Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : Manipulasi Material Cetak Silikon Dengan Cara Hand Mixing & Static
Kelompok : A-11
Tgl. Praktikum : Senin, 29 Maret 2021
Pembimbing : Prof. Dr. Anita Yuliati, drg., M.Kes.

Penyusun :
No Nama NIM
1 Mohammad Iqbal 022011133045
2 Karine Wijaya 022011133046
3 Qonita Gurusy 022011133047
4 Michelle Angelina 022011133048
5 Wilson Sukandar 022011133049

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
1. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer jenis silicone
addition dengan tehnik hand mixing dan static auto mixing dengan benar.
2. ALAT DAN BAHAN
Alat :
a. Paper pad
b. Spatula
c. Mixing gun
d. Catrigde
e. Mixing tips
f. Oral tips
g. Sendok cetak sebagian
h. Sendok takar
i. Model kerja
j. Karter
k. Plastik
Bahan :
a. Material cetak silicon 2 tube pasta merk Reprosil
b. Material cetak silicon putty 2 toples merk Reprosil
c. Material cetak silicon light body dalam catridge merk Reprosil
3. CARA KERJA
3.1 Teknik Indirect
a. Mengambil base dan katalist putty sama banyak menggunakan sendok takar (1
sendok takar yang berbeda secara rata atau tidak berlebih/munjung).
b. Dicampur dengan cara melipat menggunakan tangan tanpa menggunakan sarung
tangan latex sampai homogen (berwarna biru muda) dengan kurun waktu 20
detik.
c. Setelah homogen, adonan diletakkan di sendok cetak sebagian yang akan
digunakan untuk mencetak rahang pasien.
d. Memberikan potongan plastik di atas adonan campuran putty yang sudah
diletakkan di sendok cetak sebelum dicetakkan ke rahang pasien.
e. Mencetak rahang pasien dengan sedikit menekan sendok cetak ke rahang pasien.
f. Melepas lapisan plastik potongan kemudian mencetakkan kembali ke rahang
pasien.
g. Mempersiapkan pasta katalis dan pasta base silikon berukuran sama panjang
yakni 2 cm dan sama besar di atas paper pad .
h. Pasta kemudian diaduk menggunakan cara hand mixing menggunakan spatula
dengan cara memutar selama 20 detik dan dilanjutkan gerakan melipat selama 25
detik sampai warna homogen.
i. Memasukkan adonan pasta ke dalam sendok cetak sebagian lalu mencetakkan ke
gigi target, tunggu hingga setting.
j. Melepaskan sendok cetak dari rahang pasien secara perlahan.
3.2 Teknik Direct Silicon Addition dengan Viskositas Light Body
a. Mempersiapkan bahan cetak two putty dengan mengambil masing-masing 1
sendok untuk takaran base dan katalis dengan aturan 1 sendok takar tidak
munjung/rata.
b. Mempersiapkan Mixing gun dengan cara menarik handle secara maksimum ke
belakang, kemudian catridge dimasukkan ke mixing gun, lalu menguncinya.
c. Membuka tutup catridge dan memasangkan mixing tip pada ujung catridge yang
terbuka kemudian menguncinya.
d. Memasangkan oral tip ke ujung mixing tip kemudian menguncinya.
e. Mencampurkan bahan putty dengan metode melipat menggunakan tangan selama
10 detik kemudian bersamaan dengan itu, silicon addition dicetakkan pada gigi
target.
f. Campuran putty dimasukkan ke dalam sendok cetak kemudian permukaan ditekan
sekitar 1 ruas jari tangan tepat pada lokasi gigi target.
g. Silicon addition diletakkan di atas cetakan putty yang sudah ditekan sebelumnya
sebanyak ¾ bagiannya.
h. Mencetak gigi target dengan memposisikan dengan tepat sendok cetak pada gigi
target sambil menekan dan menunggunya sampai setting.
i. Melepas sendok cetak dari model jikalau sudah setting.
3.3 Teknik Direct Silicon Addition dengan Viskositas Medium
a. Mempersiapkan bahan cetak two putty dengan mengambil masing-masing 1
sendok untuk takaran base dan katalis dengan aturan 1 sendok takar tidak
munjung/rata.
b. Menuangkan pasta dasar atau base paste dan katalis dengan ukuran yang sama
panjang yakni 2 cm dan ukuran sama besar ke atas paper pad.
c. Mengaduk menggunakan spatula selama 25 detik.
d. Setelah 25 detik, bersamaan dengan itu melakukan pencampuran adonan putty
dengan teknik melipat selama 20 detik yang bertujuan agar waktu settingnya
bersamaan.
e. Memasukkan adonan putty ke sendok cetak sebagian, kemudian menekannya
seluas 1 ruas jari.
f. Memasukkan asonan pasta silikon ke dalam cekungan yang sudah dibuat.
g. Mencetakkan ke gigi target dengan menekannya sampai setting.
h. Jikalau sudah setting, segera melepaskan sendok cetak dari rongga mulut pasien.
4. HASIL PRAKTIKUM
No. Hasil Praktikum Gigi Target Teknik Hasil Pencetakan

1. Incisive Hand mixing - Tidak ada


pertama porus
rahang atas - medium
kiri body
melapisi
semua
permukaan
gigi target
2 - tidak ada
Molar pertama Static Auto porus
rahang bawah Mixing - light body
kanan tidak
menutupi
semua
permukaan
gigi target

3 - tidak ada
Molar pertama Hand Mixing porus
rahang bawah - medium
kanan body tidak
menutupi
semua
permukaan
gigi target

5. PEMBAHASAN
Dalam dunia kedokteran gigi, material cetak digunakan untuk membuat replika
atau cetakan jaringan keras dan jaringan lunak mulut secara akurat. Area yang ingin
dicetak bisa bervariasi, bisa satu gigi saja, seluruh rahang bergigi, hingga satu rahang
tanpa gigi. Material cetak yang digunakan sekarang ini dapat dikelompokkan berdasarkan
komposisi, mekanisme setting, sifat mekanis, dan aplikasinya (Annusavice 2012, p. 152).
Material cetak yang ideal haruslah material elastis yang dapat mencetak bentuk gigi
dengan akurat hingga di area undercut dan kembali ke bentuk semula tanpa mengalami
distorsi. Material cetak berdasarkan sifat mekanisnya, dapat diklasifikasikan dalam dua
kelompok, yaitu material cetak elastis dan non elastis (McCabe, 2008, p.137).
Material cetak elastomer merupakan salah satu jenis material cetak elastis.
Material cetak elastomer merupakan material cetak berbasis polimer sintesis yang secara
kimiawi berikatan rantai (cross-linked) ketika set dan dapat diregangkan, namun akan
dengan cepat kembali ke dimensi awal seperti karet vulkanik alami (karet yang terdiri
atas campuran karet dan belerang). Material elastomer berpotensi memberikan solusi
untuk mencetak selain menggunakan material hidrokoloid yang memiliki sifat dimensi
yang kurang stabil. Material cetak elastomer umumnya bersifat lebih kuat dan lebih stabil
daripada material cetak hidrokoloid (Manappallil, 2010, p.191). Hal tersebut disebabkan
karena material cetak elastomer tidak dimanipulasi dengan air sehingga tidak memiliki
sifat sineresis (mengerut) seperti material cetak hidrokoloid. Hal tersebut membuat
elastomer memiliki batas waktu untuk membuat model positif lebih panjang dari material
cetak hidrokoloid (tahan hingga satu minggu).
Secara umum, material cetak elastomer memiliki sifat sebagai berikut:
a. Dapat menciptakan cetakan yang sangat detail karena memiliki viskositas rendah
b. Koefisien ekspansi termal tinggi.
c. Hampir semua jenis material cetak elastomer (kecuali polyether) bersifat hydrophobic,
sehingga harus berhati-hati ketika menuangkan adonan gypsum kedalam cetakan negative
agar tidak ada udara yang terjebak, selain itu saat akan diaplikasikan untuk pencetakan
jaringan di dalam rongga mulut permukaan yang mau dicetak harus dipastikan kering
juga harus kering agar flow elastomer baik.
d. Tear strength baik sehingga tahan terhadap sobekan.
Material elastomer memiliki dua komponen dalam penggunaannya yaitu pasta
base dan katalis. Komponen tersebut memiliki konsistensi yang berbeda-beda
diantaranya light bodied, medium bodied, heavy bodied, dan putty. (Anusavice, 2012, hal.
153; McCabe dan Walls, 2008, hal.163). Material cetak elastomer ini menjadi pilihan
dokter gigi karena mempunyai dimensi yang baik serta memiliki kemampuan mencetak
yang detail, sehingga dapat digunakan untuk mencetak gigi tiruan lepasan, immediate
denture, dan mahkota serta gigi tiruan tetap, inlay, onlay, full cast crown. Material cetak
elastomer terbagi menjadi Polysulphides, Silicone condensation, Silicone addition, dan
Polyethers.(McCabe dan Walls, 2008, hal: 153). Material yang sering digunakan dari
jenis material cetak elastomer adalah silikon adisi.

Pada praktikum kali ini digunakan material cetak silikon adisi. Silikon adisi juga
dikenal sebagai polysiloxane vinyl yang dikembangkan sebagai alternatif untuk
polisulfida dan silikon kondensasi. Komposisi material cetak silikon adisi dikemas dalam
dua bentuk, yaitu pasta base dan pasta accelerator (katalis) yang kemudian dicampur
sebelum membuat cetakan. Pasta base mengandung polymethylhydrosiloxane dan
divinylpolysiloxane. Sedangkan pasta katalis mengandung divinylpolysiloxane dan
platinum salt. Platinum salt dan polymethylhydrosiloxane keduanya terpisah sebelum
pencampuran. Keduanya baik pasta base maupun pasta accelerator mengandung bahan
pengisi/filler. (Anusavice 2008, hal 154). Pada pencampuran pasta platinum dan katalis
adisi akan terjadi reaksi yang menyebabkan ikatan cross linking antara dua jenis silixane
prepolymer. Patut diketahui juga bahwa reaksi tidak menghasilkan produk sampingan
tetapi kadang-kadang menghasilkan hidrogen (McCabe dan Walls, 2008, hal: 168-170).
Namun, gas hidrogen dapat mengakibatkan pinpoint voids pada hasil cetakan gypsum
sesaat setelah cetakan di lepas dari mulut (Anusavice, KJ, 2007, Philips’ Science of
Dental Materials. Eleventh Edition, Missouri: Saunders Elsevier, p. 154).
Manipulasi material cetak elastomer dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu hand
mixing, static mixing, dan dynamic mechanical mixing.
a. Hand mixing
Dalam metode hand mixing, pencampuran material basis dan katalis
dilakukan dengan menggunakan tangan. Pada penggunaan material berbentuk
pasta (medium body), pasta basis dan katalis didispensi dengan ukuran panjang
dan lebar yang sama pada mixing pad. Kedua pasta tersebut kemudian diaduk dan
disebar dengan menggunakan spatula stainless steel hingga homogen. Campuran
homogen saat kedua warna pasta telah menyatu. Pada penggunaan material
berbentuk putty (very heavy body), material basis dan katalis diukur dengan ratio
1:1 kemudian dicampur menggunakan tangan. Material dicampur dengan dilipat-
lipat hingga warna homogen (Anusavice 2012, hal 157).
Pencampuran material dalam sistem two-putty harus dilakukan
menggunakan tangan dan tidak boleh menggunakan sarung tangan. Penggunaan
sarung tangan dalam mencampur material putty dapat berdampak pada hasil
pencampuran. Penggunaan sarung tangan berbahan latex dapat mengkontaminasi
area yang mengandung katalis sehingga menghambat proses polimerisasi dan
setting pada silikon adisi. Selain itu, sulfur yang terkandung di sarung tangan
latex dapat berpindah ke gigi target atau jaringan lunak sehingga dapat
membahayakan pasien. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum mencampur
adonan putty dapat dilakukan pembersihan sarung tangan dengan sabun atau
menggunakan sarung tangan berbahan vinyl atau nitrile. Selain itu, preparasi
dapat dibersihkan dengan chlorhexidine 2% untuk menghilangkan bahan-bahan
kontaminasi (Sakaguchi dan Powers, 2011, hal.289-290).
b. Static Mixing
Pada teknik static mixing, kedua material basis dan katalis berbentuk pasta
atau cairan dapat tercampur secara homogen tanpa pengadukan mekanis. Teknik
ini menggunakan dispensing gun yang terdiri atas gun, dua cartridge silindris
yang berisi material basis dan katalis secara terpisah, mixing tip, dan intraoral tip.
Mixing tip terbentuk dari elemen mixer heliks yang berada dalam sebuah tabung
silindris. Saat bahan material basis dan katalis berada sepanjang elemen heliks
tersebut, sirkulasi rotasi akan menyebabkan terjadinya pencampuran material
secara radial (Anusavice 2012, hal 157).
c. Dynamic Mechanical Mixing
Dynamic mechanical mixing memerlukan alat / mesin khusus. Perangkat
tersebut menggunakan motor untuk menggerakan pendorong parallel yang akan
memaksa material masuk ke mixing tip dan keluar. Sementara itu, terdapat
impeler yang digerakkan oleh motor yang berada pada mixing tip yang
mencampurkan material saat berada dalam mixing tip (Anusavice 2012, hal. 159).
Dalam penggunaan teknik static mixing, dapat diperoleh hasil dengan porositas
yang lebih sedikit daripada dengan penggunaan teknik hand mixing karena tidak terdapat
pencampuran secara mekanis yang dapat menghasilkan porositas akibat terjebaknya
udara luar. Static mixing juga memberikan keseragaman dalam proporsi dan
pencampuran serta mengurangi waktu pencampuran. Namun dalam penggunaan static
mixing harus dipastikan bahwa mulut tabung tidak tersumbat (Anusavice 2012, hal. 158).
Pembuatan cetakan dengan menggunakan bahan cetakan elastomer dapat dilakukan
dengan tiga teknik yaitu multiple-mix technique, monophase technique, dan putty-wash
technique.
a. Multiple-mix Technique
Teknik multiple-mix memanfaatkan material light body dengan cartridge dan
heavy body. Masing-masing basis dan katalis dari material dicampurkan secara simultan
dengan dua orang yang berbeda. Apabila dalam pengaplikasian material light body
digunakan dispensing gun (static mixing) maka dapat langsung diaplikasikan tanpa
dicampur secara hand mixing terlebih dahulu. Sendok cetak yang telah diisi kemudian
dimasukkan ke dalam mulut di atas material light body yang telah diaplikasikan di atas
gigi target. Material heavy body pada sendok cetak akan membuat material light body
pada gigi untuk menyesuaikan diri dengan jaringan yang telah dipreparasi. Kedua
material tersebut akan menyatu selagi dalam proses setting (Anusavice 2012, hal. 159)
b. Monophase technique
Teknik monophase seringkali menggunakan material medium-body dan addition
silicone. Prosedur teknik monophase hampir sama dengan teknik multiple-mix. Namun
perbedaan yang dimiliki ialah teknik monophase hanya memerlukan satu adonan.
Sebagian adonan diisi ke dalam sendok cetak dan sisanya dimasukkan ke dalam syringe
dan kemudian diletakkan ke dalam rongga mulut. (Anusavice 2012, hal. 159)
c. Putty-wash Technique
Teknik putty-wash memanfaatkan material putty dan light body. Terdapat dua
metode yang digunakan yaitu putty-wash one-step technique dan putty-wash two-step
technique (Chugh, 2012). Pada putty-wash one-step technique, material putty dan light
body digunakan secara simultan. Sedangkan, pada putty-wash two-step technique,
material putty diletakkan terlebih dahulu pada sendok cetak kemudian material dilapisi
oleh plastik potongan dan diletakkan ke dalam rongga mulut. Setelah itu, sendok cetak
dikeluarkan dan plastik potongan dilepas. Material light body kemudian disuntikkan
dengan cartridge di atas material putty pada sendok cetak. Material light body juga
diinjeksikan pada gigi target dan dilakukan pencetakan kembali dengan sendok cetak
berisi material putty dan light body pada gigi target (Levartovsky, 2013). Penggunaan
plastik potongan sebagai pembatas antara material putty dengan gigi target bertujuan
untuk menghindari tekanan hidrolik yang besar apabila material light body diinjeksikan
di atas material putty. Tekanan hidrolik yang besar ini dapat menyebabkan distorsi pada
material tersebut (McCabe and Walls 2008, hal. 172).
Pencetakan dengan menggunakan putty-wash two-step technique, hasil
manipulasi lebih detail karena dilakukan dua kali pencetakan. Gigi target dicetak terlebih
dahulu menggunakan material putty dengan dilapisi plastik potongan dan kemudian
dilakukan pencetakan kembali dengan pengaplikasian material light body. Hal ini dapat
memaksimalkan setting material putty. Pencetakan dengan teknik putty-wash one-step
memberikan hasil yang kurang detail karena hanya dilakukan satu kali pencetakan dan
tidak memaksimalkan setting dari material putty (Fauza, 2012). Keakuratan dimensi hasil
dari teknik monophase tidak seakurat hasil dari teknik yang menggunakan material
dengan viskositas yang berbeda (McCabe and Walls 2008, hal. 172). Hal ini karena
material yang digunakan dalam teknik monophase memiliki viskositas yang tinggi dan
flow yang lebih rendah (Varvara, 2015).
Link Video You Tube Tugas 2 : https://youtu.be/xYB4qxY8zyQ

6. SIMPULAN
Manipulasi material cetak elastomer jenis silikon adisi dapat dilakukan dengan
metode hand mixing dan static auto mixing. Pada praktikum ini dilakukan pembuatan
cetakan baik secara direct maupun indirect. Pencetakan dengan menggunakan dua tipe
silikon adisi dimana hasil cetakan yang didapatkan lebih detail daripada hanya
menggunakan satu jenis bahan karena bahan medium dan light body memiliki viskositas
rendah dan flow tinggi. Manipulasi teknik indirect dengan bahan putty yang dicampur
dengan tangan hingga homogen dan setelah dicetakkan akan ditambahkan medium body
yang dicampur dengan gerakan memutar dan melipat sehingga porus yang dihasilkan
lebih sedikit, didapatkan hasil bahwa tidak ada porus dan bahan medium body menutupi
keseluruhan gigi target. Manipulasi teknik direct dengan bahan putty dan silikon adisi
light body dalam catridge dengan teknik static auto mixing dengan bantuan mixing gun,
pengaplikasian bahan sebagian di gigi pasien dan sebagian di atas silikon adisi putty,
didapatkan hasil bahwa tidak ada porus tetapi light body tidak dapat menutupi
keseluruhan gigi target. Manipulasi teknik direct dengan bahan putty dan silikon adisi
medium body dengan teknik hand mixing, didapatkan hasil bahwa tidak ada porus tetapi
medium body tidak dapat menutupi keseluruhan gigi target. Pada teknik direct ini ada
kecenderungan keseluruhan gigi target tidak tertutupi sempurna karena bahan putty
cenderung mendorong bahan medium maupun light body. Hasil manipulasi silikon adisi
dengan teknik static auto mixing dapat dikatakan terlihat lebih homogen dan halus
daripada hand mixing, tetapi teknik pengadukan yang benar untuk teknik hand mixing
juga dapat menghasilkan cetakan yang akurat dan tidak berporus.

7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, KJ 2003, Phillips’ science of dental materials, saunders Elsevier, st. Louis
Missouri, p.395-9.
Byrne, A 2004, ‘The end of history: censorship and libraries’, The Australian
Library Journal, vol.53, no.2. Retrieved November 16, 2004, from
http://www.alia.org.au/publishing/alj/53.2/full.text/byrne.html
Chugh, A., Arora, A. and Singh, V.P., 2012. Accuracy of different putty-wash
impression techniques with various spacer thickness. International journal of
clinical pediatric dentistry, 5(1), p.33.
Comfort, A 1997, A good age, Mitchell Beazly, London.
Fauza, Lailan. 2012. Perbedaan Perubahan Dimensi Cetakan Pada Bahan Cetak
Elastomer Polyvinyl Siloxane Tipe Light Body dan Heavy Body. Pp: 15, 25.
Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara.
Levartovsky, S., Zalis, M., Pilo, R., Harel, N., Ganor, Y. and Brosh, T., 2014. The
effect of one‐step vs. two‐step impression techniques on long‐term accuracy and
dimensional stability when the finish line is within the gingival sulcular area.
Journal of Prosthodontics, 23(2), pp.124-133.
McCabe, J.F. and Walls, A.W. eds., 2008. Applied dental materials. John Wiley &
Sons.
Varvara, G., Murmura, G., Sinjari, B., Cardelli, P., & Caputi, S. (2015). Evaluation of
defects in surface detail for monophase, 2-phase, and 3-phase impression
techniques: An in vitro study. The Journal of Prosthetic Dentistry, 113(2), p.
108–113.

Anda mungkin juga menyukai