Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MATERIAL KOMPOSIT
PENGANTAR UMUM

OLEH:

KIKI HAIKAL SIAGIAN (4172240001)


LINCARIA SIREGAR (4172240006)

KELAS FISIKA NONDIK 2017

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Eva M. Ginting,M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT., Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya. Atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas matakuliah yang telah ditentukan
oleh Dosen Mata Kuliah Material Komposit, melalui makalah ini, Penulis berusaha untuk
menyajikan materi tentang “Pengantar Umum”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna. Oleh Karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima dengan
senang hati. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca.

Medan, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Komposit 3
II. Tujuan dibentuknya komposit
III Bagian Utama dari Komposit
IV. Properties Bahan Komposit
V. Contoh material komposit
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

I. Pendahuluan
Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk yang terdiri
dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang
Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang
terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat. Seiring dengan kemajuan zaman,
untuk mengoptimalkan nilai efisiensi terhadap suatu produk maka dimulailah suatu
pengembangan terhadap material, dan para ahli mulai menyadari bahwa material tunggal
(homogen) memiliki keterbatasan baik dari sisi mengadopsi desain yang dibuat maupun
kondisi pasar. Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat
yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik,
dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan
dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan.
Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang
tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik. Dalam prakteknya komposit terdiri dari
suatu bahan utama (matrik-matrix) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang
ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya
dalam bentuk serat (fiber). Komposit merupakan teknologi rekayasa material yang banyak
dikembangkan dewasa ini karena material komposit mampu mengabungkan beberapa sifat
material yang berbeda karakteristiknya menjadi sifat yang baru dan sesuai dengan disain
yang direncanakan.

II. Definisi Bahan Komposit


Menurut Matthews dkk. (1993), komposit adalah suatu material yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen,
dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Dari campuran
tersebut akan dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
ini yang berbeda dari material pembentuknya. Material komposit mempunyai sifat dari
material konvensional pada umumnya dari proses pembuatannya melalui percampuran yang
tidak homogen, sehingga kita leluasa merencanakan kekuatan material komposit yang kita
inginkan dengan jalan mengatur komposisi dari material pembentuknya. Komposit
merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat dengan gabungan, yaitu gabungan antara bahan
matriks atau pengikat dengan penguat. Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa
tahap seperti yang telah digariskan oleh Schwartz :

a. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah dikatakan sebagai
bahan komposit. Ini termasuk alloy polimer dan keramik. Bahan-bahan yang terdiri dari
unsur asal saja yang tidak termasuk dalam peringkat ini.
b. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa merupakan suatu
komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara tradisional dikenal sebagai
komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh besi keluli yang merupakan alloy
multifusi yang terdiri dari karbon dan besi.
c. Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi mendapatkan suatu
sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan masih tetap dalam bentuk asal, dimana
dapat ditandai secara fisik dan melihatkan kesan antara muka antara satu sama lain.

Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan yang terbentuk
apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan. Rosato dan Di Matitia pula
menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat yang biasanya dalam bentuk serat,
dimana ada serat pendek, panjang, anyaman pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang
menyatakan bahwa bahan komposit adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat,
butiran atau cuhisker seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar),
keramik, dan serat logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.
Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan
bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan komposisi untuk
menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang berbeda dari sifat dan
ciri konstituen asalnya. Disamping itu konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui
suatu antara muka. Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal. Dengan kata
lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari dari fasa tersebar dan fasa
yang berterusan. Fasa tersebar selalunya terdiri dari serat atau bahan pengukuh, manakala
yang berterusannya terdiri dari matriks.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis
bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing
bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisika dan tetap terpisah dalam
hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit). Jika perpaduan ini terjadi dalam skala
makroskopis, maka disebut sebagai komposit. Sedangkan jika perpaduan ini bersifat
mikroskopis (molekular level), maka disebut sebagai alloy (paduan). Komposit berbeda
dengan paduan, untuk menghindari kesalahan dalam pengertiannya, oleh Van Vlack (1994)
menjelaskan bahwa alloy (paduan) adalah kombinasi antara dua bahan atau lebih dimana
bahan-bahan tersebut terjadi peleburan sedangkan komposit adalah kombinasi terekayasa dari
dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat seperti yang diinginkan dengan cara
kombinasi sistematik pada kandungan-kandungan yang berbeda tersebut.

III. Tujuan dibentuknya komposit


Berikut ini adalah tujuan dari dibentuknya komposit, yaitu sebagai berikut :
1. Memperbaiki sifat mekanik dan/atau sifat spesifik tertentu
2. Mempermudah design yang sulit pada manufaktur
3. Keleluasaan dalam bentuk/design yang dapat menghemat biaya
4. Menjadikan bahan lebih ringan

IV. Bagian-bagian utama dari komposit


4.1 Reinforcement
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) yang berfungsi
sebagai penanggung beban utama pada komposit.

Gambar 1. Ilustrasi reinforcement pada komposit


Berdasarkan bentuk dari reinforcement-nya, komposit dapat dibedakan menjadi :

Gambar 2. Pembagian komposit berdasarkan bentuk dari reinforcement-nya

Adapun ilustrasi dari komposit berdasarkan reinforcement-nya dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Ilustrasi komposit berdasarkan reinforcement-nya

a. Partikel sebagai penguat (Particulate composites)


Keuntungan dari komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel:
a) Kekuatan lebih seragam pada berbagai arah
b) Dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan meningkatkan kekerasan material
c) Cara penguatan dan pengerasan oleh partikulat adalah dengan menghalangi pergerakan
dislokasi.

Proses produksi pada komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel:
a) Metalurgi Serbuk
Metalurgi serbuk adalah metode yang terus dikembangkan dari proses manufaktur yang
dapat mencapai bentuk komponen akhir dengan mencampurkan serbuk secara bersamaan dan
dikompaksi dalam cetakan, dan selanjutnya disinter didalam dapur. Tahapan metalurgi serbuk
meliputi pencampuran, penekanan dan sintering. Pencampuran adalah menggabungkan 2
bahan serbuk atau lebih agar lebih homogen. Penekanan adalah salah satu cara untuk
memadatkan serbuk menjadi bentuk tertentu yang sesuai dengan cetakannya. Sintering
merupakan teknik untuk memproduksi material dengan densitas yang terkontrol dan
komponen logam dan atau serbuk keramik dengan aplikasi termal.
b) Stir Casting
c) Infiltration Process
d) Spray Deposition
e) In-Situ Process

Panjang partikel dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :


1) Large particle
Komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel, dimana interaksi antara
partikel dan matrik terjadi tidak dalam skala atomik atau molekular. Partikel seharusnya
berukuran kecil dan terdistribusi merata. Contoh dari large particle composite adalah cemet
dengan sand atau gravel, cemet sebagai matriks dan sand sebagai atau gravel, cemet sebagai
matriks dan sand sebagai partikel, Sphereodite steel (cementite sebagai partikulat), Tire
(carbon sebagai partikulat), Oxide-Base Cermet (oksida logam sebagai partikulat).

a b
Gambar 4. a. Flat flakes sebagai penguat (Flake composites) b. Fillers sebagai penguat
(Filler composites)

2) Dispersion strengthened particle


a) Fraksi partikulat sangat kecil, jarang lebih dari 3%.
b) Ukuran yang lebih kecil yaitu sekitar 10-250 nm.

b. Fiber sebagai penguat (Fiber composites)


Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit, sehingga
tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang digunakan, karena
tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh matrik akan diteruskan
kepada serat, sehingga serat akan menahan beban sampai beban maksimum. Oleh karena itu
serat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada
matrik penyusun komposit.

Fiber yang digunakan harus memiliki syarat sebagai berikut :


a) Mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter bulknya (matriksnya) namun harus
lebih kuat dari bulknya
b) Harus mempunyai tensile strength yang tinggi

Parameter fiber dalam pembuatan komposit, yaitu sebagai berikut :

Gambar 5. Parameter fiber dalam pembuatan komposit

Proses produksi pada fiber-carbon yaitu sebagai berikut :


1. Open Mold Process
a. Hand Lay-Up
b. Spray Lay-Up
c. Vacuum Bag Moulding
d. Filament Winding
2. Closed Mold Process
a. Resin Film Infusion
b. Pultrusion

Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit, yaitu :

:
Gambar 6. Tipe serat pada komposit

a) Continuous Fiber Composite


Continuous atau uni-directional, mempunyai susunan serat panjang dan lurus,
membentuk lamina diantara matriksnya. Jenis komposit ini paling banyak digunakan.
Kekurangan tipe ini adalah lemahnya kekuatan antar antar lapisan. Hal ini dikarenakan
kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriksnya.

b) Woven Fiber Composite (bi-dirtectional)


Komposit ini tidak mudah terpengaruh pemisahan antar lapisan karena susunan seratnya
juga mengikat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus
mengakibatkan kekuatan dan kekakuan tidak sebaik tipe continuous fiber.

c) Discontinuous Fiber Composite (chopped fiber composite)


Komposit dengan tipe serat pendek masih dibedakan lagi menjadi :
1) Aligned discontinuous fiber
2) Off-axis aligned discontinuous fiber
3) Randomly oriented discontinuous fiber

Randomly oriented discontinuous fiber merupakan komposit dengan serat pendek yang
tersebar secara acak diantara matriksnya. Tipe acak sering digunakan pada produksi dengan
volume besar karena faktor biaya manufakturnya yang lebih murah. Kekurangan dari jenis
serat acak adalah sifat mekanik yang masih dibawah dari penguatan dengan serat lurus pada
jenis serat yang sama.

Gambar 7. Tipe discontinuous fiber

d) Hybrid fiber composite


Hybrid fiber composite merupakan komposit gabungan antara tipe serat lurus dengan serat
acak. Pertimbangannya supaya dapat mengeliminir kekurangan sifat dari kedua tipe dan dapat
menggabungkan kelebihannya.

Jenis fiber yang biasa digunakan untuk pembuatan komposit antara lain sebagai berikut :
a) Fiber-glass
Sifat-sifat fiber-glass, yaitu sebagai berikut :
1. Density cukup rendah (sekitar 2,55 g/cc)
2. Tensile strengthnya cukup tinggi (sekitar 1,8 GPa)
3. Biasanya stiffnessnya rendah (70GPa)
4. Stabilitas dimensinya baik
5. Resisten terhadap panas dan dengin
6. Tahan korosi
7. Komposisi umum adalah 50-60% SiO2 dan paduan lain yaitu Al, Ca, Mg, Na, dan lain-lain.

Keuntungan dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :


1. Biaya murah
2. Tahan korosi
3. Biayanya relatif lebih rendah dari komposit lainnya
4. Biasanya digunakan untuk piing, tanks, boats, alat-alat olahraga

Kerugian dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :


1. Kekuatannya relatif rendah
2. Elongasi tinggi
3. Kekuatan dan beratnya sedang (moderate)

Jenis-jenisnya antara lain :


1. E-glass
2. C-glass
3. S-glass
Tabel 1. Sifat-sifat dari jenis-jenis fiber-glass

Tabel 2. Komposisi senyawa kimia fiber-glass


b) Fiber-nylon
Sifat-sifat fiber-nylon, yaitu sebagai berikut :
1. Dibuat dari polyamide
2. Lebih kuat, lebih ringan, tidak getas dan tidak lebih kaku dari karbon
3. Contoh merek nylon yaitu Kevlar (DuPont) dan Kwaron (Akzo)

c) Fiber-carbon
Sifat-sifat fiber-carbon, yaitu sebagai berikut :
1. Densitas karbon cukup ringan yaitu sekitar 2,3 g/cc.
2. Struktur grafit yang digunakan untuk membuat fiber berbentuk seperti kristal intan.
3. Mempunyai karakteristik yang ringan, kekuatan yang sangat tinggi, kekakuan (modulus
elastisitas) tinggi.
4. Memisahkan bagian yang bukan karbon melalui proses
5. Terdiri dari + 90% karbon
6. Dapat dibuat bahan turunan : grafit yang kekuatannya dibawah serat karbon
7. Diproduksi dari Polyacrylnitril (PAN), melalui tiga tahap proses, yaitu sebagai berikut :
a. Stabilisasi = Peregangan dan oksidasi.
b. Karbonisasi = Pemanasan untuk mengurangi O, H, N
c. Grafitisasi = Meningkatkan modulus elastisitas.

Tabel 3. Kelebihan Versus Kekurangan


Fiber Kelebihan Kekurangan
1. Kekuatan tinggi
Fiber-glass Kurang elastis
2. Relatif murah
1. Kuat hingga sangat kuat
1. Agak getas
2. Stiffness(kuat+keras) besar
Fiber-carbon 2. Nilai peregangan kurang
3. Koefisien pemuaian kecil
3. Agak mahal
4. Menahan getaran
1. Lebih stiffness dari Carbon
Fiber-graphite Kurang kuat disbanding Carbon
2. Lebih ulet
Fiber- 1. Agak stiff (kuat+keras) & 1. Kekutan tekan lebih rendah dari
nylon(aramid) sangat ulet carbon
2. Tahan terhadap benturan 2. Ketahanan panas lebih rendah
3. Kekuatanya besar (lebih kuat
dari carbon (hingga 180*C)
dari baja)
4. Lebih murah dari carbon

Hybride Fiber (kombinasi dari berbagai jenis serat)


1) Glass Versus Carbon
a) Meningkatkan shock resistence (tahan benturan)
b) Meningkatkan fracture resistence (tahan patahan/ulet)
c) Mengurangi biaya
2) Glass Versus Nylon
a) Menigkatkan kekuatan tekan
b) Memperbaiki pemrosesan (manufaktur)
c) Mengurangi biaya
3) Carbon Versus Nylon
a) Meningkatkan kekuatan tarik
b) Meningkatkan kekuatan tekan
c) Meningkatkan kekuatan pada pembengkokan

c. Fiber sebagai sturktural (Structute composites)


Komposit struktural dibentuk oleh reinforce- reinforce yang memiliki bentuk lembaran-
lembaran. Berdasarkan struktur, komposit dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur laminate
dan struktur sandwich, ilustrasi dari kedua struktur komposit tersebut dapat dilihat pada
Gambar 8.

a b
Gambar 8. Ilustrasi komposit berdasarkan Strukturnya : a. Struktur laminate b.
Sandwich panel

1) Laminate
Laminate adalah gabungan dari dua atau lebih lamina (satu lembar komposit dengan
arah serat tertentu) yang membentuk elemen struktur secara integral pada komposit. Proses
pembentukan lamina ini menjadi laminate dinamakan proses laminai. Sebagai elemen
sebuah struktur, lamina yang serat penguatnya searah saja (unidirectional lamina) pada
umumnya tidak menguntungkan karena memiliki sifat yang buruk. Untuk itulah struktur
komposit dibuat dalam bentuk laminate yang terdiri dari beberapa macam lamina atau lapisan
yang diorientasikan dalam arah yang diinginkan dan digabungkan bersama sebagai sebuah
unit struktur. Mikrostruktur lamina dan jenis-jenis dari arah serat dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 9. Mikrostruktur lamina

Gambar 10. Jenis-jenis dari fiber reinforced composites

Terdapat beberapa lamina, yaitu:


a) Continous fiber laminate, lamina jenis ini mempunyai lamina penyusun dengan serat yang
tidak terputus hingga mencapai ujung-ujung lamina. Continous fiber laminate terdiri dari :
1. Unidirectional laminate (satu arah), yaitu bentuk laminate dengan tiap lamina
mempunyai arah serat yang sama. Kekuatan terbesar dari komposit lamina ini adalah
searah seratnya.
2. Crossplien quasi-isotropoic (silang), lamina ini mempunyai susunan serat yang saling
silang tegak lurus satu sama lain antara lamina.
3. Random/woven fiber composite, lamina ini mempunyai susunan serat.
b) Discontinous fiber composite, berbeda dengan jenis sebelumnya maka laminate ini pada
masing-masing lamina terdiri dari potongan serat pendek yang terputus dan mempunyai
dua jenis yaitu :
1. Short Alighned Fiber, potongan serat tersusun dalam arah tertentu, sesuai dengan
keperluan setiap lamina.
2. In-Plane Random Fiber, potongan serat disebarkan secara acak atau arahnya tidak
teratur.

2) Sandwich panels
Komposit sandwich merupakan salah satu jenis komposit struktur yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Komposit sandwich merupakan komposit yang tersusun dari 3 lapisan
yang terdiri dari flat composite (metal sheet) sebagai kulit permukaan (skin) serta meterial
inti (core) di bagian tengahnya (berada di antaranya). Core yang biasa dipakai adalah core
import, seperti polyuretan (PU), polyvynil Clorida (PVC), dan honeycomb.Komposit
sandwich dibuat dengan tujuan untuk efisiensi berat yang optimal, namun mempunyai
kekakuan dan kekuatan yang tinggi. Sehinggga untuk mendapatkan karakteristik tersebut,
pada bagian tengah diantara kedua skin dipasang core.
Komposit sandwich merupakan jenis komposit yang sangat cocok untuk menahan
beban lentur, impak, meredam getaran dan suara. Komposit sandwich dibuat untuk
mendapatkan struktur yang ringan tetapi mempunyai kekakuan dan kekuatan yang tinggi.
Biasanya pemilihan bahan untuk komposit sandwich, syaratnya adalah ringan, tahan panas
dan korosi, serta harga juga dipertimbangkan. Dengan menggunakan material inti yang sangat
ringan, maka akan dihasilkan komposit yang mempunyai sifat kuat, ringan, dan kaku.
Komposit sandwich dapat diaplikasikan sebagai struktural maupun non-struktural bagian
internal dan eksternal pada kereta, bus, truk, dan jenis kendaraan yang lainnya.
Gambar 11. Structural composites sandwich panels

4.2 Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume
terbesar (dominan). Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mentransfer tegangan ke serat.
b) Membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat.
c) Melindungi serat.
d) Memisahkan serat.
e) Melepas ikatan.
f) Tetap stabil setelah proses manufaktur.

Gambar 12. Ilustrasi matriks pada komposit

Berdasarkan bentuk dari matriks-nya, komposit dapat dibedakan menjadi :

Gambar 13. Klasifikasi komposit Berdasarkan bentuk dari matriks-nya


Gambar 14. Matriks dari beberapa tipe komposit

a. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)


Komposit ini bersifat :
1) Biaya pembuatan lebih rendah
2) Dapat dibuat dengan produksi massal
3) Ketangguhan baik
4) Tahan simpan
5) Siklus pabrikasi dapat dipersingkat
6) Kemampuan mengikuti bentuk
7) Lebih ringan.

Keuntungan dari PMC :


1) Ringan
2) Specific stiffness tinggi
3) Specific strength tinggi
4) Anisotropy
Aplikasi dari PMC :
1) Bathroom furniture
2) Aerospace
3) Construction material
Jenis polimer yang banyak digunakan :
1) Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastic yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle) dengan
menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer yang akan menjadi keras apabila
didinginkan. Thermoplastic meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu
dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras
bila didinginkan. Contoh ari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter
sulfon, PES, dan Polieter eterketon (PEEK).

2) Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan
telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan
melunakkan termoset melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang
demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis
termoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya
juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat
termoplastik. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida, Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida
(PI).

Aplikasi PMC, yaitu sebagai berikut :


1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
a) Alat-alat rumah tangga
b) Panel pintu kendaraan
c) Lemari perkantoran
d) Peralatan elektronika.
2) Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas = Kotak air radiator
3) Matrik berbasis termoset dengan serat carbon
a) Rotor helikopter
b) Komponen ruang angkasa
c) Rantai pesawat terbang

b. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)


Metal Matrix composites adalah salah satu jenis komposit yang memiliki matrik logam.
Material MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti adalah
Continous Filamen MMC yang digunakan dalam aplikasi aerospace.
Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC :
1) Transfer tegangan dan regangan yang baik.
2) Ketahanan terhadap temperature tinggi
3) Tidak menyerap kelembapan.
4) Tidak mudah terbakar.
5) Kekuatan tekan dan geser yang baik.
6) Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik

Kekurangan MMC :
1) Biayanya mahal
2) Standarisasi material dan proses yang sedikit

Matrik pada MMC :


1) Mempunyai keuletan yang tinggi
2) Mempunyai titik lebur yang rendah
3) Mempunyai densitas yang rendah
4) Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya, Magnesium beserta
paduannya.

Proses pembuatan MMC :


1) Powder metallurgy
2) Casting/liquid ilfiltration
3) Compocasting
4) Squeeze casting

Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :


1) Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
2) Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
3) Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
4) Peralatan Elektronik

c. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)


CMC merupakan material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai reinforcement dan 1
fasa sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari keramik. Reinforcement yang umum
digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid. Salah satuproses pembuatan dari
CMC yaitu dengan proses DIMOX, yaitu proses pembentukan komposit dengan reaksi
oksidasi leburan logam untuk pertumbuhan matriks keramik disekeliling daerah filler
(penguat).

Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :


1) Gelas anorganic.
2) Keramik gelas
3) Alumina
4) Silikon Nitrida

Keuntungan dari CMC :


1) Dimensinya stanil bahkan lebih stabil daripada logam
2) Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron
3) Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus
4) Unsur kimianya stabil pada temperature tinggi
5) Tahan pada temperatur tinggi (creep)
6) Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi
Kerugian dari CMC
1) Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar
2) Relative mahal dan non-cot effective
3) Hanya untuk aplikasi tertentu

Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :


1) Chemical processing = Filters, membranes, seals, liners, piping, hangers
2) Power generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, heat exchange tubes, liner
3) Wate inineration = Furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors.
4) Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk perkakas potong.
5) Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.
6) Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem.
7) SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.

V. Properties Bahan Komposit


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan
komposit. Perkembangan bidang sciences dan teknologi mulai menyulitkan bahan
konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas,
perkapalan, automobile dan industri pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang
memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar. Dalam
kebanyakan bahan konvensional seperti keluli,walaupun kuat ianya mempunyai density yang
tinggi dan rapuh. Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh :
a. Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun menurut
rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
b. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
c. Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.
VI. Contoh material komposit
1. Plastik diperkuat fiber:
a. Diklasifikasikan oleh jenis fiber :
1) Wood (cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
2) Carbon-fibre reinforced plastic atau CRP
3) Glass-fibre reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")
b. Diklasifikasikan oleh matriks:
1) Komposit Thermoplastik
a) long fiber thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics
b) glass mat thermoplastics
2) Thermoset Composites
2. Metal matrix composite MMC:
a. Cast iron putih
b. Hardmetal (carbide in metal matrix)
c. Metal-intermetallic laminate
3. Ceramic matrix composites:
a. Cermet (ceramic and metal)
b. concrete
c. Reinforced carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
d. Bone (hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)
4. Organic matrix/ceramic aggregate composites
a. Mother of Pearl
b. Syntactic foam
c. Asphalt concrete
5. Chobham armour (lihat composite armour)
6. Engineered wood
a. Plywood
b. Oriented strand board
c. Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
d. Pykrete (sawdust in ice matrix)
7. Plastic-impregnated or laminated paper or textiles
a. Arborite
b. Formica (plastic)

KESIMPULAN

Dengan perkembangan teknologi saat ini diperlukan suatu pengembangan metoda baru
yang bisa menawarkan solusi teknik yang mengedepankan kemampuan sistem. Saat ini telah
dikembangkan suatu metode komposit yang dikenal sebagai metode substitusi material.
Teknik dari Proses pembuatan Komposit sangat menarik, dikendalikan oleh kondisi-
kondisi proses, penyusupan logam yang terjadi secara spontan, tanpa bantuan ruang hampa
bertekanan. Dan ini merupakan metode yang paling hemat untuk memproduksi komposit.
Teknologi pembuatan Komposit memiliki kemudahan dalam fabrikasi sehingga biayanya
menjadi lebih murah. Terutama bila kita bandingkan dengan metode lainnya.
Produk material yang ulet dan material yang kuat dan tangguh adalah logis ada suatu
pemikiran dan usaha menggabungkan kedua material tersebut untuk dijadikan suatu material
yang baru yaitu komposit melalui proses pembuatan komposit. Hasil komposit yang diperoleh
dengan proses pembuatannya mempunyai ketangguhan yang tinggi dan daya tahan
goncangan yang berhubungan dengan panas yang baik seperti kekakuan, tahan aus dan stabil
pada temperatur tinggi. Proses fabrikasi komposit ini dapat diaplikasikan pada berbagai
komponen mesin seperti ; gas turbin, mesin roket, mesin piston, penukar panas, dapur
temperatur tinggi, struktur pasawat terbang dan kemasan elektronik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Sifat – sifat Komposit.


Santa,M. (2015). Makalah Kimia
Nugroho,A.F. (2014). Komposit.

Anda mungkin juga menyukai