Menggunakan bahan pencair air murni (yang paling baik) dan
resin akan tertinggal di permukaan kayu. Proses pengeringannya
otomatis lebih lama dari jenis bahan finishing yang lain karena

4
penguapan air jauh lebih lambat daripada penguapan alkohol ataupun
thinner. Namun kualitas lapisan film yang diciptakan tidak kalah baik
dengan NC atau melamine. Tahan air dan bahkan sekarang sudah ada
jenis waterbased lacquer yang tahan goresan.Keuntungan utama yang
diperoleh dari bahan jenis ini adalah lingkungan dan sosial. Di samping
para karyawan ruang finishing lebih sehat, reaksi penguapan bahan
kimia juga lebih kecil di rumah konsumen.

2. Jenis Teknik Finishing


Proses finishing bertujuan untuk memberikan nilai estetika yang lebih baik
pada perabot kayu dan juga berfungsi untuk menutupi beberapa kelemahan
kayu dalam hal warna, tekstur atau kualitas ketahanan permukaan pada
material tertentu. Tujuan finishing yang lain adalah untuk melindungi kayu
dari kondisi luar (cuaca, suhu udara dll) ataupun benturan dengan barang
Hasil akhir dari proses finishing sangat tergantung dari bahan dan teknik
aplikasinya. Bahan yang mahal tidak menjamin hasil finishing yang baik dan
berkualitas. Banyak faktor yang ikut menentukan kualitas hasil finishing.
Cara aplikasi merupakan salah satu faktor yang penting menentukan
kualitas hasil. Ada beberapa cara aplikasi finishing menyesuaikan dengan
jenis bahan dan kualitas akhir yang diinginkan. Satu jenis bahan finishing
tidak menutup kemungkinan untuk memakai lebih dari satu cara aplikasi.
Berikut ini beberapa teknik aplikasi finishing.
a. Pemolesan dengan kain bal
Proses ini dilakukan dengan memoleskan bahan finishing dengan
menggunakan kain bal. Proses pemolesan ini sebaiknya dilakukan,
setelah pelapisan dasar dilakukan, beberapa bahan finishing tertentu
hanya bisa diaplikasikan dengan cara ini salah satunya politur.
b. Teknik Kuas
Merupakan cara paling murah dan mudah di antara yang lain. Hanya saja
harus hati-hati dalam memilih kuas yang berkualitas. Bahan finishing yang
cocok untuk cara ini termasuk cat, varnish dan pewarna. Sebagaimana
ujung kuas, hasil permukaan finishing tidak sehalus dan serata aplikasi
spray atau poles.

5
c. Teknik semprot
Membutuhkan beberapa alat tambahan khusus tapi tidak terlalu mahal.
Alat utama yang diperlukan adalah kompressor untuk membuat tekanan
udara dan spray gun, suatu alat untuk menyemprotkan bahan finishing
bersamaan dengan udara bertekanan ke bidang kerja. Dengan
pengaturan tertentu pada kekuatan tekanan, jumlah material yang
disemprotkan, cara ini menghasilkan bidang permukaan yang sangat
baik, halus dan cepat. Saat ini metode spray menjadi dasar dari hampir
semua jenis bahan finishing lacquer dengan berbagai variasi jenis alat
semprot (sprayer), dari yang manual hingga otomatis.Proses yang bisa
dilakukan dengan cara spray meliputi lapisan dasar, pewarnaan (lapisan
kedua) hingga lapisan akhir.
d. Pencelupan
Aplikasi pencelupan ini dilakukan dengan cara, bahan finishing diletakkan
dalam suatu bejana/tangki kemudian benda kerja dicelupkan ke dalam
tangki tersebut. Proses pencelupan ini bertujuan agar seluruh permukaan
benda kerja, terutama pada bagian sudut & tersembunyi bisa terlapisi
bahan finishing..
e. Shower (curah)
Metode ini diimplementasikan pada mesin finishing curtain (tirai), bahan
finishing dicurahkan ke permukaan benda kerja dengan volume dan
kecepatan tertentu sehingga membentuk lapisan tipis di atas permukaan
benda kerja. Cara pengeringannya tergantung bahan finishing yang
digunakan. Kebanyakan digunakan oleh pabrik flooring (parket) atau
furniture indoor lainnya yang memakai papan buatan.
f. Rolling.
Prinsipnya sama dengan roller yang dipakai untuk mengecat tembok,
tetapi yang dimaksud disini adalah alat aplikasi sebuah mesin roller yang
seluruh permukaannya terbalut dengan bahan finishing cair dan benda
kerja (papan) mengalir di bawahnya. Hanya roller bagian atas yang
terbalut dengan bahan finishing, sedangkan roller bagian bawah hanya
berfungsi untuk mengalirkan benda kerja ke dalam mesin. Jenis bahan
finishing yang digunakan adalah UV lacquer, melamine, NC lacquer.

6
.

3. Proses Dasar finishing.


Finishing kayu dilakukan beberapa tahapan antara satu tahap yang satu
dengan tahap yang laiinya merupakan suatu urutan yang harus dilakukan.
Tahapan pokok yang harus dilakukan dalam setiap finishing kayu dengan
menggunakan alat dan bahan apapun secara garis besar hampir sama.
Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Persiapan permukaan
Produk kriya kayu yang akan difinishing terlebih dahulu disiapkan
permukaannya agar hasil finishing akan maksimal. Lem dan kotoran yang
tidak ada hubungannya dengan kriya tersebut harus dibersihkan. Lubang-
lubang yang bukan merupakan elemen produk harus ditambal atau dibuat
sedemikian rupa agar tidak mengganggu keindahan setelah produk
tersebut difinishing. Demikian bagian-bagian diperlukan dibentuk
disesuaikan dengan produk yang dikendaki apakah lurus, melengkung,
datar dan sebagainya.
2. Pencerahan permukaan ( bleaching )
Kayu akan difinishing ada kemungkinan mempunyai warna yang sangat
gelap bahkan mendekati kotor. Produk kriya kayu yang difinishing
diharapakan akan menjadi lebih indah dan lebih menartik. Oleh karena itu
kayu yang tampak kotor tersebut perlu dicerahkan dengan bahan pencerah
yang berbentuk cairan atau bahan pemutih kayu yang dapat dibeli ditoko-
toko kimia atau agen-agen penjualan cat.
3. Penghalusan permukaan
Setelah dilakukan pencerahanan hingga warna kayu menjadi lebih cerah
dan merata, selanjutnya produk tersebut dilakukan penghalusan
permukaannya dengan menggunakan kertas amplas dengan grade 100
secara bertahap hingga grade 150. Dalam melakukan penghalusan ini
gerakan pengamplasan dilkukan searah dengan serat kayu, pergunakan
blok pengamplasan dari kayu sesuai dengan brntuk permukaan yang
diamplas. Bila dikendaki rata dan lurus gunakan blok/landasan pengamplas

7
yang mempunyai permukaan datar, dan gunakan blok berbentuk lengkung
untuk permukaan yang berbentuk lengkung.
4. Pengisian pori-pori ( fillering )
Kayu disusun oleh serat-serat kayu yang berbentuk pipa-pipa kecil,
akibatnya permukaan kayu tersebut menjadi tidak rata atau ber gelombang
karena pertemuan antar serat. Oleh karena lobang dan gelombang kecil
tersebut perlu ditutup dengan bahan pengisi pori-pori atau Filler sesuai
jenis pengencer catnya, apabila pengecer cat dengan thinner gunakan filler
yang berbasis thinner, demikian juga apabila menggunakan cat berbasis air
gunakan filler yang yang mempunyai pengecer air.
5. Pewarnaan ( staining )
Warna yang dalam pekerjaan kayu ada dua macam yaitu warna yang larut
dalam air dan warna yang larut dalam minyak. Tujuan dari pewarnaan ini
memberikan warna pada kayu untuk menjadi lebih muda atau lebih tua dari
warna yang sebenarnya, atau bahkan mengubah warna diluar warna kayu
yang sebenarnya atau warna lain baik tertutup ( solid) maupun transparan.
Teknik pewarnaan dapat dilakukan dengan cara dikuas atau disemprot
tergantung jenis dan karakteristik bahan finishing yang dipakai.
6. Pelapisan penyegel ( sealer )
Pelapisan penyegelan bertujuan untuk mengunci warna atau permukaan
lapisan warna agar warna yang telah diaplikasikan tidak larut dengan
aplikasi berikutnya. Disamping itu penyegelan ini juga bertujuan
memberikan pondasi yang kuat baik ikatannya maupun kerataan serta
kekearasan finishing menjadi lebih kuat, sehingga tidak menimbulkan
masalah pada aplikasi berikutnya.
7. Pelapisan antar media.
Pelapisanan antar media ini bertujuan untuk memberikan lapisan setelah
lapisan sealer. Lapisan ini untuk jenis cat tertentu bisa merupakan lapisan
akhir ( top coat ) apabila pada lapisan sealer telah terbentuk dengan
sempurna ( terutama untuk cat jenis melamine). Namun demikian bisa saja
terjadi pada tahap pelapisan penyegelan ( sealer ) belum sempurna
sepenuhnya, maka pada pada tahap ini dilakukan pengecatan atau
Pelapisan akhir

8
Pelapisan akhir atau sering disebut dengan top coat dimana pada tahap ini
merupakan tahap paling menentukan dari penampilan dan kehalusan
finishing. Kesan halus melalui sentuhan kulit telapak tangan akan
memberikan penilaian terhadap kualitas finishing yang dihasilkan. Pada
tahap inilah proses aplikasi harus betul-betul diperhatikan, keteknikan perlu
dipelajari sesuai dengan jenis karakteristik dari bahan finishing yang
digunakan.

D. Pembahsan Teknik Finishing white wash


1. Pengertian finishing white wash
White wash dalam wikipedia berarti melaburkan sedikit kapur pada suatu
benda. Dalam istilah furniture kurang lebih memberikan nuansa warna
keputih-putihan pada kayu untuk menampakan pola-pola serat kayu
dengan warna putih dengan menggunakan bahan yang berwarna putih
dengan harapan terkesan terkesan antik.
2. Bahan finishing white wash
Bahan yang digunakan dalam finishing white wash dapat menggunakan
bahan finishing yang berbasis air ( water based system) artinya bahan
pengencer yang digunakan air atau dapat pula menggunakan bahan
berbasis thinner/minyak ( solven based thinner ). Bahan-bahan ini dapat
diperoleh ditoko-toko cat.
3. Alat finishing white wash.
Alat untuk finishing white wash dapat dilakukan dengan cara dioles/dikuas
secara manual, namun juga dapat menggunakan dengan teknik semprot.
Untuk teknik oles/kuas digunakan alat : kuas, kain bal untuk menoleskan
cat, dan untuk teknik semprot menggunakan tabung semprot ( spary gun )
dan perlengkapan penampung udara (kompresor) beserta perlengkap
semprot lainnya.
4. Proses Finishing white wash.
Tahap-tahapan secara umum dalam finishing white wash secara garis
besar dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Kayu atau benda kerja yang akan difinishing disiapkan, diratakan sesuai
dengan bentuk yang dikendaki, bila menginginkan lengkung bentuklah
lengkung, bila menginginkan datar bentulah datar dan seterusnya.

9
b. Kayu atau benda kerja mungkin mempunyai warna yang kotor atau
kurang cerah oleh karena itu lakukan pencerahan menggunakan bahan
pencerah ( bleaching ) untuk membuat kayu lebih cerah dan mempunyai
warna yang merata.
c. Sikatlah permukaan benda kerja yang akan difinishing menggunakan
sikap baja untuk membuka celah-celah serat-serat kayu.
d. Siapkan bahan cat untuk finishing white wash sesuai jenis bahan yang
dikendaki dapat menggunakan bahan yang larut minyak atau bahan
yang larut air misalnya : cat tembok, cat water base sistem yang dapat
diperoleh pada toko-toko cat.
e. Oleskan atau semprotkan zat warna yang lebih tua yang memungkinkan
akan kontras bila serat-serat kayu diisi dengan warna putih.
f. Oleskan dengan cat yang mudah dihapus dalam keadaan setengah
kering dalam hal ini dapat digunakan glaze yaitu cat pewarna yang
mudah untuk diubah gelap dan terangnya sesui dengan keinginan.
g. Setelah setengah kering usaplah glaze tersebut secara berlahan-lahan
agar pada sela-sela serat kayu glazenya masih terlinggal.
h. Lakukan mengecatan dengan cat clear untuk menutup permukaan yang
telah di glaze.
Teknik White wash dengan bahan water base system model yang
dikembangkan oleh bio indutri meliputi:
1. Persiapan media
sikat permukaan kayu/plywood dengan sikat kawat kuningan searah

serat untuk menciptakan texture alur serat kayu.


amplas permukaan benda kerja untuk menghaluskan dan memotong

bulu sehingga tekture serat terlihat lebih halus dan natural


2. Pewarnaan dengan wood stain
gunakan WSO redteak untuk menciptakan warna dasar kayu jati

 encerkan WSO dengan perbandingan 1 bagian WSO / 2 bagian Air, dan

semprotkan tipis-tipis dan hati-hati jangan sampai warna ketuaan.

3. Pelapisan antar media


tutup lapisan warna WSO dengan Topcoat EP3050 untuk mengunci

warna dan tidak bercampur dengan warn glaze diatasnya

10
encerkan bahan topcoat (EP3050 2 bag. / 1 bag. air) dan semprotkan

keseluruh permukaan sampai rata.


 tunggu sampai kering +/- 1 jam (air dry system)

4. Pelapisan dengan Glaze ( pasta putih )


gunakan Biocolour Glaze white dan aplikasikan dengan cara dikuas atau

di semprot.
tunggu beberapa saat sampai setengah kering dan hapus dengan kain

basah setelah diperas sampai yang tertinggal hanya warna putih disela-
sela alur serat.
Biocolour Glaze white dapat di encerkan dengan air bersih sesuai

dengan intensitas warna dan kekentalan yang diinginkan.


5. Lapisan penutup akhir ( Top coat )
gunakan Biocolour topcoat EP3050DM (death matt) sebagai lapisan

akhir untuk melindungi warna dan substrate kayu. topcoat death matt
untuk menciptakan kesan natural tampa pantulan cahaya, jika anda
menginginkan lain anda dapat menggunakan topcoat Gloss, doft atau
satin.

E. KESIMPULAN
White wash adalah suatun finishing furniture kurang lebih memberikan nuansa
warna keputih-putihan pada kayu untuk menampakan pola-pola serat kayu
dengan warna putih dengan menggunakan bahan yang berwarna putih.
Proses finishing whit wash meliputi: persiapan media, pewarnaan, pelapisan
antar media, Pelapisan dengan Glaze ( pasta putih ) dan Lapisan penutup akhir
( Top coat ).

REFERENSI
Agus Sunaryo : 1997, Reka Oles Mebel Kayu, Yogyakarta, Kanisius

........................ : 2012, Brosur BioIndustri, Yogyakarta.

http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/07/

http://www.tentangkayu.com/2008/01/jenis-bahan-finishing-kayu.html

http://bioindustries.co.id/menyeragamkan-warna-kayu-dengan-effect-white-

wash- color-wood-finish-3050/

11
http://www.tentangkayu.com/2008/01/jenis-bahan-finishing kayu.html#sthash.
VQXRowSB.dpu

BIODATA PENULIS
Nama : Drs. Sri Karyono, M.Pd
NIP : 19600930 198503 1001
Pangkat/Golongan : Pembina Tk I/IVb
Jabatan : Widyaiswara Madya
Unit Kerja : PPPPTK Seni dan Budaya
Yogyakarta
Bidang Keahlian : Kriya Kayu
Email : sukmasa@yahoo.co.id

12

Anda mungkin juga menyukai