A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang pada jawaban yang benar
a. Tema
b. Penokohan
c. Latar
d. Alur
e. Penokohan
2. (1) Saya bersyukur karena Bapak tahu apa yang sedang Bapak alami. (2) Dengan
begitu, tentu Bapak juga sadar bahwa Bapak tidak tahu persis apa yang menimpa orang-
orang yang ada di sekitar Bapak. (3) Benar, kan ? (4) Laki-laki berdasi itu tidak
berkata apa-apa, (5) walau dalam benaknya ia membenarkan ucapan bapak kurus itu.
Kalimat yang secara jelas menyatakan watak tokoh saya adalah .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (5)
e. (4)
3. Ini semua ujian. Susah dan senang hanyalah ujian, jawab bapak kurus singkat. Perasaan
laki-laki berdasi tersentak mendengar kata-kata yang sebenarnya sudah sering ia dengar
itu. Ia sungguh heran kenapa ia sampai lupa dengan rumusan sederhana itu. Laki-laki
berdasi semakin sadar kealpaan dan lupa dirinya selama ini. Ke mana saja ia selama
ini ? Tenggelam dalam angka-angka, indikator, prediksi, target pemasaran, dan berbagai
tetek bengek lainnya sampai lupa tentang hidup. Lupa untuk hidup.
Yang dimaksud dengan kramagung dalam cuplikan di atas ditandai dengan nomor .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
8. Asdiarti : Tetapi kita harus menghibur diri, Yanti.
Yanti : Lebih dari itu, aku lebih ingin menyelesaikan persoalan. Cara seperti
9. Ami : Dan sekarang biola itu dipecahkannya hingga remuk. Kami semua
Toto : Tidak
marah?
kepada yang berdosa itu. Engkau tidak ? (Tuti menggeleng).
Boy : Engkau tidak marah ?
Ami : Tidak marah engkau ?
Tuti : Tidak
10. Heru : Kegiatan dan aktivitasmu telah menodai makna reformasi, tahu ?
Dengan berbendera perjuangan rakyat, atas nama kepentingan kaum buruh, tetapi di
dasar jiwamu kau berkhianat.
Kosim : Ya, tuduhanmu memang benar. Sekarang sudah saatnya aku menyerah.
Hukumlah aku !
Sejak pertama kali bencana gempa bumi dan gelombang tsunami melanda
Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara, kita lihat besarnya kepedulian
masyarakat. Tanpa ada yang mengomando, masyarakat berbondong-bondong
memberikan bantuan, baik dalam bentuk barang, uang, dan juga tenaga.
Lalu apa yang harus dilakukan pemimpin nasional melihat keadaan yang
begitu baik ini ? Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sepantasnya tampil
menyampaikan sebuah pidato nasional yang minta dipancarkan oleh seluruh
stasiun televisi dan radio untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh
bangsa ini.
Kita tidak hanya harus berterima kasih kepada bangsa asing yang
memberikan bantuan, tetapi juga kepada bangsa sendiri. Sejak 26 Desember
lalu, seluruh rakyat sudah memperlihatkan solidaritas yang sangat luar biasa.
Setelah tiga minggu lebih hal itu berlangsung, kita belum mendengar
apresiasi pimpinan Negara kepada warga bangsa ini. Padahal, sekali lagi,
mereka pantas mendapatkan itu, karena secara langsung mereka menunjukkan
bahwa kita masih berada dalam satu keluarga besar, bangsa Indonesia.
16. Aku membaca tulisan yang berjudul Psychology. Ia tampak malu, menghindari
pertanyaan, tanpa kata terucap, tipe seorang ibu yang baik.
Aku suka kau tidak merokok atau tidak minum-minuman keras.
Itu tidak bisa dikatakan jelek.
Ya, mungkin aku lupa menghentikannya. Aku berharap ia tidak memikirkan hal itu.
17. Aku selalu lupa tentang tahun. Tetapi, aku tidak pernah lupa berjuang untuk
kemerdekaan ! Setahun terasa lebih cepat!
Ya! Setahun terasa lebih cepat. Tapi kadang-kadang satu jam terasa lebih lama.
Tergantung kau menanti sesuatu atau tidak. Setahun terasa lebih cepat bagi orang yang
sedang menunggu sesuatu !
Ada sesuatu yang ingin saya katakan, Bapak Jenderal !
Apa itu ?
Ada seorang tua berkata kepada saya tadi bahwa dia mengingat tujuh belas prajurit dan
gudang amunisi yang diledakkan tentara NICA di tepi kali Progo.
Mengapa dia tiba-tiba berkata begitu ?
Dia mengingat semua itu ketika dia melihat Bapak Jenderal. Orang tua itu bekas tentara
kecil.
Sekarang aku merasa terlalu lama untuk sampai di rumah !
Lima menit lagi, Bapak Jenderal, kita sudah sampai di rumah.
Itu terlalu lama !
18. Memesan tulisan di papan itu mahal ! akhirnya Salijan teringat lagi kepraktisan dalam
keuangan, harga papan, ongkos pengecatan, tulisan ah, sepuluh ribu pasti habis ke situ !
Tentulah suaminya tidak akan setuju. Jumlah itu besar, lebih baik ditambahkan ke
tabungan guna mengurus sertifikat baru tanah yang masih mereka miliki. Demikian
sukar, berbelit, dan mahal untuk mendapatkan surat-surat tersebut, kata Samijo. Dan
katanya lagi semakin lama akan menjadi semakin mahal, pegawai di kantor-kantor
pemerintah akan minta jasa lebih besar lagi. Jadi, pengeluaran yang bukan untuk makan,
pakaian lebaran, dan kesehatan, harus dihindari .
20. Pada mulanya hanya kepada Imelda dia pergi berkunjung dan membawa jagung dan
kopi. Lama kelamaan dia tidak hanya berkunjung, tetapi juga berdagang. Imelda
membantu menjual jagung dan kopi ke biara atau membawanya ke Atambua. Hasil
penjualan langsung dibelanjakan lagi sehingga Martinyo tidak pernah pulang membawa
uang. Rupiah tidak dapat dibelanjakan di Timor Leste. Escudo (mata uang Timor
Portuguesta) tidak dapat dipakai sebagai alat tukar di Silawan dan Antambua. Biasanya
dia kembali ke Bazartete tiga minggu sampai sebulan dihitung dari hari keberangkatan.
Dia kembali membawa beras, minyak goring, minyak tanah, gula, sabun, dan obat-
obatan.
21. Keterpakuan terhadap kapital, selama ini menjadi penyebab keterlenaan yang panjang
dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. Ini yang harus menjadi perhatian kita
semua.
Cuplikan tajuk tersebut dapat digolongkan ke dalam jenis .
a. Kritik
b. Saran
c. Solusi
d. Pendapat
e. Sanggahan
22. Yang ideal, sisi pilihan berganda dipadu esai. Pilihan berganda memungkinkan celah
mengisi teka-teki silang. Esai sebaliknya, memberi kemungkinan pengukuran aspek
afektif dan naratif. Akan tetapi, yang ideal tidak gampang dipraktikkan. Dalam kontek
plus-minus itu perlu dilakukan pengujian hasil belajar, bahkan tes masuk secara missal.
23. Kiplik memang bisa membayangkan, bagaimana kebesaran jiwa yang dicapai seseorang
setelah mampu membaca doa secara benar, akan membebaskan tubuh seseorang dari
keterikatan duniawi, dan salah satu perwujudannya adalah bisa berjalan di atas air.
Namun, ia juga sangat sadar sesadar-sadarnya, pembayangan yang bagaimanapun,
betapapun masuk akalnya, tidaklah harus berarti akan terwujudkan sebagai kenyataan,
dalam pengertian dapat disaksikan dengan mata kepala sendiri.
Opini/pendapat penulis yang terhadap dalam penggalan tajuk rencana tersebut adalah .
a. Memang tidak bisa dimungkiri, gaji PNS sangatlah rendah apalagi dibandingkan
dengan harga kebutuhan pokok saat ini.
b. Untuk menaikkan secara signifikan gaji PNS, anggaran yang dibutuhkan sangat besar
karena jumlah PNS 3,6 juta.
c. Jawaban persoalan ini tidak lain harus melakukan reformasi agar masalah tidak
berlarut-larut.
d. Dengan adanya rasionalisasi, pemerintah pasti akan mempunyai kemampuan untuk
mengelola pemerintahan.
e. Dengan adanya rasionalisasi, pemerintah akan mempunyai kemampuan untuk
menggaji PNS lebih
Masih banyak tinggi lain
pekerjaan dan yang
memberdayakannya.
harus kita selesaikan,
selain urusan BBM. Hari Sabtu lalu, misalnya, bencana
27. tsunami dan gempa bumi Aceh persis tiga bulan. Para
sukarelawan baik dalam maupun luar negeri satu persatu
telah meninggalkan Aceh. Program TNI manunggal
membangun desa yang dikonsentrasikan di Nangroe Aceh
Darussalam hari Jumat lalu berakhir dan secara resmi
ditutup oleh panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto.
Masyarakat Aceh perlu program rehabilitasi dan
rekonstruksi untuk membangun kehidupan baru mereka.
28. Masyarakat Lembata merupakan potret lain dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Sebuah masyarakat yang tidak tinggal dengan kemewahan dan menikmati kemajuan
zaman seperti di Jakarta ataupun kota-kota besar lainnya, tetapi masyarakat yang hidup
dalam kebersahajaan dan lingkungan yang sangat keras.
Oo, kau marah, Pak Tua ? Ah, sudah tua suka marah-marah !
Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi sebetulnya
awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib diingatkan. Jika tidak
demikian ? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya.
Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan suara yang tak berdaya.
Betulkah bicaramu ? Aku sudah tampak sangat tua ?
Mengapa ?
Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah
karna umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?