Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEKNOLOGI PENGECATAN

PERMASALAHAN HASIL PENGECATAN MOBIL

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Teknologi Pengecatan Jurusan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Oleh :

OKTARIL HAMDI
16074051 / 2016

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayahNya kepada kita sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Teknologi Pengecatan tentang “Permasalahan Hasil
Pengecatan Mobil”. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Tujuan dibuatnya
makalah ini agar kita mengetahui apa saja jenis permasalahan yang terjadi pada
hasil pengecatan dan bagaimana cara mengatasinya.
Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan salah satu
tugas mata kuliah Teknologi Pengecatan. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu penulis membutuhkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan mendukung. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat menjadikan kita lebih
baik untuk dimasa yang akan datang.

Padang, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. A.Sagging (Lapisan Cat Menurun) .................................................... 3
B. B.Floating (Warna Tidak Merata) ...................................................... 4
C. C.Popping ........................................................................................... 4
D. D.Beads (Cissing/ lubang kawah/ fish eyes/ mata ikan) .................... 5
E. E.Seeds/dirt/Bintik ............................................................................. 6
F. F.Shrinkage (lifting, mengkerut, terangkat) ....................................... 7
G. G.Pinhole (scales/ kerak kecil/ lubang jarum) ................................... 8
H. H.Orange Peel (Kulit Jeruk) ............................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mata perkuliahan Teknologi Pengecatan seorang mahasiswa
Teknik Otomotif dituntut harus bisa mempelajari dan mempraktekkan
pengecetan body mobil. Kompetensi keahlian Teknik Pengecatan body mobil
otomotif menyiapkan peserta didik untuk bekerja usaha/industri, instansi atau
perusahaan pribadi (wirausaha).Kompetensi keahlian Teknik Pengecetan
Body diperoleh dengan mempelajari Makalah Permasalahan Hasil
Pengecatan Mobil.
Makalah Permasalahan Hasil Pengecatan Mobil merupakan makalah
yang mendukung pencapaian kompetensi dalam paket keahlian teknik
pengecetan body mobil. Makalah ini bertujuan memberi bekal pengetahuan
dan keterampilan kepada peserta didik tentang permasalahan yang terjadi
pada hasil pengecatan body dalam paket keahlian Pengecetan Body Mobil.
Ruang lingkup makalah Permasalahan Hasil Pengecatan Mobil berkenaan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan
pengecatan body otomotif yang meliputi macam-macam permasalahan yang
timbul setelah proses pengecatan selesai dilakukan.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja jenis permasalahan hasil pengecatan body mobil?
2. Bagaimana pencegahan yang harus dilakukan terhadap permasalahan
pengecatan body mobil?
3. Bagaimana perbaikan terhadap permasalahan hasil pengecatan yang ada?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami lebih mendalam tentang permasalahan hasil
pengecatan.

1
2. Mahasiswa mampu melakukan pencegahan terhadap permasalahan
pengecatan yang ada.
3. Mahasiswa mampu melakukan perbaikan terhadap kerusakan hasil
pengecatan body mobil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam proses pengerjaan pengecatan body mobil karena dipengaruhi


faktor tertentu akan mempengaruhi hasil dari pengecatan yang kita lakukan.
Permasalahan yang timbul pada hasil pengecatan ada bermacam-macam, kita akan
membahas beberapa tentang permasalahan tersebut beserta dengan cara
pencegahan dan perbaikan nya. Adapun permasalahan yang biasa terjadi adalah
sebagai berikut:

A. Sagging (Lapisan Cat Menurun)


Pada kasus ini cat sebelum kering meluncur turun sehingga ketebalan
lapisan antara bidang atas dan bawah menjadi tidak sama.
1. Penyebab :
a. Mutu cat itu sendiri kurang baik dan hanya bisa diperbaiki dari pabrik
yang bersangkutan.
b. Cat terlalu encer.
c. Pengecatan yang tidak merata.
2. Pencegahan :
a. Pergunakan cat dengan mutu standard atau baik.
b. Encerkan cat sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan.
c. Lakukan pengecatan dengan ketebalan yang merata dan selang waktu
antar lapisan cukup (lapisan sebelumnya telah kering). Sebaiknya
pengecatan tidak dilakukan secara langsung tebal, usahakan setiap
lapis tipis-tipis saja.
3. Perbaikan :
Biarkan lapisan cat mengering sempurna. Ratakan bagian-bagian
yang menurun dengan kertas gosok, kemudian lakukan pengecatan ulang.

3
Gambar 1. Sagging (Lapisan Cat Menurun)

B. Floating (Warna Tidak Merata)


1. Penyebab :
Pengadukan cat yang kurang sempurna sehingga warna dasar cat
kurang menyatu dan mengambang.
2. Pencegahan :
Pastikan adukan cat betul-betul sempurna (menjadi satu warna
yang homogen) sebelum cat digunakan.
3. Perbaikan :
Biarkan cat mengering sempurna. Amplas bagian-bagian yang
terlihat belang dan kemudian lakukan pengecatan ulang.

C. Popping
Merupakan cacat berupa luka atau lecetnya lapisan cat yang
disebabkan oleh pengencer yang terjebak dalam lapisan atas atau lapisan
bawah, terlebih lagi apabila dipengaruhi oleh pengeringan yang tidak tepat.
Cacat jenis ini juga dikenal sebagai boiling, solvent boil, boil, atau popping.
1. Penyebab:
a. Waktu flash off kurang antara lapis ke lapis berikutnya.
b. Lapisan cat terlalu tebal, thinner yang digunakan tidak sesuai dan
ovennya terlalu tinggi.
c. Tekanan angin terlalu rendah.

4
2. Pencegahan:
a. Flash off minimal 5 menit antara tiap-tiap lapisan dan berikan waktu
yang cukup sebelum dioven.
b. Ketebalan cat & thinner harus sesuai yang direkomendasikan.
c. Periksa tekanan yang dipakai 3-4 kg/cm2.
3. Perbaikan:
a. Apabila hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan
pengamplasan dengan kertas amplas no P1200 – P1500 dengan air dan
setelah itu di compound yang halus.
b. Apabila parah maka amplas dahulu pada permukaan popping tersebut
sampai habis, dan lakukan pengecetan ulang.

Gambar 2. Popping

D. Beads (Cissing/ lubang kawah/ fish eyes/ mata ikan)


Cacat pengecatan berupa kawah yang membuka seperti mata ikan
setelah aplikasi cat warna. Dikenal juga dengan istilah silicone contamination,
poor wetting, saucering, pits, craters atau cissing.
1. Penyebab:
a. Tercemar dengan oli, minyak atau air karena cat tidak dapat
membentuk lapisan diatas air, oli ataupun minyak.
b. Tercemar oleh debu, kotoran lain atau silicone dari polish compound.
c. Terjadi pencemaran over spray dari tipe lain.

5
2. Pencegahan:
a. Menghilangkan oli, minyak dan air pada kompresor dari air regulator
setiap hari.
b. Menghilangkan kotoran seperti air, minyak sebelum dan sesudah
menggunakan.
3. Perbaikan:
a. Apabila hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan
pengamplasan dengan kertas amplas no P1200 – P1500 dengan air dan
setelah itu di compound yang halus.
b. Apabila parah maka amplas dahulu pada permukaan pinehole tersebut
sampai habis dan dispot epoxy primer bila perlu, dan lakukan
pengecetan ulang.

Gambar 3. Fish Eyes

E. Seeds/dirt/Bintik
Partikel debu/debu cat atau kotoran jatuh di atas lapisan film yang
basah dan tertinggal di dalam pada saat cat mengering.
1. Penyebab:
Spray booth/oven kotor, filter tidak berfungsi, body mobil masih
kotor, kontaminasi dengan sisa-sisa pengamplasan, debu ataupun partikel
asing yang menempel selama proses pengecatan.

6
2. Pencegahan:
Membersihkan ruangan oven/spray booth dan filternya, meniup
dengan amgin pada body mobil yang akan dicat.
3. Perbaikan
a. Apabila bintik kecil-kecil, maka setelah selesai dicat dilakukan
pengamplasan dengan kertas amplas no P1200 – P1500 dengan cara
wet sanding dan compound dengan non silicon compound yang halus.
b. Apabila bintiknya parah maka harus dilakukan pengecatan ulang
kembali.

Gambar 3. Bintik

F. Shrinkage (lifting, mengkerut, terangkat)


Kerusakan cat yang membentuk pulau dan mengkerut, dikenal juga
dengan istilah featheredge splitting.
1. Penyebab:
Kelebihan cat yang mengalir kebawah dan mengering dan
mengkerut sehingga akan cenderung membentuk seperti pula, dikenal
juga dengan istilah featheredge splitting.
2. Pencegahan:
a. Pada saat proses pengecatan harus diperhatikan benar cat yang
disemprotkan agar tidak terlalu banyak yang menempel pada
permukaan.
b. Perhatikan waktu/jeda penyemprotan cat pada permukaan yang dicat.

7
3. Perbaikan:
Perlu diamplas dan dikelupas kemudian dilakukan epoxy kemudian
dilakukan pengecetan ulang pada permukaan tersebut.

Gambar 4. Shirinkage

G. Pinhole (scales/ kerak kecil/ lubang jarum)


Merupakan cacat pengecatan berupa lubang saat penyelelesaian akhir,
atau lubang pada dempul, atau primer yang disebabkan oleh pengencer,
udara, kelembaban atau persiapan permukaan yang tidak baik. Istilah
pinholing juga dikenal sebagai: pin holes, solvent retents, pock marks, pitting,
pops, ataupun pin pricks.
1. Penyebab:
a. Viscosity pada waktu penyemprotan terlalu tinggi dan tekanan rendah
b. Sebelum pengecatan akhir pada saat undercoat masih terdapat lubang-
lubang kecil.
c. Cat dipanaskan dengan terlalu cepat sebelum solvent menguap
didalam coat.
2. Pencegahan
a. Cek viscosity dan tekanan pada waktu penyemprotan.
b. Sebelum penyemprotan cat akhir periksa terlebihdahulu undercoatnya
c. Pemanasan cat jangan terlalu cepat.

8
3. Perbaikan:
a. Apabila hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan
pengamplasan dengan kertas amplas no P1200 – P1500 dengan air dan
setelah itu di compound yang halus.
b. Apabila parah maka amplas dahulu pada permukaan pinehole tersebut
sampai habis dan dispot epoxy primer bila perlu, dan lakukan
pengecetan ulang.

Gambar 5. Pinhole

H. Orange Peel (Kulit Jeruk)


Merupakan cacat pengecatan dengan bentuk permukaan yang tidak
merata, seperti kulit jeruk yang dsebabkan oleh kasarnya butiran yang kurang
teratomisasi dengan baik. Butiran cat yang kering sebelum lapisan merata
(tidak kering bersama). Cacat ini juga dikenal dengan nama poor flow, poor
levelling, pebbling.
1. Penyebab:
a. Thinner yang dipakai terlalu cepat kering
b. Jarak semprotan terlalu dekat, Viskositas semprotan terlalu kental,
Tekanan udara penyemprotan terlalu tinggi

9
2. Pencegahan:
Gunakan thinner yang sesuai dengan suhu sekitar, jarak semprotan
15-20 cm dari obyek, viskositas harus sesuai pada rekomendasi, tekanan
udara penyemprotan sesuai
3. Perbaikan:
Apabila hanya kecil/sedikit cukup dipoles dengan compound yang
halus, atau dilakukan pengecatan ulang setelah diamplas

Gambar 6. Kulit Jeruk

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa pengecatan
yang tidak didasarkan pada pengetahuan yang mapan akan menimbulkan
permasalahan yang telah di bahas di atas. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut sebaiknya perhatikan betul sebelum melakukan pengecatan agar
hasil yang di dapat sempurna atau paling tidak baik. Dengan begitu waktu
yang kita perlukan juga tidak terlalu lama untuk memperbaiki hasil
pengecetan yang gagal atau bermasalah.

B. Saran
Dengan mengetahui permesalahan di atas, dan dilengkapi dengan
pencegahan. Agar permasalahan itu tidak terjadi alangkah baiknya
diperhatikan pencegahan sebelum terjadi kesalahan karena mencegah lebih
baik dari memperbaiki.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.indana.co.id/masalah-pengecatan/
https://dzakyfirdaus.blogspot.com/2017/03/kegagalan-dalam-
proses-pengecatan-kali.html

12

Anda mungkin juga menyukai