Anda di halaman 1dari 34

BAHAN BANGUNAN KAYU

Sumber : Ilmu Bangunan Gedung, Drs. I Ktut Supribadi, 1986.

Kayu sebagai bahan bangunan memiliki kelemahan-kelemahan yang kurang


menguntungkan, yaitu : tidak homogen. Sebagai bahan bangunan yang selalu
berhubungan dengan ‘pembebanan’ maka kayu dinilai sebagai bahan bangunan
yang kurang homogen dalam kemampuannya mendukung beban/gaya. Beberapa
kekurangan yang dapat dicatat dari bahan bangunan kayu adalah sebagai berikut :

1. Kurang homogen dalam hal kemampuannya terhadap dukungan beban/gaya.


2. Mudah terbakar
3. Mudah dipengaruhi oleh perubahan iklim, muai dan susutnya cukup besar.
4. Meskipun bahan kayu cukup elastis, dengan pembebanan yang berjangka
waktu lama, sebuah balok kayu akan mengalami lendutan cukup besar.
5. Kayu-kayu dengan mutu tertentu mudah diserang rayap.
6. Kayu termasuk kategori bahan yang entropi : yaitu bahan yang tidak dapat
dikembalikan pada keadaan semula.

Oleh sebab itu sebelum menggunkan kayu sebagai bahan konstruksi, maka terlebih
dahulu mengetahui bahan kayu dan sifat-sifatnya.

Fungsi masing-masing organ kayu :

1. Kulit luar : lapisan yang beada paling luar dalam keadaan kering berfungsi
sebagai kulit pelindung.
2. Kulit dalam : lapisan yang berada disebelah dalam kulit luar yang bersifat basah
dan lunak (getah) berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun-daun ke
bagian-bagian lain dari pohon.
3. Kambium : lapisan yang berada di sebelah kulit dalam. Ke arah luar kambium
menghasilkan sel-sel jangat, dan ke dalam menambahn sel-sel kayu. Sel-sel
yang melingkari kambium tetap mempunyai daya berkembang biak dengan

1
membelah diri. Yang pertama akan berada di bagian luar pohon yang lambat
laun menjadi sel-sel mati yang kemudian jatu sebagai serpihan-serpihan.
Sedangkan di sbelah dlam akan menjadi sel-sel kayu. Sel-sel ini mempunyai isi
sel-sel yang hidup dan makanan cadangan. Sel-sel dalam ini akan menjadi
serat kayu yang menambahkekokohan kayu.
4. Kayu gubal : Bagian ini wananya keputih-putihan, berfungsi sebgai pengangkut
air berikut zat makanan dari tanah ke daun-daun. Kayu gubal ini lambat-laun
berubah mejnadi kayu yang keras.
5. Kayu teras : bagian ini tadinya berasal dari kayu gubal, yang tidak bekerja
lagi.Warna kayunya lebih tua dari dari warna kayu gubal dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi sehingga merupakan penumpu bagi berdirinya
pohon.
6. Lingkaran tahun : biasanya disebut gelang-gelang tahun yang dapat
menunjukkan umur pohon. Diperkirakan tiap tahun terbentuk satu gelang
tahunan. Ini terjadi karena pada waktu musin hujan sel-sel kayu membesar
karena banyak air dan pada waktu musim kering sel-sel kayu menyusut. Dalam
perubahan sel-sel ini akan membentuk lingkaran.
7. Hati (galih) : bagian ini berada paling dalam yang mempunyai umur paling tua
jika dibandingkan dengan bagian lapisan lainnya, karena hati ini ada dari sejak
permulaan kayu itu tumbuh.
8. Garis teras : jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu
peneringan yang tidak teratur.

BELAHAN KAYU

2
SIFAT-SIFAT KAYU

Sifat Umum Kayu .

1. Anisotropis : artinya kayu memiliki sifat-sifat yang berlainan jika diuji menuruti
arah sumbu longitudinal (sejajar arar serat), sumbu tangensial (garis singgung
gelang-gelang pertumbuhan dan sumbu radial (tegak lurus pada gelang-
gelang/lingkaran pertumbuhan)
2. Higrocopis : artinya kayu mudah kehilangan air disaat musim kering dan kadar
air mudah bertambah yang disebabkan oleh kelembaban udara sekitarnya.
Kadar air yang kecil akan menambah keawetan kayu.
3. Akustik terhadap suara : sifat akustik ini menunjukkan kemampuan untuk
meneruskan suara atau tidak meneruskan suara (peredam suara). Sifat ini
perlu diperhatikan khususnya dalam membuat konstruksi bangunan seperti
bioskop dan untuk pembuatan alat-alat musik dan sekaligus ruang musik.
4. Resonansi : kayu akan ikut bergetar bersama dengan adanya gelombang suara,
yang ditunjukkan pula oleh elastisitas kayu itu.
5. Mudah terpengaruh oleh perubahan musim kering dan basah yang
mengakibatkan mudah kembang susutnya kayu.
6. Jenis kayu-kayu tertentu mudah terkena serangan rayap.

Sifat Fisis Kayu.

1. Berat Jenis Kayu


Berat jenuis kayu pada umumnya berbanding lurus dengan kekuatan kayu atau
sifat-sifat mekaniknya. Makin tinggi nilai berat jenisnya, maka makin tinggi pula
kekuatan kayu.

Syarat perhitungan berat jenis kayu yaitu kayu harus dalam keadaan kering.
Kayu dalam keadaan kering udara jarang ditemukan. Dalam percobaan di
laboratorium balok kayu dikeringkan dalan oven pada suhu 105 0 C.

Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat kayu kering oven 105 0C =
B1 dengan berat air yang mempunyai volume yang sama dengan kayu tersebut
di atas = B2.
B1
Jadi berat jenis kayu =
B2

Cara menentukan berat jenis kayu

Langkah-langkah
Kayu yang akan diselidiki (jati) dibuat berupa kubus
ukuran : panjang 100 mm, lebar 100 mm dan tinggi
100 mm.
Ember

3
Kemudian celupkan kubus ke dlam air. Baca yang
terbenam dalam air ± 70 mm. Jadi BD kayu jati =
0,7

2. Kadar air kayu


Caramenentukan kadar air kayu.
Buat batang uji dfari kayu yang diambil dari tempat-tempat berlainan, yang
dapat mewakilinya. Ukuran batang uji tebal = 2 cm, lebar 4 cm dan panjang 8
cm, kemudian ditimbang, misal beratnya = A gram.

Kemudian batang uji ini dikeringkan di oven pada suhu 100 0 C. Selanjutnya
kayu kering ini ditimbang, berulang kali sampai menemukan berat yang tetap,
misalnya beratnya = B gram. Berat ini adalah berat kayu kering dengan kadar
air = 0%.
A-B
Jadi kadar air = x 100%.
B

Contoh :
Berat kayu basah (A) = 300 gram
Berat kayu oven (B) = 225 gram
300 - 225
Kadar air = x 100% = 33,3%
225

SIFAT-SIFAT MEKANIS KAYU

1. Keteguhan Kayu

Keteguhan kayu adalah perlawan yang diberikan oleh suatu jenis kayu
terhadap perubahan-perubahan bentuk oleh gaya-gaya luar.
Perlawnan kayu terhdap gaya luar bisa dibedakan menajdi :

a. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap dua buah
gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan gaya ini bersifat tarik.
Gaya tarik ini berusaha melepas ikatan antar srat-serat kayu. Sebagi akibat
dari gaya tarik (K) maka timbulah didalam kayu tegangan-tegangan tarik,
yang harus berjumlah sama dengan gaya-gaya luar K.Bila gaya tarik ini
membesar sedemikian rupa, serat-serat kayu terlepas sehingga terjadilah
patahan. Dalam suatu konstruksi bangunan hal ini tidak boleh terjadi. Untuk
menjag keamanan konstruksi, dilakukan penelitian, seberapa besar
sebatang kayu memiliki tegangan tarik yang mampu menahan gaya tarik
dari luar. Nilai yang dihasilkan dari penelitian disebut sebagai tegangan
tarik yang diijinkan, diberi simbol matematik : σ tr // = kg/cm2. Misalnya

4
contoh tegangan tarik yang diijinkan dalam arah sejajar serat = 100 kg/cm 2
, ditulis : σ tr // = 100 kg/cm2 .

b. Keteguhan Tekan/Kompresi
Keteguhan tekan adalah daya tahan kayu terhadap gaya-gaya yang bekeja
sejajar atau tegak lurus serat kayu, yang sifatnya tekan. Gaya ini akan
menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut. Sedangkan gaya tekan
yang bekerja tegak lurus arah serat akan menyebabkan kayu menjadi retak.
Batang-batang yang panjang atau tipis seperti papan-papan, bahaya
kerusakan karena menerima gaya tekan sejajar serat adalh lebih besar, jika
dibandingkan dengan gaya tekan tegak lurus serat kayu.
Sebagai akibat adanya gaya tekan ini (gaya luar/extern) akan menimbulkan
tegangan tekan pada kayu. Supaya batang kayu tetap kokoh dalam
menahan gaya tekan extern, maka diperlukan penelitian nilai tegangan
tekan yang mampu melawan gaya tekan extern. Nilai tegangan tekan ini
adalah tegangan tekan yang diijinkan ,
dengan notasi : σ tk // atau σ tk kg/cm2

c. Keteguhan geser
Keteguhan geser adalah daya tahan kayu terhadap dua gaya yang bekerja
padanya dan gaya-gaya tersebut bekerja sejajar arah serat kayu, tetapi
tidak pada sumbu kayu. Akibat gaya geser ini , maka akan timbul tegangan
geser kayu. Untuk dapat melawan gaya geser diperlukan penelitian nilai
tegangan geser kayu di laboratorium. Nilai hasil penelitian disebut sebgai
nilai tegangan geser yang diijinkan, notasinya : τ // = kg/cm2.

5
d. Keteguhan lengkung,lentur.
Keteguhan lengkug/lentur adalah daya tahan kayu untuk menhan gaya-
gaya luar yang berusahan melengkungkan kayu. Balok kayu yang terletak
pada dua tumpuan atau lebih, bla merima beban berlebihan akan
melengkung/melentur. Pada bagian sisi atas balok akan terjadi tegangan
tekan dan pada sisi bawah akan terjadi tegngan tarik yang besar. Akibat
tegangan tarik yang melampaui batas kemampuan kayu, maka akan terjadi
regangan yang cukup berbahaya.

JENIS-JENIS KAYU

Jenis-jenis kayu untuk keperluan bangunan dapat dilakukan menurut :


keawetannya, kekuatannya dan pemakainnya.

Tingkat keawetan kayu.


Untuk memeriksa tingkat keawetan kayu diperlukan penelitian sebagi berikut :

a. Lamanya kayu bertahan sebagai tonggak yang ditanam di tanah dan


dibiarkan kena hujan dan panas (pengaruh alamiah).

b. Lamanya kayu bertahan bila dibiarkan kena hujan dan panas tetepi tidak
berhubungan dengan dengan tanah basah.

c. Lamanya kayu bertahan sebagai konstruksi yang terlindung atau tertutup


atap.

d. Kayu ditempatkan di tempat yang terlindung dan dipelihara. Selain daripada


itu diteliti pula daya tahan kayu terhadap serangga dan rayap.

e. Kayu termakan oleh rayap.

f. Kayu termakan oleh beberapa macam serangga seperti : kumbang, bubuk


kayu.

6
KELAS AWET KAYU

Tingkat/Kela Keadaan Penelitian


s a b c d e F
I Lebih Lebih Tak Tak Tidak Tidak
dari 8 dari 20 terbatas terbatas
tahun tahun
II 5 – 8 th 15 – 20 Tak Tak Tidak Tidak
th terbatas terbatas
III 3 – 5 th 10 – 15 Lama Tak Agak Tidak
th terbatas cepat
IV Kurang Kurang Minimum Cepat Agak
dari 3 dari 10 10 – 20 20 th sekali cepat
th th th
*

V Singkat Singksat Singkat Maksimsu Cepat Cepat


sekali sekali * m 20 th sekali sekali

Catatan : * perlu pengawetan

TINGKAT KEKUATAN KAYU

Kekuatan / keteguhan kayu adalah perlawanan yang dikerjakan oleh kayu


terhadap perubahan-perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar.
Faktor-faktor yang menentukan kekuatan kayu adalah :

1. Bekerjanya gaya terhadap arah serat kayu kekuatan tarik dan tekan pada
arah aksial jauh lebih besar dari pada arah radial.

2. Kadar air : makin banyak kadar air yang dikandung oleh kayu, maka
kekuatan kayu akan menurun dan sebaliknya.

3. Berat jenis : makin tinggi berat jenis kayu, maka kekerasan dan
kekuatannya akan bertambah. Atau berat jenis kayu berbanding lurus
dengan kekerasan dan kekuatan kayu, akan tetapi kadang-kadang terjadi
suatu penyimpangan karena keadaan susunan kayu itu sendiri.

Biasanya untuk menentukan tingkat kekuatan kayu didasarkan atas benda


uji terhadap kuat lengkung / lentur, kuat desak dan berat jenis dari pada
kayu. Untuk benda uji terhadap kuat tarik, agak jarang dilakukan.

7
KELAS KUAT KAYU

Tingkat / Kelas Berat Jenis Kuat lentur Kuat tekan


Kuat
I ≥ 0,90 ≥ 1100 ≥ 650
II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0,30 500 – 360 300 – 215
V ≤ 30 ≤ 360 ≤215

TINGKAT PEMAKAIAN KAYU

Menentukan tingkat pemakaian kayu didasarkan pada tingkat keawetan dan


kekuatannya, tanpa memperhatikan tentang cara mengerjakan kayu, serta
mudah atau susahnya mengolah kayu tersebut.

Untuk tujuan-tujuan tertentu, kayu dapat dibagi atas lima tingkat pemakaian
kayu, yaitu :

Tingkat I : Untuk konstruksi-konstruksi berat yang dibangun di luar


(tidak terlindung) dan terkena tanah lembab. Jenis kayu
yang termasuk tingkat pemakaian I antara lain : kayu jati,
johar, sonokeling, belian, ulin.
Tingkat II : Untuk keperluan konstruksi-konstruksi berat tidak
terlindung dan tidak dikenai tanah lembab. Jenis kayu
yang termasuk tingkat pemakaian II antara lain : kayu
rasamala, walikukun, merawan.
Tingkat III : Dipergunakan untuk konstruksi-konstruksi terlindung.
Yang termasuk tingkat pemakaian III antara lain : kayu
kamper, keruwing, mahoni, jamuju.
Tingkat IV : Untuk keperluan konstruksi-konstruksi terlindung (di
dalam rumah). Yang termasuk tingkat pemakaian IV
antara lain : meranti, durian, suren.
Tingkat V : Untuk keperluan konstruksi-konstruksi ringan yang bersifat
sementara. Yang termasuk tingkat pemakaian V antara
lain : kayu taun, randu.

Catatan : kayu dolken atau kayu gelam atau kayu putih atau meialeuca
leucadendra L
Kayu dolken/gelam tidak dapat di-kategorikan baik Tk I,II,III,IV maupun V.
Kayu gelam dengan diameter besar digunakan untuk cerucuk pada
pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu gelam dengan diameter kecil biasa
untuk steger dalam pekerjaan konstruksi beton.
Kegunaan lainnya untuk dibuat arang.

8
MUTU KAYU DAN TEGANGAN YANG DIIZINKAN

Menurut Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) mutu kayu dibagi dalam
mutu A dan mutu B sebagai berikut :

Mutu A :

a. Kayu harus kering udara (12% - 18%, rata-rata 15%)


b. Besarnya mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar balok dan juga tak lebih dari 3,5
cm (d1≤ 1/6 h, d2 ≤ 1/6 b atau d1 ≤ 3,5 cm, d2 ≤ 3,5 cm).
c. Balok tidak boleh mengandung bidang batas
d. Miring gubal tidak boleh lebih besar dari 1/10 tinggi balok (e1 = e2 ≤ 1/10 h
e. Miring arah serat tg α tidak boleh lebih dari 1/10 (tg α ≤ 1/10)
f. Retak-retak dalam arah radial tidak boileh lebih dai ¼ tebal kayu dan retak-
retak menurut lingkaran tahunan tidak boleh melebihi 1/5 tebal kayu
(hr ≤ 1/4 b, ht ≤ 1/5 b).

Mutu B :

a. Kadar lengas kayu kurang atau sama dengan 30% (≤ 30%)


b. Besarnya mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh
(hlebih dari 5 cm (d1 ≤ ¼ h, d2 ≤ ¼ b atau d1 ≤ 5 cm, d2 ≤ 5 cm)
c. Balok tidak boleh mengandung bidang batas gubal yang lebih dari 1/10 tinggi
balok (e1 = e2 ≤ 1/10 h).
d. Miring arah serat, tg α tidak boleh 1/7 ( tg α ≤ 1/7)
e. Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu. Retak-
retak menurut lingkaran tahunantidak boleh melebihi ¼ tebal kayu
(hr ≤ 1/3 b, ht ≤ ¼ b).

9
TEGANGAN YANG DIIJINKAN

TAGANGAN IJIN UNTUK KAYU MUTU A

TEGANGAN YANG DIIJINKAN KELAS KUAT JATI


(KG/CM2) (kg/cm2) (TECTONA
GRANDIS)
I II III IV V

150 100 75 50 - 130

130 85 60 45 - -

40 25 15 10 - -

20 12 8 5 - -

Penjelasan :
σ l t = tegangan ijin untuk lentur
σ tk /¿/ = tegangan ijin sejajar serat untuk tekan
σ tr // = tegangan ijin sejajar serat untuk tarik
σ tk = tegangan tegak lurus serat untuk tekan
τ // = tegangan ijin sejajar serat untuk geser

Untukkayu bermutu B tegangan yang diijinkan harus dikurangi dengan 25 %


atau angka-angka dalam daftar digandakan dengan faktor 0,75.

PENGERINGAN DAN PENYUSUNAN KAYU

Perubahan bentuk pada penyusutan yang dialami kayu, disebabkan oleh


tegangan-tegangan dalam sebagai akibat oleh berkurangnya kadar air kayu.
Proses pengurangan air ini sangatlah perlu diatur, jika tidak maka akan dapat
menimbulkan perubahan bentuk kayu yang tidak teratur, seperti kayu terpuntir,
kayu menggeliat, kayuu retak dan sebagainya.
Untuk menanggulangi kerugian ini, segera pohon yang baru ditebang (kayu
basah) tersebut digergaji menjadi balok-balok atau papan-papan dengan
ukuran tertentu.
Pengeringan kayu dapat dilakukan dengan udara (secara alami) atau dengan
proses oven. Kedua cara pengeringan ini pada prinsipnya sama yakni dengan
maksusd menurunkan kadar air kayu.

10
TUJUAN PENGERINGAN KAYU.

1. Menurunkan berat kayu, sehingga mempermudah pengeringannya.


2. Untuk menjaga kestabilan ukuran kayu, makn rendah kadar air kayu, maka
penyusutannya akan semakin kecil.
3. Menambah kekuatan kayu. Makin rendah kadar air kayu, maka kekuatannya
bertambah.
4. Untuk mencegah serangan cendawan maupun bubuk
5. Sebagai syarat sebelaum perekatan dan pencegahan kayu

PENYUSUNAN KAYU

Cara penumpukan kayu berpengatruh berpengaruh besar pada pengeringan


kayu secara alami. Kayu dalam bentuk balok-balok atau papan-papan yang
telah tersusun sedemikian rupa dibiarkan di tempat terbuka atau dinaungi.
Disamping cara penumpukannya, pengeringan kayu dipengaruhi oleh bebrapa
faktor, diantaranya : derajat panas, kelembaban udara disekelilingnya, jenis
kayu, dan keadaan air permulaan.

PENUMPUKAN KAYU DAPAT DILAKUKAN DENGAN:

1. Susunan kotak
Penyusunan dengan cara ini sebaiknya dilakukan dalam bangsal terbuka,
dengan posisi sedikit miring agar getah-getah kayu yang basah dapat
mengalir ke luar. Tumpukan kayu yang paling bawah harus berada paling
sedikit 20 cm diatas tanah. Ini untuk menghindari adanya pengaruh
kelembaban tanah. Sedang lapisan tumpukan yang paling atas jangan
langsung terkena terik matahari.
Untuk menjaga agar balok-balok tidak melengkung/menggeliat atau retak-
retak antara balok-balok di bawah dan di atasnya diberi antara dengan
memasang lat-lat (reng), sedang di samping diberi ruang antara pula.
Maksud diberi ruang antara agar udara dapat mengalir antara balok-balaok
yang tersusun. Untuk mencapai karing udara yang sempurna dibutuhkan
waktu ± 2 tahun.

11
2. Cara penyusunan kayu silang dengan meletakkan kayu-kayu (kaso atapun
papan-papan) tersusun berdiri miring/menyilang di atas kuda-kuda sehingga
merupaka huruf X atau Y. Ujung bawah kayu diberi bantalan untuk tidak
menyentuh tanah. Penyusunan cara ini, proses pengeringannya lebih
cepat, karena peredaran udara diantara klebih bebas.

3. SUSUNAN SEGI TIGA

Kayu-kayu disusun selang-seling saling menimpa antara yang bawah


dengan yang atasnya, sehingga tidak lagi memerlukan lat-lat kayu.
Penyusunan kayu untuk mengringkan semacam ini sangat baik untuk
pengringan kayu-kayu papan yang tebal semaam bantalan rel kereta api.

12
KAYU LAPIS

Di masyarakat dikenal sebagai tripleks dan multipleks.


Kayu lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan
beberapa lapisan vinir yang mempunyai arah serat bersilangan tegak
lurus dan diikat dengan perekat tertentu. Jumlah lapisan harus ganjil.
Vinir adalah lembaran kayu tipis yang diperoleh dengan cara mengupas
atau mengiris dari balok kayu jenis tertentu. Pengupasan dilakukan
dengan mesin di pabrik kayu lapis.

Kayu yang biasa dipilih untuk membuat vinir dari jenis kayu yang lunak,
ringan, kelas kuat dan kelas awetnya sekitar II – IV dan bila dikupas
tidak mudah retak.
Jenis kayu-kayu tersebut antara lain :

Agathis (damar) Mangir (canophylum)


Kamfer (dryobalanops) Meranti (Shorea)
Keruing (dipterocarpus) Merawan (hopea)

Sedangkan untuk pembuatan vinir indah (fancy-veneer) digunakan


jenis-jenis kayu yang berkualitas tinggi dengan niliai dekotratif yang
menarik. Kayu-kayu yang biasa untuk fancy-veneer misalnya :

Sonokeling (dalbergia laetifolia) Jati (tectona grandis)


Sonokembang (pterocarpus indficus) Kuku (pericopsis mooniana)
Kayu hitam (diospyros indicua) Renghas (gluta renghas)

Bahan Perekat
Bahan perekat kayu lapis diusahakan memiliki ketahanan terhadap
kelembaban udara, antara lain lem PVA (jenis II).
Perekat untuk kayu lapis yang tahan air dan cuaca lembab (jenis I)
terbuat dari phenol-fomaldehid.

Secara skematis, proses pembuatan kayu lapis sebagai berikut :

13
1. engawetan dalam lubang uap.
2. Pengupasan balok kayu untuk menjadi vinir
3. Pemotongan vinir
4. Pengeringan vinir
5. Perekatan vinir
6. Pressing lembar-lembar vinir dengan pemanasan
7. Pemotongan sesuai ukuran
8. Penggosokan dan pengontrolan kualitas
9. Penggudangan dalan gudang yang suhu udara dan kelembabannya diatur.

PERDAGANGN KAYU LAPIS

1. Tripleks.
Kayu lapis yang terdiri dari 3 lapis vinir
yang direkatkan dengan lem. Serat-serat
kayunya bersilangan tegaklurus. Arah serat
lapis atas harus satu arah dengan arah
serat lapis paling bawah.
Ukuran yang ada dipasaran :

2440 cm x 1220 cm x 4 mm terdiri dari 3


lapis vinir
2440 cm x 1220 cm x 6 mm terdiri dari 3
lapis vinir
2130 cm x 915 cm x 4 mm terdiri dari 3
lapis vinir (triplek jati)

14
2130 cm x 915 cm terdiri dari 3 lapis vinir
ukuran kecil

2. Multipleks
Kayu lapis yang terdiri dari 5 atau lebih
lapisan vinir. Arah serat lapisan bawah dan
atas harus searah.

Ukuran yang ada di pasar :

2440 x 1220 x 9 mm, 5 lapis vinir


2440 x 1220 x 12 mm, 5 lapis vinir
2440 x 1220 x 14 mm, 5 lapis vinir
2440 x 1220 x 15 mm, 5 lapis vinir
2440 x 1220 x 18 mm, 7 lapis vinir
2440 x 1220 x 24 mm, 7 lapis vinir

Perwatan penggunaan kayu lapis :


Kayu lapis hendaknya disimpan secara mendatar dan rata.
Hindarkan dari pengaruh sinar matahari dan kelembaban.

PAPAN BLOK

Selain kayu lapis biasa, ada pula produksi papan blok atau papan lamin, yaitu kayu
lapis dengan intinya yang terdiri dari kayu gergajian (blockboard) atau vinir tebal
yang berdiri tegak lurus dengan lapisan vinir muka dan belakang sebagai berikut :

a) Vinir muka dan belakang ± 1 mm

15
b) Vinir silang ± 1,5 mm
c) Isian inti dengan kayu gergajian atau vinir tebal 8 mm – 35 mm

Untuk tujuan lantai papan kayu, penggunaan papan blok dan papan lamin yidak
terlalu disarankan. Lantai kayu loteng sebaiknya menggnakan kayu lapis multipleks
dengan tebal 24 mm.

16
HUBUNGAN KAYU

Hubuingan kayu yang bekerja pada


titik buhul dan dalam satu bidang.

H1 Titik buhul hubungan balok kayu


dalam satu bidang.
P1 : gaya tekan
P2 : gaya tarik

Hubungan balok-balok kayu dengan


gaya-gaya yang bekerja pada titik
buhul H2 dan gaya-gaya tersebut
bekerja dalam ruang atau tuga
demensi. Gambar disamping dalam
bentu tuga demensi.

H2 : titik buhul hubungan balok kayu


dalam ruang 3 demensi
P1 : gaya tekan
P2 : gaya tarik

Syarat hubungan kayu

1. Hubungan dibuat sederhana tetapi kokoh. Dengan maksud agar mudah


dikerjkan, mudah dipasang dan mudah dikontrol dari luar.
2. Hindari mengunakan kayu yang cacat.
3. Perhatikan sifat-sifat kayu mengenai tingkat penyusutan, pengembangan
mapun penarikan.
4. Hindari menakik kayu terlalu dalam sehingga dapat melemahkan kekuatan kayu
dalam memikul beban/gaya.
5. Bentuk sambungan kayu dirancang mampu menahan gaya-gaya yang bekerja
pada titik buhul sambungan.
6. Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan ditumpu secara
merata atau di tempat-tempay tertentu, karena akan mempengaruhi
posisi/kedudukan balok itu sendiri, dalam keadaan rebah atai berdiri (diletakkan
pada bidang sisi)
7. Sebelum hubungan dari kedua kayu saling disatukan, kedua permukaan kayu
yang dihibungkan di cat meni supaya terhindar dari rayap dan kelembaban.

17
MACAM-MACAM HUBUNGAN KAYU

1. SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG.

SAMBUNGAN BIBIR LURUS DADA TEGAK.

18
SAMBUNGAN BIBIR LURUS DADA MIRING

Sambungan bibir lurus dada miring digunakan jika balok menerima gaya ungkit
ke atas, yaitu pada saat ujung balok menerima gaya tekan P.

SAMBUNGAN BIBIR LURUS


MULUT IKAN

Sambungan ini digunakan


apabila balok menerima
gaya dari samping dan tida
menerima gaya tarik yang
besar. Serong mulut ikan
dibuat sepanjang 1/8 t –
1/6 t, panjang bibir 2 t –
2½ t.

19
SAMBUNGAN BIBIR LURUS
BERKAIT

Sambungan ini digunakan


pada waktu balok
menerima gaya tarik yang
saling berlawanan dan gaya
tarik ini diterima oleh
bidang yang tegak.
Besarnya gaya tarik :

P : b x 1/5 t x σ tk
P : b x 1/4 t x τ gs

Kedua ujung balok yang


akan disambung ditakik 2½
t – 3 t.
Setengah panjang bibir
ditakik sedalam 2/5 t–3/5 t.

SAMBUNGAN BIBIR MI-


RING TANPA KAIT

Sambungan ini digunakan


apabila balok berada diatas
dua tumpuan atau lebih
seperti pada balok gording.
Pada kedua ujung balok
yang akan disambung
masing-masing ditakik
sedalam 1/8 t – 1/6 t yang
disebut dada. Panjang bibir
dalam arah datar 2½ t –
3 t. Dan dibuat miring

20
SAMBUNGAN BIBIR MIRING DENGAN KAIT

Sambungan ini
digunakan untuk balok
gording kayu yang
akan menerima gaya
lentur maupun gaya
tarik. Ditinjau darai
ilmu gaya, diusahakan
sambungan berada
pada peralihan
momen positip ke
momen negatip yang
besarnya = 0.
Letak bibir pemikul
harus di dekat kaki
kuda-kuda. Kedua
ujung balok ditakik
sedalam 1/8 t – 1/6 t.
Panjang bibir dalam
arah datar 2½ t – 3 t.
Dan di tengah-tengah
bibir ditakik sehingga
membentuk kait.

21
SAMBUNGAN BIBIR MIRING
TANPA KAIT (DADA SERONG).

Sambungan ini dapat digunakan


untuk menahan gaya lentur dan
gaya ungkit yang arahnya ke
atas dan diharapkan pada
sambungan ini tidak menerima
gaya tarik. Pada kedua ujung
balok ditakik dada miring
sedalam 1/8 t – 1/6 t dan
panjang bibir arah datar 2 t –
2½ t.

SAMBUNGAN MEMANJANG KUN-


CI SESISI (KUNCI DI ATAS)

Sambungan memanjang kunci


sesisi dapat dihunakan untuk
konstruksi kuda-kuda, yaitu
untuk menyhambung balok kaki
kuda-kuda maupun balok tarik.
Agar tidak menganggu
pemasangan langit-langit, maka
balok pengunci diletakkan diatas
balok tariknya. Pada balok kunci
maupun balok tarik ditakik gigi
sedalam 1/8 t – 1/6 t, sedang
panjang balok kunci dibuat 6 t –
7 t. Untuk menjepit balok kjunci
dan balok tarik yang disambung
biasanya ditembus dengan 4
buah baut Ø 14 mm – Ø 16 mm.

22
SAMBUNGAN MEMANJANG KUNCI
SESISI ( KUNCI DI BAWAH )

Untuk menahan goyah di kedua


ujung dibuat alur dan lidah.
Kemudian balok kunci dan kedua
balok yang disambung di baut Ø 14 -
16 mm.Ukuran panjang lidah 4 cm -
5 cm, lebar lidah 1,3 tebal kayu.

SAMBUNGAN TEGAK ½ TEBAL KAYU

Sambungan tegak sering ditemui pada


tiang-tiang kayu yang cukup tinggi,
lebih dari 4 m, pada bangunan gudang,
gedung olah raga yang konstruksinya
dari bahanh kayu.
Penempatan sambungan diletakkan
dengan menghindari titik tengah tiang.
Ini dimaksudkan menghindari bahaya
tekuk (knik). Timbulnya gejala tekuk
maksimum, bila panjang tiang lebih
besar dari 18 kali tebal terkecil.
Sambungan menggunakan sabuk pelat
besi dan baut.

23
Macam-macam sambungan tegak yang lain dengan pen lurus dan pen miring. Tebal
pen dibuat sama dengan takikan lobang yaitu 1/3 t.

24
Takikan kayu semacam ini, meskipun sedikit rumit tetapi mampu menahan tekuk ke
segala arah.

25
SAMBUNGAN MEMANJANG BALOK YANG KEDUA UJUNGNYA DI ATAS
TEMBOK

PELAT PENYAMBUNG BERADA DI SAMPING KIRI KANAN BALOK

PELAT PENYAMBUNG BERADA DI SISI ATAS BALOK

26
PELAT PENYAMBUNG BERADA DI SISI ATAS BALOK DENGAN POSISI MIRING

PENYAMBUNGAN BALOK DI ATAS TEMBOK YANG DIPERKUAT DENGAN MORBAUT


TANPA PELAT PENGHUBUNG

27
SAMBUNGAN KAYU MELEBAR

Sambungan kayu melebar banyak digunakan untuk membuat lantai, dinding, pintu,
jendela dan sebagainya. Karakter papan, akan mengalami penyusutan pada bagian
tepi mencapai 10% da dalam arah radial 3%-5%. Maka sebelum menyambung
papan perlu dipilih dahulu sisi-sisi papan mana yang akan disambung agar lantai
dan dindingnitu tetap rata (tidak beregelombang.
Untuk mengurangi adanya lantai yang bergelombangpemasangan papan diletakkan
secara berjejer sedemikian rupa yang mna sisi hati berselang-seling menghadap
keatas dan kebawah supaya didapat satu bidang yang rata. Pada pemasangan
papan-papan lantai, di bawahnya perlu dipasangi balok-balok sebagai tempat
penahan dan pemkuan papan-papan lantai. Di usahakn pemakuan papan pada satu
tepi sedang tepi yang lain diabuat satu hubungan suapaya papan-papan yang
disambung itu tidak terlepas satu sama lain.
Untuk pembuatan dinding rumah dari kayu dapat digunakan papan dan atau kayu
gelondongan. Pada pemasangan dinding dapat diusahakan sambungan papan rapat
udara atau bila diperlukan perputaran udara (sirkulasi) dapat dibuat celah-celah /
ruang udara.
Sebagai akibat penyusutan papan, maka sambungan pada dinding rumah
kelihatannya jelek, untuk mengelabui dan memperindah dinding perlu dibuat
macam-macam profil atau diberi bilah menonjol. Yang perlu diperhatikan pula
adalah menghindari pemakaian papan-papan yang masih lembab atau basah,
karena penyusutannya cukup besar, akibat penyusustan itu akan timbul retak-retak
pada papan-papan yang telah dipasang.

Sebelum membuat sambungan kayu dalam arah melebar, perlu diperhatikan posisi
sisi hati sebagai berikut :

Sisi hati menghadap ke atas, papan akan cembung

salah

Sisi hati menghadap ke bawah, papan akan cekung

salah

Sisi hati berselang seling menghadap ke atas dan ke bawah,


Permukaan papan-papan akan cembung cekung (saling meniadakan)

28
Proyeksi miring

TEKNIK SAMBUNGAN PAPAN

DENGAN ALUR DAN LIDAH

29
SAMBUNGAN PAPAN DENGAN ALUR DAN PEGAS (LIDAH LEPAS)

DENGAN ALUR LIDAH YANG DILENGKAPAI SPONNING

30
DENGAN ALUR LIDAH YANG DLENGKAPI LAT TUTUP CELAH

DENGAN ALUR LIDAH YANG DILENGKAPI PROFIL LENGKUNG

31
DENGAN ALUR DAN LIDAH MIRING DENGAN PEMAKUAN TERBENAM

SAMBUNGAN PAPAN MELEBAR TEGAK

32
Konstruksi sambungan papan melebar tegak, untuk pembuatan dinding rumah
seperti gambar di atas menuntut proses pembuatan yang rumit pada profilnya.
Tampilannya bagus tetapi profil-profil semacam diatas merupakan sarang kotoran.
Cara lain yang juga dapat digunakan untuk menyambung papan
melebar tegak adalah sebagai berikut :

Sambungan semacam ini salah, karena alurnya menghadap


keatas yang dapat menampung air yang akan menyebabkan
pembusukan kayu

33
Sambungan papan tumpang tindih yang menempel pada beberapa tiang

34

Anda mungkin juga menyukai