Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Malam gigi atau dental wax banyak digunakan dalam aspek kedokteran

gigi baik di klinis maupun laboratoris. Dental wax secara luas dapat

diklasifikasi menjadi malam pemprosesan, malam pola dan malam cetak

(Craig dan Powers,2002).

Malam atau wax merupakan material thermoplastik yang berbentui padat

pada suhu kamar tetapi akan meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan

membentuk cairan kental pada suhu yang lebih tingi (McCabe,2008).

Salah satu tipe dental wax yang digunakan adalah pattern wax, yang

dimana pattern wax yang biasanya digunakan untuk pembuatan gigi tiruan,

inlay , crown dan bridge ( Combe,1992).

Menurut Anusavice 2003, komposisi dari inlay wax adalah Paraffin wax

40-60%, Ceresin 10%, Gum dammer dan dammer resin, Carnauba wax 25%,

Bees wax 5%, Candelilia wax, Synthetic wax (dapat digunakan sebagai

pengganti carnauba wax).

Bahan malam inlay memiliki sifat mekanis yang buruk dan akhirnya dapat

mengakibatkan ketidakakuratan hasil cetakan atau yang biasa disebut dengan

istilah distorsi.
1.2 TUJUAN

1. Mengetahui cara memanipulasi malam inlay dengan tepat.

2. Mengetahui cara mengukur distorsi malam inlay kedokteran gigi yang

direndam air tanpa direndam air.

1.3 MANFAAT

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara memanipulasi malam

inlay dengan tepat.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dengan benar bagaimana cara mengukur

malam inlay kedokteran gigi yang direndam air maupun tanpa direndam

air.
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Uji Distorsi Malam Inlay

Alat dan Bahan:

1. Mangkuk karet

2. Spiritus brander

3. Stopwatch

4. Thermometer

5. Jangka Sorong

6. Inlay Wax

7. Malam inlay

8. Air

Prosedur Kerja:

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Mangkok karet diisi dengan 100 ml air

3. Lunakkan malam inlay diatas api spiritus brander sampai homogen

selama ±2 menit dengan jarak api dengan malam 10cm

4. Malam inlay dibengkokan hingga membentuk tapal kuda

5. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5

menit, ukur jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai


jarak awal) .

6. Malam inlay yang sudah dibengkokkan dimasukkan ke dalam

mangkok karet yang telah diisi air.

7. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan ukur jarak antara

2 ujung malam Inlay dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap

15 menit selama 1 jam.

8. Untuk kelompok uji yang tidak direndam air, cara kerja praktikum

dilakukan kembali tetapi point nomer 6 tidak dilakukan(tanpa

menggunakan bowl yang berisi air) atau di biarkan di udara bebas.

9. Hitung Persentase distorsi Persentase distorsi bentuk yang terjadi

dihitung dengan rumus:

Jarak akhir – jarak awal x 100 %

Jarak awal

10. Catat hasil perhitungan persentase distorsi dalam tabel hasil


DOKUMENTASI

2.1.1 Menyiapkan alat dan bahan

2.1.2 Lunakkan malam inlay diatas api spiritus brander

2.1.3 Pengukuran pada menit ke-0 sebelum di rendam


2.1.4 Pengukuran pada menit ke-15 sesudah direndam

2.1.5 Pengukuran pada menit ke-30 sesudah direndam

2.1.6 Pengukuran pada menit ke-45 sesudah direndam


2.1.7 Pengukuran pada menit ke-60 sesudah direndam
BAB III

HASIL PENGAMATAN

No Waktu Panjang (mm) Sampel Uji Panjang (mm) Sampel uji yang

Pengamatan yang direndam tidak direndam

1 Menit 0 21,8 mm 23,6 mm

2 Menit 15 20,2 mm 25,2 mm

3 Menit 30 20,8 mm 24,5 mm

4 Menit 45 20,2 mm 23,8 mm

5 Menit 60 21,2 mm 23,5 mm

Persentasi Distorsi % 2,75 % 4,23 %


BAB IV

PEMBAHASAN

Dental wax adalah bahan yang termoplastik artinya bahan yang berwujud

padat pada suhu ruangan namun dapat meleleh tanpa diikuti dekomposisi

bahan ketika dipanaskan sehingga mampu mengalir seperti zat cair

(McCabe,2008).

Pada saat malam dipanaskan, suhu malam akan meningkat dan terjadi

transisi padat-padat di mana bentuk kisi kristal malam yang stabil (kebanyakan

berbentuk orthorhombic) mulai berubah menjadi hexagonal. Perubahan ini

terjadi jika malam dipanaskan dibawah titik cairnya (Craig dan Powers,2002).

Selama perubahan dari bentuk satu kisi ke kisi ini, malam dapat dibentuk

tanpa menyerpih, sobek, atau terlalu stres. Adanya titik transisi padat-padat

memungkinkan malam dapat dimanipulasi dengan baik. Malam yang tetap

kaku pada suhu mulut atau ruangan yang mempunyai suhu transisi padat-padat

di atas 37˚C (Craig dan Powers,2002).

Malam akan berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu

yang lama. Perubahan plastis ini tergantung pada suhu.

Selama manipulasi, malam akan mengalami suatu pemanasan,

pembentukan, dan adanya tekanan. Semua hal ini akan mengakibatkan

tegangan pada malam. Jika malam dibengkokkan menjadi tapal kuda,


molekul-molekul bagian dalam akan mengalami kompresi dan molekul bagian

luar akan mengalami ketegangan. Begitu stres dilepaskan perlahan-lahan pada

suhu kamar, malam cendrung menjadi lurus kembali (Craig dan Powers,2002).

Saat malam didinginkan, jumlah tegangan yang sama akan dilepas karena

relaksasi (stress realese) dan akan membuat malam berubah bentuk (distorsi)

akibat memori elastik (elastic memory) (McCabe,2008).

Distorsi merupakan suatu hal yang dapat terjadi pada saat proses

pembuatan maupun pelepasan model malam baik langsung dari mulut maupun

die. Distorsi ini merupakan hasil dari perubahan termal dan relaksasi stresses

yang disebabkan oleh kontraksi pada pendinginan, adanya udara yang terjebak

didalam malam, pelepasan malam serta perubahan temperature dan lamanya

penyimpanan malam (Anusavice,2003).

Dari hasil pengamatan pada skill lab didapatkan data bahwa malam yang

diberi perlakuan dengan direndam pada air diameter jarak antar lengkung

tapalnya lebih pendek dibanding panjang malam yang diberi perlakuan pada

suhu ruang. Dengan rasio distorsi malam yang direndam air yaitu 2,75 %

dibanding dengan rasio malam tanpa direndam yaitu sebesar 4,23 %.

Hasil pengamatan untuk malam yang direndam air mengalami adanya

perubahan panjang yang stabil namun ada beberapa waktu yang menunjukan

adanya penurunan dan kenaikan daripada panjang diameter malam tersebut.

Hal itu dikarenakan tidak selalu malam mengalami distorsi yang terus menerus,
ada saatnya malam mengalami fase stabil yaitu tidak mengalami distorsi.

Selain itu suhu pada air relatif stabil dibanding suhu ruang yang berarti malam

yang di rendam air lebih sedikit mengalami adanya distorsi.

Sedangkan pada malam yang diberi perlakuan disuhu ruang, selalu

mengalami perubahan diameter panjang. Hal itu terjadi dikarenakan adanya

pengaruh suhu ruang yang berubah-ubah. Suhu sangat mempengaruhi terhadap

terjadinya distorsi ,elastic memory serta ekspansi dan penyusutan malam.


BAB V

KESIMPULAN

Distorsi dapat terjadi akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak merata.

Ketika malam dipanaskan, malam seakan-akan melunak, namun sebenarnya yang

terjadi adalah tegangan induksi (internal stress).Saat malam dipindahkan dari suhu

tinggi ke suhu rendah, terjadi pelepasan stress (stress realese) yang kemudian

menyebabkan distorsi. (Craig dan Powers,2002).

Distorsi yang terjadi pada malam inlay bisa disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu pelepasan internal stress, elastic memory, dan termal ekspansi yang tinggi.

Oleh karena itu manipulasi malam harus dilakukan dengan benar supaya hasil

manipulasi dapat homogen, sehingga bisa menghindari terjadinya distorsi.


DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Dental Material. USA: W.B.

SaundersCompany.

Combe, E. C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta : Balai Pustaka.

Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material:

11thedition. United State of America : Mosby.

McCabe, John, F, & Walls, Angus W.G. 2008, Applied Dental Material

Ninth Edition, Blackwell Publishing Ltd, Singapura

Anda mungkin juga menyukai