jelaskan macam macam infeksi virus pada rongga mulut
Herpes a. virus varicella zoster: herpes zoster disebabkan oleh reaktifasi virus varicella zoster yang bersifat laten. manifestasi klinis berupa vesicle unilateral, vesicle pecah dan menghasilkan ulcer multiple minor dengan tepi kemerahan. Apabila herpes zoster menyerang nervus trigeminus maka akan menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan lesi pada rongga mulut secara unilateral. gejalanya yaitu berupa vesicle timbul bergerombol kemudian pecah menjadi ulcer minor multiple, dangkal dan kemerahan.
b. Epstein barr virus: virus DNA yang diklasifikasikan sebagai bagian
dari herpes virus dengan double stranded DNA pada membrane limfosit B yang terinfeksi c. Sytomegalovirus: pada kel. Saliva pembengkakan parotis unilateral dan bilateral. Dapat ditemukan pada saliva, ASI, urine. Jika ibunya terkena virus tersebut persentase bawaan pada anak 1%. Manifestasi klinisnya ulcer tunggal, ukurannya cukup besar, pasien akan mengalami nyeri dan sulit untuk sembuh, terletak pada mucosa mulut mana saja, infeksi ini menyerang pada penderita HIV. d. Papilloma virus : lesi mucocutan ditandai dengan hyperplasia e. Herpes simplex virus Terdapat lesi berupa vesicle pada mucosa yang berkeratin seperti palataum dan gingiva. apabila vesicle pecah terjadi luka yang tidak beraturan, vesicle tersebut dapat menjadi ulcus yang besar. Kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan pengunyahan, penelanan dan berbicara. Apabila vesicle pecah bisa sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut. Lesi ini dapat kambuh secara berulang dalam berbagai interfal waktu ketika sistem imun turun. Proses terjadinya jaringan parut tipe 1: lesinya terdapat pada daerah bibir semacam sariawan tipe 2: menyebabkan luka pada daerah genital f. infeksi dari hepatitis: dapat disebabkan oleh hepatitis a, b dan c, gambaran klinis pada rongga mulut yaitu oral lichen planus
proses terjadinya jar parut
Pada inflamasi kronik ditandai dengan: Infiltrasi yang mengandung sel inflamasi mononuklear, meliputi makrofag, limfosit, dan sel plasma. Destruksi jaringan, kebanyakan diinduksi oleh trauma menetap dan sel inflamatori. Upaya saat penyembuhan melalui penggantian jaringan ikat, dilengkapi dengan proliferasi vaskular (angiogenesis) dan fibrosis.
Pada infiltrasi Sel Mononuklear:
Makrofag merupakan sel yang berperan utama pada inflamasi kronik. Makrofag berasal dari monosit dalam sirkulasi yang diinduksi untuk beremigrasi menembus endotel oleh kemokin atau kemoatraktan lain. Setelah mencapai jaringan ekstravaskular, monosit berubah menjadi makrofag fagositik. Makrofag adalah gambaran utama pada inflamasi kronik karena setelah diaktifkan, makrofag mensekresi sejumlah produk yang aktif secara biologik. Makrofag diaktifkan melalui sitokin yang dihasilkan oleh sel T yang diaktifkan imun (terutama interferon-y [INF-y]) atau oleh faktor nonimun (misalnya, endotoksin). Walaupun produk makrofag merupakan hal penting sebagai pertahanan penjamu, beberapa mediator menginduksi kerusakan jaringan. Keadaan ini meliputi metabolit oksigen reakif dan nitrogen oksida yang bersifat toksik terhadap sel, dan protease yang mendegradasi matriks ekstrasel. Produk Iain menyebabkan proliferasi fibroblas, pembentukan jaringan ikat dan angiogenesis. Pada inflamasi kronik, akumulasi makrofag berlangsung terus karena pengerahan monosit yang tidak berhenti akibat molekul adhesi ekspresi faktor kemotaktik dan yang terus menerus. Sel Lain pada lnflamasi Kronik:
Limfosit dimobilisasi dalam reaksi imun yang diperantarai-
antibodi dan sel (dipacu oleh kontak dengan antigen spesifik) dan bahkan terlibat dalam inflamasi nonimun (misalnya, melalui efek endotoksin). Limfosit T yang teraktivasi (terutama melalui produksi IFN-y) mengaktifkan monosit dan makrofag. Selanjutnya, makrofag yang teraktivasi akan mempengaruhi fungsi limfosit T (dan B). Akhirnya, sel plasma berdiferensiasi menjadi sel B yang menghasilkan antibodi yang langsung melawan baik itu antigen asing ataupun komponen jaringan yang telah berubah. Sumber: Mitchell, Richard N. 2009. Buku Saku Patologis Penyakit Robbins & Cotran Edisi 7. Jakarta: EGC. Bab 2. Inflamasi akut dan kronik. Pg. 51-52
2. Apa penyebab timbulnya sariawan yang hanya timbul pada sebagian
rongga mulut ? Penyebabnya karena infeksi virus varicella zoster hanya menyerang 1 area percabangan nervus dari ganglion dorsalis nervus cranial, sehingga gambaran klinis lesi yang dihasilkan hanya unilateral
3. Apa hubungan sariawan pada pasien dengan demam, nyeri sendi dan nyeri otot ?
4. Bagaimana patogenesis dari patogen pada scenario ?
5. Bagaimana patofisiologi pasien yang terkena ulcer sampai terkena demam, nyeri sendi dan nyeri otot ?
6. Mengapa ulcer terjadi pada daerah palatum sinistra saja ?
7. Mengapa nyeri sendi dan nyeri otot hanya terasa pada tubuh bagian kiri saja ?
8. Apa hubungan limfadenitis dengan munculnya ulcer pada rongga mulut
?
9. bagaimana pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnose ?
A. Pemeriksaan Laboratorium 1. Tes Tzanck (adanya perubahan sitologi sel epitel dimana terlihat multi nucleated giant sel) 2. Identifikasi antigen/asam nukleat varicella zoster virus degan metode PCR
Sumber: Kelompok Studi Herpes Indonesia. 2014. Buku Panduan
Herpes Zoster di Indonesia 2014. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pg. 16 10.bagaimana diagnosis dan diagnosis banding dari scenario ? Pada skenario, dijelaskan bahwa pasien mengalami sariawan pada langit-langit mulut hanya di sebelah kiri, sebelum muncul sariawan, pasien merasa demam, nyeri sendi & nyeri otot yang dirasakan pada bagian tubuh sebelah kiri saja. Pemeriksaan EO pasien menunjukkan limfadenitis regio submandibula kiri dan pemeriksaan IO terlihat adanya ulser minor multipel di palatum sebelah kiri. Pasien terdiagnosis terinfeksi varicella zoster virus. Karena terdapat gambaran yang khas dari herpes zoster dari pasien tersebut, yaitu pasien hanya mengeluhkan rasa nyeri sendi & otot di bagian tubuh sebelah kiri saja dan munculnya ulser minor multiple dipalatum dan hanya di sebelah kiri. Hal ini diperjelas dengan sariawan pasien yang muncul di palatum yang menjelaskan bahwa virus varicella zoster menyerang N.V, divisi V.2.
Sumber: Greenberg MS, Glick M. 2003. Burkets Oral Medicine
diagnosis and treatments 10th Ed. Ontario: BC Decker Inc. Pg. 63