a. https://www.youtube.com/watch?v=8jnAjqTFZb8
b. https://www.youtube.com/watch?v=0QUZ70HKUBI
c. https://www.youtube.com/watch?v=LChfcAqweN8
1. Uraikan langkah-langkah persiapan dalam proses pengecatan bodi
kendaraan!
Jawab:
Langkah persiapan dalam proses pengecatan adalah sebagai berikut:
1) Persiapan bahan, alat keselamatan, dan peralatan pengecatan
a) Bahan Pengecatan
- Cat primer: sebagai cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan
plat yang berfungsi sebagai anti karat.
- Dempul: sebagai lapisan dasar yang mengisi yang penyok dalam dan
besar di permukaan benda kerja.
- Surfacer: sebagai lapisan kedua yang disemprotkan diatas primer
dan dempul (putty).
- Cat warna: sebagai cat akhir pemberi warna sesuai dengan
kebutuhan, yaitu cat metalik dan solid.
- Thinner : sebagai pengencer campuran zat pewarna dan zat perekat
saat proses pembuatan campuran dan aplikasinya.
- Hardener: sebagai bahan pembentuk yang kuat dan padat.
- Clear: sebagai cat pelapis akhir pada pengecatan dua lapis.
b) Peralatan Keselamatan Kerja
- Kacamata: melindungi mata dari cat, thinner, putty atau partikel
metal lain.
- Respirator: sebagai penyaring udara sehingga udara yang dihirup
bersih.
- Pakaian kerja: sebagai pelindung badan dari semprotan cat dan debu.
- Sarung tangan: sebagai pelindung tangan saat menggunakan sander
atau mengangkat bagian body kendaraan.
- Sarung tangan pelarut: mencegah penyerapan solvent organik ke
dalam kulit.
- Safety shoes: sebagai pelindung dan pengaman kaki.
c) Peralatan Pengecatan
- Amplas: sebagai penghalus permukaan dengan cara digosok.
- Kompressor: sebagai penghasil udara bertekanan sesuai dengan
kebutuhan.
- Hand block: sebagai bidang tempel amplas pada permukaan yang
datar.
- Sander: sebagai power tool untuk mengamplas cat, dempul, dan
surfacer.
- Spray gun: sebagai power tool untuk mengaplikasi cat yang
diatomisasikan pada permukaan kerja.
- Batang pengaduk: untuk mencampur putty atau surfacer.
- Spatula: untuk mencampur putty dan aplikasi pada permukaan benda
kerja.
- Air duster gun: untuk membersihkan permukaan kerja dengan udara
bertekanan.
- Mixing plate: untuk mencampur putty atau surfacer.
- Masking paper: sebagai penutup area yang tidak boleh dicat.
2) Persiapan permukaan
a) Mendeteksi Kerusakan Body
Kerusakan pada plat body dapat dilakukan secara visual atau
sentuhan namun kerusakan pada cat dapat dilakukan pemeriksaan
visual dengan bantuan sinar lampu. Mendeteksi kerusakan body dapat
menentukan perbaikan cukup dilakukan pada tempat kerusakan (spot
painting).
b) Menentukan luasan kerusakan
Tiga metode penentuan luasan kerusakan:
- Menilai secara visual: untuk menentukan besarnya kerusakan dan
tingkat perubahan bentuk.
- Menentukan kerusakan dengan sentuhan: untuk dapat merasakan
lekukan kecil.
- Menilai dengan penggaris: untuk menentukan perbedaan celah pada
area yang mengalami kerusakan dengan area yang tidak mengalami
kerusakan.
Setelah menentukan luasan kerusakan maka langkah berikutnya
melakukan feathredging.
c) Menentukan Metode Resparasi atau Perbaikan
Metode perbaikan tergantung dari jenis kerusakan dan penyokan
dari panel. Metode perbaikan tersebut antara lain:
- Perbaikan dengan menggunakan vacuum cup: digunakan jika
kerusakan plat body tidak melebihi batas elastisitas.
- Perbaikan dengan menggunakan alat hidrolik: digunakan ketika
kerusakan plat atau panel cukup besar.
- Perbaikan dengan menggunakan palu dolly: digunakan ketika
kerusakan panel terjangkau oleh tangan atau perbaikan pada panel
yang diletakkan pada stand khusus.
- Perbaikan dengan washer welder: perbaikan dengan menggunakan
pengelasan washer pada bagian daerah yang rendah pada panel lalu
menarik keluar plat yang penyok.
- Perbaikan dengan pengerutan (shringking): perbaikan dengan
pemanasan lembaran metal lalu didinginkan secara tiba-tiba dengan
tujuan mengerutkan panel yang mulur.
3) Persiapan Top Coating
a) Pembersihan ruang penyemprotan cat: untuk menghilangkan debu-
debu.
b) Meniupkan udara pada kendaraan: menjamin kendaraan bebas dari
debu, kotoran, dan kelembapan.
c) Meniupkan udara pada pakaian kerja painter: menghilangkan debu
yang menempel pada pakaian.
d) Menghilangkan grease (degreasing): untuk melembabkan area dengan
menggunakan degresing agent sehingga sisa oli terangkat sebelum
mengering.
e) Aplikasi primer: setelah panel dibersihkan dan dikeringkan dengan
takecloth, lalu pemberian cat dasar pada permukaan logam untuk
mencegah karat.
f) Pencampuran hardener (aplikasi dempul atau putty): prosedur
mencampur hardener digolongkan menjadi dua macam yaitu menurut
berat maka menggunakan timbangan dan menurut volume maka
menggunakan gelas ukur atau exclusive mixing stick.
g) Pencampuran thinner: sebagai larutan pengencer cat sehingga tingkat
viskositas cat sampai pada tingkat yang dapat disemprotkan oleh spray
gun.
h) Menuangkan campuran cat pada spray gun: dengan agitating rod,
aduklah dengan merata campuran yang mengandung cat, hardener, dan
thinner. Tuang dengan posisi paint cup di bawah paint strainer untuk
menyaring kotoran pada campuran cat. Tutup paint cup dengan benar.
4) Masking
Proses masking diperlukan untuk melindungi bagian dari mobil yang
tidak dikerjakan selama proses perbaikan dan pengecatan.
5) Proses pengecatan siap dilakukan.
2. Proses dan prosedur pengecatan harus dilaksanakan dengan teliti.
Uraikan kembali kaidah pengecatan yang baik! Setelah itu kunjungi
bengkel pengecatan, lalu periksalah berbagai macam cacat pengecatan
pasca spraying (sebelum polishing dilakukan).
Analisalah penyebab dan langkah perbaikannya! (sertakan foto kondisi
kegagalan pengecatan tersebut!
Jawab:
Kaidah pengecatan :
a) Persiapan permukaan
- Membersihkan permukaan dengan multi thiner dan dikeringkan.
- Amplas permukaan metal dengan amplas kering no 80.
- Membersihkan permukaan dari debu amplas multi thiner dan
dikeringkan.
b) Aplikasi cat dasar atau primer
- Pada permukaan yang akan diperbaiki semprotkan 1-2 lapis cat primer
yang telah dicampur hardener dengan selang waktu 5-10 menit.
- Permukaan primer diamplas dengan amplas kering no. 320 atau amplas
basah no. 600
c) Aplikasi dempul
- Mengoleskan dempul yang telah dicampur hardener, biarkan kering di
udara selama 30 menit atau dengan infra merah pada suhu ± 50 ° C
selama 10 menit.
- Permukaan putty diamplas kering no. 80 dilanjut no.180, no. 280 atau
amplas basah no.240 dilanjutkan no. 320 dan no. 400
- Membersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thiner dan
dikeringkan.
d) Aplikasi cat pengisi permukaan atau surfacer
- Menyemprotkan 2-3 lapis primer yang telah dicampur hardener dengan
interval antar lapisan 5-10 menit. Biarkan mengering selama 6 jam.
- Permukaan surfacer dengan amplas kering no.320 lalu no.400 atau
amplas basah no. 600 lalu no.800 dan no. 1000
e) Aplikasi cat akhir
Sebelum mengaplikasikan cat akhir pastikan permukaan yang akan dicat
dalam keadaan bersih. Selain itu juga menerapkan dan sesuai dengan tabel
di bawah ini:
Standar Spraying Secara Umum
No. Subjek Item Syarat
1. Material/bahan 1. Cat Sesuai dengan
2. Thinner peralatan yang akan
3. Udara bertekanan dicat dan sifat
bahan, bebas air,
minyak, debu.
2. Alat dan peralatan 1. Spray gun Ada sistem
2. Pipa/selang pemeliharaan,
3. Container perawatan dan
4. Pompa penggantian.
5. Spray booth
6. Paint circulation
system
3. Metode 1. Persiapan sebelum Sesuai SOP
penyemprotan
2. Cara spraying
4. Manusia Pengetahuan tentang Pelatihan
teknik penyemprotan
dan pemakaian /
pemeliharaan
peralatan spray.
5. Lingkungan Kebersihan, Pelaksanaan saat
keteraturan, proses.
kerapihan,
keselamatan
dan ketertiban.
6. Permukaan yang akan Keberhasilan proses Bebas debu, oli,
disemprot spraying. grease, garam, atau
kotoran lainnya.
Penyebab:
- Waktu flash off kurang antara lapis ke
lapis berikutnya.
- Lapisan cat terlalu tebal, thinner yang
digunakan tidak sesuai dan ovennya
terlalu tinggi.
- Tekanan angin terlalu rendah.
Pencegahan:
- Flash off minimal 5 menit antara tiap-tiap lapisan dan berikan waktu
yang cukup sebelum dioven.
- Ketebalan cat dan thinner harus sesuai dengan yang direkomendasikan.
- Periksa tekanan yang akan dipakai yaitu 3-4 kg/cm2.
Perbaikan
- Apabila hanya pada skala kecil maka setelah selesai dicat dilakukan
pengamplasan dengan kertas amplas no. P1200-P1500 dengan air dan
setelah itu dicompound dengan halus.
- Apabila parah maka diamplas terlebih dahulu pada permukaan popping
sampai habis, kemudian dilakukan pengecatan ulang.
2) Absorb (Putty marks)
Penyebab:
- Penambahan antara cat asli dan putty
berbeda, top coat solvent mengakibatkan
penyusutan di area feathredges, sehingga
timbul tanda dempul pada body kendaraan.
Pencegahan:
- Komposisi penambahan antara cat asli dan putty harus sama.
Perbaikan:
- Melakukan cat ulang agar warnanya sesuai dan tanda dempul hilang