Anda di halaman 1dari 3

Tugas Komposit Kayu

Jonathan Dian (2713100025)


1. Dinding Sel
Dinding sel merupakan sebuah membran yang terbentuk pada bagian luar dari
membran sel yang berperan sangat penting dalam membentuk struktur sel yang kaku,
memberi kekuatan dan perlindungan kepada sel terhadap tekanan mekanik.
Pada sel tumbuhan, struktur dinding selnya keras dan kaku yang terdiri dari 3 jenis
lapisan yaitu :
a. Lamella tengah. Lapisan ini merupakan lapisan yang pertama kali terbentuk
selama pembelahan sel. Merupakan lapisan yang terdiri dari polisakarida pektin
yang kaya akan lapisan lem yang mengikat sel-sel yang berdekatan.
b. Dinding sel primer. Lapisan ini terbentuk setelah lamella tengah dan terdiri dari
kerangka kaku mikrofibril selulosa yang tertanam dalam matriks seperti gel terdiri
dari senyawa pektin, hemiselulosa dan glikoprotein.
c. Dinding sel sekunder. Terbentuk setelah pembesaran sel selesai dan dibentuk di
dalam dinding sel primer yang telah berhenti meningkat di daerah permukaan
ketika sel tumbuh sepenuhnya dimana sel ini sangat kaku dan tebal yang terbuat
dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dinding sel sekunder inilah yang biasa
disebut dengan sel kayu.
(http://whanday.blogspot.co.id/2011/11/komponen-penyusun-dinding-sel.html)
Sebuah serat kayu umumnya ditampilkan sebagai struktur lapisan berongga. Berbagai
lapisan digambarkan pada Gambar. 1. Lapisan- lapisan dikategorikan sebagai (dari luar ke
dalam trakeid): dinding sel primer (P), lapisan luar (S1), lapisan tengah (S2) dan lapisan
dalam (S3) dari dinding sel sekunder. Dalam jaringan kayu, trakeid dikelilingi oleh lamella
tengah, yang memegang sel bersama-sama.

(https://uu.diva-portal.org/smash/get/diva2:736240/FULLTEXT01.pdf)
Lapisan S1: mengandung 3-4 lamela, mikrofibril membentuk spiral Z dan spiral S
(terpilin), sudut mikrofibril berkisar 50-70 terhadap sumbu serat.
Lapisan S2: bagian utama dari dinding sel, lapisan tebal 1-5 um, terdiri dari 30-40
lamela bahkan hingga 150 lamela, sudut mikrofibril 5-10 (kayu akhir) dan 20-30 (kayu
awal).
Lapisan S3: lapisan tipis 0,1 um, terdiri dari beberapa lamela, sudut mikrofibril 5090, orientasi mikrofibril spiral Z dan spiran S.
1

Tugas Komposit Kayu


Jonathan Dian (2713100025)
(Prof. Dr. Wasrin Syafii. 2012. Cellulose. Fakultas Kehutanan IPB)
2. Fenomena Buckling
Buckling stress (Tegangan Tekuk) adalah ketidakstabilan yang mengarah ke modus
kegagalan.
Tegangan tekuk bisa disebut juga sebagai suatu proses dimana suatu struktur tidak
mampu mempertahankan bentuk aslinya. Konsekuensi buckling pada dasarnya adalah
masalah geometrik dasar, dimana terjadi lendutan besar sehingga akan mengubah bentuk
struktur. Fenomena tekuk atau buckling dapat terjadi pada sebuah kolom, lateral buckling
balok, pelat dan cangkang.
Tegangan tekuk biasa terjadi bila ada kelebihan beban, contoh konkrit yang biasa kita
temui setiap hari seperti tegangan tekuk pada jembatan, kulit logam pada konstruksi pesawat
atau sayap dengan beban torsional yang berlebihan.kelebihan beban. Jika dimaksudkan
menerima beban, kayu memiliki karakter kekuatan yang berbeda dari bahan baja maupun
beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi. Karena struktur serat kayu memiliki
nilai kekuatan yang berbeda saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat
menerima Buckling Stress sejajar dengan serat kayu dan lemah saat menerima Buckling
Stress tegak lurus arah serat kayu.
(http://blog.ub.ac.id/kelikbayua/2012/09/20/buckling-stress/)
Buckling adalah fenomena instabilitas yang terjadi pada batang langsing, pelat dan
cangkang yang tipis. Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk (beban ini disebut Pcr)
antara lain panjang kolom, perletakan kedua ujung kolom, ukuran dan bentuk penampang
kolom. Kolom cenderung menekuk ke arah sumbu terlemah. Akan tetapi, elemen tersebut
dapat juga mempunyai kekakuan cukup pada sumbu lainnya untuk menahan tekuk. Dengan
demikian, kapasitas pikul beban elemen tekan bergantung juga pada bentuk dan ukuran
penampang. Ukuran penampang ini pada umumnya dapat dinyatakan dengan momen inersi
(Anonim. 1994. SK SNI 03-3400-1994: Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di
Laboratorium. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.)
3. Kekuatan Tarik dan Tekan Kayu
Kekuatan kayu sangatlah berhubungan dengan sifat mekanik. Tetapi sifat mekanik
yang dimiliki kayu terutama nilai tegangan atau kekuatan di semua bagian kayu tidaklah
sama. Ini lah salah satu karakteristik kayu sebagai material anisotropi. Sifat mekanik kayu
seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Kepadatan atau Kerapatan Kayu
Kerapatan kayu berhubungan erat dengan berat jenis dan kekuatan kayu. Kayu
sulit untuk ditentukan berat jenisnya, karena berat jenis kayu dipengaruhi oleh
kadar lengasnya. Biasanya kayu ditentukan oleh kerapatannya. Kerapatan kayu
hanya bisa ditentukan pada kondisi dimana kadar lengas kayu kering sempurna.
Dan kerapatan kayu sangat bergantung pada banyaknya dinding sel tiap satuan isi.
b. Pengaruh Kadar Lengas
Kadar lengas kayu mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kekuatan
kayu, terutama daya dukungnya terhadap tegangan sejajar arah serat dan tegak
lurus arah serat. Semakin kecil kadar lengas kayu kering udara maka semakin
besar pula kekuatan kayu tersebut. Sehingga proses pengeringan kayu perlu
diperhatikan sebelum digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan.
c. Pengaruh Penyimpangan Arah Serat
Pada material kayu terutama yang berbentuk balok, sering dijumpai serat-serat
balok kayu yang tidak sejajar dengan arah memanjang balok (meyimpang

Tugas Komposit Kayu


Jonathan Dian (2713100025)
terhadap sumbu balok). Penyimpangan arah serat ini sangan berpengaruh terhadap
kekuatan kayu.
d. Pengaruh Mata Kayu
Mata kayu ini selalu terdapat pada batang pohon. Mata kayu mempunyai pengaruh
terhadap kekuatan kayu, karena di sekitar mata kayu akan terjadi pembengkokan
atau kemiringan arah serat, sehingga kekuatan kayu juga akan berkurang.
(Kistiani, Frisda. 2006. TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK KAYU
BERDASARKAN PKKI 1961, SNI M. 27 1991 03 DAN SNI M. 25 1991 03. Semarang:
Universitas Diponegoro)
Keteguhan tarik adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap dua buah gaya yang
bekerja dengan arah yang berlawanan dan gaya ini bersifat tarik (Gambar II.1). Gaya tarik ini
berusaha melepas ikatan antara serat serat kayu tersebut. Sebagai akibat dari gaya tarik (P),
maka timbullah didalam kayu tegangan tegangan tarik yang harus berjumlah sama dengan
gaya gaya luar P. Bila gaya tarik ini membesar sedemikian rupa, serat serat kayu terlepas
dan terjadilah patahan. Dalam suatu konstruksi bangunan, hal ini tidak boleh terjadi untuk
menjaga keamanan. Tegangan tarik masih diizinkan bila tidak timbul suatu perubahan atau
bahaya pada kayu, disebut dengan tegangan tarik yang diizinkan dengan notasi Ft (MPa).
Misalnya, untuk kayu dengan kode mutu E26 tegangan tarik yang diizinkan dalam arah
sejajar serat adalah 60 MPa.
Keteguhan Tekan (Compression Strength) Keteguhan tekan adalah kekuatan atau daya
tahan kayu terhadap gaya gaya tekan yang bekerja sejajar atau tegak lurus serat kayu. Gaya
tekan yang bekerja sejajar serat kayu akan menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut
(Gambar 2.2). Sedangkan gaya tekan yang bekerja tegak lurus arah serat akan menimbulkan
retak pada kayu (Gambar 2.3). Batang batang yang panjang dan tipis seperti papan,
mengalami bahaya kerusakan lebih besar ketika menerima gaya tekan sejajar serat jika
dibandingkan dengan gaya tekan tegak lurus serat kayu. Sebagai akibat adanya gaya tekan ini
akan terjadi tegangan tekan pada kayu. Tegangan tekan terbesar yang tidak menimbulkan
adanya bahaya disebut tegangan tekan yang diizinkan, dengan notasi Fc (MPa).
(Samosir, V.M., 2014. Analisa dan Eksperimental Perilaku Tekuk Kolom Komposit
Kayu Panggoh-Beton, Tugas Akhir. Sumatera: Universitas Sumatera Utara)

Anda mungkin juga menyukai