DISUSUN OLEH :
D3 TEKNIK OTOMOTIF
2019
KATA PENGANTAR
penyusunan Laporan Observasi ini sampai selesai. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan kepada :
2. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material
semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan umum
A. Proses pengecatan
ada bab ini akan diuraikan mengenai proses pengecatan yang dimulai dari persiapan
permukaan sampai dengan finishing. Ada beberapa perbedaan proses pengecatan
bila ditinjau dari bahan cat yang akan digunakan. Misalnya pengecatan untuk cat
akhir (top coat) solid menggunakan cat dasar yang lebih gelap dari warna yang
sama, cat akhir metalik harus menggunakan cat dasar silver, cat akhir candy harus
menggunakan cat dasar silver, cat ‘bunglon’ (warna bisa berubah-ubah tergantung
cahaya yang diterima bodi kendaraan) harus menggunakan cat dasar hitam dan lain
sebagainya. Pada bahasan ini hanya akan dibahas proses pengecatan pada
umumnya.
1. Persiapan permukaan
Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan baik akan
menghasilkan kualitas pengecatan yang maksimal, karena pada umumnya
kagagalan pengecatan dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang
buruk. Indikator dari permukaan yang baik dinilai dari kehalusan
permukaan, kebersihan permukaan dari karat, lemak dan kotoran lainnya.
Persiapan permukaan dapat dilakukan dengan kimiawi misalnya dengan
pengasaman (pickling) yaitu dengan pengolesan bodi kendaraan dengan zat
asam, tetapi pengasaman ini sebatas untuk menghentikan serangan korosi
pada logam. Setelah pengasaman komponen dicuci dan dikeringkan dengan
cermat guna menghilangkan semua bahan kimia aktif dari celah-celah dan
lubang-lubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat erat pada
logam. Cara lain adalah dengan dibersihkan dengan amplas dan
dikombinasikan dengan semprotan air untuk membasuh semua debu,
menghilangkan produk korosi, dan kotoran yang dapat larut dalam air.
Untuk menghilangkan kotoran berupa karat dapat dilakukan dengan cara:
a. Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki dengan multi
thinner dan dikeringkan.
b. Amplas permukaan metal dengan amplas kering no. 80.
c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan
dikeringkan
2. Aplikasi Dempul
Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok
dalam, membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus. Terdapat
beberapa tipe dempul, tergantung kedalaman penyok yang harus diisi dan
material yang akan digunakan. Dempul terdapat tiga jenis yaitu :
3. Pengamplasan
Setelah dempul dioleskan dan dikeringkan, bagian-bagian yang menonjol
dapat diamplas secara manual dengan blok tangan atau secara mekanis
dengan sander. Langkah-langkah pengamplasan dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Tempelkan selembar amplas #80 pada sander, dan gosoklah seluruh area
dengan menggerakkan sander dari depan ke belakang, dan dari samping ke
samping, serta semua arah diagonal.
b. Tempelkan lembaran amplas #120 pada blok tangan, gosoklah
permukaan dengan hati-hati, sambil menguji permukaan dengan sentuhan.
c. Tempelkan lembaran amplas #200 pada blok tangan. Pada tahap ini kita
dapat mengamplas sedikit keluar area pendempulan untuk meratakan
permukaan lengkungan dan area sekitarnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamplasan:
Pekerjaan mengamplas dapat dimulai setelah reaksi pengeringan
dempul berakhir. Apabila dempul diamplas sebelum dingin sempurna,
maka kemungkinan akan terjadi pengerutan.
Untuk mencegah goresan yang dalam di sekitar cat, usahakan pekerjaan
pengamplasan hanya di bagian yang ditutup dempul.
Jangan mengamplas keseluruhan area sekaligus, tetapi dengan hatihati
sambil memeriksa kerataan permukaan sebelum pengamplasan
dilanjutkan.
4. Proses Pencampuran Cat
Untuk warna cat tidak tersedia di bengkel maka untuk mendapatkan warna
tertentu harus dilakukan proses pengoplosan cat dengan metode tertentu.
Pertama melihat warna dasar kemudian memberi tambahan warna yang
lainnya
5. Pengoperasian Spraygun
a. Menggunakan Spraygun
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus
dijaga sikap relaks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang
menahan spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari,
telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari
tengah dan jari manis.
b. Menggerakkan Spraygun
Ada empat hal penting dalam menggerakkan spraygun, yaitu: (1)
jarak spraygun, (2) sudut spraygun, (3) kecepatan langkah ayun, (4)
pola tumpang-tindihnya/ Overlapping.
a. Jarak Pengecatan
Jarak pengecatan atau jarak antara spraygun dan area yang dicat
untuk masing-masing cat berbeda, tergantung dari proses dan obyek
yang akan dicat. Bila terlalu dekat akan mengakibatkan cat meleleh
dan bila terjadi pada cat metalik akan menimbulkan belangbelang
yang diakibatkan oleh partikel metalik yang mengumpul. Bila
jaraknya terlalu jauh mengakibatkan permukaan menjadi kasar.
Untuk jarak penyemprotan yang tidak teratur akan mengakibatkan
hasil pengecatan yang belang-belang dan tidak mengkilap. Jarak
spraygun secara umum 15-20 cm, untuk jenis acrylic lacquer : 10-
20 cm dan enamel: 15 – 25 cm
c. Sudut Spraygun
Dalam melakukan penyemprotan cat, posisi badan harus diposisikan
sejajar dengan benda kerja serta mengikuti dari bentuk benda kerja,
mendatar atau melengkung. Arah penyemprotan membentuk sudut
900 dari bidang kerja. Untuk menghindari kelelahan dalam bekerja,
pengecatan dilakukan dari atas ke bawah,bukan dari bawah ke atas.
d. Kecepatan Pengecatan
Kecepatan gerak alat semprot hendaknya stabil, baik dengan arah
horizontal maupun vertikal. Jika terlalu lambat, cat akan meleleh,
bila terlalu cepat maka hasil pengecatan kurang rata.Jika
kecepatannya kurang stabil maka akan diperoleh hasil pengecatan
yang tidak rata dan kurang mengkilap. Kecepatan gerak spraygun
harus konstan, yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kunjungan observasi selama di bengkel body
repair“Djokdja Dab” Sleman dan terjun langsung disana dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Perkembangan dalam dunia otomotif terutama di body repair telah
berkembang dengan sangat pesat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung aplikasi dari teori
perkuliahan sehingga mahasiswa lebih memahami materi yang
disampaikan dosen.
LAMPIRAN
Pembuatan Nut
Pencampuran Dempul
Proses pengecatan
Proses Pengamplasan