Sifat – Sifat Dasar Kayu
Mekanika Kayu 3
Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr., Ph.D.
LABORATORIUM STRUKTUR DAN SIFAT KAYU
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
FAKTOR‐FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP SIFAT MEKANIS KAYU
Sifat‐sifat mekanis kayu dipengaruhi
oleh:
a. Kadar Air
b. Kerapatan
c. Struktur Kayu
d. Suhu
e. Perilaku kayu yang anisotropik
f. Lamanya pemberian beban pada kayu
g. Kelelahan kayu
h. Cacat‐cacat Kayu
a. Kadar Air Kayu
Kadar air kayu berpengaruh terhadap sifat
mekanis kayu apabila KA ini berubah di bawah
TJS
Jika KA turun maka kekuatannya naik (dan
sebaliknya).
Hal ini disebabkan karena perubahan‐
perubahan dalam dinding sel yang menjadi lebih
padat. Mikrofibril‐mikrofibril semakin mendekat
dan gaya tarik antar molekul‐molekul selulosa
semakin kuat.
Kenaikan kekuatan ini juga dipengaruhi oleh
penyusutan. Dengan hilangnya air dari dinding
sel, massa zat kayu per satuan volume naik.
Di atas TJS, sifat‐sifat mekanis konstan dengan
perubahan kadar air.
Besarnya pengaruh KA berbeda untuk pelbagai
kekuatan yang berbeda.
Contoh (menurut peneliYan)
Perubahan 1 % Kadar Air Kayu mengubah:
Kekuatan tekan sebesar 6 %
MOR 5 %
Kekerasan 2,5 – 5 % (arah aksial)
MOE lengkung staYs 2 %
Perkecualian terdapat pada keuletan yang Ydak naik
karena penurunan kadar air.
Kayu kering dapat memikul beban yang lebih
besar tetapi hanya melengkung sedikit sebelum
patah.
b. Kerapatan / Berat Jenis
Kerapatan kayu merupakan indeks yang paling baik dan
sederhana dari kekuatan kayu bebas cacat.
Dengan kenaikan kerapatan kekuatan kayu naik
Hubungan antara kerapatan dan kekuatan bervariasi
menurut jenis kekuatan dan spesies yang berbeda,
tetapi kebanyakan hubungan ini linier.
Perbedaan antar spesies disebabkan oleh susunan sel
dan kadar ekstrakYf yang berbeda.
Kerapatan kayu memiliki hubungan dengan kekuatan
kayu dalam spesies, terutama kalau kayu gubal dan
kayu teras dibandingkan secara terpisah dengan
persamaan sebagai berikut:
S g n
=
Sl gl
S dan S’ adalah nilai‐nilai dari kekuatan yang sesuai
dengan kerapatan g dan g’.
Nilai n bervariasi antara 1,25 sampai 2,50 tergantung
pada sifat mekanisnya.
n = 1,25 keteguhan tekan sejajar serat dan MOE
n = 1,50 lengkung staYs (MOR)
n = 2,50 tekan tegak lurus serat dan kekerasan
Hubungan antara berat jenis dan keuatan kayu dengan
Ydak memandang jenis kayu dapat dilukiskan dengan
persamaan sebagai berikut:
S = K (G)n
S = salah satu sifat mekanis kayu
K = konstante yang berbeda menurut sifat mekanis kayu
G = berat jenis kayu (bj)
n = suatu pangkat yang menentukan bentuk kurva dari persamaan
di atas dengan nilai antara 1,00 – 2,50.
Keteguhan tekan sejajar serat bervariasi dengan hubungan linier
dengan bj.
Modulus patah n = 1,25
Keteguhan tekan tegak lurus serat n = 2,25
Kekuatan spesifik kayu
Kekuatah spesifik kayu adalah suatu pengukur
efisiensi kayu untuk menerima beban.
Merupakan rasio antara kekuatan dan berat
jenis kayu
Indeks ini sering disebut rasio berat‐kekuatan.
Ket. Tekan // serat
Kekuatan spesifik =
Berat jenis kayu
c. Struktur Kayu
Perbedaan struktur kayu menimbulkan variasi kerapatan
kayu.
Sifat‐sifat selular kayu sangat menentukan sifat‐sifat kayu.
Pada JaY
pertambahan jumlah noktah per serabut akan
menurunkan keteguhann tarik kayu.
Pembuluh lebih pendek keteguhan tekan Ynggi
Keteguhan lengkung berkorelasi dengan frekuensi
serabut, penyebaran parenkim dan pengelompokan
pembuluh.
Sifat –sifat ultrastruktur kayu juga sangat penYng. Misal
sudut mikrofibril lapisan S2 mempunyai pengaruh yang
besar pada kekuatan kayu.
d. Suhu
Suhu mempunyai 2 pengaruh yang terpisah atas kekuatan
kayu, yaitu :
a. Pengaruh langsung atas kekuatan kayu
b. Pengaruh suhu dan waktu atas kekuatan kayu
a. Pengaruh langsung atas kekuatan kayu
Makin Ynggi suhu kayu, makin turun
kekuatannya. Hal ini hanya berlaku apabila
lamanya suhu hanya singkat.
Di bawah TJS, hubungan antara kekuatan dan
suhu berupa garis lurus.
Makin Ynggi berat jenis kayu, makin besar
penurunan kekuatan kayu pada kenaikan suhu.
Pengaruh suhu makin nyata kepenYngannya pada suhu‐suhu
ekstrim yaitu pada suhu beku (di bawah 00 C) dan pada YYk
didih air (1000 C).
Kayu yang membeku dan basah lebih mudah dibelah
daripada suhu normal. Jika digergaji, sifat kayu ini
abnormal, Pdak hanya karena adanya es dalam kayu, tetapi
juga karena kenaikan kekuatan dan elesPsitas kayu.
Kayu dapat dilengkungkan dengan juga dengan
menggunakan prinsip pada suhu Pnggi, kayu mempunyai
kekuatan dan MOE lengkung yang lebih rendah dari suhu
kamar.
Kayu yang masih panas ini dapat dilengkungkan dalam
kondisi basah dan panas, dan jika dikeringkan dan
didinginkan dengan ditahan lengkungannya itu, maka
lengkungan akan tetap Pnggal dengan hanya sedikit
kehilangan kekuatannya.
b. Pengaruh suhu dan waktu atas kekuatan kayu
Kayu pada sembarang KA, jika dikenai suhu
kurang dari 650 C untuk waktu yang relaYf
pendek, kemudian dikembalikan ke suhu normal
Ydak akan kehilangan kekuatan atau sifat‐sifat
elesYsnya. Hal ini juga berlaku untuk suhu di
bawah YYk beku.
Kayu yang dipanasi antara 650 C dan YYk bakar
kayu (+ 275oC) dan waktu yang cukup lama,
kemudian diuji pada suhu kamar akan
kehilangan sebagian kekuatan dan elasYsitasnya
secara permanen.
e. Perilaku kayu yang anisotropik
Suatu bahan yang memiliki sifat‐sifat fisika yang berbeda
dalam pelbagai sumbu struktural (arah) disebut
anisotropik.
Kayu memiliki sifat anisotropik dalam Yga arah yaitu :
longitudinal, radial dan tangensial.
Sifat anisotropik ini bersumber dari sifat dinding sel yang
anisotropik karena struktur dari bahan penyusunnya
terutama selulosa.
Faktor lain yang mempengaruhi sifat anisotropik kayu
adalah sifat kayu yang tubuler berdinding Ypis dan
susunannya terhadap sumbu batang.
Bentuk sel yang tubuler dan orientasi selulosa alam dinding
sel menyebabkan Yngginya keteguhan tarik dan tekan
sejajar serat dan rendahnya keteguhan tekan tegak lurus
serat kayu.
Keteguhan tekan, tarik dan geser berbeda banyak antara
arah longitudinal dan arah lateral kayu.
Sifat mekanika kayu juga bervariasi sedikit dalam arah
radial dan tangensial, terutama karena orientasi jari‐jari
dalam arah radial.
Pengaruh anisotropi kayu juga nampak jika arah serat Ydak
sama dengan sumbu beban, misal : apabila kayunya
berserat menyilang.
f. Lamanya Pemberian Beban pada Kayu
Lamanya pemberian baban berpengaruh penYng pada
besarnya beban yang dipikul oleh kayu tersebut.
Hal ini berlaku untuk semua jenis pembebanan, tetapi
terutama yang penYng adalah keteguhan lengkung.
Keteguhan lengkung maksimum atau MOR akan turun
sebanding dengan lamanya pemberian beban.
Contoh:
Sepotong kayu dapat menahan beban sampai patah sebesar
4000 kg untuk waktu 4 menit (pengujian standar), akan
dapat memikul beban 4500 kg untuk waktu 1 menit. Akan
tetapi dalam waktu pembebanan 1 tahun, maka kayu
tersebut hanya dapat menahan beban sampai patah 1400
kg.
g. Kelelahan Kayu (fa#que)
Kelelahan adalah pengaruh beban yang berulang‐ulang
dengan jumlah siklus yang besar pada suatu bahan.
Kemampuan kayu untuk menahan beban berulang
bersiklus pendek tanpa mengalami kerusakan disebut
ketahanan terhadap kelelahan (fa#que resistance) yang
tergantung dari lamanya waktu.
Selulosa yang berbentuk molekul rantai dalam berkas‐
berkas mikrofibril sangat sesuai untuk menahan beban
semacam ini.
Kayu jarang mengalami kerusakan karena kelelahan
meskipun menerima beban yang besar.
Logam yang umumnya strukturnya berbentuk kristal akan
mudah mengalami kelelahan.
Contoh : Kayu douglas fir pada beban 27 persen dari
modulus patahnya mampu menerima 50 juta siklus.