Anda di halaman 1dari 16

Makalah

DINAMIKA KISI KRISTAL

( GETARAN DALAM ZAT PADAT )

OLEH : KELOMPOK V

NAMA : KIKI HAIKAL (4172240001)

MAHRAINI NASUTION (4171240002)

LINCARIA SIREGAR (4172240006)

JUNISA BARUS (4173540009)

FRISKA SIMBOLON (4173240008)

KELAS : FISIKA NONDIK 2017

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah di berikan
kepada kami.

Tulisan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan tulisan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
teimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tulisan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan,
oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki tulisan ini.

Akhir kata kami berharap semoga tulisan ini dapat memberikan banyak manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca tenang Makalah Dinamika Kisi Kristal.

Medan, 18 Maret 2020

i
Kelompok V

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

A. Pendahuluan....................................................................................................................................4

ii
B. Tujuan..............................................................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6

1. Getaran Dalam Zat Padat.................................................................................................................6

1.1 Getaran Elastik dan Rapat Modus Getar..................................................................................6

1.2 Kuantisasi pada Kis Getar........................................................................................................7

2. Fonon...............................................................................................................................................8

2.1 Momentum Fonon...................................................................................................................9

3. Gelombang Kisi.............................................................................................................................10

3.1 Kisi Monoatomik Satu Dimensi.................................................................................................10

3.2 Kisi Tiga Dimensi..................................................................................................................10

4. Gelombang Elastik........................................................................................................................11

BAB III......................................................................................................................................................14

PENUTUP.................................................................................................................................................14

Kesimpulan............................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang
merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang
digunakan dan dibandingkan dengan jarak antara atom dalam Kristal, dapat
dibedakan pendekatan gelombang pendek dan pendekatan gelombang panjang.

Disebut pendekatan gelombang pendek apabila gelombang yang digunakan


memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada jarak antar atom. Dalam
keadaan ini, gelombang akan” melihat “ Kristal sebagai tersusun oleh atom-atom
yang diskrit; sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan kisi diskrit.
Sebaliknya, bila dipakai gelombang yang panjang gelombangnya lebih besar dari
jarak antar atom, kisi akan “nampak” malar(kontinu) sebagai suatu media
perambatan gelombang. Oleh karena itu, pendekatan ini sering disebut sebagai
pendekatan kisi malar.

Pada bagian selanjutnya akan dikembangkan model matematis tentang


getaran kisi Kristal dan diharapkan dapat menjelaskan sifat-sifat fisis Kristal.
Dalam hal ini model yang dapat memberikan hubungan dispersi;   (k) , untuk
suatu Kristal. Ramalan tentang   (k) itu kemudian dibandingkan dengan hasil-
hasil eksperimen.

Kita mengandaikan bahwa semua atom-atom dalam Kristal mempunyai


ikatan yang sangat kuat satu sama lain, bergetar sebagai satu kesatuan(model
kolektif). Dalam mengembangkan model ini kita membatasi diri pada Kristal
linier, artinya Kristal yang hanya terdiri dari satu rantai yang lurus. Mula-mula
dianggap bahwa semua atom-atom rantai tersebut sama( mono- atomic), kemudian

1
ditinjau keadaan dengan dua jenis atom yang tersebar sepanjang rantai secara
berseling (dia-tomik). Ternyata bahwa modelkristal linier yang sederhana itu
memberikan (secara kuantitatif) suatu hasil yang cukup memadai sehingga dapat
pula dikembangkan untuk getaran atom dalam tiga dimensi.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu;

1. Memahami konsep dan prinsip rambatan gelombang pada Kristal;

2. Menyatakan tentang pengertian fonon;

3. Dapat menjelaskan tentang struktur Kristal;

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Getaran Dalam Zat Padat


Getaran dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat
dalam kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan
dengan jarakantar atom dalam kristal, dapat dibedakan gelombang pendek dan
pendekatan gelombang panjang.disebut gelombang pendek apabilaglombang yang
digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih kecil daripada jarak antar atom.
Dalam keadaan ini , gelombang akan “melihat” kristal akan tersusun oleh atom-
atomyang diskrit, sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan kisi diskrit.
Sebaliknya, bila dipakai gelombang yang panjang gelombangnya lebih besar dari jarak
antar atom, kisi akan “nampak” malar (kontiniu) sebagai suatu media perambatan
gelombang. Oleh karena itu, pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan kisi
malar.

1.1 Getaran Elastik dan Rapat Modus Getar


Pembahasan mengenai gelombang elastik pada zat padat dimulai
dengan menganggap bahwa panjang gelombang dari gelombang yang
merambat dalam zat padat itu lebih panjang daripada jarak antar atom zat itu.

Dengan menggunakan pendekatan gelombang panjang, mari kita tinjau


sebuah batang penampang A dengan rapat massa ρ, dan tetapan elastisitas Y
(modulus Young). Maka persamaan gerak gelombang elastik untuk bagian batang
antar x dan ( x + ∆x) adalah:

( ρ A ∆ x )=[ S ( x+ ∆ x )−S ( x ) ] A

Dengan :

U : simpangan terhadap kedudukan kesetimbangan

S : Tegangan ( stress )

3
S ( x+ ∆ x ) : tegangan pada kedudukan ( x +∆ x )

S(x) : tegangan pada kedudukan x

1.2 Kuantisasi pada Kis Getar


Energi dalam getaran kisi atau gelombang elastis terkuantisasi. kuantum
energi dalam disebut gelombang elastis Fonon, dalam analogi dengan foton,
yang merupakan kuantum energi dalam gelombang elektromagnetik. pertama-
tama kita meninjau cerita tentang foton. hampir semua konsep, seperti dualitas
partikel gelombang, yang berlaku untuk foton diterapkan dengan baik untuk
fonon. gelombang suara dalam kristal terdiri dari fonon. getaran termal dalam
kristal fonon tereksitasi termal, analog dengan foton termal yang tereksitasi
dengan radiasi benda hitam elektromagnetik dalam sebuah lubang (kotak).
ϵ =nhv

Teori kuantum dimulai pada 1900 ketika Max Planck menjelaskan


distribusi energi kuantisasi yang diamati pada frekuensi energi elektromagnetik
yang dipancarkan oleh benda hitam dalam kesetimbangan termal. Planck
menganggap bahwa energi dari setiap modus osilasi dari medan
elektromagnetik dalam rongga adalah sama dengan kelipatan integral dari hv.
Energi dari satu foton adalah є = hv, energi dari foton n dalam modus frekuensi
v adalah

ϵ =nhv

Dimana n adalah bilangan bulat positif atau nol, dan h konstan


(sekarang dikenal sebagai konstanta Planck) memiliki nilai 6, 6262 x 10 -27 erg
detik. kita memiliki kenyamanan dihilangkan istilah nol koma biasa 1/2 hv dari
(1); tidak berpengaruh langsung terhadap hal-hal yang sekarang kita
pertimbangkan. yang lebih umum untuk menulis (1) sebagai є = nћω, dimana
ω ≡ 2πv adalah frekuensi anguler ħ ≡ h/2π 1,0546 x 10-27 erg detik.

4
kita tahu dari dalam percobaan difraksi dpt dihitung bahwa medan
elektromagnetik memiliki banyak efek dari gelombang. apa yang kita pelajari
dari hukum distribusi Planck adalah bahwa energi dalam medan
elektromagnetik yang terkuantisasi. pertimbangan yang sama berlaku untuk
gelombang elastis.

Apa bukti eksperimental bahwa energi gelombang elastis terkuantisasi?


Bukti paling awal adalah pengamatan bahwa kontribusi kisi pada kapasitas
terbaik padat.

2. Fonon
Fonon dalam fisika adalah kuantum kuantum moda vibrasi pada kisi kristal
tegar, seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk dari larutan, uap,
lelehan atau gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh
laju nukleasi dan pertumbuhan. Bila pertumbuhan lambat, kristal yang terbentuk akan
cukup besar, disertai dengan penataan atom–atom atau molekul-molekul secara teratur
dengan berulang sehingga sehingga energi potensialnya minimum. Fisika zat padat
sangat berkaitan erat dengan kristal dan elektron di dalamnya.

Fisika zat padat mengalami perkembangan pesat setelah ditemukan Sinar-X


dan keberhasilan di dalam memodelkan susunan atom dalam kristal. Atom-atom atau
molekul–molekul dapat berbentuk kisi kristal melalui gaya tarik menarik (gaya
coulomb). Kisi–kisi tersebut tersusun secara priodik membentuk kristal. Atom–atom
yang menyusun zat padat bervibrasi terhadap posisi keseimbanganya sehingga kisi–
kisi kristal pun ikut bervibrasi. Fenomena yang muncul dari kuantisasi sistem fisika
zat padat tetapi memiliki perbedaan energi dengan panjang gelombang lebih panjang
dibanding gelombang elektromagnetik disebut fonon. Energi kuantum dari vibrasi
gerak dalam medan gelombang elastis dapat dianalogikan seperti dalam foton dalam
gelombang elektromagnetik.

Konsep fonon tersirat dalam teori Debye yang sangat penting dan jauh
mencapai konsepnya. Kita telah melihat bahwa energi setiap mode adalah

5
terkuantisasi, energi dari unit kuantum menjadi ћω. Karena mode yang kita miliki
adalah gelombang elastis, yang pada kenyataannya, terkuantisasi energi gelombang
suara elastis. Prosedur ini analog dengan yang digunakan dalam mengkuantisasi
energi medan elektromagnetik, di mana sel hidup alam lapangan diungkapkan dengan
memperkenalkan foton. Dalam kasus ini, partikel seperti entitas yang membawa
energi unit bidang elastis dalam modus tertentu disebut sebuah Fonon. Energi fonon
tersebut yaitu:

ϵ =ħω

Sedangkan Fonon juga merupakan gelombang berjalan, ia membawa


momentum sendiri. Analogi foton (sama seperti persamaan de Broglie), momentum
Fonon diberikan oleh p = h / λ, dimana λ adalah panjang gelombang. Ditulis λ = 2π /
q, dimana q adalah vektor gelombang, kita memperoleh momentum untuk Fonon
tersebut:

p=ħq
Sama seperti kita berpikir tentang gelombang elektromagnetik sebagai aliran
foton, sekarang kita melihat sebuah gelombang suara elastis sebagai aliran fonon yang
membawa energi dan momentum gelombang. Kecepatan perjalanan Fonon sama
dengan kecepatan suara dalam medium.

2.1 Momentum Fonon


Sebuah Fonon gelombang vektor K berinteraksi dengan partikel lain
dan yang seolah-olah memiliki momentum ћK. sebuah Fonon pada kisi tidak
benar-benar memiliki momentum, untuk modus ini sesuai dengan semua
makna dari sistem. Tapi untuk tujuan partikel ini Fonon bertindak seolah-olah
adalah momentum ћK. Kadang-kadang ћK disebut momentum kristal.

Yang ada dalam kristal dalam aturan seleksi gelombang vektor untuk
transisi yang diperbolehkan antara kuantum, aturan bagian ini melibatkan K.
kita melihat bahwa hamburan elastis (Brang Difraksi) dari x-ray foton oleh
kristal diatur oleh vektor gelombang memilih aturan

6
k ' =k +G

di mana G adalah vektor dalam kisi resiprokal; k adalah vektor


gelombang dari foton dan k’ adalah vektor gelombang dari foton yang tersebar.
Dalam proses refleksi 2 seluruh kristal terpental dengan momentum-ћG, tapi ini
jarang dipertimbangkan secara eksplisit. Vektor gelombang berinteraksi penuh
yang dikonservasi dalam kisi gelombang periodik, tetapi hanya dengan
penambahan yang mungkin dari vektor kisi resiprokal. Sebenarnya dari seluruh
system momentum dikonservasi erat.

Jika hamburan foton dalam elastis, dengan penciptaan sebuah Fonon


gelombang vektor K, maka vektor gelombang aturan seleksi menjadi 2.

3. Gelombang Kisi

3.1 Kisi Monoatomik Satu Dimensi


Pada kiki monoatomik satu dimensi kisi dalam keadaan setimbang,
masing-masing atom berada pada posisi tetap pada tempatnya. Karena atom
berhubungan satu sama lain, atom berpindah secara simultan, jadi kita harus
mempertimbangkan pergerakan kisi seluruhnya.

Kisi diatomik satu dimensi

Pada kisi diatomik memenuhi sifat simetri yang sama dalam ruang q
dibahas dalam kaitannya dengan kisi satu dimensi.

3.2 Kisi Tiga Dimensi


Dalam kasus tiga dimensi, representasi lengkap dari hubungan dispersi
memerlukan pemberian frekuensi untuk titik-titik di seluruh ruang q tiga
dimensi. Hal ini sering dilakukan dengan memetakan kontur frekuensi dalam
ruang ini

7
4. Gelombang Elastik
Zat padat tersusun dari atom-atom yang terpisah dan pisahan ini harus di
perhitungkan dalam dinamika kisi. Ketika panjang gelombang sangat zat padat dapat
diberlakukan dalam medium tak hingga. Dinamika seperti ini dinamakan gelombang
elastic.

Sekarang kita uji rambatan gelombang elastic pada batang. (gambar 3.1).
Andaikan gelombang ini gelombang longitudinal dan Pada setiap titik x dalam batang
terjadi perubahan panjang u (x) . Regangan dituliskan

du
ϵ= (3.1)
dx

dengan perubahan panjang persatuan unit. Tengangan (S) didefinisikan


persatuan luas yang dinyatakan dalam fungsi x. Berdasarkan hokum Hooke,
tengangan sebanding dengan regangan yaitu

S=Ye(3.2)

Dimana konstanta elastic Y dikenal dengan modulus Young

Gambar 3.1 gelombang


elastic pada batang

Untuk menguji perubahan dalam batang, kita pilih bagian yang berubah
sepanjang dx seperti yang terlihat pada gamabar. Dengan hokum kedua Newton kita
dapat tuliskan pergerakan ini dengan

2
( ρ A' dx ) ∂ u2 =[ S ( x + dx ) −S ( x ) ] A ' (3.3)
∂t

8
Dimana ρ adalah massa jenis dan A perubahan luas pada batang. Dibagian kiri
merupakan (m X a) sedankan dikanan adalah gaya yang dihasilkan dari tegangan akhir

∂s
yang dituliskan [ S ( x+ dx )−S ( x ) ]=
∂x

∑ F=ma
2
[ S ( x+ dx )−S ( x ) ] A ' =( ρ A' dx ) ∂ u2
∂t

∂s ' ' ∂2 u
dx A = ρ A dx
( )
∂x ∂ t2

∂e ' ' ∂2 u
Y dx A =( ρ A dx ) 2
∂x ∂t

∂ du ∂2 u
Y
∂ x dx ( ) ' '
dx A =( ρ A dx ) 2
∂t

∂2 u ' ' ∂2 u
Y dx A = ( ρ A dx )
∂ x2 ∂ t2

∂2 u ρ ∂2 u
− =0
∂ x2 Y ∂ x2

∂2 u 1 ∂2 u
Yang dikenal dengan persamaan gelombang satu dimensi − =0 akan
∂ x 2 v 2 ∂ x2
diperoleh ungkapan bagi kecepatan gelombang elastic :

Y
v s=
√ ρ
(3.5)

Jelas bahwa kecepatan gelombang mekanik dalam batang (secara umum pada zat
padat) bergantung pada “besaran elastik” bahan tersebut, yakni modulus Young.

Persamaan 3.6 memiliki hubungan dengan frekuensi dan bilangan gelombang


dikenl dengan hubungan penyebaran. Ketika kecepatan gelombang sebanding dengan

9
ω
dengan Vs konstan di 3.6. dan dipercepat sesuai rumus 3.7. gelombang inilah yang
q
di sebut gelomabang bunyi.

Gambar 3.2 kurva penyebaran gelomabang elastic

Gambar 3.2 adalah hubungan dispersi untuk gelombang elastik, berupa garis
lurus yang condong. Dimana berbanding lurus dengan q yang sudah kita kenal. Salah
satu contohnya gelombang optik didalam ruang hampa udara memiliki hubungan
disersi , dengan c kecepatan cahaya. Begitu pula berlaku pada gelombang bunyi pada
zat cair dan gas. Penyimpangan dari hubungan linear ini dikenal dengan dispesi. Kita
akan melihat di BAB 6 untuk pendekatan kisi diskrit yaitu ketika panjang gelombang
sangat pendek dibandingkan jarak antar atom. Persamaan 3.5 dapat digunakan untuk
menyelesaikan modulus young. Misalnya sebuah zat padat memiliki v s=5 ×105 cm/s

dan ρ=5 g /cm3 maka akan didapatkan Y =5 ×(5 ×105 )2=1.25 ×1012 g /cm

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Disebut pendekatan gelombang pendek apabila gelombang yang digunakan
memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada jarak antar atom.
Dalam keadaan ini, gelombang akan” melihat “ Kristal sebagai tersusun oleh
atom-atom yang diskrit; sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan
kisi diskrit. Sebaliknya, bila dipakai gelombang yang panjang gelombangnya
lebih besar dari jarak antar atom, kisi akan “nampak” malar(kontinu) sebagai
suatu media perambatan gelombang. Oleh karena itu, pendekatan ini sering
disebut sebagai pendekatan kisi malar.

2. Fonon dalam fisika adalah kuantum kuantum moda vibrasi pada kisi kristal
tegar, seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk dari larutan,
uap, lelehan atau gabungan dari ketiganya.
3. Kecepatan gelombang mekanik Dalam batang 9secara umum pada zat padat)
bergantung pada “besaran elastic” bahan tersebut, yakni moduud Young
Y
v s=
√ ρ

11
DAFTAR PUSTAKA

Catatan kuliah F1-441 Pendahuluan Fisika Zat Padat, juruan Fisika Institute Teknologi Bandung
1999

Motlan, Sirait. PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT. 2015. Unimed Press; Medan

12

Anda mungkin juga menyukai