Anda di halaman 1dari 6

III.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan selama ± 4 bulan (Maret – Juni 2018), terhitung

sejak persiapan bahan sampai pengolahan data. Penelitian ini akan dilaksanakan di

laboratorium Rekayasa dan Pengujian Bahan Berkayu, Fakultas Kehutanan,

Universitas Mulawarman, Samarinda.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah 3 jenis kayu yaitu; Matoa (Pometia pinnata),

Bangkirai (Shorea laevis), Meranti Merah (Shorea smithiana) dan perekat lateks karet

alam merk Biomattex dibeli dari LIPI Bogor.

Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah circular shaw

untuk memotong kayu (membuat sampel uji), mesin serut untuk membuat permukaan

kayu menjadi halus dan rata, alat press untuk pengempaan, ruang konstan untuk

memastikan sampel berada dalam kadar air konstan, UTM (Universal Testing

Machine) untuk pengujian sampel, dan alat Tulis kantor (penggaris, pulpen, pensil,

spidol, buku catat, dan lain lain).


24

C. Prosedur Penelitian

Gambar 1. Skema Pembuatan Sampel

1. Persiapan Bahan Baku.

Kayu jenis matoa bentuk awal masih berbentuk kayu bulat kemudian dipotong-

potong disesuaikan dengan kondisi awal kayu, setelah bidang kayu terkondisikan

dengan baik selanjutnya pada bagian pangkal dan tengah pohon dipotong-potong

menjadi sampel uji.. Kayu bangkirai bentuk awal sampel berbentuk balok

sehingga tidak diketahui letaknya dalam pohon, setelah bidang kayu

terkondisikan dengan baik dipotong-potong menjadi sampel uji. Kayu meranti

bentuk awal sampel berbentuk balok sehingga tidak diketahui letaknya dalam

pohon, setelah bidang kayu terkondisikan dengan baik dipotong-potong menjadi

sampel uji.

2. Persiapan Sampel Uji.

Kayu dikondisikan dengan perlakuan yang sama yaitu didiamkan kering udara

hingga kadar air kering udara selama 48 jam, kemudian didiamkan dalam ruang
25

konstan dengan suhu 24 0C dan kelembapan 65 % untuk mencapai kadar air

normal ± 12 %.

3. Pembuatan sampel uji masing-masing parameter yang akan diuji

menurut standar DIN 52186, dimana tebal ukuran uji keteguhan geser

2 lapis setebal 2,5 x 5 cm

4. Susunan lapisan untuk keteguhan geser perekat: 2 lapis 2,5 x 5 x 5 cm, kayu

direkat berdasarkan bidang orientasinya yaitu;

a. Radial-radial

b. Tangensial-tangensial

c. Radial-tangensial

5. Kayu solid ukuran 5 x 5 x 5 cm dan 2 x 2 x 2 cm dari masing-masing jenis kayu.

6. Penyiapan perekat.

Perekat utama ditambahkan hardener sebanyak 14-15% dari larutan utama,

kemudian diaduk hingga merata, setelah itu perekat siap dilabur.

7. Pelaburan perekat, penyusunan, dan pengempaan sampel uji. masing-masing

permukaan lapisan dilaburi perekat LKA dengan berat labur 300g/m2, maka

kebutuhan perekat setiap sampel dapa dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 (𝑐𝑚2 )𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑏𝑢𝑟 (𝑔/𝑚2 )


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝑔) =
10.000

sehingga kebutuhan perekat untuk setiap sampel adalah 0,1875 g. Setiap

permukaan sisi kayu yang akan direkat dilabur dengan perekat secara merata

dengan menggunakan kape, sisi kayu yang telah dilabur dengan perekat
26

kemudian direkatkan satu sama lainnya dan kemudia dibiarkan selama kurang

lebih 15 menit agar terjadi interaksi yang baik antara sirekat dengan perekat.

Penyusunan sampel uji menjadi variasi bidang rekat radial-radial, tangensial-

tangensial, dan radial-tangensial, kemudian kayu dikempa/press dingin dengan waktu

pengempaan selama ± 2 jam dengan tekanan 14,27 kg/cm-2

D. Pengujian

1. Uji keteguhan geser

Gaya geser adalah keteguhan geser (Shearing Strength) adalah uji yang

dilakukan untuk mengetahui daya rekat antar partikel pada arah sejajar permukaan,

pengujian ini juga dilakukan untuk kayu solid sebagai uji kontrol. Rumus uji

keteguhan geser standar DIN 52187-79;

F maks
𝒯𝑠 =
axb

Dimana: 𝒯𝑠 : Keteguhan geser (N/mm2)

F maks : Besarnya muatan maksimum (N)

a : Lebar bidang sampel uji (mm)

b : Lebar bidang sampel uji (mm)


27

radial-radial radial-tangensial tangensial-tangensial

Gambar 2. Susunan sampel uji

2. kerusakan kayu

Persentase kerusakan kayu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

K
𝐾𝐾 = A 𝑥 100 (%)

Dimana: KK : Kerusakan kayu (%)

K : Luas bagian kayu yang rusak (mm2)

A : Luas bidang geser (mm2)

3. Pengujiann kerapatan faktual, kerapatan adalah perbandingan antara massa

atau berat benda terhadap volumenya. Rumus yang digunakan untuk mencari

nilai kerapatan adalah sebagai berikut: (DIN 52182-76)

Wn
𝜌𝑛 =
Vn

Dimana :

Pn = kerapatan

Wn = massa

Vn = volume

4. Kadar air. Rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kadar air adalah

sebagai berikut: (DIN 52183-77)

Bb−BKt
𝐾𝐴 = 𝑥 100%
BKt

Bb = berat basah
28

Bkt = berat kering tanur

E. Analisis Data

Pengolahan data uji keteguhan geser dan kerusakan kayu menggunakan

metode rancangan faktorial 3x2 acak lengkap (Completely Ranomized Design)

dengan satu perlakuan untuk 10 kali ulangan. Faktor yang diamati adalah jenis kayu

dan bidang rekat (A1, A2, A3, B1, B2, B3), parameter yang diamati adalah keteguhan

geser dan kerusakan kayu pada garis rekat, untuk memudahkan pengolahan data

maka hasil uji hingga uji lanjutan dianalisa menggunakan program statistical package

for the social sciences (SPSS). (Paramita S, 2013)

Anda mungkin juga menyukai