Anda di halaman 1dari 16

Deformasi Elastis pada

Komposit Laminat
KELOMPOK 5
Rotua Fetricia Silitonga
Naomi Sirait
KOMPOSIT LAMINAT :
Komposit laminat merupakan jenis komposit yang terdiri
dari dua lapis atau lebih yang digabungkan menjadi satu
dan setiap lapisnya memiliki karakteristik khusus.

sumber : wikipedia “Composite Laminate”


Various type fiber-reinforced composite lamina

Sumber : www.researchgate.net
Sumber : www.comsol.com “ Introducing the Composite Materials Module”

- Laminate composite is defined as the stacking of two or more


unidirectional layers/laminae with a uniform or varied fiber orientation
with respect to a reference direction.
- The laminae can be made of the same material or different ones and
can have individual thicknesess.
Komposit Anisotropik
• Orientasi atom/morfologi kristal penguat
• Bahan anisotropik, sifat bahan tergantung arah
• Komposit anisotropik adalah komposit yang penguatnya
memberikan penguatan tidak sama terhadap arah yang berbeda,
sehingga segala pengaruh tegangan atau regangan dari luar akan
mempunyai nilai kekuatan yang tidak sama (baik arah transversal
maupun longitudinal) (Nurmawati,2008).
Deformasi Elastis pada Laminate :
Hooke’s Law and Effect of Simmetry

• Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah
objek karena diterapkan suatu gaya atau perubahan suhu.
• Deformasi elastis adalah suatu regangan yang dapat balik (reversible).
• Hooke’s Law atau Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas.

Deformasi  sering digambarkan sebagai regangan
 
 𝛿

  𝐹
 
- Kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti aturan Hooke
sebagai berikut: rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah
konstan
- Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah
pertambahan panjang dibagi panjang awal bahan.

Stress: = F/A
Dimana :
F: gaya tarikan,
A: luas penampang

Strain: ε = ΔL/L
Dimana :
ΔL: pertambahan panjang
L: panjang awal

- Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:


E= /ε
- E diberi nama “Modulus Elastisitas” atau “Young Modulus”
E adalah gradien kurva dalam daerah linier

P=k

Kurva tegangan-regangan
Review Jurnal
Judul Jurnal : Kekuatan Tarik dan Tekan Komposit Laminat
Hibrid Aluminium-Fiberglass-Bambu
Peneliti : Galing Kalapaksi, dkk
Nama Jurnal : Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset
dan Teknologi di Bidang Industri ke 20
ABSTRAK :
Manfaat utama penggunaan komposit adalah mengkombinasikan sifat
kekakuan dan kekuatan yang tinggi serta ringan. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan efek dari konfigurasi komposit laminate hibrid aluminium-
serat kaca – bambu terhadap kuat tarik dan kuat tekan. Pada penelitian ini,
komposit hibrid mempunyai beberapa konfigurasi, yakni Al/Fb-3/2, Al/Bb-
3/2 (woven dan 0/90), Al/Bb-3/2 (woven dan 0/90), [Al/Bb/Fb/Bb/Al*]s
(woven dan 0/90), dan [Al/Fb/Bb/Fb/Al*]s (woven and 0/90). Matrik dari
komposit hibrid ini adalah resin ekpoksi. Spesimen diuji tarik dan tekan,
dengan standar ASTM D30933 and ASTM D695. Hasil menunjukkan bahwa
komposit hibrid dengan lebih banyak lapisan serat kaca mempunyai kuat tarik
tertinggi dan kuat tekan dimiliki oleh komposit hibrid yang mempunyai lebih
banyak lapisan bambu. Rata-rata nilai kuat tekan dan kuat tarik ditemukan
pada konfigurasi tertinggi [Al/Fb-3/2]. Kuat tarik dan kuat tekan dengan
woven bamboo lebih tinggi dibandingkan konfigurasi dengan 0/90 bamboo.
Dari semua konfigurasi, kuat tarik lebih tinggi dibandingkan kuat tekan. Ini
disebabkan pada penekanan delaminasi terjadi lebih luas dibandingkan
dengan tarikan.
Laminat Hybrid Composite :

Salah satu jenis komposit laminat dimana komposit ini tersusun


dari lamina-lamina dengan kombinasi yang berbeda dari segi
material (jenis penguat dan matrik) serta arah penguat.

1. Aluminium sebagai matriks


2. Anyaman bambu sebagai penguat
3. Fiberglass sebagai penguat
Metode Penelitian
1. Bahan yang dipakai adalah anyaman bambu, fiberglass, aluminium dan perekat epoxy.
2. Bambu diambil dari daging bambu dengan ketebalan sekitar 0,5 mm, lebar sekitar 0,5
cm dan panjang sekitar 30 cm yang dianyam silang.
3. Permukaan bambu direndam dalam larutan NaOH 4% berat selama 2 jam.
4. Fiberglass yang digunakan mempunyai densitas 527 gr/m2.
5.Plat Aluminium mempunyai ketebalan 0,3 mm. Sebelum direkatkan aluminium
diperlakukan permukaan menggunakan laturan campuran NaOH dan H2SO4 selama 10
menit.
6. Perekat/matrik yang dipakai adalah perekat epoxy dengan hardener polyamine.
7. Resin epoxy dan hardener dicampur dan diaduk hingga merata, kemudian dimasukkan
ke dalam alat penghilang udara (vakum).
8. Resin epoxy dioleskan pada permukaan anyaman bambu, aluminium, dan fiberglass
kemudian disusun untuk membentuk konfigurasi yang telah ditentukan.
9. Komposit ditekan dengan tekanan 0,1 MPa selama ± 24 jam.
10. Selanjutnya, komposit laminat dipotong sesuai dengan standar pengujian, ASTM D
30933 untuk pengujian tarik dan ASTM D 695 untuk pengujian tekan.
11. Pengujian spesimen dilakukan dengan Universal Testing Machine dengan
kapasitasload cell 2000 kN.
Gambar 3 menunjukkan patahan spesimen komposit laminat hasil
pengujian tarik. Pada spesimen komposit laminat yang dikenakan
beban tarik menunjukkan spesimen mengalami delaminasi antar
lapisan laminat, meskipun delaminasi yang terjadi tidak begitu
Hasil Uji Tarik kelihatan secara makro. Pada lapisan fiberglassdan bambu, sebagian
besar serat terputus dan tercabut dari matriksnya.
Kegagalan komposit laminat akibat beban tekan edgewise ditunjukkan pada
gambar 4. Pada spesimen pengujian tekan edgewise, spesimen komposit
laminat mengalami delaminasi dan proses buckling extensional atau buckling
Hasil Uji Tekan modus geser. Delaminasi pada kegagalan spesimen komposit laminat hasil
pengujian tekan edgewises dapat teramati secara makro.
Secara teoritis :
Kesimpulan
Pengujian tarik dan tekan telah dilakukan pada specimen Al/Fb-
3/2, Al/Bb-3/2 (anyam dan 0/90), Al/Bb-3/2 (anyam dan 0/90),
[Al/Bb/Fb/Bb/Al*]s (anyam dan 0/90), dan [Al/Fb/Bb/Fb/Al*]s
(anyam dan 0/90). Secara umum spesimen Al/Fb-3/2 mempunyai
kekuatan tarik dan tekan tertinggi. Bambu anyam memberikan
penguatan yang sedikit lebih baik dibandingkan bambu 0/90 dalam
komposit hybrid tersebut. Komposit laminat dengan kandungan
fiberglass lebih banyak memberikan kekuatan yang lebih baik.
Untuk semua jenis spesimen kekuatan tarik lebih tinggi dari
kekuatan tekan yang menunjukkan bahwa ikatan antar lapisan
lebih sensitifterhadap beban tekan edge wise.

Anda mungkin juga menyukai