Anda di halaman 1dari 11

Makala Material Keramik

CARA MEMBUAT MATERIAL KERAMIK TEKNOLOGI

Dosen Pengampu: Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Si.

Disusun Oleh:
NAMA : LINCARIA SIREGAR
NIM : 4172240006
KELAS : FISIKA NONDIK 2017
MATA KULIAH : FISIKA KERAMIK

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makala yang
berjudul “Cara Membuat Material Keramik Teknologi”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Keramik.

Makalah ini memuat informasi mengenai teori cara membuat material


keramik teknogi Makalah ini diharapkan akan menambah wawasan pengetahun
terhadap materi ini.

Ucapan terimakasih saya tujukan kepada Dr. Ridwan Abdullah Sani,


M.Si..selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan yang sangat
berarti dan bermanfaat, sehingga saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Selain itu juga kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini, saya mengucapkan banyak
terimakasih.
Selanjutnya, saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak luput
dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat
terbuka dalam menerima saran dan kritikan yang konstruktif dari pembaca
sekalian, demi kesempurnaan penulisan karya tulis kami di kemudian hari.
Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
positif bagi kita semua.

Medan, Oktober 2019

Penulis

PENULIS

1
DAFTAR ISI

DAFTAR PENGANTAR ....... .......................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

BAB III PENUTUP............................................................................................9

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Meningkatnya kebutuhan listrik pada saat ini tentunya akan menambah


penggunaan yang berhubungan dengan peralatan listrik. Banyak sekali bahan
penunjang dan peralatan kelistrikan yang dibutuhkan. Banyak sekali jenis dan
bahan serta kelengkapan yang digunakan dalam sektor industri listrik. Bahan
pendukung dan kelengkapan industry kelistrikan yang menunjang dan digunakan
cukup banyak misalnya isolator listrik. Salah satu jenis isolator listrik yang
banyak sekali digunakan adalah isolator listrik keramik. Penggunaan bahan
keramik untuk isolator listrik sudah dikenal sejak lama dan banyak pabrik telah
didirikan. Selama ini kita tidak banyak yang tahu besar produksi penggunaan
isolator listrik keramik terutama yang digunakan untuk tegangan tinggi. Apalagi
produk isolator keramik dengan bahan baku berasal dari dalam negeri selama ini
belum ada data yang dapat meyakinkan kita. Bahan baku dalam negeri untuk
keramik seperti kaolin, ball clay, felspar dan kuarsa yang melimpah merupakan
modal awal untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. Hal ini merupakan bagian
awal dari rangkaian panjang penelitian bahan keramik dalam negeri untuk bahan
isolator listrik keramik.
Keramik Timbal zirkonat titanat [Pb(Zr,Ti)OJ atau PZT] penggunaanya
sangat luas sebagai bahan-bahan ferroelektrik, seperti piezoelektrik, elektro-optik,
elektro akoustik dan efek non linearoptik, sebab PZf mempunyai
koefisienpiezoelectric coupling yang tinggi Sifat-sifat ferroelektrik telah diketahui
terjadi hanya pada beberapa kristal yang tidak mempunyai struktur
centrosymmetric.Pembuatan dan sifat-sifat dari keramik yang dibuat dari
campuran serbuk oksida sebagai bahan dasar telah banyak dipelajari, Metode
pencampuran serbuk oksida menghasilkan bahan-bahan dengan kemurnian
rendah, mempunyai koposisi dan struktur tidak homogen dalam keramik,
sehingga mempengaruhi sifat-sifat ferroelektrik dari material yang dihasilkan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara membuat keramik untuk bahan baku isolator ?
2. Bagaimana cara membuat dan karakterisari serbuk piezoelektrik?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara membuat keramik untuk bahan baku isolator
2. Untuk mengetahui cara membuat dan karakterisari serbuk piezoelektrik

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keramik untuk bahan baku isolator


PENDAHULUAN
Produksi isolator keramik listrik khusus digunakan untuk tegangan tinggi
cukup sulit untuk mengetahui secara tepat demikian pula kebutuhannya. Dengan
mendapatkan data jumlah jaringan dan kebutuhan isolator pada suatu jaringan
tentunya kita akan memperoleh data perkiraan isolator terpasang dan
pemakaiannya kedepan. Berdasarkan perhitungan secara umum maka sudah
jutaan isolator listrik terpasang yang meliputi semua jenis isolator seperti rendah
dan tinggi. Meningkatnya kebutuhan penggunaan listrik setiap tahun maka
penggunaan isolator listrik akan naik signifikan sesuai dengan pembangunan
kelistrikan di Indonesia. Data dari Perusahaan Litrik Negara (PLN) bahwa
elektrifikasi (daerah yang teraliri listrik) tahun 2010 yang baru mencapai 67
persen, rasio elektrifikasi nasional telah naik 20 persen. Menurut PLN, Dalam 5
tahun ke depan kebutuhan listrik akan tumbuh sebesar rata-rata 8,7 persen per
tahun dan target rasio elektrifikasi sebesar 95 persen pada akhir tahun 2019.
Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan
muatan listrik. Bahan-bahan ini dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai
isolator, atau penghambat mengalirnya arus listrik. Isolator berguna pula sebagai
penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus
mengalir ke luar atau antara konduktor. Istilah ini juga dipergunakan untuk
menamai alat yang digunakan untuk menyangga kabel transmisi listrik pada tiang
listrik. Bahan baku keramik yang digunakan dalam penelitian ini terpilih dari
berasal dalam negeri dan menggunakan peralatan dan metode pengolahan bahan
umum biasa digunakan pada industri keramik. Teknologi pengolahan yang
digunakan merupakan teknologi umum dalam pembuatan keramik dan sering
dipakai. Ada beberapa inovasi dalam pengolahan bahan terutama dalam
memperbaiki kualitas bahan baku. Misalnya dalam proses pengolahan bahan
mentah ditambahkan peralatan penangkap material mengandung logam dengan
saringan magnet dan memperketat pengawasan bahan serta proses pencampuran.
Penggunaan saringan magnet ditujukan agar kandungan logam pada bahan
mentah akan dapat diminimalisir. Selanjutnya dilakukan proses pengolahan basah,
pencampuran bahan uji dan Tahapan akhir membuat serta mencetak dimensi
benda uji sesuai kebutuhan penelitian laboratorium kemudian dikeringkan untuk
siap proses pembakaran. Oleh karena itu tahapan awal bahan baku keramik yang
akan diolah perlu upaya perbaikan kualitasnya. Untuk memberikan gambaran
kualitas isolator yang akan dibuat maka komposisi yang dibuat disesuaikan
dengan kekuatan badan isolator keramik.
BAHAN DAN METODE

4
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk
berbagai aplikasi termasuk. Sifat-sifat keramik umumnya seperti : sifat mekanik,
sifat thermal, sifat elektrik, sifat optik, sifat kimia, sifat fisik dan sifatnya dapat
magnetik dan non-magnetik . Sifat-sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas
dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam. Ukuran butir
mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran
butir yang halus (dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan
ketangguhannya. Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya
digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk :
 Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
 Tahan korosi.
 Sifat listriknya dapat insulator,semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor
 Sifatnya dapat magnetik dan nonmagnetic
 Keras dan kuat, namun rapuh.4).
Metode atau pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan kajian ini adalah
dengan melakukan:
1. Studi pendahuluan meliputi : pengumpulan data dari berbagai literatur,
jurnal, artikel-artikel,standar pengujian dan data yang dipublikasi oleh
lembaga perguruan tinggi atau institusi terkait misalnya Kementerian /
Dinas Energi Sumberdaya Mineral, Balai Besar Keramik Bandung -
Kementerian Perindustrian, Badan Pusat Statistik dan lain-lain.
2. Pembuatan dan pengolahan bahan baku untuk pembuatan benda uji bahan
keramik isolator. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain
dengan persiapan bahan baku dan melakukan proses pengolahan dan
pembuatan benda uji. Persiapan bahan dimulai dengan pemilihan bahan
keramik (kaolin,felspar, ball clay, kuarsa, alumina) kemudian menentukan
komposisi bahan uji dengan pertimbangan sifat, kualitas yang selama ini
diketahui. Pada tahapan ini komposisi badan (bodi) benda uji yang akan
diteliti yaitu bodi keramik alumina. Bahan baku dari lokal seperti kaolin
berasal dari lokasi di Pulau Bangka dan Belitung, ball clay yang digunakan
berasal dari Kalimantan, felspar dari Sumatera Utara. Pada penelitian ini
bahan baku yang masih diimpor adalah alumina. Benda uji yang dibuat
terdiri atas beragam komposisi dan berbagai macam bentuk yang berbeda.
Proses pengolahan bahan ini dilakukan untuk membuang mineral
pengganggu seperti mineral pengotor yang ada di bahan baku keramik.
Tahapan pengolahan bahan mentah meliputi :
 Pemilihan bahan dan penimbangan bahan mentah keramik.
 Dimasukkan dalam Penggiling.
 Tambahkan air sehingga membentuk suspensi dengan 30-40 % kadar
padatan

5
 Diaduk hingga rata sehingga bahan tepung menjadi suspensi.
 Disaring secara basah dengan ayakan 100 mesh untuk menyaring kotoran
dan bahan organik.
 Disaring dengan saringan magnet yaitu magnetik ferro filter.
 Massa suspensi kemudian diendapkan. Pengeringan bahan keramik terolah
selama 24 jam.
 Bahan keramik terolah di padatkan dengan filter press.
 Pencetakan benda Uji sesuai denga
 kebutuhan pengujian (kuat tembus, kuat
 tekan dan kuat lentur (bengkok) .
 Benda uji dikeringkan.
 Proses akhir benda uji untuk pengujian
 kelistrikan (kuat tembus) dibakar.
Metode dipilih dalam pengolahan bahan keramik yaitu menggunakan proses
pemisahan dengan cara basah dan kering.

2.2. Pembuatan dan Karakterisasi Serbuk Piezoelektrik


PENDAHULUAN

Pengaruh penambahan elemen lain secara subtitusi (dope) pada pembuatan


keramik PZT telah banyak dipelajari, dimana jenis substitutornya (dopand)
terbagai menjadi dua tipe". Tipe dopant yang pertama adalah sebagai aseptor yang
mempunyai karakter menaikkan coercive fiels, electrical, dan faktor qualitas
mekanik. Tipe yang kedua adalah sebagai donor yakni atomatom lantanida dan
tanah jarang, yang mempunyai tendensi menaikkan konstanta dielektrik dan
menurunkan coercive field. Efek dopant dinyatakan atas dasar kompensasi
kekosongan dalam lattice perovskite. Fungsi dari penambahan elemen dopant
dalam senyawa PZT sangat diperlukan didalam aplikasinya pada pembuatan
memori ferroelektrik, karena dapat memberikan coercive fieldnya yang rendah,
dan kecepatan aging dielektriknya lebih lambat dibanding dengan PZT tanpa
dope.

6
Diantara donor dopant, lantanida (yakni La dan Nb) mempunyai efek yang
spesifik, yang dihasilkan pada sifat-sifat material PZT. Atom La mempromosikan
pertumbuhan butir yang seragam, kekompakan yang homogeny dan fasa tunggal
dan mikrostruktur yang bebas dari pori-pori dalam keramik PZT4) Penambahan
atom Nb dalam keramik PZT akan menaikkan konstanta dielektrik, menghalangi
pertumbuhan butir dengan merintangi mobilitas batas butir dan menaikkan poses
sinter.
Di sisi lain parameter yang perlu diperhatikan dalam pembutan keramik ini
adaIah ukuran partikel dari serbuk materialnya. Karena ukuran partikel yang kecil
umumnya menunjukkan reaktifitas kimia clan termal yang tinggi. Oleh karena itu
untuk membuat material yang mempunyai berat jenis yang tinggi harus dibuat dari
bahan dasar yang mempunyai ukuran kristal keciI. Jadi teknik pembuatan yang
clapat menghasilkan material dengan kemumian yang tinggi dan serbuk yang
halus adalah sangat diperlukan. Kemumian yang tinggi dari serbuk submicron
kerarnik merupakan bagian yang menarik pada pembuatan material ferrolektrik,
piezoelektrik dan elekro-optik yang kompak.
Pembuatan sebuk PZT dengan proses kimia dapat menghasilkan material yang
lebih halus, sehingga prosesnya akan lebih mudah dibanding pencampuran serbuk
oksida, sebab pada skala serbuk sub-micron, ukuran partikel yang lebih kecil
mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk membentuk agregat selama
kalsinasi. Partikel agregat ini mernpermudah terbentuknya material yang kompak
dan seragam, ukuran pori-pori yang kecil, dan dengan perlakuan sinter pada suhu
yang relatif rendah akan didapat berat jenis relatif 100%. Metocla yang dipilih
untuk diteliti adalah dekomposisi hidrolisa dimana metoda ini telah dilaporkan
lebih unggul dari pada metodadekomposisi terrnal yang merupakan metode
tradisional. Keunggulan metada dekomposisi hidrolisa adalah :
1. Serbuk ferroelektrik dengan komposisi stoikiometri yang tepat siap
diperoleh.
2. Serbuk yang halus dengan campuran yang seragam mudah terenclapkan.
3. Kontaminasi dapat dihindari sehingga menghasilkan serbuk dengan
kemurnian yang tinggi.
Perbandingan sifat-sifat endapan PZT dan PNZT yang dibuat dengan larutan
alkoksicla dan dengan metoda konvensional dari campuran oksida untuk dapat
dipilih metoda yang unggul dalam pembuatan bahan ferroelektrik.

Pembuatan contoh :
Timbal Zirkonat titanat dibuat dengan dua macam metoda yang berbeda,
yaitu:
1. Pengendapan dari campuran metal alkoksida.
Bahan dalam bentuk alkoksida mudah terhidrolisa sehingga pelarut yang
dipakai harus bebas air. PZT 55\45 dibuat dengan melarutkan metal alkoksida
dalam etanol, direflux dan diaduk pada suhu 76°C selama I jam Alkoksida

7
yang digunakan adalah timbal iso propoksida Pbi iso- OC3H7)4' Zirkonium
tetranormal butoksidaZr(OC4H9)" clan tetra isopropil orto titanat Ti
[(CH3):CHol.. Reaksi pengendapan dilakukan dalam tabung reaksi gelas
dengan menggunakan mantel pemanas. Tube Kalsium dimasukkan kedalam
reflux kondensor untuk menjaga clari kotoran yang masuk pacla tabung reaksi.
Konsentrasi dari PZT ditentukan sebesar 0.08 M. Kemudian dilakukan
penambahan air yang telah dicampur dengan etanol/air (I 0% wt. air) berlebih
10 kali clari stoikiometri yang diperlukan. Penambahan etanoll air perlahan-
lahan ke dalam campuran alkoksida, setelah itu pengadukan dilanjutkan
selama 1 jam,kemudian suhu diturunkan sampai pada suhu kamar dan endapan
didiamkan selama 24 jam. Endapan yang terjadi disaring dan dicuci dengan
etanol, kemudian dikeringkan pada suhu 80°C selama 12jam. Pencucian
endapan dengan air dihindari sebab tegangan muka air yang relatif tinggi
dapat mengakibatkan agiomerisasi dari endapan. PNZT dibuat dengan
mendope 2 mol% Nb pasa PZT 55/45 dengan cara menambahkan Nb.O, pada
campuran alkoksida. Endapan yang diperoleh kemudian dikeringkan.
2. Kalsinasi konvensional dari campuran oksida.
Campuran timbal oksida, zirkonium dan titanium oksida dengan perbandingan
molar 1:055: 045 untuk Pb:Zr:Ti dilakukan dengan "wet ball milled" dalam
etanol selama 6 jam, disaring, dikeringkan pada suhu 80°C selama 12 jam dan
kemudian dihaluskan kembali. Carnpuran oksida itu kemudian dikalsinasi
dalam udara pada 600oe, 8000e dan 9000e masing-masing selama 2 jam.
Contoh serbuk PZT dan PNZT kering yang telah dibuat dan metode
pembuatannya dijelaskan dalam tabel 1 berikut:

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk benda uji bahan keramik listrik porselen yang menjadi tujuan
penelitian memerlukan bahan mentah yang sesuai atau memenuhi persyaratan
sebagai jenis badan porselen. Peranan bahan mentah keramik dalam pembuatan
produk badan keramik porselen perlu ditinjau dari dua langkah yaitu :Bahan-
bahan komposisi campuran perlu dibentuk menjadi badan porselen. Dan bahan
campuran dirubah menjadi porselen melalui pembakaran, sementara bentuk tetap
dipertahankan.
Serbuk endapan yang dibuat dari campuran alkoksida adalah mempunyai
ukuran partikel yang kecil dan seragam dengan energi permukaan yang tinggi.
Efek penambahan Nb tidak begitu berpengaruh terhadap ukuran kristal, ukuran
partikel dan be rat jenis. Serbuk endapan yang dibuat dari campuran alkoksida
yang telah dikalsinasi pada 500°C selama 6 jam, dan selanjutnya disinter dalam
udara pada 12000C selama I jam memberikan berat jenis yang tinggi ,
diperkirakan 95% dari berat jenis teoritis.

9
DAFTAR PUSTAKA
Tursiloadi,Silvester.1998. Pembuatan dan Karakteristik Serbuk Piezoelektrik
Pb(Zr,Ti)O₃ tanpa subtitusi dan dengan Nb subtitusi.Vol.8 No.1-2.
Garinas, Wahyu. 2016. Proses Pembuatan Dan Pengujian Benda Uji Keramik
Untuk Bahan Baku Isolator Listrik Keramik Porselen. Jurnal M.P.I. Vol 10 (3).
ISSN: 1411-1098.
Abdul, S., Perbandingan Tegangan Tembus Media Isolasi Udara Dan Media
Isolasi Minyak Trafo Menggunakan Elektroda Bidang-Bidang ,Jurusan Teknik
Elektro, F.T., Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai