SKENARIO
Pria 20 tahun datang dengan kekuhan gigi yang jarang (spacing) dan maju. Pada anamnesis
menemukan adanya kebiasaan buruk tidur dan mengunyah 1 sisi. Pemeriksaan ektra oral, pasien
delicofacial. Tampak asimetri wajah secara menyeluruh, dan profil wajah sedikit cembung.
Pemeriksaan intra oral tampak jaringan lunak dalam batas normal, maloklusi molar dan caninus kelas
1 dengan malposisi dan malrelasi gigi. Tampak diastema anterior pada rahang atas. Midline gigi
rahang bawah dan atas sejajar midline wajah.
Dokter spesialis orthodonsi membuat model study dan model kerja. Analisis kebutuhan ruang
pada model studi didapatkan kelebihan ruang pada maksila sebesar 2mm. Dilakukan juga
pemeriksaan penunjang dan analisis orthodonti lainnya untuk menentukan diagnostik orthodonti
lengkap.
STEP 1
Dolicofacial : cirinya wajah panjang dan sempit, rahang maksilanya cenderung lebih oval,
palatal lebih sempit. Indeks : 70 74,9, Leptoprosopic , keadaanya bagian maksila lebih
protrusif , bagian glabela dan lingkar mata menonjol, bagian pipi kurang menonjol, dihitung
berdasarkan jarak zygomatic dan tricion. I = lebar max/pj max x 100
Malrelasi : kesalahan hubungan pada gigi yang berbeda rahang. Biasanya disebabkan oleh
malposisi. Dilihat dengan menarik garis dari RA dan RB lihat midlinenya.
Diastema : Ruangan yang terdapat pada antar gigi. Biasanya terjadi ketidaksesuain antara
lengkung gigi dan rahang. Bisa terjadi anterior, posterior atau seluruhnya. Pada gigi anterior
central akibat pemanjangan frenulum.
STEP 2
1. Apa fungsi model study dan model kerja ?
2. Apa etiologi dari maloklusi ?
3. Apa dampak dari maloklusi ?
4. Apa hubungan asismestris wajah dan profil wajah yang sedikit cembung ?
5. Apa saja perawatan ortho dan bagaimana indikasi dan kontraindikasinya ?
6. Bagaimana klasifikasi maloklusi ?
7. Bagaimana cara mendiagnosa kasus pada seknario dan diagnosa apa yang tepat pada kasus tsb
(meliputi Pemeriksaan EO, IO dan Penunjang)?
8. Apakah kebiasaan buruk pada kasus diskenario berpengaruh pada diastema ?
9. Apa saja dampak dari diastema ?
10. Bagaimana cara mengukur dolicofacial pada pasien ?
11. Bagaimana klasifikasi dari profil dan bentuk wajah ?
12. Bagaimana klasifikasi dari bentuk kepala ?
13. Apa saja cara perhitungan untuk mengetahui kelebihan/kekurangan ruang ?
14. Apa perbedaan perhitungan analisa gigi permanen dan gigi campur ?
STEP 3
1. Bagaimana klasifikasi maloklusi ?
Menurut angle modifikasi dewey
Klas 1 : neutroklusi mesiobukal dari M1 maksila menutupi groove bukal MI mandibula
Tipe 1 : M1 normal , anterior crowded
Tipe 2 : MI normal , anterior protrusif
Tipe 3 : M1 normal, crossbite anterior
` Tipe 4 : MI normal, crossbite posterior
Tipe 5 : M1 normal, Posterior migrasi ke mesial
Tipe 6 : M1 normal, terdapat diastema & openbite
Klas 2 : distooklusi cusp MI RA menutupi cusp MI RB dan aspek distal PI RB
Divisi 1 : Ada nya proklinasi insisiv tampak overjet disertai ketidaknormalan otot
wajah, insisiv inklinasi lebih ke labial
Divisi 2 : I1 lebih ke lingual daripada I2
Klas 3 : Cusp mesiobukal MI RA beroklusi pada interdental diantara ruang distal MI RB dan
aspek mandibula
Tipe 1 : M1 RB mesiooklusi tapi anterior edge to edge
Tipe 2 : MI RA & RB mesiooklusi tapi gigi anterior normal
Tipe 3 : Hubungan gigi anterior crossbite, dagu protusif
Berdasarkan relasi C :
Klas 1 : C RA beroklusi pada ruang bukal antara distal C RB dan mesial dari PI RB
Klas 2 : C RA oklusi anterior sampai runag bukal antara C RB dan PI RB
Klas 3 : C RA oklusi posterior sampai ruang bukal anterior diantara C RB dan P1 RB
Menurut rickert :
Bracifacial (euriprocopic) : wajah lebar dan berbentuk persegi. Indeks : 80 84,9
Mesofacial (mesoprocopic): lonjang/oval. I : 85 89,9
Dolicofacial (leptoprocopic) : panjang dan sempit. I = 90 94,9
Klasifikasi profil wajah :
Menurut grabber :
Cembung : titik pertemuan didepan LCB dan LCA serta pogonion
Lurus : Titik pertemuan tepat LCB dan LCA serta pogonion
Cekung : titik pertemuan dibelakang LCB dan LCA serta pogonion
7. Bagaimana cara mendiagnosa kasus pada seknario dan diagnosa apa yang tepat pada kasus tsb
(meliputi Pemeriksaan EO, IO dan Penunjang)?
- Pemeriksaan subjektif : keluhan utama, riwayat penyakit terdahulu (trauma, alergi),
Riwayat penyakit gigi terdahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat badhabits, dll
- Pemeriksaan objektif :
- EO : Mengamati profil wajah, bentuk wajah, dan bentuk kepala, otot mastikasi
hipertonus/hipotonus
- IO : dilakukan pemeriksaan hubungan oklusi M1 dan C, memeriksa jar.periodontal,
jar.lunak serta frenulum, dicek juga palatum, lidah dan bibir
- Penunjang : laboratorium pembuatan model study dan model kerja.Radiografi :
panoramik
Model kerja :
Untuk mengukur jumlah material yang dibutuhkan
Membantu dokter dalam mendiagnosis dan melakukan perawatan
10. Apakah kebiasaan buruk pada kasus diskenario berpengaruh pada diastema ?
Pada saat tidur, mouthbreathing mempengaruhi palatum tinggi dan sempit distema
Bruxism : penekanan pada gigi mempengaruhi ruang antar gigi
Mengunyah satu sisi terjadi malrelasi
12. Apa saja cara perhitungan untuk mengetahui kelebihan/kekurangan ruang pada gigi permanen
?
Metode pont : mengukur untuk lengung gigi , susunan gigi teratur terdapat hub jumlahlebar
mesio distal, keempat giigi I RA dengan lebar lengkung interpremolar1 dan interM1
Metode korkhaus : jarak I RA dan P adalah jarak pada garis sagital, anatara titik pertemuak I1
dan diamana garis sagital tersebut memotong transversal
Metode howes : ada 2 cara , hubungan lebar gigi dengan panjang lengkung gigi, dan
membandingkan antara lebar lengkung gigi
Metode thomson dan brodie : menentukan lokasi sebab terjadinya deepoverbite
13. Apa perbedaan perhitungan analisa gigi permanen dan gigi campur ?
Gigi bercampur Gigi permanen
Untuk mengukur gigi permanen tumbuh Space untuk M3 biar tidak impaksi
14. Apa hubungan asismestris wajah dan profil wajah yang sedikit cembung ?
STEP 4